Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi, karena kelapa
sawit merupakan salah satu tanaman menghasilkan minyak nabati. Bagi Indonesia, kelapa sawit
memiliki arti penting karena mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan sebagai
sumber perolehan devisa negara. (Jurnal Keteknikan Pertanian, 2016).
Perkembangan teknologi yang sangat pesat akhir-akhir ini mendorong tengaga ahli dalam
menciptakan inovasi baru yang dapat merubah peradaban dan dapat menyelesaikan permasalahan
yang timbul di kehidupan manusia termasuk sector peternakan. Salah satu permasalahannya yaitu
kurangnya lahan untuk mencari pakan rumput untuk ternak rumansia karena semakin luasnya area
pemukiman penduduk, jalan raya, perkotaan serta industri yang membuat lahan untuk mencari
pakan ternak rumansia tersebut semakin sulit.
Semakin meningkatnya kebutuhan pakan ternak sapi mendorong masyarakat untuk mencari
inovasi baru dalam memberi pakan ternak yang berkualitas untuk ternak mereka salah satunya
dengan memanfaatkan limbah tanaman sawit yaitu pelepah sawit. Pelepah sawit yang dibuang pasca
panen dan telah menjadi limbah ternyata menjadi sumber pakan ternak baru bagi para peternak sapi
atau kambing dengan melakukan proses pencacahan.
Pemanfaatan limbah kebun pelepah sawit yang diambli pasca panen untuk diolah sebagai
pakan ternak yang mengandung nilai gizi tinggi bahwa pemberian pelepah sawit dan daun sawit
sebagai substitusi pakan hijauan pada pakan sapi potong sampai tingkat 60% mampu meningkatkan
bobot badan ternak sapi potong dibandingkan hanya diberi hijuan den lebih efisien dalam
penggunaan pangan (Ricky Hadi dkk, 2019).
Hambatan dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit ini yaitu sifat fisik pelepah sawit yang
keras dan besar sehinggga sulit untuk dimanfaatkan langsung sebagai pakan ternak. Sehingga
diperlukan teknologi untuk mengelolah pelepah kelapa sawit agar bisa dimanfaatkan, salah satunya
dengan teknologi pencacahan. Chopping atau mencacah adalah teknik merubah tekstur dan ukuran
partikel bahan agar konsumsi ternak menjadi lebih efisien. Oleh karena itu dirancang mesin
pencacah pelepah sawit yang diharapkan dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan
produktivitas pakan ternak.
Peran ilmu Teknik dalam kehidupan manusia
Kontribusi para ahli teknik (insinyur) dalam meningkatkan kesejahteraan manusia tersebut di
atas terutama adalah dalam kegiatan :
1. Mencipta
2. Merancang
3. Membuat produk dan jasa
yang berguna bagi manusia karena meringankan beban hidupnya dan membuat hidup lebih nyaman.
Produk dan jasa tersebut juga harus memenuhi beberapa persyaratan modern seperti tidak merusak
lingkungan, hemat energi dan lain-lain.
Perancangan dan pembuatan produk merupakan bagian yang sangat besar dari semua
kegiatan teknik yang ada. Kegiatan perancangan dimulai dengan didapatkannya persepsi tentang :
- kebutuhan manusia
- kemudian disusul oleh penciptaan konsep produk
- disusul kemudian dengan perancangan
- pengembangan dan penyempurnaan produk, kemudian diakhiri dengan pembuatan dan
pendistribusian produk
Perancangan adalah kegiatan awal dan suatu rangkaian kegiatan dalam proses pembuatan
produk. Dalam tahap perancangan, dibuat keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi
kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya. Di antara keputusan penting tersebut termasuk keputusan
yang membawa akibat apakah industri dalam negeri dapat berpartisipasi atau tidak dalam suatu
pembangunan proyek. Hal tersebut menambah betapa pentingnya keahlian merancang harus
dikuasai oleh orang-orang Indonesia.
Dalam melaksanakan tugas merancangnya, perancang memakai dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan, ilmu dasar teknik, pengetahuan empirik, hasil-hasil penelitian, informasi dan
teknologi, yang semuanya dalam versi perkembangan dan kemajuan mutakhir.

