Abstract
Rice cooker is used to keep rice warm and soft. During the warming process there is a change in
glucose level in rice. The kinetic profile of glucose level change of rice in rice cooker is important to be
done to determine an ideal time needed so that rice is suitable for consumption. The objective of this
study is to determine constant reaction rate, reaction order, reaction speed, and half time of glucose level
changes of rice in rice cooker. Method of this study is phenol-sulfuric acid, where modest sugar react
with phenol in concentrated sulfuric acid produce a stabil orange colour, by using uv-vis that is bsorbed
in 490 nm wavelength. The research’s result shows that there is a decreasing on glucose level in rice of
mbramo type that is 32.2 ppm to 5.8 ppm for 40 hours kept in rice cooker. The changesof glucose level
of rice in rice cooker following equation of one order reaction, with value of constant reaction speed
achieved is 3.8 x 10-2/hour, half time 18.2 hours and reaction speed 0.5 ppm/hour.
Keywords: Kinetics, glucose level, rice, rice cooker.
Pendahuluan
Nasi merupakan jenis makanan yang sedangkan pada pemanasan dengan selang
dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat waktu 6 jam kualitas nasi menjadi rusak setelah
Indonesia. Cara membuatnya pun bermacam- 60 jam. Perubahan ini disebabkan oleh adanya
macam, baik secara tradisional maupun modern. aktivitas bakteri pada nasi. Selama proses
Secara tradisional, nasi putih dibuat dengan cara pemanasan juga dapat terjadi penurunan
merebus beras dengan air secukupnya hingga kadar glukosa pada nasi. Hal ini sesuai dengan
matang. Sedangkan secara modern, nasi dibuat penelitian yang dilakukan oleh Sofyan (2008),
dengan cara merebus beras dengan sejumlah air kandungan glukosa pada nasi menurun bila
menggunakan alat penanak sekaligus pemanas disimpan dalam pemanas hingga berhari-hari.
nasi. Hasil yang diperoleh sebelum penyimpanan
Penggunaan pemanas nasi merupakan kadar glukosa nasi dari beras merah adalah
pilihan untuk mempertahankan nasi tetap 23,31 ppm dan nasi dari beras putih 29,54
panas dan menjaga nasi tetap lunak. Akan ppm. Kadar glukosa pada nasi dari beras merah
tetapi, penyimpanan nasi dalam pemanas maupun beras putih selama penyimpanan 0
dapat menurunkan kualitas nasi. Penurunan sampai 84 jam dalam pemanas mengalami
kualitas nasi ditandai dengan warna nasi penurunan mulai dari 23,31 ppm sampai 6,74
menjadi kekuningan, nasi menjadi tengik dan ppm untuk nasi beras merah dan 29,54 ppm
rasa nasi berubah (Sholihin, dkk. 2010). Hasil sampai 5,44 ppm untuk nasi dari beras putih.
penelitian Suprayogi (dalam Sari, dkk., 2012) Glukosa merupakan monosakarida
menunjukkan bahwa pada pemanasan secara yang terpenting sebagai sumber tenaga bagi
terus-menerus dengan selang waktu 12 jam, manusia (Yuniwati, dkk. 2011). Semua jenis
kualitas nasi menjadi rusak setelah 36 jam, karbohidrat baik monosakarida, disakarida
*Correpondence:
maupun polisakarida yang dikonsumsi oleh
U. Islamiyah manusia akan terkonversi menjadi glukosa
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan dalam hati. Glukosa juga berperan sebagai
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako salah satu molekul utama bagi pembentukan
email: miyah.cliquers@gmail.com energi dalam tubuh. Berdasarkan hal di atas
Published by Universitas Tadulako 2013
160
Ukuwah Islamiyah Profil Kinetika Perubahan Kadar Glukosa Pada Nasi................
ternyata konsumsi glukosa sangat penting Centrifuge), peralatan gelas lainnya, lumpan
bagi tubuh. Namun kandungan glukosa ini dan alu, kertas saring, water bath dan pemanas
dapat mengalami perubahan selama proses nasi (kirin).
penyimpanan (Sofyan, 2008). Faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan glukosa nasi Bahan
selama penyimpanan yaitu, waktu penyimpanan Bahan-bahan yang digunakan dalam
yang lama, dan suhu penyimpanan yang tinggi penelitian ini adalah: Beras putih (beras
(Sari, dkk., 2012). mbramo), H2SO4 pekat (17,8 M), fenol,
Penyimpanan nasi dalam pemanas dilakukan glukosa yang diperoleh dari Merck (Darmstadt,
dengan tujuan untuk mengawetkan nasi Germany) dan aquades.
