Dengan nilai
sebagai berikut :
Dengan
sebagai berikut :
Sehingga nilai
Setelah mendapat beda temperatur, selanjutnya kita bisa mendapatkan luas
penampang yang merupakan nilai bukaan awal ketika me rating dengan cara
sebagai berikut :
Nilai U bisa kita dapatkan dari tabel dibawah ini sesuai dengan TEMA :
Gambar 11 Tabel Preliminary Koefisien Heat Transfer
Berdasarkan tabel di atas saya menggunakan nilai U sebesar 1900 W/m
2
.K
yang merupakan nilai tengah dari range yang diberikan pada tabel diatas.
Sehingga luas penampang perkiraan dapat dihitung sebagai berikut :
Dengan mendapat nilai luas penampang yang diperlukan kita dapat mengetahui
nilai banyaknya tube yang diperlukan dengan asumsi nilai L sebesar 6 meter dan
diameter tube (0,019 m) sebagai berikut :
Dari hitungan di atas jumlah tube yang diperlukan kira-kira 300 buah. Dari jumlah
tube ini dapat kita tentukan seberapa besar diameter shell yang diperlukan agar
tube dapat masuk kedalam shell serta pitch yang diperlukan dengan menggunakan
tabel di bawah ini yang merupakan standar TEMA sebagai berikut :
Gambar 12 Preliminary Diamter Shell Berdasarkan Jumlah Tube
Dari hasil diatas maka kita mendapatkan nilai-nilai yang kita perlukan untuk data
inputan pada HTRI sebagai berikut :
Karakteristik Hot Fluid
Laju Aliran : 60 kg/s
Temperatur Inlet : 25C
Temperatur outlet : 35C
Karakteristik Cold Fluid : 150 kg/s
Temperatur Inlet : 15C
Spesifikasi Tube
OD Tube : inch
Material : Campuran Tembaga (0,5-0,8) dan
Nikel
Fouling Factors : 0.000176 m
2
.K/w
OD Shell 21,25 inch
Pitch tube 1 inch
Konfigurasi Tube 30
0
B. Pengoperasian Program HTRI
Pada kasus ini, Saya menggunakan case Xist dengan menggunakan Heat
Exchanger Data Sheet untuk liquid-liquid exchanger.
Gambar 13 Program HTRI
Memulai satu New Case (kasus baru)
Pilih File > New Shell and Tube Exchanger.
Kasus membuka panel Input Summary.
Perhatikan bahwa mode kasus (Case mode) default adalah Rating.
Pertama-tama kita akan mengatur sistem satuan yang ingin kita gunakan
untuk seluruh kasus.
Gambar 14 Pengaturan Program HTRI
Fill data sesuai dengan data yang telah diketahui ;
Karakteristik Hot Fluid
Laju Aliran : 60 kg/s
Temperatur Inlet : 25C
Temperatur outlet : 35C
Karakteristik Cold Fluid : 150 kg/s
Temperatur Inlet : 15C
Spesifikasi Tube
OD Tube : inch
Material : Campuran Tembaga (0,5-0,8) dan
Nikel
Fouling Factors : 0.000176 m
2
.K/w
OD Shell 21,25 inch
Pitch tube 1 inch
Konfigurasi Tube 30
0
Gambar 15 Input Data Pada HTRI
Desain Apk Sheel and Tube Dipilih dari TEMA Type A, E, S
Gambar 16 Penampang Shell and Tube
Keterangan Gambar :
1. Saluran ujung yang tetap (stationary head-channel).
2. Tutup selonsong (shell cover)
3. Sekat (Buffle)
4. Pemegang tube tetap (stationary tubesheet).
5. Batang pengikat dan pemberi jarak (tie rods and spacer).
6. Penahan selongsong ke pondasi atau sadel (support saddle).
7. Shell
8. Pemisah aliran laluan (pass partition).
9. Pelat pipa yang mengambangyang menyusur (floating tube sheet skirt).
10. Tutup kepala yang mengambang (floating head cover).
11. Penahan gantungan (Support bracket).
12. Tube
13. Tube plate
14. Weir
Pada pemilihan ukuran shell ini konfigurasi tube juga harus ditentukan
terlebih dahulu, saya memilih Triangle Pitch 30. Dari beberapa referensi
konfigurasi inilah yang terbaik.
