Anda di halaman 1dari 5

PABRIK TEPUNG UBI JALAR PT.

TEPUNG CERITANYA
Kel 9A
Farhan Jamil (240210150034), Aldinta Prameswari (240210150035), Raditya
Briya S (240210150036), Hasna Fauzia W (240210150037)

Saat ini, produktivitas ubi jalar yang tinggi tidak diimbangi dengan usaha
pemanfaatan ubi jalar yang tepat. Kabanyakan pemanfaatan ubi jalar ini masih
tergolong menjadi produk olahan rumah tangga, seperti ubi rebus, ubi goreng, getuk,
nagasari dan sebagainya. Ubi jalar dapat lebih dikembangkan apabila diolah menjadi
produk setengah jadi, seperti tepung. Tepung akan memiliki umur simpan yang
relative lebih baik, dan mempermudah proses penyimpanan dan distribusi. Ubi jalar
dapat diolah menjadi tepung karena kandungan karbohidratnya yang tinggi. Tepung
ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produk kue kering, kue basah,
mie dan sebagainya.Oleh karena itu,

Gambar 1. Tata Letak Pabrik Tepung Ubi Jalar PT. Tepung Ceritanya
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Pabrik tepung PT. Tepung Ceritanya ini berlokasi di Kabupaten Kediri, Jawa
Timur dengan luas daerah 3600 m2. Letak yang strategis karena pabrik ini berada di
tepi jalan raya sehingga memudahkan dalam penerimaan dan pengiriman barang.
Tata letak pabrik PT. Tepung Ceritanya terdiri dari beberapa ruang produksi, ruang
kantor, masjid, kantin, toilet dan ruang satpam yang tersedia untuk pegawai dengan
jumlah keseluruhan yaitu 30 orang, diantaranya 5 orang karyawan dan 25 orang
buruh. Ruang produksi terdiri dari ruang penerimaan bahan baku, ruang pencucian
dan sortasi, ruang pengupasan, ruang limbah, ruang produksi, ruang pengawasan
mutu, ruang pengemasan dan ruang penyimpanan produk jadi. Adapun alur produksi
dari tepung ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Tepung Ubi Jalar


