Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yuyun Ayunda

NIM : 1177060093
Kelas : Agroteknologi 7C
Mata Kuliah : Praktikum Pasca Panen

REVIEW JURNAL TENTANG PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN

Pengeringan Alami

Karakteristik Pengeringan Cabai Puyang (Piper retrofractum vahl.)


Menggunakan Pengeringan Alami (Open Sun Draying)

Nur Ida Winni Yosika, La Choviya Hawa, Yusuf Hendrawan

Cabai puyang (Piper retrofractum Vahl.) merupakan salah satu jenis


tanaman herbal di Indonesia. Cabai puyang mempunyai kadar air yang tinggi
antara 70-75% sehingga mudah rusak dan busuk oleh miroorganisme pembusuk
jika disimpan dalam bentuk segar. Pengeringan sinar matahari merupakan sebuah
metode pengeringan ramah lingkungan yang umum digunakan untuk
memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kandungan piperin, fenol, dan
antioksidan. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengamati perubahan sifat
fisik cabai puyang segar dan blansing selama pengeringan sinar matahari
langsung. Selanjutnya juga diamati pengaruh blansing terhadap laju pengeringan
cabai puyang serta dilakukan pemodelan kinetika pengeringan pada cabai puyang
segar dan blansing.

Proses pengeringan menyebabkan terjadinya perubahan karakteristik cabai


puyang seperti massa, panjang, lebar dan tebal.

a. Massa
Perubahan karakteristik cabai puyang yang mudah diamati adalah
terjadinya penyusutan massa dari awal hingga akhir proses pengeringan.
Pada pengeringan cabai puyang segar massa menyusut sampai akhir
pengeringan menjadi 26,58%. Pada cabai puyang blansing menyusut
menjadi 25,47% dari massa awal. Cabai puyang segar akan mengalami
penurunan massa secara cepat pada hari pertama (6 jam awal) lalu
melambat hingga hari keempat pengeringan. Cabai puyang blansing
mengalami penurunan massa secara cepat pada 6 jam awal lalu konstan
hingga akhir pengeringan.
b. Panjang
Perubahan karakteristik cabai puyang yang diamati selanjutnya adalah
penyusutan panjang dari awal sampai akhir proses pengeringan. Dimana
nilai penyusutan panjang cabai puyang sampai akhir pengeringan yaitu
65,60 %. Pada cabai puyang blansing mengalami penyusutan sampai akhir
proses pengeringan menjadi 67,14%.
c. Lebar
Lebar buah cabai puyang diamati dengan mengukur diameter tengah cabai
puyang yang mengalami penyusutan saat proses pengeringan. Cabai
puyang segar mengalami fluktuasi penyusutan lebar yaitu menurun sampai
akhir pengeringan mencapai 58,82%. Pada cabai puyang blansing,
penyusutan lebar menjadi 61,65% pada akhir pengeringan.
d. Tebal
Tebal cabai puyang juga diamati penyusutannya selama proses
pengeringan. Cabai puyang menyusut sampai akhir pengeringan yaitu
59,09%. Cabai puyang blansing, menyusut sampai akhir pengeringan
dengan nilai penyusutan cabai puyang menjadi 63,68%.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terjadi penurunan kadar air


cabai puyang segar dan blansing selama proses pengeringan. Hal ini juga terjadi
pada pengeringan tanaman herbal lainnya yaitu kadar air awal akan menurun
dengan cepat diawal waktu pengeringan hingga mencapai kadar air
kesetimbangan (Alara et al., 2018). Hal ini juga sesuai dengan pengeringan cabai
puyang menggunakan tray dryer (Hawa et al., 2020). Dimana Cabai puyang
blansing lebih cepat mencapai kadar air kesetimbangan dan mempunyai kadar air
akhir yang lebih rendah. Hal ini disebabkan adanya peningkatan kerusakan
dinding sel, sehingga mempercepat laju difusivitas penguapan bahan (Xiao et al.,
2017).

Laju pengeringan cabai puyang mengalami fluktuasi, meningkat pada awal


pengeringan dan semakin turun. Pada awal pengeringan, laju pengeringan cabai
puyang blansing lebih tinggi daripada laju pengeringan cabai puyang segar. Hal
ini disebabkan adanya pra perlakuan pemberian panas (hot water blanching) yang
dapat mempercepat keluarnya air dari bahan, dan juga sesuai dengan pengeringan
cabai puyang menggunakan tray dryer (Hawa et al., 2020; Pardede et al., 2014).
Pengeringan Buatan

Uji Pengeringan Biji Jagung (Zea mays. Sp) Menggunakan Alat Pengering
Biji Bijian Tipe Rak (Tray Drayer)

