Anda di halaman 1dari 10

USULAN TUGAS AKHIR

PENGARUH PENYALAAN TEMPERATUR KOMPOR GAS LPG


DENGAN VARIASI BERAT JAGUNG PADA ROTARY DRYER

OLEH :

NISMARA IKHSAS

(F1C019120)

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MATARAM

2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah...........................................................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian..........................................................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................................................................3
1.6 Hipotesa........................................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI.............................................................4
2.1 Tinjauan Pustaka..........................................................................................................................4
2.2 Landasan Teori.............................................................................................................................5
2.2.1 Perpindahan panas dari pelat besi kedalam ruang bakar........................................................5
2.2.2 Perpindahan panas dengan kecepatan exhaust fan.................................................................6
2.2.3 Kecepatan mesin dryer rotary................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai sumber daya alam yang sangat
melimpah dengan wilayah daratan yang luas oleh karena itu sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani. Negara yang tropis ini tanaman yang sering
dikembangbiakan adalah padi, jagung, kentang, wortel, ubi-ubian, dan lain-lain. Para petani
melakukan pengolahan pasca panen bertujuan agar hasil panen berkualiatas dan tahan lama
disimpan ditempat tertutup. Sebagai negara yang tropis disini banyak wilayah yang
memanfaatkan untuk bercocok tanam pangan jagung dengan kadar air siap panen kisaran 17% -
30%, contohnya di desa Pringgabaya, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, NTB. (Alit &
Susana, 2020)

Biji jagung merupakan salahsatu contoh hasil panen masyarakat dimana jagung tersebut
tidak dapat disimpan lama didalam karung maka harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cuaca
yang cerah dengan memanfaatkan sinar matahari yang membutuhkan waktu cukup lama sekitar
3-5 hari (Hafid dkk, 2018). Berikut cara salahsatu untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan pengeringan konvensional yaitu dengan menggunakan mesin pengering berputar. Karena
metode pengeringan dengan sinar matahari langsung butuh lahan yang luas untuk massa dan
tenaga kerjanya yang banyak dan pengeringan ini juga tergantung cuaca yang dimana tidak bisa
dilakukan dalam cuaca hujan maupun malam hari (Napitupulu & Atmaja 2011). Pada
prinsipnya pengeringan yang dilakukan secara radiasi menyerap energi panas lebih banyak dari
matahari secara langsung yang dengan waktu lama dibandingkan dengan menggunakan alat
pengering, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor cuaca, tempat dan kondisi penjemuran
(Sukmana dkk, 2022).

Berdasarkan permasalahan tersebut dibuat alat pengering rotary untuk mempermudah


kerja manusia. Alat pengering yang dibakar dengan nyala 1 tungku kompor gas ini merupakan
salah satu alat yang mampu mengatur panas dengan baik atau konstan dalam pemanasan
walaupun dalam keadaan musim hujan. Adapun kekurangan dari alat tersebut adalah karena
menggunakan gas LPG akan memerlukan biaya yang lebih banyak ketika bahan bakar gas habis

1
sebelum pengujian selesai, kadar air yang didapatkan kurang maksimal dan pengaruh suhu
lingkungan dalam lubang pembuangan panas maupun celah pembakaran dapat mempengaruhi
proses pengeringan. Selanjutnya dalam kelebihan dari alat ini adalah mampu mengeringkan 30
kg bahan pangan serta meningkatkan kadar air yang sangat baik dari 13% sampai 14% dengan
waktu 3 jam – 4 jam pengeringan. Alat pengering ini juga dapat diperhitungkan dengan
pengujian tentang pengaruh daya mesin, rasio gear, udara kipas yang masuk dan pembakaran
tungku, dimana waktu yang dibutuhkan untuk membakar 19,7 kg biji jagung dalam 1 tungku
sekitar 180 menit dengan kadar air 13,15%. Selain alat pengering rotary ada juga alat pengering
hasil pertanian otomatis menggunakan STM 32. (Sukmana dkk, 2022).

