Jhauharotul Muchlisyiyah*, Hera Sisca Prasmita, Teti Estiasih, Rosalina Ariesta Laeliocattleya,
Ratna Palupi
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian – Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya
Jl. Veteran, Malang 65145
*Penulis Korespondensi: email: lisyah_ub@yahoo.com
ABSTRAK
Ketan merah berasal dari daerah Pacitan, Jawa Timur. Ketan merah biasa digunakan se-
bagai tetel ketan merah, tape ketan merah, rengginang, atau ketan rebus dengan taburan kelapa
parut. Ketan merah memiliki keunggulan memiliki senyawa fenol yang tinggi. Kelemahannya,
ketan merah memiliki sifat yang sulit mengembang di dalam air dingin. Pragelatinisasi ditujukan
untuk memperbaiki sifat fungsional dari ketan merah. Penelitian ini menggunakan metode ek-
sperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor. Masing-masing faktor
terdiri dari tiga level yaitu untuk faktor suhu pemanasan 50 °C, 60 °C, dan 70 °C. Faktor yang
kedua yaitu lama pemanasan 5 menit, 7.5 menit, dan 10 menit. Masing-masing satuan percobaan
dilakukan tiga kali ulangan. Perlakuan terbaik dari tepung ketan merah pragelatinisasi dida-
patkan dengan pemanasan pada suhu 60 °C selama 10 menit dengan karakteristik daya serap
air sebesar 2.45 g/g, daya serap minyak 2.02 g/g, swelling poperties 2.39 g/g, indeks kelarutan
0.0050%, serta total fenol 624.86 mg GAE /100 g
Kata kunci : Gelatinisasi, Daya Serap Air, Indeks Kelarutan, Ketan Merah, Total Fenol
ABSTRACT
Red glutinous rice originated from Pacitan, East Java. Red glutinous rice usually used as a tradi-
tional food ingredients such as tetel, tape, rengginang, or boiled sticky rice with grated coconut topping.
Red glutinous rice has a high phenolic compounds. Red glutinous rice having difficulties to expand in
cold water. Pregelatinization intended to improve the functional properties of red glutinous rice. This
research was conducted with a randomized block design (RAK) with two factors. Each factor consists of
three levels, first is heating temperature of 50 °C, 60 °C, and 70 °C. Each set of experiments performed
three times repetition. Results showed that the best treatment of pregelatinized red glutinous rice flour
is obtained by heating in 60 °C for 10 minutes with the characteristics as follows water absorption 2.45
g/g, oil absorption 2.02 g/g, swelling properties 2.39 g/g, solubility index 0.0050%, and total phenolic
content 624.86 mg GAE /100 g
Keywords: Gelatinization, Red Glutinous Rice, Solubility Index, Total phenol, Water Absorption
195
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 195-202
Sifat Fungsional Tepung Ketan Merah [Muchlisyiyah dkk.]
senyawa bioaktif fenol 6170 GAE/g (Abdul- dari pati beras ketan pragelatinisasi manu-
lah et al., 2011). Kelebihan lain dari tepung al dengan menggunakan oven yaitu sebe-
ketan adalah stabil pada suhu rendah, dan sar 343.87%. Nilai ini lebih besar apabila
memiliki aroma dan rasa tawar sehingga dibandingkan dengan spray dried. Tujuan
tidak banyak mempengaruhi aroma dan rasa dari penelitian ini adalah untuk mengkaji
produk yang dihasilkan. Kelemahan dari pengaruh suhu dan waktu pemanasan terh-
beras ketan adalah kandungan amilopektin- adap karakteristik fungsional tepung ketan
nya yang tinggi yaitu 99.7% sehingga tidak merah pragelatinisasi.
