Anda di halaman 1dari 6

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by E-Journal Universitas PGRI Madiun (Persatuan Guru Republik Indonesia)

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ASAM LAKTAT


TERHADAP KADAR GLUKOSA DAN KUALITAS TEPUNG GARUT
( Maranta arundinacea L)

Nasrul Rofiah Hidayati


Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Madiun
nasrul.rofiah@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh konsentrasi dan lama
perendaman asam laktat terhadap kadar glukosa dan kualitas tepung garut (Maranta
arundinacea L). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan factorial 3x3 dan tiga kali ulangan. Faktor pertama variasi konsentrasi (K)
meliputi 1%, 1,5%, 2%, factor kedua lama perendaman (L) meliputi 60 menit, 90 menit,
120 menit. Pengambilan data dengan menghitung kadar glukosa menggunakan metode
titrasi menggunakan Na2S2O3 dan uji organoleptik meliputi warna, bau, tekstur dan
tingkat kesukaan kepada 15 panelis dengan menggunakan angket tertutup. Analisis data
menggunakan analisis varian (anava) dua jalur melalui SPSS versi 17.0 dengan taraf
signifikan 0,05, kemudian jika signifikan akan dilanjutkanuji BNT atau LSD. Hasil
analisis menunjukkan variasi konsentrasi berpengaruh terhadap kadar glukosa(P= 0,000
< 0,05). Lama perendaman berpengaruh terhadap kadar glukosa(P= 0,000 < 0,05).
Terdapat pengaruh interaksi variasi konsentrasi dan lama perendaman terhadap kadar
glukosa(P= 0,013 < 0,05). Kadar glukosa tertinggi terdapat pada perlakuan K1L1
(konsentrasi 1% dan lama perendaman 60 menit), sedangkan kadar glukosa terendah
pada perlakuan K3L2 dan K3L3 pada perendaman 120 menit.Hasil uji organoleptik yang
disukai pada perlakuan K3L3 karena bau khas garut hilang, warna lebih putih, tekstur
sangat lembut dan kadar glukosanya rendah.

