1. Perkenalan
Ada beberapa bagian yang ada di RND yaitu, viral dan bakteri. Apa itu viral? Viral
adalah sebutan untuk bagian atau seseorang yang mengerjakan/mempelajari virus,
sedangkan bakteri adalah sebutan untuk bagian atau seseorang yang mempelajari bakteri.
Virus apa saja yang diuji? Ada beberapa jenis virus yang diuji, virus yang sering saya
uji/pelajari adalah virus IBH. Apa itu virus IBH? Virus IBH merupakan virus yang
terdapat pada ayam, Virus IBH ini terdapat di hati ayam. Disini juga saya mengerjakan
virus pada sel yang disebut dengan sel vero. Sel Vero ini didapat dari ginjal monyet/babi.
Saya tidak pernah lihat bagaimana sel ini di dapat, karena memang dari Medion sendiri
untuk organ dari Sel Vero ini mereka membeli.
- Inokulasi
Inokulasi merupakan proses dimana kita akan menyuntikkan virus ke telur yang telah
kita buat beberapa hari yang lalu dari organ hati ayam. Telur ayam yang kita gunakan
itu dalam keadaan hidup dan normal (belum diberi/disuntikkan virus apapun) dan
rata-rata berumur 7 hari. Sebelum kita inokulasi, telur tersebut akan kita candling
terlebih dahulu. Apa itu candling? Candling adalah proses untuk mengetahui apakah
embrio tersebut masih hidup atau tidak. Dengan cara meneropong lewat rongga udara
bagian atas si telur tersebut menggunakan senter. Ciri yang terlihat jika embrio
tersebut hidup adalah pembuluh darah masih terlihat dengan jelas dan si embrio pun
akan bergerak. Namun jika embrio tersebut mati, pembuluh darah tidak akan terlihat
bahkan bisa jadi pembuluh darah nya pecah dan embrio pun mengambang/tidak
bergerak. Setelah dicandling, telur tersebut akan diberi tanda agar memudahkan saat
diberi lubang dengan menggunakan alat khusus. Setelah diberi tanda, telur tersebut
diberi revanol pada kassa dan diusap secara memutar sebanyak satu kali. Lalu telur
tersebut dimasukkan ke dalam BSC (tempat melakukan segala proses dan ketika kita
masuk ke dalam BSC, tangan kita harus dalam keadaan steril) dan jangan lupa untuk
selalu menyemprotkan etal/alkohol sebelum dimasukkan ke dalam BSC. Setelah
dimasukkan, telur akan langsung diberi lubang dan di suntikkan virus yang proses 1
tadi. Setelah selesai, lubang tersebut akan diberi selotip dengan tujuan agar tidak
terkontaminasi. Masukkan ke dalam inkubator selama 7 hari dan setelah 7 hari kita
bisa lanjutkan ke proses Panen.
- Panen Telur
Proses ini dilakukan dengan tujuan memanen AGF (putih telur) nya saja yang telah
kita tanami virus beberapa hari yang lalu. Cara yang kita lakukan adalah dengan
candling telur terlebih dahulu sebelum kita panen, jika saat kita candling ada yang
mati maka kita pisahkan telur tersebut dan diberi tanda mati hari ke berapa contoh,
m7,m6,m5, dan seterusnya. Jika sudah, telur tersebut dibungkus dengan plastik besar
dan dimasukkan ke -20 derajat selama kurang lebih 1 jam atau kita sebut proses ini
dengan chilling. Tujuannya adalah agar embrio tersebut tetap hidup ketika akan kita
panen.
Setelah selesai kita chilling, jangan lupa untuk diberi revanol terlebih dahulu sebelum
dimasukkan ke dalam BSC. Jika sudah, masukkan ke BSC dan telur tersebut siap kita
panen. Pertama, kita akan buka kerabang tersebut dengan menggunakan gunting
bengkok. Kita buka kerabang di bagian rongga udara dari telur tersebut secara
memutar. Setelah selesai, membran tersebut dibuka dengan menggunakan pinset.
Setelah itu, akan kita ambil bagian putih telurnya saja dengan menggunakan tip putih
dan diambil dengan menggunakan pipet. Cairan tersebut diletakkan di tabung sentri
dan tabung tersebut sudah diletakkan di dalam TG yang berisi ice pack. Setelah itu,
tabung sentri berisi cairan berukuran 50 mL tersebut disentrifugasi menggunakan
mesin sentri. Selesai di sentri, cairan tersebut disaring dengan menggunakan corong
dan mesh berukuran 200. Cairan tersebut dimasukkan ke dalam botol infus berukuran
250 dan setelah beres semua, cairan tersebut diberi media bahan lainnya lalu di tutup
dan diberi aluf dan disimpan di 4 derajat.