mengembang dalam air dingin (Lukman
et al., 2013). Tepung ketan memiliki visko-
sitas yang lebih tinggi serta memiliki ukuran BAHAN DAN METODE
granula yang lebih kecil dibandingkan dengan
tepung beras (Imanningsih, 2012). Oleh karena
itu, penggunaan tepung ketan terbatas pada Bahan
makanan-makanan tertentu karena sifatnya Bahan yang digunakan dalam peneli-
yang sulit mengembang. tian antara lain beras ketan merah varietas
Peningkatan sifat fisikokimia atau Inpari 25 Opak Jaya yang didapatkan dari
pembentukan sifat fungsional baru dari kabupaten Pacitan, dan akuades.
tepung dapat dilakukan dengan melaku-
kan modifikasi struktur granula (Majzoobi Alat
et al., 2011). Sejumlah penelitian menunjuk- Alat yang digunakan dalam penelitian
kan bahwa pragelatinisasi tepung pati dapat ini antara lain adalah sentrifuge (EBA 20 Het-
meningkatkan daya larut dan daya kembang tich), tube sentrifuge, vortex, timbangan ana-
dari tepung (Waliszewski et al., 2003). Prage- litik, gelas beker, gelas ukur, labu ukur 100
latinisasi merupakan modifikasi kimia dari ml, pipet, blender, pengering kabinet, ayakan
tepung yang dapat merubah sifat fisikokimia 80 mesh, kompor, dan termometer.
dan sifat fungsional dari tepung (Lai, 2001).
Akibat perubahan granula, tepung yang Metode
mengalami pragelatinisasi dapat meny- Perancangan dan Analisa
erap dan meningkatkan viskositas seketika Penelitian ini dilakukan dengan
dalam air dingin (Wang et al., 2015; Cappa et Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan
al., 2016). Puncak viskositas dingin dari pati dua faktor. Masing-masing faktor terdiri dari
yang mengalami pragelatinisasi lebih tinggi tiga level yaitu untuk faktor suhu pemanasan
dari pati biasa (Rosell dan Marco, 2008; Yang 50 °C, 60 °C, dan 70 °C. Faktor yang kedua
et al., 2016). yaitu lama pemanasan 5 menit, 7.5 menit, dan
Sifat fisiko kimia menunjukkan ting- 10 menit. Masing-masing satuan percobaan
ginya kadar senyawa bioaktif berupa fenol dilakukan tiga kali ulangan. Parameter yang
dari ketan merah, sehingga potensi penggu- di analisa meliputi analisa sifat fungsional
naan ketan merah untuk kesehatan sangat yang dilakukan, yaitu daya serap air (Ali
besar (Abdullah et al., 2011). Namun, seba- et al., 2016), daya serap minyak (Sosulski,
gaimana beras ketan lainnya, ketan merah 1962), swelling properties (modifikasi Leach,
memiliki kelemahan dibandingkan dengan 1959 dalam Kusumayanti et al., 2015), indeks
tepung lainnya yaitu sifatnya yang kurang kelarutan properties (modifikasi Kainuma,
mengembang. Imanningsih (2012) menun- 1967 dalam Kusumayanti et al., 2015) dan
jukkan bahwa viskositas puncak tepung total fenol (Baba dan Malik, 2015). Analisa
beras ketan didapatkan pada suhu 67.47 dilakukan dengan Statistik Anova, kemudian
°C dengan pemanasan selama 5.87 menit. dilakukan dengan uji Tukey dengan selang
Peningkatan nilai fungsional tepung ketan kepercayaan 5%.
dapat dilakukan dengan pragelatinisasi
manual sebagaimana penelitian Lukman et Pembuatan Tepung Beras Ketan
al. (2013). Penelitian tersebut menunjukkan Pembuatan tepung beras ketan merah
bahwa pati beras ketan yang gelatinisasi menggunakan proses pragelatinisasi, dengan
pada suhu 53.37 °C memiliki daya pengem- cara dilakukan perendaman dengan air
bangan yang lebih besar jika dibandingkan panas menggunakan suhu dan waktu yang
pati beras ketan yang belum di gelatinisasi. berbeda, sesuai dengan perancangan dan
Daya pengembangan terbesar diperoleh analisa (Lukman et al., 2013). Selanjutnya,
196
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 195-202
Sifat Fungsional Tepung Ketan Merah [Muchlisyiyah dkk.]