Kata Kunci : Asam Laktat, garut (Maranta arundinacea L), Kadar Glukosa

PENDAHULUAN Kebutuhan masyarakat yang


Kondisi masyarakat Indonesia besar terhadap terigu memicu terjadinya
yang tergantung pada bahan pangan impor dengan jumlah yang cukup besar.
tertentu misalnya beras dan gandum Indonesia memiliki sumber pangan
dapat melemahkan ketahanan pangan lokal yang tersedia cukup banyak dan
nasional. Satu kenyataan yang cukup belum dimanfaatkan secara optimal,
mengkhawatirkan adalah pada periode untuk mengurangi ketergantungan
Januari-April 2005, terjadi lonjakan tepung terigu impor adalah dengan
impor terigu menjadi 176 ribu ton dari mensubstitusi bahan pangan lokal yang
semula 98 ribu ton pada tahun 2004 di ada di indonesia. Komoditas lokal yang
periode yang sama, dan diperkirakan berpotensi untuk di olah menjadi tepung
selama tahun 2005 sampai tahun 2006 adalah garut. Umbi garut akan cepat
akan menjadi dua kali lipat busuk apabila tidak segera di olah
dibandingkan tahun 2004 (Anonim, menjadi makanan.
2005 dalam Yovita, 2007).
Umbi garut kemudian dapat dimetabolisir oleh tubuh dan
diproses menjadi tepung atau pati diekskresikan (Suprapto dan Dian.,
termodifikasi. Dalam bentuk tepung, 2006 dalam Andriani, Darmono,
umbi-umbian dapat difortifikasi dengan Widya., 2007).
berbagai zat gizi yang diinginkan. Umbi
garut dijadikan tepung untuk METODE
mempermudah dan memperpanjang Penelitian menggunakan metode
daya penyimpanan hingga dapat tahan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
berbulan-bulan, bahkan hingga tahunan. disusun secara dua faktorial dengan tiga
Garut dalam bentuk tepung akan kali ulangan. Faktor perlakuan meliputi
mempermudah mengolahnya menjadi faktor I konsentrasi asam laktat dan
berbagai jenis makanan siap saji dan faktor II lama perendaman asam laktat,
menyesuaikannya dengan selera yang kemudian menghasilkan 9 kombinasi
disukai (Sylvia dan Mar’attus, 2009). perlakuan. Faktor I adalah perlakuan
Karakteristik kimia dan fisik konsentrasi asam laktat 1%, 1.5% dan
tepung garut masih kurang baik serta 2%. faktor II adalah lama perendaman
karakteristik sensori seperti aroma, rasa, asam laktat selama 60 menit, 90 menit
dan tekstur dari umbi garut masih terasa dan 120 menit. Data yang digunakan
sehingga perlu adanya modifikasi pada penelitian adalah data uji kadar
melalui fermentasi (Karjono, 1998 glukosa dan kualitas tepung garut yang
dalam Yoas, Lindayani, Laksmi., 2012). meliputi warna, bau dan tekstur. Data
Memodifikasi tepung berbasis didapatkan dengan teknik atau cara
umbi garut dengan perendaman asam analisis kuantitatif. Data kadar glukosa
laktat, sehingga didapatkan komposisi pada tepung garut diperoleh dengan
tepung garut fermentasi yang mendekati menggunakan metode luff schoorl.
karakteristik tepung terigu. Asam asetat Rumus yang digunakan untuk
dan asam laktat adalah asam organik menghitung prosentase kadar glukosa
yang aman digunakan sebagai adalah :
preservatif makanan. Berdasarkan
penelitian, asam organik adalah Kadar Konsentrasi
Glukosa = asam laktat 100%
yang
substansi antimikrobial yang digunakan digunakan yaitu 1%, 1,5% dan 2 %
dalam pangan dan oleh FDA telah dengan suhu perendaman adalah 45oC.
diakui aman digunakan sebagai Lama perendaman asam laktat berbeda-
preservatif bahan makanan. beda yakni 60 menit, 90 menit dan 120
Penambahan preservatif diharapkan menit.
dapat memperpanjang masa simpan dan Data kadar glukosa tepung garut
mencegah kerusakan pada bahan yang diperoleh dalam bentuk prosentase
pangan (Andriani, Darmono, Widya, kemudian dianalisis dengan anava dua
2007). jalan, jika hasil uji hipotesis signifikan
Asam laktat aman digunakan (probabilitas (sig < 0,05) maka
sebagai preservasi (Anomimus, 2001 dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda
dalam Andriani et al., 2007) dan lebih Nyata Jujur). Analisis data untuk anava
efektif digunakan sebagai bahan dua jalan dan BNJ menggunakan SPSS
preservasi karena tidak ada batas versi 17.
maksimal penggunaannya. Penggunaan Pengujian kualitas tepung
asam asetat dan asam laktat dalam menggunakan metode uji hedonik
jangka waktu lama tidak dengan 15 panelis. Para panelis diminta
membahayakan kesehatan karena dapat melihat kualitas tepung garut yang
diberi perlakuan konsentrasi dan lama HASIL DAN PEMBAHASAN
perendaman asam lakat. Rumus yang Data prosentase kadar glukosa
digunakan untuk menghitung nilai didapatkan berdasarkan analisis glukosa
organoleptik adalah : menggunakan metode Luff Scrool dapat
dilihat pada gambar 1.

2
Kadar glukosa (%)

1.56
1.44 1.44 1.44
1.5 1.2
1.32
1.08 1.08
1 0.72 L1=Lama perendaman 60 menit
L2=Lama perendaman 90 menit
0.5
L3=Lama perendaman 120 menit

0
1% 1.5% 2%
Konsentrasi asam laktat (%)

