Anda di halaman 1dari 10

Penentuan Waktu dan Suhu Pengeringan Optimal …………. (Yulia Helmi Diza dkk.

PENENTUAN WAKTU DAN SUHU PENGERINGAN OPTIMAL TERHADAP SIFAT FISIK


BAHAN PENGISI BUBUR KAMPIUN INSTAN MENGGUNAKAN PENGERING VAKUM

Determination of Optimum Drying Time and Temperature on Filler Physical


Properties of Instant “Kampiun” Porridge Using Vacuum Dryer

Yulia Helmi Diza*, Tri Wahyuningsih, dan Silfia


Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang
Jl. Raya LIK No. 23 Ulu Gadut Padang 25164
* e-mail: yuliahelmi1@gmail.com

Diterima: 5 Agustus 2014, revisi akhir: 3 Desember 2014 dan disetujui untuk diterbitkan: 8 Desember 2014

ABSTRAK

Penelitian peningkatan mutu bubur kampiun instan telah dilakukan dengan perlakuan suhu dan
waktu pengeringan menggunakan alat pengeringan vakum. Tujuan penelitian adalah untuk
menentukan suhu dan waktu pengeringan optimal dalam pembuatan bahan pengisi bubur
kampiun instan, yang terdiri dari bubur beras instan, kacang hijau instan, bubur ketan hitam
instan dan pisang instan. Terhadap produk yang dihasilkan dilakukan uji fisika meliputi
rendemen, kadar air, densitas kamba, kapasitas penyerapan air, dan waktu rehidrasi. Hasil
analisis terhadap berbagai perlakuan menunjukkan perlakuan optimal untuk bubur beras instan
o
adalah suhu pengeringan 60 C selama 6 jam, untuk kacang hijau instan adalah suhu
o o
pengeringan 60 C selama 6 jam, untuk pisang instan adalah suhu pengeringan 50 C selama 6
jam dan untuk bubur ketan hitam instan adalah suhu pengeringan 60oC selama 6 jam.

Kata Kunci: Bubur kampiun instan, pengeringan, sifat fisik

ABSTRACT

Research to improve the quality of kampiun instant porridge had been done with the treatment
temperature and time of drying using a vacuum drying. The aim of the study was to determine the
optimum drying temperature and time in the filler manufacture of instant kampiun porridge
consisted of instant rice porridge, instant mung beans, black rice porridge and banana instant.
To the obtained products were tested the physics test which covered yield, moisture content,
density of kamba, water absorption capacity, and rehydration time. The results of analysis from
various treatments showed that the optimum treatment for instant rice porridge was drying
o o
temperature 60 C for 6 hours, for instant mung beans was drying temperature 60 C for 6 hours,
o
for instant banana was drying temperature 50 C for 6 hours, and for black sticky rice porridge
o
was drying temperature 60 C for 6 hours.

Keywords: Instant “kampiun” porridge, drying, physical properties

PENDAHULUAN waktu dan tempat tertentu saja. Biasanya


penjual bubur kampiun dapat dijumpai pada
Bubur kampiun merupakan salah satu pagi hari sebagai salah satu alternatif
makanan khas Sumatera Barat yang juga sarapan pagi, atau pada waktu-waktu
sangat disukai oleh masyarakat dari daerah khusus seperti pada saat pesta dan bulan
lain. Bubur kampiun terdiri dari campuran puasa.
beberapa jenis bubur yang dicampur Pada penelitian sebelumnya, telah
menjadi satu, yaitu bubur kacang hijau, didapatkan bubur kampiun instan yang
bubur ketan hitam, dan bubur beras putih. memenuhi kriteria sebagai pangan instan,
Sering juga ditambahkan dengan kolak yang dilihat dari parameter kadar air, waktu
pisang, kolak delima, dan lopis. Selama ini rehidrasi dan persentase pengembangan
bubur kampiun hanya dapat diperoleh pada volume, dimana 1) kacang hijau instan