197
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 195-202
Sifat Fungsional Tepung Ketan Merah [Muchlisyiyah dkk.]
telah berubah sepenuhnya dibandingkan Tabel 2. Kadar fenol tepung ketan merah pra-
dengan tepung ketan merah yang belum gelatinisasi
di pragelatinisasi. Granula pati yang telah Waktu Suhu Rerata
berubah sepenuhnya menyebabkan menu- (menit) (°C) (mg GAE/100g)
runnya kemampuan pati dalam penyerapan
air. Hal ini sesuai dengan Rauf dan Sarbini 5 50 353.34 e
(2015) yang menyebutkan bahwa perbedaan 60 371.60 e
nilai daya serap air pada setiap sampel dapat 70 534.72 bc
disebabkan karena adanya variasi struktur 7.5 50 412.93 de
granula pada masing-masing sampel serta
kandungan karbohidrat, baik pati maupun 60 465.82 d
serat dan komponen lainnya yang bersifat 70 596.37 ab
hidrofilik. 10 50 479.33 cd
60 624.86 a
Daya Serap Minyak
Lama waktu dan suhu perebusan un- 70 395.32 e
tuk pragelatinisasi pati tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap daya serap minyak
dari tepung ketan merah. Daya serap minyak
menunjukkan kemampuan pati kering pada mana kompleks pati protein ini dapat mem-
beras ketan untuk mengikat minyak secara berikan tempat bagi terikatnya minyak.
fisik menggunakan daya tarik kapiler. Faktor
lain selain pati yang dapat mempengaruhi Swelling Properties
daya serap minyak pada ketan, terutama Kenaikan suhu memberikan pengaruh
pada bagian bekatulnya, juga dipengaruhi yang sangat nyata terhadap swelling proper-
oleh komponen lemak serta protein yang ties dari tepung ketan merah. Semakin tinggi
memiliki gugus nonpolar (Ali et al., 2016). suhu, semakin rendah swelling properties.
Tingginya daya serap minyak dapat disebab- Hal ini berkebalikan dengan kadar amilosa
kan karena kadar protein, dan kadar lemak. dari sampel. Swelling properties menunjuk-
Hal tersebut menunjukkan bahwa protein kan kemampuan tepung (pati) dalam me-
yang memiliki rantai nonpolar serta lemak nyerap air pada kondisi tertentu. Ketika pati
yang juga bersifat nonpolar akan berikatan melakukan penyerapan air, maka granula-
dengan minyak yang ditambahkan. Selain granula pati akan mengembang (Falade et
dipengaruhi oleh kadar protein dan kadar al., 2014). Swelling properties dipengaruhi oleh
lemak, daya serap minyak juga dipengaruhi kemampuan molekul pati untuk mengikat
oleh kadar amilosa karena memiliki kemam- air melalui pembentukan ikatan hidrogen.
puan membentuk kompleks dengan minyak Setelah terjadi gelatinisasi, ikatan hidrogen
(lipid) dalam bentuk amilosa-lipid. Semakin antara molekul pati terputus dan digantikan
tinggi kandungan amilosa, maka daya serap oleh ikatan hidrogen dengan air, sehingga
minyak juga akan lebih tinggi (Alsuhendra pati tergelatinisasi dan granula-granula
dan Ridawati, 2010; Oyeyinka et al., 2015; Qin pati mengembang secara maksimal. Proses
et al., 2016). mengembangnya granula pati ini disebab-
Daya serap minyak mengindikasi- kan banyaknya air yang terserap ke dalam
kan kapasitas pengemulsi, yang merupa- tiap granula pati yang mengembang, men-
kan kualitas yang sangat diinginkan dalam gakibatkan swelling properties menjadi menin-
produk seperti mayonnaise. Daya serap min- gkat. Perbedaan karakteristik kapasitas pem-
yak terjadi ketika fraksi nonpolar pada suatu bengkakan dan solubilitas mengindikasikan
molekul berinteraksi dengan fraksi lemak perbedaan gaya pengikat dari granula pati.
