Disusu Oleh:
07.16.20.035
©2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga makalah dengan judul Pendugaan Umur Simpan Cabai
dapat terselesaikan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SWT.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Khoirul Mukhtarom selaku Dosen
Mata Kuliah Teknologi Pascapanen Hasil Pertanian yang telah memberikan tugas
ini kepada kami.
Saran serta masukan yang sangat membangun akan sangat ditetima demi
sempurnanya pembuatan makalah kedepannya
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Pendugaan Umur Simpan.......................................................................................3
B. Pendugaan Umur Simpan Metode Arrhenius.........................................................4
C. Karakteristik Umur Simpan dan Kerusakan Cabai..................................................6
D. Penerapan Pemdugaan Umur Simpan metode Arhenius pada Cabai Segar...........8
BAB III. PENUTUP.............................................................................................................11
A. Kesimpulan...........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabai merupakan salah satu komoditas pangan yang banyak di gandrungi
Masyarakat Indonesia karena memiliki karakteristik rasa pedas yang
menantang. Cabai banyak dikembangkan di Indonesia terutama pada daerah
dengan dataran tinggi. Cabai yang dihasilkan kemudian akan dikirim secara
merata ke seluruh bagian di Indonesia dan beberapa negara lain karena
mengingat kebutuhan cabai yang cukup tinggi sehingga pemenuhan produksi
yang dihasilkan harus seimbang. Namun demikian, cabai merupakan salah
satu komoditas pangan yang memiliki karakteristik mudah mengalami
kerusakan sehingga akan berpengaruh dalam kemunduran kualitas mutu dan
mengakibatkan cabai memiliki daya simpan yang sangat singkat berkisar
antara 2-4 hari (David, 2020)
Tingkat kerusakan yang terjadi pada cabai sangat beragam, mulai dari
lahan setelah pemanenan hingga produk tiba di tempat konsumen. Akibatnya
kerusakan tersebut dianggap sangat merugikan. Untuk mengatasi hal tersebut
tentunya diperlukan penanganan yang baik sehingga dapat mempertahankan
mutu dan meningkatkan masa simpan cabai. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kerusakan pembusukan dari cabai adalah adanya suhu dan
kelembapan udara. metode Accelerate Shelf Life Teting (ASLT) merupakan
metode yang digunakan untuk meneliti pendugaan umur simpan komoditas
pertanian sehingga dapat diketahui oleh masyarakat khususnya petani cabai.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang digunakan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1
4. Bagiamana penerapan metode Arrhenius untuk melakukan
pendugaan umur simpan terhadap pengolahan cabai?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan tercapai pada penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut :
2
BAB II. PEMBAHASAN
3
Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa ASLT memiliki kelebihan
dibanding metode ESS dimana waktu yang digunakan dalam satu proses
pendugaan lebih singkat dan metode lebih mudah, sehingga metode ESLT
lebih sering digunakan dalam penggunaan umur simpan suatu produk pangan
oleh para ahli (Abdullah, 2016)
4
1. Perubahan faktor mutu hanya ditentukan oleh satu macam reaksi saja.
2. Tidak terjadi faktor lain yang mengakibatkan penurunan mutu.
3. Proses perubahan mutu dianggap bukan merupakan akibat dari proses-
Proses yang terjadi sebelumnya.
4. Suhu selama penyimpanan tetap atau dianggap tetap.
Sedaghat (2010) menyatakan bahwa Metode Arrhenius merupakan
pendugaan umur simpan dengan menggunakan metode simulasi. Metode ini
sangat baik untuk diterapkan dalam penyimpanan produk dengan suhu
penyimpanan yang relatif stabil dari waktu ke waktu. Pendekatan Arrhenius
pada umumnya digunakan dengan memicu terjadinya reaksi-reaksi kimia
yang berkontribusi pada kerusakan produk pangan. Pendugaan umur simpan
dengan model pendekatan Arrhenius dapat dilakukan dengan menyimpan
produk pangan pada suhu ekstrim dimana kerusakan produk pangan tersebut
dapat lebih cepat terjadi ntuengetahui hubungan antara variabel yang diukur
dengan lama penyimpanan, Persamaannya yaitu :
y = a + bx
Dimana:
y = variabel yang di ukur
x = masa simpan
a = nilai variabel yang diukur pada saat mulai disimpan
b = laju kerusakan (k)
K = ko. E-Ea/RT
Keterangan :
K = Konstanta penurunan mutu
Ko = Konstanta (tidak tergantung pada suhu)
Ea = Energi aktivasi (kal/mol)
T = Suhu mutlak (K)
5
R = Konstanta gas (1,986 kal/mol K)
Persamaan Arrhenius dapat ditentukan dengan nilai k (konstanta penurunan
mutu) pada Suhu penyimpanan umur simpan, kemudian digunakan
perhitungan umur simpan Sesuai dengan ordo reaksinya (Kusnandar, 2008).
1) Kerusakan mekanis
Kerusakan ini terjadi selama pengangkutan, dan besarnya
persentase kerusakan yang diakibatkan oleh kerusakan mekanis ini
diperkirakan lebih tinggi dibandingkan kerusakan fisiologis dan
fisik.
6
2) Kerusakan fisik
3) Kerusakan fisiologis
Kerusakan fisiologis biasanya terjadi karena adanya proses
kehidupan yang masih berlangsung pada cabai setelah panen.
Setiap kenaikan suhu 10C pada cabai, maka akan memicu
peningkatan laju penguapan (respirasi) sebanyak 2-3 kali dari
semula dan buah akan mencapai tingkat kematangan, akibatnya
kerusakan akan semakin cepat.
7
menurunkan mutu dan menimbulkan kerusakan. Kehilangan air ini
disebabkan karena sebagian air dalam jaringan bahan menguap atau
terjadinya transpirasi transpirasi pada buah menyebabkan ikatan sel menjadi
longgar dan ruang udara menjadi besar seperti mengeriput, keadaan sel yang
demikian menyebabkan perubahan volume ruang udara, tekanan turgor, dan
kekerasan buah. Susut bobot ini menunjukkan bahwa selama penyimpanan
terjadi kehilangan jumlah air dalam bahan ang terus bertambah. Menurut
Hernandez- Munoz, et al. (2008), kehilangan air dalam buah sangat berkaitan
erat dengan laju esran transpirasi melalui kulit buah.
8
Rawit Segar (Capsicum Frustescens L.) Menggunakan Metode Accelerated
Shelf Life Testing (Aslt) Dengan Pendekatan Persamaan Arrhenius pada
tahun 2018, didapatkan data mengenai hasil Persamaan Arrhenius, R2 dan
Energi Aktivasi setiap parameter yang tercantum dalam tabel berikut:
Keterangan :
9
K = konstanta kecepatan reaksi
T = waktu penyimpanan (hari)
Persamaan arrhenius yang dihasilkan pada parameter kadar air yaitu ln k
= -6237.9x + 21.754 dengan energi aktivasi perubahan kadar air sebesar
12388.4694 kal/mol, sehingga diperoleh umur simpan cabai rawit segar.
10
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil makalah yang telah dibuat maka dapat diambil
kesimpulan bahwa:
B. Saran
Perbaikan dan kelengkapan pokok bahasan yang ada di dalam makalah
perlu dikembangkan demi sempurnanya pembuatan makalah seperti ini yang
nantinya dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi maupun sumber bahan
bacaan lainnya.
11
SUMBER
David JH. 2020. Pengelolaan Cabai untuk Memperpanjang Masa Simpan. BPTP
Kalbar. Jurnal Pertanian Agro Vol. 22 No. 2 Hal: 290-298
ASTM E2454 Standard. 2005. Standard guide for sensory evaluation methods to
determine the sensory shelf life of Consumer products. West Conshohocken,
PA: American Society For Testing of Materials.
Tongo MNA. 2018. Pendugaan Umur Simpan Cabai Rawit Segar (Capsicum
Frustescens L.) Menggunakan Metode Accelerated Shelf Life Testing (Aslt)
Dengan Pendekatan Persamaan Arrhenius. Skripsi. Jurusan Keteknikan
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang
12