Anda di halaman 1dari 18

Pendahuluan

Pada tahun 1855, metode perengkahan petroleum ditemukan oleh prof.


Benjamin silliman dari Univesitas Yale. Metode cracking pertama kali ditemukan
oleh vladimir Shukov pada tanggal 27 November 1891. Perengkahan secara
katalitik didasarkan pada proses yang diperkenalkan oleh Alex Golden Oblad
sekitar tahun 1936.
Pada geologi minyak bumi dan kimiawi, perengkahan adalah proses dimana
molekul organik komplekx terkonversi menjadi molekul sederhana (contoh :
hidrokarbon ringan) dengan cara pemutusan ikatan rangkap C=C pada awalnya.
laju perengkahan dan produk akhir sangat dipengaruhi oleh temperatur dan
keberadaan katalis.
Dalam proses perengkahan penyulingan minyak digunakan produksi
produk ringan ( seperti LPG dan bensin ) dari fraksi distilasi minyak murni yang
lebih berat dan residu seperti gas oil. perengkahan katalitik fluida (fluid catalytic
cracking, FCC) memproduksi hasil yang tinggi dari bensin dan LPG. sekarang ini
thermal cracking banyak digunakan untuk mengupgrade fraksi yang sangat berat
atau untuk memproduksi fraksi berat atau distilasi, bahan bakar dan kokas
petroleum. dua hal yang penting dari thermal cracking dalam hal range produk
diwakili oleh proses temperatur tinggi yang disebut steam cracking atau pirolisis (
750-900 C, bahkan lebih) yang mena memproduksi etilen berharga dan umpan
lainnya untuk industri petrokimia dan temperatur lunak meperlambat pembuatan
kokas.

Perengkahan

Perengkahan adalah proses dimana molekul organik kompleks terkonversi


menjadi molekul sederhana (contoh : hidrokarbon ringan) dengan cara pemutusan
ikatan rangkap C=C pada awalnya. Laju perengkahan dan produk akhir sangat
dipengaruhi oleh temperatur dan keberadaan katalis. Proses perengkahan ada 2 jenis
yaitu ; perengkahan termis dan perengkahan katalis.
Perengkahan Katalis
Definisi Proses Perengkahan Katalis
Perengkahan katalis adalah suatu proses pengilangan minyak yang merubah
hidrokarbon bukan gasolin yang mempunyai titik didih tinggi menjadi
komponen-komponen gasoline yang mempunyai titik didih rendah. Katalis yang
digunakan dapat berupa katalis buatan atau yang aktif secara alami, yang
mengandung alumina silica atau magnesia silica dalam bentuk butiran (bead), pellet,
atau mikro-sperikal yang halus seperti bubuk.. katalis dapat ditempatkan pada fixed
bed, moving bed atau fluidized bed.

Untuk komposisi katalis yang sejenis dan kondisi perengkahan yang


sama,maka katalis alam menghasilkan gasoline yang mempunyai kualitas anti ketukan
rendah yang lebih banyak dibandingkan dengan katalis buatan. Umpan minyak dapat
bervariasi dari naphtha cut dan gas-oil ( termasuk umpan berat dalm keadaan normal
yang akan di up-grade) sampai ke reduce crude dari berbagai jenis minyak seperti
paraffin, naftena, dan aromatic. Pada tahun 1970-an kecenderungan untuk
memanfaatkan residu minyak berat yang mengandung sulfur dan logam tinggi yang
selama ini tidak dilakukan dengan menggunakan katalis zeolit aktif melalui perbaikan
teknik fluidisasi. Biasanya umpan tersebut disiapkan terlebih dahulu untuk
memisahkan garam-garam dan aspal berat dengan beberapa cara seperti proses kokas,
propane deasphalting, ekstraksi furfural, distilasi hampa, visbreaking,perengkahan
termis,hidrodesulfurisasi.

Variable-variabel utama dalam proses perengkahan katalis dan kenaikan


konversi reaksi dapat di capai dengan cara:

1. Suhu tinggi
2. Tekanan tinggi
3. Space velocity rendah
4. Rasio katalis-minyak tinggi
Mekanisme reaksi

Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme perengkahan ion


karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkan proton ke molekul
olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion
karbonium.

