Anda di halaman 1dari 6

Noor Mansurya Utami : Penentuan Masa Kadaluarsa Produk Bubur Bekatul Instan dengan Metode ASLT

PENENTUAN MASA KADALUARSA PRODUK BUBUR BEKATUL


INSTAN DENGAN METODE ACCELARATED SHELF LIFE TEST

The Determination of Instant Rice Bran Porridge Shelf Life Using the
Accelarated Shelf Life Test Method
Noor Mansurya Utami, Saifuddin Sirajuddin, Ulfah Najamuddin
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
(noormansurya@gmail.com)

ABSTRAK
Salah satu produk olahan bekatul adalah bubur bekatul instan. Secara alamiah produk pangan akan me-
ngalami penurunan mutu seiring dengan bertambahnya waktu sehingga ada batas waktu, yakni suatu produk
menjadi tidak diterima (masa kadaluarsa). Penelitian ini bertujuan mengetahui masa kadaluarsa dengan metode
Accelarated Shelf Life Test (ASLT) berdasarkan pendekatan Arrhenius pada produk bubur bekatul instan. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian experiment dengan desain post test only control design. Pada peneli-
tian ini, ada dua formula produk bubur bekatul instan. Formula I terbuat dari bekatul saja, Formula II terbuat dari
bekatul ditambahkan tepung maizena, bubuk kayu manis dan susu bubuk low fat. Kedua Formula ini disimpan
pada suhu 250C, 350C dan 450C selama 14 hari untuk perhitungan Kadar FFA. Untuk Kadar Air dan Total Mikroba
Kedua Formula ini disimpan pada suhu 250C dan 350C selama 14 hari. Penelitian dilakukan pada dua tahap, yaitu
pembuatan formula bubur bekatul instan dan analisis kadar air, total mikroba dan kadar FFA pada tiap formula
produk bubur bekatul instan. Analisis data dilakukan dengan metode regresi linear mengikuti model Arrhenius.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masa simpan paling lama pada suhu ruang masa simpan
Formula I selama 316 hari dan Formula II selama 327 hari.
Kata kunci : Bekatul, masa kadaluarsa, metode ASLT

ABSTRACT
One example of bran processed products is instant rice bran porridge. Naturally the quality of food pro-
ducts will decline along with increasing time so that there is a time limit in which a product can be consumed
(shelf life). This research aims to identify the shelf life of the instant rice bran porridge by using Accelarated Shelf
Life Test (ASLT) method based on Arrhenius approach. The type of research conducted was experimental research
with post test only control design. In this research, there weretwo instant rice bran formulas. Formula I is made
from bran only, Formula II is made from Bran added with corn flour, cinnamon powder and low fat milk powder.
Both formulas were stored at the temperatures of 250C, 350C and 450C for 14 days to calculate the Free Fatty Acid
(FFA) concentrations. To calculate the Water Content and number of microbes, both formulas were stored at the
temperatures of 250C and 350C for 14 days. This research was conducted in two phases, namely the making of
instant rice bran porridge formula and analysis of water content, microbe total and FFA levels on each formula
of instant rice bran porridge. The data analysis was done by using the linear regression method following the Ar-
rhenius model. Based on the research results,it was concluded that the the longest shelf life in room temperature
for both formulas was Formula I for 316 days and Formula II for 327 days.
Keywords : Bran, shelf life, ASLT methods

