Diterima: 5 Agustus 2014, revisi akhir: 3 Desember 2014 dan disetujui untuk diterbitkan: 8 Desember 2014
ABSTRAK
Penelitian peningkatan mutu bubur kampiun instan telah dilakukan dengan perlakuan suhu dan
waktu pengeringan menggunakan alat pengeringan vakum. Tujuan penelitian adalah untuk
menentukan suhu dan waktu pengeringan optimal dalam pembuatan bahan pengisi bubur
kampiun instan, yang terdiri dari bubur beras instan, kacang hijau instan, bubur ketan hitam
instan dan pisang instan. Terhadap produk yang dihasilkan dilakukan uji fisika meliputi
rendemen, kadar air, densitas kamba, kapasitas penyerapan air, dan waktu rehidrasi. Hasil
analisis terhadap berbagai perlakuan menunjukkan perlakuan optimal untuk bubur beras instan
o
adalah suhu pengeringan 60 C selama 6 jam, untuk kacang hijau instan adalah suhu
o o
pengeringan 60 C selama 6 jam, untuk pisang instan adalah suhu pengeringan 50 C selama 6
jam dan untuk bubur ketan hitam instan adalah suhu pengeringan 60oC selama 6 jam.
ABSTRACT
Research to improve the quality of kampiun instant porridge had been done with the treatment
temperature and time of drying using a vacuum drying. The aim of the study was to determine the
optimum drying temperature and time in the filler manufacture of instant kampiun porridge
consisted of instant rice porridge, instant mung beans, black rice porridge and banana instant.
To the obtained products were tested the physics test which covered yield, moisture content,
density of kamba, water absorption capacity, and rehydration time. The results of analysis from
various treatments showed that the optimum treatment for instant rice porridge was drying
o o
temperature 60 C for 6 hours, for instant mung beans was drying temperature 60 C for 6 hours,
o
for instant banana was drying temperature 50 C for 6 hours, and for black sticky rice porridge
o
was drying temperature 60 C for 6 hours.
105
Jurnal Litbang Industri, Vol. 4 No. 2, Desember 2014: 105-114
mempunyai kadar air 5,45%, waktu rehidrasi (DKBM, 1972). Pada pengeringan dengan
2,15 menit dan pengembangan volume temperatur yang tinggi, kandungan vitamin
sebesar 267,98%, 2) bubur beras putih dalam bahan pangan mudah terdegradasi
instan dengan kadar air 8,79%, waktu dan rusak (Darmawansyah, Rahat, Intan,
rehidrasi 1,30 menit dan persentase Mardan, Satria dan Dodi, 2013), seperti
pengembangan volume sebesar 663,99%, kandungan vitamin C ekstrak rosella yang
3) pisang instan dengan kadar air 4,63% dan diekstrak tanpa menggunakan panas
waktu rehidrasi 3 menit dan 4) bubur ketan sebesar 102 mg/100 g, turun menjadi 75,14
hitam instan dengan kadar air 5,44%, waktu mg/100 g bila diekstrak menggunakan
rehidrasi 4 menit dan persentase panas (Mukaromah, U., Sri, HS., dan Siti A,
pengembangan volume 303,20%. Namun 2010). Karena itu pengeringan dengan
dalam proses ini masih mempunyai metode vakum akan mengurangi tingkat
beberapa kelemahan salah satunya adalah kerusakan nilai gizi bahan pangan. Orikasa,
waktu pengeringan yang lama dan tidak (2014) menyatakan bahwa pengeringan
standar (Helmi, 2011). vakum lebih cocok untuk mempertahankan
Brooker et al., (1992) mengemukakan kandungan asam askorbat pada buah kiwi
pengeringan bahan hasil pertanian dibanding dengan pengeringan udara
menggunakan aliran udara pengering yang panas. Pengeringan jamur tiram
baik adalah antara 45 o C sampai 75 o C. membutuhkan suhu 60oC disertai tekanan
o
Pengeringan pada suhu dibawah 45 C vakum 20 kPa (Asgar, Zain, Widyasanti dan
mikroba dan jamur yang merusak produk Wulan, 2013), sementara itu pengeringan
masih hidup, sehingga daya awet dan mutu cabai merah dengan pengering vakum di
produk rendah. Namun pada suhu udara atas suhu 65 o C akan menyebabkan
o
pengering di atas 75 C menyebabkan pencoklatan (Artnaseaw, Somnuk dan
struktur kimiawi dan fisik produk rusak, Benyapiyaporn, 2009).
