(HEAT EXCHANGER)
SHELL AND TUBE
Bagian 1
PENDAHULUAN
Shell and Tube Heat Exchanger (HE) atau Alat
Pemindah Kalor (APK) Shell and Tube terdiri dari Tube
Bundles yg dipasangkan dalam Shell berbentuk Silinder.
Dua jenis Fluida yang saling bertukar Kalor mengalir
secara terpisah, masing-masing melalui sisi Tube dan
sisi Shell.
Bagian-bagian ujung dari Tube Bundle dikencangkan
pada dudukan Tube yang disebut Tubesheets, yang
sekaligus berfungsi memisahkan fluida yang mengalir
disisi Shell dan didalam Tube.
Walaupun dewasa ini sangat banyak jenis HE yang
dikembangkan di industri, namun HE jenis Shell and
Tube masih jauh lebih banyak digunakan.
1 3
4
Standar Umum Heat Exchanger
Standards yang digunakan di Amerika diantara : TEMA
Standars, ASME Code, API Standars, ASTM dll.
Sementara di Inggris menggunakan British Standards
seperti BS 3274, BS 5200 dll.
Di Jepang ada JIS dan hampir disemua negara maju,
Korea, Jerman, Uni Sovyet, Canada dll. Mempunyai
standar masing-masing.
Dimensi Tube.
• Diameter Tube yg biasa digunakan berkisar antara
5/8 inch s/d 2 inch (16 – 50 mm).
• Ketebalan Tube dipilih dengan memperhatikan
Tekanan Kerja dan kerusakan karena Korosi.
• Panjang Tube yg lebih disukai adalah 6 feet (1,83
m),8 feet (2,44 m), 12 feet (3,66 m) dan 16 feet
(4,88 m).
Susunan Tube (Tube Arrangements).
• Susunan Tube akan mempengaruhi baik buruknya
perpindahan panas.
• Pemilihan Tube harus mempertimbangkan sistem
pemeliharaan yg akan dilakukan (dgn mekanikal
atau Kimiawi).
• Aliran Laminer atau Turbulen, bersih atau kotornya
aliran Fluida yg mengalir di luar Tube juga
mempengaruhi susunan Tube.
• Biasanya disusun dalam bentuk Equilateral
Triangular, Rotated Triangular, Square atau
Rotated Square. Lihat gambar 6.
Jarak Tube (Tube Pitch).
• Erat hubungannya dengan ukuran Tube, susunan
Tube dan sistem pembersihan yg dilakukan pada
bagian luar Tube.
• Jarak Tube (Tube Pitch) biasanya berkisar 1,25 s/d
1,50 kali Diameter Luar Tube.
• Untuk keperluan pembersihan sisi luar Tube secara
Mekanik, maka jarak itu dapat ditambah sebesar
minimum 0,25 inch (6,4 mm) atau untuk Fluida yg
bersih hanya 0,125 inch (3,2 mm).
Laluan Aliran Dalam Tube (Tube Pass).
• Aliran di dalam Tube biasanya dibuat bolak balik
dalam sejumlah laluan (Pass) gunanya untuk
memperpanjang lintasan aliran.
• Jumlah Pass dipilih untuk memberikan kecepatan
aliran sisi Tube sesuai dengan yg dibutuhkan dalam
Design. Lihat gambar 7.
3. Sekat (Baffles)
• Untuk membelokkan atau membagi aliran dan juga untuk
menaikkan kecepatan aliran Fluida yg berarti memperbaiki laju
perpindahan panas.
• Menentukan jenis Sekat diperlukan pertimbangan teknis dan
Operasional karena mempengaruhi besarnya penurunan
tekanan, bentuk aliran Fluida, distribusi aliran dll.
• Beberapa jenis Sekat yg dapat dipilih : Sekat bentuk Segment,
Sekat Batang, Longitudinal Buffle Gambar 8.
• Jenis Sekat yg banyak digunakan adalah Segmental Buffle.
Untuk menentukan dimensinya sering digunakan istilah Buffle
Cut, yaitu tinggi dari segment yg dipotong dari buffle dan
dinyatakan dgn prosentase terhadap piringan buffle.
• BuffleCut yg digunakan bervariasi antara 15 – 45 %.
• Pada umumnya Buffle Cut 20 – 25 % adalah optimum dan
memberikan laju perpindahan panas yg baik tanpa adanya
penurunan tekanan yg berarti.
4. Fluida dalam Shell atau Tube.
Selama tidak terjadi perubahan fasa fluida, berikut ini
beberapa faktor yang harus diperhatikan :
• Kebersihan Fluida (Cleanability) Fluida yg bersih
biasanya dialirkan sebelah Shell dan Fluida yg kotor
melalui Tube (mempersihkan sisi Shell jauh lebih sulit).
• Korosi Pada banyak hal, Fluida yg korosif selalu
dialirkan di sisi Tube, untuk menekan biaya karena
mahalnya harga logam paduan.
• Tekanan Kerja Shell yg bertekanan tinggi, diameter
besar, akan diperlukan dinding yg tebal, ini akan mahal.
Fluida bertekanan tinggi, lebih baik dialirkan melalui
Tube.
• Temperatur Fluida
Fluida bertemperatur tinggi memerlukan paduan
khusus, juga menurunkan tegangan yg dibolehkan
(allowable stress) pada material. Untuk menekan
biaya lebih baik dialirkan melalui Tube.
• Temperatur Fluida
Penempatan Fluida panas pada sisi Tube juga akan
mengurangi temperatur permukaan Shell sehingga
mengurangi kehilangan panas dan memberikan
keamanann pada para pekerja.