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018

Aliran produksi teping ubi jalar dimulai dari ruangan penerimaan bahan baku.
Bahan baku diterima dari supplier yang membawanya dengan truk. Kemudian, ubi
jalar masuk ke ruangan lain untuk tahapan selanjutnya, yaitu pencucian dan sortasi,
pengupasan, produksi, limbah pengawasan mutu, pengemasan, dan penyimpanan
produk jadi.
1. Pencucian dan Sortasi
Pencucian dilakukan dengan menyemprotkan sejumlah air atau merendam ubi
jalar segar pada bak pencucian yang dilakukan sesingkat mungkin. Ubi jalar yang
telah bersih kemudian disortasi.
2. Pengupasan
Ubi jalar dikupas dengan alat pengupas otomatis abrasive peeler. Untuk
mempermudah proses pengupasan ditambahkan air, sehingga kulit akan cepat
terbuang bersama dengan aliran air. Waktu yang dibutuhkan pada proses
pengupasan hanya 2 menit untuk 10 kg ubi jalar segar.
3. Produksi
Di dalam ruang produksi terdapat 3 tahapan, yaitu penyawutan, pengeringan dan
penggilingan. Ubi jalar terkupas disortasi lagi, ubi jalar yang baik kemudian
dipotong-potong untuk mempermudah proses penyawutan. Proses penyawutan
merupakan proses pemotongan ubi jalar menjadi stik ubi jalar tipis berukuran
tebal 1 – 2 mm, menggunakan alat penyawut otomatis dengan pisau putar besar
yang memotong ubi jalar menjadi lempengan-lempengan tipis. Waktu yang
dibutuhkan untuk penyawutan cukup lama yaitu 15 menit untuk 25 kg ubi jalar.
Ubi jalar yang telah disawut dinamakan sawut basah, kemudian diratakan di atas
loyang dan siap untuk proses berikutnya yaitu pengeringan. Pengeringan
dilakukan dengan alat oven yang mudah pemeliharaannya dan rendah biaya
operasinya. Pengeringan dengan oven berlangsung selama 6 – 7 jam. Setelah
pengeringan, sawut basah akan menjadi sawut kering. Sawut kering digiling
dengan alat penepung otomatis pin disk mil, yaitu alat penepungan yang
menggunakan pin (benjolan-benjolan) kecil sebagai media penghancurnya.
Tepung yang dihasilkan oleh alat ini sudah cukup halus sehingga tidak perlu
proses pengayakan.
4. Limbah
Limbah yang dihasilkan dari pabrik pengolahan tepung ubi jalar tidak termasuk
dalam kriteria limbah B3 (Bahan Beracun Berbahaya), karena limbah yang
dikeluarkan mayoritas berupa kotoran, kulit ubi jalar dan tanah. Limbah kulit
tersebut dikumpulkan dalam karung terlebih dahulu sebelum kemudian dibuang
atau diserahkan pada pihak yang mau menerima dan limbah padat harus
diserahkan pada hari yang sama saat produksi. Sementara, limbah cair tidak
diperlukan perlakuan khusus dan bisa langsung dibuang.
5. Pengawasan Mutu
Pada ruangan pengawasan mutu dilakukan uji laboratorium terhadap tepung ubi
jalar yang dihasilkan. Pengujian dilakukan analisis kadar air metode oven, kadar
abu, kadar protein, kadar lemak, dan kadar karbohidrat sesuai dengan SNI 01-
2891-1992.
6. Pengemasan
Pada pabrik ini kemasan yang digunakan sebagai wadah utama adalah kantung
plastik transparan jenis polyester. Kemasan plastik ini memiliki lapisan yang
cukup tebal dan kuat. Kapasitas kemasan plastik yang dipilih adalah 100
kg/kantung yang kemudian dilapisi karung sebagai kemasan sekunder.
Pengemasan produk tepung ubi jalar menggunakan mesin sealler yang menutup
plastik kemasan dengan panas yang dihasilkan oleh alat.
Kapasitas produksi dalam satu kali produksi adalah 12000 kg yang
menghasilkan 5000 kg tepung ubi jalar dalam 2 kali proses.
No. Komponen Biaya Jumlah Harga (Rp)
Biaya Investasi
1. Tanah 36 m2 1.050.000.000
2. Bangunan - 15.000.000.000
3. Peralatan
Pin disc mill 5 unit 200.000.000
Abrasive peeler 5 unit 400.000.000
Mesin penyawut 5 unit 150.000.000
Alat pengemas 10 unit 50.000.000
Oven 5 unit 250.000.000
4. Kendaraan truk 3 unit 2.658.000.000
Total Biaya Investasi Rp22.668.000.000
No. Komponen Biaya Jumlah Harga (Rp)
Biaya Produksi (1 bulan produksi)
1. Bahan baku ubi jalar 228000 kg 1.008.000.000
Total Biaya Produksi Rp 1.008.000.000
No. Komponen Biaya Jumlah Harga (Rp)
Biaya Operasional
1. Bahan pengemas 32.000.000
2. Bahan kimia 40.000.000
3 Biaya listrik 26.000.000
4 Biaya air 108.000.000
5 Biaya pekerja 100.000.000
6 Perbaikan alat dan mesin 13.000.000
7 Pajak bulanan 10.000.000
8 Transportasi 60.000.000
Total Biaya Operasional Rp 389.000.000

Total Biaya
No Uraian Biaya
1 Biaya Investasi 22.668.000.000
2 Biaya Produksi 1.008.000.000
3 Biaya Operasional 389.000.000
Total Biaya Kegiatan 668.

Biaya Penyusutan Alat


 Umur teknis : 10 tahun
 Nilai akhir setelah umur ekonomis alat : 20%
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙−ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 3.708.000.000−741.600.000
 Biaya penyusutan = = =
Umur 10

2. 966.400.000

Biaya Tetap
Biaya Tetap = Biaya Penyusutan + Biaya Operasional
= Rp. 2.966.400.000 + Rp 389.000.000
= Rp. 3.355.400.000

Jangka Waktu Pengembalian Modal (Payback Period)


Biaya investasi
= x masa produksi
Modal produksi
22.668.000.000
= 𝑥 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
1.397.000.000

= 16,2 bulan

Break Event Point (BEP)


𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖+𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
BEP = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙/𝑘𝑔 −𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢/𝑘𝑔
22.668.000.000+389.000.000
= 15000−3500

= 2.004.956 kg

Anda mungkin juga menyukai