karena perpindahan panas dan massa air Sehubungan dengan hal tersebut, telah
yang berdampak perubahan struktur sel dilakukan penelitian lanjutan untuk
(Setiyo, 2003). meningkatkan mutu bubur kampiun instan
Pengeringan vakum adalah sistem yang dihasilkan dengan memperbaiki cara
pengeringan suatu bahan dengan pengeringan menggunakan alat
memanfaatkan keadaan vakum. Pada pengeringan vakum.
keadaan vakum, proses pengeringan bahan Penelitian ini bertujuan untuk
dilakukan di bawah tekanan atmosfer mengetahui suhu dan waktu pengeringan
(Arevalo-Pinedo dan Mur 2006, dalam yang sesuai untuk bahan pengisi bubur
Orikasa, 2014), titik didih moisture lebih kampiun instan menggunakan pengering
rendah daripada titik didih pada keadaan vakum. Selanjutnya dapat menghasilkan
atmosferik, membutuhkan suhu yang lebih bubur kampiun instan yang lebih tahan lama
rendah dari pada pengeringan atmosfer, air dan konsumen pun dapat menikmati bubur
pada bahan akan menguap pada suhu kampiun yang enak dan kaya gizi di setiap
kurang dari 100oC (Histifarina & Musaddad, kesempatan, sekaligus mendukung
2004 dan Perumal, 2007) dan produk yang program pemerintah dalam upaya
dikeringkan memiliki kualitas yang lebih meningkatkan ketahanan pangan dan
b a i k , k a r e n a t e k s t u r, c i t a r a s a d a n konsumsi pangan beragam potensi daerah.
kandungan gizi yang terkandung
didalamnya tidak rusak akibat suhu tinggi METODOLOGI PENELITIAN
(Kutovoy, et al., 2004). Metode pengeringan
ini sesuai untuk bahan yang memiliki Bahan utama yang diperlukan adalah
sensitivitas terhadap temperatur, salah kacang hijau, tepung beras, beras ketan
satunya adalah bahan pangan. hitam, pisang kepok, natrium bicarbonate
Bahan pengisi bubur kampiun yang (NaHCO3), natrium metabisulfit (Na2S2O5),
terdiri dari tepung beras, kacang hijau, beras dan bahan kimia untuk pengujian. Peralatan
ketan dan pisang mengandung komponen yang digunakan adalah oven, sealer,
gizi seperti karbohidrat, protein dan vitamin pengering vakum dan peralatan untuk
yang baik. Pisang mengandung vitamin A pengujian.
dan C masing-masing 146 SI dan 3 mg/100 g
106
Penentuan Waktu dan Suhu Pengeringan Optimal …………. (Yulia Helmi Diza dkk.)
107
Jurnal Litbang Industri, Vol. 4 No. 2, Desember 2014: 105-114
Pembuatan bubur ketan hitam instan c. Densitas kamba (Syarief dan Anies,
1988).
Pembuatan bubur ketan hitam Densitas kamba adalah perbandingan
mengikuti cara sebagaimana tercantum bobot bahan dengan volume yang
dalam Gambar 4. ditempatinya, termasuk ruang kosong
Beras ketan hitam
diantara butiran bahan.
d. Penyerapan air (Hubeis, 1985).
Direndam dg air ±10 jam dan dg Penyerapan air dihitung dengan cara
lar.NaHCO3 1% ±3jam memasak masing-masing bahan pengisi
bubur kampiun instan, kemudian
tiriskan membandingkan berat masing-masing
bahan instan dengan berat awalnya
Sangrai sampai kering seperti pada rumus (3).
