Anda di halaman 1dari 7

ISBN : 978-623-7297-51-2

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN ALAT


PENGUPAS SABUT KELAPA DENGAN METODE
QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Derlini
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Medan Area
derlini@staff.uma.ac.id

Abstrak
Petani kelapa dalam melakukan pengupasan sabut masih secara manual dengan menggunakan parang
atau alat yang terbuat dari besi berbentuk linggis setinggi kira – kira 80 cm dengan bagian yang tajam
menghadap ke atas. Akan tetapi, bila jumlahnya cukup besar, seperti pengupasan kelapa pada saat
panen, pengupasan secara manual membutuhkan waktu dan tenaga kerja yang cukup besar. Pada
penanganan produk hasil pertanian, mengupas sabut merupakan pekerjaan yang selalu dilakukan sejak
dipanen sampai produk tersebut siap untuk dikonsumsi atau diproses lebih lanjut. penelitian untuk
merancang bangun mesin/alat pengupas sabut kelapa telah dilakukan sebelumnya. Perancangan yang
telah dibuat kurang memenuhi syarat keinginan dan kebutuhan konsumen. maka perlu dilakukan
peninjauan ulang terhadap desain alat pengupas sabut kelapa.
Metode yang digunakan untuk pengembangan rancangan alat pengupas sabut kelapa dengan
menggunakan metode Quality Function Deployment dilakukan dengan mengerjakan keempat rumah
kualitas dan hasil dari pengembangan alat pengupas sabut kelapa adalah rancangan alat terdahulu tidak
menggunakan tuas penekan maka dalam rancangan terbaru dibuatlah tuas penekan buah kelapa dan
pendorong buah kelapa sedangkan untuk motor penggerak terdahulu menggunakan dinamo (tenaga
listrik) dalam rancangan terbaru mengunakan motor bensin sebagai sumber tenaga.

Kata Kunci : House Of Quality, Alat Pengupas, Sabut Kelapa

I. PENDAHULUAN Muhammad Saddam Ritonga (2014)


mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi
Indonesia sebagai salah satu penghasil Medan telah melakukan penelitian untuk
utama kelapa namun dalam pengolahan pasca merancang bangun mesin/alat pengupas sabut
panen masih banyak kendala penerapan kelapa. Perancangan yang telah dibuat kurang
teknologi. Persyaratan dari teknologi yang memenuhi syarat keinginan dan kebutuhan
dimaksud adalah mudah dibuat, mudah konsumen. Berdasarkan pernyataan di atas,
dioperasikan, sederhana, praktis, efisien dan maka perlu dilakukan peninjauan ulang
mudah diserap oleh petani karena harganya terhadap desain alat pengupas sabut kelapa.
terjangkau (Daywin, dkk., 2008).Petani kelapa Suatu produk dikatakan baik apabila berhasil
dalam melakukan pengupasan sabut masih memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satu
secara manual dengan menggunakan parang metode yang beranjak dari kebutuhan konsumen
ataualat yang terbuat dari besi berbentuk linggis adalah Quality Function Deployment. Dalam
setinggi kira – kira 80 cm dengan bagian yang QFD ini kontrol kualitas suatu produk
tajam menghadap keatas. Akan tetapi, bila berdasarkan keinginan dan kebutuhan
jumlahnya cukup besar, seperti pengupasan konsumen (Guinta, 1991).
kelapa pada saat panen, pengupasan secara
manual membutuhkan waktu dan tenaga kerja 1.2 Tujuan Penelitian
yang cukup besar. Pada pananganan produk Penelitian ini bertujuan untuk
hasil pertanian, mengupas sabut merupakan menghasilkan rancangan alat pengupas sabut
pekerjaan yang selalu dilakukan sejak dipanen kelapa dengan menggunakan metode Quality
sampai produk tersebut siap untuk dikonsumsi Function Deployment (QFD).
atau diproses lebih lanjut. Penerapan teknologi
mekanis dalam bentuk mesin dan peralatan tepat 1.3 Perumusan Masalah
guna dikalangan petani sangat perlu untuk Perumusan masalah pada penelitian ini
dikembangkan agar jumlah dan mutu produk adalah bagaimana merancang alat pengupas
yang dihasilkan dapat ditingkatkan sehingga sabut kelapa yang sesuai dengan keinginan dan
bisa mengantarkan corak pertanian yang kebutuhan konsumen menggunakan metode
tradisional ke pertanian transisi menuju sistem Quality Function Deployment.
pertanian yang modern.

