Oleh :
RICHIE FIRMAN (2006112380)
FADEL MUHHAMAD (2006112378)
SYAMSU KAMARULLAH (2006111564)
EDELWEISS (2006112376)
Asisten:
OKRI REVAL
JOBI HAL’AZIM
Biji Kopi
Hasil
5.1 Simpulan
Cara analisis kadar abu bahan pangan dan hasil pertanian adalah dengan
menghilangkan kadar air pada krus yang akan digunakan, kemudian didinginkan
dalam eksikator, ditimbang, sampel bahan dimasukkan, ditimbang lagi, kemudian
dikeringkan di dalam tanur, dieksikator, ditimbang, dan selanjutnya dihitung
kadar abunya.
Metode pengabuan kering dilakukan tanpa menggunakan reagen kimia
tertentu, tetapi dengan menggunakan duhu tinggi yaitu sekitar 600-700oC.Dari
praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kandungan kadar abu
bahan pertama adalah 4,29%, bahan kedua sebesar 4,12% dan bahan ketiga
sebesar 3,38%. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan kadar abu suatu bahan
pangan berbeda-beda tergantung dari ukuran bahan, bentuk bahan, mutu bahan
atau suhu udara saat melakukan praktikum. Semakin tinggi suhu udara
pengeringan, semakin besar perbedaan suhu antara media pemanas dan bahan.
demikian pula, semakin tinggi suhu udara pengeringan, semakin rendah kadar air
yang diperoleh, tetapi jika waktunya lebih lama setelah pengeringan, kadar air dari
unsur tersebut tidak serta merta berkurang, karena setiap bahan pangan memiliki
keseimbangan kelembapan relatifnya sendiri, yaitu kelembapan di mana bahan
pangan tidak akan kehilangan air ke atmosfer atau menyerap air pada suhu
tertentu
5.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum waktu dan suhu yang digunakan pada alat
pemanas harus konstan karena dapat mempengaruhi sampel yang diuji.Diperlu
dilakukan pula pengkalibrasian alat yang akan digunakan dalam analisa sehingga
mengurangi terjadinya kesalahan. Semoga praktikum selanjutnya dapat dilakukan
dengan baik, sehingga dapat memudahkan dalam memahami dan melakukan
analisa dengan lebih jelas
DAFTAR PUSTAKA
Nurhidayah, et al. 2019. Kandungan Kolagen Sisik Ikan Bandeng Chanos-chanos
dan Sisik Ikan Nila Oreochromis niloticus. Jurnal Biologi Makassar. Vol.
4 (1): 39-47.
Pratiwi, A dan Nuryanti. 2017. Studi Kelayakan Kadar Air, Abu, Protein, dan
Timbal (PB) Pada Sayuran di Pasar Sunter, Jakarta Utara, Sebagai Bahan
Suplemen Makanan. Journal Indonesia Natural Research Pharmaceutical.
Vol. 2 (2): 67-78.
Sudarmadji S, et al. 2007. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:
Liberty.
Sudarmadji, S. , B. Haryono, dan Suhardi. 1989. Prosedur Analisa Untuk Bahan
Utama. Jakarta.
Winata, et al. 2015. Analisis Korelasi Harga dan Mutu Kimiawi Kerupuk di Pasar
Tradisional Cinde Palembang. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan. Vol. 4
(2): 179-183.
Musu, I. dan R. Oktavina. 2015. Pembuatan Bakso Belut dengan Menggunakan
Tepung Tapioka dan Tepung Semi Karagenan. Skripsi. Teknologi Kimia
Industri. Politeknik Negeri Ujung Pandang. Makassar.
Gisen, Mikkyu. 2021. Pengaruh Proses Pascapanen dan Penyangraian Terhadap
Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Kopi Robusta (Coffea
canephora) di Kabupaten Temanggung. Skripsi. Universitas Katolik
Soegijapranata. Semarang.
Palungan, M. B., Rapa, C. I., & Salu, S. 2018. Process of Coffee Processing of
Arabic Powder and Physical Changes Due to Adjustment Temperature.
Prosiding SNTTM XVII, 271-274. Universitas Kristen Indonesia Paulus.
Makassar.
LAMPIRAN