Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

Perpindahan
Panas
Alat Penukar Kalor Shell &
Tube

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

10
Teknik Teknik Mesin 13029 Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir

Abstract Kompetensi
Alat Penukar Kalor (APK) jenis shell & tube Materi yang dibahas di sini adalah tentang
merupakan APK yang paling banyak penerapan prinsip-prinsip perpindahan
dipergunakan pada banyak instalasi energy dalam bentuk panas atau kalor
industry, berkat kesederhanaan pada peralatan penukar kalor, yang
konstruksinya dan keandalannya dalam kemudian dapat dipergunakan untuk
bekerja dengan beberapa jenis fluida melakukan perancangan alat penukar kalor
kerja.Pemahaman tentang alat tersebut (APK) jenis shell & tube serta mengevaluasi
menjadi penting apabila kita ingin performancenya
berkontribusi terhadap upaya penghematan
energi.
MODUL - 10

Alat Penukar Kalor Shell & Tube


Alat Penukar Kalor (APK) jenis shell & tube merupakan APK yang paling banyak
dipergunakan pada banyak instalasi industry, berkat kesederhanaan konstruksinya dan
keandalannya dalam bekerja dengan beberapa jenis fluida kerja. Alat tersebut merupakan
bagian dari berbagai komponen pada sebuah instaasi proses industri yang berfungsi
sebagai tempat transfer energi dalam bentuk panas (kalor) dari suatu sumber (aliran fluida)
ke sumber yang lain. Pada instalasi pembangkit daya, atau pada instalasi mesin
pengkondisian udara, atau pada instalasi pemrosesan gas, APK dapat berfungsi sebagai
alat pemanas, alat pendingin, alat pengembun, atau alat penguap, sebagai heater, cooler,
kondensor, evaporator, boiler, atau oven. Peralatan tersebut merupakan komponen yang
sangat vital, karena tanpa adanya alat tersebut beragam proses industry tidak dapat
berlangsung.

Konsumsi energy di sector industry telah demikian tinggi dan semakin meningkat dari tahun
ke tahun. Pada saat yang sama, biaya energy atau harga bahan bakar semakin tinggi.
Dalam menghadapi situasi seperti itu yang harus dilakukan adalah, selain memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap pemanfaatan energy baru dan yang terbarukan,
memobilisasi upaya penghematan energy di semua sector kehidupan. Di sector industry,
upaya tersebut dapat dilakukan melalui pengembangan teknologi yang dapat meningkatkan
efisiensi atau performance peralatan yang telah ada, mengurangi atau memanfaatkan
energy buangan industry, memelihara performance system yang sama namun dengan
konsumsi bahan bakar yang lebih sedikit.

Pengembangan teknologi peralatan penukar kalor pada umumnya bertujuan untuk


memperbaiki kualitas design dan/atau meningkatkan performancenya agar system dapat
bekerja lebih efisien. Hal tersebut dilakukan dalam rangka berkontribusi terhadap upaya-
upaya penghematan dan konservasi energy pada instalasi industry.

Materi yang dibahas di sini adalah tentang penerapan prinsip-prinsip perpindahan energy
dalam bentuk panas atau kalor pada peralatan penukar kalor, yang kemudian dapat
dipergunakan untuk melakukan perancangan alat penukar kalor (APK) jenis shell & tube
serta mengevaluasi performancenya.

Tujuan Pembelajaran :

1 Alat Penukar Kalor Double Tube


10 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Setelah mempelajari dan memahami materi yang dibahas di sini anda diharapkan mampu
melakukan perhitungan perancangan sebuah alat penukar kalor jenis shell & tube dan
kemudian melakukan analisis factor-faktor yang berpengaruh terhadap dimensi utama APK

1. Konstruksi APK Shell & Tube


Selain biasa dipergunakan sebagai alat condenser, steam generator, water heater pada
berbagai instalasi industri energi dan industri proses lainnya APK shell & tube juga banyak
dipergunakan pada instalasi pembangkit tenaga panas bumi, instalasi mesin-mesin AC dan
mesin-mesin pendingin.

Salah satu keunggulan APK ini adalah memiliki angka perbandingan yang tinggi antara luas
permukaan perpindahan panas total dengan bobot mesin. Selain fleksibel dapat
menggunakan beragam jenis fluida kerja, APK ini juga mudah dalam proses cleaning dan
maintenance. Fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk design APK juga telah banyak
tersedia di lingkungan industri, sehingga memudahkan dalam hal perancangan dan
pembuatannya.