Penyerapan air (%) =
Masak sampai jd bubur, dg
Berat bhn yg telah dimasak – berat bhn kering
perbandingan air 1 : 3 x100%
berat bhn kering
...(3)
Dibekukan
e. Waktu rehidrasi
Dicairkan perlahan sampai suhu Penghitungan waktu rehidrasi dilakukan
ruang (thawing) dengan cara merebus lima bagian air
sampai mendidih, setelah itu satu bagian
Hampar di atas loyang bahan dimasukkan dan tunggu hingga
matang dan semua air terserap.
Dikeringkan pada suhu dan waktu
sesuai perlakuan HASIL DAN PEMBAHASAN
Rendemen
Bubur ketan hitam instan
Rendemen merupakan perbandingan
Gambar 4. Diagram alir proses pembuatan
berat produk yang diperoleh terhadap berat
bubur ketan hitam instan
bahan baku yang digunakan. Perhitungan
rendemen dilakukan berdasarkan berat
Analisis dan Pengujian
kering bahan. Dengan adanya pengeringan,
menyebabkan kandungan air dalam bahan
Pengujian yang dilakukan terhadap
pangan berkurang sehingga mengakibatkan
bahan pengisi bubur kampiun instan adalah
penurunan rendemen bahan pangan
pengujian fisika, yang meliputi :
(Winarno, 2002). Ditambahkan oleh
a. Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono,
Rahmawati (2008), semakin kecil kadar air
1992)
yang dihasilkan menyebabkan penurunan
Perhitungan rendemen didasarkan pada
bobot bahan, karena air dalam bahan
perbandingan berat keringnya dengan
pangan merupakan komponen utama, bila
berat bahan baku awal yang digunakan
air dihilangkan maka bahan akan lebih
seperti pada rumus (1).
mampat dan lebih ringan sehingga akan
Berat bhn pengisi instan mempengaruhi rendemen produk akhir.
Rendemen (%) = berat bhn pengisi awal x 100% ....(1)
Dari hasil penelitian, yang ditampilkan
pada Gambar 5, menunjukkan bahwa
b. Kadar air (metode oven)
rendemen bubur beras instan cenderung
Perhitungan kadar air dilakukan dengan
mengalami penurunan dengan semakin
cara menimbang sampel dalam cawan
tingginya suhu dan semakin lamanya waktu
yang telah diketahui bobotnya (a),
pengeringan. Keadaan ini juga dipengaruhi
kemudian dikeringkan dalam oven pada
oleh kadar air bahan, dimana semakin kering
suhu 105oC selama 3 sampai 5 jam. Lalu
bahan, maka rendemen juga akan semakin
ditimbang sampai bobotnya tetap (b).
kecil.
Kadar air dihitung dengan rumus (2).
Hasil analisis rendemen pada
(a – b) pembuatan bubur beras instan, kacang hijau
Kadar air (%) =
berat contoh x 100%
.....(2)
instan dan bubur ketan hitam instan,
108
Penentuan Waktu dan Suhu Pengeringan Optimal …………. (Yulia Helmi Diza dkk.)
memiliki pola yang sama. Rendemen rendemen dari beras instan menurun.
cenderung mengalami penurunan dengan Perendaman dalam larutan alkali dapat
semakin tingginya suhu dan semakin melunakkan jaringan perikap paling luar,
lamanya waktu pengeringan. Hal ini sejalan sehingga kemungkinan ada bagian-bagian
dengan yang disampaikan oleh Husain dkk. dari beras yang keluar pada saat
(2006), dimana proses perendaman dapat pemasakan yang ditandai dengan keruhnya
menurunkan rendemen dari nasi jagung air pemasakan. Hal ini yang menyebabkan
instan, yang disebabkan karena adanya penurunan dari rendemen beras instan yang
pengeluaran gel pada saat pemasakan yang dihasilkan. Rendemen nasi sorgum instan
ditandai dengan air pemasakan menjadi berkisar antara 54-59%.