174
JURNAL MKMI, September 2014, hal 174-179

PENDAHULUAN Informasi umur simpan merupakan salah


Salah satu bahan makanan yang memiliki satu informasi yang wajib dicantumkan oleh
kandungan serat tinggi adalah bekatul. Kandung- produsen pada kemasan produk pangan. Pencan-
an serat pada setiap 100 gram bekatul sebesar tuman informasi umur simpan menjadi sangat
7-11 gram. Kandungan serat yang tinggi dalam penting karena terkait dengan keamanan produk
bekatul memiliki peluang untuk dimanfaatkan se- pangan tersebut dan untuk menghindari pengon-
bagai produk yang mengandung serat.1 sumsian pada saat kondisi produk sudah tidak
layak dikonsumsi. Kewajiban produsen untuk
Dari segi gizi, bekatul merupakan bagian
mencantumkan informasi umur simpan ini telah
yang menghasilkan energi, kaya akan serat, serta
diatur oleh pemerintah dalam UU Pangan tahun
mengandung protein tertinggi, bahkan mengan-
1996 serta PP Nomor 69 tahun 1999 tentang La-
dung asam amino lisin yang lebih tinggi diban-
bel dan Iklan Pangan, setiap industri pangan wa-
dingkan beras. Komponen bioaktif ini bersifat
jib mencantumkan tanggal kadaluarsa (umur sim-
sebagai antioksidan dan memberikan manfaat
pan) pada setiap kemasan produk pangan.6
bagi kesehatan manusia Serat pangan dan se-
nyawa antioksidan dalam bekatul berguna antara Floros menyatakan bahwa umur simpan
lain sebagai zat hipokolesterolemik atau dapat produk dapat diduga melalui 2 metode, yaitu Ex-
menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah tended Storages Studies (ESS) dan Accelarated
terjadinya kanker, dan memperlancar sekresi hor- Storage Studies (ASS). ESS sering disebut seba-
monal.2 gai metode konvensional, yaitu penentuan masa
kadaluarsa dengan menyimpan suatu produk
Bekatul dapat diolah lebih lanjut menjadi
pada kondisi normal. Penentuan umur simpan
tepung bekatul. Tepung bekatul dapat digunakan
produk dengan metode ASS atau sering disebut
sebagai bahan substitusi tepung terigu dalam
dengan ASLT dilakukan dengan menggunakan
pembuatan roti, cookies, dan breakfast sereal.
parameter kondisi lingkungan yang dapat mem-
Tepung bekatul juga dapat dijadikan minuman
percepat proses penurunan mutu (usable quality)
kesehatan yang mampu menurunkan kolesterol
produk pangan.7
darah.3 Bubur instan merupakan bubur yang
telah mengalami proses pengolahan lebih lanjut Labuza menyatakan bahwa penilaian umur
sehingga dalam penyajiannya tidak diperlukan simpan dapat dilakukan pada kondisi dipercepat
proses pemasakan. Penyajian bubur instan dapat (Accelerated Shelf Life Test/ASLT) yang mampu
dilakukan hanya dengan menambahkan air panas memprediksi umur simpan produk. Metode ini
ataupun susu, sesuai dengan selera.4 dilakukan dengan mengkondisikan bahan pangan
pada suhu dan kelembaban relatif tinggi. Penen-
Pengolahan pangan pada industri komer-
tuan umur simpan metode Arrhenius termasuk
sial umumnya bertujuan memperpanjang masa
kedalam metode akselerasi ini.8
simpan, mengubah atau meningkatkan karakter-
istik produk (warna, cita rasa, tekstur), memper- Pada metode ASLT, suhu merupakan pa-
mudah penanganan dan distribusi, memberikan rameter kunci penentu kerusakan karena sema-
lebih banyak pilihan dan ragam produk pangan kin meningkatnya suhu maka reaksi kerusakan
di pasaran, meningkatkan nilai ekonomis bahan akan semakin cepat. Suhu yang digunakan dalam
baku, serta mempertahankan atau meningkat- penelitian ini adalah suhu 250C, 350C dan 450C.
kan mutu, terutama mutu gizi, daya cerna, dan Parameter utama yang digunakan adalah parame-
ketersediaan gizi. Kriteria atau komponen mutu ter yang dianggap paling mempengaruhi kemun-
yang penting pada komoditas pangan adalah ke- duran mutu produk, yaitu kadar air, total mikroba
amanan, kesehatan, flavor, tekstur, warna, umur dan kadar Free Fatty Acid (FFA). Kadar FFA di-
simpan, kemudahan, kehalalan, dan harga.5 Demi pilih sebagai parameter untuk menentukan masa
menjamin keamanan mengonsumsi produk bubur kadaluarsa produk bubur bekatul instan. Nilai Ka-
bekatul instan maka perlu dilakukan penelitian dar FFA Produk kemudian diplotkan pada model
untuk mengetahui masa kadaluarsa dari produk Arrhenius sehingga diperoleh ln k = ln k0 – (E/R)
bubur bekatul instan. (1/T). dari persamaan ini akan diperoleh nilai

175
Noor Mansurya Utami : Penentuan Masa Kadaluarsa Produk Bubur Bekatul Instan dengan Metode ASLT

masing-masing energi aktivasinya (Ea). Selan- Formula I dengan bahan baku bekatul saja. For-
jutnya penentuan umur simpan dihitung dengan mula II dengan bahan baku bekatul ditambahkan
kinetika reaksi berdasarkan orde reaksi.9 Adapun tepung maizena, bubuk kayu manis dan susu
tujuan penelitian adalah untuk menghitung masa bubuk low fat. Penentuan masa simpan menggu-
kadaluarsa produk bubur bekatul instan dengan nakan metode ASLT (Accelerated Shelf Life Test)
parameter, yaitu kadar air, nilai FFA, total mik- dengan model Arrhenius. Data energi aktivasi,
roba. tetapan laju pembentukan % FFA dan masa kada-
luarsa ditentukan dengan metode regresi linear
BAHAN DAN METODE mengikuti model Arrhenius dan dianalisis meng-
gunakan analisis deskriptif.
Tempat penelitian dilakukan di Labora-
torium Kuliner Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin untuk pembuatan sam- HASIL
pel produk bubur bekatul instan, Laboratorium Pada pembuatan bubur bekatul instan ini,
Kimia Biofisik Fakultas Kesehatan Masyarakat bahan-bahan yang digunakan adalah bekatul,
Universitas Hasanuddin, Laboratorium Kimia tepung maizena, kayu manis, dan susu bubuk
Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universi- low fat dengan lima formula. Formula I sebagai
tas Hasanuddin dan Laboratorium Fakultas Ke- kontrol yaitu 30 gr bekatul tanpa tambahan atau
dokteran Universitas Hasanuddin untuk analisis bekatul original. Formula II, yaitu 20 gr bekatul
masa kadaluarsa. yang ditambahkan 10 gr tepung maizena. For-
Jenis penelitian yang digunakan adalah mula III 15 gr bekatul yang ditambahkan 10 gr
penelitian experiment dengan desain post test tepung maizena dan 5 gr kayu manis. Formula IV,
only control design. Penelitian ini menggunakan yaitu 15 gr bekatul yang ditambahkan 5 gr tepung
metode eksperimen dengan analisa laboratorium, maizena dan 10 gr susu bubuk low fat. Sedangkan
menggunakan tiga perlakuan masing-masing formula V, yaitu 10 gr bekatul yang ditambahkan
formulasi. Penelitian dilakukan pada dua tahap 5 gr tepung maizena, 5 gr kayu manis, dan 10 gr
yaitu dilakukan pembuatan dua formula produk susu bubuk low fat.
bubur bekatul instan berdasarkan hasil trial and Formula I yang disimpan pada suhu 250C
error dan analisis total mikroba dan kadar air dan inkubator suhu 350C mulai dari penyimpanan
pada suhu penyimpanan 250C dan 350C dan anali- hari ke-0 hingga pengukuran kadar air penyimpan-
sis kadar Free Fatty Acid (FFA). Variabel dalam an hari ke-14 berturut-turut, yaitu untuk penyim-
penelitian ini adalah kedua formula produk bu- panan suhu 250C, yaitu 4,34% ke 6,51%. Un-
bur bekatul instan sebagai variabel dependen dan tuk penyimpanan di inkubator suhu 350C yaitu
kadar air, total mikroba serta kadar FFA sebagai 2,37% ke 5,96%. Formula II yang disimpan pada
varibel independen. suhu 250C dan inkubator suhu 350C mulai dari
Populasi dalam penelitian ini adalah penyimpanan hari ke-0 hingga pengukuran kadar
produk bubur bekatul instan. Sampel dalam air penyimpanan hari ke-14 berturut-turut, yaitu
penelitian ini adalah kedua formula produk bubur untuk penyimpanan suhu 250C, yaitu 0,52% ke
bekatul instan. Sampel ditarik berdasarkan for- 5,13%. Untuk penyimpanan di inkubator suhu
mulasi produk bubur bekatul instan dari penggili- 350C, yaitu 2,75% ke 5,93%.
ngan padi yang ditarik menggunakan teknik ran- Formula I yang disimpan pada suhu 250C
dom sampling. Formula yang dimaksud adalah dan inkubator suhu 350C mulai dari penyimpanan

Tabel 1. Parameter Arrhenius Perubahan Kadar FFA Formula I


T (0C) T (K) 1/T K In K Masa Kadaluarsa
25 298 0.003356 0.00518 -5.2630 316
35 308 0.003247 0.00551 -5.2012 286
45 318 0.003145 0.00328 -5.7199 271
Sumber : Data Primer, 2014

176
JURNAL MKMI, September 2014, hal 174-179

Tabel 2. Parameter Arrhenius Perubahan Kadar FFA Formula 2


T (0C) T (K) 1/T K In K Masa Kadaluarsa
25 298 0.003356 0.0018 -8.62255 327
35 308 0.003247 0.00299 -6.77673 290
45 318 0.003145 0.00125 -6.72543 320
Sumber : Data Primer, 2014

hari ke-0 hingga pengukuran total mikroba pe- PEMBAHASAN


nyimpanan hari ke-14 berturut-turut, yaitu untuk Formulasi produk dilakukan secara trial
penyimpanan suhu 250C, yaitu 1,83 x 104 CFU/g and error untuk menentukan formulasi yang se-
ke 5,13 CFU/g. Untuk penyimpanan di inkubator cara organoleptik disukai oleh konsumen. Resep
suhu 350C, yaitu 1,205 x 104 CFU/g ke 4,035 x pembuatan bubur bekatul instan didasarkan pada
104 CFU/g (Data terlampir). Formula II yang di- modifikasi dari berbagai sumber penelitian dan
simpan pada suhu 250C dan inkubator suhu 350C jurnal. Setelah melakukan percobaan beberapa
mulai dari penyimpanan hari ke-0 hingga pengu- kali, kami menyimpulkan resep untuk membuat
kuran total mikroba penyimpanan hari ke-14 ber- bubur bekatul instan, yaitu setelah mendapat-
turut-turut, yaitu untuk penyimpanan suhu 250C, kan bekatul yang masih segar dari penggiling-
yaitu 2,5 x 102 CFU/g ke 5,5 x 102 CFU/g. Untuk an, bekatul kemudian disangrai di atas api kecil
penyimpanan di inkubator suhu 350C , yaitu 3,1 x sampai matang (±30 menit). Menurut Widowati,
103 CFU/g ke 3,6 x 103 CFU/g. salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan
Formula I yang disimpan di suhu ±250C simpan bekatul yang sudah dilakukan sejak za-
mengalami peningkatan dari hari ke-0, yaitu man dahulu adalah dengan teknik penyangraian.
1,77% menjadi 3,41% di hari ke-14. Untuk For- Cara ini sangat mudah, yaitu bekatul ditempatkan
mula I yang disimpan di inkubator suhu ±350C pada penggorengan, lalu dipanaskan langsung
mengalami peningkatan dari hari ke-0, yaitu (tanpa minyak goreng), sambil diaduk sekitar 10
1,84% menjadi 3,42% di hari ke-14. Sedangkan menit kemudian diayak halus. Kelemahan cara
untuk Formula I yang disimpan di Inkubator ini adalah bekatul menjadi berwarna coklat tua
450C mengalami peningkatan dari hari ke-0 yaitu dan kadang-kadang terasa hangus. Setelah itu,
2,76% menjadi 3,65% di hari ke-14. Formula II diayak dengan ayakan 60 mesh agar didapatkan
yang disimpan di suhu ±250C mengalami pening- tekstur yang halus kemudian dicampurkan de-
katan dari hari ke-0, yaitu 1,59% menjadi 2,18% ngan bahan-bahan sesuai dengan formula yang
di hari ke-14. Untuk Formula II yang disimpan telah ditentukan dengan cara diblender kemudi-
di Inkubator suhu ±350C mengalami peningkatan an dipanaskan di oven selama 15 menit dengan
dari hari ke-0, yaitu 1,46% menjadi 2,33% di hari suhu 1250C.10 Pada proses pembuatan bubur ini
ke-14. Sedangkan untuk Formula II yang disim- dilakukan beberapa kali pemanasan agar didapat-
pan di Inkubator 450C mengalami peningkatan kan bekatul yang terstabilisasi. Stabilisasi bekatul
dari hari ke-0, yaitu 1,78% menjadi 2,18% di hari merupakan salah satu usaha pencegahan agar
ke-14. kandungan lemak pada bekatul tidak mengalami
Berdasarkan perhitungan Kadar FFA un- ketengikan.
tuk menentukan masa kadaluarsa Formula I suhu Faktor-faktor yang mempengaruhi umur
penyimpanan adalah suhu 250C=316 hari, suhu simpan bahan pangan yang dikemas adalah
350C=286 hari, suhu 450C=271 hari (Tabel 1). keadaan alamiah atau sifat makanan dan me-
Berdasarkan perhitungan Kadar FFA untuk me- kanisme berlangsungnya perubahan, misalnya
nentukan masa kadaluarsa Formula II suhu peny- kepekaan terhadap air dan oksigen dan kemung-
impanan adalah suhu 250C=327 hari, suhu 350C= kinan terjadinya perubahan kimia internal dan
290 hari, suhu 450C=320 hari (Tabel 2). fisik, ukuran kemasan dalam hubungannya de-
ngan volume, kondisi atmosfer, terutama suhu
dan kelembaban dimana kemasan dapat bertahan

177
Noor Mansurya Utami : Penentuan Masa Kadaluarsa Produk Bubur Bekatul Instan dengan Metode ASLT

selama transit dan sebelum digunakan, serta ke- bertambahnya waktu penyimpanan yaitu sebelum
masan keseluruhan terhadap keluar masuknya air, penyimpanan 16,5 % dan setelah dua bulan pe-
gas, dan bau termasuk perekatan, penutupan, dan nyimpanan 80,7 %. Sedangkan ketengikan oksi-
bagian-bagian yang terlipat. datif merupakan reaksi autocatalytic, laju reaksi
Berdasarkan hasil laboratorium untuk meningkat sejalan dengan meningkatnya waktu
analisa kadar air, terjadi peningkatan kadar air penyimpanan. Hal ini disebabkan adanya hasil
semua formula dari hari ke-0 sampai hari ke-14. oksidasi awal yang dapat mempercepat reaksi ok-
Berdasarkan hasil penelitian Wijaya Semakin sidasi selanjutnya, dan reaksi ini dikenal sebagai
tinggi suhu penyimpanan, maka tingkat kenai- reaksi berantai.12
kan kadar air produk juga akan semakin tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaku-
Naiknya kadar air dapat disebabkan adanya per- kan bahwa penyimpanan kedua formula yang
meabilitas bahan kemasan produk terhadap uap paling lama masa kadaluarsanya berdasarkan
air, sifat bahan-bahan yang terdapat pada produk Suhu Penyimpanan adalah pada suhu 250C, yakni
bubur bekatul instan yang higroskopis sehingga rata-rata 311 hari. Berdasarkan hasil penelitian
cenderung mengadsorbsi uap air dari udara, dan yang dilakukan oleh Purnomo, dkk mengenai
tingkat kelembaban udara lingkungan terhadap masa simpan bekatul terstabilisasi bahwa masa
produk.11 simpan bekatul sampai 394,54 hari pada suhu pe-
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui nyimpanan ±250C.13
jumlah total mikroba yang terdapat pada tiap
formula mengalami peningkatan selama masa KESIMPULAN DAN SARAN
penyimpanan. Berdasarkan penelitian Wijaya Berdasarkan hasil perhitungan masa kada-
peningkatan jumlah mikroorganisme yang tum- luarsa produk bubur bekatul instan, maka dapat
buh selama masa penyimpanan dapat diakibatkan disimpulkan bahwa masa simpan paling lama
karena adanya kenaikan kadar air pada produk. kedua produk bubur bekatul instan pada pe-
Kenaikan kadar air akan meningkatkan nilai aw nyimpanan suhu 250C masa simpan Formula I
produk. Pada nilai aw yang cocok, mikroorgan- selama 316 hari dan Formula II selama 327 hari.
isme dapat tumbuh dan berkembang biak. Pe- Penelitian ini merekomendasikan kepada ma-
ningkatan jumlah mikroba pada produk tiap for- syarakat untuk memperhatikan penyimpanan
mula berbeda-beda selama masa penyimpanan.11 produk bubur bekatul instan pada penyimpanan
Peningkatan jumlah terbesar terjadi pada produk suhu ruang untuk menjaga kualitas mutu bahan.
bubur bekatul instan yang disimpan pada suhu Serta merekomendasikan penelitian lanjutan
350C, sedangkan peningkatan jumlah mikroba mengenai memperpanjang waktu pengukuran pe-
terkecil terjadi pada produk bubur bekatul instan nyimpanan kedua produk tersebut di suhu yang
yang disimpan pada suhu 250C. berbeda-beda dan meneliti kandungan bakteri
Berdasarkan hasil laboratorium didapat- patogen yang terdapat pada produk tersebut.
kan hasil terjadi peningkatan kadar FFA selama
penyimpanan di berbagai suhu penyimpanan. DAFTAR PUSTAKA
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Hadepernata bahwa ketengikan hidrolisis 1. Jubaidah, U. Variasi Penambahan Bekatul
merupakan akibat reaksi antara bahan dengan air. pada Es Krim Dilihat dari Kadar Serat, Sifat
Pada penyimpanan terlalu lama dimana terjadi Organoleptik dan Daya Terima [Karya Tulis
kenaikan kandungan air biasanya terjadi ketengi- Ilmiah]. Surakarta: Universitas Muhammadi-
kan hidrolisis, akan tetapi ketengikan ini tidak yah Surakarta; 2008.
selamanya terjadi bersamaan dengan ketengikan 2. Kahlon, T. S, A. A. Bethsart, C. Chiu, dan
yang lain. Hidrolisis yang diakibatkan oleh reaksi Saunders. Effect of Rice Bran and Choles-
antara lipase dan minyak di dalam dedak padi terol in Hamster. Di dalam. Champagne, E.
menghasilkan asam lemak bebas. Kadar asam T. (Ed). Rice Chemistry and Technology 3th
lemak bebas semakin meningkat seiring dengan edition. St. Paul: American Association of

178
JURNAL MKMI, September 2014, hal 174-179

Cereal Chemists. Inc; 1994. 9. Syarif, R. dan Halid. Teknologi Penyimpanan


3. Swastika, D.N. Stabilisasi Tepung Bekatul Pangan. Pusat Studi Antar Universitas IPB,
Melalui Metode Pengukusan dan Pengering- Bogor. 1993.
an Rak Serta Pendugaan Umur Simpannya 10. Widowati S, Azizah L, Sukarno, Damardjati
[Skripsi]. Institut Pertanian Bogor; 2009. D. Produksi Fitase dari Bacillus coagulans
4. Fellow, PJ., dan Ellis. Food Processing Tech- E.1.4.4. dan Aplikasinya Untuk Memperbaiki
nology Principles and Practice. London: Ellis Gizi Bekatul. Bull Agribio 2000;4 (1):16-21.
Horwood; 1992. 11. Wijaya, Christamam Herry. Pendugaan Umur
5. Andarwulan, N. dan P. Hariyadi. Perubahan Simpan Produk Kopi Instan Formula Merk-Z
Mutu (Fisik, Kimia, Mikrobiologi) Produk Dengan Metode Arrhenius. [Skripsi]. Bogor:
Pangan selama Pengolahan dan Penyimpan- Fakultas Teknologi Pertanian Institut Perta-
an Produk Pangan. Pelatihan Pendugaan nian Bogor; 2007.
Waktu Kedaluwarsa (Self Life), Bogor, 1−2 12. Hadipernata, M, W. Supartono, M. A. F.
Desember 2004. Pusat Studi Pangan dan Falah. Proses Stabilisasi Dedak Padi (Oryza
Gizi. Institut Pertanian Bogor. 2004. Sativa L) Menggunakan Radiasi Far Infra
6. Target Produksi Beras 2010 66,8 juta Ton. Red (FIR) Sebagai Bahan Baku Minyak Pa-
[disitasi 14 Oktober 2010]. Dikutip dari, ngan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan
http://solopos.co.id. Diakses tanggal 10 Janu- 2012; 1 (4) : hal 105 – 106.
ari 2014. 13. Purnomo, Liem Oktaviani Putri, A. Ign Kris-
7. Floros, J.D. and V. Gnanasekharan. Shelf tijanto, Yohanes Martono. Identifikasi Asam
Life Prediction of Packaged Foods: Chemi- Lemak dan Penentuan Masa Simpan Bekatul
chal, Biological, Physical, and Nutritional Ditinjau dari Pengaruh Gelombang Mikro.
aspects. G. Chlaralambous (Ed.). London: Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pen-
Elsevier Publ; 1993. didikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA
8. Labuza, T. P. Open Shelf Life Dating of Universitas Negeri Yogyakarta. 18 Mei 2013.
Foods. Food Science and Nutrition West- K-5.
port: Press. Inc; 1982.

179

Anda mungkin juga menyukai