OLEH :
NISMARA IKHSAS
(F1C019120)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah...........................................................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian..........................................................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................................................................3
1.6 Hipotesa........................................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI.............................................................4
2.1 Tinjauan Pustaka..........................................................................................................................4
2.2 Landasan Teori.............................................................................................................................5
2.2.1 Perpindahan panas dari pelat besi kedalam ruang bakar........................................................5
2.2.2 Perpindahan panas dengan kecepatan exhaust fan.................................................................6
2.2.3 Kecepatan mesin dryer rotary................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Biji jagung merupakan salahsatu contoh hasil panen masyarakat dimana jagung tersebut
tidak dapat disimpan lama didalam karung maka harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cuaca
yang cerah dengan memanfaatkan sinar matahari yang membutuhkan waktu cukup lama sekitar
3-5 hari (Hafid dkk, 2018). Berikut cara salahsatu untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan pengeringan konvensional yaitu dengan menggunakan mesin pengering berputar. Karena
metode pengeringan dengan sinar matahari langsung butuh lahan yang luas untuk massa dan
tenaga kerjanya yang banyak dan pengeringan ini juga tergantung cuaca yang dimana tidak bisa
dilakukan dalam cuaca hujan maupun malam hari (Napitupulu & Atmaja 2011). Pada
prinsipnya pengeringan yang dilakukan secara radiasi menyerap energi panas lebih banyak dari
matahari secara langsung yang dengan waktu lama dibandingkan dengan menggunakan alat
pengering, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor cuaca, tempat dan kondisi penjemuran
(Sukmana dkk, 2022).
1
sebelum pengujian selesai, kadar air yang didapatkan kurang maksimal dan pengaruh suhu
lingkungan dalam lubang pembuangan panas maupun celah pembakaran dapat mempengaruhi
proses pengeringan. Selanjutnya dalam kelebihan dari alat ini adalah mampu mengeringkan 30
kg bahan pangan serta meningkatkan kadar air yang sangat baik dari 13% sampai 14% dengan
waktu 3 jam – 4 jam pengeringan. Alat pengering ini juga dapat diperhitungkan dengan
pengujian tentang pengaruh daya mesin, rasio gear, udara kipas yang masuk dan pembakaran
tungku, dimana waktu yang dibutuhkan untuk membakar 19,7 kg biji jagung dalam 1 tungku
sekitar 180 menit dengan kadar air 13,15%. Selain alat pengering rotary ada juga alat pengering
hasil pertanian otomatis menggunakan STM 32. (Sukmana dkk, 2022).
Pada kegiatan penelitian ini tentang pengujian alat pengering berputar dengan 1 tungku
pemanas kompor gas LPG, 1 tabung pengering, 1 pelat perubah kalor, pulley, motor penggerak,
FCL gearbox, gearbox dan bahan uji untuk alat pengering ini adalah jagung dan padi selain itu
ada alat bantu seperti timbangan digital dan sensor temperature yakni termokopel dan
termometer. Dari bahan tersebut di uji tingkat efisiensi alat pengering.
2
1. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap laju dan kualitas biji jagung.
2. Mengetahui berapakah temperatur dan waktu yang efektif pada proses pengeringan
biji jagung.
1.6 Hipotesa
Perpindahan panas konveksi yang dilakukan mesin dryer rotary oleh api kompor gas
LPG yang menyebabkan plat besi dan di dinding ruang bakar menjadi panas yang kemudian
exhaust fan akan memberikan dorongan terhadap panas dalam pembakaran sehingga pembakaran
dalam ruang bakar semakin panas. Kecepatan udara dari exhaust fan bisa memperbesar
temperature dalam ruang bakar. Pembakaran yang dilakukan sempurna dapat memberikan
pengeringan yang kadar air nya sangat baik. Maksimal massa yang dapat ditampung oleh mesin
dryer rotary ini adalah 20 kg dengan pengeringan merata dengan kadar air 14%.
3
BAB II
4
dilakukan, yaitu pengeringan di pohon sampai kadar air 23-25% baru dipanen dan langsung
dipipil yang selanjutnya dijual.
Menurut Alit & Susana, 2020 meneliti pengaruh kecepatan udara pada alat pengering jagung
dengan mekanisme penukar kalor. Kadar air jagung yang siap dipipil berada pada kisaran 17-
30%. Agar kualitas jagung dapat terjaga dengan baik maka diperlkan penanganan paska panen.
Penanganan paska panen yang sering dilakukan adalah dengan proses pengeringan. Standar mutu
yang digunakan sebagai acuan utama dalam pengeringan jagung adalah SNI 01-4438-1998.