Reaksi pada proses perengkahan katalis diperkirakan berlangsung dipermukaan katalis


dengan pertimbangan sbb:

1. Paraffin direngkah secara istimewa pada ikatannya dimana


pecahan-pecahannya yang di produksi mengandung 3 atau 4 atom karbon.
Normal paraffin cenderung direngkah pada ikatan gamma C-C atau tetap dekat
pusat molekul yang menghasilkan metana dan gas-gas dengan 2 atom karbon
atau lebih rendah. Rantai panjang cenderung direngkah serentak pada beberapa
tempat.
2. Naftena juga cenderung menghasilkan pecahan-pecahan yang terdiri dari 3 atau
4 atom karbon dan pecahan baik pada cincin maupun pada rantai khusus apabila
rantai mengandung lebih dari 3 atom karbon.
3. Pada aromatic yang disubstitusi, ikatan pada cincin secara sefektif diserang
tinggal didalam cincin aromatic yang kosong. Reaksi seperti itu diperluas jika
gugus-gugus yang disubstitusi tersebut mengandung lebih dari 3 atom karbon.
4. Olefin bereaksi seperti paraffin kecuali yang lebih siap. Tambahan lagi banyak
terjadi reaksi sekunder dan reaksi samping. Reaksi perekahan ini sangat cepat
sekali sekitar 1000 kali lebih cepat dari perengkahan termis jika naftena
direngkah pada suhu 500 c.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa mekanisme reaksi secara


keseluruhan sedikitnya mempunyai 4 tipe reaksi yaitu : 1) dekomposisi termis, 2) reaksi
katalis primer berlangsung pada permukaan katalis, 3) reaksi katalis sekunder
berlangsung diantara produk-produknya, dan 4) pemisahan produk hasil polimerisasi
dari reaksi terdahulu seperti kokas dengan cara penyerapan pada permukaan katalis
(adsorpsi).

Metode ini menggunakan katalis asam padat dan menggunakan temperatur


yang tinggi untuk menghasilkan proses untuk menguraikan molekul hidrokarbon yang
besar menjadi yang kecil. katalis yang biasa digunakan adalah alumina, silica, zeolit,
dan beberapa jenis lainnya seperti clay. selama proses ini, kereaktifan berkurang, oleh
karena itu lebih stabil dan kation sementara dapat bertahan lebih lama, lalu
terakumulasi pada sisi aktif katalis yang menyebabkan penumpukan produk karbon
yang lebih dikenal dengan kokas. beberapa tumpukan perlu dipindahkan yang biasanya
dilakukan dengan pembakaran yang bertujuan untuk meregenarasi katalis. Cara katalis
(catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan
biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui
mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam
menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga
menyebabkan terbentuknya ion karbonium :

Macam-Macam Proses Perengkahan Katalis


Berdasarkan cara penanganan katalis maka proses perengkahan katalis terdiri dari:
1. Unggun tetap (fixed bed) terdiri dari :
Proses Houdry dan Cycloversion Catalytic Cracking
2. Unggun bergerak (moving bed) terdiri dari :
a. Proses Airlift Thermofor Catalytic Cracking (TCC)
b. Proses Houdryflow Catalytic Cracking
c. . Proses Houdresid catalytic Cracking
3. Unggun terfluidisasi (fludized bed) terdiri dari :
Proses Fluidized catalytic Cracking
4. Proses Sekali Jalan (Once Through), terdiri dari
Proses Suspensoid Catalytic Cracking.

Perbedaan prinsip di antara proses-proses perengkahan katalis adalah


metoda penanganan katalis daripada pemilihan katalis.

Metoda penanganan dan pemilihan katalis akan menentukan karakteristik katalis


apakah dipakai untuk proses unggun terfluidisasi, proses unggun bergerak atau proses
unggun tetap.