105
Jurnal Litbang Industri, Vol. 4 No. 2, Desember 2014: 105-114

mempunyai kadar air 5,45%, waktu rehidrasi (DKBM, 1972). Pada pengeringan dengan
2,15 menit dan pengembangan volume temperatur yang tinggi, kandungan vitamin
sebesar 267,98%, 2) bubur beras putih dalam bahan pangan mudah terdegradasi
instan dengan kadar air 8,79%, waktu dan rusak (Darmawansyah, Rahat, Intan,
rehidrasi 1,30 menit dan persentase Mardan, Satria dan Dodi, 2013), seperti
pengembangan volume sebesar 663,99%, kandungan vitamin C ekstrak rosella yang
3) pisang instan dengan kadar air 4,63% dan diekstrak tanpa menggunakan panas
waktu rehidrasi 3 menit dan 4) bubur ketan sebesar 102 mg/100 g, turun menjadi 75,14
hitam instan dengan kadar air 5,44%, waktu mg/100 g bila diekstrak menggunakan
rehidrasi 4 menit dan persentase panas (Mukaromah, U., Sri, HS., dan Siti A,
pengembangan volume 303,20%. Namun 2010). Karena itu pengeringan dengan
dalam proses ini masih mempunyai metode vakum akan mengurangi tingkat
beberapa kelemahan salah satunya adalah kerusakan nilai gizi bahan pangan. Orikasa,
waktu pengeringan yang lama dan tidak (2014) menyatakan bahwa pengeringan
standar (Helmi, 2011). vakum lebih cocok untuk mempertahankan
Brooker et al., (1992) mengemukakan kandungan asam askorbat pada buah kiwi
pengeringan bahan hasil pertanian dibanding dengan pengeringan udara
menggunakan aliran udara pengering yang panas. Pengeringan jamur tiram
baik adalah antara 45 o C sampai 75 o C. membutuhkan suhu 60oC disertai tekanan
o
Pengeringan pada suhu dibawah 45 C vakum 20 kPa (Asgar, Zain, Widyasanti dan
mikroba dan jamur yang merusak produk Wulan, 2013), sementara itu pengeringan
masih hidup, sehingga daya awet dan mutu cabai merah dengan pengering vakum di
produk rendah. Namun pada suhu udara atas suhu 65 o C akan menyebabkan
o
pengering di atas 75 C menyebabkan pencoklatan (Artnaseaw, Somnuk dan
struktur kimiawi dan fisik produk rusak, Benyapiyaporn, 2009).
karena perpindahan panas dan massa air Sehubungan dengan hal tersebut, telah
yang berdampak perubahan struktur sel dilakukan penelitian lanjutan untuk
(Setiyo, 2003). meningkatkan mutu bubur kampiun instan
Pengeringan vakum adalah sistem yang dihasilkan dengan memperbaiki cara
pengeringan suatu bahan dengan pengeringan menggunakan alat
memanfaatkan keadaan vakum. Pada pengeringan vakum.
keadaan vakum, proses pengeringan bahan Penelitian ini bertujuan untuk
dilakukan di bawah tekanan atmosfer mengetahui suhu dan waktu pengeringan
(Arevalo-Pinedo dan Mur 2006, dalam yang sesuai untuk bahan pengisi bubur
Orikasa, 2014), titik didih moisture lebih kampiun instan menggunakan pengering
rendah daripada titik didih pada keadaan vakum. Selanjutnya dapat menghasilkan
atmosferik, membutuhkan suhu yang lebih bubur kampiun instan yang lebih tahan lama
rendah dari pada pengeringan atmosfer, air dan konsumen pun dapat menikmati bubur
pada bahan akan menguap pada suhu kampiun yang enak dan kaya gizi di setiap
kurang dari 100oC (Histifarina & Musaddad, kesempatan, sekaligus mendukung
2004 dan Perumal, 2007) dan produk yang program pemerintah dalam upaya
dikeringkan memiliki kualitas yang lebih meningkatkan ketahanan pangan dan
b a i k , k a r e n a t e k s t u r, c i t a r a s a d a n konsumsi pangan beragam potensi daerah.
kandungan gizi yang terkandung
didalamnya tidak rusak akibat suhu tinggi METODOLOGI PENELITIAN
(Kutovoy, et al., 2004). Metode pengeringan
ini sesuai untuk bahan yang memiliki Bahan utama yang diperlukan adalah
sensitivitas terhadap temperatur, salah kacang hijau, tepung beras, beras ketan
satunya adalah bahan pangan. hitam, pisang kepok, natrium bicarbonate
Bahan pengisi bubur kampiun yang (NaHCO3), natrium metabisulfit (Na2S2O5),
terdiri dari tepung beras, kacang hijau, beras dan bahan kimia untuk pengujian. Peralatan
ketan dan pisang mengandung komponen yang digunakan adalah oven, sealer,
gizi seperti karbohidrat, protein dan vitamin pengering vakum dan peralatan untuk
yang baik. Pisang mengandung vitamin A pengujian.
dan C masing-masing 146 SI dan 3 mg/100 g

106
Penentuan Waktu dan Suhu Pengeringan Optimal …………. (Yulia Helmi Diza dkk.)

Penelitian yang dilakukan adalah Pembuatan Bubur beras instan


pembuatan produk bubur kampiun instan
dengan empat macam bahan pengisi, yaitu Pembuatan bubur beras instan
kacang hijau, bubur beras putih, bubur ketan mengikuti cara sebagaimana Gambar 2.
hitam dan kolak pisang.
Tepung beras
Perlakuan dalam pembuatan bahan
pengisi bubur kampiun instan ini merujuk
pada hasil penelitian tentang pembuatan masak sampai jadi bubur
formula bubur kampiun instan oleh Helmi dengan perbandingan beras : air = 1 : 5
(2011). Proses pembuatan masing-masing
bahan pengisi bubur ditampilkan pada Dibekukan
Gambar 1 sampai 4. Perlakuan pada
penelitian ini adalah variasi suhu dan waktu
Dicairkan perlahan sampai suhu
pengeringan dari masing-masing bahan ruang (thawing)
pengisi bubur kampiun menggunakan
pengeringan vakum (tekanan 70 cmHg
dibawah tekanan atmosfer), dengan tiga hampar di atas loyang
kali ulangan, yaitu : A. Suhu pengeringan
(40°, 50°, dan 60°C), B. Waktu pengeringan Dikeringkan pada suhu dan
(4, 5, dan 6 jam). waktu sesuai perlakuan
Rancangan percobaan yang dilakukan
adalah rancangan acak lengkap (RAL)
blender sampai halus
secara faktorial.

