Reski Febyanti Rauf, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Makassar, email: reski.febyanti@unm.ac.id
Abstrak
Salah satu tahapan penanganan pascapanen yang mempengaruhi kualitas rumput laut
adalah proses pengeringan. Pengeringan rumput laut melibatkan parameter-parameter
pengeringan yang kompleks sehingga menghasilkan kinetika pengeringan yang khas. Tujuan
penelitian ini mengidentifikasi model matematika pengeringan lapisan tipis yang sesuai untuk
menggambarkan kinetika pengeringan rumput laut Eucheuma cottonii dengan menggunakan
pengering surya efek rumah kaca. Pengeringan dilakukan dengan menghamparkan rumput
laut segar di atas tray dan ditimbang setiap jam selama pengeringan berlangsung.
Selanjutnya, dilakukan pengukuran kadar air, laju pengeringan, dan MR. Nilai MR
diterapkan pada berbagai model matematika pengeringan lapisan tipis dan dilakukan curve
fitting menggunakan analisis regresi nonlinear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan pengering surya efek rumah kaca secara efektif dapat menghasilkan rumput laut
kering yang baik dalam jangka waktu yang relatif singkat. Adapun model yang paling akurat
mendeskripsikan kinetika pengeringan rumput laut yaitu model Midilli dengan persamaan
matematika MR = 1,00192 exp (-0,23914t(1,14766)) + 0,00036t. Model tersebut memiliki nilai
R2 0,99877 dan nilai χ2 0,0001229. Tingkat kesesuaian hasil prediksi model matematika
dengan hasil observasi sangat sesuai dengan nilai R2 = 0.99877, χ2 = 0.000103, RMSE =
0.009914, SSE = 0.001966, dan EF = 0,998767. Nilai effective moisture diffusivity
pengeringan rumput laut Eucheuma cottonii yaitu 2,54 x 10-8 m2/s.
Kata Kunci: Effective moisture diffusivity, Kinetika pengeringan, Pemodelan, Rumput laut
Abstract
One of the post-harvest handling steps that affect the quality of seaweed is the drying
process. Seaweed drying involves complex drying parameters resulting in characteristic
drying kinetics. This research aims to identify a mathematical model of thin-layer drying that
is suitable for describing the drying kinetics of Eucheuma cottonii seaweed using a
greenhouse effect solar dryer. Drying was done by spreading the fresh seaweed on a tray and
weighing it every hour during the drying process. Furthermore, water content, drying rate,
and MR were measured. MR values were applied to various mathematical models of thin-
layer drying and curve fitting was performed using nonlinear regression analysis. The results
showed that the use of greenhouse effect solar dryers can effectively produce good dry
seaweed in a relatively short period of time. The model that most accurately describes the
139
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
drying kinetics of seaweed is the Midilli model with the mathematical equation MR =
1,00192 exp (-0,23914t(1,14766)) + 0,00036t. The model has R2 0,99877 and χ2 0,0001229. The
level of concordance between the prediction model and the experimental model is very
compatible with the value of R2= 0.99877, χ2 = 0.000103, RMSE = 0.009914, SSE =
0.001966, dan EF = 0,998767. The effective moisture diffusivity value for drying Eucheuma
cottonii seaweed was 2,54 x 10-8 m2/s.
Keywords: Effective moisture diffusivity, Drying kinetics, Modeling, Seaweed
140
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
khususnya di Indonesia, akan tetapi surya efek rumah kaca. Rumput laut segar
karakteristik bahan, metode pengeringan, dihamparkan di atas tray sebanyak 2,5 kg
dan kinetika pengeringan yang khas berat basah. Selanjutnya, dilakukan
memiliki potensi untuk menghasilkan pengukuran berat rumput laut setiap jam
model pengeringan yang berbeda. Oleh selama pengeringan berlangsung. Prinsip
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk pengeringan yang dilakukan adalah
mengidentifikasi model matematika pengeringan alami metode pengeringan
pengeringan lapisan tipis yang sesuai untuk lapisan tipis dengan memaksimalkan suhu
menggambarkan kinetika pengeringan panas matahari dengan sistem efek rumah
rumput laut Eucheuma cottonii dengan kaca tanpa penggunaan exhaust fan
menggunakan pengering surya efek rumah sehingga kecepatan udara diabaikan. Suhu
kaca. dan relative humidity (RH) di dalam ruang
pengering diukur dengan menggunakan alat
Metode Penelitian
termometer dan hygrometer setiap 10 menit
Alat dan Bahan selama pengeringan.
