Oleh :
Ade Kurniadi 061630400289
Aini Imani Halimah 061630400290
Charina Pakpahan 061630400991
Faza Dwijuliarti 061630400296
Indri Triadias 061630400297
Nur Haudi 061630400306
Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. H. M. Yerizam, M.T.
Proses penguapan pada evaporator adalah nira dari juice heater II dialirkan
ke badan evaporator I. Evaporator I bekerja pada suhu maksimal 110-120°C
dengan tekanan 0,5 kg/cm², akan tetapi tekanan ini dapat berubah-ubah tergantung
dari uap panas yang digunakan yang berasal dari uap bekas. Jika uap bekas yang
ada rendah atau kurang mencukupi maka dapat ditambahkan dari uap baru dari
ketel tekanan rendah.
Pada badan evaporator II, bahan panas yang digunakan berasal dari uap
nira yang dihasilkan dari evaporator I. Hal ini terus dilakukan ke badan evaporator
selanjutnya dan sampai badan yang terakhir. Badan evaporator II bekerja pada
suhu 100-110°C dengan tekanan 0,2 kg/cm², sedangkan badan evaporator III dan
IV bekerja pada suhu masing-masing 70-80°C dan 60-70°C dengan tekanan
vakum. Masing-masing badan evaporator dihubungkan dengan kondensor yang
berfungsi sebagai tempat terjadinya pengembunan yang memungkinkan
terbentuknya ruang vakum pada masing-masing evaporator dengan maksud agar
pemanasan pada badan evaporator tidak mengalami pemanasan berlebih. Semakin
ke belakang (ke badan evaporator selanjutnya) temperatur yang dihasilkan akan
semakin besar yang menyebabkan tekanan vakum semakin kecil, hal ini untuk
menurunkan titik didih nira dan penghematan penggunaan energi serta
mempermudah nira mengalir dari badan satu ke badan berikutnya.
Prinsip kerja pemekatan larutan dengan evaporasi didasarkan pada
perbedaan titik didih yang sangat besar antara zat-zat. Untuk industri gula maka
titik didih normal air 100oC, sedang padatan gula praktis tidak bisa menguap. Jadi
dengan penguapan air dan gula tidak menguap maka diperoleh sisa makin pekat.
PT. IGN mempunyai badan evaporator berjumlah 5 buah, namun hanya
digunakan 4 buah evaporator. Hal tersebut dikarenakan salah satu badan
evaporator dirawat secara berkala. Perawatan setiap badan evaporator berlangsung
selama 3 hari. Perawatan dilakukan dengan cara direndam dengan soda api dan
dipanaskan kemudian pipa-pipa calandria discrub. Perawatan tersebut
dimaksudkan untuk membersihkan kerak pada badan evaporator, jika kerak-kerak
tersebut tidak dibersihkan secara berkala maka dapat mengakibatkan peledakan
badan evaporator karena adanya penumpukan kerak.
Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal yaitu kontak nira dengan
dinding dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum. Pengeringan yang
terjadi akibat kontak bahan dengan dinding disebut konduksi karena panas
dialirkan melalui media yang berupa logam. Sedangkan pengeringan yang terjadi
akibat kontak nira dengan aliran uap disebut konveksi karena sumber panas
merupakan bentuk aliran. Pada pengeringan dengan menggunakan alat ini
penyerapan panas mudah dilakukan dan terjadi penyusutan bobot yang lebih tajam
dibandingkan dengan penurunan pembobotan yang dialami tray dryer.
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali sehingga
tidak hanya permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga
pada seluruh bagian yaitu atas dan bawah secara bergantian, sehingga
pengeringan yang dilakukan oleh alat ini lebih merata dan lebih banyak
mengalami penyusutan. Selain itu rotary ini mengalami pengeringan berturut-turut
selama satu jam tanpa dilakukan penghentian proses pengeringan. Pengering
rotary ini terdiri dari unit-unit silinder, dimana nira yang masih mengandung
masuk diujung yang satu dan nira yang kering keluar dari ujung yang lain (Jumari,
A dan Purwanto A., 2005).
Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke dalam silinder
yang berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas mengalir dan kontak
dengan bahan. Didalam drum yang berputar terjadi gerakan pengangkatan gula
dan menjatuhkannya dari atas ke bawah sehingga kumpulan nira yang masih
mengandung yang menempel tersebut terpisah dan proses pengeringan bisa
berjalan lebih efektif. Pengangkatan memerlukan desain yang hati-hati untuk
mencegah dinding yang asimetri. Selain itu bahan bergerak dari bagian ujung
dryer keluar menuju bagian ujung lainnya akibat kemiringan drum. Nira yang
telah kering kemudian keluar melalui suatu lubang yang berada di bagian
belakang pengering drum. Sumber panas didapatkan dari gas yang diubah menjadi
uap panas dengan cara pembakaran.