Disusun oleh:
Kelompok 1
Pradika Agung Santri (062040412314)
Kelas : 3EGD
Tugas 3
Alat penukar kalor yang digunakan di pabrik (industri)
PT. Pupuk Kujang
digunakan untuk memindahkan panas antara dua buah fluida atau lebih
kedua fluida ini tidak mengalami kontak langsung. Kontak langsung alat
penukar kalor terjadi sebagai contoh pada gas kalor yang terfluidisasi dalam
Dalam penukar kalor yang paling sederhana, fluida panas dan fluida
yang lain kedua fluida itu terpisah oleh suatu dinding. Penukar kalor jenis ini,
diantaranya adalah :
lain-lain.
Fungsi alat penukar kalor yang dipergunakan di industri lebih diutamakan untuk
menukarkan energi dua fluida (boleh sama zatnya) yang berbeda temperaturnya.
kalor yang memisahkan kedua fluida atau secara kontak langsung (fluidanya
antara kedua fluida, dan sifat permukaan bidang perpindahan kalor yang
menukarkan energi dua fluida atau dua zat, namun jenisnya banyak sekali.
Hal ini terjadi karena biasanya desain penukar kalor harus menunjang fungsi
2. Berdasarkan Kontruksi
d. Konstruksi regeneratif
penukar kalor :
industri.
menurut tipe “stasionary head”, “shell” dan “rear head” kedalam tiga kode
huruf, yaitu :
dituntut untuk memiliki kinerja yang baik agar dapat diperoleh hasil yang
Salah satu karakteristik unjuk kerja dari penukar panas ini adalah efektivitas
kondisi tekanan relatif tinggi yang terdiri dari sebuah tabung (shell) yang di
perpindahan panas antar fluida secara konduksi dan konveksi pada bagian
Umumnya, aliran fluida dalam shell and tube heat exchanger adalah
baffle. Aliran cross flow yang didapat dengan menambahkan baffle akan
membuat luas kontak fluida dalam shell dengan dinding tube makin besar,
hambatan yang terjadi pada aliran yang melalui celah antar baffle menjadi
perpindahan panas yang terjadi kurang baik dan timbul bahaya kerusakan
2014)
Hal ini menunjukkan bahwa jarak antar baffle tidak boleh terlalu
dekat ataupun terlalu jauh, ada jarak tertentu yang optimal untuk heat
mempelajari pengaruh penggunaan baffle pada suatu shell and tube heat
Alat penukar kalor tipe ini adalah salah satu jenis alat penukar kalor
dipasangkan di dalam “shell” berbentuk silinder dimana dua jenis fluida yang
“tube” dan sisi “shell”. Alat penukar kalor tipe ini sering digunakan di industri
kimia. Satu fluida mengalir di dalam pipa, sementara fluida lain dialirkan
dalam shell. Agar aliran dalam shell turbulen dan untuk memperbesar
Konstruksi dari penukar kalor jenis ini sangat banyak. Salah satu
contohnya yaitu jenis dengan konstruksi “fixed tube sheet” artinya pelat
relatif antara satu sisi dengan sisi lainnya). (Wafi dkk, 2011)
Jenis yang lain adalah jenis “floating tube sheet” artinya salah satu
pelat pemegang pipa-pipa pada kedua ujung pipa dapat bergerak relatif
terhadap satunya karena tidak terjepit oleh flens (mengambang). (Wafi dkk,
2011)
Selain tipe tabung dan pipa masih ada jenis lain yang banyak pula
besar.
2. Mempunyai susunan mekanik yang baik dengan bentuk yang cukup baik
Gambar 2.9 Komponen alat penukar kalor tipe “shell and tube”
(Bizzy dan Setiadi, 2013)
1. Tube Outlet
Tube outlet adalah tempat keluarnya air bila tube telah penuh.
2. Shell Inlet
3. Baffles
tekanan dan suhu fluida. Disamping itu pengarutan arah aliran fluida
fluida sisi pipa tubing. Selain itu bagian ini juga berfungsi untuk
5. Tube Inlet
6. Shell Outlet
7. Shell
8. Tubes
HEAT EXCHANGER
pupuk urea. Dalam pembuatannya melibatkan tiga unit, yaitu unit Amonia,
unit Urea dan unit Utilitas. Unit amonia berfungsi untuk mengolah gas alam,
udara dan air untuk menghasilkan amonia yang digunakan sebagai bahan
baku dalam pembuatan urea. Unit urea sendiri dengan bahan baku amonia
mendukung proses unit urea dan unit amonia, maka dibutuhkan unit
pendukung yaitu unit utilitas. Unit utilitas terdiri dari unit water intake, unit
pengolahan air, unit air pendingin, unit pembangkit steam, unit pembangkit
listrik, unit pemisahan udara, unit udara instrumen dan udara pabrik, dan
sebuah alat penukar panas berupa heat exchanger. Ada banyak heat
pada alat heat exchanger 101 JCA/JCB yang berada di unit Amonia I B. Alat
tingkat kerusakan yang dialami oleh alat heat exchanger sehingga proses