Untuk proses unggun terfluidisasi maka katalisnya berbentuk bubuk halus


dengan ukuran 5 - 100 mesh yang stabil pada suhu 875 - 975oF dan tekanan 8 - 10 psig.
Nisbah volume katalis / minyak bervariasi untuk berbagai macam proses, adalah 5/1
sampai 30/1. Namun untuk proses yang umum beroperasi pada rasio 10/1. Untuk
proses unggun bergerak digunakan katalis berbentuk butir dengan ukuran 1/8 inci
dengan rasio volume katalis / minyak 4/1, sedangkan untuk proses unggun mantap
dipakai katalis berbentuk pelet.

Semua katalis perengkahan yang komersil memakai pembungkus katalis


(insulator catalyst) yang memiliki sifat-sifat asam protonik yang kuat. Mereka
berfungsi sebagai katalis dengan cara merubah mekanisme proses perengkahan
melalui suatu mekanisme alternatif yang meliputi :

1. Chemisorpsi dengan donor proton pada harga Kp yang tinggi

2. Desorpsi yang dihasilkan dalam perengkahan minyak dan secara teoritis akan
memulihkan kembali aktifitas katalis.

Semua katalis perengkahan diracuni oleh proton yang berasal dari logam
vanadium. Dasar ini diaplikasikan pada katalis perengkahan apakah menggunakan
katalis alam atau katalis buatan. Katalis alam dipakai kadang-kadang dicampur
dengan katalis buatan, karena katalis buatan proses regenerasinya terlalu cepat
sehingga akan menutupi pori-porinya dan menangkap deposit karbon di dalamnya.
Setelah proses perengkahan berlangsung maka katalis lama-kelamaan akan
kehilangan aktifitasnya karena diselimuti oleh sulfur. Oleh karena itu diperlukan
proses pengolahan lebih lanjut di dalam generator bagi katalis tersebut untuk dapat
digunakan kembali. Tabel 7.1 memperlihatkan katalis perengkahan yang umum
dipakai dan faktor-faktor kinerjanya.

Tabel 7.1 Faktor Kinerja Katalis Perengkahan

Hasil yang diperoleh pada Rasio


CO2/CO
Katalis Kinerja Perengkahan 900 oF dalam
% Vol Kokas ON Flue Gas

Gasolin Gasolin

Buatan :

Silika Menghasilkan 43 4,2 95,8 1,0 – 1,2


gasolin ON >>>
Alumina
Menghasilkan
Silika gasolin lebih 49 4,1 92,8 1,6 – 2,0

Magnesia banyak

Alam : Stabilitas tinggi


Tanah 46,5 4,4 94,7 1,7 – 2,2
Bentonit
Sama dengan silika
Tanah alumina, kecuali
Kaolin --- --- --- ---
stabilitas tinggi
1. Proses Perengkahan Katalis Unggun Tetap (fixed bed)
Proses ini menggunakan sejumlah chamber yang berisi katalis. Chamber ini
dipasang secara seri. Dimana chamber ini digunakan secara bergantian untuk reaksi dan
regenerasi. Dimana umpan dari heater dimasukan ke chamber-chamber yang disusun
secara seri tersebut. Lalu dimasukan juga udara bersamaan dengan umpan tadi ke
chamber-chamber tersebut. Sehingga produk akan keluar dari bagian atas bersamaan
dengan flue gas. Dimana produk tadi akan diproses lagi ke fraksinator untuk
memisahkan berdasarkan fraksi-fraksinya.
Fixed Bed catalytic Cracking

Minyak akan melewati heater untuk dipanaskan hingga minyak terpecah


kemudian akan menuju ke menara katalis. Menara ini memiliki tabung katalis dan di
sekitar tabung , terdapat campuran garam cair (campuran natrium nitrat dan natrium
nitrit) yang menyebar untuk mendistribusikan panas dan menjaga suhu tetap sama
dalam reaktor. Uap yang terbentuk pada menara katalis akan dipisahkan di dalam
kolom fraksionasi untuk direcover gas dan uap bensin yang menuju ke atas, sedangkan
gas berat / minyak akan dikeluarkan pada bagian bawah kolom.