Pada kegiatan penelitian ini tentang pengujian alat pengering berputar dengan 1 tungku
pemanas kompor gas LPG, 1 tabung pengering, 1 pelat perubah kalor, pulley, motor penggerak,
FCL gearbox, gearbox dan bahan uji untuk alat pengering ini adalah jagung dan padi selain itu
ada alat bantu seperti timbangan digital dan sensor temperature yakni termokopel dan
termometer. Dari bahan tersebut di uji tingkat efisiensi alat pengering.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang muncul yaitu bagaimana pengaruh
termperatur terhadap laju pengeringan dan kualitas yang di hasilkan pada proses pengeringan biji
jagung.

1.3 Batasan Masalah


Agar penelitian terarah dan permasalahan tidak meluas sehingga sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai maka perlu adanya batasan masalah sebagai berikut:

1. Biji jagung dengan kadar air 17% - 30%


2. Kapasitas beban 20 kg
3. Putaran drump 10 rpm
4. Menggunakan dua exhaust fan
5. Variasi temperatur 50 °C, 60 °C, 70 °C
6. Hasil kadar air yang dinginkan 14%

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini sebagai berikut:

2
1. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap laju dan kualitas biji jagung.
2. Mengetahui berapakah temperatur dan waktu yang efektif pada proses pengeringan
biji jagung.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan dari penelitian dapat menambah ilmu pegetahuan dan dapat
diaplikasikan serta termotivasi untuk mengembangkannya.
2. Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau referensi sebagai bahan penelitian
mesin pengering yang efektif dan ekonomis.
3. Mendapatkan nilai kadar air kekeringan yang baik terhadap variasi beban bahan
pokok.

1.6 Hipotesa
Perpindahan panas konveksi yang dilakukan mesin dryer rotary oleh api kompor gas
LPG yang menyebabkan plat besi dan di dinding ruang bakar menjadi panas yang kemudian
exhaust fan akan memberikan dorongan terhadap panas dalam pembakaran sehingga pembakaran
dalam ruang bakar semakin panas. Kecepatan udara dari exhaust fan bisa memperbesar
temperature dalam ruang bakar. Pembakaran yang dilakukan sempurna dapat memberikan
pengeringan yang kadar air nya sangat baik. Maksimal massa yang dapat ditampung oleh mesin
dryer rotary ini adalah 20 kg dengan pengeringan merata dengan kadar air 14%.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Napitupulu & Atmaja 2011 telah melakukan penelitian yang berjudul “PERANCANGAN
DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING JAGUNG DENGAN TIPE CABINET DRYER
UNTUK KAPASITAS 9 kg PER-SIKLUS” pengeringan dengan sinar matahari menjadikan
mutu biji lebih baik yaitu menjadi mengkilap. Caranya adalah biji ditebarkan di lantai
penjemuran di bawah terik matahari. Pengeringan ini membutuhkan tenaga kerja lebih
banyak dan sangat tergantung dengan cuaca. Pada metode Cadburry, jika cuaca tidak
memungkinkan dapat diganti dengan hembusan udara pada pengeringan buatan. Pada tahap
awal dengan suhu lingkungan selama 72-80 jam dan diteruskan dengan suhu udara 45oC -
60˚C sampai biji kering. Lama pengeringan ini 7-8 jam sehari. Selama penjemuran
dilakukan pembalikkan hamparan biji 1-2 jam sekali. Lama penjemuran dapat lebih dari 10
hari, tergantung dengan cuaca dan lingkungan.