Prosedur Kerja bubur beras instan


Pembuatan Kacang Hijau Instan
Gambar 2. Diagram alir proses pembuatan
Pembuatan kacang hijau instan bubur beras putih instan
mengikuti urutan sebagaimana tercantum
dalam Gambar 1. Pembuatan Pisang instan
Biji kacang hijau Pembuatan pisang instan mengikuti
cara sebagaimana tercantum dalam
Rendam semalam dengan Gambar 3.
lar.NaHCO3 1% Pisang kepok yg telah
matang
Direbus sampai jd bubur
dgn kompor Diiris tipis

Rendam dgn lar. Na metabisulfit


Dibekukan
0.1% 15 mnt

Dicairkan perlahan sampai suhu Bilas dan tiriskan


ruang (thawing)
Kukus dgn lar. Na bicarbonat
1% 15 mnt
hampar di atas loyang

Hampar di atas loyang


Dikeringkan pada suhu dan
waktu sesuai perlakuan
Dikeringkan pada suhu dan waktu
sesuai perlakuan
Kacang hijau instan
Pisang instan
Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan Gambar 3. Diagram alir proses pembuatan
kacang hijau instan pisang instan

107
Jurnal Litbang Industri, Vol. 4 No. 2, Desember 2014: 105-114

Pembuatan bubur ketan hitam instan c. Densitas kamba (Syarief dan Anies,
1988).
Pembuatan bubur ketan hitam Densitas kamba adalah perbandingan
mengikuti cara sebagaimana tercantum bobot bahan dengan volume yang
dalam Gambar 4. ditempatinya, termasuk ruang kosong
Beras ketan hitam
diantara butiran bahan.
d. Penyerapan air (Hubeis, 1985).
Direndam dg air ±10 jam dan dg Penyerapan air dihitung dengan cara
lar.NaHCO3 1% ±3jam memasak masing-masing bahan pengisi
bubur kampiun instan, kemudian
tiriskan membandingkan berat masing-masing
bahan instan dengan berat awalnya
Sangrai sampai kering seperti pada rumus (3).
Penyerapan air (%) =
Masak sampai jd bubur, dg
Berat bhn yg telah dimasak – berat bhn kering
perbandingan air 1 : 3 x100%
berat bhn kering
...(3)
Dibekukan
e. Waktu rehidrasi
Dicairkan perlahan sampai suhu Penghitungan waktu rehidrasi dilakukan
ruang (thawing) dengan cara merebus lima bagian air
sampai mendidih, setelah itu satu bagian
Hampar di atas loyang bahan dimasukkan dan tunggu hingga
matang dan semua air terserap.
Dikeringkan pada suhu dan waktu
sesuai perlakuan HASIL DAN PEMBAHASAN
Rendemen
Bubur ketan hitam instan
Rendemen merupakan perbandingan
Gambar 4. Diagram alir proses pembuatan
berat produk yang diperoleh terhadap berat
bubur ketan hitam instan
bahan baku yang digunakan. Perhitungan
rendemen dilakukan berdasarkan berat
Analisis dan Pengujian
kering bahan. Dengan adanya pengeringan,
menyebabkan kandungan air dalam bahan
Pengujian yang dilakukan terhadap
pangan berkurang sehingga mengakibatkan
bahan pengisi bubur kampiun instan adalah
penurunan rendemen bahan pangan
pengujian fisika, yang meliputi :
(Winarno, 2002). Ditambahkan oleh
a. Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono,
Rahmawati (2008), semakin kecil kadar air
1992)
yang dihasilkan menyebabkan penurunan
Perhitungan rendemen didasarkan pada
bobot bahan, karena air dalam bahan
perbandingan berat keringnya dengan
pangan merupakan komponen utama, bila
berat bahan baku awal yang digunakan
air dihilangkan maka bahan akan lebih
seperti pada rumus (1).
mampat dan lebih ringan sehingga akan
Berat bhn pengisi instan mempengaruhi rendemen produk akhir.
Rendemen (%) = berat bhn pengisi awal x 100% ....(1)
Dari hasil penelitian, yang ditampilkan
pada Gambar 5, menunjukkan bahwa
b. Kadar air (metode oven)
rendemen bubur beras instan cenderung
Perhitungan kadar air dilakukan dengan
mengalami penurunan dengan semakin
cara menimbang sampel dalam cawan
tingginya suhu dan semakin lamanya waktu
yang telah diketahui bobotnya (a),
pengeringan. Keadaan ini juga dipengaruhi
kemudian dikeringkan dalam oven pada
oleh kadar air bahan, dimana semakin kering
suhu 105oC selama 3 sampai 5 jam. Lalu
bahan, maka rendemen juga akan semakin
ditimbang sampai bobotnya tetap (b).
kecil.
Kadar air dihitung dengan rumus (2).
Hasil analisis rendemen pada
(a – b) pembuatan bubur beras instan, kacang hijau
Kadar air (%) =
berat contoh x 100%
.....(2)
instan dan bubur ketan hitam instan,