Kemudian, uap bensin didinginkan dan dikondensasikan dalam kondensor


setelah itu akan dikirim ke stabilizer. Di dalam stabilizer, gas terlarut tertentu akan
dihilangkan sehingga didapatkan titik didih dan tekanan uap yang diinginkan .
Katalis utama yang digunakan adalah :

1. Bauksit pelet

2. Silicon kompleks Nitrit dari Alumina (SiN2.Al2O3) dari 6 mesh size

Alur proses fixed bed catalytic cracking ditunjukkan oleh gambar diatas.
Sebelum masuk ke dalam reaktor, umpan masuk kedalam preheater untuk dipanaskan,
karena umpan yang masuk ke dalam reaktor biasanya merupakan fasa
vapor sehingga perlu dipanaskan terlebih dahulu hingga suhu 450oC. Umpan
tersebut nantinya masuk ke dalam reaktor pada kondisi tekanan vakum (7-15 psi).
Tekanan rendah akan memungkinkan konversi menjadi lebih banyak (azas Chatelier).

Pada proses unggun tetap digunakan sejumlah Chamber yang berisi katalis yang
dipasang secara seri yang digunakan bergantian untuk reaksi dan untuk regenerasi.

a. Proses Houdry

Proses ini adalah proses siklus katalis pada unggun tetap yang dapat diregenerasi
untuk mengubah umpan distilat menjadi gasolin, distilat-distilat ringan dan berat, kokas,
butan-butilen, dan fuel gas. Kondisi operasi pada reaktor adalah suhu 840 – 875 oF, tekanan 7
– 30 psig, dan space velocity 1,0 – 2,0 v/hr/v.

Siklus pada proses ini terdiri dari :


 On stream 10 menit
 Purging 5 menit
 Regenerasi 10 menit
 Steam purging 5 menit
Pada awalnya proses ini adalah yang pertama dari perengkahan katalis yang ada sekarang.
Instalasi komersil pertama dipasang pada kilang Socony Vacuum Oil Co (sekarang Mobil Oil
Co) di New Jersey pada tahun 1936. Diagram alir dapat dilihat pada Gambar 7.6.

Produk
ke Fraksionator Flue Gas

Umpan dari
Heater Udara

Uraian Proses Perengkahan Katalis Unggun Tetap

Umpan masuk kedalam reaktor 1, 2 dan 3. Hasil dari reaktor pertama keluar
sebagai flue gas. Sedangkan hasil dari reaktor 2 dan 3 berupa produk fase ringan, yaitu
minyak ringan, yang dialirkan menuju ke kolom fraksinator. Diman pada masing –
masing reaktor ini dipompakan udara. Sehingga udara yang berasal dari bawah tadi
menyebabkan reaksi yang ada direaktor tadi terangkat ke atas, dan masuk kedalam
fraksinator.

Pada proses Houdry fixed bed catalytic cracking, terdapat 3 reaktor


catalytic cracking yang disusun secara parallel. Susunan 3 reaktor secara parallel ini
memungkinkan proses catalytic cracking ini berlangsung secara kontinu.Umpan yang
telah dipanasi pertama akan masuk ke dalam reaktor 1 dalam mengalami cracking
dengan bantuan katalis.Namun, dalam setiap reaksi cracking akan terbentuk
coke sebagai produk samping yang tidak diinginkan. Coke dapat menutup
pori dari katalis sehingga katalis menjadi tidak aktif dan dapat
mengurangi konversi reaksi. Untuk itu katalis perlu dilakukan regenerasi.
Untuk meregenerasi katalis, coke yang terbentuk dapat dibakar dengan memberikan
panas dan juga udara sehingga terjadi reaksi pembakaran coke. Namun dari proses
pembakaran tersebut juga masih tetap ada sisa coke. Sisa coke ini
dibersihkan dengan menyemprotkan steam bertekanan ke dalam reaktor. Proses
regenerasi ini membutuhkan kira-kira 10 menit sampai reaktor dapat digunakan
kembali. Oleh karenanya, selama proses regenerasi reaktor 1, aliran umpan masuk
diarahkan ke reaktor 2 ataupun 3 agar proses konversi tetap berlangsung (kontinu).
ketika reaktor pertama bereaksi, maka reaktor yang lainnya sedang dalam tahap
regenerasi dab begitu pula sebaliknya. Proses ini dapat berlangsung secara simultan
karena menggunakan menggunakan sistem valve yang yang tersinkronisasi.

b. Cycloversion Catalytic Cracking

Cycloversion Catalytic Cracking adalah suatu proses yang terjadi dalam Proses
Perengkahan Katalis Unggun Tetap (fixed bed) yang tergantung pada cara penanganan
katalisnya dengan reformasi sedang.

