W =..A . 60 (kg/menit)
A =.
= 3,14 x
= 0,00024 m2
= 0,9262233
Qs = (m3/menit)
udara (
= 0,893293
Lad = x . (kW)
= x .
= 0,373 kW
=1x + 1.033 x
= 20330 kg/
4. Efisiensi adiabatic
(%)
= 0,2742
= 27,42%
Ls = Nm x m (kW)
=1,6 x (85/100)
= 1,360 kW
5. Efisiensi volumetric
(%)
= 0,7288
= 72,88 %
Qth = Vc x Nc
= 4,3116 x x 927,5
= 0,4
Vc = x Dc x Lc x nc
= x x 0,065 x 2
= 4,3116 x
Dimana:
T = 273 + ts (K)
= 273 + 29
= 302 K
= (760 x 13,6
= 0,76 x 13,6
= 10,336 (m O)
P = .g.Ps [
air
Dari grafik hubungan kapasitas aliran udara pada sisi isap terhadap
tekanan buang kompresor dapat diketahui bahwa setiap kenaikan nilai
tekanan kompresor maka kapasitas aliran udara pada sisi isap semakin
Qs = (m3/menit)
Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa nilai kapasitas aliran massa udara
sisi isap (Qs) berbanding lurus dengan nilai kapasitas aliran massa udara
lewat orifice (W). Sehingga seiring menurunnya nilai W, maka nilai Qs juga
menurun. Menurunnya Qs ini disebabkan karena kerja kompresor yang
semakin berat akibat tertahan oleh tekanan udara dari dalam tangki. Sehingga
udara yang dihisap torak pun turut menurun.
penyimpanan pada grafik ini dimana nilai efisiensi setelah tekanan 20000
kg/m2 terjadi penurunan hingga mencapai nilai efisiensi 29.16% hal ini terjadi
di karenakan nilai Ls yang melebihi nilai dari Lad.