Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR GOLONGAN UTAMA

KELOMPOK 5
1. Delta Delviana (06101182025014)
2. Devira Agustin (06101282025026)
3. Mutiara Ulul Azmi (06101282025038)

Dosen Pengampu :
Drs. H. K Anom W., M.Si. dan Maefa Eka Haryani, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
I. Judul :
Analisis Kadar Klorida dalam Air di Lingkungan Universitas Sriwijaya

II. Tujuan penelitian :


1. Untuk mengetahui kadar klorida yang terkandung dalam air di lingkungan Universitas
Sriwijaya.
2. Untuk mengetahui kualitas air di lingkungan Universitas Sriwijaya.

III. Manfaat penelitian :


1. Dapat mengetahui kadar klorida yang terkandung dalam air di lingkungan Universitas
Sriwijaya.
2. Dapat mengetahui kualitas air di lingkungan Universitas Sriwijaya.

IV. Dasar Teori :

Klorin atau klorida berasal dari bahasa Yunani "cholosos", yang berarti hijau pucat,
adalah unsur kimia dengan nomor atom 17 dengan symbol Cl. Gas klor berwarna kuning
kehijauan. Klorin adalah bahan kimia yang penting untuk beberapa proses penurunan air,
penjangkitan dan dalam pelunturan.
Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron
untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl-. Garam dari asam hidroklorida
HCl mengandung ion klorida; contohnya adalah garam meja, yang disebut Natrium
klorida dengan rumus kimia NaCI. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan
Cl-. Klorida dalam senyawa kimia, satu atau lebih atom klornya memiliki ikatan kovalen
dalam molekul. Ini berarti klorida dapat berupa senyawa anorganik maupun organik.
Hampir semua air alami mengandung ion klorida. Konsentrasinya bervariasi, tergantung
kandungan mineral bumi di berbagai daerah. Dalam jumlah kecil tidak berpengaruh.
Dalam konsentrasi tinggi, menyebabkan masalah. Biasanya konsentrasi klorida rendah.
Kadar rendah atau menengah dari senyawa ion tersebut menambah rasa segar pada air.
Pada kenyataannya, dibutuhkan karena alasan tersebut. Jumlah konsentrasi yang
berlebihan dari klorida akan membuat air jadi tidak enak diminum (Panjaitan, 2009).

Keberadaan ion Cl- dalam air akan berpengaruh terhadap tingkat keasinan air.
Semakin tinggi konsentrasi Cl-, berarti semakin asin air dan semakin rendah kualitasnya.
Besarnya kadar klorida dalam perairan sangat penting dalam berbagai aspek seperti dalam
penelitian-penelitian tenaga panas bumi, irigasi, industri, hidrologi, dll. Pada umumnya
adanya klorida dalam air menyebabkan air tersebut memiliki rasa asin (air seni
mengandung ± 400 mg/liter) (Karmono, 1987). Kebanyakan klorida larut dalam air, oleh
karena itu klorida biasanya hanya ditemui di kawasan beriklim kering, atau bawah tanah.
Klorida biasanya dihasilkan melalui elektrolisis natrium klorida yang terlarut dalam air.
Untuk menentukan atau mengukur jumlah (kadar) klorida dalam air, dapat menggunakan
titrasi argentometri.
Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari garam
yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Hal dasar yang diperlukan dari titrasi
jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran
ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang menggangu titrasi, dan titik akhir
titrasi yang mudah diamati.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara
titran dengan analit. Sebagai contoh yangbanyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl
dimana ion Ag+ darititran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam
yang tidak mudah larut AgCl.
Metode-metode dalam titrasi argentometri antara lain metode Mohr, Valhard, K.
Fajans dan liebieg. Metode mohr yaitu metode yang digunakan untuk menetapkan kadar
klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan
penambahan kalium kromat dengan indikator.
Titik akhir argentometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan antara sepasang
mikroelektrode perak dalam larutan analit. Sedangkan titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia, biasanya terdiri dari perubahan warna/muncul tidaknya kekeruhan dalam
larutan yang dititrasi. Syarat indikator untuk titrasi pengendapan analog dengan indikator
titrasi netralisasi, yaitu :
1. Perubahan warna harus terjadi terbatas dalam range pada p-function dari
reagen/analit.
2. Perubahan Warna harus terjadi dalam bagian dari kurva titrasi untuk analit.

V. Alat dan Bahan :


Alat :
1. pH meter
2. Corong gelas,
3. Erlenmeyer 250 ml
4. Buret 50 ml
5. Statif
6. Pipet volume 25 ml
7. Labu takar 50 ml
Bahan :
1. K2CrO4 5%
2. AgNO3 0,0095 N
3. NaCl 0,01 N
4. NaOH 1 N
5. H2SO4 1 N
6. 3 sampel air
VI. Prosedur Percobaan :
1. Sebanyak 25 mL sampel air minum dan air PDAM diambil menggunakan pipet
volume 25 mL dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.
2. Kemudian ukur pH dari masing-masing sampel air.
3. Apabila sampel tidak berada dalam kisaran pH 7-10, maka ditambahkan H 2SO4 1 N
atau NaOH 1 N sampai pada kisaran pH 7-10.
4. Analisis kadar klorida menggunakan titrasi argentometri teknik Mohr.
5. Sebanyak 0,5 mL indikator K2CrO4 5% ditambahkan ke dalam sampel dan dilakukan
titrasi menggunakan perak nitrat (AgNO3) 0,0095 N sampai timbul warna kuning
kemerah-merahan dan dicatat volume titran yang digunakan.
6. Selanjutnya, dilakukan titrasi blanko dengan air suling sebanyak 25 mL dengan
perlakuan sama dengan sampel.
7. Pengukuran masing-masing sampel dilakukan pengulangan sebanyak dua kali.
8. Kemudian dihitung kadar klorida (Cl-) dalam sampel air minum dan air PDAM.

Anda mungkin juga menyukai