DEAKTIVASI KATALIS

Seiring dengan berlangsungnya proses, katalis dapat mengalami perubahan sifat


kimia dan fisika secara reversibel maupun ireversibel yang
mengarah kepada terjadinya penurunan (atau kehilangan) aktivitasnya.
Semua katalis akan mengalami penurunan (atau kehilangan) aktivitasnya sepanjang
waktu penggunaan (time on stream, TOS). Peristiwa inilah yang dinamakan
deaktivasi.

Deaktivasi reversibel bersifat sementara, sehingga katalis dapat


diaktifkan kembali dan diregenerasi; sedangkan deaktivasi ireversibel
bersifat permanen, sehingga harus dilakukan penggantian katalis baru.

Proses deaktivasi dapat berlangsung:


1. sangat cepat, seperti pada katalis-katalis perengkahan (cracking) hidrokarbon,
atau
2. sangat lambat, seperti pada katalis besi promoted untuk reaksi sintesis amonia,
yang dapat digunakan selama beberapa tahun tanpa kehilangan aktivitas secara
berarti (signifikan).

Deaktivasi katalis dapat mempengaruhi kinerja reaktor. Penurunan jumlah active


sites katalis dapat menurunkan aktivitas katalitiknya. Katalis yang telah
terdeaktivasi harus diregenerasi atau bahkan diganti secara periodik.
Dengan mengetahui hal-hal yang dapat menyebabkan deaktivasi,
bagaimana deaktivasi dapat mempengaruhi performa katalis, bagaimana mencegah
terjadinya deaktivasi, serta bagaimana meregenerasi katalis yang telah terdeaktivasi,
maka persoalan deaktivasi ini dapat diminimasi.

Ada 3 macam penyebab deaktivasi secara


garis besar, yakni:

 fouling (pengerakan),
 poisoning (peracunan), dan
 Sinterin

REGENERASI KATALIS

Aktivitas katalis yang telah terdeaktivasi dapat dipulihkan kembali, secara


parsial maupun sempurna, melalui treatment kimia. Proses regenerasi yang
berlangsung lambat dapat disebabkan oleh meningkatnya batasan
termodinamika atau tahanan difusi akibat menutupnya pori-pori katalis.
Peningkatan tahanan difusi ini akan menurunkan effectiveness factor katalis.

Meskipun kecepatan desorpsi pada umumnya meningkat


pada suhu tinggi, namun pengontakan katalis dengan aliran gas
bersuhu tinggi untuk jangka waktu lama dapat memicu terjadinya
sintering dan hilangnya aktivitas katalis secara ireversibel. Deaktivasi katalis karena
peracunan dan pengerakan akan berlangsung ireversibel, jika zat-zat penyebab
deaktivasi tersebut tidak dapat digasifikasi pada suhu di bawah suhu sintering-nya.
2. Proses Perengkahan Katalis Unggun Bergerak (moving bed)
Pada proses-proses unggun bergerak, katalis mengalir pada zona minyak
sehingga terjadi reaksi, dan kemudian terus ke zona regenerasi dimana udara secara
terus-menerus membakar kokas yang menempel pada katalis. Katalis dalam bentuk
butir ataupun pelet diangkat oleh udara ke posisi yang lebih tinggi lalu mengalir ke
bawah secara gravitasi melalui zona-zona reaksi dan regenerasi.

Moving Bed Catalytic Cracking

Uap minyak yang dipanaskan akan meningkat di dalam reaktor dan katalis
turun melalui hopper, inilah yang disebut dengan proses perengkahan katalis unggun
bergerak. Setelah itu katalis yang telah habis dipakai akan menuju ke spent catalyst
tower untuk diregenerasi dan dikirim lagi ke hopper katalis melalui lift. Uap yang
telah dipecah, akan dipisahkan di catalyst dust dan menuju ke fractionator dimana
gas oil dipisahkan dari uap gas dan bensin. Gas oil akan ditarik ke bawah. Gas dan
uap bensin dikondensasikan dalam kondensor dan dipisahkan.