Berdasarkan SNI.01-4483-1998, persyaratan mutu standar jagung bahan baku pakan yang harus
dipenuhi untuk komposisi kadar air maksimal sebesar 14%. Pengeringan bertujuan untuk
menurunkan kadar air hingga mencapai kadar air kesetimbangan sehingga mencegah tumbuhnya
mikriorganisme pembusuk. Proses pengeringan bisa dilakukan dengan cara konven- sional
maupun menggunakan alat pengering. Alat pengering merupakan salah satu contoh tempat
terjadinya proses perpindahan panas. Untuk meningkatkan temperatur pengeringan, maka alat
pengering dibuat dengan menambahkan penukar kalor.
Sukmana dkk, 2022 melakukan penelitian tentang “Prototipe Mesin Pengering Hasil
Pertanian Otomatis Menggunakan STM 32”. Waktu yang dibutuhkan dalam mengeringkan
gabah menggunakan sinar matahari mempunyai selisih waktu yang lebih lama dibandingkan
dengan menggunakan prototipe, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor cuaca, tempat dan
kondisi penjemuran. Cara yang dilakukan untuk menghitung persentase penurunan kadar air.
Berat awal
Kadar air = x 100 %
Berat akhir
Penjemuran gabah dengan berat awal 0,5 kg proses pengeringan memerlukan waktu 10 menit
dimana didapat berat gabah akhir 0,3 kg, yang mana dapat diketahui persentase penurunan kadar
air selama proses pengeringan yaitu 1,6 %.
Pembakaran yang dilakukan oleh gas LPG dengan penyalaan normal menyentuh pelat
besi akan mentransfer panas sesuai dengan teori perpindahan panas konveksi yang dimana pelat
besi menyerap energi kalor secara langsung dengan perbedaan temperatur permukaan dan
5
bergerak ke dalam dinding ruang bakar sehingga ruang bakar terpenuhi oleh energi kalor.
Rumus mencari nilai h :
Nu . k
h=
Lc
Dimana :
𝑁𝑢 = Angka Nusselt
𝐿𝑐 = Panjang karateristik, (m)
k = Konduktivitas panas, (𝑤⁄𝑚 . ℃)
h = Koevisien perpindahan panas konveksi rata-rata pada permukaan
(𝑤⁄𝑚2 . ℃)
Pada teori hukum newton membahas tentang persamaan dasar dari konsep
perpindahan panas secara konveksi. Teori tersebut menyatakan :
𝑞 = ℎ . 𝐴 . (𝑇𝑠 − 𝑇∞)
Dimana :
𝑇𝑠 = Suhu permukaan benda padat, (℃)
𝑇∞ = Suhu fluida, (℃)
A = Luas permukaan perpindahan panas, (𝑚2)
h = Koefisien perpindahan panas konveksi rata-rata pada permukaan
(𝑤⁄𝑚2 . ℃)
q = Laju perpindahan panas konveksi, (Watt)
𝑞 = ℎ . 𝐴 . (𝑇∞ − 𝑇𝑠)
Dimana :
h = Koefisien perpindahan panas, (𝑤⁄𝑚2 . ℃) A
= Luas penampang, (𝑚2)
6
𝑇∞ = Suhu udara kipas, (℃)
𝑇𝑠 = Suhu heatsink bagian dalam, (℃)
7
DAFTAR PUSTAKA
Hafid, Hafid, Luky Krisnandy, and Mahaputra Mahaputra. 2018. “Perancangan Dan Pembuatan
Mesin Pengering Jagung Pipilan Tipe Rotary Batch.” Jurnal Riset Teknologi Industri
12(1):34–46. doi: 10.26578/jrti.v12i1.3722.
Ida Bagus Alit, and I. Gede Bawa Susana. 2020. “Pengaruh Kecepatan Udara Pada Alat
Pengering Jagung Dengan Mekanisme Penukar Kalor.” Jurnal Rekayasa Mesin 11(1):77–
84. doi: 10.21776/ub.jrm.2020.011.01.9.
Napitupulu, Farel H., and Yuda Pratama Atmaja. 2011. “Perancangan Dan Pengujian Alat
Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg Per Siklus.” Jurnal
Dinamis 2(8):32–43.
Sukmana, Ade, and Muhammad Taufiq Tamam. 2022. “Prototipe Mesin Pengering Hasil
Pertanian Otomatis Menggunakan STM 32.” Jurnal Riset Rekayasa Elektro 4(1):1–6. doi:
10.30595/jrre.v4i1.12894.