Abstrak
Penggunaan tepung terigu di Indonesia semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan akan
tepung terigu melalui import karena Indonesia tidak dapat menghasilkan produk tersebut.
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan tepung terigu adalah melalui pemanfaatan
produk lokal seperti buah sukun. Tepung dari buah sukun memiliki kekurangan yaitu warna
tepung yang cokelat serta daya mengembang yang kurang baik. Oleh karena itu, diperlukan
modifikasi terhadap karakteristik tepung tersebut. Salah satu metode untuk modifikasi yaitu
dengan Heat Moisture Treatment (HMT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
modifikasi HMT terhadap karakteristik sifat swelling power dan solubility tepung sukun.
Tepung sukun modifikasi HMT dibuat dengan variabel suhu 80, 100 dan 120°C serta dengan
lama waktu 1, 2, 3, 4 dan 5 jam. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu pembuatan tepung
sukun dan modifikasi tepung sukun dengan menggunakan HMT. Penelitian ini mengamati
karakteristik tepung sukun yaitu sifat fungsional meliputi swelling power dan solubility.
Penelitian ini menunjukan hasil terbaik yaitu pada sampel 7 dengan nilai swelling power 2,330
(g/g)dan solubility 38%. Kenaikan suhu dan lama pengeringan mempengaruhi swelling power,
solubility dan analisa proksimat. Semakin tinggi suhu dan lama waktu perlakuan
mengakibatkan kenaikan swelling power dan solubility.
peroksida (Budiyati dkk., 2016), fermentasi dengan oven. Sukun yang telah kering,
dengan Lactobacillus plantarum (Ranu, 2016), dilakukan penggilingan kemudian pengayakan
annealing (Putri dan Zubaidah, 2015), dengan ayakan 80 mesh.
perendaman asam asetat (Mutmainah dkk.,
2013). Modifikasi HMT
Heat Moisture Treatment (HMT) adalah Perlakuan HMT dengan cara penambahan
jenis modifikasi tepung dengan memberikan air pada tepung dengan cara penyemprotan
sejumlah panas pada tepung agar tercapai sampai kadar air mencapai 28%. Kadar air
karakteristik tepung yang diinginkan. dihitung dengan metode kesetimbangan massa
Modifikasi fisik dengan metode heat (Adebowale dkk., 2005). Kemudian tepung
moisture treatment di klasifikasikan sebagai dibungkus dengan alumunium foil dan
proses hidrotermal dengan proses pemanasan disimpan dalam refrigerator pada suhu 4-50C
granula pati di atas temperatur glass transisinya selama 24 jam untuk penyeragaman kadar air.
(Tg) selama waktu tertentu (1 – 24 jam) di Setelah itu, tepung yang masih terbungkus
bawah kondisi kadar air relative rendah (kurang alumunium foil dipanaskan dalam oven dengan
dari 35%) dan menggunakan temperatur proses variabel suhu 80, 100 dan 1200C dan lama
yang tinggi (80-140oC). Perlakuan ini waktu perlakuan 1,2,3,4 dan 5 jam. Tepung
mengubah struktur granula pati pada kondisi yang telah diberi perlakuan pemanasan
yang terkontrol dari temperatur dan kadar air selanjutnya dibuka untuk dikeringkan dalam
sehingga memberikan perubahan pada sifat dan tray dryer pada suhu 50ºC selama 4 jam.
karakteristik fisik dari pati (BeMiller dan Tepung yang telah dikeringkan selanjutnya
Huber, 2015). digiling untuk memperkecil ukuran dan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang memudahkan proses pengayakan sehingga
dilakukan oleh Fetriyuna dkk., (2016) dapat didapatkan tepung dengan ukuran yang
disimpulkan bahwa lama modifikasi HMT seragam 80 mesh. Proses penggilingan
memberikan perubahan yang beragam terhadap dilakukan dengan menggunakan grinder.
sifat fungsional pati Talas Banten termodifikasi Setelah itu tepung di analisa kelarutan dan
HMT. Pati Talas Banten termodifikasi HMT swelling powernya.
mengalami penurunan nilai swelling volume
dan peningkatan kelarutan. Sedangkan pada Analisa swelling power dan solubility
tepung singkong perlakuan ini menghasilkan Sebanyak 0,1 g tepung dicampur 10 ml
kenaikan swelling power dan penurunan akuades dalam tabung sentrifuse 45 ml, diaduk.
kelarutan (Dudu dkk., 2019). Tujuan penelitian Kemudian diletakkan pada waterbath dengan
ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan suhu 85C selama 30 menit, dengan
lama perlakuan panas pada modifikasi HMT pengadukan kontinu selama 10 detik setelah 5,
terhadap karakterstik sifat kelarutan dan 15 dan 25 menit. Kemudian sampel didinginkan
swelling power tepung sukun. pada suhu ruang lalu disentrifugasi dengan
kecepatan 2000 rpm selama 30 menit,
2. METODOLOGI supernatant dan residu dipisahkan. Supernatan
2.1. Bahan dan Alat diletakkan dalam cawan porselen, kemudian di
2.1.1. Bahan Penelitian oven pada suhu 105C sampai berat konstan,
Bahan-bahan yang digunakan dalam lalu ditimbang. Residu di dalam tabung
penelitian ini adalah Sukun, Natrium ditimbang (Senanayake dkk., 2013).
Metabisulfit, Akuades.
2.1.2. Peralatan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi Pisau, Baskom, Ayakan 80 mesh,
Loyang, Alumunium foil, Oven.