pada suatu bahan makanan. Adanya ke- Interaksi yang kuat akan mengurangi mas-
mampuan menyerap minyak pada tepung uknya air ke dalam interior granula sehingga
menunjukkan tepung mempunyai bagian menurunkan swelling properties dan solubili-
yang bersifat lipofilik pada komponen pe- tas (Herawati, 2009).
nyusunnya (Falade et al., 2014). Daya serap Kandungan amilosa dan amilopektin
minyak dipengaruhi oleh adanya protein yang terdapat pada bahan dapat mempen-
pada permukaan granula pati. Protein ini garuhi pengembangan volume suatu produk
akan membentuk kompleks dengan pati, di- pangan (Laovachirasuwan et al., 2010; Chung
198
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 195-202
Sifat Fungsional Tepung Ketan Merah [Muchlisyiyah dkk.]
et al., 2011; Zhu et al., 2016). Molekul polisaka- tal fenol dari tepung ketan merah. Semakin
rida yang memiliki kadar amilosa tinggi akan lama dan tinggi suhu perebusan, semakin
terlebih dahulu menyerap air dan mengem- tinggi kadar fenol, seperti yang terlihat pada
bang ketika dipanaskan jika dibandingkan Tabel 2. Beras yang direbus dalam bulir utuh
dengan molekul polisakarida yang memiliki menyebabkan semakin mudah terdifusinya
kadar amilosa rendah. Hal ini dikarenakan senyawa bioaktif hingga suhu tertentu. To-
jumlah ikatan hidrogen pada daerah amorf tal Fenol merupakan komponen kimia yang
yang disusun oleh amilosa lebih sedikit dan memiliki cincin aromatik dengan satu atau
polimer patinya lebih mudah larut (Vandep- lebih yang berikatan dengan gugus hidrok-
utte dan Delcour, 2004; Laovachirasuwan et sil (Dykes dan Rooney, 2007). Ada lebih
al., 2010; Peerapattana et al., 2010; Amagliani dari 8000 struktur fenolik tersebar pada 45
et al., 2016). kingdom tanaman. Bentuk komponen feno-
lik tersebar mulai dari bentuk yang paling
Indeks Kelarutan sederhana, bentuk dengan berat molekul
Kenaikan suhu memberikan pengaruh ringan, cincin aromatik tunggal hingga kom-
yang sangat nyata terhadap indeks kelarutan pleks. Senyawa fenolik yang ada dalam beras
dari tepung ketan merah. Pada Tabel 1 terli- antara lain asam galat, asam protokatekuat,
hat bahwa semakin tinggi suhu, maka terjadi asam p-hidroksi benzoat, guaiacol, p-cresol, o-
penurunan nilai indeks kelarutan dari tepung cresol, dan 3.5-silanol (Vichapong et al., 2010).
ketan merah. Indeks kelarutan merupakan
kemampuan zat padat untuk dapat larut Perlakuan Terbaik
atau terdispersi ke dalam suatu zat cair. Zat Perlakuan terbaik berdasarkan sifat
cair yang biasa digunakan adalah air. Indeks fungsional dan total fenol dilakukan dengan
kelarutan merupakan indikator banyaknya metode Multiple Atribute. Perlakuan terbaik
amilosa yang keluar dari granula pati. Ketika diperoleh pada pragelatinisasi dengan pema-
pati dipanaskan dalam air, sebagian amilosa nasan pada suhu 60 °C selama 10 menit den-
akan keluar dari granula pati dan larut dalam gan karakteristik daya serap air sebesar 2.45
air. Presentase pati yang larut dalam air da- g/g, daya serap minyak 2.02 g/g, swelling
pat diukur dengan mengeringkan superna- poperties 2.39 g/g, indeks kelarutan 0.0050%,
tan yang dihasilkan saat analisa swelling prop- dan total fenol 624.86 mg GAE /100 g.
erties. Ketika molekul pati sudah terhidrasi,
molekul-molekul tersebut mulai menyebar SIMPULAN
ke media yang di luar, dan yang pertama ke-
luar adalah molekul-molekul amilosa yang Sifat fungsional seperti daya serap air,
memiliki rantai pendek (Ormerod et al., 2002; kapasitas pengembangan, dan indeks kelaru-
Blazek dan Copeland, 2008; Ashogbon dan tan dari tepung ketan merah dipengaruhi
Akintayo, 2012). oleh lama waktu dan suhu dari pragelati-
Nilai tinggi rendahnya indeks kelaru- nisasi ketan merah. Pragelatinisasi dengan
tan dipengaruhi oleh banyaknya amilosa pemanasan suhu 60 °C selama 10 menit
yang terkandung dalam suatu bahan pan- memiliki sifat fungsional lebih baik dan to-
gan. Semakin tinggi tinggi kadar amilosa tal fenol lebih tinggi dari kontrol (tanpa per-
dalam bahan, maka indeks kelarutannya lakuan). Sementara itu, pragelatinisasi tidak
akan semakin tinggi karena akan semakin berpengaruh terhadap daya serap minyak.
banyak amilosa yang larut. Sebaliknya, apa- Perbaikan sifat fungsional dari tepung da-
bila kadar amilosa rendah, maka nilai indeks pat dilakukan dengan perebusan tepung
kelarutan akan rendah karena hanya sedikit dibawah waktu dan suhu gelatinisasinya
amilosa yang larut dalam air. Selain itu, in- untuk mendapatkan sifat pemasakan yang
deks kelarutan juga dapat dipengaruhi oleh lebih baik.
perbedaan varietas beras ketan dan senyawa-
senyawa larut air pada beras ketan itu sendi-
ri (Mir et al., 2013; Okonogi et al., 2015; Gope DAFTAR PUSTAKA
et al., 2016; Itthivadhanapong et al., 2016).
199
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 195-202
Sifat Fungsional Tepung Ketan Merah [Muchlisyiyah dkk.]
dan ketan merah dan hasil tinggi di vitro digestibility of rice starches with
daerah istimewa yogyakarta. Zuriat. different amylose contents. Food Hy-
22(2) drocolloids. 25(5):968-975
Ahromrit, A, Ledward, D, A, Niranjan, K. Dutta, H, Mahanta, C, L. 2012. Effect of hy-
2016. Dilihat 20 Mei 2016. <http://ci- drothermal treatment varying in time
teseerx.ist.psu.edu/viewdoc/downlo and pressure on the properties of par-
ad?doi=10.1.1.459.9405&rep=rep1&ty boiled rices with different amylose
pe=pdf> content. Food Research International.
Ali, A, Wani, T, T, Wani, I, A, Masoodi, F, A. 49(2):655-663
2016. Comparative study of the physi- Dutta, H, Mahanta, C, L. 2014. Traditional
co-chemical properties of rice and corn parboiled rice-based products revis-
starches grown in Indian temperate ited: current status and future research
climate. Journal of the Saudi Society of challenges. Rice Science. 21(4):187-200
Agricultural Sciences. 15(1):75-82 Dykes, L, Rooney, L, W. 2007. Phenolic
Alsuhendra, Ridawati. 2010. Pengaruh modi- compounds in cereal grains and their
fikasi secara pregelatinisasi, asam, dan health benefits. Cereal Foods World.
enzimatis terhadap sifat fungsional 52(3):105-111
tepung umbi gembili (Dioscorea escu- Falade, K, O, Semon, M, Fadairo, O, S, Ola-
lenta). Prosiding Seminar Nasional FMI- dunjoye, A, O, Orou, K, K. 2014. Func-
PA-UT, Universitas Terbuka, Jakarta, tional and physico-chemical properties
pp. 1-19 of flours and starches of African rice
Amagliani, L, O’Regan, J, Kelly, A, L, cultivars. Food Hydrocolloids. 39:41-50
O’Mahony, J, A. 2016. Chemistry, Gope, S, Samyor, D, Paul, A, K, Das, A, B.
structure, functionality and applica- 2016. Effect of alcohol-acid modifica-
tions of rice starch. Journal of Cereal Sci- tion on physicochemical, rheological
ence. 70:291-300 and morphological properties of glu-
Ashogbon, A, O, Akintayo, E, T. 2012. Mor- tinous rice starch. International Journal
phological, functional and pasting of Biological Macromolecules. 93(A):860-
properties of starches separated from 867
rice cultivars grown in Nigeria. IFRJ. Hapsari, A, H, Kim, S, J, Eun, J, B. 2016. Phys-
19(2):665-671 ical characteristics of parboiled Ko-
Baba, S, A, Malik, S, A. 2015. Determination rean glutinous rice (Olbyeossal) using
of total phenolic and flavonoid con- a modified method. LWT-Food Science
tent, antimicrobial and antioxidant ac- and Technology. 68:499-505
tivity of a root extract of Arisaema jac- Herawati, D. 2009. Modifikasi Pati Sagu den-
quemontii Blume. JTUSCI. 9(4):449-454 gan Teknik Heat Moisture Treatment
Blazek, J, Copeland, L. 2008. Pasting and (HMT) dan Aplikasinya dalam Mem-
swelling properties of wheat flour and perbaiki Kualitas Bihun. Tesis. IPB.
starch in relation to amylose content. Bogor
Carbohydrate Polymers. 71(3):380-387 Hidayat, B, Ahza, A, B, Sugiyono. 2007.
Bortnowska, G, Balejko, J, Tokarczyk, G, Ro- Karakterisasi tepung ubi jalar (Ipo-
manowska-Osuch. A, Krzeminska, N. moea batatas L.) varietas shiroyutaka
2014. Effects of pregelatinized waxy serta kajian potensi penggunaannya
maize starch on the physicochemical sebagai sumber pangan karbohidrat
properties and stability of model low- alternatif. Jurnal. Teknol. dan Industri
fat oil-in-water food emulsions. Food Pangan.18:32-39
Hydrocolloids. 36:229-237 Imanningsih, N. 2012. Profil gelatinisasi be-
Cappa, C, Lucisano, M, Barbosa-Canovas, berapa formulasi tepung-tepungan
G, V, Mariotti, M. 2016. Physical and untuk pendugaan sifat pemasakan. J.
structural changes induced by high Penel. Gizi Makan. 35(1):13-22
pressure on corn starch, rice flour and Itthivadhanapong, P, Sangnark, A. 2016. Ef-
waxy rice flour. Food Research Interna- fects of substitution of black glutinous
tional. 85:95-103 rice flour for wheat flour on batter and
Chung, H, J, Liu, Q, Lee, L, Wei, D. 2011. cake properties. IFRJ. 23(3):1190-1198
Relationship between the structure, Kainuma, K, Odat, T, Cuzuki, S. 1967. Study
physicochemical properties and in of starch phosphates monoesters. Jour-
200
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 195-202
Sifat Fungsional Tepung Ketan Merah [Muchlisyiyah dkk.]
201
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 3 [Desember 2016] 195-202
Sifat Fungsional Tepung Ketan Merah [Muchlisyiyah dkk.]
202