108
Penentuan Waktu dan Suhu Pengeringan Optimal …………. (Yulia Helmi Diza dkk.)

memiliki pola yang sama. Rendemen rendemen dari beras instan menurun.
cenderung mengalami penurunan dengan Perendaman dalam larutan alkali dapat
semakin tingginya suhu dan semakin melunakkan jaringan perikap paling luar,
lamanya waktu pengeringan. Hal ini sejalan sehingga kemungkinan ada bagian-bagian
dengan yang disampaikan oleh Husain dkk. dari beras yang keluar pada saat
(2006), dimana proses perendaman dapat pemasakan yang ditandai dengan keruhnya
menurunkan rendemen dari nasi jagung air pemasakan. Hal ini yang menyebabkan
instan, yang disebabkan karena adanya penurunan dari rendemen beras instan yang
pengeluaran gel pada saat pemasakan yang dihasilkan. Rendemen nasi sorgum instan
ditandai dengan air pemasakan menjadi berkisar antara 54-59%.
keruh. Dalam hal ini telah terjadi proses Pada pembuatan pisang instan,
gelatinisasi dimana bila grits jagung yang rendemen cenderung menurun sampai suhu
o
dimasak telah tergelatinisasi sempurna pengeringan 50 C selama 6 jam, dan
maka kandungan karbohidrat yang sebagian cenderung naik pada suhu pengeringan
besar dalam bentuk pati menjadi berkurang 60oC. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5,
dan menyebabkan berat yang dihasilkan dimana rendemen tertinggi diberikan oleh
akan semakin kecil dan berdampak pada perlakuan C1 (pisang instan pengeringan
rendemen yang semakin kecil pula. suhu 40oC selama 4 jam) sebesar 62,70%
Pembekuan lambat yang diikuti proses dan terendah perlakuan C6 (pisang instan
o
thawing, juga memberikan pengaruh yang pengeringan suhu 50 C selama 6 jam)
besar terhadap berat bubur beras instan, sebesar 38,54%. Hal ini terjadi karena
kacang hijau instan dan bubur ketan hitam lapisan permukaan pada irisan pisang
instan kering yang dihasilkan. mengeras, sehingga air tidak dapat lagi
menguap dari bahan. Hal ini dapat
100 disebabkan karena ketebalan irisan bahan
90
80 yang tidak tepat. Peningkatan ketebalan
Rendemen (%)

70 akan menyebabkan proses pengeringan


60
50 yang semakin lambat (Fernando et al.,
40 2008). Pada proses pengeringan bahan,
30 keadaan ini dikenal sebagai case hardening.
20
10 Dengan demikian didapat hasil pengeringan
0 pada bagian permukaan luar kering
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan
sementara bagian dalamnya belum.
Case hardening juga dapat disebabkan
Bubur beras instan
oleh adanya perubahan-perubahan kimia
kacang hijau instan
pisang instan
tertentu, misalnya terjadinya penggumpalan
bubur ketan hitam instan
protein pada permukaan bahan karena
adanya panas, atau terbentuknya dekstrin
Gambar 5. Rendemen bubur beras instan, dari pati yang jika dikeringkan akan
kacang hijau instan, pisang terbentuk bahan yang masif dan keras pada
instan dan bubur ketan hitam permukaan bahan (Christianto, 2008).
instan dari beberapa perlakuan
Kadar air
Selain proses pengeringan, proses
perendaman dalam larutan kimia juga dapat Bahan pengisi bubur kampiun instan
menurunkan rendemen dari kacang hijau merupakan produk pangan instan dalam
instan dan bubur ketan hitam instan yang bentuk kering. Pengeringan pada bahan
dihasilkan. Hal ini juga sejalan dengan hasil pangan bertujuan untuk sarana pengawetan
penelitian Widowati dkk., (2010) dimana makanan. Mikroorganisme yang
perendaman dengan larutan kimia menyebabkan kerusakan makanan tidak
menurunkan rendemen dari nasi sorgum dapat berkembang dan bertahan hidup pada
instan. Perendaman beras dalam larutan lingkungan dengan kadar air yang rendah.
sodium sitrat dapat merusak menguraikan Selain itu, banyak enzim yang
struktur protein beras, sehingga beras mengakibatkan perubahan kimia pada
menjadi lebih porous dan menyebabkan bahan makanan tidak dapat berfungsi tanpa