SEMNASTEK - UISU 2022 215


ISBN : 978-623-7297-51-2

1.4 Pembatasan Masalah 2.3. Pengertian Produk


Batasan-batasan yang digunakan dalam Produk adalah segala sesuatu yang
penelitian ini antara lain: ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
1. Kebutuhan konsumen diperoleh dari studi perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat
literatur dan diskusi dengan petani kelapa memuaskan keinginan atau kebutuhan
di Desa lama, Kec Hamparan Perak. konsumen.
2. Quisioner di sebarkan di Desa Lama, Kec Ada dua metode yang dikenalkan dalam
Hamparan perak dan diisi oleh petani dan perancangan, yaitu (Rosnani, 2007:106):
pekerja pengupas sabut kelapa. 1. Metode Kreatif
3. Perancangan dan desain alat untuk Metode perancangan yang bertujuan untuk
mengembangkan alat (mekanis) yang membantu menstimulasikan pemikiran kreatif
terdahulu. dengan cara meningkatkan produksi gagasan,
menyisihkan hambatan mental terhadap
II. LANDASAN TEORI kreativitas, atau dengan cara memperluas area
pencarian solusi.
2.1 Usaha Tani Metode kreatif ini terbagi atas dua metode,
Pertanian kelapa tersebar di seluruh yaitu
kepulauan Indonesia.Pada tahun 2003 dari total
areal 3,74 juta ha, pangsa pulau Sumatera a. Brainstrorming
mencapai 34,5%, Jawa 23,2%, Bali, NTB dan b. Sinetik
NTT 8,0%, Kalimantan 7,2%, Sulawesi 19,6%,
Maluku dan Papua 7,5%. 2. Metode Rasional
Metode ini merancang sesuai dengan
2.2. Mesin Pengupas Sabut Kelapa pikiran logika, sehingga peroduk yang akan
Mesin pengupas sabut kelapa adalah suatu dihasilkan dapat sederhana dan setiap anggota
mesin yang di gunakan untuk mengupas buah kelompok menggunakan pikiran rasio untuk
kelapa dari kulit luarnya untuk mendapatkan isi mendapatkan hasil yang baru dan membentuk
dari buah kelapa tersebut. Alat ini hasil yang sederhana.
menggunakan motor penggerak dinamo dengan Langkah-langkah dalam perancangan
putaran motor penggerak 1400 (rpm) yang produk terbagi atas dua, yaitu (Rosnani,
kemudian di reduser 1:50 maka hasil putaran 2007:109) :
yang dihasilkan reduser 28 rpm, menggunakan 1. Langkah Pra Perancangan Produk
2 buah roller yang berputar berlawanan dengan a. Penetapan asumsi perancangan
menggunakan 4 buah mata pisau jenis alur b. Orientasi produk meliputi
harizontal disetiap roller. 2. Langkah Perancangan Produk
Prinsip kerja atau cara kerja dari mesin a. Fase informasi
pengupas serabut kelapa ini adalah sebagai b. Fase Kreatif
berikut: sebelum melakukan pengupasan, c. Fase Analisa
pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan d. Fase Pengembangan
mesin pengupas serabut kelapa yang akan
digunakan, lalu mempersiapkan buah kelapa 2.4. Quality Function Deployment
yang akan dikupas. Nyalakan mesin pengupas Quality Function Deployment (QFD)
serabut kelapa, letakkan buah kelapa diatas merupakan pendekatan sistematis yang
roller pengupas yang sudah nyala, kemudian menentukan tuntutan permintan konsumen
lakukan pengupasan hingga serabut kelapa yang kemudian menterjemahkan tuntutan tersebut
terkupas jatuh kecorong pembuangan, setelah secara akurat kedalam teknis, manufacturing,
buah kelapa terkupas dari serabutnya maka dan perencanaan peroduksi yang tepat. Pada
mesin diberhentikan untuk mengambil buahnya perinsipnya, QFD membantu mendengarkan
(Saddam, 2014). suara atau keinginan konsumen dan berguna
untuk brainstorming session bagi tim
pengembang dalam menentukan cara terbaik
memenuhi keinginan konsumen.

2.5 Rumah Kualitas


Alat yang diguanakan untuk menggunakan
struktur QFD adalah matriks yang berbentuk
rumah, yang disebut house of quality. Bentuk
dan keterangan setiap bagian matriks of quality
Gambar 1. Alat Pengupas Sabut Kelapa
tampak pada gambar berikut (Tony, 2011:80):

216 SEMNASTEK - UISU 2022


ISBN : 978-623-7297-51-2

Tabel 2. Derajat Pengaruh Teknis


Simbol Pengertian

Pengaruh positif sangat kuat


Bagian E
Korelasi
respon teknis Pangaruh positif cukup kuat

(kosong) Tek ada pengaruh


Bagian C
Karakteristik teknis
X Pengaruh negatif cukup kuat
Bagian D Hubungan
Bagian (pengaruh karakteristik Bagian
teknis terhadap
Pengaruh negatif sangat kuat
A B
Kebutua kebutuhan konsumen) Matrik
n dan perencan
keingian aan 2.6 Matrik Perencanaan
konsume (survei 1. Improtence Rating
n Bagian F Matriks pasar &
rencana Terdapat tiga cara untuk menentukan
teknis (prioritas
karakteristik teknis, strategi tingkat kepentingan, yaitu:
perbandingan dan ) a. Absolute importance dengan cara ini
pesaing target) tingkat kepentingan dinyatakan dengan
skala tertentu. Biasanya digunakan lima
skala, seperti contoh berikut :
Gambar 2. Model House of Quality
1 = tidak penting sama sekali bagi
responden
QFD mempunyai empat kemungkinan
2 = kurang penting bagi responden
yang terjadi antara kinerja kepuasan konsumen
3 = cukup penting bagi responden
atau technical descriptors :
4 = sangat penting bagi responden
1. Kinerja kepuasan pelanggan tidak ada
5 = paling penting bagi
hubungannya dengan technical
b. Relatif importance. Tingkat kepentingan
descriptors.
menyatakan pentingnya suatu atribut atau
2. Kinerja kepuasan konsumen mungkin
kebutuhan lainnya. Nilai kepentingan ini
ada hubungannya dengan technical
biasanya dalam 100 skala atau dalam skala
descriptors.
persentase, sering disebut skala ratio.
3. Kinerja kepuasan pelanggan
c. Ordinal importance. Dalam model ini
mempunyai hubungan dengan
responden diminta mengurutkan atribut
technical descriptors.
atau kebutuhan berdasarkan tingkat
4. Kinerja kepuasan pelanggan sangat
kepentingannya. Untuk mencari nilai
kuat hubungannya dengan technical
Improtence Rating biasanya menggunakan
descriptors.
rumus mean. Nilai mean tingkat
Keempat kepuasan konsumen dalam kepentingan dihitung berdasarkan rumus :
relation ini akan dialihkan ke simbol- simbol
untuk memudahkan visualisasi. Tingkat 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛
hubungan antara matriks ini dinyatakan dengan (2.1)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
lambang-lambang tertentu dengan nilai tertentu
pula. 2. Terget Value/Goal
Penelitian pada bagian ini sangat
Tabel 1. Simbol Dalam Relation Matrix
tergantung pada tim QFD apakah melakukan
Simbol Nilai Pengertian
Numerik perubahan atau tidak setelah melihat penelitian
(kosong) 0 Tidak ada hubungan konsumen. Goal adalah target nilai kepuasan
yang ingin dicapai untuk produk yang
1 Mungkin ada hubungan dikembangkan. Goal dapat diukur dengan skala
1 sampai 5, (1=tidak Penting), (2=kurang
3 Hubungannya sedang penting), (3=cukup penting), (4=sangat
penting)(5=paling penting).
5 Sangat kuat
hubungannya 3. Rasio perbaikan (Improvement Ratio)
Nilai improvement ratio menunjukan
seberapa besar perbaikan atau peningkatan yang

SEMNASTEK - UISU 2022 217


ISBN : 978-623-7297-51-2

harus dilakukan dalam perancangan produk. 𝑧2


𝑧1 = 𝑖
Jika < 1= tidak ada perubahan, 1-1,5 =
perbaikan sedang, >1,5 = perbaikan Harga i, yaitu perbandingan antara julah
menyeluruh. Cara untuk mengetahui nilai gigi pada roda gigi dan pada pinyon, disebut
improvement ratio adalah sebagai berikut : perbandingan roda gigi atau perbandingan
𝐼𝑚𝑝𝑟𝑜𝑣𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = trasmisi. Perbandingan ini dapat sebesar 4
𝐺𝑜𝑎𝑙
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒
sampai 5 dalam hal roda gigi lurus standar, dan
dapat diperbesar sampai 7 dengan perubahan
4. Sales point kepala. Pada pola gigi miring dan pada miring
Nilai sales point ini mengidentifikasi ganda, perbandingan tersebut dapat sampai 10.
seberapa menguntungkan kebutuhan pelanggan Roda gigi biasanya dipakai untuk reduksi
tersebut berdampak pada perusahaan jika (u < 1 atau i > 1), tetapi kadang-kadang juga
kebutuhan tersebut dipenuhi. Adapun skala dipakai untuk menaikkan putaran (u> 1 atau i<
yang digunakan adalah 1,0 jika tidak 1). Jarak sumbu poros a (mm) dan diameter
menguntungkan bagi perusahaan 1,2 untuk yang lingkaran jarak bagi d1 dan d2 (mm) dapat
cukup menguntungkan bagi perusahaan dan 1,5 dinyatakan sebagai berikut :
untuk yang dapat menguntungkan bagi
𝑑 +𝑑 𝑚 𝑧 +𝑧
perusahaan. 𝑎 = 12 2 = 1 2
2
𝑑1 = 2𝑎/(1 + 𝑖)
5. Absolute Weight and Normalized Raw 𝑑2 = 2𝑎. 𝑖/(1 + 𝑖)
Weight Ukuran proporsional roda gigi lurus
Absolute WeightDigunakan untuk standar yang didasarkan atas modul.
menunjukkan besarnya perbaikan suatu kriteria Diantaranya, luar dk (mm) dan tinggi gigi atau
customer need. Ini merupakan perkalian antara kedalaman pemotong gigi H (mm) dapat ditulis
importance to customer, improvement, dan sales sebagai berikut (Sularso, 1983:1):
point.
𝑑𝑘 = 𝑧 + 2 𝑚
𝐼𝑚𝑝𝑟𝑜𝑣𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐻 = 2𝑚 + 𝑐𝑘 -------------------- 𝑐𝑘 = 0,25
𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑡𝑜 𝐶𝑢𝑠𝑡𝑜𝑚𝑒𝑟 𝑥 𝐼𝑚𝑝𝑟𝑜𝑣𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑥 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑃𝑜𝑖𝑛𝑡
ck adalah kelonggaran puncak.
Jika diameter jarak bagi adalah db1 (mm),
Cara untuk menghitung nilai Normalized Raw maka keliling v (m/s) pada lingkaran jarak bagi
Weight adalah: roda gigi yang mempunyai putaran n1 (rpm)
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑧𝑒𝑑 𝑅𝑎𝑤 𝑊𝑒𝑖𝑔𝑕𝑡 = adalah (Sularso, 1983:238).
𝑅𝑎𝑤 𝑊𝑒𝑖𝑔 𝑕𝑡
𝑥 100 % 𝜋𝑑 𝑏1 𝑛 1
𝑣 = 60×1000
∑𝑅𝑎𝑤 𝑊𝑒𝑖𝑔 𝑕𝑡

6. Absolute Weight And Percent Hubungan antara daya yang di trasmisikan


Merupakan jumlah perkalian antara P(kW), gaya tengensial Ft (kg), dan kecepatan
importance rating dengan masing masing keliling v (m/s) adalah :
tingkat hubunugan antara customer requirement 𝐹𝑡 𝑣
𝑝 = 102
dengan technical requirement.(Tony, 2011:82).

𝐴𝑊𝑖 = ∑(𝐼𝑅𝑖 𝑥 𝑅𝑀𝑖) Dalam hal ini, daya p perlu diperlukan


lebih lanjut mengenai keadaannya. Jika p
Keterangan : AWi = Absolute Weight menyatakan daya rata-rata maka perlu di taksir
IRi= Importance Rating besarnya daya pada beban puncak dan waktu
RMi = Relation Matrix start. Meskipun harga v pada lingkaran jarak
bagi lebih kecil dari pada kecepatan keliling
2.7 Perbandingan Putaran dan titik A, tetapi v tersebut dipakai karena akibat
Perbandingan Roda Gigi akan membesarkan Ft. Dalam hal ini harus di
Jika putaran roda gigi yang berpasangan pergunakan daya rencana Pd (kW).
dinyatakan dengan n1 (rpm) pada poros
penggerak dan n2 (rpm) pada poros yang III. HASIL DAN PEMBAHASAN
digerakkan, diameter lingkaran jarak bagi d1 dan
d2 (mm), dan jumlah gigi z1 dan z2, maka Penentuan atribut dilakukan dengan
perbandingan putaran u adalah (Sularso, mengacu pada data hasil wawancara kebutuhan
1983:215): pengguna atau suara konsumen dan studi
𝑛 𝑑 𝑚 .𝑧 𝑧 1
𝑢 = 𝑛 2 = 𝑑 1 = 𝑚 .𝑧1 = 𝑧1 = 𝑖 literatur.
1 2 2 2 Cara untuk melakukan perhitungan raw weight
adalah sebagai berikut:

218 SEMNASTEK - UISU 2022


ISBN : 978-623-7297-51-2

𝐼𝑚𝑝𝑟𝑜𝑣𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = AWi = (3,6 x 5) + (4,2 x 3) + (3,4 x 3) + (3,5 x


𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑡𝑜 𝐶𝑢𝑠𝑡𝑜𝑚𝑒𝑟 𝑥 3) = 51,3 (untuk Absolute Weight And Percent
𝐼𝑚𝑝𝑟𝑜𝑣𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑥 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑃𝑜𝑖𝑛𝑡 karakter teknis no 1

𝐼𝑚𝑝𝑟𝑜𝑣𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 3 𝑥 0,83 𝑥 1,2 =


3,96 (𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡 𝑛𝑜 1)

Cara untuk menghitung nilai

Normalized Raw Weight adalah:


𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑧𝑒𝑑 𝑅𝑎𝑤 𝑊𝑒𝑖𝑔𝑕𝑡 =
𝑅𝑎𝑤 𝑊𝑒𝑖𝑔 𝑕𝑡
𝑥 100 %
∑𝑅𝑎𝑤 𝑊𝑒𝑖𝑔 𝑕𝑡
3,96
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑧𝑒𝑑 𝑅𝑎𝑤 𝑊𝑒𝑖𝑔𝑕𝑡 = 𝑥100%
57,6
= 6,9% (𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡 𝑛𝑜 1)

Tabel 1. Normalized Raw Weight (%)

No Atribut- Raw Normalize Priori


Atribut Weight d Raw tas
Weight
(%)
1 Mudah 3,96 6,9 9
digunakan
2 Dapat 6,2 10,9 4
mengupas
dengan
baik
3 Hasil 4,55 7,9 7
pengupasan
bersih
4 Hasil 5,71 9,9 5
pengupasan
cepat dan
banyak
5 Aman saat 4,19 7,3 8
digunakan
6 Harga 6,82 11,8 1
terjangkau
7 Kekokohan 6,6 11,5 2 Rancangan Alat Pengupas Sabut Kelapa
kontruksi
8 Tahan lama 6,37 11,1 3
9 Ukuran alat 3,76 6,5 11
kecil
10 Dapat 3,93 6,8 10
dipindahka
n dengan
mudah
11 Mudah 5,48 9,5 6
dibersihkan
/diservice

∑ Total 57,6

Perhitungan Absolute Weight And


Percentdiperoleh dengan persamaan sebagai
berikut :

Gambar 3. Rancangan Alat Pengupas Sabut


𝐴𝑊𝑖 = (𝐼𝑅𝑖 𝑥 𝑅𝑀𝑖) Kelapa

SEMNASTEK - UISU 2022 219


ISBN : 978-623-7297-51-2

Keterangan: kemudian dikembangkan dalam rumah ke


1. Pisau Pengupas dua menghasilkan perbaikan-perbaikan
2. Penutup Roda Gigi rancangan bagian produk.
3. Corong Keluar 2. Perbaikan-perbaikan tersebut tentunya
4. Tuas Penekan akan merubah proses pembuatan produk
5. Tuas Pendorong tersebut, sehingga perancangan proses
6. Corong Masuk tersebut kemidian dirancang dalam rumah
7. Corong Pembuangan ke tiga. Pada tahap terahir dievaluasi
8. Motor Bensin mengenai hal-hal yang berhubungan
9. Rangka dengan perancangan produksi.
3. Perancangan alat pengupas sabut kelapa
IV. KESIMPULAN ditekankan dan didasarkan pada
karakteristik teknis yang memiliki nilai
1. Pengembangan rancangan alat pengupas bobot tertinggi yaitu ‘tahapan proses’ yang
sabut kelapa dengan menggunakan metode memiliki nilai 51,3. Adapun tingkat
Quality Function Deployment dilakukan prioritas yang menjadi dasar perancangan
dengan mengumpulkan kebutuhan dan alat pengupas sabut kelapa secara
keinginan konsumen (Voice Of Coustmer) berurutan adalah tahapan proses, P x L x
dan menterjemhakannya menjadi bahasa T, kebutuhan material, mata pisau,
teknis (kerekteristik teknis). Diperoleh 11 interaksi antar komponen, motor
atribut yang menjadi dasar House of penggerak, pelindung komponen, berat
quality,berdasarkan dari 11 atribut alat, tahan terhadap korosi dan jenis
keinginan dan kebutuhan konsumen sambungan.
kemudian dikembangkan menjadi 10
karakteristik teknis(rumah pertama)

220 SEMNASTEK - UISU 2022


ISBN : 978-623-7297-51-2

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Garvin DA. 1996. Managing Quality. New


York: Free Press.
[2]. Heizer J and Render B. 2006. Operations
Management 7th Edition. Philadelpia: .
Peason
[3]. Isaacson DL and Madson RW. 1976. Markov
Chain Theory and Applications. New
York: John Wiley and Sons
[4]. Kotler, P, dan K.L Keller, 2007, Manajemen
Pemasaran, Terjemahan PT Indeks
Kelompok Media, Jakarta
[5]. Rangkuti F. 2002. The Power of Brands.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
[6]. Ross SM. 1996. Stochastic Processes 2nd
Edition. New York: John Wiley and Sons.
[7]. Ruminta. 2009. Matriks Persamaan Linear
dan Pemrograman Linear. Bandung:
Rekayasa Sains
[8]. Sumarwan U. 2003. Perilaku Konsumen.
Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

SEMNASTEK - UISU 2022 221

Anda mungkin juga menyukai