Anda di halaman 1dari 10

Alat Pengering Tipe Cabinet Dryer

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK : I
1.
2.
3.
4.
5.

Hermawan Wahyu Saputra


Dewi Astini
Tri Saras Wati
Januarni Eka Fitri
Istikhoro

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2011

I.

PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Percobaan


a. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja alat pengering tipe cabinet
dryer
b. Mahasiswa mampu mendeskripsikan spesifikasi alat pengering tipe cabinet
dryer
c. Mahasiswa mampu menilai dan mengontrol kinerja alat pengering tipe
cabinet dryer
d. Mahasiswa mampu membuat SOP pengoprasian dan perawatan alat
pengering tipe cabinet dryer

1.2 Teori
Air bebas, terikat secara fisik, mudah hilang/menguap selama proses
pengeringan, Aw = 1. Air terikat, terikat secara kimia, sulit dihilangkan, KA bahan
tidak bisa 0. Makin tinggi suhu, air semakin cepat menguap, kemungkinan
kerusakan bahan juga makin besar, case hardening, penurunan nilai gizi,
perubahan penampakan. Suhu 60oC bahan dapat kering. Semakin cepat kering
makin baik, terutama jika panas merata. Jika pengeringan lambat kemungkinan
kontaminasi tinggi. Bedakan kecepatan pengeringan dengan laju pengeringan.
Bentuk bahan padat atau cairan (tentukan jenis alat), karakteristik bahan
(peka/tidak pada suhu tinggi, dimensi bahan : diameter, luas permukaan, produk
akhir pengeringan.

II. METODE PELAKSANAAN


2.1 Tempat dan Tanggal Pelaksanaan
Tempat: Pilot Plan Politeknik Negeri Lampung
Tanggal

: Jumat, 18 November 2011

2.2 Prosedur Kerja


2.2.1 Alat dan Bahan
Pada praktikum Pengeringan dengan cabinet dryer digunakan alat dan
bahan sebagai berikut

Jagung, Gabah, termometer, Cabinet dryer, Gas dam

boostermeter.
2.2.2 Cara Kerja
Mengukur kadar air bahan
Mengecek sisa gas di dalam cabinet dryer
Menghidupkan api
Mengatur suhu
Memasukan bahan
Mengecek suhu dibahan dan kadar air bahan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Praktikum
a. Deskripsi Cabinet Dryer
Cabinet Dryer adalah pengering buatan yang relatif sederhana namun
penggunaanya cukup luas untuk pengeringan bahan pangan. Dalam alat yang
menyerupai lemari ini bahan diletakan pada nampan (loyang) dan selanjutnya
disusun pada rak-rak yang tersedia. Udara kering dihembuskan melalui bahan dan
membawa air keluar.
b. Bagian-bagian alat cabinet dryer:
1. Blower

: Merupakan alat untuk meratakan panas. Berupa

kipas yang dapat meratakan panas didalam cabinet dryer.


2. Pemanas

: Merupakan bagian yang dapat memberi panas

kedalam cabinet dryer, berupa dua baris api yang bersumber dari
gas diluar alat.
3. Fentilasi

: Merupakaan lubang untuk mengeluarkan uap air,

berada diatas cabinet dryer berupa pipa dengan menghadap keatas.


4. Pengontrol suhu : berfungsi untuk mengontrol suhu, berupa
putaran dengan skala suhu yang telah ditentukan dan terdapat
display untuk melihat besar suhu yang ada didalam cabinet dryer.
5. Rak
dikeringkan.

: sebagai tempat untuk menaruh bahan yang akan

c. SOP
a. Mengukur kadar air baha yang akan digunakan untuk pengeringan
b.

Mengecek sisa-sisa gas yang terdapat didalam cabinet dryer dengan cara

membuka setiap rak dan menciumi aromanya, apabila terdapat bau gas maka
didiamkan sejenak dalam kondisi terbuka
c. Apabila sudah tidak ada bau gas maka menutup kembali rak-rak tersebut
d. Menghidupkan tombol on/off lalu menghidupkan blower dengan memutar
tombol putih kearah kanan.
e. Membuka kran gas lalu menghidupkan api di bagian bawah
f. Mengatur suhu yang akan digunakan sekitar 60-70OC
g. Memasukan bahan yang akan dikeringkan sekitar 3 kg per rak
h. Mengecek suhu yang terdapat disetiap rak dan dibahan
i. Mengecek kadar air bahan yang sudah dikeringkan
j. Mengeluarkan bahan
k. Mematikan kran gas lalu mematikan cabinet dryer dengan menekan tombol off
l. Membersihkan alat

d. Perubahan kadar air selama 15 dan 30 menit untuk sample jagung dan
gabah (%) :
Menit
0

Rak
-

Rata-Rata
15

Rata-Rata
2
Rata-Rata
3
Rata-rata
4
Rata-rata
30

Rata-rata
2
Rata-rata
3

Rata-Rata

4
Rata-rata

Jagung
21,1
21,2
21,2
21,1666667
13
13
13
13
18,7
18,4
18,3
18,4666667
14,8
14,3
14,3
14,4666667
12,1
12
12,2
12,1
12,1
12,2
12
12,1
10,7
10,7
10,7
10,7
11,9
12
11,9
11,9333333
11,4
11,5
11,4
11,4333333

Gabah
24
23,6
23,6
23,7333
15,9
15,5
15,6
15,6667
17,7
17,6
17,7
17,6667
10,6
10,6
10,6
10,6
11,9
11,9
11,9
11,9
13,5
13,5
13,4
13,4667
16,5
16,3
16,2
16,3333
11,7
11,8
11,8
11,7667
10,5
10,4
10,5
10,4667

3.2 Pembahasan
Bahasa

ilmiah

pengeringan

adalah

penghidratan,

yang

berarti

menghilangkan air dari suatu bahan. Proses pengeringan atau penghidratan


berlaku apabila bahan yang dikeringkan kehilangan sebahagian atau keseluruhan
air yang dikandungnya. Proses utama yang terjadi pada proses pengeringan adalah
penguapan. Penguapan terjadi apabila air yang dikandung oleh suatu bahan
teruap, yaitu apabila panas diberikan kepada bahan tersebut. Panas ini dapat
diberikan melalui berbagai sumber, seperti kayu api, minyak dan gas, arang baru
ataupun tenaga surya. Pengeringan juga dapat berlangsung dengan cara lain yaitu
dengan memecahkan ikatan molekul-molekul air yang terdapat di dalam bahan.
Apabila ikatan molekul-molekul air yang terdiri dari unsur dasar oksigen dan
hidrogen dipecahkan, maka molekul tersebut akan keluar dari bahan. Akibatnya
bahan tersebut akan kehilangan air yang dikandungnya. Cara ini juga disebut
pengeringan atau penghidratan. Untuk memecahkan ikatan oksigen dan hidrogen
ini, biasanya digunakan gelombang mikro. Gelombang mikro merambat dengan
frekuensi yang tinggi. Apabila gelombang mikro disesuaikan setara dengan
getaran molekul-molekul air maka akan terjadi resonansi yaitu ikatan molekulmolekul oksigen dan hidrogen digetarkan dengan kuat pada frekuensi gelombang
mikro yang diberikan sehingga ikatannya pecah. Dalam sektor pertanian sistem
pengeringan yang umum digunakan adalah tenaga surya. Pada sistem tenaga surya
ini, bahan diexpose ke sinar surya secara langsung maupun tidak langsung. Uap
air yang terjadi dipindahkan dari tempat pengeringan melalui aliran udara. Proses
aliran udara ini terjadi karena terdapat perbedaan tekanan. Perbedaan tekanan
udara ini dapat terjadi secara konveksi bebas maupun konveksi paksa. Konveksi
bebas terjadi tanpa bantuan luar, yaitu pengaliran udara hanya bergantung pada
perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perbedaan densitas udara, sedangkan
pada konveksi secara paksa digunakan kipas untuk memaksa gerakan udara.
Dalam proses pengeringan biasanya disertai dengan penguapan air yang terdapat
di dalam bahan, sehingga panas laten akan diperlukan. Dengan demikian terdapat
dua proses penting dalam proses pengeringan yaitu proses pindah panas yang

mengakibatkan penguapan air serta proses pindah massa yang menyebabkan


pergerakan air maupun uap air melalui bahan terjadi secara difusi karena
perbedaan tekanan antara bagian dalam bahan dan permukaan bahan. Perpindahan
energi di dalam bahan berlangsung secara konduksi sedangkan perpindahan energi
di permukaan bahan terjadi secara konveksi. Selain mencegah kebusukan bahan
makanan, pengeringan juga berfungsi untuk memperkecil volume bahan,
mnegefisienkan penyimpanan, pengemasan, dan distribusi bahan.
Prinsip kerja yaitu bahan diletakkan di tray untuk memperluas permukaan,
kemudian panas disirkulasikan ke seluruh bagian menggunakan fan/blower dan
udara basah dikeluarkan melalui ventilasi. Panas berjalan mengunaan proinsip
konduksi dan radiasi.
Pada praktikum pengeringan menggunakan bahan jagung dan gabah yang
diawali dengan melihat kadar air masing-masing bahan. Kadar air diketahui untuk
jagung 21,1666667% sedangkan untuk gabah sebesar 23,7333%. Setelah itu
dilakukan kontrol suhu didalam kabinet dryer untuk mengetahui apakah suhu
didalam alat dengan display pengontrol suhu sesuai. Setelah dilkukan pengecekan
dan hasilnya sesuai. Suhu didalam sekitar 72OC sedangkan di display tertera
sekitar 80OC. Selisih tidak terlalu signifikan.
Untuk kerataan suhu disetiap rak, dilakukan pengecekan menggunakan
termometer dengan membuka rak kemudian memasuka termometer dan membaca
angka yang diperoleh. Hasil pengukuran menunjukan suhu diatas lebih tinggi dari
pada suhu dibawah yaitu 72OC untuk suhu diatas dan 58OC untuk suhu dibawah.
Hal ini disebabkan oleh blower yang belum berfungsi dengan baik sehingga uap
panas terkumpul diatas bersamaan dengan uap air yang membawa panas. Karena
suhu yang belum merata menyebabkan suhu diatas lebih tinggi. Hal ini dapat
diatasi dengan menghidupkan blower kemudian menunggu beberapa saat untuk
mengecek suhu kembali. Hasil pengecekan kedua menunjukan keadaan yang
seimbang antara suhu diatas dan suhu dibawah yaitu sekitar 55OC.
Kapasitas maksimum untuk setiap rak 3 kg, pada praktikum setiap rak
digunakan untuk dua bahan yaitu jagung dan gabah dengan lokasi yang
bersampingan. Selain efisiensi tempat, cara ini memudahkan dalam pengecekan

kadar air masing-masing rak. Kadar air disetiap rak setelah pengeringan selama 15
menit mengalami penurunan yang cukup drastis. Rak yang paling cepat turunya
adalah rak 4 yang terletak paling atas, hal ini dikarenakan kondisi panas di bagian
atas lebih tinggi dibanding bagian bawah. Pada pengecekan tertera sekitar 65 OC
sedangkan pada bagian bawah sekitar 54OC.

IV. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pengeringan dapat berjalan dengan lancar apabila masing-masing komponen pada
alat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Hal utama yang diperhatikan
adalah berfungsinya blower untuk meratakan panas yang terdapat dalam alat.
Kemudian berfungsinya ventilasi untuk mengeluarkan air yang diuapkan.
Pengeringan paling cepat pada pengeringan 15 menit pertama sedangkan akan
melambat pada 15 menit kemudian.

DAFTAR PUSTAKA

hasibuan, Rosdaneli.2005.Proses Pengeringan. Universitas Sumatera Utara


http://anekamesin.com/pengering (20 November 2011, 20.05)
http://hermansakar.blogspot.com/2010/07/bab-iii-rangkaian-kegiatan-praktek.html
(20 November 2011, 20.00)
http//scribd.com/cabinet dryer (20 November 2011, 20.10)

Anda mungkin juga menyukai