5 No 1 April 2020
Budiyono*)
Program Studi Teknik Mesin Diploma Tiga
Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Jl Pahlawan No 10 Kajen Kabupaten Pekalongan Telp (0285) 385313
Budiyonosp75@gmail.com
Ringkasan
Untuk mengurangi biaya produksi , perancangan alat penukar kalor terlebih dahulu sangatlah efektif dari pada
membeli alat penukat yang sudah jadi . Perancangan ini berupa dimemsi alat penukar kalor tipe shell and tube
mengunakan metode perhitungan polonomial pangkat 4 dan metode analisa perhitungan dengan mengunakan
program Exel . Perhitungan dimensi alat penukar kalor ini bertujuan untuk mempermudah dalam perancangan
dan pembuatan alat penukar kalor . Aalat penukar kalor yang dirancang adalah alat penukar kalor tipe shell and
tube yang banyak digunakan Di Perusahaan Garmen atau Texstile di Pekalongan. Adapun panas yang dihasilkan
dari Gas Buang Diesel sebesar 250 ˚C – 300 ˚C, dimana gas buang yang berasal dari Diesel tersebut dialirkan
ke alat penukar kalor sehingga Udara panas yang dikeluarkan menuju ke alat pengering mempunyai
temperature sebesar 70C dan kapasitas dari alat pengering sebesar 36kg/1 jam dan Q= 1098 W dan temperatur
70 oC,Sehingga dilakukan perancangan alat penukar kalor yang dibutuhkan untuk mengalirkan udara panas yang
sudah di naikan temperaturnya.Gas buang yang beasal dari PLTD dengan laju aliran massa 2.72 kg/s,
perancangan alat penukar kalor dengan tipe cangkang and pipa,dimana aliran panas gas buang melalui shell.dan
udara melalui pipa.
To reduce production costs , designing a heat exchanger in advance is very effective than buying a
ready - made exchanger . This design is in the form of dimensions of a shell and tube type heat
exchanger using the polonomial power 4 calculation method and the calculation analysis method
using the Exel program. Calculation of the dimensions of this heat exchanger aims to simplify the
design and manufacture of heat exchangers. The heat exchanger designed is a shell and tube type
heat exchanger which is widely used in Garment or Textile Companies in Pekalongan. The heat
generated from the Diesel Exhaust Gas is 250 C - 300 C, where the exhaust gas originating from the
Diesel is channeled to the heat exchanger so that the hot air released to the dryer has a temperature
of 70C and the capacity of the dryer is 36 kg. /1 hour and Q = 1098 W and a temperature of 70 oC, so
that the design of a heat exchanger is needed to circulate the hot air that has been raised in
temperature. The exhaust gas that comes from PLTD with a mass flow rate of 2.72 kg/s, the design
of a heat exchanger with shell and pipe type, where the flue gas heat flows through the shell and air
through the pipe. Keywords: Heat Exchanger, Power Polonomial, Dimension
10
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, Vol.5 No 1 April 2020
. http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika
11
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, Vol.5 No 1 April 2020
Gambar 1 Standar TEMA berdasar tipe bagaian alat Gambar 3 Profil temperature alat penukar kalor
penukar kalor aliran berlawanan
Alat Penukar Kalor Aliran Sejajar Alat Penukar Kalor Tipe “ Shell and Tube “
Alat penukar kalor tipe alira sejajar memiliki arah Alat penukar kalor tipe ini adalah salah satu jenis
aliran dari dua fluida yang bergerak secara sejajar . alat penukar kalor yang menurut konstruksinya
Kedua fluida masuk dan keluar pada sisi penukar dicirikan adanya sekumpulan “ tube” yang
panas yang sama. Temperatur fluida yang memberikan sipasangkan didalam “shell” terbentuk silinder di
energy akan selalu lebih tinggi disbanding temperature mana dua jenis mengalir secar terpisah, Masing
fluida yang menerima sejak memasuki alat penukar masing melalui sisi “tube” dan sisi “shell” alat
kalor kalor hingga keluar. Temperatur fluida yang penukar kalor tipe ini sering digunakan di indutri
menerima kalor tidak akan pernah mencapai kimia dan texstile . Satu fluida mengalir didalam
temperature fluida yang memberikan kalor : pipa , sementara fluida lain dialirkan dalam shell.
Agar aliran dalam shell turbulen dalam shell
turbulen dan untuk memperbesar koefisien
12
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, Vol.5 No 1 April 2020
. http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika
perpindahan panas konveksi, maka pada shell lebih mudah dalam proses pembersihan atau
dipasang penghalang (baffle). perawatannya.