Metode lain sintesis bensin adalah dengan polimerisasi, alkilasi, metode


Fischer-Tropsch dan pencairan batubara atau hidrogenasi batubara. Biasanya gas yang
diperoleh dari cracking minyak bumi yang etilena, propena, butena dan hidrokarbon
jenuh seperti metana, etana, propana dan butana. Polimerisasi juga diklasifikasikan
berdasarkan katalisis untuk mendapatkan bahan bakar motor.

Macam macam proses perengkahan unggun bergerak (moving bed)

a. Proses Airlift Thermofor catalytic cracking (TCC)

Proses Airlift Thermofor Catalytic Cracking(TCC) merupakan bagian dari


proses reforming unggun bergerak,(moving bed) dan termasuk ke dalam jenis
perengkahan katalitik.Proses unggun bergerak ini menggunakan reaktor tunggal yang
berisi katalis yang dapat diregenerasi secara sinambung. Katalis yang dipakai adalah
campuran oksida logam berbentuk butir atau pelet yang dapat dipindahkan dari
reaktor ke regenerator atau sebaliknya. Umpan yang dapat diolah tergantung pada
jenis katalis yang digunakan, yaitu mempunyai jarak didih, IBP sekitar 150–175 oF
dan FBP 400 – 500 oF. Proses pendahuluan terhadap umpan biasanya tidak menjadi
faktor yang dipertimbangkan kecuali kalau mengandung air yang akan menurunkan
aktifitas katalis.

Proses Airlift Thermofor Catalytic Cracking dilisensi oleh Mobil Oil Co,
merupakan proses kontinyu unggun bergerak dari reaktor ke regenerator untuk
konversi gas oil berat menjadi gas oil ringan berkualitas tinggi dan distilat sedang
untuk fuel oil. Kondisi operasi pada reaktor yaitu suhu sekitar 840 – 920 oF, tekanan
10 – 15 psig, space velocity 1,0 – 2,5 v/hr/v, rasio katalis minyak 3,0 – 6,0
berbanding 1. Unit Airlift Thermofor yang sekarang ini merupakan penyederhanaan
dari unit TCC yang pertama diperkenalkan pada tahun 1943. Instalasi komersil
pertama proses Airlift Thermofor dibangun pada kilang Mobil Oil pada tahun 1950.

Proses perengkahan katalitik Airlift Thermofor (Secony airlift TCC


process) adalah proses berkesinambungan, reaktor-over-generator yang bergerak di
atas generator untuk konversi minyak gas berat menjadi bensin berkualitas tinggi
yang lebih ringan dan bahan bakar minyak sulingan menengah. Persiapan umpan
dapat terdiri dari flashing dalam separator untuk mendapatkan umpan uap, dan dasar
pemisah dapat dikirim ke menara vakum dari mana umpan cair diproduksi.
Gas-minyak-uap-cair mengalir ke bawah melalui reaktor bersamaan dengan katalis
manik sintetik yang diregenerasi. Katalis dibersihkan dengan uap di dasar reaktor
dan digravitasi ke dalam kiln, atau regenerasi dilakukan dengan menggunakan udara
yang diinjeksikan ke dalam kiln. Sekitar 70% karbon pada katalis dibakar di zona
pembakaran kiln atas dan sisanya di zona pembakaran bawah. Katalis yang
diregenerasi dan didinginkan memasuki pot pengangkat, di mana udara bertekanan
rendah mengangkutnya ke hopper lonjakan di atas reaktor untuk digunakan kembali.