BAB 2
FASE DALAM PROSES PERANCANGAN
Mesin pencacah pelepah sawit atau mesin perajang pelepah sawit adalah mesin yang
berfungsi untuk mencacah pelepah kelapa sawit menjadi bentuk– bentuk kecil bahkan sampai
bentuk yang cukup lembut. Pada penggunaan mesin ini ditunjukan untuk pakan ternak dan pupuk
kompos. Adapun fase dalam proses perancangan mesin pencacah ini adalah :
1. Metode Perancangan
Tahapan yang dilakukan dalam membuat rancangan mesin yang baik harus melalui beberapa tahap-
tahap dalam perancangan sehingga dapat menghasilkan rancang bangun yang optimal dan sesuai
dengan yang diharapkan
2. Perencanaan
merupakan tahap awal dalam kegiatan perancangan. Pada fase ini terdapat pemilihan pekerjaan yang
terdiri dari studi kelayakan, analisa pasar, hasil penelitian, konsultasi pemesan, pengembangan awal,
hak paten, dan kelayakan lingkungan.
3. Penkonsepan
Dalam pemilihan konsep beberapa tahapan yang harus dilakukan, antara lain:
1. Definisi Tugas
Definisi tugas yaitu suatu yang berkaitan dengan produk yang akan dibuat. Contohnya
penentuan judul harus jelas dan khusus.
2. Daftar Tuntutan Dalam tahap ini diuraikan tuntutan yang ingin dicapai dari produk yang
akan dibuat. Hal yang harus dituliskan dalam daftar tuntutan adalah sebagai berikut:
a. Tuntutan Primer
Tuntutan primer adalah sesuatu yang harus terpenuhi oleh mesin, misalnya ukuran dan
sebagainya.
b. Tuntutan Sekunder
Tuntutan skunder adalah suatu tuntutan dalam pekerjaan yang dapat digunakan sebagai
titik tolak awal dari penentuan dimensi ukuran dan sebagainya
c. Keinginan Keinginan adalah sesuatu tuntuan yang tidak harus dipenuhi tetapi perlu
diperhatikan.
3. Diagram Proses
Diagram proses berisi tentang input, process, dan output.
4. Analisa Fungsi Bagian
Analisa fungsi bagian merupakan penguraian terhadap fungsi sistem menjadi fungsi-fungsi
bagian.
5. Penilaian fungsi bagian, bertujuan untuk menilai fungsi bagian agar lebih mudah dalam
membandingkan antar fungsi bagian. Pemberian nilai dari angka 1-4. Berikut adalah
beberapa aspek penilaian dalam menilai Fungsi bagian:
a. mudah dalam pembuatan, semakin mudah alternatif fungsi bagian maka nilai yang diberi
semakin besar.
b. Harga, semakin murah harga pembelian maka nilai yang diberi semakin besar.
c. Keawetan, semakin lama pemakaian alternatif fungsi bagian maka nilai yang digunakan
semakin besar.
d. Mudah dalam perakitan, semakin mudah fungsi bagian dirakit maka nilai yang diberikan
akan semakin besar.
e. Mudah dalam perawatan : Semakin mudah suatu alternatif fungsi bagian tersebut
dirawat, maka nilai yang diberikan akan semakin besar.
f. Mudah untuk diperbaiki : Semakin mudah suatu alternatif fungsi bagian tersebut
diperbaiki apabila rusak, maka nilai yang diberikan akan semakin besar.
6. Alternatif Fungsi Bagian dan Pemilihan Alternatif Pada bagian ini fungsi bagian akan dibuat
alternatif-alternatif dari fungsi bagian yang kemudian dipilih berdasarkan kelebihan dan
kekurangannya.
7. Kombinasi Fungsi Bagian
Kombinasi fungsi bagian merupakan penggabunganalternatif fungsi bagian yang akan dipilih
berdasarkan alternatif kedalam satu sistem.
Contoh altenatif dtunjukkan pada table berikut.