Gambar 1. Histogram hasil uji kadar glukosa tepung garut

yang terlarut. Polisakarida berupa amilosa


yang terhidrolisis dan terlarut
menyebabkan gula reduksi pada tepung
Gambar 1 di atas menunjukkan garut semakin sedikit.
hasil analisis kandungan glukosa pada Hasil penelitian sesuai dengan
tepung garut dengan berbagai perlakuan pendapat atichokudomchaia, et al., (2000)
K1L1 (konsentrasi asam laktat 1% dan lama (dalam Pudjihastuti, 2010) menyatakan
perendaman 60 menit) memiliki kadar molekul amilosa mudah terpecah
glukosa sebesar 1,56% dan merupakan dibanding dengan molekul amilopektin
kadar glukosa yang paling tinggi. sehingga saat hidrolisa asam berlangsung
Perlakuan K1L3 (konsentrasi asam laktat akan menurunkan gugus amilosa.
1% dan lama perendaman 120 menit) Penelitian ini menggunakan garut yang
dengan kadar glukosa 0,72% merupakan dibuat tepung dalam satu proses yang
perlakuan yang memiliki kadar glukosa sama, tidak menggunakan tepung yang
terendah. berbeda proses. Penurunan kadar glukosa
a. Variasi konsentrasi terjadi pada setiap perlakuan,meskipun ada
Dari gambar 1 menunjukkan perlakuan K3L1 dan K3L2 yang
bahwa semakin tinggi konsentrasi asam menunjukkan kadar glukosa sama.
laktat asam laktat berpengaruh terhadap Pada tepung garut terjadi
penurunan gula reduksi. Pada tepung garut kenaikan glukosa pada perlakuan K2L2,
peningkatan konsentrasi asam laktat K2L3, K3L2, dan K3L3. Menurut penelitian
berpengaruh karena semakin tinggi Yanuwardana (2013) dalam Feny,
konsentrasi asam laktat maka semakin Bambang, Dimas, (2013) pada tepung labu
banyak polisakarida yang terhidrolisis dan kuning termodifikasi asam laktat
menunjukkan semakin besar konsentrasi mencegah reaksi maillard pada tepung.
asam laktat dan semakin lama perendaman Reaksi maillard (pencoklatan non
maka semakin besar gula reduksinya. Hal enzimatis) merupakan reaksi yang
ini terjadi karena adanya hidrolisis asam melibatkan gugus karbonil dan gugus
pada pati, dimana pati yang disusun oleh amin. Salah satu cara untuk mencegah
amilosa dan amilopektin akan dipecah oleh terjadinya reaksi pencoklatan dilakukan
asam laktat menjadi gula sederhana. dengan cara menghambat atau memblokir
Menurut Graham, et al (1981) (dalam Feny reaksi antara gugus karbonil atau gula
Dwi Hartanti, 2013) menyatakan jika pereduksi dengan gugus amina dengan
dibandingkan tepung sukun, gula reduksi melakukan perendaman.
pada tepung sukun termodifikasi lebih Hasil dari uji organoleptik bau
besar karena terjadinya hidrolisis asam. dari tepung garut mengacu pada skala
B. Lama perendaman hedonik yaitu 4 (tidak berbau), 3 (agak
Perlakuan perendaman 60 menit kuat), 2 (kurang kuat), dan 1(sangat kuat).
pada perlakuan K1L1 memiliki kadar Pada perlakuan K3L3 (konsentrasi 2%
glukosa tertinggi dan lama perendaman dengan lama perendaman 120 menit)
120 menit pada perlakuan K3L3memiliki memiliki rata-rata tertinggi 3,7 sedangkan
kadar glukosa terendah. Penurunan glukosa K1L1 (konsentrasi 1% dengan konsentrasi
disebabkan Perendaman asam laktat yang 1% ) memiliki rata-rata terendah yaitu 1,2.
semakin lama menyebabkan kandungan Hal tersebut menunjukkan bahwa
glukosa pada tepung garut semakin konsentrasi dan lama perendaman asam
menurun. Perendaman dengan asam laktat mempengaruhi bau dari tepung uwi
menyebabkan amilosa yang terhidrolisis dari mula-mula memiliki bau khas garut
akan terlarut sehingga semakin lama yang kuat menjadi tidak berbau. Hasil
perendaman menyebabkan semakin penelitian ini sesuai dengan penilitian
menurun gula reduksi (Feny, Bambang, Sarpina et.,al dalam Yoas, Lindiyani,
Dimas. 2013). Laksmi (2012) menyatakan bahwa
Data uji organoleptik tepung garut senyawa asam akan bercampur denngan
menggunakan skala hedonik untuk tepung, sehingga menghasilkan aroma dan
mengetahui tingkat kesukaaan panelis cita rasa yang khas yang dapat menutupi
terhadap tepung garut. Parameter yang cita rasa dari umbi yang cenderung tidak
diamati meliputi warna, bau dan tekstur. disukai oleh konsumen.
Hasil uji organoleptik warna Hasil dari uji organoleptik tekstur
tepung garut mengacu pada skala hedonik dari tepung garut yang mengacu pada skala
yaitu 4 (sangat putih), 3 (agak putih), 2 hedonik yaitu 4 (lembut), 3 (agak lembut),
(putih kecoklatan), dan 1 ( coklat). Pada 2 (agak kasar) dan 1 (Kasar) menunjukkan
perlakuan K3L3 (konsentrasi 2% dengan perlakuan K3L2 (konsentrasi 2% dengan
lama perendaman 120 menit) memiliki lama perendaman 120 menit) memiliki
rata-rata tertinggi yaitu 3,8 berarti rata-rata tertinggi 3,8 berarti termasuk
termasuk dalam warna sangat putih. dalam agak lembut namun mendekati
Perlakuan K1L1(konsentrasi 1% dengan lembut, sedangkan K1L1 (konsentrasi 1%
lama perendaman 60 menit) memiliki rata- dengan lama perendaman 60 menit)
rata terendah yaitu 1,7 berarti termasuk memiliki rata-rata terendah yaitu 2,2
dalam warna coklat. berarti termasuk dalam tekstur agak kasar.
Berdasarkan data tersebut dapat Variasi konsentrasi dan lama perendaman
dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi tidak mempengaruhi secara signifikan
dan lama perendaman asam laktat maka terhadap tekstur tepung garut karena pada
semakin meningkat warna tepung garut setiap perlakuan memiliki rata-rata yang
menuju skala yang menunjukkan warna mendekati skala 3 dan 4. Hal tersebut
putih. Hal tersebut sesuai dengan pendapat berarti tekstur tepung lembut. Adapun nilai
Winarno (1992) (dalam Feny Dwi organoleptik tepung garut dapat dilihat
Hartanti,2013), perendaman akan pada gambar 2.
4
3.5
3
2.5
Warna
Nilai
2
Bau
1.5
Tekstur
1
0.5 Nilai

