Anda di halaman 1dari 6

Lembar Kerja Siswa

Kelompok 4

Anggota :
1. Marsha Afrida Umami (15)
2. Meilda Novianti (16)
3. Nazwa Tirta Ganiya (17)
4. Nurul Aisah Rahmani (18)

Menyusun Proposal Penelitian


A. Judul Proposal : Analisis Kadar Gizi Mie Instan

B. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Mie instan mejadi populer dikalangan masyarakat karena harganya murah dan cara
pengolahan sekaligus penyajiannya sederhana. Mie banyak mengandung karbohidrat, yang
banyak menyumbang energi pada tubuh sehingga mie dapat dijadikan sebagai makanan
pengganti nasi.
Dalam pembuatan mie tepung terigu memiliki peranan penting dalam strujtur mie,
sebagai sumber protein dan karbohidrat. Gluten yang ada pada tepung terigu paling berperan
dalam pembuatan mie, protein tepung terigu harus dalam jumlah yang cukup tinggi karena
akan mempengaruhi keelastisan dari mie serta tahan terhadap penarikan pada waktu
produksinya. Gluten dibentuk dari gliadin dan glutenin.
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hydrogen, dan
oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gzi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di
dalam tubuh. Protein merupakan makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino.
Protein mempunyai fungsi utama yang kompleks di dalam semua proses biologi. Penentuan
kadar karbohidrat mie instan menggunakan metod Luff Schrool. Prinsip dari metode ini adalah
penentuan Cu2O dalam larutan sebelum direkasikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan
sesudah direkasikan dengan sampel. Penentuan kadar protein mie instan menggunakan
metoda Kjeldhal. Prinsip kerja metode Kjeldhal adalah mengubah senyawa organik menjadi
anorganik. Makanan sangat dipengaruhi oleh lama dan tempat penyimpanan pada suhu kamar.
Berdasarkan penelitian Pentadini (2014) ada penentuan pati resisten kadar gizi mie
gandung utuh (Triticum aestivum L.) varietas dewata dianalisis dnegan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok dengn 6 perlakuan 4 kali pengulangan. Dimana kadar pati resisten
ini merupakan salah satu serat pangan yang tidak dapat terabsorbsi di usus halus individu yang
rusak dan bersifat resisten terhadap hidrolisisenzim amilase. Variates Dewata merupakan jenis
gandum utuh terbaru yang dapat ditanam di Getasan. Gandum utuh sangat berbeda dengan
tepung terigu karena diperoleh dari semua penepungan gandum yaitu bran, germ, dan
endosperm. Untuk menentukan pati resisten kadar gizi pada mie gandum utuh ini dengan
menggunakan enzim amilase, amiloglukosidase, dan protease.
Menurut Engelen (2017), penentuan karakteristik kimia pada pembuatan mie sagu
(Metroxylon Sagu) kering dengan menggunakan GMS (Gliserolmonostearat) dan ISP (Isolated
Soybean Protein). GMS (Gliserolmonostearat) sebanyak 1% dapat menurunkan cookingloss mie
pati jagung dan mie pati kentang, ISP (Isolated Soybean Protein) sebanyak 5% dapat
meningkatkan elongasi, menurunkan kelengkeran dan kelarutan pada mie berbahan dasar pati
kentang dan pati kacang hijau.
Kualitas mie sagu yang dikaji dalam penelitian ini adalah karakteristik tampak dan aspek
gizinya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan variabel adalah formulasi mie
dari kombinasi tepung jagung dan sagu (mie sagung), dan kualitan mie sagung.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diatas, kualitas dari pangan yang dikonsumsi
memiliki peranan yang tidak dapat diabaikan. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai kadar gizi pada mie instan terhadap lama penyimpanannya. Berdasarkan uraian
diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kadar Gizi Mie
Instan”.

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah:
1) Berapa jumlah kandungan zat karbohidrat dalam mie instan kaitannya dengan lama
penyimpanan?
2) Berapa jumlah kandungan protein dalam mie instan kaitannya dengan lama
penyimpanan?
3) Apakah dalam mie instan sudah sesuai dengan Angka Kebutuhan Gizi (AKG) menurut
standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)?

3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui jumlah kandungan zat karbohidrat dalam mie instan kaitannya
dengan lama penyimpanan.
2) Untuk mengetahui jumlah kandungan protein dalam mie instan kaitannya dengan
lama penyimpanan.
3) Untuk mengetahui kaitan zat karbohidrat dan protein dengan Angka Kebutuhan Gizi
(AKG) dalam mie instan sesuai standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain :
1) Bagi penulis, dapat mengetahui kaitan Angka Kebutuhan Gizi (AKG) antara kadar gizi
mie instan terhadap lama penyimpanan.
2) Memberikan informasi ilmiah bagi penelitian dan beberapa industri mie instan
mengenai kadar gizi dalam mie instan kemasan agar mampu meningkatkan mutu
dari mie instan kemasan tersebut agar sesuai dengan ketentuan SNI.
3) Bagi masyarakat, informasi mengenai kadar gizi sangat berguna sehingga dapat
membantu masyarakat dalam menganalisi produk mie instan yang baik untuk
kesehatan masyarakat sesuai ketentuan SNI.
4) Bagi pihak lain yang berkepentingan, dapat dijadikan sebagai kajian lebih lanjut
untuk penelitian selanjutnya.