keruh. Dalam hal ini telah terjadi proses Pada pembuatan pisang instan,
gelatinisasi dimana bila grits jagung yang rendemen cenderung menurun sampai suhu
o
dimasak telah tergelatinisasi sempurna pengeringan 50 C selama 6 jam, dan
maka kandungan karbohidrat yang sebagian cenderung naik pada suhu pengeringan
besar dalam bentuk pati menjadi berkurang 60oC. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5,
dan menyebabkan berat yang dihasilkan dimana rendemen tertinggi diberikan oleh
akan semakin kecil dan berdampak pada perlakuan C1 (pisang instan pengeringan
rendemen yang semakin kecil pula. suhu 40oC selama 4 jam) sebesar 62,70%
Pembekuan lambat yang diikuti proses dan terendah perlakuan C6 (pisang instan
o
thawing, juga memberikan pengaruh yang pengeringan suhu 50 C selama 6 jam)
besar terhadap berat bubur beras instan, sebesar 38,54%. Hal ini terjadi karena
kacang hijau instan dan bubur ketan hitam lapisan permukaan pada irisan pisang
instan kering yang dihasilkan. mengeras, sehingga air tidak dapat lagi
menguap dari bahan. Hal ini dapat
100 disebabkan karena ketebalan irisan bahan
90
80 yang tidak tepat. Peningkatan ketebalan
Rendemen (%)
109
Jurnal Litbang Industri, Vol. 4 No. 2, Desember 2014: 105-114
kehadiran air. Tujuan selanjutnya dari ketan hitam instan memberi pengaruh
pengeringan bahan makanan adalah untuk terhadap kadar air bahan. Syah, (2005)
meminimalkan biaya distribusi, karena menjelaskan bahwa proses pembekuan
makanan yang telah dikeringkan akan mampu mereduksi air yang terdapat dalam
memiliki berat yang lebih rendah dan ukuran produk. Didukung oleh pendapat Husain
yang lebih kecil. dkk. (2006) yang menjelaskan bahwa
Pada pengeringan menggunakan semakin lama waktu pembekuan maka,
pengeringan vakum (vacuum dryer), kadar semakin banyak air dalam bahan yang akan
air bahan dikurangi dengan menguapkannya tereduksi akibatnya kadar air produk yang
pada tekanan di bawah atmosfir. Metode dibekukan akan lebih rendah dibandingkan
pengeringan ini biasanya digunakan untuk dengan tanpa pembekuan.
bahan-bahan yang sensitif terhadap panas Beras ketan merupakan beras dengan
(Armand, 2006). Dengan keadaan demikian, kadar amilopektin yang sangat tinggi,
maka pengeringan tipe vakum ini cocok nasinya sangat mengkilap, sangat lekat, dan
digunakan sebagai alat pengering untuk kerapatan antar butir nasi tinggi, sehingga
bahan pangan. volume nasinya sangat kecil. Salah satu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha untuk mengurangi sifat lengket dari
kadar air bubur beras instan, kacang hijau amilopektin pada beras ketan hitam adalah
instan dan bubur ketan hitam instan akan dengan merendamnya dengan larutan
lebih rendah dengan semakin tingginya suhu natrium karbonat agar bahan lebih bersifat
dan semakin lamanya waktu pengeringan porous. Selain itu juga menyangrainya
(Gambar 6). Hal ini disebabkan pengeringan sebelum dimasak yang dimaksudkan untuk
yang semakin lama dengan suhu yang mengurai pati menjadi fraksi-fraksi yang
semakin tinggi menyebabkan semakin lebih sederhana, seperti dextrin yang larut
banyak air yang diuapkan, sehingga bahan dalam air.
menjadi semakin kering dan ringan. Hasil penelitian pembuatan pisang
instan, diketahui bahwa kadar air pisang
40 bubur beras instan instan cenderung mengalami penurunan
35 kacang hijau instan sampai suhu 50oC selama 6 jam, namun
30 pisang instan terlihat meningkat pada suhu 60oC. Hal ini
Kadar air (%)
110
Penentuan Waktu dan Suhu Pengeringan Optimal …………. (Yulia Helmi Diza dkk.)
