UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS PERTANIAN
Jalan Raya Jambi-Ma. Bulian KM 15. Mendalo Indah Kode Pos 36361
Telp (074) 3051649. Email: faperta@unja.ac.id
Jawab secara ringkas dan tepat dengan kalimat sendiri dan tidak copy paste dari
internet atau sumber lainnya (Boleh menggunakan sumber dari
internet/artikel/lainnya tapi di tulis dgn bahasa sendiri dan sebutkan sumbernya dgn
jelas.
Buat surat pernyataan tidak mencontoh/plagiat punya teman (terlampir), gunakan
kalimat sendiri
Dikumpul soft copy paling lambat 29 Mei 2021 jam 23.30 WIB melalui ketua kelas
masing2 dan ketua kelas akan meng uploadnya ke email dosen
(addion_nizori@unja.ac.id)
Soal Ujian
Bobot nilai soal 1 s/d 5 masing2 =20 total nilai = 100
1. Jelaskanlah dengan contoh manfaat dari Regulasi mutu serta maksud dan tujuan
Jaminan mutu (Quality assurance) di Industri Pangan?
2. Apakah tujuan manfaat dilakukan standarisasi mutu? Jelaskan dengan contoh
standar mutu yang ada (SNI/ ISO 22000/BRC dll)
3. Jelaskanlah Penjaminan mutu yang dapat dilakukan oleh pengusaha makanan olahan
dimasa Pandemi Covid 19 ini sehingga produk makanan yang dihasilkan tersebut
aman dari Virus Covid 19 ini, jelaskan juga cara pengendaliannya berserta contoh.
4. Jelaskanlah kenapa penting document GMP dan SSOP dalam penyusunan dokumen
HACCP dan berikanlah contoh.
5. Buatlah satu penerapan HACCP di suatu industri pangan ( 12 langkah HACCP plan)
disertai dengan diagram.
Jangan lupa daftar pustaka
Selamat bekerja, jaga kesehatan dengan makanan bergizi, cuci tangan sesering
mungkin, olahraga, serta jauhi keramaian dimasa pandemic covid 19 ini.
UJIAN
NIM : J1A119050
Regulasi mutu bermanfaat dalam mengevaluasi cara memproduksi bahan pangan untuk
mengetahui bahaya yang mungkin terjadi; memperbaiki cara memproduksi bahan pangan
dengan memberikan perhatian khusus terhadap tahap-tahap proses atau mata rantai
produksi yang dianggap kritis; memantau dan mengevaluasi cara menangani dan
mengolah bahan pangan serta menerapkan sanitasi dalam memproduksi bahan pangan;
dan meningkatkan pemeriksaan secara mandiri terhadap industri pangan oleh operator dan
karyawan (Afrianto,2008).
Contohnya ketika produk yang dihasilkan oleh produsen tidak sesuai atau terdapat
kegagalan produksi, disini regulasi berperan sebagai parameter untuk melakukan evaluasi
terhadap produksinya.
Menurut Badan Standardisasi Nasional, Tujuan utama dari penerapan SNI ini adalah
meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan
masyarakat lainnya, baik untuk keselamatan, keamanan, maupun kesehatan; mewujudkan
persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan dan meningkatkan mutu dan daya saing
produk dalam negeri.
Contohnya produk yang telah memenuhi standardisasi mutu sesuai SNI maka untuk
keamanan produk terjamin aman dan kesehatan konsumen dapat dilindungi .
Penjaminan mutu yang dapat dilakukan oleh pengusaha makanan olahan dimasa pandemi
covid-19 :
1. Sanitasi Pangan
2. Pembatasan jarak fisik (physical distancing)
1. Penerapan Cara yang Baik/Good Practices Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik
dalam produksi pangan olahan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk pangan olahan tertentu, penerapan cara yang baik juga
dilaksanakan sesuai ketentuan antara lain Cara Produksi yang Baik untuk Pangan Steril
Komersial, Cara Produksi yang Baik untuk Formula Bayi dan Cara Produksi yang Baik
untuk Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sesuai dengan kategori dan karakteristik
pangan olahan. Selain itu, prinsip Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP)
juga diterapkan untuk pangan tertentu yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan, antara lain untuk produk yang diperuntukkan bagi bayi/anak.
2. Higiene Karyawan Penerapan pola hidup bersih dan sehat sangat penting dilakukan oleh
setiap karyawan. Pelaku usaha harus menyediakan fasilitas cuci tangan yang cukup dan
mudah terjangkau di semua area baik di area publik, tempat ibadah, kantin, ruang
produksi, workstation, ruang pertemuan, gudang, dan lain lain yang dilengkapi dengan
sabun cair, tisu/mesin pengering tangan, tempat sampah. Hand sanitizer juga harus
disediakan pada titik-titik 5 peralatan yang digunakan bersama, misalnya alat perekam
kehadiran.