Muliawan Rahmat, Patang, Muh. Rais

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
penting Selain gandum dan padi. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga
ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya
(dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau
maizena), dan beberapa bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung
tongkolnya). Penanganan pasca panen yaitu pengeringan merupakan tahap yang
penting untuk menjaga kualitas jagung selama masa penyimpanan. Pada saat ini
pengeringan jagung dijalankandengan dua cara yaitu dengan sinar matahari
langsung pemanas buatan. Pengeringan model pertama terkendala dengan
ketergantungan pada musim, dimana pengeringan hanya dapat dijalankan jika
intensitas sinar matahari cukup danhari tidak hujan. Selain itu hasil proses
pengeringan memiliki kandungan air yang tidak seragam tergantung dari
kelembaban relatif udara sekitar pada saat proses pengeringan.

Oleh karena itu, sistem pengeringan buatan diperlukan sebagai alternatif


untuk mengatasi hal tersebut. Mesin pengering tipe rak (Tray Drayer) adalah
salah satu tipe pengering yang sering digunakan dalam proses pengeringan
jagung. Pengeringan dengan menggunakan mesin pengering tipe rak (Tray
Drayer) adalah salah satu cara pengeringan yang efektif. Proses pengeringan
dengan tipe rak (Tray Drayer) dapat dilakukan kapan saja atau tidak tergantung
cuaca dan ruang. Selain itu, pengeringan dengan Tray dryer tidak membutuhkan
banyak tenaga kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengeringan biji jagung


menggunakan alat pengering biji bijian tipe rak (Tray dryer) dan untuk
mengetahui pengaruh perlakuan pengeringan biji jagung mengunakan alat
pengering biji-bijian tipe rak (Tray dryer). Pada penelitian dilakukan pengeringan
jagung dengan menggunakan alat pengering Rak (Tray dryer) dengan sumber
pemanas berasal dari pembakaran tempurung kelapa dimana berfungsi untuk
memanaskan plat kemudian panas dialirkan ke permukaan jagung. Jagung yang
digunakan pada penelitian ini merupakan jagung basah (20%-26%) yang baru
selesai di panen.

Adapun parameter yang diamati dalam penelitian, yaitu:

a. Kadar Air
Perubahan kadar air biji jagung selama dalam proses pengeringan
menggunakan mesin pengering biji-bijian tipe rak (Tray Dryer) mula-mula
mengalami penurunan lebih cepat. Hal tersebut disebabkan karena mula-
mula penguapan air terjadi dipermukaan, selanjutnya kadar air biji jagung
mengalami penurunan secara perlahan. Hal tersebut disebabkan karena air
yang ada dalam biji jagung sudah mulai pengaliran keluar dipermukaan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perubahan kadar air, maka dapat
diketahui bahwa dengan menggunakan suhu yang rendah dan lama
pengeringan yang cepat akan menghasilkan perubahan kadar air yang
rendah pula, sedangkan dengan menggunakan suhu yang tinggi dan lama
pengeringan yang lama akan menghasilkan perubahan kadar air yang
tinggi pula.
b. Laju Pengeringan
Berdasarkan hasil perhitungan, proses pengeringan biji jagung terjadi
peningkatan laju pengeringan yang tinggi karena pada tahap ini diduga
terjadi kontak langsung antara biji jagung dengan media udara panas pada
ruang pengering. Pada proses pengeringan tahap selanjutnya hingga tahap
akhir pengeringan laju pengeringan cenderung konstan, hal tersebut terjadi
karena adanya besarnya suhu biji pada jagung sudah hampir mencapai
suhu udara panas ruang pengering sehingga transfer panas kedalam bahan
semakin kecil.
Pada peristiwa pengeringan, air yang diuapkan terdiri dari air bebas dan air
terikat. Laju pengeringan sangat tinggi terjadi di awal pengeringan. Hal ini
disebabkan terdapat banyak air pada permukaan bulir gabah yang
tergolong air bebas (amalia, 2017).
Hall (1957) menyebutkan jika hasil panen dikeringkan maka akan
mengalami dua fase pengeringan, yaitu fase laju pengeringan tetap dan
fase laju pengeringan menurun. Kemudian Henderson dan Perry (1976)
mengemukakan bahwa kedua periode ini dibatasi oleh kadar air kritis yaitu
kadar air terendah saat laju aliran air bebas dalam bahan ke permukaan
sama dengan laju pengambilan uap air maksimum dari bahan. Nasution
(1982) mengemukakan laju pengeringan suatu bahan yang terjadi pada air
permukaan yang bebas disebut laju pengeringan yang konstan.

Anda mungkin juga menyukai