suhu dan semakin lamanya waktu sampai dengan 0,40 g/ml. Namun dapat
pengeringan (Gambar 7). Selain itu, peroses diketahui semakin kecil kadar air bahan,
pembekuan dapat menyebabkan densitas densitas kamba cenderung semakin kecil.
kamba semakin kecil, karena densitas es
lebih rendah daripada densitas air (Singh Penyerapan Air
dan Helman, 2001 dalam Husain, dkk.
2006). Densitas kamba bubur beras instan Hasil penelitian menunjukkan, bahwa
hasil penelitian berkisar dari 0,59 sampai semakin tinggi suhu dan semakin lama
0,75 g/ml. Hasil penelitian ini sejalan dengan waktu pengeringan, kapasitas penyerapan
yang dikatakan oleh Wiranatakusumah, air bubur beras instan cenderung meningkat.
1992, dalam Husain, dkk., (2006) bahwa Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
densitas kamba makanan berbentuk bubuk Husain, dkk (2006) yang menyatakan bahwa
berkisar 0,30-0,80 g/mL. suhu pengeringan juga memegang peranan
Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa penting terhadap sifat porositas bahan
semakin tinggi suhu dan semakin lama dimana bila suhu pengeringan tidak tepat
waktu pengeringan, densitas kamba dalam waktu yang cepat maka sifat porositas
cenderung meningkat. Perlakuan yang bahan akan segera menutup. Sifat porositas
memberikan densitas kamba tertinggi ini memiliki peranan yang sangat penting
adalah perlakuan A5 (pengeringan suhu terhadap sifat instanisasi suatu bahan.
o
50 C selama 5 jam) sebesar 0,77 g/ml diikuti Dengan terbukanya pori-pori bahan maka
o
oleh perlakuan A9 (pengeringan 60 C akan memudahkan rehidrasi dan
selama 6 jam) sebesar 0,75 g/ml dan mempercepat waktu rehidrasi.
densitas kamba terkecil diberikan oleh Selain itu yang juga mempengaruhi
o
perlakuan A1 (pengeringan suhu 40 C kapasitas penyerapan air adalah sifat
selama 4 jam) sebesar 0,59 g/ml dan porositas yang disebabkan oleh proses
perlakuan A4 (pengeringan suhu 50 o C pembekuan dan penyimpanan beku dalam
selama 4 jam) sebesar 0,59 g/ml. pembuatan bubur beras instan, kacang hijau
instan dan bubur ketan hitam instan.
0,80 Pembekuan dan penyimpanan beku akan
0,70
meningkatkan pengembangan molekul-
Densitas kamba (g/ml)
111
Jurnal Litbang Industri, Vol. 4 No. 2, Desember 2014: 105-114
perlakuan yang tidak cukup kering sehingga memiliki kemampuan untuk menyerap air
memiliki kapasitas penyerapan air yang kembali (rehidrasi) dengan mudah
lebih rendah walaupun telah tergelatinisasi. (Winarno, 2002).
Merujuk pada Hubeis (1985), beras
550
Kapasitas penyerapan air (%)
112
Penentuan Waktu dan Suhu Pengeringan Optimal …………. (Yulia Helmi Diza dkk.)
113
Jurnal Litbang Industri, Vol. 4 No. 2, Desember 2014: 105-114
Fernando, W.J.N., A.L Ahmad, S.R Abd. Orikasa, T., Shoji. Okamoto, S. Imaizumi, T.
Shukor dan Y.H.Lok. 2008. A model for Muramatsu, Y., Takeda, J. I., Shiina, T.,
constant temperature drying rate of dan Tagawa, A. 2014. Impacts of hot air
case hardened slices of papaya and and vacuum drying on the quality
garlic. Journal of Food Engineering 88 attributes of kiwifruits slices. Journal of
(2008) 229-238. Food Engineering 125 (2014) 51-58
114