dengan cara pemberian panas. Panas digunakan
untuk menaikkan suhu pangan dan berperan Prosedur Penelitian
dalam merangsang suatu reaksi kimia, misalnya Pembuatan kurva standar dilakukan dengan
pembunuh mikroba dan inaktivasi enzim. cara mengambil 2 mL larutan glukosa standar
Oleh karena itu, pemanasan dikenal sebagai (10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm dan 50
salah satu metode pengawetan bahan pangan. ppm) memasukkannya dalam tabung reaksi,
Akan tetapi pemberian panas dalam waktu menambahkan 1 mL larutan fenol 5%, dikocok,
yang lama dapat mengakibatkan menurunnya kemudian ditambahkan 5 mL asam sulfat
mutu bahan pangan seperti kandungan glukosa pekat, didiamkan selama 10 menit, dikocok,
(Anugrahwati, 2005). ditempatkan dalam penangas air selama 15
Pendekatan model kinetika terhadap menit pada suhu 40oC, lalu ditempatkan dalam
bahan pangan yang dipanaskan sangat kuvet yang telah dimatchingkan. Diukur
diperlukan dalam mendesain suatu proses absorbannya pada panjang gelombang 490 nm
guna mendapatkan produk yang aman dengan dan dibuat kurva standarnya.
retensi mutu yang maksimum. Teori kinetika Penetapan kadar glukosa pada nasi dapat
merupakan dasar untuk menjelaskan kecepatan ditentukan melalui metode fenol-asam sulfat
berbagai proses dan perubahan yang terjadi (Kusmiati, dkk. 2007). Sebanyak 1 Liter
selama penyimpanan makanan. Penggunaan beras mbramo dimasak secara langsung dalam
kinetika dalam bidang pangan pada dasarnya pemanas. 10 gram nasi, dimasukkan dalam
merupakan penerapan prinsip kinetika yang gelas kimia 250 mL, ditambahkan 100 mL
digunakan dalam reaksi kimia. Kinetika aquades, diaduk selama 30 menit. Larutan
kimia merupakan suatu telaah mengenai laju yang dihasilkan disaring dan diambil filtratnya.
reaksi kimia dan perubahannya pada berbagai Filtrat disentrifugasi selama 15 menit dengan
kondisi. Kinetika kimia juga berkaitan kecepatan 3000 rpm. Filtrat hasil dekantasi
dengan perubahan suatu sifat kimia dalam dipipet sebanyak 1 mL lalu dimasukkan dalam
suatu waktu, misalnya kecepatan reaksi yang labu ukur 250 mL, ditambahkan aquades
dapat diartikan sebagai kecepatan kerusakan hingga tanda batas, dan dikocok selama 2
komponen pangan karena proses pemanasan menit. Larutan di atas diambil 2 mL kemudian
(Anugrahwati, 2005). Kinetika kimia dimasukkan kedalam tabung, ditambahkan
menjelaskan bagaimana perbedaan kondisi dengan 1 mL larutan fenol 5%, dan dikocok.
eksperimen dapat mempengaruhi kecepatan Campuran tersebut ditambah 5 mL asam sulfat
reaksi dan hasil mekanisme reaksi (Khadom, pekat, didiamkan selama 10 menit, dikocok,
dkk., 2010). ditempatkan dalam penangas air selama 15
Profil kinetika perubahan kadar glukosa menit pada suhu 40oC, lalu ditempatkan dalam
pada nasi dalam pemanas penting dilakukan kuvet yang telah dimatchingkan. Diukur
untuk menentukan waktu ideal yang absorbannya pada panjang gelombang 490 nm.
dibutuhkan sehingga nasi tersebut masih layak Kadar glukosa ditentukan dengan menggunakan
untuk dikonsumsi. Profil kinetika tersebut persamaan regresi linear. Perlakuan ini diulangi
menunjukkan, konstanta laju reaksi, orde dengan variasi lama penyimpanan 4, 8, 12, 16,
reaksi, kecepatan reaksi, dan waktu paruh. 20 24, 28, 32, 36, 40 jam.
161
Volume 2, No. 3, 2013: 160-165 Jurnal Akademika Kimia
162
Ukuwah Islamiyah Profil Kinetika Perubahan Kadar Glukosa Pada Nasi................
integral. Metode integral merupakan suatu cara Berdasarkan Gambar 1, Gambar 2, dan
untuk memperkirakan persamaan reaksi dengan Gambar 3, grafik yang terbentuk dari masing-
menggunakan integral dan membandingkan masing pengujian orde, dapat ditentukan
perkiraan grafik dengan data yang diperoleh bahwa grafik orde satu, mendekati bentuk grafik
dari percobaan (Indra dan Retno, 2010) sesuai dengan literature. Selain itu nilai regresi
Penentuan Orde Reaksi Secara Grafik (r) untuk orde nol sebesar -0,983 (Gambar
Untuk mencari orde reaksi secara grafik 1), nilai r untuk orde satu sebesar -0,998
maka dibuat sebuah grafik dengan masing- (Gambar 2), nilai r untuk orde dua sebesar
masing orde diplotkan terhadap waktu yaitu : 0,970 (Gambar 3). Berdasarkan nilai refresi
1. Untuk reaksi orde nol (n = 0) dibuat grafik (r), orde nol memberikan hubungan yang lebih
hubungan konsentrasi terhadap waktu linier (r = -0,998 mendekat -1). Sehingga dapat
diplotkan [A] terhadap waktu (t) maka disimpulkan bahwa orde reaksi perubahan
diperoleh garis lurus dengan k sebagai slope. kadar glukosa pada nasi dalam pemanas
mengikuti persamaan orde satu. Nilai regresi
ini menyatakan terjadi hubungan terbalik
antara kedua variabel. Artinya kenaikan suatu
variabel dalam hal ini waktu, akan dibarengi
dengan penurunan variabel lainnya yaitu kadar
glukosa.
Pengujian kinetika bahan pangan juga
mengikuti persamaan orde satu, seperti:
perubaha karateristik mutu dan analisis kinetika
selama penyimpanan puree mangga (Mangiera
indica L.) (Anugrahwati, 2005), hidrolisis pati
Gambar 1. Grafik Hubungan [A] ppm terhadap pisang tanduk dengan katalisator asam klorida
waktu (jam) (Yuniwati, dkk., 2011), kinetika reaksi oksidasi
asam miristat, stearat, dan oleat dalam medium
2. Untuk reaksi orde satu (n = 1) diplotkan ln minyak kelapa, minyak kelapa sawit, serta
[A] terhadap waktu (t), diperoleh garis lurus tanpa medium (Desnelli & Fanani, 2009).
dengan k sebagai slope.
Penentuan nilai k berdasarkan persamaan
reaksi orde satu
Tabel 2. Harga konstanta laju penurunan kadar
glukosa pada nasi dalam pemanas berdasarkan
persamaan reaksi orde satu
Waktu (jam) k ( /jam )
4 2,806 x 10-2
8 3,274 x 10-2
12 3,607 x 10-2
16 3,347 x 10-2
Gambar 2. Grafik hubungan ln [A] ppm 20 3,899 x 10-2
terhadap waktu (jam) 24 4,146 x 10-2
3. Untuk reaksi orde dua (n = 2) 1/[A] terhadap 28 4,176 x 10-2
waktu ,diperoleh garis lurus dengan k sebagai 32 4,167 x 10-2
slope. 36 4,279 x 10-2
40 4,281 x 10-2
163
Volume 2, No. 3, 2013: 160-165 Jurnal Akademika Kimia
= -k, diperoleh nilai k grafik adalah 4,5 x 10-2/ Ucapan Terima Kasih
jam . Jika suatu reaksi terjadi pada orde satu, Penulis menggucapkan terimakasih kepada
artinya hanya satu reaktan yang terlibat dalam Irwan, Sitti Nadira, Sirhan, Agustiawan Amad
reaksi yaitu glukosa. Salim, Kasmir, dan Zaenal Abidin, yang telah
mendampinggi penulis selama melaksanakan
Penentuan Waktu Paruh ( t1/2 ) Berdasarkan penelitian ini.
Persamaan Orde Satu
Persamaan waktu paruh orde satu t1/2
= , berdasarkan perhitungan, diperoleh Referensi
nilai t1/2 adalah 18,2 jam. Artinya glukosa dalam
nasi telah mengalami perubahan menjadi Almatsier, S. (2005). Prinsip dasar ilmu gizi.
karbondioksida dan air hingga setengahnya Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
ketika disimpan dalam pemanas selama 18,2
jam. Anandito, R. B. K., Basito, & Handayani,
Penentuan Kecepatan Reaksi H. T. (2010). Kinetika penurunan kadar
Kecepatan reaksi dinyatakan sebagai vanilin selama penyimpanan polong panili
perubahan konsentrasi zat pereaksi atau pering pada berbagai kemasan plastik.
produk reaksi setiap satuan waktu. Persamaan AGROINTEK, 4(2), 146-150.
kecepatan reaksi orde satu v = k [A], disajikan
pada Tabel 3. Andaka, G. (2010). Hidrolisis ampas tebu
menjadi furfural dengan katalisator asam
Tabel 3. Penentuan nilai kecepatan reaksi (v) sulfat. Jurnal Teknologi, 4(2), 180-188.
terhadap lama pemanasan
Lama pemanasan (jam) v (ppm/jam) Anugrahwati, Y. (2005). Perubahan karakteristik
4 0,809 mutu dan analisis kinetika selama
8 0,813 penyimpanan puree mangga (Mangifera
14 0,754 Indika L). (Tesis tidak diterbitkan). Program
16 0,635 Studi ilmu pangan institut pertanian bogor,
20 0,577 Bogor.
24 0,498
28 0,422 Arianie, L., & Idiawati, N. (2010). Penentuan
32 0,351 lignin dan Kadar Glukosa dalam Hidrolisis
36 0,299 Organosolv dan Hidrolisis Asam. Jurnal
40 0,249 Sains Dan Terapan Kimia, 5(2), 140-150.
164
Ukuwah Islamiyah Profil Kinetika Perubahan Kadar Glukosa Pada Nasi................
Mastuti, E., & Setyawardhani, E. M. (2010). Yuniwati, M., Ismiyati, D., & Kurniasih, R.
Pengaruh variasi temperatur dan konsentrasi (2011). Kinetika reaksi hidrolisis pati pisang
katalis pada kinetika reaksi hidrolisis tepung tanduk dengan katalisator asam chlorida.
kulit ketela pohon. Equilibrium, 9(1), 23- Jurnal Teknologi, 4(2), 107-112.
165