5. Definisi Operasional
Mie instan adalah mie yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan
minyak dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas
dan bumbu – bumbu yang sudah ada dalam paketnya.
Mie instan adalah jenis mie yang sudah matang dan dikeringkan kemudian dijual
dalam kemasan atau mangkuk/gelas plastik. Bahan-bahan utama mi instan adalah
tepung, garam, dan minyak sawit. Bumbunya terbuat dari garam, aneka bumbu sesuai
rasa mi, dan monosodium glutamat (MSG).
Konsumsi mie instan meliputi konsumsi masyarakat terhadap mie instan berupa
jenis mie instan, jumlah konsumsi mie instan. Jenis mie instan yang dimaksud adalah
mie instan yang beredar di pasaran. Pengetahuan gizi yang dimaksud yaitu pengertian
gizi, unsur gizi, sumber gizi, macam-macam gizi, fungsi gizi, penerapannya.

C. Tinjauan Pustaka
Mie merupakan bahan pangan yang berbentuk pilinan memanjang dengan
diameter 0,07-1,0 inci yang terbuat dari tepung terigu dengan atau tanpa tambahan
kuning telur (Beans et al.1974). Mie diperkirakan berasal dari daratan Cina. Hal ini
terlihat dari tradisi menyajikan mie pada perayaan ulang tahun sebagai simbol untuk
umur yang panjang. Marcopolo adalah orang yang memperkenalkan mie pertama kali di
luar daratan Cina, dengan membawanya ke Italia dan mulai merambah ke negara lain
(Juliano dan Hicks 1990). Di Indonesia saat ini mie telah menjadi salah satu pangan
alternatif utama setelah nasi. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3551-2000
yang dikeluarkan oleh Dewan Standarisasi Nasional, mie instan terbuat dari adonan
terigu atau tepung beras atau tepung lainnya sebagai bahan utama dengan atau tanpa
penambahan bahan lainnya serta dapat diberi perlakuan dengan bahan alkali. Instan
dicirikan dengan adanya penambahan bumbu dan memerlukan proses rehidrasi untuk
siap dikonsumsi.
Mie instan pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1958 dan Korea
pada tahun 1963 (Kim 1996). Mie instan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh
dengan air mendidih paling lama selama empat menit. Mie instan yang diproses dengan
teknik penggorengan memiliki kadar air 2-5 % dan kadar lemak 15-20 %, sedangkan mie
instan yang dikeringkan menggunakan udara panas memiliki kadar air 8-12 % dan kadar
lemak 3 % (Astawan 2008)

• Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam mie Instan


a. MSG (Monosodiumglutamat)
MSG atau disebut juga vetsin biasa ditambahkan kedalam makanan untuk
menguatkan rasa dan menambah kelezatan pada makanan. Penggunaan MSG yang
berlebihan dan secara terus-menerus dapat menimbulkan penurunan fungsi
otak,kankerdanhipertensi. Menurut Russel Blaylock, penulis buku Excitotoxins – The
Taste That Kills, MSG adalah excitotoxin yaitu zat kimia yang merangsang dan dapat
mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan bahwa MSG dapat memperburuk
gangguan saraf degeneratif seperti alzheimer, penyakit Parkinson, autisme serta ADD
( attention deficit disorder).
b. Pewarna
Zat aditif jenis pewarna yang terkandung dalam mie instan adalah tartrazin CI 19140.
Yaitu pewarna kuning untuk makanan. Penggunaan zat pewarna secara berlebihan juga
dapat menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan.
c. Pengawet
Penggunaan zat pengawet pada makanan bertujuan untuk menghambat kerusakan
pada makanan akibat serangan bakteri dan lain-lain. Jenis pengawet yang terkadung
dalam mie instan adalah natrium benzoat dan natrium metabisulfit.
d. Pengatur Keasaman
Penggunaan zat pengatur keasaman pada makanan bertujuan untuk mengasamkan,
menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan.
e. Propylene glycol
Propylene glycol adalah sejenis bahan anti beku yang akan mencegah mie instan
menjadi kering. Apabila kita sering mengkonsumsi zat tersebut, maka zat tersebut akan
menumpuk di hati dan ginjal. Hal tersebut akan menyebabkan kerusakan pada organ
hati dan ginjal. Dan juga akan melemahkan sistem imunitas tubuh.
f. Lemak dan Sodium
Mie instan mengandung lemak dan sodium yang sangat tinggi. Dan jika kita
mengkonsumsi mie instan secara rutin, maka lemak tersebut akan menumpuk di dalam
tubuh dan dapat menyebabkan kegemukan. Kandungan sodium yang tinggi juga dapat
berpotensi menimbulkan berbagai penyakit seperti darah tinggi, penyakit jantung,
stroke dan kerusakan pada ginjal.
g. Lilin atau Wax
Kandungan lilin dalam mie instan berfungsi untuk membuat mie tetap merekat satu
sama lain. Kandungan lilin tersebut dapat merusak sistem kerja pencernaan tubuh,
sehingga dapat menyebabkan gangguan jika dikonsumsi secara terus menerus dan
dapat mengakibatkan tumbuhnya sel penyebab kanker.
h. Bahan Penambah Rasa
Bahan penambah rasa atau flavor selalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan
inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam,
soto ayam, baso, barbequ, dan sebagainya.
i. Solid Ingredient
Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam,
bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada sumber hewani
yang digunakan.
j. Kecap dan Sambal
Kecap dan sambal pun harus kita cermati lho. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG,
kaldu tulang untuk menambah kelezatannya. Dalam hal ini yang harus anda perhatikan
dan dicamkan ialah “Peringatan bagi kita semua bahwa Mie Instan tidak boleh dimasak
bersamaan dengan bumbunya karena MSG yang terkandung didalamnya bila dimasak
diatas suhu 120°C akan berpotensi menjadi Karsinogen Pembawa Kanker.