maka dengan demikian, alternatif 1 lebih baik dari alternatif 2. Untuk pemberian angka
tergantung dari penulis.
8. Optimasi Fungsi
Optimasi fungsi merupakan pengembangan kembali konsep desain dari alternatif fungsi
bagian yang telah dipilih.
9. Keputusan Akhir
Keputusan akhir merupakan rancangan yang akan diambil untuk dibuat setelah dilakukannya
pemilihan alternatif. Keputusan akhir dapat diambil setelah melakukan penilaian secara
teknis dan ekonomis dalam kisaram nilai 1-4. Penilaian secara teknis meliputi :
 Sistem pencacahan : apabila pembuatan komponen pada sistem pencacah mudah
untuk didapatkan/dibuat dan dapat mencacah lebih baik, maka penilaian yang
diberikan semakin besar.
 Konstruksi dan perakitan : apabila konstruksi dinilai mampu menahan beban yang
besar serta mudah dalam perakitannya maka penilaian yang diberikan semakin besar.
 Perawatan : semakin mudah mesin untuk dirawat maka penilaian yang diberikan
semakin besar.
 Perbaikan : semakin mudah mesin untuk diperbaiki apabila ada suatu komponen yang
rusak maka penilaian yang diberikan semakin besar.
 Ergonomis : semakin operator nyaman dalam mengoperasikan mesin, dan mesin
mudah untuk dipindah-pindahkan maka nilai yang diberikan semakin besar.
4. Perancangan
Faktor utama dalam merancang adalah sebagai berikut:
1. Standardisasi Dalam merancang suatu produk sebaiknya menggunakan elemen-elemen standar.
2. Elemen Mesin Dalam merancang suatu produk sebaiknya menggunakan elemen-elemen yang
umum digunakan serta seragam baik jenis maupun ukuran.
3. Bahan Bahan merupakan material yang digunakan dimana disesuaikan dengan fungsi.
4. Ergonomi
Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan
lingkungannya. Dalam perancangan suatu mesin atau alat yang berhubungan langsung dengan
organ tubuh manusia harus disesuaikan dengan anatominya.
5. Mekanika Teknik dan Kekuatan Bahan
Produk yang akan dirancang disesuaikan dengan trend, norma, estetika dan hindari bentuk yang
rumit. Dalam merancang suatu alat harus diperhatikan jenis bahan yang akan digunakan.
6. Pemesinan
Pemesinan merupakan proses pembuatan komponen dimana pembuatannya dilakukan pada
mesin. Dalam proses pemesinan perancang harus mempertimbangkan apakah bentuk tersebut
mudah dibuat di mesin atau tidak.
7. Perawatan
Perawatan merupakan suatu kombinasi dari semua tindakan yang akan dilakukan dalam rangka
mempertahankan/mengembalikan suatu peralatan pada kondisi baik. Dalam perawatan hal yang
harus dipertimbangkan adalah mengenai ketahanan suatu produk yang dibuat dan mudah
diperbaiki jika rusak harus tepat.
8. Ekonomis
Ekonomis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan agar biaya dari proses pembuatan bisa
diminimalisir. Perancang harus memperhatikan tentang keekonomisan suatu produk. Misalnya
mengurangi bentuk yang rumit karena dengan bentuk yang rumit proses permesinan akan susah
dan mahal.
5.Penyelesaian
Merancang sesuatu dalam penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
1. Gambar Susunan Semua gambar bagian harus terlihat, ukuran luar, dan ukuran langkah.
2. Gambar Bagian Nomor benda, nama benda, dan pengerjaan tambahan.
3. Daftar Bagian
4. Petunjuk perawatan
5. Warna yaitu suatu proses yang dilakukan sehingga alat yang dibuat memiliki daya Tarik.
BAB 3
identifikasi dan analisis masalah
Proses perancangan dianggap dimulai dengan diidentifikasikannya kebutuhan produk yang
di perlukan masyarakat. Atau berawal dari diidentifikasikannya kebutuhan produk, mulailah proses
perancangan berlangsung.
Alat yang dirancang dan kemudian dibuat tidak selalu merupakan alat baru yang belum
pernah ada sebelumnya, tetapi ini merupakan merupakan salah satu inovasi teknologi tepat guna
yang sangat dibutuhkan oleh para peternak sapi, untuk meningkatkan produktivitasnya. Pencacahan
pelepah kelapa sawit yang sebelumnya dilakukan dengan cara tradisional kurang efektif untuk para
peternak besar. Melihat masalah tersebut penulis merancang alat pencacah pelepah sawit portable
yang murah dan efisien.
Beberapa hal yang berasal dari pasar, yang berdampak pada diperlukannya dirancang dan dibuat
suatu produk adalah :
 Kebutuhan untuk mengurangi limbah pelepah sawit di kebun sawit
 Penggunaan ilmu teknologi petani saat ini belum dimanfaatkan
Beberapa hal yang berasal dari luar perusahaan yang berdampak pada diperlukannya perancangan
dan pembuatan produk baru:
 Banyak pelepah sawit yang tidak terkelola oleh petani
 Ketersediaan lahan untuk makan ternak sapi mulai menipis
Hal-hal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri adalah :
 Ide-ide baru hasil penelitian perusahaan dalam rangka pengembangan produk
 Penambahan fungsi dan kegunaan produk untuk memenuhi selera pasar

