Disusun Oleh :
Kelas : 3 TMMA
Semester : 6 (Genap)
Program Studi : D-IV Teknik Mesin dan Manufaktur
Dosen Pengampu : Nanda Pranandita, S.S.T., M.T.
Serabut kelapa merupakan salah satu bahan baku penting dalam berbagai
industri, seperti tekstil, pembuatan tali, dan bahan baku industri lainnya. Namun,
proses pengupasan serabut kelapa secara manual membutuhkan tenaga kerja yang
intensif dan memakan waktu, serta tidak efisien dalam skala produksi yang besar.
Selain itu, penggunaan mesin puli dan roda gigi pada mata pisau akan
meningkatkan efisiensi dan kecepatan pengupasan serabut kelapa. Mesin puli
memungkinkan pengaturan kecepatan yang lebih baik, sementara roda gigi
memberikan kekuatan dan akurasi yang diperlukan untuk pengupasan yang efektif.
Berdasarkan latar belakang tersebut diperoleh rumusan masalah yaitu banyak nya
limbah logam yang menimbulkan pencemaran ligkungan sehingga diperlukan
Recycle. Dalam rangka untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dilakukan
simulasi pada mesin Pencacah logam,sehingga dapat menguraikan limbah logam.
1. Mesin Pengupas Serabut Kelapa: Penelitian ini akan fokus pada desain
dan pengembangan mesin pengupas serabut kelapa yang menggunakan 6
Degree of Freedom (DOF) dengan menggunakan mesin puli dan mata
pisau berupa roda gigi.
4. Performa dan Efisiensi: Penelitian ini akan menguji performa mesin yang
dirancang, termasuk kecepatan pengupasan, akurasi, efisiensi
penggunaan energi, dan kemampuan menangani berbagai jenis serabut
kelapa.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
3
4
5
1. Roda gigi
2. Mata pisau
3. Bearing
4. Pulley
5. Poros 24 mm
6. Rangka
7. Motor listrik
Gambar 2.2.1 Mata Pisau
Prinsip Kerja Mesin Pengupas Serabut Kelapa dengan Komponen dari Mesin Pulley
ke Bearing yang Menggerakkan Roda Gigi dengan Arah Berlawanan ke Dalam:
1. Mesin Pulley:
Prinsip kerja dimulai dengan adanya mesin pulley yang berfungsi sebagai penggerak
utama mesin. Mesin pulley akan menghasilkan gerakan putar atau rotasi yang akan
ditransmisikan melalui sabuk penggerak (belt) ke komponen berikutnya.
2. Sabuk Penggerak:
Sabuk penggerak akan menghubungkan mesin pulley dengan komponen selanjutnya,
yaitu bearing. Sabuk ini akan memindahkan energi rotasi dari mesin pulley ke bearing.
3. Bearing:
Bearing merupakan komponen yang berperan penting dalam mentransmisikan gerakan
rotasi dari mesin pulley ke roda gigi. Bearing memberikan dukungan dan mengurangi
gesekan yang terjadi selama proses penggerakan.
4. Roda Gigi:
Roda gigi memiliki peran sebagai komponen penggerak utama dalam mesin pengupas
serabut kelapa. Dalam prinsip kerja ini, roda gigi akan ditempatkan dengan arah
berlawanan ke dalam. Gerakan rotasi yang diterima dari bearing akan ditransmisikan
ke roda gigi, menyebabkan roda gigi berputar dengan arah berlawanan jarum jam.
5. Pisau Pemotong:
Pada roda gigi terdapat pisau pemotong yang terpasang secara presisi. Ketika roda gigi
berputar, pisau pemotong akan melakukan gerakan pemotongan pada serabut kelapa
yang melewati area pemotongan. Pisau pemotong ini dirancang untuk memberikan
efisiensi dan akurasi dalam proses pengupasan serabut kelapa.
Dengan prinsip kerja tersebut, mesin pengupas serabut kelapa menggunakan energi putaran
dari mesin pulley yang ditransmisikan melalui sabuk penggerak dan bearing. Gerakan
rotasi ini kemudian diteruskan ke roda gigi dengan arah berlawanan ke dalam. Akibatnya,
roda gigi yang berputar akan menggerakkan pisau pemotong untuk melakukan pengupasan
serabut kelapa secara efisien dan akurat.
Prinsip kerja ini memungkinkan mesin pengupas serabut kelapa untuk menghasilkan
gerakan rotasi yang kuat dan presisi, serta memberikan kemampuan untuk menyesuaikan
berbagai jenis serabut kelapa. Selain itu, dengan arah berlawanan ke dalam pada roda gigi,
mesin ini mampu mengupas serabut kelapa secara efisien tanpa merusak serat kelapa yang
diinginkan.
BAB III
PEMBAHASAN
6.1 Pemodelan Sistem
6.2 Free Body Diagam dan Persamaan Gerak
Persamaan J1 :
J 1 θ̈ 1+ B1 θ̇ 1+ K 1 θ1 +τa ( t )+ r 1 fc=0
Persamaan J2 :
J 2 θ̈2+ B2 ( θ̇2−θ̇3 ) + K 2 ( θ 2−θ3 ) r 2 fc=0
J 2 θ̈2+ B2 θ̇ 2−B 2 θ̇3 + K 1 θ2−K 2 θ3−r 2 fc=0
Persamaan J1 dan J2
J 1 θ̈ 1+ B1 θ̇ 1+ K 1 θ1−τa ( t ) +r 1 fc=0
−J 1 θ̈1 −B 1 θ̇1−K 1 θ1 +τa ( t )
Fc = ….(1)
r1
J 2 θ̈2+ B2 θ̇ 2−B 2 θ̇3 + K 2 θ2−K 2 θ3−r 2 fc=0….(2)
J 2 θ̈2+ B2 θ̇ 2−B 2 θ̇3 + K 2 θ2−K 2 θ3−r 2=
( −J θ̈ +B θ̇r +1 K θ +τa ( t ) )=0
1 1 1 1 1 1
˙ NK ( N θ )−N τa ( t ) ¿ =0
J 2 θ̈2+ B2 θ̇ 2−B 2 θ̇3 + K 2 θ2−K 2 θ3−N ❑ J 1+(Nθ̈2 ¿ NB 1(θ ¿ ¿2 )+ 1 2
¿ ¿=0
2
Jeq 1: J 2+ N J 1
2
Beq 1: B2 + N B1
2
Keq 1: K 2+ N K 1
Jeq 1 θ̈ 2+ Beq 1 θ̇ 2+ Keq 1 θ2−B2 θ̇3- K 2 θ3- N τa ( t )=0
State Variabel (θ̈ =ẇ ¿
θ̇ 2 =W2
1
ẇ = [- Beq 1 θ̇ 2+ Keq 1 θ2−B2 θ̇3- K 2 θ3- N τa ( t )=0]
J1
Persamaan J3 :
J 3 θ̈3+ B3 ( θ̇3−θ̇ 4 ) + K 3 ( θ3 −θ4 ) −B 2 ( θ̇ 2−θ̇3 ) + K 2 ( θ2 −θ3 )=0
J 3 θ̈3+ B3 θ̇ 3−B3 θ̇ ¿ θ̇2−B2 θ̇ 3+¿−K θ − K θ =0 ¿ ¿
2 2 2 3
Persamaan J4 :
J 4 θ̈ 4−¿¿ B3 θ̇ 3+ B3 θ̇¿ θ 3+ K 3 θ 4 +r 4 fc=0 ¿
Persamaan J5 :
J 5 θ̈5 + B 4 θ̇ 5−B4 θ̇6 + K 4 θ 5−K 4 θ6 −r 5 fc=0
B 4 θ̇5 + B4 θ̇¿ θ5 + K 4 θ 6
Fc = −J 5 θ̈5− ¿
r5
r4
J 4 θ̈ 4−¿¿ B3 θ̇ 3+ B3 θ̇¿ θ 3+ K 3 θ 4 ¿+ (−J 5 θ̈5−B4 θ̇5 + B4 θ̇ ¿ θ 5+ K 4 θ6 ¿)
r5
J 4 θ̈ 4−¿¿ B3 θ̇ 3+ B3 θ̇¿ θ 3+ K 3 θ 4 + N ¿ ¿)
J 4 θ̈ 4−¿¿ B3 θ̇ 3+ B3 θ̇¿ θ 3+ K 3 θ 4−N J 5 θ̈5 ¿ +N B4 θ̇5 + N B 4 θ̇6 + NK 4 θ5 + NK 4 θ6 ¿
2
Jeq 2: J 4 + N J 5
2
Beq 2: B3 + N B 4
2
Keq 2: K 3+ N K 4
2 2 2
Jeq θ̈4 + Beq θ̇ 4 + Keq θ4 + NB 4 θ̇ 6+ NK 4 θ 6−B3 θ̇ 3−K 3 θ3
State Variabel (θ̈ =ẇ ¿
θ̇ 4 =W4
1 2 2
ẇ 4= [- Beq θ̇ 4 + Keq θ4 + NB 4 θ̇ 6+ NK 4 θ 6−B3 θ̇ 3−K 3 θ3]
J2
Persamaan J6 :