109
Jurnal Litbang Industri, Vol. 4 No. 2, Desember 2014: 105-114

kehadiran air. Tujuan selanjutnya dari ketan hitam instan memberi pengaruh
pengeringan bahan makanan adalah untuk terhadap kadar air bahan. Syah, (2005)
meminimalkan biaya distribusi, karena menjelaskan bahwa proses pembekuan
makanan yang telah dikeringkan akan mampu mereduksi air yang terdapat dalam
memiliki berat yang lebih rendah dan ukuran produk. Didukung oleh pendapat Husain
yang lebih kecil. dkk. (2006) yang menjelaskan bahwa
Pada pengeringan menggunakan semakin lama waktu pembekuan maka,
pengeringan vakum (vacuum dryer), kadar semakin banyak air dalam bahan yang akan
air bahan dikurangi dengan menguapkannya tereduksi akibatnya kadar air produk yang
pada tekanan di bawah atmosfir. Metode dibekukan akan lebih rendah dibandingkan
pengeringan ini biasanya digunakan untuk dengan tanpa pembekuan.
bahan-bahan yang sensitif terhadap panas Beras ketan merupakan beras dengan
(Armand, 2006). Dengan keadaan demikian, kadar amilopektin yang sangat tinggi,
maka pengeringan tipe vakum ini cocok nasinya sangat mengkilap, sangat lekat, dan
digunakan sebagai alat pengering untuk kerapatan antar butir nasi tinggi, sehingga
bahan pangan. volume nasinya sangat kecil. Salah satu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha untuk mengurangi sifat lengket dari
kadar air bubur beras instan, kacang hijau amilopektin pada beras ketan hitam adalah
instan dan bubur ketan hitam instan akan dengan merendamnya dengan larutan
lebih rendah dengan semakin tingginya suhu natrium karbonat agar bahan lebih bersifat
dan semakin lamanya waktu pengeringan porous. Selain itu juga menyangrainya
(Gambar 6). Hal ini disebabkan pengeringan sebelum dimasak yang dimaksudkan untuk
yang semakin lama dengan suhu yang mengurai pati menjadi fraksi-fraksi yang
semakin tinggi menyebabkan semakin lebih sederhana, seperti dextrin yang larut
banyak air yang diuapkan, sehingga bahan dalam air.
menjadi semakin kering dan ringan. Hasil penelitian pembuatan pisang
instan, diketahui bahwa kadar air pisang
40 bubur beras instan instan cenderung mengalami penurunan
35 kacang hijau instan sampai suhu 50oC selama 6 jam, namun
30 pisang instan terlihat meningkat pada suhu 60oC. Hal ini
Kadar air (%)

25 bubur ketan hitam instan


juga dipengaruhi oleh terjadinya case
20 hardening pada permukaan irisan pisang
15 yang dikeringkan, sehingga menghambat
10 terjadinya penguapan air.
5
0 Densitas Kamba
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan
Densitas kamba adalah perbandingan
Gambar 6. Kadar air bubur beras, kacang bobot bahan dengan volume yang
hijau instan, pisang instan dan ditempatinya, termasuk ruang kosong
bubur ketan hitam instan instan diantara butiran bahan, (Syarief dan Anies,
dari beberapa perlakuan. 1998). Densitas kamba merupakan sifat fisik
bahan pangan khusus biji-bijian atau
Merujuk pada SNI tepung beras (SNI tepung-tepungan yang penting terutama
3549 : 2009), persyaratan kadar air adalah dalam pengemasan dan penyimpanan.
maksimal 13%. perlakuan yang kadar airnya Bahan dengan densitas kamba yang kecil
memenuhi persyaratan adalah perlakuan akan membutuhkan tempat yang lebih luas
pengeringan mulai pada suhu 50oC untuk dibandingkan dengan bahan dengan
setiap jenis bahan pengisi bubur kampiun densitas kamba yang besar untuk berat yang
instan, yaitu berkisar antara 3,08 sampai sama sehingga tidak efisien dari segi tempat
dengan 13,38%. Semakin rendah kadar air, penyimpanan dan kemasan (Ade et al.,
maka bahan akan semakin awet dan mudah 2009).
disimpan. Adanya proses pembekuan yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dilakukan pada pembuatan bubur beras densitas kamba bubur beras instan
instan, bubur kacang hijau instan dan bubur cenderung turun dengan semakin tingginya