Contoh perancangan (Mesin Pencacah Pelepah Kelapa Sawit untuk Pakan Ternak)
Mesin pencacah pelepah sawit merupakan alat untuk mencacah pelepah sawit yang
dingunakan untuk sebagai pakan ternak sapi dan mengurangi sampah organik. Pelepah sawit yang
akan dihancurkan adalah jenis - jenis pelepah sawit bekas yang terdapat dimana saja yang sudah di
kumpulkan. Hal ini terpikir untuk mengelola pelepah sawit bekas untuk di daur ulang, maka
dirancang mesin penghancur pelepah sawit yang efesien dengan harnga terjakau. Mesin
pengahancur pelepah sawit itu sendiri adalah mesin yang dingunakan untuk mengancurkan pelepah
sawit menjadi ukuran yang lebih kecil. Jenis pelepah sawit yang dihancurkan adalah pelepah sawit
yang masih muda atau masih hijau bukan yang kering.
Langkah-langkah pada fase analisis masalah, penyusunan spesifikasi produk dan
perencanaan proyek
1.1 Tahapan Pelaksanaan
 Observasi dan Identifikasi Masalah
Pada tahapan ini dilakukan wawancara kepada beberapa peternak sapi untuk
mengidentifikasi kendala dan permasalahan yang terjadi pada para peternak dalam
menyediakan pakan bagi ternak sapi mereka. Adapun hasil wawancara terhadap peternak
sapi diperoleh informasi bahwa selama ini pengolahan pakan ternak dilakukan secara
tradisional menggunakan parang atau sabit dalam proses pencacahan yang membutuhkan
tenaga lebih dan waktu lebih lama serta hasil cacahan sangat bervariasi yang mengakibatkan
ternak sapi kesulitan dalam mengkonsumsinya. Informasi lain yang diperoleh dari peternak
sapi adalah terbatasnya rumput yang selama ini dijadikan sebagai bahan baku pakan ternak
pada saat musim kemarau.
 Penyusunan Konsep dan Kajian Pustaka
Pada tahapan ini dilakukan penyusunan konsep yang dijadikan solusi terhadap permasalahan
yang dihadapi para peternak sapi serta mengumpulkan teori pendukung proses perancangan
dan pembuatan serta pengujian mesin pencacah pelepah dan daun kelapa sawit untuk
digunakan sebagai pakan ternak sapi.
 Desain Dan Rancangan
Berdasarkan konsep dan hasil kajian pustaka yang telah dilakukan sebelumnya, maka pada
tahapan ini dilakukan perancangan dan desain mesin pencacah pelepah dan daun kelapa
sawit yang akan dibuat sebagai alat bantu bagi para peternak dalam mengolah dan
menyiapkan pakan ternak sapi dengan bahan baku pelepah dan daun kelapa sawit. Desain
konstruksi mesin pencacah dibuat menggunakan aplikasi AutoCAD.
 Pemilihan Bahan Dan Persiapan Alat
Tahapan pemilihan bahan dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan bahan yang akan
digunakan pada mesin pencacah pelepah dan daun kelapa sawit diantaranya, motor bensin,
besi siku, puli dan sabuk-v, poros, besi pelat, bantalan, dan pegas daun sebagai bahan untuk
mata pisau pencacah
 Analisis Kebutuhan Daya Motor
Kebutuhan daya yang dibutuhkan mesin pencacah rumput, pelepah, dan daun kelapa sawit
perlu untuk dilakukan untuk memastikan tingkat keamanan motor penggerak pada saat
beroperasi.
 Pembuatan Dan Perakitan Mesin
Proses pembuatan alat dilakukan melalui beberapa tahapan diantaranya pembuatan rangka
dan dudukan motor, ruang pencacahan, pembentukan poros dan mata pisau pencacah.
Setelah semua komponen sudah selesai dibuat maka selanjutnya dilakukan perakitan mesin
pencacah pelepah dan daun kelapa sawit
 Pesiapan Bahan Baku Dan Pengujian Mesin
Bahan baku yang berupa pelepah dan daun kelapa sait disiapkan terlebih dahulu kemudian
dimasukkan ke dalam mesin untuk dicacah dan dilakukan pengamatan terhadap putaran
mesin dan waktu pencacahan sebagai acuan dalam menentukan kapasitas produksi hasil
cacahan dari mesin.