Komponen utama APK ini adalah seberkas tube (pipa) yang tersusun sedemikianrupa dalam
bentuk bundle, dan terselubungi oleh bagian shell. Di dalam shell dipasangi beberapa baffle

1 Alat Penukar Kalor Double Tube


10 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
untuk memungkinkan aliran di dalam shell seefektif mungkin berkontak dengan permukaan
tube sehingga laju pertukaran energi panasnya optimal. Bagian depan dan bagian belakang
APK ditutupi oleh komponen Front-end head dan Rear-end Head.

Aliran di dalam tube bundle dapat terdiri dari 1 pass saja, 2 passes, 4 passes, dan
seterusnya sesuai dengan kebutuhan fungsi yang akan diembannya. Tube yang biasa
dipergunakan dapat berukuran ¼”, ½”, 1”, 2”, dan seterusnya dengan ketebalan tertentu
sesuai dengan standar.

1 Alat Penukar Kalor Double Tube


10 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tube-tube tersebut biasanya disusun menurut bentuk sudut 30 o, 45o, 60o atau 90o. Masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri.

2. Performance termal APK shell


& tube
Beban kalor di dalam APK dapat dievaluasi melalui penerapan balans energy pada aliran
fluida panas, dan/atau dari aliran fluida pendinginnya. Pada indirect heat exchangers, proses
pertukaran energi panas di dalam APK berlangsung dari aliran fluida panas ke aliran fluida
yang lebih dingin melewati suatu dinding pemisah padat.

Dalam keadaan stasioner atau aliran steady, apabila fluida pada aliran tersebut tidak
mengalami perubahan fasa, kemudian perubahan energi kinetic dan energi potensial aliran
fluida kerja dianggap kecil, maka besarnya laju energi panas yang dilepaskan oleh aliran
fluida panas, qh (W) dapat dihitung, menggunakan persamaan :

qh  mh c p ,h (Th ,i  Th ,o ) (10.1)

Dengan : mh laju aliran massa fluida panas (kg/s), cp,h konstanta panas fluida panas pada
tekanan konstan (J/kg.K), Th,i temperatur aliran fluida panas masuk APK (K), Th,o temperatur
aliran fluida panas keluar APK (K).

1 Alat Penukar Kalor Double Tube


10 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sedangkan apabila terjadi perubahan fasa fluida pada aliran tersebut maka :

qh  mh (hh ) (10.2)

Di sini ∆hh (J/kg) adalah beda entalpi pada aliran fluida panas.

Pada saat yang bersamaan, besarnya laju energi panas yang diterima oleh aliran fluida
dingin, qc (W) apabila fluidanya tidak mengalami perubahan fasa dapat dihitung
menggunakan persamaan :

qc  mc c p ,c (Tc ,i  Tc ,o ) (10.3)

Dengan : mc laju aliran massa fluida dingin (kg/s), c p,c konstanta panas fluida dingin pada
tekanan konstan (J/kg.K), Tc,i temperatur aliran fluida dingin masuk APK (K), Tc,o temperatur
aliran fluida dingin keluar APK (K).

Apabila terjadi perubahan fasa fluida pada aliran tersebut maka :

qc  mc ( hc ) (10.4)

Di mana ∆hc (J/kg) adalah beda entalpi pada aliran fluida panas.

Selanjutnya, apabila APK diisolasi sehingga keadaan system adiabatic, dalam hal ini
kerugian energy panas ke sekeliling dianggap kecil, maka besarnya beban kalor yang
bekerja pada APK sama dengan qh = qc = q

Luas permukaan perpindahan panas total yang diperlukan bagi sebuah APK dapat
ditentukan harganya melalui persamaan bagi laju pertukaran energi panas di dalam APK :

Q  UAtot Tm ,ST (10.5)

Atau,

Q
Atot  (10.6)
UTm , ST

Luas permukaan perpindahan panas total tersebut merupakan jumlah dari luas permukaan
bagian luar semua tube yang ada di dalam APK :

Atot  d o LN t (10.7)

1 Alat Penukar Kalor Double Tube


10 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dengan :

do : diameter tube bagian luar

Nt : jumlah tube yang diperlukan

L : panjang tube, atau panjang efektif alat penukar kalor

Sementara itu, Beda temperatur rata-rata logaritmik shell & tube :

Tm , ST  Fc  Tm , CF (10.8)

Di mana:

Fc adalah faktor koreksi, yang umumnya bagi APK shell & tube harganya di sekitar 0,90

Beda temperatur rata-rata logaritmik counter flow :

T1  T2
Tm ,CF 
 T  (10.9)
ln 1 
 T2 

dengan :

T1  Tho  Tci

T2  Thi  Tco

3. Perancangan awal APK shell &


tube
Perhitungan design awal sebuah APK shell & tube umumnya memiliki tujuan utama untuk
memperkirakan besarnya dimensi utama APK, yang berupa luas permukaan perpindahan
panas totalnya. Dari besaran tersebut, untuk ukuran tube tertentu yang kita pilih, kemudian
kita dapat menentukan jumlah tube serta diameter shell APK yang diperlukan. Setelah
besarnya beban kalor dan beda temperature rata-rata telah dapat diperkirakan biasanya
langkah berikutnya adalah menentukan besarnya koefisien perpindahan panas global (Uo).