Gambar 17 Pitch Pada Tubu 30
0
Selanjutnya Menentukan jumlah phase pada shell sehingga kita dapat
menentukan seberapa banyak maksimal jumlah tube. Pada kesempatan kali ini
saya memilih 1 phase Type E.
Gambar 18 Tipe Phase Pada Shell
Baffle Geometry
Saya menggunakan single segmental, sehingga aliran menjadi seperti berikut ini.
Gambar 19 Single Segmental Baffle
Dari referensi baffle spacing didapat dari 0,4-0,6 dari ID Shell Jadi 21,25 inchi x
0,45 = 9,5625 inchi dan baffle cut sebesar 30% bertujuan untuk menghasilkan
aliran menjadi seturbulent mungkin.
Tube Geometry
Tube yang digunakan merupakan type plos (plain)
Dengan OD inch
Pitch dengan OD/ Ratio 1,333
Wall Tickness didapatkan dari tabel, sehingga ditentukan 1.651mm
Gambar 20 Wall thickness berdasarkan tube diameter
Shell orientation adalah horizontal, dengan dasar pertimbangan untuk lebih
memudahkan perawatan dan pembersihan.
Gambar 21 Pemilihan Tipe TEMA
Pemilihan material tube sesuai data yang telah diketahui yaitu Copper/nickel
70/30
Gambar 22 Pemilihan Material Pada Program HTRI
Dari input data geometri tube, dengan sendirinya program HTRI akan mengatur
layout susunan tube pada shell, gambar layout dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 23 Layout Susunan Tube
Langkah selanjutnya kita memilih tipe baffle yang akan digunakan. Disini saya
menggunakan tipe baffle single sagment yang dapat dilihat dari gambar dibawah
ini :
Gambar 24 Pemilihan Tipe Baffle
Kemudian dilanjutkan pada pemilihan fluida yang akan dialirkan pada shell dan
tube, hal ini sangat penting karena program HTRI langsung menerapkan sifat-sifat
dari fluida yang akan dipakai.
Gambar 25 Pemilihan Tipe Fluida Pada Shell and Tube
Langkah selanjutnya memilih program untuk menginterpolasikan nilai-nilai sifat
fluida yang akan dipakai :
Gambar 26 Input Nama fluida Serta Pemilihan Nilai Property Fluida
Kemudian kita memilih fluida yang akan dipakai, berdasarkan soal media
pendingin yaitu air sehingga kita dapat memilih fluida air yang ada pada list
program HTRI sebagai berikut :
Gambar 27 Pemilihan Jenis Fluida yang Digunakan
Langkah selanjutnya kita dapat me-running program untuk mendapatkan nilai
efesiensi dari desain heat and tube kita. Dari data-data yang telah diinput maka
didapatlah hasilnya sebagai berikut :
KESIMPULAN
Dari hasil running program HTRI dapat disimpulkan sebagai berikut :
Dari hasil running program maka didapat bahwa desain memiliki over
desain sebesar 1,55 %. Hal ini sudah terbilang baik karena kurang dari
10%.
Pemilihan aliran flow direction dengan countercurrent memiliki nilai
efisiensi yang lebih besar dari hasil beberapa kali rating. Hal ini
dikarenakan aliran yang berlawan memiliki heat transfer yang lebih besar
dibandingkan dengan arah sejajar.
Pemilihan ukuran baffle juga memberikan dampak pada proses rating. Hal
ini dikarenakan baffle dapat menyebabkan aliran turbulensi sehingga
meningkatkan heat transfer.
Penempatan aliran hot dan cold juga dapat mempengaruhi nilai efisiensi
dari shell and tube sehingga perlu diperhatikan dan ditinjau penempatan
aliran-aliran tersebut.