Hafid dkk, 2018 melakukan penelitiannya mengenai “PERANCANGAN DAN


PEMBUATAN MESIN PENGERING JAGUNG PIPILAN TIPE ROTARY BATCH”.
Pengeringan jagung dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: cara pertama jagung dikeringkan
secara alami dengan menggunakan panas dari sinar matahari atau perapian dapur. Pada cuaca
cerah jagung dijemur selama 3-5 hari sampai cukup kering. Pengeringan jagung tongkol
sampai mencapai kadar air sekitar 18-20% dan pengeringan jagung pipilan dianjurkan menurut
standar SNI 01-03920- 1995 sampai mencapai kadar air sekitar 13- 14%(Evi Sunarti, 2016).
Pengeringan jagung dengan cara kedua adalah secara buatan menggunakan mesin pengering
(grain dryer). Pengeringan jagung dengan mengandalkan sinar matahari dapat meningkatkan
kualitas dan bisa bertahan lama. Namun pada saat musim hujan pengeringan menjadi sulit dan
juga proses pengeringan secara konvensional tersebut membutuhkan lahan yang luas dan waktu
pengeringan hingga berhari-hari. Disisi lain teknologi penanganan pasca panen di tingkat petani
Indonesia tergolong masih sederhana mengakibatkan kualitas dan harga jagung menjadi rendah
sehingga umumnya menjual jagungnya segera setelah panen. Cara pengeringan yang banyak

4
dilakukan, yaitu pengeringan di pohon sampai kadar air 23-25% baru dipanen dan langsung
dipipil yang selanjutnya dijual.

Menurut Alit & Susana, 2020 meneliti pengaruh kecepatan udara pada alat pengering jagung
dengan mekanisme penukar kalor. Kadar air jagung yang siap dipipil berada pada kisaran 17-
30%. Agar kualitas jagung dapat terjaga dengan baik maka diperlkan penanganan paska panen.
Penanganan paska panen yang sering dilakukan adalah dengan proses pengeringan. Standar mutu
yang digunakan sebagai acuan utama dalam pengeringan jagung adalah SNI 01-4438-1998.
Berdasarkan SNI.01-4483-1998, persyaratan mutu standar jagung bahan baku pakan yang harus
dipenuhi untuk komposisi kadar air maksimal sebesar 14%. Pengeringan bertujuan untuk
menurunkan kadar air hingga mencapai kadar air kesetimbangan sehingga mencegah tumbuhnya
mikriorganisme pembusuk. Proses pengeringan bisa dilakukan dengan cara konven- sional
maupun menggunakan alat pengering. Alat pengering merupakan salah satu contoh tempat
terjadinya proses perpindahan panas. Untuk meningkatkan temperatur pengeringan, maka alat
pengering dibuat dengan menambahkan penukar kalor.

Sukmana dkk, 2022 melakukan penelitian tentang “Prototipe Mesin Pengering Hasil
Pertanian Otomatis Menggunakan STM 32”. Waktu yang dibutuhkan dalam mengeringkan
gabah menggunakan sinar matahari mempunyai selisih waktu yang lebih lama dibandingkan
dengan menggunakan prototipe, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor cuaca, tempat dan
kondisi penjemuran. Cara yang dilakukan untuk menghitung persentase penurunan kadar air.

Berat awal
Kadar air = x 100 %
Berat akhir

Penjemuran gabah dengan berat awal 0,5 kg proses pengeringan memerlukan waktu 10 menit
dimana didapat berat gabah akhir 0,3 kg, yang mana dapat diketahui persentase penurunan kadar
air selama proses pengeringan yaitu 1,6 %.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Perpindahan panas dari pelat besi kedalam ruang bakar

Pembakaran yang dilakukan oleh gas LPG dengan penyalaan normal menyentuh pelat
besi akan mentransfer panas sesuai dengan teori perpindahan panas konveksi yang dimana pelat
besi menyerap energi kalor secara langsung dengan perbedaan temperatur permukaan dan

5
bergerak ke dalam dinding ruang bakar sehingga ruang bakar terpenuhi oleh energi kalor.
Rumus mencari nilai h :

Nu . k
h=
Lc
Dimana :
𝑁𝑢 = Angka Nusselt
𝐿𝑐 = Panjang karateristik, (m)
k = Konduktivitas panas, (𝑤⁄𝑚 . ℃)
h = Koevisien perpindahan panas konveksi rata-rata pada permukaan
(𝑤⁄𝑚2 . ℃)