1 Alat Penukar Kalor Double Tube


10 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada perancangan konvensional, harga koefisien perpindahan panas global (Uo) tertentu
dipilih terlebih dahulu dari standar yang biasa dipergunakan oleh para perancang APK
sesuai dengan jenis kedua fluida kerjanya. Harga tersebut kemudian dipergunakan untuk
menentukan luas permukaan perpindahan panas yang diperlukan. Setelah besarnya
dimensi utama APK sementara diketahui, harga koefisien yang dipilih tersebut perlu dihitung
ulang untuk dikonfirmasi apakah merupakan harga yang paling baik untuk spesifikasi design
yang diberikan.

Dari harga luas permukaan perpindahan sementara yang diperoleh, berdasarkan harga
koefisien U yang dipilih, kemudian dipilih atau ditentukan ukuran tube (diameter, panjang
tube, dan/atau jumlah tube) yang akan dipergunakan di dalam APK.

Selanjutnya, berangkat dari dimensi utama sementara yang ditetapkan (diameter, panjang
tube, danjumlah tube) koefisien perpindahan panas global sebenarnya (U) dihitung kembali
menggunakan persamaan :

1 1 ln(do / di ) 1 R R
    fi  o (10.10)
UAo hi Ai 2kL ho Ao Ai Ao

Untuk keperluan tersebut maka kita terlebih dahulu musti menghitung masing-masing
besarnya koefisien perpindahan panas konveksi masing-masing fluida kerja di dalam shell
dan di dalam tube, koefisien perpindahan panas konduksi pada dinding pemisah, juga
memperhitungkan factor fouling yang sesuai dengan fluida kerja yang dipergunakan.

Bagi sebuah APK, hubungan antara heat exchanger over surface, OS dengan koefisien
perpindahan panas global diberikan oleh persamaan :

Af Uc
OS    1  U c .R f (10.11)
Ac Uf

Di mana Uc koefisien perpindahan panas global saat permukaan APK dalam keadaan clean,
dan ∑Rf factor fouling total bagi kedua fluida kerjanya.

Setelah harga luas permukaan perpindahan panas diperoleh maka kita dapat
memperkirakan besarnya Diameter shell Ds yang diperlukan menggunakan persamaan
berikut [1] :

0,5 0,5
 CL   Ao PR 2 d o 
Ds  0,637    (10.12)
 CTP   L 

1 Alat Penukar Kalor Double Tube


10 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dengan :

PR adalah jarak antar tube per diameter luar tube

Ao luas permukaan perpindahan panas total

do dan L masing-masing diameter luar dan panjang tube

Sementara itu, CL adalah konstanta susunan tube, dan CTP adalah konstanta jumlah tube
pass.

Harga CL = 1 untuk susunan tube 90 o dan 45o, dan CL = 0,87 untuk susunan tube 30 o dan
60o.

Sedangkan,

CTP = 0,93 apabila jumlah lintasan aliran fluida di dalam tube adalah satu (one tube pass)

CTP = 0,90 untuk two tube passes dan

CTP = 0,85 untuk three tube passes

Selanjutnya, jumlah tube yang diperlukan di dalam shell, Nt dapat dihitung melalui
persamaan [1]:

 CTP  Ds 
2
Nt  0,785  (10.13)
 CL  PR do 
2 2

Contoh penerapan :

Dalam soal ini kita akan merancang sebuah APK shell & tube, dengan tujuan utama
menentukan besarnya diameter shell dan jumlah tube yang diperlukan bagi psesifikasi
design berikut :

APK akan berfungsi sebagai water heater, memanaskan aliran air dengan laju aliran massa
tertentu dari 20 oC menjadi 36 oC.

Bagi keperluan tersebut tersedia 4,5 kg/s aliran oli panas pada temperatur 160 oC, dan
diharapkan temperaturnya 100 oC saat meninggalkan APK.