110
Penentuan Waktu dan Suhu Pengeringan Optimal …………. (Yulia Helmi Diza dkk.)

suhu dan semakin lamanya waktu sampai dengan 0,40 g/ml. Namun dapat
pengeringan (Gambar 7). Selain itu, peroses diketahui semakin kecil kadar air bahan,
pembekuan dapat menyebabkan densitas densitas kamba cenderung semakin kecil.
kamba semakin kecil, karena densitas es
lebih rendah daripada densitas air (Singh Penyerapan Air
dan Helman, 2001 dalam Husain, dkk.
2006). Densitas kamba bubur beras instan Hasil penelitian menunjukkan, bahwa
hasil penelitian berkisar dari 0,59 sampai semakin tinggi suhu dan semakin lama
0,75 g/ml. Hasil penelitian ini sejalan dengan waktu pengeringan, kapasitas penyerapan
yang dikatakan oleh Wiranatakusumah, air bubur beras instan cenderung meningkat.
1992, dalam Husain, dkk., (2006) bahwa Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
densitas kamba makanan berbentuk bubuk Husain, dkk (2006) yang menyatakan bahwa
berkisar 0,30-0,80 g/mL. suhu pengeringan juga memegang peranan
Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa penting terhadap sifat porositas bahan
semakin tinggi suhu dan semakin lama dimana bila suhu pengeringan tidak tepat
waktu pengeringan, densitas kamba dalam waktu yang cepat maka sifat porositas
cenderung meningkat. Perlakuan yang bahan akan segera menutup. Sifat porositas
memberikan densitas kamba tertinggi ini memiliki peranan yang sangat penting
adalah perlakuan A5 (pengeringan suhu terhadap sifat instanisasi suatu bahan.
o
50 C selama 5 jam) sebesar 0,77 g/ml diikuti Dengan terbukanya pori-pori bahan maka
o
oleh perlakuan A9 (pengeringan 60 C akan memudahkan rehidrasi dan
selama 6 jam) sebesar 0,75 g/ml dan mempercepat waktu rehidrasi.
densitas kamba terkecil diberikan oleh Selain itu yang juga mempengaruhi
o
perlakuan A1 (pengeringan suhu 40 C kapasitas penyerapan air adalah sifat
selama 4 jam) sebesar 0,59 g/ml dan porositas yang disebabkan oleh proses
perlakuan A4 (pengeringan suhu 50 o C pembekuan dan penyimpanan beku dalam
selama 4 jam) sebesar 0,59 g/ml. pembuatan bubur beras instan, kacang hijau
instan dan bubur ketan hitam instan.
0,80 Pembekuan dan penyimpanan beku akan
0,70
meningkatkan pengembangan molekul-
Densitas kamba (g/ml)

molekul pati melalui ikatan hidrogen,


0,60
kemudian akan melepaskan air yang
0,50 terdapat dalam bahan setelah proses
0,40 thawing sehingga bahan berstruktur
0,30 microsponge. Bahan kering yang porous ini
0,20
dapat dengan cepat menyerap air waktu
rehidrasi (Husein dkk., 2006).
0,10
Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa
0,00 kapasitas penyerapan air dari semua
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9
perlakuan cukup tinggi, yaitu dari 97,48%
Perlakuan sampai dengan 534,48%. Hal ini diduga
bubur beras instan karena proses terjadinya gelatinisasi cukup
kacang hijau instan baik. Menurut Winarno, (2002), gelatinisasi
adalah perubahan granula pati akibat
Gambar 7. Densitas kamba bubur beras pemanasan sehingga granula pati
instan dan kacang hijau instan membengkak luar biasa dan pecah
dari beberapa perlakuan sehingga tidak dapat kembali ke bentuk
semula. Gelatinisasi diperlukan untuk
Hasil penelitian pembuatan kacang membuat makanan menjadi instan. Pati
hijau instan menunjukkan hasil densitas kering yang sudah tergelatinisasi memiliki
kamba yang tidak terlalu berbeda antara kemampuan untuk menyerap air kembali
satu perlakuan dengan perlakuan lainnya. (rehidrasi) dengan mudah. Hasil penelitian
Densitas kamba berkisar antara 0,32 g/ml pembuatan bubur beras instan ini, ada

111
Jurnal Litbang Industri, Vol. 4 No. 2, Desember 2014: 105-114

perlakuan yang tidak cukup kering sehingga memiliki kemampuan untuk menyerap air
memiliki kapasitas penyerapan air yang kembali (rehidrasi) dengan mudah
lebih rendah walaupun telah tergelatinisasi. (Winarno, 2002).
Merujuk pada Hubeis (1985), beras
550
Kapasitas penyerapan air (%)

500 instan adalah beras yang secara cepat dapat


450 diproses menjadi nasi. Waktu pemasakan
400 yang diharapkan adalah sekitar 5 – 10 menit.
350
300 Kunci utama terbentuknya nasi siap santap
250 (nasi instan) adalah terbuka lebarnya pori-
200 pori beras sehingga memudahkan rehidrasi
150
100 dan diperoleh waktu rehidrasi sesingkat
50 mungkin.
0 Pada Gambar 9, dapat dilihat bahwa
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan semua perlakuan pada pembuatan bahan
bubur beras instan pengisi bubur kampiun instan, memberikan
kacang hijau instan waktu rehidrasi yang memenuhi persyaratan
pisang instan
bubur ketan hitam instan
menurut Hubeis, 1985, yaitu dari 1,01 menit
sampai dengan 9,15 menit.
Gambar 8. Kapasitas penyerapan air bubur
bubur beras instan
beras instan, kacang hijau
kacang hijau instan
instan, pisang instan dan bubur pisang instan
ketan hitam instan dari beberapa
Waktu rehidrasi (menit)

bubur ketan hitam instan


perlakuan.