• Penurunan Tekanan (Pressure Drop)
Apabila penurunan tekanan merupakan halyg kritis
dan harus ditinjau secara teliti, maka sebaiknya
dialirkan melalui sisi Tube. Penurunan tekanan dalam
Tube dapat dihitung secara teliti, sedangkan pressure
drop di sisi Shell dapat menyimpang sangat besar
dari nilai teoritis, tergantung dari clearence HE tsb.
Untuk penurunan tekanan yg sama, koeffisien
perpindahan panas yg lebih tinggi akan didapat pada
sisi Tube dari pada sisi Shell, untuk itu Fluida yg tidak
dikehendaki adanya penurunan tekanan yg besar
sebaiknya dialirkan di sisi Tube.
• Kekentalan (Viskositas)
Batas angka kritis dari Re aliran turbulen pada
sisi Shell adalah 200. Koeffisien perpindahan
panas yg tinggi bisa dicapai dengan
menempatkan Fluida kental (Viskos) pada sisi
Shell, selama alirannya Turbulen.
Karena itu bila aliran Turbulen tidak bisa dicapai
pada sisi Shell, sebaiknya Fluida tersebut
dialirkan di sisi Tube, karena koeffisien
perpindahan panas sisi Tube bisa diprediksi
dengan lebih akurat.
• Jumlah aliran Fluida
Jumlah aliran fluida yang kecil sebaiknya
dialirkan di sisi Shell karena biasanya akan
memberikan perencanaan yg lebih ekonomis.
5. Kecepatan Fluida sisi Shell atau sisi Tube.
Kecepatan tinggi memberikan koeffisien perpindahan panas
tinggi, akan tetapi akan menaikkan Pressure Drop.
Kecepatan harus tinggi untuk menghindari terjadinya
Fouling, tetapi jangan terlalu tinggi karena bisa
menyebabkan Erosi.
Harga kecepatan yg digunakan dlm perancangan adalah :
• Cairan Sisi Tube : 1,0 – 2,0 m/dt maksimum 4,0 m/dt,
jika diperlukan untuk mengurangi Fouling. Bila Fluidanya
air kecepatan antara 1,5 – 2,5 m/dt sementara sisi Shell
antara 0,3 – 1,0 m/dt.
• Uap Kecepatan tergantung pada tekanan operasional
dan massa jenis Fluida. Harga terendah dibawah ini
ditunjukan untuk meterial yg mempunyai berat Molekul
tinggi :
Vacuum : 50 – 70 m/dt.
Tekanan Atmosfir : 10 – 30 m/dt.
Tekanan Tinggi : 5 – 10 m/dt.
6. Temperatur Aliran Fluida
Temperatur yg dimaksud adalah beda antara temperatur
keluar aliran suatu fluida terhadap temperatur masuk
aliran fluida yg lain.
Besarnya perbedaan akan menentukan permukaan
perpindahan panas yg diperlukan untuk beban kerja yg
sama.
Harga optimum tergantung pada kegunaan dan hanya
bisa ditentukan dgn analisa ekonomi dari rancangan.
7. Penurunan tekanan.
Dalam beberapa kegunaan, penurunan tekanan yg
diijinkan, ditentukan oleh kondisi proses.
Bilamana tidak dibatasi, perancang bisa melakukan
analisa ekonomi untuk menentukan penurunan tekanan
guna mendapatkan rancangan HE yg hemat biaya
operasinya termasuk pertimbangan biaya kapital dan
biaya pemompaan.
8. Sifat-sifat fisik Fluida.
Sifat-sifat fisik fluida yg diperlukan padaperancangan
adalah massa jenis, viskositas, konduktivitas panas dan
korelasi Temperatur x Enthalpi.
Pada korelasi yg digunakan untuk memprediksi
koeffisien perpindahan panas, biasanya sifat-sifat fisik
Fluida ditentukan pada Temperatur rata-rata masing-
masing aliran.
Hal ini dianggap cukup teliti bila perubahan temperatur
cukup kecil, bila perubahan temperatur besar, maka
dapat memberikan kesalahan yg signifikan.
Dalam dilema sepertiini, prosedur yg sederhana dan
cukup aman adalah :
• Gunakan Methoda LMTD – Umin.
• Gunakan Methoda Frank.
Jika belum juga teratasi, gunakan Methoda Diagram T-H
PROSEDUR PERANCANGAN
Didalam merancang HE, harus dipertimbangkan dua (2)
segi, yaitu :
1. Informasi Proses.
• Fluida yang digunakan, termasuk sifat-sifat dari
Fluida tersebut.
• Laju aliran Fluida dan jumlah Fluida yg digunakan.
• Temperatur masuk dan keluar Fluida.
• Ada atau tidaknya perubahan Fasa dan berapa
besarnya.
• Tekanan Operasi dan besarnya penurunan tekanan
yg diijinkan baik dari sisi Shell maupun sisi Tube.
• Faktor-faktor pengotoran (Fouling factor).
• Besarnya laju perpindahan panas (bisa juga dari
perhitungan).
PROSEDUR PERANCANGAN
2. Informasi Mekanikal.
Ukuran Tube yg digunakan, termasuk sifat-sifat dari
Fluida tersebut.
Tata letak serta susunan Tube (Vertikal, Horizontal,
jarak antar Tube dll).
Temperatur dan Tekanan maksimum dan minimum
yg diijinkan.
Kode-kode khusus yg digunakan.
Jenis Material yg direkomendasikan untuk
digunakan.
Jaminan terhadap korosi sesuai dengan yg
diperlukan.