Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN APBU

RANCANG BANGUN MESIN AYAKAN


PENGERING CENGKEH

OLEH :

HJ. A. IRMAYANI PAWELLOI, ST., MT. / NIDN : 0919127001


ALAUDDIN Y, ST., M.Kom. / NIDN : 0904118402
MUHAMMAD NUR KALIKY / NIM : 214180049

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE


PAREPARE
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Rancang Bangun Mesin Ayakan Pengering


Cengkeh
Ketua Peneliti
Nama : Hj. A. Irmayani Pawelloi, ST., MT.
NIDN : 0919127001
Jabatan Fungsional : Lektor
Program Studi : Teknik Elektro
Nomor HP : 085243476556
Alamat Email : airmayani@umpar.ac.id
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Parepare
Anggota Peneliti (1)
Nama : Alauddin Y, ST., M.Kom
NIDN : 0904118402
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
Program Studi : Teknik Elektro
Anggota Peneliti (2)
Nama : Muhammad Nur Kaliky
NIM : 214180049
Program Studi : Teknik Elektro

Biaya keseluruhan : Rp. 10.150.000,-

Mengetahui Parepare, 18 November 2018


Dekan Teknik, Ketua Peneliti
Hj. A. Irmayani Pawelloi, ST., MT.

Dr. Muhammad Nashir T, ST., MT.


NIDN. 0814047501 NIDN. 0919127001

Menyetujui
Ketua LPPM

Dr. H. h. Syakir Radhy.,M.Pd.


NBM. 924 509

ii
RINGKASAN
Cengkeh (Syzigium aromaticum) adalah tanaman perkebunan yang dapat mencapai
tinggi hingga 20 meter. Tananam cengkeh juga seringkali menjadi pemasukan bagi
masyarakat kampung. Sehingga masyarakat sering kali bertanam cengkeh. Latar
belakang perancangan alat adalah agar ketika perkebunan cengkeh mengeringkan
cengkeh tidak terkendala oleh masalah cuaca., Namun cengkeh memiliki hambatan
yaitu mudah busuk apabila masih dalam keadaan fresh atau belum mengalami proses
pengeringan. Pada saat ini pengeringan yang dilakukan ada dua cara,yaitu
pengeringan secara alami menggunakan sinar matahari langsung dan pengeringan
menggunakan mesin ayakan pengering cengkeh. Sehubungan dengan tidak
menentunya proses pengeringan pada musim hujan, saya ingin memberikan inovasi
dengan merancang suatu alat pengering cengkeh berbasis mikrokontroleryang dapat
dikendalikan secara otomatis. Metode pengeringan dari alat adalah dengan
memasukkan cengkeh basah ke dalam box pengeringan. Di dalam
boxpengeringanterdapat satu buah elemen pemanas yaitu Tubular Heater220volt-700
watt. Kemudian suhu padaboxpengeringan akan ditampilkan pada LCD 16x2.
Cengkeh dinyatakan kering apabilaproses pengeringan cengkeh sudah berlansung
selama 35 menit dengan setpointsuhu 50°C..
Kata Kunci : Mikrokontroler, Arduino Uno, Modul Sensor Suhu DHT21,Tubular
Heater, Relay,Driver Motor BTS 7960 dan Motor DC

iii
PRAKATA

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang menguasai bumi dan segala isinya,
tiada lain yang sepatutnya penulis haturkan kepada ALLAH SWT sebagai seorang
hamba melainkan rasa syukur yang tiada henti. Shalawat kita curahkan kepada
junjungan kita Rasulullah Muhammad SAWbeserta keluarganya yang telah
memperjuangkan kebenaran dalam hidupnya sehingga manusia jahiliyah dapat
keluar dari kebodohan dan kegelapan.
Penelitian ini merupakan penelitian dosen pemula yang diselenggarakan dengan
bantuan dari lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi tahun anggaran 2017. Penelitian ini bertujuan
mengaplikasikan pengetahuan dosen sekaligus memberikan sumbangsi dalam hal
masukan dalam proses pembelajaran .
Informasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dibidang
teknik khususnya Teknik Elektro.
Pada kesempatan, peneliti juga menyampaikan terima kasih kepada beberapa
pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini, diantaranya :
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Parepare sebagai penanggung jawab
terlaksananya penelitian perguruan tinggi ini.
2. Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Parepare yang telah memberi
kesempatan dan dukungan bagi peneliti untuk dapat melaksanakan penelitian ini
Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca dan dapat membantu dalam penulisan dan pembuatan penelitian
selanjutnya. Aamiin

Parepare, 18 November 2018


Penulis

iv
1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat musim penghujan datang, produksi dari cengkeh kering petani mulai
menurun Petani mengalami kesulitan dalam mengeringkan cengkeh basah hasil
yang dikeringkan pada musim kemarau dengan bantuan matahari dengan lama
pengeringan bisa mencapai 5 hari dengan rata-rata waktu penjemuran 8 hingga 10
jam setiap hari tergantung terik matahari. Bertambah lamanya pengeringan
cengkeh tersebut mengakibatkan terjadinya antrian lahan untuk pengeringan
cengkeh basah.
Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan sebuah alat yang dapat
melakukan pengeringan dari hasil pertanian yang tidak dipengaruhi oleh cuaca
juga dapat menghemat lahandan waktu pengeringan. Oleh karena itu, pada
penelitian ini akan dibuat sebuah alat untuk menggantikan proses penjemuran
alami yang digunakan oleh petani selama ini dengan sebuah mesin pengering
dengan kendali elektronik dengan judul “Rancang Bangun Mesin Ayakan
Pengering Cengkeh”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengatur dan menyesuaikan kecepatan motor untuk ayakan pada
mesin pengering cengkeh.
2. Bagaimana mengatur suhu pada mesin pengering cengkeh.

C. Tujuan
Dalam pembuatan alat ini ada beberapa tujuan yang ingin penulis capai antara
lain
1. Membantu masyarakat terutama petani dalam proses pengeringan cengkeh
2. Mampu menerapkan ilmu yang di dapat pada perkuliahan dengan praktek
nyata pada suatu alat
3. Agar dapat mengefektifan waktu dalam proses pengeringan

D. Manfaat
1. Membantu mempercepat proses pengering cengkeh dibanding dengan
penyinaran cahaya matahari atau alat pengering tradisional
2. Menghemat ruang atau lahan yang terdapat pada suatu wilayah
E. Batasan Masalah
Dikarenakan oleh luasnya ruang lingkup sistem pengering ini, maka penulis
membuat batasan masalah agar pembahasan nantinya tidak mengambang. Maka
dari itu pembahasan dari penelitian ini meliputi:
1. Rentang suhu rata-rata yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang
sempurna
2. Ukuran besar alat pengering maksimal untuk berat sebanyak 6 liter

F. Sistematika penulisan
Sistematika laporan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini memuat tentang latar belakang,perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan manfaat, dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini memuat tentang referensi penunjang yang menjelaskan tentang
fungsi dari perangkat-perangkat yang digunakan dalam pembuatan
penelitian ini.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai cara melaksanakan
penelitian dan perancangan alat yang digunakan
Daftar Pustaka
Berisi tentang judul serta pengarang dari buku-buku maupun jurnal
yang digunakan untuk menunjang terselesaikan penelitian ini.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Motor Wiper
Motor wiper adalah sebuah motor magnet dengan gigi reduksi. Terdapat
dua cara yang digunakan untuk menimbulkan medan magnet motor, tipe wound
rotor yang menggunakan lilitan (coil) untuk membuat elektromagnet, dan tipe
ferrite magnet yang menggunakan ferrite magnet permanen. Akhir-akhir ini
ferrite magnet banyak digunakan dan telah dikembangkan karena lebih kompak,
ringan, ekonomis serta menggunakan motor DC.