Uraian Proses

Katalis yang digunakan dalam proses ini adalah manik-manik


alumina/silika sintetis yang memiliki sifat lebih homogen dan konsisten daripada
mineral alami. Partikel katalis dan umpan dimasukkan dari atas reaktor dan partikel
katalis bergerak ke bawah dengan gravitasi saat reaksi perengkahan berlangsung
pada permukaan katalis. Uap disuntikkan dari bagian bawah reaktor untuk membawa
produk perengkahan ke fraksionator untuk pemulihan. Saat partikel bergerak ke
bawah reaktor, mereka dinonaktifkan oleh penumpukan kokas di situs aktif. Katalis
yang dinonaktifkan dikeluarkan dari bagian bawah reaktor dikirim ke unit
regenerator dimana kokas pada permukaan katalis dibakar dan partikel katalis yang
dipanaskan didaur ulang ke bagian atas reaktor dengan elevator ember. Partikel
katalis panas menyediakan sebagian besar panas yang diperlukan untuk reaksi
perengkahan dalam reaktor. Meskipun efisiensi termal TCC lebih tinggi daripada
proses Houdry, masih ada sejumlah besar kehilangan panas selama pengangkutan
partikel katalis yang dipanaskan dengan elevator bucket.

b. Proses Houdryflow Catalytic Cracking


Proses ini dilisensi oleh Houdry Proses dan Chemical Co yang merupakan
proses kontinyu unggun bergerak dalam satu vesel terintegrasi antara reaktor dan
regenerator kiln. Umpan dapat berupa fraksi-fraksi antara nafta dan aspal. Umpan
dapat berbentuk cair dan uap, ataupun campiran keduanya. Kondisi operasi normal
pada suhu sekitar 850-950 F. 9-10 psig, space velocity 1.5-4.0 v/hr/v, dan rasio
katalis minyak 3.0-7.0 berbanding 1.

Diagram alir proses Houdryflow catalytic cracking

Penjelasan proses Houdryflow catalytic cracking

Proses perengkahan katalitik pertama dikembangkan sebagai proses batch


(McAfee, 1915) segera setelah pengembangan proses perengkahan termal. Proses ini
menggunakan katalis asam Lewis (misalnya, AlCl 3) untuk retak. Katalis ini mahal
dan korosif. Selain hambatan ini, penggunaan reaktor batch dalam proses McAfee
tidak memungkinkan komersialisasi skala besar dari proses ini. Proses komersial
skala penuh pertama, Perengkahan Katalitik Houdry, menggunakan katalis yang jauh
lebih murah, seperti tanah liat, dan alumina alami serta partikel silika.

Untuk perengkahan, umpan minyak gas dipanaskan hingga 800 ° F dan


diumpankan ke reaktor unggun tetap yang dikemas dengan partikel katalis. Produk
cracking dikirim ke fractionator untuk dipisahkan menjadi produk gas, gasoline, light
cycle oil (LCO) dan heavy cycle oil (HCO).Serangkaian reaktor ayun diperlukan
untuk mengalihkan aliran umpan dari satu reaktor ke reaktor lain setelah sekitar 10
menit operasi. Peralihan ke reaktor ayun diperlukan karena kokas cepat pada katalis
yang, sebagai bahan alami, memiliki aktivitas yang luas. Kokas cepat pada partikel
silika/alumina menonaktifkan katalis ini dan menyebabkan penyumbatan reaktor.
Setelah aliran dialihkan ke reaktor lain, reaktor terisolasi dilucuti dengan uap selama
lima menit untuk menghilangkan produk cair yang teradsorpsi pada partikel katalis.
Setelah pengupasan dengan uap, katalis yang dinonaktifkan diregenerasi dengan
membakar kokas pada katalis dengan udara panas yang dimasukkan ke dalam
reaktor. Regenerasi katalis juga membutuhkan waktu kurang lebih 5 menit sebelum
reaktor dengan katalis yang diregenerasi siap menerima umpan kembali. Pada saat
ini, reaktor kedua akan siap untuk siklus 10 menit pengupasan uap dan regenerasi
katalis. Memiliki reaktor ketiga di pabrik akan membantu mengatasi
keterlambatan/masalah dalam persiapan reaktor. Mengingat bahwa perengkahan
katalitik adalah proses endotermik, panas yang dihasilkan dari pembakaran kokas
dari katalis dapat digunakan sebagian untuk memanaskan partikel katalis untuk
reaksi endoterm. Sebagian besar panas dalam gas buang dari pembakaran kokas
tidak tersedia untuk proses tersebut. Oleh karena itu, efisiensi termal dari Proses
Houdry rendah. panas yang dihasilkan dari pembakaran kokas dari katalis dapat
digunakan sebagian untuk memanaskan partikel katalis untuk reaksi endotermik.
Sebagian besar panas dalam gas buang dari pembakaran kokas tidak tersedia untuk
proses tersebut. Oleh karena itu, efisiensi termal dari Proses Houdry rendah. panas
yang dihasilkan dari pembakaran kokas dari katalis dapat digunakan sebagian untuk
memanaskan partikel katalis untuk reaksi endotermik. Sebagian besar panas dalam
gas buang dari pembakaran kokas tidak tersedia untuk proses tersebut. Oleh karena itu,
efisiensi termal dari Proses Houdry rendah.
c. Proses Houdresid