Pada teori hukum newton membahas tentang persamaan dasar dari konsep
perpindahan panas secara konveksi. Teori tersebut menyatakan :

𝑞 = ℎ . 𝐴 . (𝑇𝑠 − 𝑇∞)

Dimana :
𝑇𝑠 = Suhu permukaan benda padat, (℃)
𝑇∞ = Suhu fluida, (℃)
A = Luas permukaan perpindahan panas, (𝑚2)
h = Koefisien perpindahan panas konveksi rata-rata pada permukaan
(𝑤⁄𝑚2 . ℃)
q = Laju perpindahan panas konveksi, (Watt)

2.2.2 Perpindahan panas dengan kecepatan exhaust fan


Perpindahan panas yang dilakukan oleh exhaust fan yang dapat menggerakan atau
mengalirkan panas secara paksa dengan cepat hingga tabung pengering mengalami penyerapan
energi kalor/panas hal ini disebut juga dengan perpindahan panas konveksi paksa yang akan
nantinya kecepatan exhaust fan ini berpengaruh besar terhadap laju massa kekeringan bahan
sehingga pengeringan dalam tabung pengering dapat terjadi sangat efisien dan efektif. Berikut
adalah rumus perpindahan panas konveksi paksa pada kipas.
Rumus perpindahan panas konveksi paksa pada kipas :

𝑞 = ℎ . 𝐴 . (𝑇∞ − 𝑇𝑠)

Dimana :
h = Koefisien perpindahan panas, (𝑤⁄𝑚2 . ℃) A
= Luas penampang, (𝑚2)

6
𝑇∞ = Suhu udara kipas, (℃)
𝑇𝑠 = Suhu heatsink bagian dalam, (℃)

2.2.3 Kecepatan mesin dryer rotary


Putaran dryer rotary ditentukan melalui daya motor penggerak, rasio pulley dan gearbox.
Pada pengujian jumlah putaran ini diketahui rasio gearbox, jumlah putaran motor dan diameter
pulley. Besarnya putaran dryer rotary ditentukan dari besarnya jumlah putaran motor dengan
memperbesar rasio gearbox untuk pembagian tenaga semakin besar dan memperkecil
perbandingan dari dua diameter pulley. Sebaliknya jika jumlah putaran motor kecil dengan rasio
gearbox kecil dengan perbandingan dua diameter pulley besar maka putaran mesin pengering
lambat. Berikut perhitungan putaran dryer rotary.
Nm
d1
Nr=
d2
GR
Keterangan : Nr = Jumlah putaran rotary (rpm)
Nm = Jumlah putaran motor(rpm)
GR = Rasio gearbox
d1 = Diameter pulley pertama(cm)
d2 = Diameter pulleykedua (cm)

7
DAFTAR PUSTAKA
Hafid, Hafid, Luky Krisnandy, and Mahaputra Mahaputra. 2018. “Perancangan Dan Pembuatan
Mesin Pengering Jagung Pipilan Tipe Rotary Batch.” Jurnal Riset Teknologi Industri
12(1):34–46. doi: 10.26578/jrti.v12i1.3722.
Ida Bagus Alit, and I. Gede Bawa Susana. 2020. “Pengaruh Kecepatan Udara Pada Alat
Pengering Jagung Dengan Mekanisme Penukar Kalor.” Jurnal Rekayasa Mesin 11(1):77–
84. doi: 10.21776/ub.jrm.2020.011.01.9.
Napitupulu, Farel H., and Yuda Pratama Atmaja. 2011. “Perancangan Dan Pengujian Alat
Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg Per Siklus.” Jurnal
Dinamis 2(8):32–43.
Sukmana, Ade, and Muhammad Taufiq Tamam. 2022. “Prototipe Mesin Pengering Hasil
Pertanian Otomatis Menggunakan STM 32.” Jurnal Riset Rekayasa Elektro 4(1):1–6. doi:
10.30595/jrre.v4i1.12894.

Anda mungkin juga menyukai