1.2 Perancangan mesin pencacah pelepah sawit


a. Pemilihan bahan
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan adalah sebagai berikut :
a. Bahan harus sesuai dengan fungsinya.
b. Bahan Mudah didapat.
c. Cara pengerjaan.
d. Harga.
e. Segi estesis
b. Macam-macam komponen mesin
Dalam merencanakan sebuah mesin harus memperhatikan faktor keamanan baik untuk mesin itu
sendiri maupun bagi operatornya. Dalam pemilihan elemen-elemen dari mesin juga harus
memperhatikan kekuatan bahan, safety factor, dan ketahanan dari berbagai komponen tersebut.
Adapun elemen tersebut adalah Motor bakar, Sabuk - v, Poros, Pully, Rangka, Bantalan, Pisau.
c. Perencanaan Motor Bakar
Motor Bakar berfungsi sebagai tenaga penggerak yang dingunaka untuk memutar poros input
pada mesin pencacah pelepah sawit. Penggunaan motor Bakar disesuaikan dengan kebutuhan
daya mesin yang diperlukan untuk proses pemutaran poros.
d. Perancangan Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin
meneruskan tenaga bersama - sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu
dipegang oleh poros.
e. Perencanaan Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban sehingga putaran atau gerak bolak
- balik dapat bekerja dengan aman, halus dan panjang umur.
f. Perancangan Puli
Puli merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya seperti
halnya sprocket rantai dan roda gigi. Puli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau
FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja. Keuntungan menggunakan puli :
a. Bidang kontak sabuk-puli luas, tegangan puli biasanya lebih kecil sehingga lebar puli bisa
dikurangi.
b. Tidak menimbulkan suara yang bising dan lebih tenang.
g. Perancangan Sabuk - V
Jarak antara dua buah poros sering tidak memungkinkan motor elektrik langsung dengan poros
penncacah pelepah sawit. Dalam hal ini demikian cara mesin penggerak yang lain diterapkan
dimana sebuah sabuk luwes atau rantai dibelitkan sekeliling puli atau sprocket pada poros. Sabuk
atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapezium, tenunan, teteron dan
semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar.
h. Perancangan Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesinyang dipakai untuk menetapkan bagian bagian mesin seperti
roda gigi, sprocket,puli, kopling pada porors. Momen diteruskan dari poros ke naf atau dari naf
ke poros. Pasak pada umumnya dapat digolongkan atas beberapa macam. Menurut letaknya pada
poros dapat dibedakan antara pasak pelana, pasak rata, pasak benam,dan pasak singgung yang
umumnya berpenampang persegi empat.
i. Perancangan Rangka
Rangka berfungsi untuk menumpu seluruh komponen mesin pemotong plastik menjadi satu
kesatuan, selain itu rangka ini berfungsi untuk memperkokoh mesin dan meredam getaran yang
dihasilkan akibat proses pencacahan pelepah sawit.
j. Pisau Pencacah Pelepah Sawit
Mencincang adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mengecilkan ukuran sampah plastik yang
diolah, baik dengan menggunakan pisau alat alat memotong lainnya. Pisau merupakan komponen
yang berfungsi untik mencincang sampah plastik. Pisau pada mesin pencacah pelepah sawit ini
terdiri dari 3 Baris dengan jumlah 54 buah, pada salah satu sisi di asah hingga tajam setinggi 25
mm dengan sudut ketajaman 25°.
k. Mur dan Baut
Pemilihan mur dan baut sebagai pengikat harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan
ukuran yang sesuai dengan beban yang terimanya sebagai usaha untuk mencengah kecelakaan
pada mesin. Mur dan baut pada alat mesin pencacah ini digunakan untuk mengikat beberapa
komponen, antara lain : Pengikat pada bantalan, Pengikat pada dudukan motor bakar, dan
Pengikat pada puli.