• Dampak Mengonsumsi Mie Instan Bagi Kesehatan Tubuh


a. Dampak Positif
Kebanyakan produk-produk mie instan telah melalui proses fortifikasi, yakni proses
penambahan mikronutrien ke dalam produk. Mikronutrien ini seperti misalnya zat besi,
asam folat, niasin, vitamin dan mineral seperti kalsium. Baru-baru ini telah
diperkenalkan jenis mie instan baru yang justru dapat membantu orang-orang yang
mengalami kegemukan atau ingin berdiet, menurunkan berat badannya. Mie instan
tersebut adalah mie yang menggunakan pectin sebagai salah satu bahan dasarnya.
Pectin adalah polisakarida linear yang terutama terdiri dari asam galacturonic dan
turunannya. Saat zat ini berada di dalam lambung dan terisi cairan, ia akan
mengembang dan mengisi penuh perut, dan konsistensinya membuat lama berada
dalam saluran pencernaan, sehingga memperlambat timbulnya rasa lapar. Menurut
penelitian, serat pectin dapat mengurangi absorbsi pada saluran pencernaan sehingga
menurunkan level kolesterol darah, meningkatkan peristaltik usus, mengurangi
konstipasi dan mengurangi resiko kanker saluran cerna.

b. Dampak Negatif
1. Menghambat Penyerapan Nutrisi
2. Menyebabkan Kanker
3. Menyebabkan keguguran
4. Mengacaukan metabolisme tubuh
5. Melemahkan imun tubuh, dll.

D. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk
menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Metode Luff Schoorl
merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan
sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan
penentuan Cu tereduksi dengan I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon (Anonim
2009).
Dan menggunakan metode Kjedahl untuk menentukan kadar protein. Kadar protein
yang ditentukan berdasarkan cara Kjeldahl disebut sebagai kadar protein kasar (crude
protein) karena yang diamati sebenarnya senyawaan N bukan protein. Analisa protein
cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses destruksi,
proses destilasi dan tahap titrasi.

E. Jadwal Pelaksanaan
No. Nama Kegiatan Bulan
1. PERSIAPAN 25 Februari 2022 - 25
-Pengajuan judul Maret 2022
-Penyusunan proposal
-Penyusunan Instrumen
-Pengumpulan data
2. PELAKSANAAN 8 April 2022 – 25 Mei
-Seminar proposal 2022
-Pengumpulan data penelitian
-Menganalisis data
3. PELAPORAN 2 Juni 2022 - 25 Juni 2022
-Penyusunan laporan
-Seminar hasil penelitian
-Penyelesaian laporan
-Penyerahan laporan

F. Rencana Anggaran
Secara rinci, kebutuhan anggaran penelitian ini direncanakan sebagai berikut :
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang 3.806.000
2 Bahan Habis Pakai 5.095.000
3 Perjalanan 850.000
4 Lain – lain 2.320.000
Total 12.071.000

G. Daftar Pustaka
Badan Standarisasi Nasional. 1994. Standar Nasional Indonesia Mie Instan No. 3551-1994.
BSN. Jakarta.
Beiser, B. 1996. Essential of Physics. A Text For Student of Science and Engineering.
Addison-Wesley. Pubs. Co, inc. London

Anda mungkin juga menyukai