4. Langkah selanjutnya adalah memperkirakan
jumlah tube ( N ) yang digunakan dengan
mengunakan rumus :
A=N(лd)L
Dimana
Gambar 4 Alat penukar kalor tipe “shell and tube “ d = diameter luar tube ( mm)
L = Panjang Tube ( m)
Komponen Komponen Alat Penukar Kalor 5. Menentukan ukuran shell .Langkah ini
Aalat penukar kalor tipe “shell and tube “ memiliki dilakukan setelah kita mengetahui jumlah tube
komponen komponen yang sangat berpengaruh pada yang direncanakan kemudian perkirakan
konstruksinya . Adapun komponen komponen dari alat jumlah pas dan tube pich yang akan digunakan.
penukat kalor tipe ini adalah : 6. Langkah selanjutnya adalah memperkirakan
jumlah baffle dan jarak yang digunakan.
Biasanya Baffle memiliki jarak yang seragam
dan minimum jaraknya 1/5 dari diameter shel
tapi tidak kurang dari 2 inchi.
7. Langkah yang terakhir adalah memerikas
kinerja dari alat penukar kalor yang telah
direncanakan . Hitung koefisien perpindahan
panas disisi tabung dan sisi shell hitung factor
pengotorannya apakah sesuai dengan standar
Gambar 5 Komponen alat penukar kalor tipe „shell yang diizinkan dan penurunan tekanan disisi
and tube” tube dan shell
A. TubeTube sheets Beda Temperatur Rata Rata Logaritma (LMTD)
B. Shell and shell side nozzles Faktor perhitungan pada alat penukar kalor adalah
C. Tube side channels and nozzles masalah perpindahan panasnya . Apabila panas yang
D. Channel Covers dilepaskan besarnya sama dengan Q persatuan waktu ,
E. Pass divides maka panas itu diterima fluida yang dingin sebesar Q
F. Rafles tersebut dengan persamaan :
Peracangan Alat Penukar Kalor Tipe : Shell and
Tube Q= U. A . ΔT
Setelah medesain alat penukar kalor dibutuhkan data Dimana :
dari laju aliran (flow Rate ) , temperature masuk dan Q = Kalor yang dilepaskan/ diterima (w)
temperature keluar , dan tekanan untuk operasi U = Koefisien perpindahan pans menyeluruh (
kedua fluida. Data ini dibutuhkan terutama untuk W/m2 C0 )
fluida gas jika densitas gas tidak diketahui. Untuk A = Luas Perpindahan Panas (m2)
fluida berupa cair (liguid) , data tekanan operasi ΔT= Selisih Temperatur Rata rata ( o C)
tidak terlalu dibutuhkan karena sifat sifatnya tidak Sebelum menentukan luas permukaan kalor ( A) maka
banyak berubah apabila tekannanya berubah terlebih dahulu ditentukan nilai LMTD . Hal ini
Langkah langkah yang biasa dilakukan dalam berdasarkan selisih temperature dari fluida yang
merencanakan atau mendesain alat penukar kalor masuk dan keluar dari kalor .
adalah :
1. Penentuan Heat duty ( Q ) yang diperlukan, LMTD = ΔTmax - ΔTmin
penukar kalor yang direncanakan harus Ln ΔTmax
memenuhi atau melebihi syarat ini . ΔTmin
2. Menentukan ukuran ( size ) alat penukar
kalor dengan perkiraan yang masuk akal
untuk koefisien perpindahan kalor METODOLOGI PERANCANGAN
keseluruhanya. Diagram Alir ( flow Chart)
3. Menentukan fluida yang akan mengalir disisi Diagram alir perencanaan alat penukar kalor (APK)
tube atau shell. Biasanya sisi tube tipe shell and tube
direncanakan untuk fluida yang bersifat
korosif, beracun , bertekanan tinggi , bersifat
mengotori dinding , Hal ini dilakukan agar
13
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, Vol.5 No 1 April 2020
Gas panas
Th,i = 300 C = 573 K
Cph = 0,306
Mulai Udara Dingin m = 2,72 kg/s
Tc,i = 303 K
Cpa = 1,135
Identifikasi masalah m = 1,6 kg/s
Masalah
Pengumpulan Data
Tc,o = 3 33 K
Pengolahan data
Th ,o = 5 56 K
Perancangan APK
14
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, Vol.5 No 1 April 2020
. http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika
15
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, Vol.5 No 1 April 2020
h
1
0.97198 0.6522 0.8120kg / m3 a v2
r1
0.0060
2 r3
Perhitungan Polinomial Sederhana untuk r1
b v1 0.00059
AlatPenukar Kalor r3
r2
Dimana tahapan-tahapan pengerjaan dengan c v 2 s 2 324.02
r3
mengunakan polynomial pangkat 4 seperti berikut
ini: d s3 v1 s2 0.09688
4m tf 4 1.6kg / s Dimana persamaan dasar dari polynomial tersebut
Udara 1 497125.9
3.14 0.000041kg / s.m
adalah seperti persamaan dibawah ini:
tf
y a0 a1 x a 2 x 2 ....... an x n M
m
2.72kg / s
sf
Gas 2
59518
aka hasil yang diperoleh dari persamaan diatas:
457 kg / s.m
0.