Pengeringan dilakukan di dalam Proses pengeringan dilakukan
ruang pengering surya efek rumah kaca sampai kadar air mencapai kadar air
berdimensi 14 m x 8,5 m x 3,5 m dengan kesetimbangan. Kemudian pengukuran
tray berukuran 1,2 m x 0,8 m x 0,05 m. kadar air dilakukan menggunakan metode
Berat dan kadar air diukur menggunakan oven dengan suhu 105oC (AOAC)
timbangan analitik KERN ABT 320-4M, (Demiray dan Tulek, 2014; Rahmat dan
oven BINDER ED-240, dan desikator. Adiandri, 2015). Dalam studi ini,
Pengukuran suhu dan kelembaban udara pengukuran kadar air dilakukan setelah
menggunakan Elitech RC-4 USB pengeringan untuk mengidentifikasi berat
Temperature Data Logger dan higrometer kering bahan. Selain itu, idenfikasi kadar
Model DS102 USB Temperature and air sepanjang proses pengeringan juga
Humidity Data Logger. dilakukan dengan menghitung
Bahan yang keringkan merupakan perbandingan penurunan berat bahan
rumput laut segar berwarna coklat jenis dengan berat kering bahan (Yadollahinia et
Eucheuma cottonii dengan umur panen 45 al., 2008). Kadar air dapat diindikasikan
hari dengan berat rata-rata ± 59 g. Umur sebagai persen dan dinyatakan dalam
panen 45 hari merupakan umur panen yang metode basis kering (Safrizal, 2010;
memiliki produktivitas tertinggi untuk Prakash dan Kumar, 2014) dengan rumus
rumput laut Eucheuma cottonii (Rivai, (Persamaan 1) berikut ini:
2020). Rumput laut ini berasal dari daerah
𝑤 (𝑡)−𝑑
Takalar, Sulawesi Selatan. Sebelum 𝑀= 𝑥100% (1)
𝑑
dikeringkan, rumput laut direndam dengan
air laut untuk menjaga kesegaran dan Nilai M adalah kadar air basis
meminimalisir penguapan. kering (%), w (t) adalah berat rumput laut
Prosedur Pengeringan pada waktu t (g), dan d adalah berat bahan
kering (g).
Pengeringan rumput laut dilakukan Pada prinsipnya laju pengeringan
selama 2 hari pada pukul 8 pagi sampai adalah kecepatan pengeringan yang
pukul 5 sore di dalam ruang pengering
141
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
dikaitkan dengan banyak sedikitnya air rumput laut selama pengeringan dihitung
yang menguap pada kurun waktu tertentu dengan menggunakan rumus (Persamaan 3)
(Yadollahinia et al., 2008). Laju berikut:
pengeringan rumput laut menggambarkan Mt - Me
MR= (3)
Mo - Me
pola penurunan kadar air dan penguapan air
dari bahan selama pengeringan berlangsung
Dimana, MR merupakan moisture
(Ramli et al., 2017; Hall, 1980). Laju
ratio, Mt untuk kadar air pada waktu
pengeringan dapat ditentukan dengan
tertentu, Me adalah kadar air
menghitung selisih kadar air basis kering
kesetimbangan, dan Mo untuk kadar air
rumput laut terhadap waktu (Fithriani et al.,
awal (Fudholi et al., 2011;
2016), ditunjukkan pada Persamaan 2.
OBSERVASIIbrahim et al., 2009; Taheri et
𝑑𝑊 𝑊𝑖+1 − 𝑊𝑖 al., 2011).
𝐷𝑅 = − =− (2) Data digambarkan dalam grafik
𝑑𝑡 𝑡𝑖+1 − 𝑡𝑖
hubungan terhadap waktu dan
DR adalah laju pengeringan rumput ditransformasikan dalam bentuk linear.
laut Eucheuma cottonii (% per jam), W Nilai konstanta pengeringan diidentifikasi
adalah kadar air basis kering (%), t adalah sebagai k, a, b, dan n. nilai ini merupakan
waktu (jam), Wi adalah kadar air basis hasil permodelan yang digunakan untuk
kering terhadap ti (%), dan Wi+1 adalah menghasilkan nilai MR model melalui
kadar air basis kering terhadap ti+1 (%). analisis regresi nonlinear. Model
Model Matematika matematika pengeringan lapisan tipis yang
digunakan ditunjukkan pada Tabel 1.
Model matematika pengeringan
lapisan tipis dihitung berdasarkan data
moisture ratio (MR) hasil observasi. MR
142
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
rumput laut, penentuan effective moisture model. Nilai χ2 digunakan untuk menguji
diffusivity dilakukan sesuai dengan hubungan atau pengaruh antar variabel dan
Persamaan Hukum Fick Kedua (Persamaan menghitung tingkat kesesuaian model
4) dengan asumsi bentuk geometri bahan (Doymaz et al., 2006; Sarpong et al.,
yaitu slab. 2019). Nilai SSE dan RMSE merupakan
penyimpangan antara nilai prediksi model
𝜋 2
8 −𝐷𝑒𝑓𝑓 𝑡( ) dengan nilai hasil observasi. Semakin
𝑀𝑅 = (𝑒 2𝑙 ) (4)
𝜋2 tinggi nilai R2 dan semakin rendah nilai χ2,
SSE, dan RMSE, maka semakin tinggi
Persamaan 4 dapat disederhanakan tingkat kesesuaian suatu model (Omolola et
dan disusun ulang menjadi Persamaan 5 al., 2019). Nilai EF digunakan untuk
untuk pengeringan yang berlangsung lama. menunjukkan bagaimana perilaku
pengeringan suatu produk diprediksikan
8 𝜋 2
ln(𝑀𝑅) = ln 𝜋2 − 𝐷𝑒𝑓𝑓 (2𝑙) 𝑡 (5) oleh model matematika secara akurat.
Semakin tinggi nilai EF, maka semakin
Dari Persamaan 5, nilai effective akurat kemampuan suatu model dalam
moisture diffusivity dapat diperoleh dari melakukan prediksi. Nilai R2, χ2, RMSE,
hasil plot data grafik hubungan nilai ln MR SSE, and EF dihitung dengan Persamaan 7
dan waktu. Berdasarkan nilai slope dari - 11 sebagai berikut:
grafik, maka nilai effective moisture
∑N N
i=1(MRi −MRpre,i ) ∙ ∑i=1(MRi −MRexp,i )
diffusivity dihitung menggunakan rumus R2 = 2 2
(7)
√[∑N N
i=1(MRi −MRpre,i ) ]∙[∑i=1(MRi −MRexp,i ) ]
(Persamaan 6) berikut:
2
𝜋2 2 ∑𝑁
𝑖=1(𝑀𝑅𝑒𝑥𝑝,𝑖 −𝑀𝑅𝑝𝑟𝑒,𝑖 )
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 = −𝐷𝑒𝑓𝑓 (4𝑙2 ) (6) 𝜒 = (8)
𝑁−𝑧
2
Dimana, nilai Deff adalah effective ∑ (𝑀𝑅 𝑁
−𝑀𝑅𝑒𝑥𝑝,𝑖 )
𝑅𝑀𝑆𝐸 = √ 𝑖=1 𝑝𝑟𝑒,𝑖 (9)
moisture diffusivity (m2/s) dan L adalah 𝑁
143
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
60 60
50 50
40 40
Suhu (oC)
RH (%)
30 30
20 20
10 Suhu 10
RH
0 0
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
8:00
9:00
8:00
9:00
Hari 1 Hari 2
Gambar 1. Hubungan antara suhu udara dan RH ruang pengering selama proses
pengeringan
Peningkatan suhu udara dalam menunjukkan tingginya laju pengeringan
ruang pengering memicu terjadinya pada periode awal proses pengeringan
penguapan air dari dalam bahan sehingga khususnya pada jam pertama dengan nilai
menyebabkan berkurangnya kadar air 169,376 %bk/jam. Hal ini mengindikasikan
bahan. Pengeringan rumput laut yang besarnya penurunan kadar air pada awal
ditandai dengan perpindahan panas dan pengeringan yang disebabkan tingginya
massa secara simultan dalam jangka waktu kandungan air bebas dalam bahan yang
tertentu digambarkan dalam grafik bergerak ke permukaan dan mengalami
hubungan kadar air, laju pengeringan, dan penguapan. Akan tetapi, semakin panjang
waktu pada Gambar 2. Grafik tersebut waktu pengeringan maka semakin besar
144
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
600 150
400 100
200 50
0 Kadar Air 0
Laju Pengeringan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Waktu (jam)
Gambar 2. Hubungan antara kadar air, laju pengeringan, dan waktu pengeringan
145
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
1.0
0.8
0.4
0.2
0.0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Waktu (jam)
Gambar 3. Hubungan antara MR dan waktu pengeringan
146
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
MR Prediksi
Fitted Y of MR Prediksi
y=a+b*x
1.0 MR Prediksi
Pearson's r 0.99939
Adj. R-Square 0.9987
Intercept -5.0772E-4 ± 0.00284
0.8
Slope 1 ± 0.00827
MR Prediksi
0.6
0.4
0.2
0.0
147
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
0 y=a+b*x
ln MR
Pearson's r -0.97896
-1 Adj. R-Square 0.9559
Intercept 0.32073 ± 0.19187
-2 Slope -1.00054E-4 ± 5.0587E-6
-3
ln MR
-4
-5
-6
-7
-8
148
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
149
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
150
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
151
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
152