Anda di halaman 1dari 9

POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012),Hal.

25-32 ISSN : 2301-4970

MODEL EFISIENSI MESIN PENGUPAS DAN PEMBELAH BIJI


KEDELAI TIPE PIRINGAN MENGGUNAKAN PROGRAM
POWERSIM

Alica Diva Britani S§

1
2013011086, 5C Pendidikan Matematika [Alicadivaa@gmail.com]

ABSTRACT

The use of this machine to peel the epidermis and split the soybean seeds is often used by
soybean market producers in Southeast Asia. This peeler machine is usually used to peel and split
soybeans with a disc type. The load capacity that can be used on this machine is 50 kg/hour.
However, it is very unfortunate if the ability to use it is still classified as a low type and there is a
need for new developments. To solve these problems, a study is needed to solve these problems,
namely by conducting a study to find out an act of mastery and problem solving. This study aims to
obtain a model of the efficiency of the disc-type peeling and splitting machine as raw material for
tempeh, in order to obtain the best variables to produce optimal peeling and spending which can be
used as a reference in designing the construction of the disc-type soybean peeling and splitting
machine. The efficiency model of the soybean seed peeling and splitting machine was developed
using the Powersim program. The model simulation results show that the highest efficiency of
peeling and splitting soybeans reaches 100% at a slit size of 4.8 mm, with a capacity of 48.02
kg/hour and requires a conditional peeling force of 287.83 Newton. Model validation analysis
showed that the predicted results of the model were not significantly different from the test results, so
the efficiency model of the soybean seed peeling and splitting machine that was created was
acceptable.
Keywords: Soybean, peeling and splitting machine, efficiency

1. PENDAHULUAN
Kedelai disebut sebagai suatu jenis tanaman yang umumnya menjadi pokok utama
pembuatan tempe, tahu dan kecap. Pada pembuatan bahan baku tempe, kecap dan tahu,
umumnya menggunakan kedelai putih sebagai bahan baku atau pembuatannya. Selain itu,
kedelai ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sektor perekonomian, di mana dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan impor. Hal ini dikarenakan bahannya yang lebih besar dan
seragam jika dibandingkan dengan kedelai lokal lainnya. Pada prosedur dalam pembuatan
bahan pangan tempe ini memiliki beberapa tahapan dari pembuatan kedelai. Di mana,
kedelai ini harus dimasak dan direndam selama 10-12 jam. Untuk langkah selanjutnya,
dapat dilakukan dengan memisahkan kulit ari kedelai dengan cara diinjak-injak
dengan kaki. Hal ini dilakukan kulit ari kedelai agar ragi tempe dapat tercampur merata
kesemua bagian, sehingga dihasilkan tempe dengan peragian yang baik. Proses
pengupasan kulit ari dan pembelahan biji kedelai sebagai bahan baku tempe pada
industri rumah tangga umunya masih dilakukan dengan cara manual. Proses

1
POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012),Hal. 25-32 ISSN : 2301-4970

pengupasan secara tradisional memiliki banyak kelemahan dalam hal waktu dan
tenaga kerja, disamping itu hasil pengupasan dan pembelahan yang dicapai belum
optimal. Proses pengupasan kulit ari kedelai secara manual membutuhkan waktu 1 jam
untuk 10 kg biji kedelai dengan efisiensi pengupasan dan pembelahan 90%.
Penggunaan mesin pengupas kulit ari kedelai oleh industri banyak menggunakan
mekanisme pengupas dengan dua buah piringan, salah satu piringan berfungsi sebagai
stator dan yang lain berfungsi sebagai rotor. Kapasitas mesin tipe ini mencapai 50
kg/jam dengan persentase pengupasan mencapai 85%, sedangkan sisanya diperlukan
proses lanjutan yaitu dengan injak-injak kaki guna penyempurnaan pengupasan.Tipe lain
mesin pengupas biji kedelai yang banyak digunakan adalah tipe roller yaitu menggunakan
dua buah roller sebagai mekanisme pengupas. Mekanisme pengupasan tersebut dapat
dimodifikasi dengan menambahkan pegas pada salah satu roller.
Terdapat beberapa faktor lainnya yang sangat mempengaruhi perkembangan dari
pengembangan dalam pengupasan yang adanya faktor kecepatan piringan pengupasan.
Hal ini dapat ditinjau jika laju kecepatan piringan ini tergolong tinggi, maka semakin
rendah terkupas dan remuk. Berbeda dengan kasus sebaliknya yang di mana Dengan
demikian, perlu diambil kesimpulan serta dipelajari proses pengupasan dan pembelahan
kedelai untuk dapat menghemat waktu dan tenaga serta menghasilkan efisiensi kupasan
dan belahan yang optimal dari mesin pengupas kedelai yang digunakan. Dalam hal ini,
dapat dilakukan pendekatan menggunakan model untuk menyederhanakan permasalahan
tersebut. Diharapkan model yang dibuat dapat memberikan suatu informasi baru yang
dapat memudahkan pengambilan bentuk keputusan untuk meningkatkan suatu efisiensi
pengupasan dan pembelahan biji kedelai sebagai bahan baku tempe. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mendapatkan model efisiensi mesin pengupas dan pembelah biji
kedelai tipe piringan sebagai bahan baku utama pembuatan tempe, agar diperoleh
variabel-variabel terbaik untuk menghasilkan kupasan dan pembelahan yang optimal.
Selain itu, penelitian ini juga digunakan untuk menentukan suatu ukuran parameter yang
mempengaruhi efisiensi pengupasan dan pembelahan biji kedelai yang di mana dapat
dijadikan sebagai suatu acuan dalam merancang bangun mesin pengupas dan pembelah
biji kedelai tipe piring.
2. METODE PENGUMPULAN DATA
Pada penelitian yang dilakukan pada mesin pengupasan biji kedelai tipe piringan
ini dilakukan dengan menggunakan dua buah piringan. Prosedur pengerjaannya yaitu
dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu salah satunya dengan memasukan biji kedelai

2
POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012),Hal. 25-32 ISSN : 2301-4970

pada celah diantara dua buah piringan pengupas. Dapat dilakukan dengan memasukan
piringan ke dalam satu stator sedangkan yang lainnya dalam keadaan berputar (rotor).
Sehingga, kegiatan ini akan menimbulkan terjadinya suatu pergesekan antara biji kedelai
dengan piringan pengupas. Dengan demikian akan menyebabkan kulit ari kedelai akan
terkupas dan biji kedelai menjadi terbelah. Adapun, beberapa tahapan dalam pengupasan
dan pembelahan kedelai yaitu pada tahap pertama peneliti melakukan identifikasi
parameter yang berhubungan dan dianggap memiliki skala prioritas dibandingkan yang
lainnya. Parameter tersebut meliputi diameter piringan, luas piringan, kecepatan putar
pengupasan, lebar celah, daya motor, gaya penggerak mesin, waktu pengupasan,
kapasitas pengupasan, gaya kupas kondisi, gaya kupas pada kedelai dan gaya remuk pada
kedelai. Data hasil pengujian dan parameter yang berpengaruh diolah lebih lanjut
melalui diagram hubungan antar parameter (diagram kausal). Tujuan dari adanya
diagram kausal ini dapat memberikan penjelasan secara rinci terkait bagaimana
hubungan antar komponen yang dapat dibedakan dengan tanda + sebagai simbol
menguatkan, sedangkan tanda – memiliki arti sebagai tanda melemahkan.

Gambar 1 Diagram Kausal Model Efisiensi Mesin Pengupas dan Pembelah Biji Kedelai
Tahap selanjutnya adalah membuat diagram alir pemrograman untuk simulasi

3
POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012),Hal. 25-32 ISSN : 2301-4970

hasil pemodelan. Langkah awal dimulai dengan cara menentukan input data sehingga
menghasilkan data baru. Pada beberapa tahapan tertentu, di mana data yang dapat
dihasilkan dapat dikondisikan dengan cara membandingkan data tersebut dengan data
lainnya. Setelah itu, akan diperoleh hasil akhir simulasi yang diinginkan. Diagram alir
yang digunakan alam menghitung model efisiensi mesin pengupas dan pembelah biji
kedelai untuk bahan baku utama pembuatan tempe.
3. ANALISIS PEMBENTUKAN MODEL
Model penelitian ini dimulai dari identifikasi permasalahan yang dimana meliputi
latar belakang sampai kepada tujuan penyusunan model serta batasan dan asumsi yang
digunakan. Berdasarkan data-data pendukung serta tinjauan pustaka yang didapatkan dari
kajian literatur, maka model ini disusun dengan bantuan powersim kemudian dilakukan
simulasi dengan merubah beberapa parameter atau variabel yang menjadi penggerak
sistem, maka akan didapatkan hasil simulasi yang berupa grafik ataupun data
perhitungan. Setelah didapatkan hasil berupa grafik, akan dilanjutkan dengan
menganalisis hasil yang didapatkan dan membuat kesimpulan. Adapun alur model
penelitian ini yang digambarkan pada bagan berikut.

Identifikasi
Masalah

Data Pendukung Penyusunan Hasil


Model Simulasi
Powersim

Verifikasi
Kesusaian
Model

Analisis
Kesimpulan

Bagan 1. Alur Model

4
POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012),Hal. 25-32 ISSN : 2301-4970

Pemodelan sistem merupakan penyederhanaan dari sebuah objek atau situasi.


Keterkaitan antara komponen perlu dilakukan dalam upaya mendapatkan model efisiensi
mesin pengupas dan pemelah biji kedelai dalam pembuatan bahan baku tempe. Model
efisiensi kedelai terkupas dan terbelah merupakan fungsi dari gaya kupas yang
diperlukan dan gaya kupas kupas kondisi, sedangkan efisiensi kedelai remuk merupakan
fungsi dari gaya remuk dan gaya kupas kondisi. Dalam model yang digunakan, dapat
menggunakan ukuran celah piringan pengupas memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap efisiensi kedelai utuh, terkupas terbelah dan remuk. Sehingga dari model
ini, diharapkan nantinya akan diperoleh efisiensi pengupasan yang optimal dengan cara
pengaturan ukuran celah piringan pengupas. Pemodelan dibuat dengan bantuan program
Powersim versi 1.03.

4. PEMBAHASAN HASIL

Gambar 2 Model Efisiensi Mesin Pengupas dan Pembelah Biji Kedelai

Hubungan antar komponen yang sangat mempengaruhi terjadinya efisiensi kerja


mesin untuk mempermudah dalam melakukan suatu analisis model, yang dapat disajikan

5
POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012),Hal. 25-32 ISSN : 2301-4970

dalam suatu bentuk persamaan yang membentuknya. Dari persamaan ini dapat dilihat
hubungan antar komponen yang saling mempengaruhi, ada yang sebanding dan ada
pula yang berbanding terbalik. Dalam mengeksekusi model untuk melihat gambaran
pola perubahan persentase kedelai terkupas terbelah, remuk dan utuh, dapat digunakan
beberapa asumsi dalam pemodelan ini antara lain:

1. Daya mesin yang digunakan dianggap konstan (menggunakan 1 mesin)


2. Diameter piringan yang biasanya digunakan dianggap konstan (menggunakan 1 jenis
piringan
3. Kedelai umunya digunakan dalam suatu penelitian ukuran dan massanya dianggap
homogen, sehingga gaya kupas dan gaya remuk 1 kedelai juga dianggap konstan
4. Massa kedelai yang ada di dalam hopper diasumsikan konstan (2 kg)

Gambar 3 Simulasi model efisiensi pengaruh celah terhadap persentase terkupas, remuk
dan utuh

Gambar 4 Simulasi model efisiensi pengaruh celah terhadap waktu, kapasitas, gaya
kupas dan gaya kupas kondisi

Langkah berikutnya adalah melakukan simulasi terhadap model yang dibuat.


Hasil simulasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam membuat keputusan

6
POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012),Hal. 25-32 ISSN : 2301-4970

dalam menentukan variabel terbaik untuk mendapatkan efisiensi pengupasan dan


pembelahan kedelai yang paling optimal. Hasil simulasi model yang dibuat dapat
dilihat pada gambar 3 dan 4 berikut ini. Gambar 3 hasil simulasi model menunjukkan
bahwa pengurangan ukuran celah dapat menurunkan persentase kedelai utuh, sedangkan
persentase kedelai terkupas dan terbelah akan bertambah sampai batas maksimal.
Setelah mencapai nilai maksimal, persentase kedelai dan terkupas terbelah akan
berkurang akibat kenaikan persentase kedelai yang remuk. Gambar 4 hasil simulasi
model menunjukkan bahwa pengurangan ukuran celah dapat menambah waktu proses
dan gaya kupas kondisi yang dihasilkan, sedangkan kapasitas mesin pengupas akan
berkurang. Penambahan gaya kupas kondisi inilah yang sangat menentukan kondisi
terkupas, remuk atau utuhnya biji kedelai yang diproses di dalam mesin pengupas
kedelai. Jika gaya kupas kondisi lebih besar dari gaya kupas yang diperlukan maka akan
terjadi penambahan kedelai yang terkupas, sedangkan jika gaya kupas kondisi terlalu
besar sehingga nilainya melebihi gaya remuk, maka akan terjadi pengurangan
kedelai terkupas dan terjadi penambahan kedelai remuk. Jadi kondisi ini harus benar-
benar diperhatikan dalam simulasi model yang dibuat.

Tabel 1 Simulasi model efisiensi mesin pengupas dan pembelah biji kedelai
yang dibuat

Simulasi model ini memili tujuan utama yaitu untuk mendapatkan suatu besaran
nilai persentase tertinggi kedelai terkupas dan terbelah untuk memperoleh efisiensi
yang paling optimal mesin pengupas dan pembelah kedelai tipe piringan. Hasil simulasi
menunjukkan persentase tertinggi kedelai terkupas dan terbelah adalah 100% yang

7
POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012),Hal. 25-32 ISSN : 2301-4970

dicapai pada suatu ukuran celah 4,8 mm yang dimana memiliki suatu daya muat sebesar
kapasitas 48,02 kg/jam serta sangat membutuhkan gaya kupas kondisi sebesar 287,83
Newton.Validasi merupakan tahap akhir dalam pengembangan pemodelan untuk
memeriksa model dengan kesesuaian output model. Validasi terhadap perilaku
dilakukan untuk menjawab apakah model konsisten terhadap realitas yang digambarkan
dan konsisten dengan tujuan kegunaan dan hal yang dapat dipermasalahkan. Pengujian
validasi perilaku model difokuskan pada uji prediksi model terhadap perubahan
variabel celah. Pengujian dilakukan untuk melihat pengaruh perubahan ukuran celah
terhadap efisiensi kedelai utuh, terkupas terbelah dan remuk. Uji validasi terhadap model
dapat dilakukan menggunakan uji tdengan tingkat signifikansi yang digunakan adalah
5%.

8
POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012),Hal. 25-32 ISSN : 2301-4970

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2001, Akademi Analisis Kesehatan AAK, Kedelai, Kanisius,


YogyakartaGomez,K.A.,
Gomez,A.A., 1984, Statistical Procedures for Agricultural Research, John Wiley & Sons,
United States of America
Rahayu, Anindia., 2005, Pembuatan Tempe Kedelai (Glycine Max), Majalah Trubus, Edisi
September, Vol.I No. 4, Jakarta
Riles M.W., Hery Tristijanto, Ampala Khoryanton, 2007, Rancang Bangun Mesin
Pengupas Kulit Ari Kedelai Sistem Gesekan Putar, Laporan Penelitian Dosen Muda,
Politeknik Semarang
Rofarsyam, Studi Eksplorasi Pembuatan Tempe pada Industri Kecil di Kabupaten
Semarang, Mandegani Vol II No. 4, 2006,Politeknik Negeri Semarang
Rofarsyam, 2010, Rancangbangun Mesin Pembelah Biji Kedelai (Glycine max L) Sistem
Gesekan Putar Dengan Penerapan Analisis Dimensi, Tesis, Program Studi Teknik
Pertanian, Jurusan Ilmu-Ilmu Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Taufik,H., Pengujian Mesin Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai Di Sentra Industri Tempe
Bringin Salatiga Jawa Tengah, Dimensi, Vol. III No. 2,2006,Politeknik Negeri
Semarang
Yusron, Muhammad., 2008, Rancangbangun Mesin Pengupas Kulit Ari dan Pembelahan
Biji Kedelai Bahan Baku Produksi Tempe, Tugas Akhir, Politeknik Negeri
Semarang

Anda mungkin juga menyukai