sf ~ ~ ~
a A 4 b A 3 c A d 1606.7
Re Dh 4 2 4 59518
1.27
Re D 1 3.14 1.2 497125.9
Sehingga diperoleh nilai A = 0.0165
0.2
fo Re Dh
z (1.27) 0.2 0.953 Apabila dibuatkan grafik persamaan polynomial
f Re D pangkat 4 seperti Gambar 7 dibawah ini:
UA
t1 2
tf Prtf
2 Cp tf m 3
3.948kW / K
0.09
( 2 1.135 J / KgK 1.6kg / s 0.71) 2 / 3
UA
t2 2
0.5 Z Cp sf m sf Prsf 3
3.948kW / K
0.21
0.5 1.2 0.953 3.14 0.306 J / KgK 2.72kg / s 0.72
t2 0.21
t3 0.22
Z 0.953
tf
4m 4 1.6kg / s
s1 2kg / s
3.14
Ptf tf 105 0.51 86.759582 105
s2 2
1066109.48 Selanjutnya dapat dilakukan perhitungan
s1 22
luas permukaan alat penukar kalor berdasarkan hasil
86.759582 86.759582
s3 air air 0.15
out in
55.865273 117.65389
16
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, Vol.5 No 1 April 2020
. http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika
metode optimasi dengan persamaan polynomial Tabel .1. Hasil perhitungan metode optimasi
pangkat empat, didapatkan parameter diameter pipa, polynomial pangkat 4
panjang pipa, jumlah pipa, luas pipa, koefisien
pindah panas dengan cara trial dan error. Dengan
menggunakan persamaan berikut ini:
No D (m) n ReD f L (m) L/D A (m2) U
v
1
~
v2 A 2 5
n 1
33buah 2 0.012 23 1.8 x 10 0.00409 2.0 163 1.70 130
D2
5
3 0.012 21 1.9 x 10 0.00374 2.1 164 1.71 129
1
Re D 1 1.5.10 5
nD Penentuan dimensi alat penukar kalor hasil
perhitungan polynomial
Selanjutnya dapat dihitung faktor Dengan menggunakan metode optimasi perhitungan
pengaruh dari gesekan fluida dengan APK: dimensi uatama alat penukar kalor untuk diberikan
udara panas sekitar 60oC untuk disuplaikan ke mesin
0.079 Re D ,
0.25
3x103 Re D 2 x10 4 pengering celana dan jeans. pada Tabel 4.2 untuk
f 0.20
0.046 Re D , 2 x10 4 Re D 106 banyaknya tube dan panjang tube yang dibutuhkan
dengan pertimbangan adanya faktor gesekan dan
Faktor gesekan dipengaruhi dari bilangan Reynold,
juga bilangan Reynold yang mempernagruhi kinerja
hasil bil. Reynold sebesar 317391.9095, maka
fluida dan koefisien perpindahan kalor yang terjadi
digunakan persamaan dibawah ini:
didalam, sehingga pada Tabel 4.3. diperoleh faktor
0.2 yang berpengaruh apabila ingin diketahui faktor
f 0.046 ReD 0.046 (317391.9095)0.2 0.00425
konveksi (baik untuk udara dan gas) serta konduksi
Kemudian dapat diketahui panjang tube yang terhadap nilai UA (koefisien perpindahan panas
dibutuhkan dengan persamaan berikut ini: pada satuan luas).
Sehingga dengan memperhatikan hasil aspek
FL
D perhitungan tersebut diperoleh dimensi utama dari
L
D
1.6m alat penukar kalor tersebut yaitu seperti pada Tabel
f
Selanjutnya dapat dihitung luas perpindahan kalor
yang terjadi, pada persamaan berikut ini: 4.4 berikut ini:4.4 berikut ini:
A n(DL) 1.6407m 2
UA
U 135W / m2 K
A
Selanjutnya apabila dilakukan langkah
yang sama menggunakan cara trial dan error untuk
D = 0.02 dan 0.03 m dapat dibuatkan tabel seperti
pada Tabel 4.2. dibawah ini:
17
ISSN : 2598-6198 SURYA TEKNIKA, Vol.5 No 1 April 2020
Tabel 2. Dimensi utama hasil polynomial pangkat 4 [2] A. Bejan, Heat transfer, second edition.
1995.
No Parameter / Dimensi Simbol Desain Satuan
[3] I. Bizzy and R. Setiadi, “Studi Perhitungan
1 Diameter Shell Ds 900 mm
Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube
Dengan Program Heat Transfer Research
2 Panjang L 1.6 m Inc. ( Htri ),” J. Rekayasa Mesin, vol. 13, no.
1, pp. 67–76, 2013.
3 Jumlah Tube Nt 33 Buah
[4] E. dan A. I. R. Kiswoyo, “Perancangan Dan
4 Diameter tube do 0.01 m Validasi Desain Alat Penukar Kalor Tipe
Shell and Tube Menggunakan
5 Beban Termal Q 83000 W
Computational Fluid Dynamics,” Din. J.
Temperatur udara Ilm. Tek. Mesin Vol. 8, No. 2, Mei 2017, vol.
6 masuk Tci 30
o
C 8, no. 2, pp. 39–46, 2017.
DAFTAR PUSTAKA
18