Pada pembuatan pisang instan,


kapasitas penyerapan air pisang cenderung
o
naik sampai suhu pengeringan 50 C dan
o
cenderung turun pada suhu 60 C. Seperti
halnya bahan instan yang telah dibahas
sebelumnya, bahwa suhu pengeringan juga
memegang peranan penting terhadap sifat
porositas bahan dimana bila suhu
Perlakuan
pengeringan tidak tepat dalam waktu yang
cepat maka sifat porositas bahan akan Gambar 9. Waktu rehidrasi bubur beras
segera menutup. Ini menunjukkan bahwa instan, kacang hijau instan,
suhu pengeringan yang tepat untuk pisang instan dan bubur ketan
pembuatan pisang instan adalah suhu 50oC. hitam instan dari beberapa
Suhu yang lebih tinggi tidak memberikan perlakuan.
sifat porous yang lebih baik pada pisang
instan. Hal ini didukung oleh kadar air pisang Pada pisang instan, perlakuan yang
instan yang juga semakin tinggi di atas suhu mempunyai waktu rehidrasi paling cepat
o o
50 C, karena terjadinya case hardening adalah perlakuan C6 (pengeringan 50 C
pada bahan. selama 6 jam) selama 3,11 menit. Hal ini
disebabkan pisang yang telah dikukus
Waktu Rehidrasi dengan larutan natrium bikarbonat sehingga
bersifat porous, mempunyai tingkat
Dari hasil pengamatan, kecepatan kekeringan yang baik dengan kadar air
waktu rehidrasi memiliki kecenderungan 4,92% sehingga mempunyai kemampuan
yang terbalik dengan kapasitas penyerapan menyerap air lebih baik dibanding perlakuan
air. Dimana waktu rehidrasi cenderung lainnya. sementara itu perlakuan C4
semakin cepat dengan meningkatnya suhu mempunyai waktu rehidrasi paling lambat,
dan waktu pengeringan, walaupun yaitu 7,05 menit (Gambar 9).
penurunannya tidak begitu besar. Pati kering Waktu rehidrasi bubur ketan hitam
yang telah mengalami gelatinisasi sempurna instan cukup lama, yaitu berkisar antara 4,21

112
Penentuan Waktu dan Suhu Pengeringan Optimal …………. (Yulia Helmi Diza dkk.)

menit sampai dengan 9,15 menit. Hal ini DAFTAR PUSTAKA


disebabkan sifat beras ketan hitam
merupakan beras dengan kadar amilopektin Ade, B. I. O., B. A. Akinwande, I. F. Bolarinwa
yang sangat tinggi, nasinya sangat and A.O. Adebiyi. 2009. Evaluation of
mengkilap, sangat lekat, dan kerapatan tigernut (Cyperus esculentus)-wheat
antarbutir nasi tinggi, sehingga volume composite flour and bread. African
nasinya sangat kecil. Salah satu usaha Journal of Food Science. (2):087-091.
untuk mengurangi sifat lengket dari
amilopektin pada beras ketan hitam adalah Armand, S. D. 2006. Optimasi proses
dengan menyangrainya sebelum dimasak. ekstraksi dan pengeringan semprot
Hal ini dimaksudkan untuk mengurai pati pada teh hijau instan Fakultas Teknologi
menjadi fraksi-fraksi yang lebih sederhana, Pertanian- IPB.
seperti dextrin yang larut dalam air.
Dari hasil penelitian, waktu rehidrasi Artnaseaw, A., Somnuk, T & Benyapiyaporn,
cenderung turun dengan semakin keringnya C. 2009. Drying characteristic of
bahan. Pada Gambar 9 dapat dilihat, shiitake mushroom and heat Jinda chilli
semakin rendah kadar air (semakin kering during vacuum pump drying. J Food and
bahan), waktu rehidrasi juga semakin cepat. Bioprocessing, Vol. 109, No. 10, pp. 1 -
Perlakuan D1 (pengeringan 40oC selama 4 10.
jam) mempunyai waktu rehidrasi paling
lama, yaitu lebih dari 9,15 menit, daya serap Asgar, A., Zain. S., Widyasanti. A., dan
airnya juga kecil, 149,59%. Hal ini Wulan. A. 2013. Kajian karakteristik
disebabkan karena suhu yang diberikan proses pengeringan jamur tiram
tidak cukup panas untuk menguapkan air (Pleurotus sp.) menggunakan mesin
sampai ke bahagian dalam bahan, hanya pengering vakum. J. Hort. 23(4):379-
bisa menguapkan air bebas yang berada di 389, 2013.
permukaan.
Badan Standardisasi Nasional. 2009.
KESIMPULAN Tepung beras. Standar Nasional
Indonesia 3752 : 2009. BSN Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan diperoleh bahwa waktu dan suhu Brooker, D.B., Bakker-Arkema, F.W. dan
pengeringan untuk masing-masing bahan Hall, C.W., 1992, Drying and storage of
pengisi dalam pembuatan bubur kampiun grains and oil seed. 4th edition, van
instan yang memberikan hasil lebih baik Nostrad USA.
dilihat dari sifat fisika dengan kadar air yang
rendah densitas kamba dan penyerapan air Chriantiato, B. 2008. Pengeringan pada
yang besar serta waktu rehidrasi yang cepat produk (tapel) dengan microwave (Pre-
adalah : 1) bubur beras instan, perlakuan Tr e a t m e n t : B l o w e r ) . S k r i p s i .
pengeringan dengan suhu 60oC selama 6 Departemen Teknik Mesin. Fakultas
jam, 2) kacang hijau instan, perlakuan Teknik Universitas Indonesia.
o
pengeringan dengan suhu 60 C selama 6
jam, 3) pisang instan, perlakuan Daftar Komposisi Bahan Makanan. 1972.
pengeringan dengan suhu 50oC selama 6 Direktorat Gizi Departemen Kesehatan
jam dan 4) bubur ketan hitam, perlakuan RI. Jakarta.
o
pengeringan dengan suhu 60 C selama 6
jam. Darmawansyah, Rahat, Sari, I. P., Putra, M.
S., Putra, S., dan Chandra, D. 2013. Alat
UCAPAN TERIMA KASIH pengering vakum (vacuum dryer) dan
alat pengering beku (freeze dryer).
Terima kasih kepada Sdri. Novemberi Makalah Fakultas Pertanian
Cucu Sektiani Agustin yang telah membantu Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
selama penelitian sehingga penelitian dapat
berjalan baik dan lancar.