1.3 Analisis masalah


Dalam hal keinginan akan produk baru yang perlu dirancang atau produk yang memerlukan
perancangan ulang tidak dideskripsikan dengan sangat jelas oleh bagian pemasaran, maka salah
satu kegiatan pertama pada fase pertama proses perancangan adalah mempelajari/menganalisis
produk secara mendalam dan mendetail.
Spesifikasi produk tersusun sebagai hasil analisis secara lebih rinci tentang fungsi dan
karakteristik produk sebagaimana yang dirumuskan dan dideskripsikan oleh bagian pemasaran
yang biasanya kurang rinci.
Beberapa catatan dalam merancang :
 Proses menggunakan teknik QFD memerlukan waktu yang relatif lama, tetapi waktu ini
akhirnya nanti akan tersaur/terbayar pada proses-proses hilir yang mengikuti fase
pertama.
 Syarat-syarat produk yang diinginkan oleh pelanggan harus diterjemahkan menjadi
syarat-syarat teknis.
 Harus mengetahui dengan baik tentang apa yang harus dirancang, kemudian memikirkan
tentang cara kerja dan bentuk produk.
Teknik quality function development (QFD) terdiri dari lima kegiatan, yaitu:
1. Mengidentifikasi pengguna atau konsumen
Pengguna dapat terdiri dari pengguna tunggal, yaitu yang memesan dibuatnya sebuah
atau beberapa buah produk saja, atau pengguna umum yang membeli produk yang akan
diproduksi secara massal. Bagi perusahaan yang akan membuat produk, kedua macam
pengguna tersebut dihadapi dengan tujuan sama yaitu mendengarkan dengan seksama
tentang karakteristik-karakteristik yang diinginkan dipunyai oleh produk yang akan dibuat
tersebut.
Dalam kasus pengguna umum, maka ada dua masalah yang harus diatasi, yaitu : (i)
mengidentifikasi penggunanya sendiri dan memilih pengguna mana yang akan diminta
pendapatnya tentang produk yang akan dibuat dan (ii) mengumpulkan dan menyimpulkan
berbagai keinginan pengguna, suatu hal yang tidak mudah. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk merumuskan keinginan-keinginan pengguna ke dalam deskripsi teknis tentang
kebutuhan dan persyaratan produk yang harus dirancang. Dalam merumuskan keinginan
pengguna menjadi deskripsi teknis harus selalu diingat bahwa keinginan pengguna-lah
yang harus menjadi pendorong bagi terciptanya sebuah produk, dan bukan persepsi
perumus tentang keinginan pengguna yang menjadi motivasi pengembangan produk.
Sebab persepsi perumus tersebut dapat tidak akurat dalam menyimpulkan keinginan
pengguna.

