Disusun oleh :
Nurkayati (P00313022080)
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Apakah pembuatan snack bar dengan bahan campuran tepung tempe dapat
menurunkan angka kurangnya energi protein pada kalangan anak-anak dan remaja,
serta dapat menjadi diet yang tepat bagi penderita ASD (Autism Spectrum Disorder)?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
1. Untuk mengetaui apakah pembuatan snack bar dengan bahan campuran tepung
tempe dapat menurunkan angka kurangnya energi protein pada kalangan anak-
anak dan remaja.
2. Tujuan Khusus
(1) Pada umumnya zat gizi yang ada dalam sanck bar dominan ke karbohidrat.
Kami membuat snack bar berprotein agar lebih menarik.
(2) Untuk pelaku yang menerapkan diet untuk anak penderita autis (CFGF).
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat
Sebagai sumber informasi kepada masyarakat tentang cara pembuatan snack bar
dengan bahan campuran tepung tempe, serta menambah pengetahuan tentang
manfaat dan teknologi pengolahan pangan.
2. Bagi institusi
Penelitian ini bisa menjadi refrensi untuk bahan acuan bagi mahasiswa dalam
penelitian selanjutnya
3. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan disiplin ilmu khususnya ilmu tenologi pangan dan gizi dalam
pembuatan snack bar dengan tepung tempe
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. SNACK BAR
Snack bar adalah peganan padat yang berbentuk batang dan merupakan campuran
dari berbagai bahan kering seperti sereal, kacang-kacangan, buah-buahan kering yang
digabungkan menjadi satu dengan bantuan binder. Binder dalam bars dapat berupa
sirup, nougat, karamel, 7 coklat, dan lain-lain. Snack bar disukai oleh masyarakat
negara lain karena bentuknya yang praktis sehingga dapat dimakan tanpa kesulitan
(Chandra, 2010). Snack adalah makanan yang dikonsumsi di antara waktu makan
utama. Jenis snack tersebut diantaranya adalah snack bar, snack bar merupakan
makanan nutrisi dengan beberapa bahan, termasuk didalamnya yaitu sereal, buah,
kacang-kacangan dan gula Selain itu, snack bar lain yang tersedia termasuk fruit bar,
crunchy bar, salty bar, low calorie bar,diet bar (Lobato et al., 2011).
Snack bars dapat dibuat dengan berbagai macam bahan sehingga dapat digunakan
sebagai salah satu produk diversifikasi konsumsi pangan. Definisi diversifikasi
konsumsi pangan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun
2002 tentang Ketahanan Pangan adalah upaya peningkatan konsumsi aneka ragam
pangan dengan prinsip gizi seimbang. Prinsip dasar dari diversifikasi konsumsi
pangan bahwa tidak ada satupun komoditas atau jenis pangan yang memenuhi unsur
gizi secara keseluruhan yang dibutuhkan oleh tubuh 6 (Ariani, 2004). Diversifikasi
pangan sebagai upaya alternatif sekaligus peningkatan pola pangan yang memenuhi
kecukupan nutrisi dan mutu gizi. Namun, sampai saat ini diversifikasi pangan belum
efektif terlaksana. Pengurangan laju konsumsi melalui upaya diversifikasi pangan
belum signifikan karena konsumsi beras per kapita cenderung meningkat.
Pengembangan diversifikasi pangan paling efektif dilakukan melalui peningkatan
pendapatan riil masyarakat karena terkait dengan keterbatasan ekonomi masyarakat
sehingga belum mampu mengonsumsi pangan yang bervariasi (Amang dan Sawit
2001).
Saat ini sebagaian besar snack bars yang berada dipasaran terbuat dari tepung terigu
(gandum) dan tepung kedelai yang merupakan komoditas impor Indonesia. Jenis
produk ini dapat dibuat dengan menggunakan tepung tapioka dan tepung kacang hijau
dengan tujuan untuk memanfaatkan potensi lokal yang ketersediaannya melimpah,
sehingga mudah didapatkan (Ladamay et al., 2014).
B. TEPUNG TEMPE
a. Tepung
Tepung adalah bentuk hasil pengolahan bahan dengan cara pengilingan atau
penepungan. Tepung memiliki kadar air yang rendah, hal tersebut berpengaruh
terhadap keawetan tepung. Jumlah air yang terkandung dalam tepung dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain sifat dan jenis atau asal bahan baku pembuatan
tepung, perlakuan yang telah dialami oleh tepung, kelembaban udara, tempat
penyimpanan dan jenis pengemasan. Tepung juga merupakan salah satu bentuk
alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan, karena akan lebih tahan disimpan,
mudah dicampur, dibentuk dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan
modern yang serba praktis. Cara yang paling umum dilakukan untuk menurunkan
kadar air adalah dengan pengeringan, baik dengan penjemuran atau dengan alat
pengering biasa (Nurani dan Yuwono, 2014).
b. Tempe
Tempe adalah salah satu produk fermentasi yang umumnya berbahan baku
kedelai yang difermentasi dan mempunyai nilai gizi yang baik. Fermentasi pada
pembuatan tempe terjadi karena aktivitas kapang Rhizopus oligosporus.
Fermentasi pada tempe dapat menghilangkan bau langu dari kedelai yang
disebabkan oleh aktivitas dari enzim lipoksigenase. Fermentasi kedelai menjadi
tempe akan meningkatkan kandungan fosfor. Hal ini disebabkan oleh hasil kerja
enzim fitase yang dihasilkan kapang Rhizopus oligosporus yang mampu
menghidrolisis asam fitat menjadi inositol dan fhosfat yang bebas. Jenis kapang
yang terlibat dalam fermentasi tempe tidak memproduksi toksin, bahkan mampu
melindungi tempe dari aflatoksin. Tempe mengandung senyawa antibakteri yang
diproduksi oleh kapang tempe selama proses fermentasi (Koswara, 1995). Tempe
merupakan sumber protein yang baik. Setiap 100 g tempe mengandung 18-20 g
zat protein dan 4 g zat lemak (Tarwotjo, 1998). Tempe juga memiliki berbagai
sifat unggul seperti mengandung lemak jenuh rendah, kadar vitamin B12 tinggi,
mengandung antibiotik, dan berpengaruh baik pada pertumbuhan badan. Selain itu
asam-asam amino pada tempe lebih mudah dicerna oleh tubuh jika dibandingkan
dengan kacang kedelai. Vitamin B12 yang terdapat pada tempe 6 diproduksi oleh
sejenis bakteri Klabsiella peumoniae. Kekurangan vitamin B12 ini dapat
menghambat pembentukan sel darah merah (Koswara, 1995).
Perbandingan komposisi kimia kedelai dan tempe per 100 g bahan dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi kimia kedelai dan tempe per 100 g bahan
Tempe memiliki manfaat baik dari segi nutrisi maupun manfaat kesehatan.
Sebagai sumber nutrisi, tempe berperan sebagai sumber protein dan mineral besi.
Sebagai obat dan penunjang kesehatan, tempe berperan sebagai anti diare
(misalnya dalam pembuatan super oralit dari 40-50 g tempe) dan anti bakteri.
Senyawa anti bakteri pada tempe dapat menghambat sembilan jenis bakteri gram
postitif dan satu jenis bakteri gram negatif, yaitu: Streptococcus lactis, S.
cremoris, Leuconostoc dextranicum, L. mesenteroides, Staphylococcus aureus,
Bacillus subtillis, Clostridium botulinum, C. sporogenes, C. butyricum, dan
Klebsiella pneumoniae (Syarief et al., 1999). Wang dan Hesseltine (1981)
menyatakan bahwa Rhizopus oligosporus bahkan dapat mencegah akumulasi
aflatoksin yang ada pada kedelai dengan melakukan hidrolisis. Dalam tempe,
kadar nitrogen totalnya sedikit bertambah, kadar abu meningkat, tetapi kadar
lemak dan kadar nitrogen asal proteinnya berkurang.
Tabel 2. Komposisi Kimia Tempe
Komposisi Jumlah
F. Maltodextrin
Maltodekstrin adalah suatu polisakarida yang digunakan sebagai bahan tambahan
pangan. Senyawa ini dibuat dari amilum dengan cara hidrolisis parsial, dan biasanya
dijumpai dalam bentuk serbuk putih yang dikeringkan dengan cara spray-drying dan
bersifat higroskopis.[1] Maltodekstrin mudah dicerna, diserap dengan cepat
sebagai glukosa, dan berasa sedikit manis atau hampir tak berasa. Umum digunakan
dalam produksi soda dan kembang gula. Dapat pula dijumpai sebagai bahan campuran
berbagai makanan olahan.
Maltodekstrin terkadang digunakan dalam pembuatan bir untuk
meningkatkan massa jenis produk akhir. Maltodekstrin juga meningkatkan kesan bir
di mulut meningkatkan retensi kepala bir dan mengurangi kekeringan. Maltodekstrin
tidak difermentasi oleh ragi, sehingga tidak meningkatkan kandungan alkohol dalam
bir. Ini digunakan juga untuk beberapa makanan ringan seperti keripik kentang dan
dendeng. Maltodekstrin digunakan dalam mentega kacang untuk mempertahankan
tekstur meski kadar lemak rendah. Maltodekstrin seringkali digunakan sebagai
sumplemen oleh binaragawan dan atlet lainnya dalam bentuk serbuk karena ini adalah
karbohidrat yang mudah dicerna sehingga dapat mensupai energi yang cukup ke
seluruh tubuh untuk memicu sintesis protein. Maltodekstrin digunakan sebagai bahan
tambahan yang murah untuk menebalkan makanan seperti pada formula bayi. Ini
digunakan juga sebagai pengisi pada pengganti gula dan produk lainnya.
Maltodekstrin mempunya indeks glikemik antara 85 hingga 103.
G. Buah Nangka
Biji nangka juga bisa dijadikan satu dengan masakan kolak nangka. Nangka
maupun biji nangka juga bisa digabung dengan masakan kolak pisang atau buah
sukun. Biji nangka juga bisa dijadikan tepung. Biji nangka yang direbus secara
terpisah atau tidak diikutkan dalam masakan kolak, dapat dimakan seperti halnya kita
makan singkong. Biji nangka bisa juga dimasak dengan cara digoreng.
METODOLOGI PERCOBAAN
Kompor 1 buah
Oven 2 buah
Timbangan 1 buah
Baskom 1 buah
Alat Bantu Pengolahan
Cetakan snack bar 2 buah
Sendok 2 buah
Mixer 1 buah
Solet 1 buah
4. Prosedur Kerja
a. Pembuatan Tepung Tempe
1. Potong tempe dengan tipis.
2. Letakkan di loyang.
3. Jemur dengan sinar matahari atau dengan oven hingga kering.
4. Blender tempe yang sudah kering.
5. Ayak tempe yang sudah halus agar lebih halus.
Bagan Pembuatan Tepung Tempe
Untuk 1 porsi berisi 2 potong snack bar yang mengandung zat gizi
2. Kekerasan
Uji kekerasan digunakan untuk mengukur snackbar agar tidak terlalu keras
maupun terlalu empuk. Uji kekerasan ini menggunakan alat penetro.
DAFTAR REFERENSI
https://id.wikipedia.org/wiki/Nangka. Nangka.
https://id.wikipedia.org/wiki/Telur_(makanan). Telur.
https://id.wikipedia.org/wiki/Garam_dapur. Garam.