- Formulasi (FD)
Biasanya di proses ini, kita menggunakan 2 hingga 3 loyang dan didalam loyang
tersebut terdapat beberapa vial untuk kita isi dengan menggunakan media yang telah
kita buat beberapa hari yang lalu. Kita akan masukkan cairan tersebut dengan
menggunakan socorex dan setiap vial itu berisi 2 mL. Sebelum diisi, kita bawa loyang
berisi vial tersebut tapi dari koridor menuju ruang trial, loyang tersebut tidak boleh
kita buka karena nanti akan tidak steril lagi. Loyang tersebut hanya boleh dibuka di
dalam BSC saja, tidak boleh dibuka di yang lain. Setelah dibuka, vial tersebut diberi
proof di dua bari kanan, kiri, atas, dan bawah. Setelah semua diberi proof, kita bisa
langsung mengisi vial tersebut dengan mengunakan media yang kemarin kita buat.
Setelah semua terisi, jangan lupa untuk mengambil sampel dari media tersebut.
Selesai semua, kita tutup vial tersebut dengan proof jangan lupa untuk menutup hanya
setengah nya saja. Loyang tersebut kita tutup kembali dan jangan lupa untuk diberi
plastik.
Hasil akan kembali lagi ke titik awal yaitu, isolasi. Karena, jika proses isolasi tersebut
gagal maka kita harus mengulang kembali proses isolasi. Maka dari itu, pada proses
isolasi kita memang harus benar-benar serius dan juga hati-hati. Karena jika tidak,
kita harus mengulang kembali proses tersebut. Bagaimana cara kita agar mengetahui
proses tersebut gagal atau berhasil? Jika berhasil, maka akan banyak telur yang mati.
Karena, semakin banyak embrio yang mati semakin bagus virus yang dipanen.
Sedangkan jika proses tersebut gagal, maka dapat dilihat bahwa banyak embrio yang
masih hidup. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyak embrio yang mati,
maka virus yang dibuat pun semakin bagus.
4. Teknik Filtrasi
Setelah membuat bahan di ruang serologis, kita akan filtrasi di ruang 3 dengan
menggunakan alat yang sudah di sediakan. Tujuan dari filtrasi adalah menyaring dari
kotoran yang ada di cairan yang telah kita buat. Setelah selesai kita filtrasi, bahan tersebut
disimpan di ruang 4 derajat celcius.
5. Candling
Candling merupakan proses dimana kita mengecek keadaan embrio dari telur tersebut.
Caranya adalah dengan meneropong menggunakan senter dengan arah dari atas.
Bagaimana cara membedakan embrio yang hidup dan yang tidak hidup? Caranya adalah
dengan ketika diteropong menggunakan senter akan sangat terlihat perbedaannya, jika
embrio tersebut hidup maka ketika diteropong menggunakan senter, embrio tersebut akan
terlihat bergerak dan juga terdapat pembuluh darah yang terlihat sangat jelas. Sedangkan
jika embrio tersebut mati, akan terlihat bahwa embrio tersebut mengambang dan tidak
bergerak, pembuluh darahnya pun tidak terlihat jelas.
6. Teknik Celi
Telur berumur 14 hari dicandling terlebih dahulu. Setelah itu, dimasukkan ke dalam
inkubator. Sambil menunggu, kita akan membuat bahan/media nya terlebih dahulu.
Setelah selesai semua, kita masukkan terlebih dahulu telur nya ke dalam BSC dan jangan
lupa untuk memberi revanol dan etal terlebih dahulu. Setelah itu, masukkan ke dalam
BSC dan mulai buka kerabang nya. Setelah dibuka, ambil bagian embrio nya saja ke
dalam cawan petri. Setelah itu, buka perut embrio dengan menggunakan gunting bedah.
Ambil bagian hatinya saja, masukkan ke cawan petri yang sudah berisi B11MS (cairan
untuk mencuci organ). Setelah dicuci sebanyak 3 kali, masukkan ke dalam syringe
ukuran 3 mL. Setelah dimasukkan ke dalam syringe, semprotkan organ hati ke dalam
botol tripsin yang sudah berisikan media. Lalu di stir selama 15 menit, setelah di stir
selama 15 menit diamkan selama 5 menit, dan stir kembali sebanyak 3 kali. Jangan lupa
untuk membuang cairan yang tidak terendapkan ke dalam botol gumboro.
7. Materi Bakteri
Trial Pembuatan WS SC (Panen Cair)
Pertama kita siapkan dulu bahan nya, yaitu YPDA, YPDB, Gliserol 70%, NaCl. Lalu
setelah itu, kita ino bahan tersebut ke YPDA (seed WS1 SC01) sebanyak 2 plate. Setelah
kita inokulasi ke YPDA, inkubasi selama 24 jam. Ambil 1 ose lalu tanam ke YPDB
sebanyak 1 mL, inkubasi kembali selama 16 jam. Ino kembali ke YPDB sebanyak 100
mL, inkubasi kembali selama 24 jam. Sentrifugasi 3500 RPM selama 15 menit, setelah
selesai buang supernatan dan tambahkan larutan NaCl sebanyak 20 mL. Sentri kembali
dengan kecepatan 3500 RPM selama 15 menit. Buang kembali supernatan, bagian
pelet/endapan nya ditambahkan dengan gliserol 70% lalu homogen kan. Distribusi ke
cryovial dengan ukuran per cryovial adalah 1 mL.
8. Persiapan Alat
Pertama, alat dicuci terlebih dahulu lalu setelah dicuci alat tersebut dikeringkan dengan
menggunakan oven dengan suhu 70 derajat celcius selama 1 jam. Setelah dikeringkan,
alat tersebut akan dicek dengan menggunakan lampu TL supaya terlihat alat yang bersih
dan kotornya. Jika alat tersebut bersih, maka alat tersebut akan langsung dibungkus.
Namun jika alat tersebut kotor, maka alat tersebut harus dikeluarkan untuk dicuci
kembali. Untuk bahan pembungkus alat terdapat beberapa bahan, yaitu :
1. Menggunakan Perkamen
Alat yang dibungkus menggunakan kertas perkamen adalah alat yang terbuat dari
bahan kaca, stainless, dll. Contohnya adalah cawan, pinset, gelas ukur, vial, dll.
2. Menggunakan Wipak
Alat yang dibungkus dengan menggunakan wipak adalah alat yang terbuat dari bahan
plastik, contohnya adalah tip putih, tip kuning, microtube, dll.
3. Mengunakan Aluf
Alat yang dibungkus dengan menggunakan aluf adalah alat yang terbuat dari bahan
kaca/botol, seperti botol infus, botol gumboro, dll.
Ada dua cara untuk mengeringkan alat, yaitu dengan cara oven dan juga autoklaf.
Untuk cara oven, alat yang dikeringkan terbuat dari bahan stainless dan juga kaca.
Sedangkan untuk cara autoklaf, alat yang dikeringkan terbuat dari bahan plastik.
Berikut beberapa alat yang berbahan plastik, stainless, dan juga kaca :
Stainless Plastik
- Cawan Gelas Ukur
- Pinset
- Sendok
- TBG
- Gunting Bedah
- Gunting Bengkok
Untuk mengeringkan butuh suhu sebesar 70 derajat celcius, sedangkan untuk sterilitas itu butuh
suhu sebesar 170 derajat celcius dalam waktu 1 jam. Namun, jika menggunakan autoklaf, butuh
suhu mencapai 121 derajat celcius dan hanya alat berbahan plastik yang bisa dimasukkan.
Gelas ukur dibungkus dengan menggunakan kertas perkamen pada bagian atasnya saja.
Sedangkan botol infus, botol gumboro, dll dibungkus dengan menggunakan aluf pada bagian
atasnya saja.
9. Virus IB
Pada telur di viral 2, telur tersebut disuntikkan oleh virus yang berbeda. Nama virus
tersebut adalah IB. Telur tersebut di inkubasi selama 7 hari lalu di inokulasi setelah itu
didiamkan selama 3 hari. Setelah di diamkan selama 3 hari, telur tersebut dipanen.
Caranya adalah dengan membuka bagian kerabang nya, setelah itu diambil bagian AAF
nya dan embrio nya juga diambil jangan lupa untuk memisahkan kuning telur dan embrio
nya. Setelah dipisahkan, embrio tersebut diberi beberapa bahan lalu embrio tersebut
dichilling selama 3-4 hari. Setelah 3-4 hari, embrio tersebut akan di mix dengan
menggunakan alat kinematik.
14. TPC
1. Timbang sample sebanyak 1 gram, larutkan dengan 9 mL NaCl (larutan Fisiologis)
homogenkan.
2. Ambil dari sample yang sudah dilarutkan sebanyak 1 mL ke 9 mL NaCl,
homogenkan.
3. Ambil sebanyak 100 mikroliter lalu dituangkan ke media agar (sebarkan dengan
menggunakan batang L)
4. Lanjut inkubasi selama 24 jam di suhu 37 derajat celcius.
5. Amati dan hitung pertumbuhan bakteri.
15. Formulasi
Formulasi adalah mendistribusikan hasil panen telur kemarin ke dalam loyang berisi vial
dengan ukuran per vial 2 mL. Caranya adalah :
1. Seed kemarin, kita beri skim milk, MV6, dan beberapa bahan lainnya. Setelah itu,
kita gunakan socorex (socorex adalah alat untuk membantu proses
distribusi/formulasi) untuk mengisi vial tersebut. Jangan lupa untuk mengatur ukuran
dari cairan tersebut yaitu sebanyak 2 mL. Setelah diatur, buka loyang yang berisi vial
tersebut untuk diisi cairan nya. Setelah diisi, tutup kembali loyang nya lalu siap
dikirim untuk formulasi. Jangan lupa untuk menutupi vial dengan proof karet dan
nutupnya setengah aja karena kalau full, bisa pecah pada saat di press di bagian
produksi.
Untuk Filtrasi, pada saat mengecek pH dengan menggunakan pH meter kita harus mengkalibrasi
nya terlebih dahulu sebanyak 3 kali dan yang diutamakan adalah cairan dengan pH 7 terlebih
dahulu. Setelah itu, baru bisa ke pH 4 dan 9. Bagaimana cara membedakan pH 4,7, dan 9?
Caranya adalah dengan melihat warna nya. Jika warna cairan tersebut hijau, berarti pH nya 7.
Jika warna cairan tersebut biru, berarti pH nya 4. Jika warna cairan tersebut ungu, berarti pH nya
9. Warna hijau bisa kita sebut dengan netral, jika biru itu asam, dan ungu itu basa. Kalibrasi
selama 3 kali dengan menggunakan pH meter, setelah itu pH meter bisa digunakan untuk
mengukur pH pada bahan.
Ukuran pH pada bahan BM11S adalah antara 6,66 hingga 6,78. Jika dibawah 6,66 maka
tambahkan NaOH untuk menaikkan pH. Jika pH terlalu tinggi, maka tambahkan HCl untuk
mengurangi pH.
16. Kinematik
Alat :
- Kinematik
- Tabung Sentri
- Mesh
- Corong
- Botol Infus
- Vial
- Cawan
- Petri
- TBI
Bahan :
Prosedur Kerja :
1) Thowing embrio yang berada di -20℃ dengan merendam botol berisi embrio beku dan
menunggu hingga cair.
2) Setelah cair, kita hancurkan embrio tersebut dengan menggunakan alat kinematik.
3) Setelah embrio tersebut sudah menjadi cairan, cairan tersebut dipindahkan ke tabung
sentri ukuran 50 mL, lalu sentri selama 15 menit dengan kecepatan 3500 rpm.
4) Setelah itu, saring dengan menggunakan mesh 200 dan corong agar endapan nya tidak
terbawa masuk ke dalam botol sample.
5) Beri beberapa bahan dan ambil beberapa mL untuk uji sterilitas.
Ada dua cara untuk mengeringkan alat, yaitu dengan cara oven dan juga autoklaf.
Untuk cara oven, alat yang dikeringkan terbuat dari bahan stainless dan juga kaca.
Jika autoklaf, alat yang dikeringkan berbahan plastik.
Untuk mengeringkan itu butuh suhu 70℃. Jika untuk sterilitas itu butuh suhu 170℃
dalam waktu 1 jam. Namun, jika menggunakan autoklaf, butuh suhu mencapai 121℃
dan hanya alat bahan plastik yang bisa dimasukkan.
Gelas ukur dibungkus dengan menggunakan kertas perkamen pada bagian atas nya.
Sedangkan untuk botol infus, botol gumboro, vial, botol sample, dll dibungkus
dengan menggunakan aluf/alumunium foil pada bagian atas nya juga.
Perkembangan industri di Indonesia saat ini telah berkembang sangat pesat dan
telah menambah ke berbagai macam sektor yang luas seperti produksi dan pemasaran,
kebutuhan akan peningkatan mutu dan kualitas hasil industri demi kepuasan konsumen,
menuntut industri semakin meningkatkan kecanggihan teknologi, industri memerlukan
pekerja dengan kualitas SDM yang unggul dengan mengedepankan attitude yang baik,
memiliki keahlian, kecerdasan dan kemampuan yang kompeten dalam bidangnya. Untuk
mendukung SDM yang berkualitas, sekolah menjadi salah satu sarana terbaik untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Dalam rangka menyiapkan SDM yang relevan dengan kebutuhan, Depdiknas
menunjuk SMK sebagai wahana penyelenggara program pendidikan dan pelatihan
pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang tertentu,
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan dapat
mengembangkan diri di Era Globalisasi.
SMK menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di berbagai Program Keahlian
yang disesuaikan dengan lapangan kerja. Program Keahlian tersebut dikelompokkan
menjadi berbagai bidang keahlian sesuai dengan kelompok bidang industri/bidang
usaha/asosiasi profesi. Jenis bidang dan program keahlian ditetapkan oleh direktur
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pendidikan di SMK dapat menerapkan berbagai pola penyelenggaraan pendidikan
yang dapat dilaksanakan secara terpadu, seperti: Pola Pendidikan Sistem Ganda (PPSG)
yaitu Praktik Kerja Industri (PRAKERIN), dan pendidikan jarak jauh. Praktik Kerja
Industri merupakan suatu langkah nyata (substansial) untuk membuat sistem pendidikan
dan pelatihan kejuruan lebih relevan dengan dunia kerja dalam rangka lebih mendekatkan
mutu lulusan dnegan kemampuan yang diminati oleh dunia usaha/dunia industri/asosiasi
profesi (pemerintah).
Praktik Kerja Industri adalah suatu bentuk kegiatan pada ranah Pendidikan
menengah kejuruan yang memadukan secara sistematik antara program Pendidikan di
sekolah dan program pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di
dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian profesional. Keahlian profesional tersebutt
hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik, dan kiat.
Ilmu pengetahuan, teknik, dan kiat dapat dipelajari dalam kegiatan di sekolah, namun
untuk menguasainya diperlukan proses bekerja langsung pada bidang itu sendiri.
Prakerin juga merupakan salah satu bagian dari seluruh program Pendidikan calon
analisis kimia yang wajib dilaksanakan oleh siswa pada semester 3 dan 4 kurang lebih
selama 3 bulan pada suatu Lembaga/Instansi Pemerintah maupun industri. Oleh sebab itu
siswa SMK Negeri 7 Bandung diwajibkan untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan
PKL.
Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan PKL di divisi RnD adalah untuk mempelajari aktivitas yang
dilakukan para karyawan di laboratorium. Berikut beberapa tujuan saya PKL di bagian RnD :
1. Saya ingin belajar menerapkan & menggunakan peralatan dasar laboratorium.
2. Saya ingin belajar menerapkan isolasi & inokulasi mikroorganisme.
3. Saya ingin belajar membuat media untuk pertumbuhan & isolasi.
2. Isolasi :
- PS11S (berfungsi untuk mencuci organ yang akan digunakan dengan bahan campuran
PS11S murni, PSK, dan ABV6)
- ABV6
- PSK
- FUNGIZONE
- Pasir (digunakan saat organ akan ditumbuk di mortar dengan tujuan agar tidak licin
saat ditumbuk)
3. Inokulasi :
a. Inokulasi IBH
- Seed
- ABV6
- PSK
b. Inokulasi Celi
- PSK
- FUNGIZONE
- ABV6
- MV6
- Tripsin
5. Panen Celi :
- ABV6
- Seed
6. Formulasi / Distribusi :
- Skim Milk
- ABV6
- GM11S
- PS3
7. Pewarnaan Gram :
- Koloni / Media
- Crystal Violet
- Lugol
- Metanol
- Safranin
- Aquadest
- Minyak Inversi
8. Pembuatan WS SC (Saccaromyces)
- Seed
9. TPC :
- NaCl
- Sample
- Media Agar
Pewarnaan Gram
Prosedur Kerja
1. Ambil koloni dengan menggunaka ose, letakkan di kaca preparat lalu disebarkan. Jika
koloni tersebut kering, sebarkan dengan menggunakan aquadest.
2. Teteskan koloni tersebut dengan menggunakan crystal violet sampai menutupi si koloni
selama 1 menit, lalu bilas dengan menggunakan aquadest, keringkan.
3. Teteskan lugol sampai menutupi koloni selama 1 menit, bilas dengan menggunakan
aquadest, keringkan.
4. Lalu teteskan metanol, diamkan selama kurang lebih 10 detik, bilas kembali.
5. Terakhir, teteskan safranin diamkan selama 30 detik, bilas lalu keringkan.
6. Setelah diteteskan dengan safranin, lalu dibilas dan dikeringkan, amati preparat yang ada
koloni nya dengan menggunakan mikroskop dan jangan lupa untuk meneteskan minyak
inversi.
TPC
Prosedur Kerja
1. Timbang sample sebanyak 1 gram lalu dilarutkan dengan 9 mL NaCl, homogenkan.
2. Ambil dari sample yang sudah dilarutkan sebanyak 1 mL ke 9 mL NaCl, homogenkan
kembali.
3. Ambil larutan tadi sebanyak 100 mikrometer lalu sebarkan ke media agar dan disebarkan
dengan menggunakan batang L.
4. Lanjut dengan menginkubasi media selama 24 jam di suhu 37℃.
5. Amati dan hitung pertumbuhan bakteri.
Panen AAF
Prosedur Kerja
1. Candling terlebih dahulu telur yang akan dipanen, lalu chilling selama 1,5 jam di -20℃.
2. Setelah itu, masukkan telur ke dalam BSC untuk dipanen, tapi sebelum dipanen beri
revanol dengan menggunakan kassa di sekitaran rongga udara telur tersebut. Cara
panennya adalah dnegan membuka terlebih dahulu bagian rongga udara dengan
menggunakan gunting bengkok, lalu buka membran telur tersebut dengan menggunakan
pinset. Setelah dibuka membran nya, ambil AAF atau putih telur dengan menggunakan
tip putih dan makropipet. Cairan tersebut dimasukkan ke dalam botol sentri 50 mL, lalu
sentri selama 15 menit dengan kecepatan 3500 rpm.
3. Setelah di sentri, hasil nya akan kita saring dengan menggunakan corong dan juga mesh
200 yang hasil cairannya dimasukkan ke dalam botol infus.
4. Cairan di botol infus tersebut diberi beberapa bahan, lalu setelah diberi beberapa bahan
kita ambil beberapa mL untuk uji sterilitas.
Persiapan Alat
Di bagian ini, kita akan menyiapkan alat sebelum digunakan untuk trial di laboratorium.
Tapi sebelum kita bawa ke ruang persiapan, kita akan cuci terlebih dahulu alat nya dan setelah
itu kita bawa ke ruang persiapan. Setelah alat sudah di ruang persiapan, alat langsung
dikeringkan dengan menggunakan oven di suhu 70℃ untuk alat yang berbahan kaca dan
stainless, sedangkan alat yang berbahan plastik dikeringkan dengan menggunakan autoklaf.
Setelah di keringkan, kita akan periksa di bawah lampu TL untuk memastikan apakah masih ada
alat yang kotor. Karena jika alat tersebut kotor, maka alat harus dibawa keluar untuk dicuci
kembali dan jika alat sudah bersih, maka alat sudah siap untuk dibungkus. Terdapat beberapa
metode untuk membungkus alat :
1. Menggunakan Perkamen
Alat yang dibungkus dengan menggunakan perkamen adalah alat yang terbuat/berbahan
kaca, stainless, gelas ukur.
2. Menggunakan Wipak
Alat yang dibungkus dengan menggunakan wipak adalah alat yag terbuat/berbahan
plastik seperti, tip putih, tip kuning, dll.
3. Menggunakan Aluf
Untuk metode dengan menggunakan aluf seperti ini, alat dibungkus hanya dibagian tutup
nya saja seperti botol infus, botol gumboro.
Ada dua cara untuk menegeringkan alat yaitu dengancara oven dan juga autoklaf. Untuk cara
oven, alat yang dikeringkan terbuat dari bahan stainless dan juga kaca. Jika autoklaf, alat yang
dikeringkan berbahan plastik.
Untuk mengeringkan itu butuh suhu 70℃. Jika untuk sterilitas butuh suhu 170 ℃ dalam waktu 1
jam. Namun, jika menggunakan autoklaf, butuh suhu mencapai 121℃ dan hanya alat bahan
plastik yang bisa di autoklaf.
Gelas ukur di bungkus dengan menggunakan perkamen pada bagian atas nya saja. Sedangkan,
botol infus, botol gumboro, dll di bungkus dengan menggunakan aluf/alumunium foil pada
bagian atas nya juga.
Produk yang dihasilkan oleh PT. Medion Farma Jaya adalah berupa vaksin, obat – obatan dan
juga vitamin. Ada juga beberapa bagian / divisi yang ada di PT. Medion Farma Jaya, diantaranya
:
1. Biological Product
Bagian ini memproduksi vaksin berlabel Medivac untuk ternak dengan berbagai bentuk,
diantaranya kering beku untuk vaksin dan cairan untuk sekian inaktif.
2. Pharmaceutical Product
Bagian ini memproduksi obat – obatan, vitamin, feed suplement dan disinfektan untuk
ternak yang dikemas dalam bentuk serbuk (powder), kapsul, serta cair (liquid).
3. Pountry Equipment
Bagian ini memproduksi peralatan ternak seperti tempat ransum, tempat minum dari
plastik, serta pemanas indukan dan peralatan peternakan lainnya.
IBDTC
Panen dan inokulasi IBDTC sama hal nya dengan panen dan inokulasi celi. Iya betul, organ yang
diambil adalah organ hati. Tapi bedanya, jika pada panen dan inokulasi celi organ tersebut akan
diberi beberapa bahan dan juga distir dengan menggunakan magnetic stirer. Sedangkan panen
dan inokulasi IBDTC, organ yang akan di inokulasi tidak perlu di stir dan juga hanya diberikan
beberapa bahan saja.
Pewarnaan Gram
Prosedur Kerja :
1. Ambil koloni dengan menggunakan ose, letakkan di kaca preparat lalu sebarkan. Jika
koloni tersebut kering, sebarkan dengan menggunakan aquadest.
2. Teteskan crystal violet sampai menutupi semua bagian koloni tersebut dan diamkan
selama 1 menit, lalu bilas dengan menggunakan aquadest, keringkan. Teteskan lugol
hingga menutupi bagian koloni selama 1 menit, bilas kembali dengan menggunakan
aquadest, keringkan. Setelah itu, teteskan metanol dan diamkan selama kurang lebih 10
detik, bilas dengan aquadest lalu keringkan. Teteskan koloni dengan safranin, diamkan
selama 30 detik, bilas dengan aquadest lalu keringkan.
3. Amati koloni haasil pewarnaan di bawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran
100x, jangan lupa untuk memberi minyak inversi agar bisa terlihat dengan jelas.
BAB PEMBAHASAN
Terdapat beberapa masalah yang saya alami ketika trial, salah satunya adalah hasil trial
isolasi yang didapatkan TL/Tidak Lulus Uji Sterilitas dikarenakan organ yang digunakan untuk
trial isolasi dalam keadaan yang tidak fresh, membusuk, dan juga dilihat dari warna yang sudah
tidak layak untuk digunakan. Sedangkan, ada beberapa ciri – ciri organ layak diisolasi yang saya
ketahui, diantara nya adalah :
1) Organ berwarna kuning dan kemerah – merahan.
2) Tidak berbau busuk.
3) Organ juga berada dalam keadaan yang fresh.
Organ yang kami gunakan sudah dalam keadaan yang sangat tidak layak untuk diisolasi,
karena tidak memenuhi beberapa ciri diatas. Oleh karena itu, hasil isolasi yang kami kerjakan
tidak lulus uji sterilitas. Apa yang kami lakukan jika hal tersebut terjadi? Yang kami lakukan
disini adalah dnegan cara mengulang kembali proses isolasi dengan organ yang baru dan dalam
keadaan yang layak untuk diisolasi.
Proses isolasi disini memiliki peranan yang sangat penting sekali untuk trial kedepannya,
karena jika proses isolasi ini gagal maka kita tidak akan bisa melanjutkan proses selanjutnya.
Kenapa tidak bisa? Karena proses tersebut merupakan kunci dari semua proses. Jika isolasi
tersebut gagal, maka kita harus mengulang kembali proses isolasi.
Prosedur Kerja :
1. Candling telur dengan menggunakan senter, chilling selama 1,5 jam di ruang -20.
2. Setelah di chilling, beri revanol di sekitar rongga udara telur tersebut dan semprotkan
etal. Lalu masukkan telur ke dalam BSC.
3. Setelah dimasukkan ke dalam BSC, buka kerabang dari telur tersebut dengan
menggunakan gunting bengkok lalu buka membran telur tersebut dengan
menggunakan pinset. Setelah itu, ambil AAF pada telur tersebut dengan
menggunakan tip putih dan makropipet. Masukkan cairan tersebut ke dalam tabung
sentri 50 mL, lalu sentri selama 15 menit dengan kecepatan 3500 rpm.
4. Setelah di sentri selama 15 menit, saring cairan tersebut dengan menggunakan corong
dan mesh 200 ke dalam botol infus. Buang endapan yang ada di dalam botol sentri
tersebut.
5. Setelah di saring, cairan yang berada dalam botol infus tersebut diberi beberapa
bahan. Masukkan cairan ke ruang 4 derajat
Pewarnaan Gram
1. Ambil media koloni dengan menggunakan ose, lalu sebarkan di kaca preparat.
Jika koloni tersebut kering, maka sebarkan dengan menggunakan aquadest.
2. Setelah di sebarkan, teteskan crystal violet sampai menutupi bagian koloni
tersebut diamkan selama 1 menit, lalu bilas dengan menggunakan aquadest
dan keringkan. Lalu teteskan lugol hingga menutupi bagian koloni selama 1
menit, bilas kembali dengan menggunakan aquadest, keringkan. Setelah itu,
teteskan metanol dan diamkan selama kurang lebih 10 detik, bilas dengan
aquadest lalu keringkan. Teteskan koloni dengan safranin, diamkan selama 30
detik, bilas kembali dengan aquadest lalu keringkan kembali.
3. Amati koloni hasil pewarnaan di bawah mikroskop dengan menggunakan
perbesaran 100x, jangan lupa untuk memberi minyak inversi agar bisa terlihat
dengan jelas.
Apa saja produk yang dihasilkan oleh PT. Medion Farma Jaya? Produk utama yang dihasilkan
adalah obat – obatan, vitamin, vaksin untuk ternak. Namun demikian, Medion juga memproduksi
alat – alat ppeternakan untuk mendukung produk utamanya. Untuk menghasilkan produk –
produk tersebut terdapat tiga bagian produksi di Medion, yaitu :
1. Biological Product
Bagian ini memproduksi vaksin berlabel Medivac untuk ternak dengan berbagai bentuk,
diantaranya kering beku untuk vaksin aktif dan cairan untuk vaksin inaktif.
2. Pharmaceutical Product
Bagian ini memproduksi obat – obatan, vitamin, feed suplement dan disinfektan untuk
ternak yang dikemas dalam bentuk serbuk (powder), kapsul serta cair (liquid).
2. PEG
Polietilena Glikol adalah primer yang banyak digunakan dalam industri pangan,
kosmetik, dan farmasi. Secara kimiawi, PEG merupakan sekelompok polimer sintetik
yang larut air dan memiliki kesamaan struktur kimia berupa adanya gugus hidroksil
primer pada ujung rantai polieter yang mengaandung oksietilen. Beberapa sifat utama
PEG adalah stabil, tersebar merata, higroskopik, dapat mengikat pgmen, dll.
Dalam industri farmasi, PEG digunakan untuk melarutkan obat – bat yang tudak larut air.
Penggunakaan PEG sebagai pelarut juga dapat meningkatkan penyebaran obat di dalam
tubuh manusia. PEG dapat digunakan untuk melapisi kaca atau metal dan sebagai
campuran cat serta tinta. Di dalam kehidupan sehari - hari, PEG juga dimanfaatkan untuk
pembuatan kosmetik, perlengkapam mandi, dan alat – alat rumah ttangga. Selain itu, PEG
juga banyak dimanfaatkan dalam industri kertas, bahan karet, kulit, dan tekstil.
3. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lannnya
pelarut organik.
Proses ekstraksi dapat berlangsung pada :
- Ekstraksi parfum, untuk mendapatkan komponen dari bahan yang wangi.
- Ekstraksi cair – cair atau dikenal juga dengan nama ekstraksi solven. Ekstraksi jeni
ini merupakan proses yang umum digunakan dalam skala laboratorium maupun skala
industri.
- Leaching adalah proses pemisahan kimia yang bertujuan untuk memisahkan suatu
senyawa kimia dari matriks padatan ke dalam cairan.
4. Purifikasi
Pada pemurnian menggunakan PEG, kuning telur yang sudah dipisahkan dari putih telur
ditambahkan PBS dan PEG lalu divortex dan diinkubasi menggunakan rolling mixer
selama 10 menit. Menurut Polson, proses inkubasi menggunakan rolling mixer dapat
memisahkan suspensi menjadi dua fase padatan yang terdiri dari padatan kuning telur dan
at lemak dan fase berair yang mengandung IgY dan protein lainnya. Kemudian sampel
disentrifugasi dan supernatan tersebut ditambahkan PEG lalu divortex.
Terdapat beberapa masalah yang saya alami ketika trial, salah satunya adalah hasil trial isolasi
yang didapatkan TL/Tidak Lulu Uji Sterilitan dikarenakan organ yang digunakan untuk trial
isolasi dalam keadaan yang tidak fresh, membusuk, dan juga dilihat dari warna yang sudah tidak
layak untuk digunakan. Sedangkan, ada beberapa ciri – ciri organ layak diisolasi yang saya
ketahui, diantaranya adalah :
1) Organ berwarna kuning dan kemerah – merahan.
2) Tidak berbau busuk.
3) Organ juga berada dalam keadaan yang fresh.
Organ yang digunakan sudah dalam keadaan yang sangat tidak layak untuk diisolasi, karena
tidak memenuhi beberapa ciri diatas. Oleh karena itu, hasil isolasi yang kami kerjakan tidak lulus
uji sterilitas. Apa yang kami lakukan jika hal tersebut terjadi? yang kami lakukan disini adalah
dengan cara mengulang kembali proses isolasi dengan organ yang baru dan dalam keadaan yang
layak untuk diisolasi.
Proses isolasi disini memiliki peran yang sangat penting sekali untuk trial kedepannyam karena
jika proses isolasi ini gagal maka kita tidak akan bisa melanjutkan proses selanjutnya. Kenapa
tidak bisa? Karena semua proses itu kunci nya adalah di bagian proses isolasi. Jika isolasi
tersebut gagal, maka kita harus mengulang kembali proses isolasi.
Ada juga beberapa proses trial yang kami lakukan disini dan hasilnya pun berhasil, salah satunya
adalah proses panen pada telur. Pada proses panen pada telur ini, kami berhasil mendapatkan
hasil Lulus Uji Sterilitas. Mengapa hasil trial kali ini berhasil mendapatkan hasil yang Lulus
UJS, sedangkan minggu kemarin tidak sampai panen telur saja sudah mendapatkan hasil yang
TL? Karena, organ yang kami gunakan kali ini merupakan organ yang memenuhi beberapa
syarat diatas dan juga hasilnya mendapatkan Lulus UJS. Sedangkan pada minggu kemarin,
sebelum digunakan hasilnya untuk diinokulasi saja sudah mendapatkan hasil yang TL/Tidak
Lulus Uji Sterilitas.
Ada beberapa manfaat saya belajar di bagian Biological Produk ini, salah satunya adalah saya
bisa belajar berbagai hal tentang viru, saya juga bisa tahu bagaimana caranya membedakan organ
yang lauyak untuk diisolasi dan tidak layak untuk diisolasi, dan juga saya tahu apa yang harus di
lakukan jika hasil dari proses isolasi ini gagal.
Kesimpulam
Dengan adanya program Praktik Kerja Lapangan (PKL) sangat memberikan pengetahuan yang
lebih terhadap siswa siswi Sekolah Menengah Kejuruan dan juga dengan adanya PKL ini siswa
diberikan kesempatan untuk terjun langsung ke dalam lingkungan yang diharapkan dapat
menambah wawasan serta pengetahuan bagi para siswa yang melaksanakan PKL. Dengan
mmenlaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Medion Farma Jaya ini sangat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi saya tentang dunia industri dan juga tata cara
pengerjaan serta pengujian yang ada di industri. PT. Medion Farma Jaya merupakan perusahaan
farmasi yang bergerak di bidang farmasi peternakan dengan produk utama Vaksin, Obat dan
Vitamin serta alat – alat peternakan.
1. Virus
Virus adalah mikroorganisme terkecil diantara mikroorganisme lain (bakteri, parasit,
klamedia, riketsia). Ukuran virus sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang, tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya. Virus hanya bisa dilihat dengan
mikroskop elektron. Namun demikian, virus dapat diketahui berdasarkan atas sifat
biologinya. Virus disebut sebagai parasit obligat karena virus mutlak memerlukan sel
hidup untuk menunjang keperluan hidupnya, untuk memperbanyak diri atau yang disebut
bereplikasi. Virus hanya mampu bereplikasi pada sel hidup yang disukainya, virus tidak
bisa hidup dan bereplikasi pada benda mati. Oleh karena itu, perbanyakan virus hanya
dapat dilakukan dengan cara diisolasikan pada media hidup, misalnya : telur ayam
bertunas (telur berembrio), pada biakan sel atau kultur jaringan, atau diisolasikan pada
hewan percobaan.
2. Filtrasi
Filtrasi adalah proses penyaringan untuk menghilangkan zat padat tersuspensi dari air
melalui media berpori. Filtrasi dapat juga diartikan sebagai proses pemisahan liquid –
liquid dengan cara melewatkan liquid melalu media berpori dan bahan – bhan berpori
untuk menyisihkan atau menghilangkan sebanyak – banyaknya butiran – butiran halus zat
padat tersuspensi dari liquid. Cairan yang sudah melalui proses penyaringan filtrasi
disebut dengen filtrat, sedangkan padatan yang tertumpuk di penyaringan disebut dengan
residu.
3. Inokulasi
Inokulasi merupakan kegiatan pemindahan mikroorganisme baik berupa bakteri maupun
jamur dari tempat atau sumber asalnya ke medium baru yang telah dibuat dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi dan aseptis. Inokulasi yang baik ditentukan oleh tingkat
sterilitas ruangan, alat, dan tenaga pelaksana baik kebersihan maupun teknik isolasinya.
Ada beberapa hal yang aku temui di Medion, salah satunya adalah bertemu dengan orang yang
tidak gajadi dipanggil dulu dsruuh ke gudang.