1 Alat Penukar Kalor Double Tube


10 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tube yang akan dipergunakan adalah tube berukuran 3/4” standar, dengan panjang 4,8 m
karena keterbatasan ruang yang tersedia. Jumlah lintasan aliran air pendingin di dalam tube
adalah 1 pass. Bentuk susunan tube yang akan dibuat adalah bentuk 45o.

Dalam perancangan ini, diasumsikan besarnya koefisien perpindahan panas global dalam
keadaan “clean” adalah 325 W/m2K, dan dalam persoalan ini kita anggap APK memiliki over
design, OS = 30%

Data sifat-sifat fisik fluida oli panas dan air pendingin diberikan pada gambar di bawah ini.

1 Alat Penukar Kalor Double Tube


10 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

Langkah 1 : hitung besarnya beban termal di dalam APK

Langkah 2 : hitung besarnya laju aliran massa air pendingin yang mengalir di dalam APK

Langkah 3 : hitung besarnya beda temperatur rata-rata logaritmik di dalam APK shell & tube

Langkah 4 : dengan harga over design dan koefisien perpindahan panas “clean” yang telah
ditetapkan, hitung besarnya koefisien perpindahan panas global dalam kondisi “fouled” di
dalam APK

Langkah 5 : hitung besarnya luas permukaan perpindahan panas total yang diperlukan di
dalam APK

Langkah 6 : hitung besarnya diameter shell dan jumlah tube di dalam APK

Perbandingan hasil perancangan dengan batasan perancangan yang berbeda-beda

Pada perhitungan perancangan di atas kita memilih besarnya koefisien perpindahan panas
global dalam keadaan “clean” adalah 325 W/m2K, dan dalam persoalan ini kita anggap APK
memiliki over design, OS = 30% dan hasil perhitungan memberikan data di mana jumlah
tube yang diperlukan bagi APK adalah sebanyak 89 tubes dan APK musti memiliki diameter
shell sebesar 0,262 m atau 26,2 cm.

Selanjutnya untuk menilai apakah hasil perhitungan perancangan tersebut di atas adalah
yang paling baik maka kita dapat melakukan perhiitungan yang sama dengan menggunakan
data OS dan Uc yang berbeda, dan hasil-hasilnya kemudian kita perbandingkan dengan
hasil tersebut di atas.

1 Alat Penukar Kalor Double Tube


10 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam hal ini kita dapat saja, misalnya, memilih kondisi perancangan sebagai berikut :

Perhitungan No. OS Uc (W/m2K)

1 1,3 325

2 1,3 350

3 1,2 325

4 1,2 350

Dari hasil perbandingan di antara beberapa hasil perhitungan tersebut selanjutnya kita dapat
menilai kondisi perancangan mana yang memberikan hasil yang paling ekonomis, yaitu
yang memberikan dimensi utama yang paling kecil.

Perhitungan No. OS Uc (W/m2K) Jumlah tube Diameter


shell ( m )

1 1,3 325 89 0,262

2 1,3 350 83 0,253

3 1,2 325 82 0,252

4 1,2 350 76 0,243

1 Alat Penukar Kalor Double Tube


10 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dari keempat hasil perhitungan di atas, apabila kita perbandingkan jumlah tube yang
diperlukan APK maka hasil perhitungan tersebut di atas menunjukkan bahwa perhitungan
No. 4 (lihat gambar di bawah ini) , yaitu perhitungan perancangan dengan menggunakan OS
= 1,2 dan Uc = 350 W/m2K, memberikan hasil jumlah tube yang paling sedikit, berarti yang
paling ekonomis dibandingkan dengan ketiga kondisi perancangan lainnya.

Sementara itu apabila kita amati besaran diameter shell hasil perhitungan (lihat gambar di
bawah ini) maka dapat kita simpulkan bahwa hasil rangkaian perhitungan di atas juga
menunjukkan bahwa perhitungan No. 4, yaitu perhitungan perancangan dengan
menggunakan OS = 1,2 dan Uc = 350 W/m2K, memberikan hasil diameter shell yang paling
kecil yaitu 24,3 cm, berarti yang paling ekonomis dibandingkan dengan ketiga kondisi
perancangan lainnya.

1 Alat Penukar Kalor Double Tube


10 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Incropera, F.P and De Witt, D.P, 1990, “Fundamentals of Heat & Mass Transfer”, 3th
ed., John Wiley & Sons, New York

2. Arthur P. Fraas, 1989, “Heat Exchanger Design Handbook”, 2nd edition, John Wiley &
Sons, New York

1 Alat Penukar Kalor Double Tube


10 Chandrasa Soekardi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai