Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENGARUH VARIASI KECEPATAN PUTARAN DAN TEMPERATUR PADA

PROSES PENGERINGAN BIJI JAGUNG MENGGUNAKAN MESIN ROTARY DRYER


DENGAN PEMANAS GAS LPG

Trio Fatukhi Akbar, Nur Aidi Ariyanto, Mukhamad Khumaidi Usman


Program Studi D3 Teknik Mesin, Politeknik Harapan Bersama
Jl. Dewi Sartika No. 71 Pesurungan Kidul, Kota Tegal
Email : triofatukhi@gmail.com

Abstrak

Mayoritas masyarakat indonesia bergerak dalam bidang pertanian.salah satunya dari sektor pertanian. Saat musim
penghujan pengeringan jagung tidak dapat berjalan dengan optimal, Karena proses pengeringannya masih mengandalkan
panas dari sinar matahari. Kelembaban yang tinggi bisa menyebabkan biji jagung diserang jamur. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh suhu dan kecepatan putaran drum terhadap hasil pengeringan jagung pada
mesin rotary dryer. Penelitian dilakukkan dengan temperatur 45 °C, 55 °C, dan 65 °C dengan perbedaan variasi putaran
10 rpm, 15 rpm, 20 rpm dan waktu yang ditentukan 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan Tingginya putaran drum dan
temperatur yang digunakan akan mempengaruhi hasil pengeringan biji jagung. Hasil pengeringan biji jagung terbaik
dicapai dengan temperatur 65 °C pada putaran 20 rpm dengan waktu pengeringan sekitar 30 menit dan hasil kadar air
jagung yang dihasilkan sebesar 12,7%.
Kata Kunci : Rotary Dryer, Pengeringan, Temperatur, Kecepatan Putaran

Analysis Of The Effect Of Variation Of Round Speed And Temperature On Corn Seed Drying
Process Using Rotary Dryer Machine With Lpg Gas Heater

Abstract

The majority of Indonesian people are engaged in agriculture. One of them is from the agricultural sector. During
the rainy season, corn drying cannot run optimally, because the drying process still relies on heat from the sun. High
humidity can cause corn kernels to be attacked by fungus. The purpose of this study was to determine how the effect of
temperature and speed of drum rotation on the results of drying corn on a rotary dryer machine. The research was carried
out at temperatures of 45 C, 55 C, and 65 C with different variations in rotation of 10 rpm, 15 rpm, 20 rpm and a specified
time of 30 minutes. The results showed that the high rotation of the drum and the temperature used will affect the drying
results of corn kernels. The best results of drying corn kernels were achieved at a temperature of 65 C at 20 rpm with a
drying time of about 30 minutes and the resulting corn moisture content of 12.7%.
Keywords : Rotary Dryer, Drying, Temperature, Rotational Speed

matahari cukup danhari tidak hujan. Selain itu hasil


Pendahuluan proses pengeringan memiliki kandungan air yang
tidak seragam tergantung dari kelembaban relatif
Jagung merupakan salah satu tanaman udara sekitar pada saat proses pengeringan.
pangan dunia yang penting Selain gandum dan Adapun pengeringan buatan terkendala dengan
padi. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung rendahnya energi efisiensi yang masih di bawah 60
juga ditanam sebagai pakan ternak, diambil %, dan terdegradasinya kandungan protein pada
minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, jagung terutama jika suhu udara untuk proses
dikenal dengan istilah tepung jagung atau pengeringan lebih dari 60 °C (Rahmat M., dkk.,
maizena), dan beberapa bahan baku industri 2019) [1]
(Rahmat M., dkk., 2019) [1]. Kebanyakan petani pedesaan pada
Penanganan pasca panen yaitu pengeringan umumnya masih menggunakan beragam alas
merupakan tahap yang penting untuk menjaga penjemur gabah, misalnya tikar, anyaman bambu,
kualitas jagung selama masa penyimpanan. Kadar lembaran plastik, karung goni, seng dan kadang-
air jagung sendiri pasca panen terdapat kandungan kadang tanpa alas (tanah, aspal) yang dapat
air sekitar 20-40 %. Pada saat ini pengeringan mengakibatkan butir retak dan bertambahnya
jagung dijalankan dengan dua cara yaitu dengan benda asing. Dalam musim penghujan, butiran jadi
sinar matahari langsung dan pemanas buatan. rusak karena penjemuran terhambat dan terjadi
Pengeringan model pertama terkendala dengan akumulasi panas dalam tumpukan jagung yang
ketergantungan pada musim, dimana pengeringan ditutup plastik karena tidak sempat diangkat dari
hanya dapat dijalankan jika intensitas sinar penjemuran pada saat hujan turun atau matahari

1
tidak terik seperti pada malam hari atau musim Dengan variasi waktu yang digunakan tersebut alat
penghujan. Alat pengering Rotary Drayer yang pengerinng ini mampu menurunkan dari kadar air
telah dirancang ini belum dilakukan pengujian (15 % - 20 %) menjadi berkisar antara 6,93 %
kinerja berdasarkan sumber energi yang digunakan sampai 3,40 % dan hasil tersebut memenuhi
(Taufiq M., 2004) [2]. standar SNI yaitu ≤ 8%.
Pengeringan yang baik memerlukan panas Effendy S., dkk., (2020) [5]. Melakukan
yang seragam dan kecepatan rpm pengeringan penelitian dan pengujian tentang Kajian Prototipe
yang tidak terlalu cepat, agar tidak terjadi Rotary Dryer Berdasarkan Kecepatan Putaran
keretakan dan kadar air menjadi lebih seragam. Silinder Pengeringan Dan Laju Aliran Udara
Syarat ini sukar dipenuhi dengan penjemuran Terhadap Efisiensi Thermal Pengeringan Biji
langsung dengan matahari, karena intensitas panas Jagung. Penelitian ini mengamati dari penggunaan
matahari sulit dikendalikan. Masalah utama bahan bakar batok kelapa terhadap efisiensi termal
pengeringan dengan menggunakan sinar matahari mesin pengering tipe Rotary. Berdasarkan hasil
adalah perubahan cuaca. Lebih-lebih dibawah pengujian variasi laju aliran udara panas untuk
kondisi daerah tropis yang basah dimana hujan dan pengeringan 15 menit diketahui bahwa laju aliran
sinar matahari bergantian, sehingga kehadiran udara sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan
pengering buatan dengan sumber energi lain masih penurunan kadar air. Berdasarkan SNI Kadar Air,
tetap dibutuhkan (Rahmat M., dkk., 2019) [1]. kondisi optimum yang dapat digunakan adalah laju
Oleh sebab itu perlulah diciptakan suatu aliran udara 12 m/s dengan efisiensi thermal 66,55
alat pengering guna mengurangi keterbatasan % diperoleh kadar air 14,22 %. Selain itu, efisiensi
tersebut. Untuk menanggulangi masalah tersebut, pengering rotary thermal meningkat dengan
pada tugas akhir ini dilakukan pembuatan dan meningkatnya kecepatan putaran. Nilai efisiensi
pengujian alat pengering biji Jagung dengan tipe tertinggi diperoleh pada kondisi 24 rpm dalam
Rotary Dryer (Mufti M., dkk., 2018) [3]. waktu 15 menit sebesar 74,14 %.
Berdasarkan latar belakang di atas maka
Tugas Akhir ini mengambil judul “Analisis Proses Pengeringan
Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Dan Proses pengeringan adalah proses
Temperatur Pada Proses Pengeringan Biji Jagung pemindahan panas dan uap air secara simultan,
Menggunakan Mesin Rotary Dryer Dengan yang memerlukan energi panas untuk menguapkan
Pemanas Gas LPG”. kandungan air yang dipindahkan dari permukaan
bahan yang dikeringkan oleh media pengering
yang biasanya berupa panas. Holman J.P., (1994)
Tinjauan Pustaka menyatakan proses pengeringan adalah proses
Rahmat M., dkk., (2019) [1]. melakukan pengambilan atau penurunan kadar air sampai
penellitian tentang Uji Pengeringan Biji Jagung batas tertentu sehingga dapat memperlambat laju
(Zea mays. Sp) Menggunakan Alat Pengering Biji- kerusakan biji-bijian akibat aktivitas biologi dan
Bijian Tipe Rak (Tray Dryer). Penelitian ini kimia sebelum bahan diolah/ digunakan.
merupakan jenis penelitian eksperimen yang terdiri Tujuan pengeringan adalah mengurangi
atas 2 variabel. Variabel A adalah suhu dengan 3 kadar air bahan sampai batas di mana
taraf variabel (60 °C, 65 °C, 70 °C) dan variabel B perkembangan mikroorganisme dan kegiatan
adalah lama pengeringan dengan 3 taraf variabel (3 enzim yang dapat menyebabkan pembusukan
jam, 4 jam dan 5 jam). Sampel penelitian adalah terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan
biji jagung lepas panen dengan kadar air awal 21,1 yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan
% dikeringkan menggunakan alat pengering yang lama (Taufiq M., 2004) [2].
berbentuk rak (Tray dryer). Disamping itu tujuan pengeringan adalah
Zikri A., dkk., (2019) [4]. Melakukan memenuhi persyaratan yang akan dipasarkan,kadar
penelitian tentang Uji Kinerja Rotary Dryer air jagung yang memenuhi standar mutu
Berdasarkan Efisiensi Thermal Pengeringan perdagangan adalah 14%. Untuk biji yang akan
Serbuk Kayu Untuk Pembuatan Biopelet. Pada disimpan kadar udara terbaik 13 %.dimana jamur
penelitian ini, telah dibuat prototype alat tidak tumbuh dan respirasi rendah. Oleh karena itu
pengering biomasa tipe Rotary Dryer. Dalam permintaan agar pengeringan dilakukkan segera
pengujian ini, Akhmad dkk menggunakan bahan dalam waktu 24 jam setelah panen. (Maulana V.,
baku serbuk kayu untuk pembuatan biomassa 2020) [6].
berkisar antara (15-20 %). Kemudian variasi yang
digunakan yaitu waktu pengeringan antara 0,5 jam, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan
0,75 jam, dan 1 jam dan suhu yang digunakan Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengeringan ada dua golongan yaitu faktor yang
untuk proses pengeringan tersebut sebesar 60 °C.
2
berhubungan dengan udara pengering dan faktor berkelobot maupun tanpa kelobot dapat dilakukan
yang berhubungan dengan sifat bahan yang dengan cara hamparan/ digantung untuk
dikeringkan. Faktor-faktor yang termasuk menurunkan kadar air dari 35 % menjadi 12 %
golongan pertama adalah suhu, kecepatan hamparan jagung tanpa kelobot 87 jam dan jagung
volumetrik aliran udara pengering dan kelembaban yang sudah dipipil 57 jam.
udara. Faktor-faktor yang termasuk golongan Bakker M., (1992) [7]. Mengemukakan
kedua adalah ukuran bahan, kadar air awal dan pengeringan bahan hasil pertanian menggunakan
tekanan parsial di dalam bahan. aliran udara pengering yang baik adalah antara 45
Kelembaban udara berpengaruh terhadap °C sampai 75 °C. Pengeringan pada suhu dibawah
proses pemindahan uap air. Apabila kelembaban 45 °C microba dan jamur yang merusak produk
udara tinggi, maka perbedaan tekanan uap air di masih hidup, sehingga daya awet dan mutu produk
dalam dan di luar bahan menjadi kecil sehingga rendah. Namun pada suhu udara pengering di atas
menghambat pemindahan uap air dari dalam bahan 75 °C menyebabkan struktur kimiawi dan fisik
ke luar. produk rusak, karena perpindahan panas dan massa
Pengontrolan suhu serta waktu air yang berdampak perubahan struktur sel (Taufiq
pengeringan dilakukan dengan mengatur kotak alat M., 2004) [2].
pengering dengan alat pemanas, seperti udara
panas yang dialirkan ataupun alat pemanas lainnya. Pengaruh Kecepatan Silinder Pada Proses
Suhu pengeringan akan mempengaruhi Pengeringan
kelembaban udara di dalam alat pengering dan laju Proses pemindahan dari media pemanas ke
pengeringan untuk bahan tersebut. Pada bahan yang dikeringkan dapat mempengaruhi
kelembaban udara yang tinggi, laju penguapan air pengeringan suatu bahan (Buckle, 1987).
bahan akan lebih lambat dibandingkan dengan Kandungan air yang terdapat dalam bahan terutama
pengeringan pada kelembaban yang rendah (Taufiq hasil pertanian terbagi menjadi 2 bagian, yaitu air
M., 2004) [2]. yang terdapat dalam keadaan bebas (free water)
dan air yang terdapat dalam keadaan terikat (bound
Pengaruh Suhu Pengeringan pada Proses water). Air bebas adalah selisih antara kadar air
Pengeringan suatu bahan pada suhu dan kelembaban tertentu
Laju penguapan air bahan dalam dengan kadar air kesetimbangan pada suhu dan
pengeringan sangat ditentukan oleh kenaikan suhu. kelembaban yang sama. Air bebas umumnya
Semakin besar perbedaan antara suhu media terdapat pada bagian permukaan bahan. Air terikat
pemanas dengan bahan yang dikeringkan, semakin adalah air yang dinakdung oleh suatu bahan yang
besar pula kecepatan pindah panas ke dalam bahan berada salam kesetimbangan tekanan uap kurang
pangan, sehingga penguapan air dari bahan akan dari cairan murni pada suhu yang sama. Air terikat
lebih banyak dan cepat. terdapat pada bahan dalam keadaan terikat secara
Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran fisis dan kimia (Sutijahartini S., 1985) [8].
udara pengering makin cepat pula proses Semakin cepat putaran silinder pengering
pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu udara maka akan semakin banyak kadar air yang
pengering makin besar energi panas yang dibawa teruapkan, Hal tersebut dikarenakan jumlah udara
udara sehingga makin banyak jumlah massa cairan yang kontak denagan jagung akan semkin banyak.
yang diuapkan dari permukaan bahan yang Air yang menguap pada proses pengeringan terdiri
dikeringkan. Jika kecepatan aliran udara pengering dari air bebas dan air terikat, air bebas berada pada
makin tinggi maka makin cepat pula massa uap air permukaan jagung sedangkan air terikat berada di
yang dipindahkan dari bahan ke atmosfir. dalam jagung. Air bebas akan pertama kali
Semakin tinggi suhu yang digunakan menguap ketika dipanaskan setelah air pada
untuk pengeringan, makin tinggi energi yang permukaan habis maka kandungan air terikat akan
disuplai dan makin cepat laju pengeringan. Akan berdifusi dikarenakan perbedaan tekanan uap pada
tetapi pengeringan yang terlalu cepat dapat bagian dalam dan bagian luar bahan. Oleh sebab
merusak bahan, yakni permukaan bahan terlalu itu, semakin cepat putaran silinder maka semakin
cepat kering, sehingga tidak sebanding dengan banyak air yang terbawa oleh udara Hasil
kecepatan pergerakan air bahan ke permukaan. Hal pengeringan yang terlalu kering akan
ini menyebabkan pengerasan permukaan bahan meneyebabkan kerugian bagi petani dikarenakan
(case hardenig). Selanjutnya air dalam bahan tidak banyaknya massa jagung yang menyusut,
dapat lagi menguap karena terhalang. Disamping sedangkan kadar air yang terlalu tinggi akan
itu penggunaan suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan jagung cepat mengalami
merusak daya fisiologik biji-bijian/ benih. pembusukan. Oleh sebab itu dilakukan proses
Pengeringan jagung berbentuk tongkol pengeringan yang mengikuti standar nasional

3
indonesia untuk mengurangi kerugian akibat Metode Penelitian
penyusutan ataupun rusaknya jagung akibat kadar
Metode pengumpulan data dilakukan
air yang berlebihan (Efendy S., dkk., 2018) [5].
dengan cara mencari studi literature, yaitu
mengumpulkan data-data dari internet, buku
Pengaruh Laju Aliran Udara Panas Terhadap
referensi, dan jurnal-jurnal yang relevan/terkait
Efisiensi Thermal
dengan topik penelitian. Berikut data yang telah
laju alir udara panas berbanding lurus
dikumpulkan :
dengan efisiensi thermal yaitu dimana semakin
Tabel 3.1. Pengumpulan data
besar laju alir udara panas yang disuplai maka
Panjang drum 70 cm
semakin tinggi efisiensi yang dihasilkan alat
Tebal plat (stainless 1,5 mm
pengering. Dari grafik dan data yang ditampilkan
steel)
diketahui bahwa Laju alir juga sangat berpengaruh
Kapasitas pengeringan 10 kg/jam
terhadap efisiensi thermal alat pengering.
Putaran motor 10, 15, 20 rpm
Hal ini dikarenakan semakin besar laju alir yang
Temperture 45, 55, 65 ℃
digunakan maka proses yang berlangsung semakin
Input biji Jagung (kadar 20 % – 40 %
baik, terutama didalam ruang pengering karena
perpindahan udara dialam ruang pengering sangat air)
menentukan dari baik tidaknya laju pengeringan Waktu pengeringan ½ jam
(Efendy S., dkk., 2018).
Pengumpulan data yaitu dengan cara
melakukan pengujian pengeringan biji jagung
menggunakan mesin pengering biji-bijian tipe
rotary dryer pada putaran 10 rpm, 15 rpm, dan 20
rpm, menggunakan variasi temperature 45 ℃, 55
℃, dan 65 ℃. Kemudian dicatat berapa kadar air
dalam bahan disetiap pengujian pengeringan biji
jagung dengan menggunakan lama waktu ½ jam.
Dicatat juga berat awal sebelum pengeringan dan
berat akhir setelah pengeringan.
Gambar 1 Kurva Laju Aliran Udara Terhadap Efisien Thermal
Metode Analisis Data
Pengujian pengeringan pertama dilakukan
Kadar Air Bahan dengan suhu 45 °C dengan putaran drum 10, 15, 20
Kadar air bahan menunjukkan banyaknya rpm dan lama waktu pengeringan ½ jam,
kandungan air persatuan bobot bahan. Dalam hal Pengujian pengeringan kedua dilakukkan dengan
ini terdapat dua metode untuk menentukan kadar suhu 55 °C dengan putaran drum 10, 15,20 rpm dan
air bahan tersebut yaitu berdasarkan bobot kering lama waktu pengeringan ½ jam, Pengujian
(dry basis) dan berdasarkan bobot basah (wet pengeringan ketiga dilakukkan dengan suhu 65 °C
basis). Dalam penentuan kadar air bahan hasil dengan putaran drum 10, 15, 20 rpm dan lama
pertanian biasanya dilakukan berdasarkan bobot waktu pengeringan ½ jam.
basah (wet basis). Dari data yang dikumpulkan dianalisis untuk
Dalam perhitungan ini berlaku rumus sebagai mengetahui proses pengeringan dengan variasi
berikut (Efendy S., dkk., 2018) [5] : Kadar Air putaran drum dan temperatur dengan
Basis Basah (KAbb) menggunakan waktu ½ jam. Berapakah temperatur
100 % ........................................(1) dan putaran drum yang menghasilkan kadar air
Keterangan : terbaik .
M = Kadar Air (%).
A = Massa Air Dalam Bahan (gram). Hasil Dan Pembahasan
B = Massa Bahan Kering (gram). Sebagaimana yang diketahui bahwa tujuan
Kadar Air basis Kering (KAbk) dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
100 % ………………………….(2) pengaruh variasi putaran dan temperatur drum
Keterangan : terhadap hasil pengeringan biji jagung pada mesin
M = Kadar Air (%). pengering biji-bijian tipe Rotary Dryer. Maka dari
A = Massa Air Dalam Bahan (gram). itu untuk mencapai tujuan tersebut perlu
B = Massa Bahan Kering (gram). melakukan pengujian jagung menggunakan mesin
pengering biji-bijjian tipe Rotary Dryer, dengan
variabel putaran silinder yang dimulai dari 10 rpm,
4
15 rpm, dan 20 rpm. Untuk variabel temperatur Daftar Pustaka
yang dimulai dari 45°C, 55°C, dan 65°C dengan Rahmat M., Patang P., Rais M., 2019. Uji
waktu 30 menit. Pengujian pengeringan jagung Pengeringan Biji Jagung (Zea mays. Sp)
menggunakan mesin pengering biji-bijian tipe Menggunakan Alat Pengering Biji-Bijian
rotary Dryer menghasilkan data-data hasil Tipe Rak (TRAY DRYER), Jurnal Teknik
pengujian yaitu sebagai berikut : Teknologi Pertanian, Vol. 1, No 1, ISSN:
S222 – S229 [1].
Tabel 4. 1. Data hasil pengujian Taufiq M., 2004. Pengaruh Temperatur Terhadap
Kadar air setelah Laju Pengerigan Jagung Pada Pengering
Putaran Konvensional Dan Fluidezed Bed.Skripsi,
pengeringan (%) pada
mesin Pengujian Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret,
suhu
(rpm) Surakarta [2].
45 0C 55 0C 65 0C
1 21,4 18,5 19,6 Mufti M., Halim M.L.N., Arifin I.S., 2018. Analisa
2 21,2 19,5 16,8 Pengaruh Variasi Putaran Dan Temperatur
10 Drum Terhadap Hasil Pengeringan Kopi
3 24,5 20,6 13, 6
Rata-rata 22,7 19,5 16,6 Pada Type Drum Dryer. Jurnal Teknik
1 17,2 13,6 14,6 Mesin. Vol. 4, No. 1, Universitas 17 Agustus
2 16,2 14,2 13,9 1945 Surabaya, Surabaya [4].
15 Zikri A., Rusnadi R., 2019. Uji Kinerja Rotary
3 16,8 17,2 14,6
Rata-rata 16,7 15 13,6 Dryer Berdasarkan Efisiensi Thermal
1 13 12,8 12,4 Pengeringan Thermal Pengeringan Serbuk
2 12,5 13,5 12,6 Kayu Untuk Pembuatan Biopolet. Jurnal
20 Teknik Kimia, Vol. 21, No 2, 50-58.
3 14,4 13,4 13,2
Rata-rata 13,3 13 12,7 Retrieved From [5].
Effendy S., Syarif A., Wardani D.K., Amalia I.,
Pembahasan Hasil Pegujian 2020. Prototype Rotary Dryer Dengan
Dari rata-rata data hasil pengujian diatas Bahan Biomassa Ditinjau Dari Pengaruh
kemudian dibuat diagram grafik kadar air jagung Variasi Laju Alir Udara Dan Durasi Waaktu
untuk mempermudah membaca hasil pembahasan Pengeringan Terhadap Laju Pengeringan
tersebut. Jagung Vol. 10, No 01, Hal 1-6 [6].
Maulana V., 2020. Rancang Bangun Mesin Blower
25 Pemisah Jagung.Tugas Akhir, Jurusan
22,7
Teknik Mesin, Universitas Jember, Jember
kadar air jagung

20 19,5
16,6 16,7 [7].
15 15 Baker M., 1992. In Other Words a Coursebook On
13,6 13suhu 45 °C
13,3
12,7
10 Translation. London Routledge [8].
suhu 55 °C
Sutijahartini S., 1985. Pengeringan .Jurusan
5 suhu 65 °C Teknologi Industri Pertanian FATETA.
0 Institut Pertanian Bogor [9].
10 15 20
Putaran Drum (rpm)
Gambar 4.2. Grafik diagram kadar air
jagung

Kesimpulan
Variasi temperatur dan kecepatan putaran
drum terhadap hasil pengeringan jagung pada
mesin Rotary Drayer berpengaruh terhadap
putaran drum. Tingginya putaran drum dan
temperatur semakin mempercepat proses
pengeringan. Putaran drum 20 rpm dengan
tempeatur 65 °C adalah pengeringan paling ideal
yaitu sebesar 12,7 %.

Anda mungkin juga menyukai