3. Disinfeksi untuk inaktivasi virus COVID-19 yang lebih cepat Virus jenis korona
lainnya telah terbukti peka terhadap klorinasi dan disinfeksi dengan sinar ultraviolet (UV).
Virus ini dikelilingi oleh membran sel inang lipid, yang tidak kuat, sehingga virus
COVID-19 cenderung lebih sensitif terhadap klorin dan proses disinfeksi oksidan lainnya.
Jika menggunakan disinfektan berbasis klorin, kandungan residu klorin bebas harus lebih
besar dari 0,5 mg/L, yang diuji pada waktu minimal 30 menit setelah waktu kontak.
Namun demikian, terdapat alternatif disinfektan lain yang aman untuk permukaan atau
peralatan yang kontak dengan pangan diantaranya disinfektan berbasis alkohol, hidrogen
peroksida, ozon, kalium hidroksida, dan natrium hidroksida.
4. Pengolahan limbah yang aman WHO menyatakan bahwa, hingga saat ini, tidak ada
bukti bahwa virus COVID-19 telah ditransmisikan melalui sistem pembuangan/air kotor
dengan atau tanpa pengolahan air limbah. Namun demikian, air limbah yang dibawa
dalam sistem pembuangan/air kotor harus diolah dengan pengolahan air limbah terpusat
yang dirancang dan dikelola dengan baik. Setiap tahapan (termasuk waktu retensi dan
pengenceran) menghasilkan pengurangan potensi risiko. Kolam stabilisasi limbah (seperti
kolam oksidasi atau kolam ikan) umumnya dianggap sebagai teknologi pengolahan air
limbah yang praktis dan sederhana yang sangat cocok untuk menghancurkan patogen. Hal
ini karena waktu retensi yang relatif lama (20 hari atau lebih) dikombinasikan dengan
sinar matahari, kadar pH yang meningkat, aktivitas biologis dan faktor-faktor lain yang
berperan mempercepat kerusakan patogen. Disinfeksi dapat dilakukan apabila instalasi
pengolahan air limbah dianggap tidak optimal menghilangkan virus. Untuk Usaha Mikro
Kecil, penanganan limbah dapat mengacu ke penanganan limbah domestik sesuai
ketentuan perundang-undangan.(BPOM, 2O2O).
Good Manufacturing Process (GMP) diterjemahkan menjadi Cara Pembuatan Yang Baik
(CPB) Merupakan suatu konsep manajemen dalam bentuk prosedur dan mekanisme
berproses yang tepat untuk menghasilkan out put yang memenuhi stándar dengan tingkat
ketidak sesuaian yang kecil.
GMP adalah suatu pedoman cara memproduksi makanan yang baik dengan tujuan agar
produsen menghasilkan produk makanan yang bermutu sesuai tuntutan konsumen. Artinya
produk tersebut terjamin mutunya dan aman dikonsumsi oleh masyarakat. Cara
berproduksi yang baik dan benar (Good Manufacturing Practices) mencakup persyaratan
produk sebagai berikut:
Langkah awal yang dilakukan adalah pengumpulan data mengenai persyaratan umum
GMP, peraturan yang berlaku, pelaksanaan proses produksi, dan kegiatan perusahaan.
Setelah data terkumpul dan disarikan, dilakukan identifikasi masalah dengan mengacu
pada hasil penilaian penerapan GMP pada sarana pengolahan. SSOP dan daftar isian
disusun berdasarkan hasil identifikasi tersebut.
Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) adalah prosdur tertulis yang harus
digunakan oleh pemroses pangan untuk memenuhi kondisi dan praktek sanitasi. SSOP
meruapakan bagian penting dari program prasyarat untuk sistem Hazard Analysis Critical
Control Point (HACCP). Prinsip dasar sanitasi meliputi dua hal, yaitu membersihkan dan
sanitasi.
5. Buatlah satu penerapan HACCP di suatu industri pangan ( 12 langkah HACCP plan)
disertai dengan diagram.
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa saya sendiri yang mengerjakan semua
soal ujian take home test. Saya tidak melakukan usaha-usaha yang termasuk kedalam
plagiat. Semua hal yang menyangkut proses ujian serta pengiriman jawaban merupakan
tanggung jawab saya pribadi dan bersedia mendapat nilai nol kalau terbukti melakukan
tindakan plagiat.