2. Merumuskan dan menetapkan keinginan pengguna


Keinginan pengguna adalah padanan atau terjemahan dari istilah customer
requirements. Requirement itu sendiri dapat berarti persyaratan. Mengingat pengguna
mempunyai latar belakang yang beragam dan mempunyai kepentingan yang berbeda,
maka akan terkumpul sejumlah keinginan yang beragam pula. Misalnya, keinginan
pengguna adalah agar produk berfungsi sebagaimana mestinya, tahan lama, mudah
dirawat, berbentuk dan berpenampilan baik, mengandung teknologi mutakhir dll.
3. Menetapkan prioritas keinginan pengguna
Setelah mengelompokkan keinginan-keinginan pengguna dalam beberapa kelompok
keinginan sebagaimana dijelaskan di atas, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan
prioritas penting atau kurang pentingnya setiap keinginan pengguna. Sebelum
menetapkan prioritas setiap keinginan pengguna tersebut, maka terlebih dahulu
dipilih/ditetapkan keinginan-keinginan pengguna yang merupakan keharusan, yaitu
keinginan-keinginan pengguna yang harus dipenuhi. Sebab jika keinginan yang harus
dipenuhi tersebut tidak dipenuhi, maka hasil perancangan tidak akan berguna.
4. Mempelajari kemampuan bersaing
Kegiatan ini adalah mempelajari produk sejenis yang beredar di pasar yang dibuat
oleh perusahahan lain yang menjadi pesaing produk yang sedang direncanakan. Hal-hal
yang dipelajari antara lain adalah volume penjualan setiap produk pesaing, pangsa pasar,
perkiraan keuntungan yang diperoleh dan lain-lain. Hal tersebut kemudian
diperbandingkan dengan rencana sasaran produk yang sedang direncanakan.
Perbandingan produk yang sedang direncanakan dengan produk pesaing dilakukan pula
dengan mengevaluasi seberapa jauh setiap produk pesaing dapat memenuhi keinginan
pengguna yang terdapat dalam daftar keinginan yang telah disusun sebagai dasar
perancangan produk yang sedang direncanakan.
5. Merumuskan keinginan-keinginan pengguna menjadi syarat-syarat teknis yang dapat
diukur
Tujuan kegiatan ini, yang merupakan tujuan akhir dari langkah penyusunan
spesifikasi perancangan, adalah menyusun daftar syarat teknis atau engineering
requirements yang dapat diukur yang akan digunakan untuk mengevaluasi rancangan
produk hasil seluruh proses perancangan. Syarat-syarat teknis atau engineering
requirements tersebut lebih dikenal dengan nama spesifikasi perancangan atau design
spesications.
Pada umumnya, banyak keinginan pengguna yang dapat dirumuskan menjadi syarat
teknis yang dapat diukur. Jika perumusan tersebut sukar diperoleh, maka hal ini
menandakan bahwa keinginan pengguna tadi belum dipahami dengan benar oleh
perumus. Dalam hal ini maka satu keinginan yang belum dipahami tersebut dapat
diuraikan atau dipecah-pecah menjadi beberapa keinginan yang akhirnya dapat
dirumuskan menjadi syarat teknis yang dapat diukur.
Perencanaan Proyek
Yang dimaksud dengan proyek disini adalah seluruh kegiatan perancangan dan pembuatan
produk . Kegiatan-kegiatan dalam perancangan dan pembuatan produk haruslah direncanakan
agar proyek berlangsung dengan baik, yaitu selesai pada waktunya sesuai rencana,
memperkerjakan sejumlah karyawan sebagaimana yang direncanakan dan menghabiskan biaya
dan sumber daya lain sebagaimana yang direncanakan pula. Fase-fase pada proses perancangan
berikut langkah-langkah yang terdapat pada setiap fase masih harus dijabarkan lagi menjadi
pekerjaan –pekerjaan atau task yang harus diselesaikan dalam proses perancangan.
Pembuatan desain mesin pencacah pakan ternak ini menggunakan aplikasi AutoCAD dengan
meggambarkan seluruh komponen yang terdapat pada mesin pencacah sesuai dengan bentuk,
posisi, dan dimensi masing-masing.
Berikut keterangan komponen-komponen mesin pencacah rumput pakan ternak:
 Motor penggerak
 Puli penggerak
 Sabuk-V
 Puli yang digerakkan E1, E2 Ruang pencacah
 Saluran masuk bahan pakan
 Saluran keluar hasil cacahan
 Kipas pendorong
 Pisau pencacah
 Poros
 Bantalan
 Rangka
Pembuatan mesin pencacah dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari pembuatan
rangka dengan memotong besi siku sesuai dengan ukuran yang telah direncanakan sebelumnya
kemudian melakukan proses penyambungan menggunakan metode pengelasan (las SMAW).
Setelah rangka selesai, selanjutnya pembentukan poros sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakan mesin bubut dan mesin milling untuk membuat alur pasak pada poros.
Selanjutnya pembuatan ruang pencacah dengan memotong besi plat sesuai ukuran yang telah
direncanakan, kemudian dibentuk menggunakan mesin rol plat kemudian disambung setiap
bagian sampai terbentuk ruang pencacahan, saluran masuk, dan keluar dari hasil cacahan.
Tahapan selanjutnya yaitu pembuatan mata pisau pencacah mengunakan bahan pegas daun sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan berdasarkan ruang pencacah.
Tahap akhir proses pembuatan mesin pencacah rumput, pelepah dan daun kelapa sawit
adalah proses pendempulan dan pengecatan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan memberikan
perlindungan kepada mesin pencacah khususnya dari korosi serta meningkatkan estetika mesin
pencacah yang telah dibuat.
Dalam merancang mesin pencacah pelepah sawit, dilakukan beberapa pertimbangan design
dan Analisa perhitungan, dimana hal ini untuk menghasilkan alat yang dibutuhkan. Untuk
memperoleh daya pada mesin pencacah pelepah sawit dilakukan pengukuran gaya pada puli
poros pemotong pelepah dengan menggunakan alat pengukur gaya pada saat poros pemotong dan
rumah mesin pemotong pelepah sawit yang akan dipotong.
Analisa Produktivitas Mesin Pencacah Pelepah Sawit, Produktivitas merupakan
perbandingan antara total pengeluaran pada waktu tertentu dibagi total masukan selama periode
tertentu. Produktivitas kerja menunjukkan tingkat kemampuan pegawai dalam mencapai hasil
(output), terutama dilihat dari sisi kuantitasnya. Produktivitas kinerja merupakan perbandingan
antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber daya yang digunakan (Input).
Kapasitas kerja mesin, Batas kapasitas mesin umumnya di dasarkan pada besar kecilnya
ukuran mesin. Selain itu juga dapat di tentukan berdasarkan kemampuan mesin yang sudah di
tentukan dari pabrik pembuatnya, hal ini dapat di lihat dari plate name spesifikasi mesin tersebut,
tidak selamanya mesin kecil mempunyai kapasitas kecil dan sebaliknya. Hal lain yang menjadi
pertimbangan ukuran besar kecilnya kapasitas mesin adalah jenis penggunaan mesin tersebut,
seperti misalnya mesin yang di peruntukan sebagai mesin-mesin simulasi untuk unit pelatihan
(training units), mesin untuk produksi berukuran kecil, sedang, ataupun besar, dan mesin mesin
industry.
BAB IV FASE PERANCANGAN KONSEP PRODUK

4.1 Mengkonsep

Setelah pengumpulan data dilakukan dan diolah, dirancanglah sebuah mesin


pencacah pelepah sawit untuk pupuk kompos. Gambar 4.1 berikut adalah diagram
black box untuk menentukan bagian fungsi utama.

5 Mesin Pencacah Pelepah Sawit

6 Input Proses Output

7 Hasil cacahan
Motor Bakar Pencacahan
8 pelepah pelepah sawit
Elemen sawit
oleh sircular saw
Transmisi 9
10
Pelepah sawit

Gambar 4.1 Diagram Black Box


Proses

Pelepah sawit Hopper Input

Hasil Cacahan :
- Kompos
- Pakan Ternak Hopper Output

Gambar 4.2 Diagram Struktur Fungsi Sistem

4.2.1. Diagram Fungsi Bagian

Berdasarkan diagram struktur fungsi sistem diatas, selanjutnya dirancang


diagram fungsi bagian yang berguna untuk menjelaskan fungsi-fungsi apa saja
yang terdapat pada mesin pencacah pelepah sawit circular saw sehingga sesuai
dengan apa yang diinginkan. Berikut ini merupakan deskripsi fungsi dari bagian
mesin pencacah pelepah sawit menggunakan circular saw yang ditunjukkan pada
Gambar 4.3:

Mesin Pencacah Pelepah Sawit

Fungsi Penggerak Fungsi Penghancur

Sistem Transmisi
Sistem Kerja Mata
Potong
Gambar 4.3 Diagram Fungsi Bagian
4.2.2. Sub Fungsi Bagian
Tahapan ini tujuannya adalah untuk mendeskripsikan tuntutan yang
diinginkan dari masing-masing fungsi bagian (Gambar 4.2) sehingga dalam
pembuatan alternatif dari fungsi bagian mesin pencacah pelepah sawit sirkular
saw itu sendiri sesuai dengan apa yang diinginkan. Tabel 4.1 berikut merupakan
sub fungsi bagian mesin.

Tabel 4.1 Sub Fungsi Bagian

NoFungsi BagianFungsi
1 Fungsi Digunakan sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan
penggerak keseluruhan sistem yang berjalan pada mesin
2 Fungsi Digunakan sebagai untuk membantu proses pencacahan
pemoton atau pemotongan untuk melakukan pencacahan pelepah
g sawit

4.2.3 Daftar Tuntutan


Daftar tuntutan merupakan daftar yang harus dipenuhi dan disesuaikan
dengan kebutuhan yang ada. Berikut ini adalah daftar tuntutan mesin pelepah
sawit menggunakan circular saw ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Daftar Tuntutan Mesin


NoDaftar TuntutanDeskripsi
1 Tuntutan Utama
1.1 Kapasitas Maksimal 55 Kg/jam
1.2 Output cacahan Hasil cacahan pelepah sawit
≤ 3𝑐𝑚
2 Tuntutan Sekunder
2.1 Motor bakar Menyesuaikan dengan
kecepatan putaran pada mesin
untuk memotong kayu yaitu
>1000 rpm
3 Tuntutan Tersier
3.1 Perawatan komponen mesin Mudah dilakukan dan tanpa
bantuan para ahli

4.2.4 Alternatif Fungsi Bagian


Dasar pemilihan fungsi bagian yang digunakan sebagai referensi secara
umum dalam pemilihan alternatif menggunakan pertimbangan yang berasal dari
daftar kebutuhan yang ditentukan. Penilaian alternatif fungsi bagian disesuaikan
dengan deskripsi fungsi bagian dengan dilengkapi gambar rancangan. