Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMILIHAN MESIN DAN PERALATAN DALAM INDUSTRI PENGOLAHAN


TEPUNG GLUKOMANAN UMBI GADUNG

Pada Mata Kuliah Perencanaan Industri Pangan


Dosen Pengampu: Lailatul Azkiyah, S.TP., M.P., Ph.D.

Oleh:
1. Aurelya Trineza Regina 191710101018
2. Romy Syams Chayast 191710101071
3. Muhammad Rafi K. 191710101088

Tanggal Praktikum: 23 April 2022

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
INFORMASI INDUSTRI

1. Nama Perusahaan : PT. RARY MAKMUR Tbk.

2. Jenis Produk yang Dihasilkan : Tepung glukomanan

3. Kapasitas Produksi per bulan : 494,7 kg

4. Kapasitas Produksi per hari : 16,49 kg


BAB I. BLOK DIAGRAM DAN NERACA MASSA

1.1. Blok Diagram pada Industri Pengolahan Produk Tepung Glukomanan


Blok diagram adalah gambaran singkat dari perancangan suatu alat. Blok
diagram adalah suatu bagian dari prinsip dan kinerja suatu sistem dalam membuat suatu
perancangan alat. Cara kerja keseluruhan sebuah alat yang akan dibuat terletak pada
blok diagram system.

Gambar 1. Blok Diagram Industri Pengolahan Produk Tepung Glukomanan


1.2. Neraca Massa pada Industri Pengolahan Produk Tepung Glukomanan
Neraca massa adalah suatu perhitungan yang tepat dari semua bahan-bahan yang
masuk, yang terakumulasi dan yang keluar dalam waktu tertentu. Prinsip utama dari
neraca massa yaitu membuat sejumlah persamaan yang tidak berhubungan satu sama
lain, dimana persamaan tersebut memiliki jumlah yang sama dengan jumlah komposisi
massa yang tidak diketahui (Gregor et.al, 2012).
Tabel 1. Neraca Massa pada Industri Pengolahan Produk Tepung Glukomanan
BAB 2. FLOW DIAGRAM

2.1. Flow Diagram Pengolahan Produk Tepung Glukomanan


Flow diagram adalah aliran atau urutan suatu proses atau hubungan beberapa
prosedur yang menggambarkan tahapan-tahapan dari prosedur kerja dalam kegiatan
laboratorium sehingga membantu memudahkan dalam kegiatan eksperimen (Latuheru,
1988 dalam Fitriana et al., 2016). Flow diagram berfungsi untuk menggambarkan suatu
sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa
mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir dan lingkungan
fisik dari data tersebut disimpan. Pembuatan flow diagram bertujuan untuk
menggambarkan alur proses pembuatan produk secara lebih sederhana dan mudah untuk
dipahami (Fadhil dan Bantacut, 2018). Berikut merupakan flow diagram dari
pengolahan produk Tepung Glukomanan adalah sebagai berikut:

Pembersihan
W
Umbi gadung

G
L S A
Perajangan
S

Pengeringan

Penepungan

Pengayakan 5x
P

Gambar 2. Flow Diagram Industri Pengolahan Produk Tepung Glukomanan


2.2. Tahapan Proses Dan Rincian Jenis Mesin dan Peralatan yang Dibutuhkan
dalam Pengolahan Produk Tepung Glukomanan

Tabel 2. Tahapan Proses dan Rincian Jenis mesin dan peralatan yang dibutuhkan dalam
pengolahan Produk Tepung Glukomanan
No Tahapan Proses Jenis Alat
1 Pembersihan Conveyor Spray Washer
2 Perajangan (Slicing) Cutter
3 Pengeringan Tray dryer
4 Penepungan Grinder
5 Pengayakan Vibrating screen
BAB 3. PEMILIHAN MESIN DAN PERALATAN

3.1. Pemilihan Mesin dan Peralatan Pada Industri Pengolahan Tepung


Glukomanan
Ketepatan dalam pemilihan teknologi (mesin dan peralatan) yang akan
digunakan pada produksi tepung glukomanan dapat dianalisis dengan menunjukkan
tahap-tahap kronologis dari semua proses operasi inspeksi, besarnya waktu longgar, dan
jumlah bahan baku yang digunakan di dalam suatu proses manufacturing (Ramadhan
dkk., 2018).
Pemenuhan aspek keamanan peralatan produksi juga menentukan kualitas dari
makanan yang diproduksi peralatan yang digunakan harus memiliki persyaratan terbuat
dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat, mudah dibersihkan atau disucihamakan dan
peralatan harus terpelihara dengan baik agar tidak berkarat. Terdapat beberapa hal yang
menjadi pertimbangan dalam pemilihan mesin dan peralatan untuk proses pengolahan
makanan diantaranya: (1) peralatan yang dipilih harus sesuai dengan produk yang
dihasilkan, (2) ukuran peralatan sesuai dengan kapasitas produk, (3) peralatan harus
kuat, mudah dalam pembersihannya, sesuai dengan peralatan lain tidak mudah berkarat.
Selain itu peralatan harus dijaga dan diperlukan pembersihan secara efektif, karena
peralatan yang kurang bersih atau masih mengandung mikroba dapat membuat produk
cepat rusak (Hidayati, 2012).
Tabel 3. Pemilihan Mesin dan Peralatan Pada Industri Pengolahan Tepung Glukomanan

No Nama Mesin / Jumlah Alasan memilih Brand dan


proses Peralatan yang dan mesin/peralatan Perkiraan harga
digunakan kapasitas tersebut
1 Pember Conveyor Spray Jumlah: 1 Komponennya Brand: KER
sihan Washer Kapasitas: dimuat pada ban Harga:
TUNNEL-JET 10 ton berjalan yang US$8.000,00 -
Series membawa US$8.500,00/ Set
potongan melalui
berbagai tahap
pemrosesan.
Nozel semprot di
ruang dapat
menyemprotkan
larutan pembersih
yang seragam,
multi-arah dan
dipanaskan
dengan tekanan
sedang atau tinggi
untuk
membersihkan
bagian-bagian
dengan cepat dan
merata.
Penempatan
nozzle yang tepat
juga memastikan
pembersihan yang
efektif.
2 Perajan Cutter Type Jumlah: 1 Mesin pemotong Brand:
gan PRJ-200V Kapasitas: ubi ini termasuk MAKSINDO
(slicing) 100-200 dalam heavy duty Harga: Rp
kg / jam machine dan low 4.600.000
noise yang aman
digunakan dalam
proses memotong.
Tipe mesin ini
berfungsi untuk
peningkatan hasil
produksi, dengan
langkah kerja
yang mudah serta
lebih efisien.
Kapasitas mesin
yang besar yakni
150 hingga 200
kg pada setiap
jamnya tentu akan
menyingkat
proses produksi.
3 Pengeri Tray dryer Jumlah: 1 Alat ini dapat Brand: -
ngan Kapasitas: digunakan untuk Harga: $2,200.00
50 - 400 mengeringkan
Kg beberapa produk
tanpa harus
bergantung pada
cuaca. Alat
pengering (tray
dryer) dirancang
dengan struktur
dan rangka yang
efisien, sederhana
dan minimalis
dilapisi dengan
material atau plat
yang tahan
dengan
temperatur tinggi
dan tidak
mengandung zat
yang dapat
terkontaminasi
dengan buah atau
makanan yang
dikeringkan.
4 Penepu Grinder Jumlah: 1 Grinder ini dapat Brand:
ngan Kapasitas: digunakan untuk CHENGLI
1-8 membuat tepung Harga: $3,199.00
ton/jam menjadi sangat - $3,399.00
mudah dan cepat.
Selain itu, mesin
disk mill ini dapat
mengangkat
bahan dengan air
blower, tidak ada
debu di luar, dan
hanya
memerlukan
biaya rendah.
5 Pengaya Vibrating Jumlah: 1 Ayakan jenis ini Brand: Guan Yu
kan screen Type Kapasitas: mempunyai Harga: Rp
GY-1000-1S 230 kapasitas tinggi, 76.000.000
kg/jam (30 dengan efisiensi
mesh) pemisahan yang
baik, yang
digunakan untuk
range
yang luas dari
ukuran partikel.
Mesin dengan
tingkat kebisingan
yang rendah,
sehingga sangat
cocok dalam
membantu proses
produksi.
BAB 4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Terdapat enam tahapan untuk menghasilkan tepung glukomanan mulai dari
pembersihan, perajangan (slicing), pengeringan, penepungan, pengayakan, dan ekstraksi
yang diolah menggunakan mesin-mesin yang telah disesuaikan dengan kapasitas
produksi dari tepung glukomanan. Dari keenam proses tersebut dihasilkan 16,5 kg
ekstrak tepung glukomanan dari 100 kg berat awal bahan umbi gadung.

4.2. Saran
Sebaiknya, simbol yang digunakan pada proses flow diagram diseragamkan
apabila terdapat proses yang sama sehingga tidak perlu dilakukan pengulangan gambar
proses. Pada proses flow diagram ini, terdapat beberapa gambar dan keterangan yang
didapatkan dari jurnal dikarenakan pada materi perkuliahan masih belum lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Fadhil, R., dan T. Bantacut. 2018. Analisis dan desain sistem produksi mi aceh spesial
menggunakan model process-oriented analysis. Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia, 23(2): 166-172.

Fitriana, V. N., P. Parno, dan W. Wartono. 2016. Pengaruh strategi flow diagram dalam
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi
dan keterampilan proses sains. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan, 1(10): 1958-1963.

Khakim, L., Sunaryo, dan Sugiyanto. 2012. Pembuatan sistem pengaturan putaran
motor DC menggunakan kontrol proportional-integral-derivative (PID) dengan
memanfaatkan sensor KMZ51. Jurnal MIPA, 35(2): 130-139.

Ramadhan, M. I., M. E. Isharyani,dan F. D. Sitania. 2018. Analisis kelayakan aspek


teknis industri pengolahan biofarmaka berbahan baku bawang tiwai. Jurnal
Rekayasa Sistem Industri, 7(2): 99-110.

Ristyanadi, B., dan D. Hidayati. 2012. Kajian penerapan good manufacturing practice
(GMP) di industri rajungan PT. Kelola Mina Laut madura. AGROINTEK, 6(1):
55-59.

Anda mungkin juga menyukai