113
Jurnal Litbang Industri, Vol. 4 No. 2, Desember 2014: 105-114

Fernando, W.J.N., A.L Ahmad, S.R Abd. Orikasa, T., Shoji. Okamoto, S. Imaizumi, T.
Shukor dan Y.H.Lok. 2008. A model for Muramatsu, Y., Takeda, J. I., Shiina, T.,
constant temperature drying rate of dan Tagawa, A. 2014. Impacts of hot air
case hardened slices of papaya and and vacuum drying on the quality
garlic. Journal of Food Engineering 88 attributes of kiwifruits slices. Journal of
(2008) 229-238. Food Engineering 125 (2014) 51-58

Helmi, D. Y. 2011. Formula makanan Perumal, R. 2007. Comparative


tradisional bubur kampiun instan. Jurnal performance of solar cabinet, vacuum
Litbang Industri Volume 2 Nomor 1, hal assisted solar and oven drying method.
8 – 16. N a t u r a l R e s o u r c e s Te c h n o l o g y
Department, University Montrea,
Histifarina, D. & Musaddad, D. 2004. Teknik Kanada.
pengeringan dalam oven untuk irisan
wortel kering bermutu. J. Hort., Vol. 14, Rahmawati, I. 2008. Penentuan lama
No. 2, hlm 107-112. pengeringan pada pembuatan serbuk
biji alpukat (Persea Americana mill.)
Hubeis, M. 1985. Pengembangan metode uji F a k u l t a s Te k n o l o g i P e r t a n i a n .
kepulenan nasi. Program Studi Ilmu Universitas Brawijaya Malang.
Pangan. IPB, Bogor.
Setiyo, Y., 2003, Aplikasi sistem kontrol suhu
Husain, Hernawaty, Tien, R., Muchtadi, dan pola aliran udara pada alat
Sugiyono dan Haryanto, B. 2006. pengering tipe kotak untuk pengeringan
Pengaruh metode pembekuan dan buah salak, Pengantar Falsafah Sains.
pengeringan terhadap karakteristik grits Program Pasca Sarjana, Institut
jagung instan. Jurnal teknologi dan Pertanian Bogor.
Industri Pangan. Vol XVII No.3. Hal 189
– 196. Syah, D. 2005. Manfaat dan bahaya bahan
tambahan pangan. Bogor: Himpunan
Kutovoy, V, Nikolaichuk, L & Slyesov, V. Alumni Fakultas Teknologi Pertanian,
2004. The theory of vacuum drying. Institut Pertanian Bogor.
International Drying Symposium. Vol. A
pp. 26627. Syarief, R. dan Anies I. 1988. Pengetahuan
bahan untuk industri pertanian.
Mukoromah, U., Sri H.S., Siti, A. 2010. Kadar Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
vitamin C, mutu fisik, pH dana mutu
organoleptik sirup rosella (Hibiscus Widowati, S., Rahmawati, N., dan Wiwit A.
sabdariffa L) berdasarkan cara 2010. Proses pembuatan dan
ekstraksi. Jurnal Pangan dan Gizi. Vol. karakterisasi nasi sorgum instan.
01 No. 01. Prosiding Pekan Serealia Nasional, hal
35 – 48. ISBN : 978-979-8940-29-3.
Muchtadi, T.R. dan Sigiyono. 1992. Ilmu
pengetahuan bahan pangan. PAU. Winarno, F.G. 2002. Kimia pangan dan gizi.
Bogor. Jakarta:PT.Gramedia.

114

Anda mungkin juga menyukai