2.1.3. Prosedur penelitian
Pembuatan tepung sukun
Sukun dikupas kulitnya dan dilakukan
pencucian. Kemudian diiris menjadi lembaran-
lembaran kecil. Irisan sukun direndam dalam
larutan natrium metabisulfit 2 gr/liter selama 15
menit. Selanjutnya dilakukan pengeringan
106
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 5, No.2, Oktober 2020, Hal 105-109 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891
108
Inovasi Teknik Kimia. Vol. 5, No.2, Oktober 2020, Hal 105-109 ISSN 2527-614X, e-ISSN 2541-5891
Fetriyuna., Marsetio., dan Pratiwi, R.L., 2016, Ranu, J. , 2016, Pengaruh Fermentasi
Pengaruh Lama Modifikasi Heat- Menggunakan Starter Lactobacillus
Moisture Treatment (HMT) Terhadap Plantarum Terhadap Sifat Fisik Kimia
Sifat Fungsional dan Sifat Amilografi Tepung Sukun (Artocarpus Altilis)
Pati Talas Banten (Xanthosoma undipes (Variasi Lama Waktu Fermentasi Dan
K. Koch), Universitas Padjadjaran, Volume Pemberian Starter). Sarjana
Bandung thesis, Universitas Brawijaya.
Hafidha, K. dan Ismawati, R., 2018, Pengaruh Saepudin,L., Setiawan, Y., Sari, P.D., 2017,
Penambahan Tepung Sukun (Atocarpus Pengaruh perbandingan Substitusi
communis), Pisang Hijau (Musa Tepung Sukun dan Tepung Terigu dalam
paradisiacal L.), cokelat (Theobroma Pembuatan Roti Manis, Jurnal
cacao L.) dan kurma (Phoenix Agroscience, Vl. 7 No. 1, pp. 227-243
dactylifera) terhadap Daya Terima dan Santosa, H., Handayani, N.A., Fauzi, A.D., dan
Nilai Karbohidrat Egg Roll, Media Gizi Tristanto A, 2018, Pembuatan Beras
Indonesia, Vol. 13 No. 1, pp. 81-88 Analog Berbahan Dasar tepung Sukun
Handoyo, 2013, Utilisasi pabrik terigu lokal terus Termodifikasi Heat Moisture Treatment,
naik., Universitas Diponegoro, Semarang, Vol.
http://industri.kontan.co.id/news/Utilisasi- 3, No. 1, Hal. 37-45.
Pabrik-Terigu-Lokal-Terus-Naik,diakses21 Senanayake, S., Gunaratne, A., Ranaweera,
November 2018. KKDS., and Bamunuarachchi, A.,
Kementrian Perindustrian, 2018, Impor Tepung 2013, Effect of Heat Moisture Treatment
Terigu Bakal Naik 5%, Conditions on Swelling Power and
http://www.agro.kemenperin.go.id/artikel Water Soluble Index of Different
/5298/Konsumsi-Tepung-Terigu-Bakal- Cultivars of Sweet Potato (Ipomea
Naik, diakses 21 November 2018. batatas (L). Lam) Starch. Sri Lanka.
Merdian, Moulina, M.A., 2018, Substitusi Hal.1-2.
Tepung Sukun pada Pengolahan Kue Setiyoko, A.,dan S. Agus, 2018, Karakterisasi
Perut Punai, Agritepa, Vol. V, No. 1, pp. Heat Moisture Treatment Tepung Terigu
75-87 dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Mie
Moningka, J., 1996, Kajian Viskositas Umbi Basah, Universitas Mercu Buana,
Kimpul (Xanthosoma sagittifolium Yogyakarta
schott.) dan Kemungkinan Pengaruhnya Sudarmadji, S., 1997, Prosedur Analisa untuk
Terhadap Pengembangan Produk Bahan Makanan dan
Olahannya, Eugenia 2 (2) : 212-217. Pertanian,Liberty,Yogyakarta
Mutmainah, F., Rahadian, D., Amanto, B.S., Sukandar, D., Muawanah A., Amelia, E.R., dan
2013, Kajian Karakteristik Fisikokimia Basalamah, W., 2014. Karakteristik
Tepung Sukun (Artocarpus communis) Cookies Berbahan Dasar Tepung
termodifikasi dengan Variasi Lama Sukun(Artocarpus communis) Bagi Anak
Perendaman dan Konsentrasi Asam Penderita Autis, Valensi. 4 (1) :13-19
Asetat, Jurnal Teknosains Pangan Vol. 2 Yana, N. Karimuna, L., Hermanto, 2019,
No. 4, pp. 46-53 Pengaruh Formulasi Chips Berbahan
Novitasari, H., 2017, Pengaruh Substitusi Dasar Tepung Sukun (Artocarpus altilis)
tepung Sukun Terhadap kualitas Roti dan Kacang Hijau (Vigna radiata L)
Manis, SKRIPSI, Universitas Negeri sebagai Makanan selingan Ibu Hamil,
Padang Jurnal Sains dan teknologi Pangan, Vol.
Nurcahyo, E., Amanto, B.S., Nurhartadi, E., 4, No. 1, pp. 1957-1969
2014, Penggunaan Tepung Sukun
(Artocarpus communis) sebagai
Substitusi Tepung Terigu pada
Pembuatan Mie Kering, Jurnal
Teknosains, Vol. 3 No. 2, pp. 57-65
Putri, W.D.R, Zubaidah, E., 2015, Karakteristik
Fungsional Tepung Sukun Hasil
Modifikasi Annealing, Prosiding Seminar
Agroindustri