0
K1L1 K1L2 K1L3 K2L1 K2L2 K2L3 K3L1 K3L2 K3L3
Perlakuan

Gambar 2. Histogram uji organoleptik tepung garut

Gambar 2 menunjukkan perlakuan DAFTAR PUSTAKA


K1L1 (konsentrasi 1% dan lama E-gumbira sa’id.1987.Penerapan teknologi
perendaman 60 menit) memiliki nilai fermentasi.Jakarta:Penerbit PT
terendah yaitu 1,70 berarti tingkat Melton Putra.
kesukaan panelis rendah. Perlakuan K3L3 Feny, Bambang dan Dimas.2013.Kajian
memiliki nilai tertinggi yaitu 3,74 berarti karakteristik fisikokimia tepung
kualitasnya baik karena semakin tinggi sukun (Artocarpus communis)
nilai atau tingkat kesukaan panelis maka termodifikasi dengan variasi
kualitas tepung semakin baik. Dari hasil konsentrasi dan lama perendaman
perhitungan nilai terjadi peningkatan pada asam
setiap perlakuan, semakin besar laktat.www.ilmupangan.fp.uns.ac.i
konsentrasi dan lama perendaman, semakin d.Diakses tanggal 17 Februari
tinggi nilai. Sehingga semakin besar 2014.
konsentrasi dan lama perendaman, semakin Isti Pudjihastuti.2010.Pengembangan
tinggi tingkat kesukaan panelis dan proses inovatif kombinasi reaksi
semakin baik kualitas tepung. hidrolisis asam dan reaksi
photokimia uv untuk produksi pati
SIMPULAN termodifikasi dari
Dari hasil penelitian pengaruh tapioka.http://eprints.undip.ac.id.Di
konsentrasi dan lama perendaman terhadap akses tanggal 2 Juli 2014.
kandungan glukosa dan kualitas tepung
garut (Maranta arundinacea L) dapat di Sugiyono.2013.Metode penelitian
ambil simpulan sebagai berikut : variasi pendidikan.Bandung:Penerbit
konsentrasi berpengaruh nyata terhadap Alfabeta.
kandungan glukosa tepung garut (Maranta Universitas Sumatra Utara.Uraian asam
arundinacea L), lama perendaman laktat.http://repository.usu.ac.id.Di
berpengaruh nyata terhadap kandungan akses tanggal 26 Februari 2014.
glukosa tepung garut (Maranta Universitas Sumatra utara.2012.Definisi
arundinacea L), variasi konsentrasi dan glukosa.http://jtptunimus-gdl-
lama perendaman berpengaruh nyata umiaminatu-6537-
terhadap kandungan glukosa tepung garut, bab2glukosa.Diakses tanggal 8
semakin tinggi konsentrasi dan lama Maret 2014.
perendaman asam laktat maka tepung garut Very.2012.Hubungan antara gaya hidup
semakin disukai panelis. sehat dengan pencapaian prestasi
akademik
mahasiswa.http://keperawatan.unso
ed.ac.id.Diakses tanggal 3 April
2014.
Yovita.2007.Substitusi tepung gandum
(Triticum aestivum) dengan tepung
harut (Maranta arundinaceae L)
pada pembuatan roti
tawar.http://muhammadsubchi.files
.wordpress.Diakses tanggal 26
Februari 2014.
Yoas Masadi, Lindayani, dan Laksmi
Hartayanie.2010.Karakter kimia
dan fisik tepung garut(Maranta
arundinacea)hasil fermentasi dan
aplikasinya sebagai alternatif
pengganti tepung terigu dalam
pembuatan pasta
instan.http://eprints.unika.ac.id.Dia
kses tanggal 26 Februari 2014.

Anda mungkin juga menyukai