Gambar 2.1 Konstruksi motor wiper


(Toyota, 1994:24)

Motor tipe ferrite magnet yang menggunakan magnet permanen digunakan


untuk motor wiper. Motor wiper terdiri dari motor itu sendiri, dan gigi-gigi yang
menyerap kecepatan yang keluar dari motor. Sebuah cam switch tergabung di
dalam bagian gigi sehingga wiper akan berhenti setiap saat pada posisi yang
sama. Motor wiper tipe ferrite menggunakan 3 brush: brush kecepatan rendah,
brush kecepatan tinggi, dan brush biasa (untuk massa).
1. Cam switch
Cam switch terdiri dari cam plate yang dipotong sebagian dan memiliki 3
kontak point P1, P2 dan P3. Bila bagian yang terpotong pada cam plate
bertemu dengan kontak point, maka arus yang disuplai ke motor terputus, dan
motor berhenti. Hal ini menimbulkan pengereman secara elektrik, untuk
mencegah putaran yang terus menerus yang diakibatkan oleh inersia.
2. Switch kecepatan motor
Gaya perlawanan electromotive ditimbulkan dalam armature coil ketika motor
berputar, yang bekerja untuk membatasi kecepatan putaran motor. Bila arus
mengalir pada armature coil dari brush kecepatan rendah, maka akan
dihasilkan gaya elektromotive yang besar dan akibatnya motor berputar pada
kecepatan rendah.

Gambar 2.2 Motor Wiper


(Toyota. 1994:24)

Tabel 2.1. Spesifikasi Motor Wipper


NO Spesifikasi Controler

1 Nomor model D76 12 V Motor Wiper Spesifikasi


2 Output daya 350 W
3 Sertifikasi CE, ROHS
4 Torsi 68Nm
5 Balik-urut: Sikat
6 Kecepatan (rpm) 3000 RPM
7 Efisiensi IE 1

B. Elemen Pemanas (Heater)


Tubular heater adalah salah satu jenis elemen yang penggunaannya
berbentuk tabung sehingga modelnya bias disesuaikan dan aplikasinya bisa
untuk pemanas padat,cair ataupun gas(Petruzella, 2001). Pada umumnya Tubular
heater digunakan untuk aplikasi pengolahan plastik, percetakan, pemanas tangki
air, minyak, larutankimia, oven pengering, peralatan medis.

Gambar 2.3 Tubular Heater


(Petruzella, 2001)
Tabel 2.2 Spesifikasi Tubular Heater
NO SPESIFIKASI
1 Tegangan 220 Volt
2 Daya 600 Watt
3 Panjang elemen pemanas 97 cm

C. Fungsi Tubular Heater


1. Ukuran kecil dan berkekuatan besar
2. Kecepatan respon termal, akurasi pengontrolan suhu tinggi ,efesian tinggi
induktif
3. Suhu pemanasan tinggi
4. Suhu seragam outlet medium ,akurasi pengontrolan suhu tinggi
5. Menggunakan skala yang luas, kemampuan beradaptasi yang kuat
6. Umur panjang, kehandalan tinggi, pemanas tubular menggunakan
7. Kemunculan beban listrik dari rendah,memilih beberapa perawatan dan
membuat keselamatan ataupun rentang kehidupan sangat menambah
tubular heater.
8. Control otomatis, sesuai depenelitian rangkaian persyaratan yaitu suhu
keluaran, aliran, tekanan parameter lainnya di control yaitu secara
otomatis dan dapatdihubungkan dengan komputer .
9. Efek hemat pada energi sangat penting dan energy panas yang dihasilkan
hampir 100% terhadap media pemanas.

D. Prinsip kerja Tubular Heater


Cara kerja Tubular Heater adalah Elemen pemanas dimana kawat resistan
di tempatkan pada ruangan dan bagian kosong di sekitarnya dikemas dengan kuat
dengan bubuk magnesium oksida kristal yang memiliki ketahanan panas dengan
baik, konduktifitas termal dan sifat isolasi, prosese oleh proses lainnya, ini
memiliki struktur sederhana, kekuatan mekanik tinggi, efesiansi terminal termal
yang tinggi, aman dan andal menurut Arboleda(1981). Tubular heater ini banyak
di gunakan di berbagai oven pemanas udara, cetakan panas, dan perangkat
lainnya.

E. Arduino Uno
Arduino merupakan rangkaian elektronik yang bersifat open source, serta
memiliki perangkat keras dan lunak yang mudah untuk digunakan. Arduino dapat
mengenali lingkungan sekitarnya melalui berbagai jenis sensor dan dapat
mengendalikan lampu, motor, dan berbagai jenis aktuator lainnya. Arduino
mempunyai banyak jenis, di antaranya Arduino Uno, Arduino Mega 2560,
Arduino Fio dan lainnya.
Arduino adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega328.
Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai
output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power,
kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller;
dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB (Djuandi, 2011).
Menurut Djuandi (2011), Arduino adalah merupakan sebuah board
minimum system mikrokontroler yang bersifat open source. Didalam rangkaian
board arduino terdapat mikrokontroler AVR seri ATMega 328 yang merupakan
produk dari Atmel.
Arduino memiliki kelebihan tersendiri dibanding board mikrokontroler
yang lain selain bersifat open source, arduino juga mempunyai bahasa
pemrogramanya sendiri yang berupa bahasa C. Selain itu dalam board arduino
sendiri sudah terdapat loader yang berupa USB sehingga memudahkan kita ketika
kita memprogram mikrokontroler didalam arduino. Sedangkan pada kebanyakan
board mikrokontroler yang lain yang masih membutuhkan rangkaian loader
terpisah untuk memasukkan program ketika kita memprogram mikrokontroler.
Port USB tersebut selain untuk loader ketika memprogram, bisa juga difungsikan
sebagai port komunikasi serial. Arduino menyediakan 20 pin I/O, yang terdiri
dari 6 pin input analog dan 14 pin digital input/output. Untuk 6 pin analog sendiri
bisa juga difungsikan sebagai output digital jika diperlukan output digital
tambahan selain 14 pin yang sudah tersedia. Untuk mengubah pin analog menjadi
digital cukup mengubah konfigurasi pin pada program. Dalam board kita bisa
lihat pin digital diberi keterangan 0-13, jadi untuk menggunakan pin analog
menjadi output digital, pin analog yang pada keterangan board 0-5 kita ubah
menjadi pin 14-19. Dengankata lain pin analog 0-5 berfungsi juga sebagi pin
output digital 14-16 (Artanto, 2012).
Gambar 2.4 Arduino Uno (Artanto, 2012)

Adapun data teknis board Arduino Uno adalah sebagai

berikut

Tabel 2.3 Data Teknisi Arduino Uno


NO Data Teknis Arduino Uno
1 Tegangan Operasi 5V
2 Tegangan input (recommended) 7 – 12 V
3 Tegangan input (limit) 6 – 20 V
4 Pin input/output 14 (6 diantaranya pin PWM)
5 Arus DC per pin I/O 40 mA
6 Arus DC untuk pin 3,3V 50 mA
7 Flash Memori 32 KB dengan 0,5 KB digunakan
untuk bootloader.
8 SRAM 2 KB
9 EEPROM 1 KB
10 Kecepatan pewaktuan 16 hz

F. Sensor (DHT21) Kelembaban/suhu


Berdasarkan artikel yang dikutip dari website digital meter Indonesia,
Kelembapan adalah salah satu faktor yang menentukan kondisi cuaca pada suatu
daerah. Kelembapan dapat diukur dengan berbagai macam metode, salah satunya
adalah dengan menggunakan sensor kelembapan. Adapun jenis-jenis
kelembapan:
1. Kelembaban Absolute adalah bilangan yang menunjukan berapa gram uap air
yang tertampung dalam satu meter kubik udara.
2. Kelembaban relative adalah yang menunjukan berapa persen perbandingan
antara uap air yang ada dalam udara saat pengukuran dalam jumlah uap air
maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut.
Suhu adalah besaran numerik untuk mengetahui derajat panas atau dingin
pada suatu benda. Suhu juga dapat didefinisikan sebagai suatu besaran
termodinamika yang menunjukkan besarnya energi kinetik translasi rata-rata
molekul dalam sistem gas. Suhu juga disebut temperatur dan disebut temperature
dalam bahasa Inggris. Aturan suhu ada derajat Celcius (oC), derajat Reamur (oR),
derajat Fahrenheit (oF), dan Kelvin (K). Semakin tinggi suhunya, semakin panas
benda atau ruangan tersebut. Semakin rendah suhunya, semakin dingin benda
atau
ruangan tersebut.