Proses ini menggunakan variasi unggun katalis bergerak yang kontinyu dirancang
untuk mendapatkan produk yang banyak dari gasoline beroktan tinggi dan distilat ringan
berasal dari umpan reduced crude. Proses ini asalnya dilisensi oleh Houdry Process and
Chemical Co, tetapi tidak lama dilisensikan. Diagram alir proses dapat dilihat pada Gambar
7.5. Instalasi komersil pertama dipasang pada kilang Sun Oil Co di Ontario pada tahun 1954.

Gambar 7.5 Diagram Alir Proses Houdresid

Uraian Proses Perengkahan Houdresid

Proses perengkahan houdresid, pertama – tama umpan dimasukkan kedalam


crude tower, dimana umpan yang dipakai yaitu minyak mentah (crude oil) setelah itu
umpan dimasukkan kedalam houdresid reaktor, dimana furnace ini digunakan untuk
membakar minyak mentah yang masuk kedalam houdresid reaktor, didalam houdresid
katalis itu kita menggunakan katalis yang mengandung magnesia silika, setelah itu
masuk kedalam crude synthesis tower,disini produk terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
produk ringan yang berupa minyak ringan dan destilat, sedangkan produk bawah
berupa fuel oil, hasil dari crude synthesis tower yang tak keluar sebagai produk,
direcycle kembali ke furnace dan masuk lagi kedalam houdresid reaktor.
Kesimpulan

 Perengkahan adalah proses dimana molekul organik kompleks terkonversi


menjadi molekul sederhana (contoh : hidrokarbon ringan) dengan cara
pemutusan ikatan rangkap C=C pada awalnya. Laju perengkahan dan produk
akhir sangat dipengaruhi oleh temperatur dan keberadaan katalis.
 Macam-Macam Proses Perengkahan Katalis
Berdasarkan cara penanganan katalis maka proses perengkahan katalis terdiri
dari :
1. Unggun tetap (fixed bed) terdiri dari :
Proses Houdry dan Cycloversion Catalytic Cracking
2. Unggun bergerak (moving bed) terdiri dari :
a. Proses Airlift Thermofor Catalytic Cracking (TCC)
b. Proses Houdryflow Catalytic Cracking
c. Proses Houdresid catalytic Cracking
3. Unggun terfluidisasi (fludized bed) terdiri dari :
Proses Fluidized catalytic Cracking
4. Proses Sekali Jalan (Once Through), terdiri dari satu proses yaitu
Suspensoid Catalytic Cracking.
 Perbedaan prinsip di antara proses-proses perengkahan katalis adalah metoda
penanganan katalis daripada pemilihan katalis.

 Katalis yang umum digunakan dalam industri minyak bumi merupakan katalis
buatan yang mengandung magnesia silika

 Proses Airlift Thermofor Catalytic Cracking (TCC) dirancang untuk


mendapatkan produk gas oli berat menjadi gas oil ringan dengan kualitas yang
tinggi

 Proses Houdryflow dirancang untuk mendapatkan produk gas, gasoline, LCO


dan HCO

 Proses Houdresid dirancang untuk mendapatkan produk yang tinggi dari gas oil
beroktan tinggi

Anda mungkin juga menyukai