Gambar 2.5 Sensor DHT 21


(Digital Meter Indonesia, 2014).

Tabel 2.4 Spesifikasi Sensor DHT21


NO Spesifikasi
1 Accuracy
2 Humidity : + -2% RH (Max + -5% RH)
3 Temperature + -0.5

G. Relay 4 Channel 5v
Relay adalah komponen elektronika yng berupa saklar atau switch elektrik
yang dioperasikan menggunakan listrik. Relay juga biasa disebut sebagai
komponen elektro mekanikal yang terdiri dari dua bagian utama yaitu coil atau
elektromagnet dan kontak saklar atau mekanikal. Komponen relay menggunakan
prinsip elektromagnetik untuk sebagai penggerak kontak saklar, sehingga dengan
menggunakan arus listrik yang kecil ataulow power, dapat menghantarkan arus
listrik yang memiliki tegangan lebih tinggi.

Gambar 2.6 Relay 4 Channel 5v


(Sumber:http://www.amazon.com/SainSmart-101-70-100-2-Channel
Relay/dp/B00570C6D8)

Gambar 2.7Simbol Relay


(Sumber:http://www.amazon.com/SainSmart-101-70-100-2-Channel
Relay/dp/B00570C6D8)

H. Fungsi Relay
Relay memiliki fungsi sebagai saklar elektrik. Berikut adalah beberapa fungsi
komponen relay diaplikasikan ke dalam sebuah rangkaian elektronika.
1. Mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan menggunakan bantuan sinyal
tegangan rendah
2. Menjalankan fungsi logika alias logic function
3. Memberikan fungsi penundaan waktu alias time delay function
4. Melindungi motor atau komponenlainnya dari kelebihan tegangan atau
korsleting

I. Cara Kerja Relay


Dalam sebuah relay terdapat 4 buah bagian penting yakni Electromagnet
(Coil), Armature, Switch Contact Point (Saklar), dan Spring. Sebuah besi (Iron
Core)yang dililit oleh kumparan Coil, berfungsi untuk mengendalikan besi
tersebut. Apabila kumparan coil dialiri arus listrik, maka muncul gaya
elektromagnetik yang dapat menarik Armature sehingga dapat berpindah dari
posisi sebelumnya akan tertutup (NC) menjadi posisi baru yakni terbuka (NO).
Dalam posisi (NO)saklar yang dapat menghantarkan arus listrik. Pada saat
tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali ke posisi awal (NC).
Sedangkan coil yang digunakan oleh relay untuk menarik contact poin ke
posisi close hanya membutuhkan arus listrik yang relatif. Penjelasan tentang NC
dan NO
1. Normally Close (NC) adalah kondisi awal relay sebelum diaktifkan selalu
berada di posisi close (tertutup).
2. Normally Open atau (NO) adalah kondisi awal relay sebelum diaktifkan selalu
berada di posisi open (terbuka).

J. Driver Motor BTS7960 43A


Driver motor merupakan suatu system yang mengontrol tegangan yang
akan diteruskan ke motor dc dan juga dapat merubah arah putaran dari motor dc.
Misalkan suplay motor 24 volt maka kita dapat mengatur tegangan dari suplay
untuk masuk ke motor dengan tegangan pwm driver motor.

Gambar 2.8 Driver motor BTS7960 43A


(Sumber: Dokumentasi Penulis)

Tabel 2.5 Spesifikasi Driver Motor BTS7960 43A


NO Spesifikasi
1 Input voltage 6V-27V
2 Model IBT-2
3 Maximum current 43A
4 Input level 3.3-5V
5 Control mode PWM or level

K. Prinsip kerja driver motor BTS7960 43A


Driver motor DC ini
dapat mengeluarkan arus hingga 43A, dengan memiliki fungsi PWM. Tegan
gan sumber DC yang dapat diberikan antara 5.5V-27V DC,
sedangkan tegangan input level antara 3.3V - 5V DC, driver motor ini
menggunakan rangkaian full H-bridge dengan IC BTS7960 juga
dengan perlindungan saat terjadi panas dan arus berlebih: (Thomas Sri Widod,
2002 : 81)

L. LCD (Liquid Crystal Display)


LCD merupakan peralatan yang dapat menampilkan hasil (output) dari
mikrokontroler. LCD ini juga bisa diartikan sebagai alat interaksi antara manusia
dengan mikrokontroler. LCD ini terdapat berbagai macam tipe, salah satunya tipe
M1632. LCD tersebut memiliki 2 baris dimana masing-masing baris memuat 16
karakter. LCD ini mengkonsumsi daya yang sangat rendah. Gambar dari LCD
dapat dilihat pada gambar 13 berikut ini:

Gambar 2.9. LCD Karakter 2 x 16


Sumber: Steven, 2011

Tabel 2.6 Fungsi dari setiap kaki LCD


NO Kaki LCD Fungsinya
1 Kaki 1 (GND) Kaki ini dihubungkan dengan tegangan +5 Volt yang merupakan
tegangan untuk sumber daya dari HD44780 (khusus untuk M1632
keluaran hitachi, kaki ini adalah VCC).
2 Kaki 2 (VCC) Kaki ini dihubungkan dengan tegangan 0 volt atau ground dan
modul LCD(khusus untuk modul M1632 keluaran hitachi, kaki ini
adalah GND).
3 Kaki3(VEE/VLCD) Tegangan pengatur kontras LCD, kaki ini terhubung padaV5.
Kontras mencapai nilai maksimum pada saat kondisi kaki ini pada
tegangan 0 volt.
4 S) Register Select, kaki pemilih register yang akan diakses. Untuk
akses ke register data dan logika dari kaki ini adalah1 dan untuk
akses ke register perintah, logika dari kaki ini adalah 0.

5 /W) Logika 1 pada kaki ini menunjukkan bahwa modul LCD yang
Sedang yaitu pada mode pembacaan dan logika 0 menunjukkan
bahwa modul LCD sedang pada mode penulisan. Untuk aplikasi
yang tidak memerlukan pembacaan data pada modul LCD,
dankaki ini dihubungkan langsung ke ground.
6 Kaki 6 (E) lock LCD kaki ini mengaktifkan clock LCD. Logika ini
diberikan pada saat penulisan atau pembacaan data.
7 Kaki 7-14(D0-D7) Data bus, kedelapan kaki modul LCD adalah bagian aliran data
data sebanyak 4bit atau 8bit mengalir pada saat proses penulisan
maupun pembacaan data.
NO Kaki LCD Fungsinya
8 Kaki 15 (Anoda) Berfungsi untuk tegangan positif dari backlight modul LCD ini
sekitar 4,5 volt hanya terdapat untuk M1632 yang memilikikaki 16

M. Switch Push ON
Switch Push On (saklar pembatas) adalah saklar atau perangkat
elektromekanis yang mempunyai tuas aktuator sebagai pengubah posisi kontak
terminal (dari Normally Open/ NO ke Close atau sebaliknya dari Normally
Close/NC ke Open).

Gambar 2.10 Switch Push ON

Tabel 2.7 Kofigurasi Switch Push On


NO Konfigurasi Switch Push On
1 Tanpa-pengunci (no guard)
2 Pengunci-penuh (full guard)
3 Extended guard
4 Mushroom button

N. Cara Kerja Switch Push On


Cara Kerja Switch Push On pada Alat ini adalah sebagai pemberi sinyal
masukan pada rangkaian listrik, ketika / selama bagian knopnya ditekan maka
alat ini akan bekerja sehingga kontak-kontaknya akan terhubung untuk jenis
normally open dan akan terlepas untuk jenis normally close, dan sebaliknya
ketika knopnya dilepas kembali maka kebalikan dari sebelumnya, untuk
membuktikannya pada terminalnya bisa digunakan alat ukur tester / ohm meter.
Pada umumnya pemakaian terminal jenis NO digunakan untuk menghidupkan
rangkaian dan terminal jenis NC digunakan untuk mematikan rangkaian, namun
semuanya tergantung dari kebutuhan.
BAB III. METODEOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian


Waktu dan tempat penelitian dilaksanakan di laboratorium elektro
Universitas Muhammadiyah Parepare (UM Parepare). Penelitian ini dilakukan
selama 2 bulan.

B. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental yaitu
perancangan dan pembuatan alat sebagai media penelitian yang berupa
pemasangan perangkat elektronika untuk kendali ayakan pada mesin Pengering
Cengkeh.

C. Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian pada penelitian ini meliputi :
1. Studi Pustaka
Yakni tahap mengumpulkan data dengan mempelajari masalah yang
berhubungan dengan objek yang bersumber dari buku, jurnal dan literatur-
literatur lainnya yang berkaitan dengan judul penelitian ini.
2. Perancangan dan Realisasi
Tahap ini dilakukan dengan proses perancangan dan realisasi alat hasil
rancangan. Langkah awal yang dilakukan adalah membuat desain kontruksi dan
pengadaan komponen yang digunakan dan bahan yang dibutuhkan dengan desain
sistem. Kemudian pembuatan perancangan mekanik dan pemasangan komponen
yang akan dipasang di tempat yang tertentu pada alat ini, seperti Motor DC untuk
mengayakan cengkeh, sensor DHT 21 untuk mengindra suhu dan kelembaban
cengkeh, Elemen Pemanas untuk memanaskan cengkeh. Tahap selanjutnya
adalah pembuatan pemrograman microkontroler sebagai unit prosesor untuk
keseluruhan sistem.
3. Pengujian
Setelah tahap pembuatan kontruksi pengaturan ayakan pada alat pengering
cengkeh dan pemasangan yang telah di buat, selanjutnya di- lakukan pengujian
yang mana tahap pengujian dilakukan dalam 3 tahap yaitu, pengujian tahap
pertama yaitu di mulai dari pengujian kelayakan pada masing-masing
komponen, pengujian tahap kedua yaitu pengujian mengetahui bagian bagian
dalam blok diagram, pengujian tahap ketiga yaitu pengujian sistem secara
keseluruhan.
Apabila terdapat masalah pada pengujian sistem yang telah di buat maka
akan dilakukan identfikasi error dan melakukan perancangan dan perakitan ulang.

D. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan
menjadi 2 bagian yaitu untuk sistem elektronika dan konstruksi :
1. Sistem Elektronika
Alat yang digunakan pada bagian sistem elektronika ini terdiri dari
beberapa komponen dan modul elektronika yaitu : 1) Arduino Uno, 2) Motor DC
Wipper, 3)Tubular heater, 4) Sensor DHT21, 5) Relay, 6) Driver motor BTS7960
43A, , 7) LCD 2x16, 8) Switch Push On

2. Konstruksi pada alat pengering cengkeh


Bahan dan alat yang digunakan untuk konstruksi ayakan pengering
cengkeh dapat dilihat pada tabel

Tabel 3.1 Bahan bahan pada kontruksi Alat


NO Bahan yang di gunakan Jenis Ukuran
1 Plat Aluminium lembaran Tebal :0,2 mm
2 Besi siku ukuran :35X35X3mm
3 Besi Hollow Ukuran :40X40X20 meter
4 Melamin trilplek tebal : 3mm
5 Roda Pully ukuran : 0,5 inch
6 Rantai gear Ukuran 12,7 mm
7 Bearing UCP 208 40mm diameter
8 Bearing gear besar Ukuran 45
E. Rancangan Sistem
Pada bagian ini akan dibahas secara umum bagaimana prinsip kerja dari
Rancang Bangun Mesin Ayakan Pengering Cengkeh

SW On/Off Driver motor Motor Pengayak

SW Temp Up Mikrokontroller Atmeg328


(Arduino Uno) LCD
SW Temp

Elemen Pemanas
Temp Sensor Modul Relay

Gambar 3.1 Blok diagram Ayakan pada Mesin Pengering Cengkeh

Prinsip kerja dari mesin ayakan pengering cengkeh adalah proses


mematikan dan menghidupkan heater dengan batas suhu yang telah disimpan.
Apabila suhu terbaca pada LCD dengan nilai rendah dari batas suhu yang
disimpan, maka relay akan menghidupkan elemen pemanas dengan proses ayakan
lambat , apabila suhu yang terbaca nilainya tinggi dari nilai suhu pertama, maka
elemen pemanas hidup kemudian proses ayakan mulai cepat, apabila batas suhu
terbaca pada LCD maksimal yang di capai oleh sensor agar cengkeh benar benar
kering, maka relay akan bekerja untuk mematikan elemen pemanas maupun
driver motor akan bekerja untuk mematikan ayakan pada motor DC.
Gambar 3.2 Konstruksi mesin pengering cengkeh

Adapun gambar kontruksi pengering cengkeh yang dirancang


berdimensi (Panjang 1 m X Lebar 90 cm X Tinggi 60 cm). Box ini dirancang
mempunyai 2 bagian yaitu bagian luar dan bagian dalam. Boks bagian luar
terbuat dari kerangka berupa besi dan dindingnya terbuat dari trilpleks, sedangkan
boks bagian dalam terdapat 2 buah wadah yang berdimensi (Panjang 70 cm X
Lebar 80 cm) terbuat dari plat aluminium.
BAB IV. PERANCANGAN DAN ANALISIS

Pada penjelasan hasil dan analisis, penulis menjelaskan tentang beberapa


alat yang digunakan. Dalam hal ini penulis menjelaskan tentang prinsip kerja alat
yang digunakan, bagaimana menghubungkan alat yang satu dengan yang lain
agar dapat menghasilakan suatu sistem yang dirancang sesuai apa yang menjadi
rancangan penulis. Pada penulis ini membagi 2 pokok pembahasan dan
menganalisa secara mendalam baik secara hardware (perangkat keras) dan
software (perangkat lunak), dimana dapat dijelaskan sebagai berikut :

A. Rancangan Perangkat Keras (Hardware)


Pembuatan
perangkat keras dilakukan sebagai langkah awal sebelum
terbentuknya suatu sistem beserta rangkaian elektroniknya. Rancangan ini
menjelaskan beberapa rancangan alat yang digunakan dan bagaimana memilih
komponen yang digunakan, pemilihan komponen dilakukan dengan searching
beberapa referensi agar dapat memberikan tingkat akurasi. Hal ini dimaksudkan
agar sistem Rancang Bangun Mesin Ayakan Pengering Cengkeh dapat berjalan
sesuai dengan depenelitian awal yang telah direncanakan.
1. Rangkaian Power Supply
Rangkaian power supply berfungsi sebagai sumber tegangan utama dari alat
yang akan dibuat. Rangkaian power supply memanfaatkan tegangan dari PLN
sebesar 220 VAC, Rangkaian power supply mengeluarkan tegangan output 12
VDC. Tegangan 12 VDC digunakan untuk mengaktifkan rangkaian relay,
rangkaian driver motor,serta Tubular Heater. Komponen penyusun pembuatan
power supply ini diantaranya trafo step down 5A, diode penyearah berukuran 5A,
Transformator dari jenis CT 5A, power transistor dengan tipe jenis 2N3055 , dan
serta menggunakan IC regulator LM7812 . Rangkaian power supply dengan
output 12 VDC dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.1 Rangkaian Power Supply 12VDC


2. Rangkaian Sensor DHT 21
Sensor DHT21 merupakan suatu komponen yang dapat mengubah besaran
panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan suhu
pada objek tertentu. Di dalam sensor ini terdapat termistor tipe NTC (Negatif
Temperature Coeffisient) untuk mengukur suhu dan sebuah sensor kelembaban
tipe resistif. Dalam penulis Sensor DHT21 akan membaca data dari suhu dan
kelembaban dalam ruangan dengan sistem pembacaan 1 kabel keluaran yang
dapat digunakan untuk membaca data suhu dan kelembaban sekaligus memakai
modul dari sensor DHT21 yang telah dipasang untuk
membagi tegangan agar
dapat dibaca oleh Arduino Uno.

Gambar 4.2 Rangkaian Arduino Uno dengan DHT21

Tabel 4.1.Koneksi Pin DHT21 dengan Arduino Uno


NO Pin Soket DHT 21 Keterangan
1 VDD DHT21 Dihubungkan ke 5V Arduino Uno
2 DataDHT 21 Dihubungkan ke Pin 9 Ardoino Uno
3 GND DHT21 Dihubungkan ke GND Arduino Uno

3. Rangkaian LCD 16X2


LCD yang digunakan adalah bertipe 16X2 menggunakan trimpot
berfungsi sebagai pengatur kontras tampilan karakter yang ditampilkan. LCD
ini terdiri dari 16 kolom dan 2 baris. LCD pada alat ini berfungsi sebagai
tampilan suhu maupun kelembaban, bertujuan untuk melihat tigkat akurasi dari
sensor DHT21 dengan hitungan waktu arduino pertama kali diaktifkan dan
dimatikan.
Gambar 4.3 Rangkaian LCD 2X16 dengan Arduino Uno

Tabel 4.2 Koneksi Pin LCD 2X16, Relay dengan Arduino Uno
NO Pin LCD 16x2 Keterangan
1 GND LCD Dihubungkan ke GND Arduino Uno
2 VCC LCD Dihubungkan ke 5 v Ardoino Uno
3 SDA LCD Dihubungkan ke A4 Arduino Uno
4 SCL LCD Dihubungkan ke A5 Arduino Uno

4. Rangkaian Relay Heater


Relay berfungsi untuk melewatkan arus AC yang dibutuhkan untuk dapat
menghidupkan heater. Karena input tegangan untuk pengaktifan heater adalah
220VAC-700 Watt maka dibutuhkan rangkaian relay untuk dapat mematikan dan
mengaktifkan elemen pemanas. Relay yang penulis gunakan adalah relay 4
channel 5V. Dalam artian agar kontak yang terdapat dalam relay berubah dari
posisi NO menjadi NC, jika ada signal high / low dari microkontroler maka
diperlukan tegangan 5V untuk dapat berubah posisi tersebut. Prinsip kerja relay
diatas adalah apabila relay tersebut NO (Normally Open) berarti
tidak ada arus yang dialirkan(OFF), jika ada signal high / low dari
microkontroler maka ON, apabila COM(Common) berarti sumber tegangan yang
akan dihubungkan (Bisa arus AC maupun DC), dan apabila NC (Normally Close)
berarti arus yang dialirkan (ON), jika ada signal high dari microkontroler OFF.
Gambar 4.4 Rangkaian Relay, Tubular heater dengan Power Supply

Tabel.4.3 Koneksi Pin Relay, Tubular heater dengan power Supply


NO Pin Relay dan Tubular Keterangan
1 NO Relay Dihubungkan ke Power suplyy(-)
2 NO Relay Dihubungkan ke tubular
3 Tubular Dihubungkan ke Power Supply(-)
4 GND Relay Dihubungkan ke GND Arduino Uno
5 IN3 Relay Dihubungkan ke pin 4 Arduino Uno
6 VCC Relay Dihubungkan ke5V Arduino Uno

5. Rangkaian Driver Motor BTS7960


sistem kendali Motor DC menggunakan Driver Motor BTS7960. Modul

Driver Motor BTS7960 memiliki spesifikasi yang cukup untuk mengendalikan


Motor DC yang digunakan. Pada rangkaian driver motor ini menggunakan 1 buah
Motor DC yang terpasang secara parallel dengan output tegangan dari Driver
Motor BTS7960. Pengontrolan kecepatan Motor DC dilakukan dengan prinsip
kerja RPM pada Arduino Uno.

Gambar 4.5 Rangkaian Driver Motor, Motor DC,Power Supply dengan Arduino
Tabel 4.4 koneksi Driver Motor, Motor DC, power Supplydengan Arduino
NO Pin Driver Motor Keterangan
BTS7960
1 R pwm Dihubungkan dengan pin 5 Arduino Uno
2 L pwm Dihubungkan dengan pin 6 Arduino Uno
3 R_ en Dihubungkan dengan pin 7 Arduino Uno
4 L_en Dihubungkan dengan pin 8 Arduino Uno
5 VCC Dihubungkan dengan VCC Arduino Uno
6 GND Dihubungkan dengan GND Arduino Uno
7 LOAD+ Dihubungkan dengan (+) Motor DC
8 LOAD- Dihubungkan dengan (-) Motor DC
9 BAT- Dihubungkan dengan (-) Power supply
10 BAT+ Dihubungkan dengan (+) Power Supply

6. Rangkaian Switch Push On


Pada penulis ini Switch Push On berfungsi untuk setting lama waktu suhu,
Switch Push On digunakan berjumlah 3 buah yang masing masing terhubung
dengan pin digital 10, 11 dan 12. Switch Push On 1 berfungsi untuk
mengaktifkan proses ayakan pengering cengkeh dimulai, kemudian Switch Push
On 2 berfungsi untuk menambah suhu dalam mesin ayakan pengering cengkeh
dan Switch Push On 3 berfungsi untuk menurunkan suhu dalam mesin ayakan
pengering cengkeh.

Gambar 4.6 Rangkaian Switch Push On

Tabel 4.5 Koneksi Switch Push On dengan Arduino Uno


NO Pin Switch Push On Keterangan
1 Kaki Switch Push On 1 Dihubungkan dengan pin 12 Arduino Uno
2 Kaki Switch Push On 2 Dihubungkan dengan pin 11 Arduino Uno
3 Kaki Switch Push On 3 Dihubungkan dengan pin 10 Arduino Uno
7. Rangkaian Koneksi Arduino Uno dengan semua Sistem
Arduino Uno memiliki 20 pin input atau output. Pemasangan komponen
pada mikrokontroler menggunakan pin header dan konektor yang bertujuan
memudahkan pengguna untuk memasang, memindahkan komponen ke pin yang
dibutuhkan. Skematik rangkaian keseluruhan padamikrokontroler dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.7 Rangkaian Alat Keseluruhan

Tabel 4.6 Koneksi pin Mikrokontroler


Pin/Soket
NO Keterangan
Microkontroler
1 Pin 8 Arduino Uno Dihubungkan ke Data DHT21
2 Pin 4 Arduino Uno Dihubungkan ke IN3 Relay
5 volt Arduino Uno Dihubungkan ke VCC DHT21, VCC LCD, VCC
Relay,Tombol Saklar dan VCC Driver Motor
4 GND Arduino Uno Dihubungkan ke GND DHT21, GND LCD, GND
Relay,Tombol Saklar dan GND Driver Motor
5 Pin A4 Arduino Uno Dihubungkan ke SDA LCD
6 Pin A5 Arduino Uno Dihubungkan ke SCL LCD
7 NO Relay Dihubungkan ke(-) Power Suplyy
8 COM Relay Dihubungkan ke tubular
9 Tubular Dihubungkan ke Power Supply(-)
10 Pin 5 Arduino Uno Dihubungkan ke R PWM Driver motor
11 Pin 6 Arduino Uno Dihubungkan ke L PWM Driver Motor
12 Pin 7 Arduino Uno Dihubungkan ke R EN Driver Motor
13 Pin 8 Arduino Uno Dihubungkan ke L PN Driver Motor
14 BAT + Driver Motor Dihubungkan ke(+) Motor DC
15 BAT - Driver Motor Dihubungkan ke (-) Motor DC
16 LOAD + Driver Motor Dihubungkan ke (+) Power Supply
17 LOAD - Driver Motor Dihubungkan ke (-) Power Supply
18 Kaki Switch Push On 1 Dihubungkan dengan pin 12 Arduino Uno
19 Kaki Switch Push On 2 Dihubungkan dengan pin 11 Arduino Uno
20 Kaki Switch Push On 3 Dihubungkan dengan pin 10 Arduino Uno

B. Rancangan Perangkat Lunak(Software)


Setelah melakukan perancangan perangkat keras selanjutnya
adalahmelakukan perancangan perangkat lunak, Pada bagian perangkat lunak ini
adalah merupakan bagian pembuatan program yang akan dimasukkan ke
mikrokontroler yaitu berupa perintah untuk mengolah data masukan untuk
diaplikasikan. Hal ini dilakukan karena perangkat lunak yang berfungsi untuk
mengendalikan peralatan tersebut.
Adapun beberapa pemrograman yang akan dimasukan kedalam
mikrokontroler adalah sebagai berikut
a. Program LCD 16x2
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
lcd.setCursor(1,0);
lcd.print("Hum : ");
lcd.setCursor(7,0);
lcd.print(hum);
lcd.setCursor(13,0);
lcd.print("%");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Temp: ");
lcd.setCursor(5,1);
lcd.print(temp);
lcd.setCursor(11,1);
lcd.print("(");
lcd.print(value);
lcd.setCursor(15,1);
lcd.print(")");
// lcd.setCursor(12,1);
// lcd.print(" 'C ");
delay(2000); //Delay 2 sec

b. Program Sensor DHT 21

#include <dht.h>
dht DHT;
//Constants
#define DHT21_PIN 9
//Variables
if (temp ==){
float hum; //Stores humidity value
float temp;
void loop() {
int chk = DHT.read21(DHT21_PIN);
//Read data and store it to variables hum and temp
hum = DHT.humidity;
temp= DHT.temperature;
//Print temp and humidity values to serial monitor

c. Program Driver Motor BTS 7960

void setup() {
Serial.begin(9600);

int RPWM=5;
int LPWM=6;
int R_EN=7;
int L_EN=8;
pinMode(RPWM,OUTPUT);
pinMode(LPWM,OUTPUT);
pinMode(R_EN,OUTPUT);
pinMode(L_EN,OUTPUT);
digitalWrite(R_EN,HIGH);
digitalWrite(L_EN,HIGH);
pengayak ();
analogWrite(LPWM,50);
delay(1000);
void pengayak(){
val = digitalRead(mulai);
if (val == LOW) {
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" PENGAYAK MULAI ");
delay(1000);
analogWrite(LPWM,150);
analogWrite(RPWM,0);
delay(1000);
}
}
analogWrite(LPWM,255);
analogWrite(RPWM,0);
delay(1000);
//delay(1*Menit);
analogWrite(LPWM,0);
analogWrite(RPWM,0);
delay(1000);

lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("PENGAYAK SELESAI");
delay(1000);
}
d. Program Relay Heater

#include <Wire.h>
int hot = 4;
int val = 0;
digitalWrite (hot, LOW);
digitalWrite (hot, HIGH);
digitalWrite (hot, LOW);
delay(1000);
e. Program Switch Push On

value = EEPROM.read(0);
int mulai = 12;
int up = 11;
int down = 10;
t1 = digitalRead(up);
t2 = digitalRead(down);

if(!t1)
{
value+=1;
delay(100);
if(value>100)
{
value=100;
}
}
if(!t2)
{
value-=1;
delay(100);
if(value<0)
{
value=0;
}

Untuk rancangan software yaitu mengkoneksikan Arduino Uno, LCD 16x2,


Sensor DHT21 dan Relay. Software tersebut akan di-upload kedalam memori
Arduino Uno. Dimana rancangan sistem terhubung sesuai dengan konfigurasi
masing-masing sistem yang dirancang, Arduino uno sebagai input/output proses
akan menampilkan suhu dan kelembaban yang ditampilkan pada LCD 16x2 dan
akan menjalankan sistem sesuai jadwal settingan pada modul DHT21 yang
dirancang, ketika sensor DHT21 sudah diaktifkan, arduino uno akan memberi
kondisi aktif HIGH pada relay sehingga relay akan mengaktifkan elemen
pemanas kemudian switch push on yang menentukan suhu tergantung pada
pengguna inginkan driver motor akan bekerja untuk mengaktifkan Motor DC
Wepper dengan sistem pengayakan agar cengkeh kering secara merata.
C. Pengujian
Pada pengujian ini menjelaskan bagaimana mengkoneksi beberapa
komponen atau modul yang menjelaskan hasil sistem kerja setiap komponen atau
modul agar dapat berfungsi, setelah mendapatkan hasil dari pengujian kemudian
hasil tersebut dianalisa agar dapat dipahami atas alat yang telah dibuat.
Adapun Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Thermometer
Digital HTC-2. Thermometer HTC-2 merupakan sebuah alat yang digunakan
untuk mengukur suhu dan juga kelembaban suatu ruangan, tidak hanya dalam
ruangan saja, HTC-2 juga dapat digunakan untuk mengukur suhu diluar ruangan.

Gambar 4.8 Thermometer Digital HTC-2

Tabel 4.7 Spesifikasi Thermometer Digital HTC-2


NO Spesifikasi
1 Jarak Pengukuran Suhu : -50 °C ~ 70 °C (-58 °F ~ 158 °F)
2 Keakurasian Suhu : ±1 °C (1,8 °F)
3 Resolusi Suhu 0,1 °C (0,2 °F)
4 Jarak Pengukuran kelembapan 10 % RH ~ 99 % RH
5 Keakurasian Pengukuran Kelembapann ± 5% RH
6 Resolusi Kelembapan 1%
7 Daya 1,5V AAA Baterai

Untuk itu berikut langkah langkah yang akan dilakukan pengujian sebagai
berikut :

1. sensor suhu DHT21.


2. elemen Pemanas.
3. Driver Motor BTS 7960.
1. Pengujian Sensor Suhu DHT21
Dari hasil pengujian dan pengukuran yang telah didapatkan data
pengukuran nilai sensor suhu yang terbaca dan telah dikonvensi dalam derajat
celcius pada tampilan LCD terhadap Thermometer Digital sebagai perbandingan
data pengujiannya adalah sebagai berikut:

Gambar 4.9 Rancangan Pengukuran Sensor Suhu dan Thermometer

Tabel 4.8 Pengukuran Suhu perbandingan antara DHT21 dengan Thermometer


Digital
Waktu Sensor DHT21 Termometer Selisih Error
NO
(Menit) (°C) Digital (°C) (°C) (%)
1 12:32 31,1 31,1 0 0
2 12:34 32,0 32,0 0 0
3 12:35 33,0 33,1 0,1 0,30
4 12:35 34,0 34,1 0.1 0,29
5 12:36 35,0 34,9 0,1 0,28
6 12:37 36,0 35,8 0,2 0,55
7 12:37 37,0 36,8 0,2 0,54
8 12:38 38,0 37,9 0,1 0,26
9 12:38 39,0 38,7 0,3 0,76
10 12:39 40,0 39,6 0.4 1

Error rRata-tata pembacaan suhu sensor DHT21 dengan 0,15°C


0,39%
Thermometer HTC-2 adalah
(a) (b)
Gambar4.10 a.Percobaan ke 1 Perbandingan Hasil suhu
antara Sensor
DHT21 dengan Thermometer Digital
b. Percobaan ke 15 Perbandingan Hasil suhu antara Sensor
DHT21 dengan Thermometer Digital.

Setelah melakukan pengujian dan pengukuran pada modul sensor suhu


DHT21 dan Thermometer HTC-2 maka didapat analisa bahwa terdapat presentasi
error suhu yang tertinggi adalah 0,76% dan yang terendah adalah 0% pada hasil
pengujian tersebut terdapat perbedaan nilai temperature DHT21 dengan
Thermometer HTC-2. Perbedaan tersebut dikarenakan sensitivitas serta
keakuratan pada tiap sensor berbeda beda. Pada dasarnya perubahan nilai sensor
DHT21 dan alat pembanding, dalam hal ini Thermometer HTC-2 hampir sama
nilainya, meskipun terdapat perbedaan nilai yang menjadi nilai error dalam
percobaan tersebut. Tetapi pada saat suhu mencapai 35°C ke atas, terlihat bahwa
nilai error dari sensor suhu semakin besar. Hal ini juga mewujudkan bahwa
semakin rendah suhu maka semakin tinggi kelembabannya begitu juga sebaliknya
semakin tinggi suhu maka semakin rendah kelembabannya.
Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa terdapat error dalam pengukuran
suhu. dengan menghitung tingkat nilai selsih suhu adalah dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
( En=yn – xn)
Kemudian untuk menghitung nilai tingkat kesalahan dengan menggunakan
rumus kesalahan absolut adalah
yn – Xn
En= x 100

Yn
Keterangan:

En=Kesalahan terhadap nilai eksak nilai eksak


Yn = Nilai eksak (nilai dari sample)
Xn= Nilai Perkiraan (nilai yang diharapkan)
Hasil tersebut diperoleh seperti perhitungan dibawah ini:
hasil menghitung nilai data selisih ke 5=
= 37,0- 36,8
= 0,2°C
Kemudian dijumlahkan 10 data selisih :10
= 1,5:10
= 0,15°C
Hasil menghitung nilai kesalah (error%) 5=
37,0- 36,8
X100
37,0
= 0,54%
Kemudian dijumlahkan 10 data kesalahan (error%) :10
= 3,98:10
= 0,39%

2. Pengujian Elemen Pemanas


Elemen Pemanas digunakan untuk mengeringkan cengkeh dalam box
pengeringan cengkeh. Pada bagian dalam antara ayakan atas dan bawah box
pengeringan terpasang elemen pemanas dengan spesifikasi tegangan 220V AC
dengan daya 700 Watt. Pada alat penulis menggunakan 1 buah elemen pemanas
dengan sumber AC.Kemudian melakukan pengukuran panas sensor pada elemen
pemanas dengan panas pada thermometer digital.
Gambar 4.11 Rancangan pengukuran panas suhu sensor dan Thermometer
Tabel4.9 Pengukuraan Elemen Pemanas pada Thermometer dan
Sensor DHT21
NO Waktu Panas Suhu Panas Suhu Selisih Error
(detik) DHT21(°C) Termometer(°C) (%) (%)
1 50 36.8 36.1 0,7 1,9
2 80 36.9 36.1 0,8 2,2
3 110 37.0 36.1 0,9 0,9
4 140 37.2 36,1 1,1 2,4
5 170 37.4 36.4 1 2,7
6 200 37.9 36.8 1,1 2,9
7 230 38.3 37.4 0,9 2,4
8 260 38.9 38.0 0,9 2,3
9 290 39.5 38.3 1,2 3.0
10 320 40.1 39.0 1,1 2,7
11 350 40.9 39.6 1,3 3,1
12 380 41.6 40.3 1,2 3,1
13 410 42.3 41.1 1,2 2,8
14 440 43.0 41.4 1,6 3,7
15 470 43.7 42.2 1,5 3,4
Nilai error 0,41°C per 0,5 per 30 detik
1,1% 2,6 %
Pemanas per 30 30 detik
detik
(a) (b)
Gambar 4.12 a. Percobaan ke 1 Perbandingan Hasil panas suhu antara
Sensor DHT21 dengan Thermometer Digital

b. Percobaan ke 20 Perbandingan Hasil panas suhu antara


Sensor DHT21 dan Thermometer Digital.

Dari hasil pengujian dan pengukuran suhu panas pada ThermometerDigital


yang dihasilkan oleh elemen pemanas maka didapatbahwa suhu yang dikeluarkan
oleh elemen pemanas 700 Watt akan diukur kenaikan suhu sebesar 30 per detik
sesuai dengan perhitungan dibawah ini:
Rata rata kenaikan = Selisih Suhu :14 data =
= ( 0+0+0+0,3+0,4+0,4+0,6+0,2+0,7+ 0,6+
0,7+0,8+0,3+0,8 :14
= 5,8 : 14
= 0,40
= 0,40 °C per 30 detik
Pengujian dilanjutkan kepada suhu panas pada Sensor DHT21 yang
dihasilkan oleh elemen pemanas maka didapat bahwa suhu yang dikeluarkan oleh
elemen pemanas 700 Watt akan diukur kenaikan suhu sebesar 30 per detik sesuai
dengan perhitungan dibawah ini:

Rata rata kenaikan = Selisih Suhu :14 data =


= (0,1+0,1+0,2+0,3+0,5+0,4+0,6+0,6+0,6+0,8+
0,7+0.7+0,7+ 0,7 : 14
= 7:14
= 0,5
= 0,5 per 30 detik
Pengujian elemen pemanas ini dilakukan dengan menggunakan sensor suhu
thermometer HTC-2 untuk melihat laju perubahan suhu panas yang dihasilkan
elemen pemanas di dalam sistem alat yang telah dirancang. Laju suhu
menyatakan waktu yang dibutuhkan elemen pemanas untuk menaikkan suhu tiap
satuan waktu. Suhu panas DHT21 maksimum dalam 14 data yang diambil
mencapai 0,40 °C per 30 detik angka tersebut diambil dari perjumlahan antara
data ke 1 sampai data 14,
sedangkan pada pengujian elemen pemanas pada thermometer HTC-2 maksimum
dalam 14 data yang diambil mencapai 0,5 per 30 detikangka tersebut juga
diambil dari perjumlahan antara data ke 1 sampai data 14.
Pengontrolan dengan relay pada elemen pemanas berfungsi agarnantinya
cengkeh yang dihasilkan tetap dalam kualitas yang baik atau tidakhangus. Relay
berfungsi untuk mematikan dan mengaktifkan elemen pemanas.Sedangkan
mikrokontroler untuk mengendalikan relay. Apabila suhu telah lewatatau sama
dengan setpoint maka elemen pemanas akan mati.

3. Pengujian Driver Motor BTS7960


Pengujian Kecepatan dan arah perputaran Motor DC dikontrol
menggunakan BTS7960. Setelah dilakukan pengujian pada kecepatan dan arah
perputaran motor maka didapatkan hasil. Hasil pengujian Driver Motor BTS7960
dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Gambar 4.13 Rancangan Pengujian Driver Motor


Tabel 4.10 Pengukuran Hasil Kecepatan Putaran Motor DC
NO Nilai RPM Nilai suhu Kecepatan Motor Waktu Pengering
1 50 31°C Putaran lambat 25Menit
2 150 61°C Putaran Sedang 15Menit
5 255 90°C Putaran cepat 10menit

Gambar 4.14 Program RPWM Driver Motor


Dari hasil pengujian dan pengukuran menunjukkan perbandingan hubungan
nilai RPM terhadap kecepatan motor atau kecepatan pengayak pada saa dinaikan
nilai tegangan akan berubah yang nantinya membuat kecepatan motor berubah.
Motor mulai berputar pada pemberian nilai apabila kecepatan putaran motor
lambat dengan nilai suhu sebesar 31°C, kecepatan ini memiliki selisih RPM
sebesar 50 RPM. Pada nilai suhu 61°C putaran motor sedang dengan nilai RPM
sebesar 150 RPM. Pada nilai suhu 90°C kecepatan putaran motor semakin cepat
dengan selisih RPM sebesar 225 RPM dan kecepatan putaran pengayak semakin
cepat. Kecepatan tertinggi yang didapatkan pada saat PWM tertinggi yaitu 225
dengan kecepatan putaran motor pengayak semakin kencang.
Perubahan putaran pengayak bertujuan untuk mendapatkan kualitas tukaran
warna cengkeh yang sesuai standar mutu. Semakin lama waktu pengeringan maka
putaran pengayak semakin cepat, ini dikarenakan untuk menghindari cengkeh
dari kondisi hangus
4. Pengujian Switch Push On
Hasil pengujian sistem kontrol suhu yang digunakan pada penulisan ini
adalah sistem kontrol menambah suhu maupun mengurangisuhu. Dalam
pengoperasiannya sistem kontrol suhu ini akan ditampilkan melalui LCD.
Tabel 4.11 Pengukuran hasil Suhu Sensor dan suhu Switch Push On
N0 Waktu Push On Nilai Suhu Kondisi
(Menit) (+) (°C ) Cengkeh

1 10 : 11 41 I 31 Belum Kering
2 10 : 23 51 I 41 Belum Kering
3 10 : 35 61 I 51 Belum Kering
4 10 : 58 71 I 61 Mulai Kering
5 11 : 12 81 I 71 Mulai Kering
6 11 : 21 90 I 90 Kering

Pada pengujian kontrol suhu ini yang diambil 6 data dengan suhu pertama
yaitu 31ºC sebagai suhu acuan, sedangkan temperatur awal pada Switch Push On
(+) 41 Input dengan kondisi cengkeh yang masih mentah. Saat suhu sensor
dengan nilai 61ºC, dengan suhu pada Switch Push On(+) 71 maka cengkeh sudah
mulai kering Apabila nilai suhu sensor 90ºC dengan suhu Switch Push On (+) 90
Input maka kondisi cengkeh sudah kering. Sistem kontrol ini dapat menjaga
kestabilantemperature sensor antara 31ºC - 90ºC selama 50 menit. Dan
temperature Switch Push On (+) 41I – 90I.
BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengambilan data dan percobaan alat secara
langsungdapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada kecepatan Motor Wiper ini, apabila nilai suhu rendah maka semakin
pelan putaran Motor dengan nilai PWM 50, apabila semakin tinggi nilai
suhu maka semakin cepat putaran Motor dengan sistem pengayakan dengan
nilai PWM 250.
2. Suhu yang diatur pada mesin pengering cengkeh adalah 50°C, dengan hasil
pengering cengkeh sebanyak 4 liter, hasil pengering tersebut didapatkan
hasil pengering cengkeh yang memuaskan, apabila suhu yang diberikan
kurang dari 90°C pada sensor DHT21 dengan berat cengkeh 4 liter, maka
pengering cengkeh tersebutkurang memuaskan atau kurang keringyang
pengguna inginkan.
3. Penurunan berat dari cengkeh basah 4 liter menjadi cengkeh kering 2 liter
dengan setpoint suhu 90°C selama 50 menit.

B. Saran
Berdasarkan perancangan dan pembuatan alat pengering cengkeh berbasis
mikrokontroler, masih banyak terdapat kekurangan pada alat. Untuk itu penulis
memberikan beberapa saran dan masukan agar kedepannya alat ini lebih baik
lagi, beberapa saran penulis diantaranya :
1. Untuk pengembangan selanjutnya alat ini dapat menggunakan sensor yang
dapat membaca apakah cengkeh telah benar-benar kering sesuai dengan
ketentuan kering dari cengkeh bersangkutan
2. Pada pengembangan selanjutnya alat diharapkan mampu mengeringkan
cengkeh dengan daya dari sumber lain bukan dari sumber listrik AC
sehingga akan menghemat biaya dalam pengeringan dan menghemat energi
seperti misalnya menggunakan baterai dengan energi charger dari solar sel.
DAFTAR PUSTAKA

Arduino2012.ArduinoUno.http://arduino.cc/en/Main/arduino.cc/en/Main/Arduno
boardUno#.UWTCYMSWrDu. Diakses pada tanggal 24 februari 2014

Abe Dharmawan. 2009. Pengendalian motor BLDC dengan PWM SINUSOIDAL


menggunakn ATMega16. Depok. Universitas Indonesia.

Sensirion, 2002,dHT21 Relative Humidity dan Temperature Sensor System.


Zurich: Sensirion

Petruzzela 2001. “Proses Pengeringan” Program Studi Teknik Kimia, Fakultas


Teknik Sumatera Utara. 2005.

Anonim. BTS796043A Compressor. (Online) Tersediahttp://en.wikipedia. Driver


Motor BTS7960_compressor.Diakses pada tanggal 08 september 2012.
LAMPIRAN :

BENTUK FISIK ALAT

Spesifikasi KesuluruhanAlat
NO Spesifikasi
1 Tinggi Alat 60 Cm
2 Lebar Alat 90 Cm
3 Panjang Alat 1M
4 Lebar Ayakan 60 Cm
5 Panjang Ayakan 70 Cm
6 Tinggi Ayakan 1,6 Mm
SKETCH PROGRAM LCD
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
lcd.setCursor(1,0);
lcd.print("Hum : ");
lcd.setCursor(7,0);
lcd.print(hum);
lcd.setCursor(13,0);
lcd.print("%");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Temp: ");
lcd.setCursor(5,1);
lcd.print(temp);
lcd.setCursor(11,1);
lcd.print("(");
lcd.print(value);
lcd.setCursor(15,1);
lcd.print(")");
// lcd.setCursor(12,1);
// lcd.print(" 'C ");
delay(2000); //Delay 2 sec

SKETCH PROGRAM SENSOR DHT21

#include <dht.h>
dht DHT;
//Constants
#define DHT21_PIN 9
//Variables
if (temp ==){
float hum; //Stores humidity value
float temp;
void loop() {
int chk = DHT.read21(DHT21_PIN);
//Read data and store it to variables hum and temp
hum = DHT.humidity;
temp= DHT.temperature;
//Print temp and humidity values to serial monitor
SKETCH PROGRAM DRIVER MOTOR BTS 7960

void setup() {
Serial.begin(9600);

int RPWM=5;
int LPWM=6;
int R_EN=7;
int L_EN=8;
pinMode(RPWM,OUTPUT);
pinMode(LPWM,OUTPUT);
pinMode(R_EN,OUTPUT);
pinMode(L_EN,OUTPUT);

digitalWrite(R_EN,HIGH);
digitalWrite(L_EN,HIGH);
pengayak ();
analogWrite(LPWM,50);
delay(1000);
void pengayak(){
val = digitalRead(mulai);
if (val == LOW) {
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" PENGAYAK MULAI ");
delay(1000);
analogWrite(LPWM,150);
analogWrite(RPWM,0);
delay(1000);
}
}
analogWrite(LPWM,255);
analogWrite(RPWM,0);
delay(1000);
//delay(1*Menit);
analogWrite(LPWM,0);
analogWrite(RPWM,0);
delay(1000);

lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("PENGAYAK SELESAI");
delay(1000);
}

SKETCH PROGRAM RELAY HEATER

#include <Wire.h>
int hot = 4;
int val = 0;
digitalWrite (hot, LOW);
digitalWrite (hot, HIGH);
digitalWrite (hot, LOW);
delay(1000);

SKETCH PROGRAM SWITCH PUSH ON

value = EEPROM.read(0);
int mulai = 12;
int up = 11;
int down = 10;
t1 = digitalRead(up);
t2 = digitalRead(down);

if(!t1)
{
value+=1;
delay(100);
if(value>100)
{
value=100;
}
}
if(!t2)
{
value-=1;
delay(100);
if(value<0)
{
value=0;
}
Lampiran. Justifikasi Anggaran Kegiatan
No Uraian Jumlah
1 Honorarium
Honor Ketua peneliti, honor anggota peneliti dan Rp. 1.000.000,-
honor teknisi
2 Perlengkapan
Rp. 6.200.000,-
Arduino, Sensor, Elemen Pemanas, Relay, LCD
3 Bahan Habis Pakai
Timah, Komponen Elektronika, Baterai, Rp. 1.350.000,-
Aluminium.
4 Perjalanan
Rp. 700.000,-
Pembelian Perlengkapan
5 Lain-Lain
Publikasi artikel Ilmiah, print, fotocopy dan
Rp. 900.000,-
penjilidan laporan kemajuan dan laporan hasil
penelitian dan ATK
Jumlah Rp. 10.150.000,-

Anda mungkin juga menyukai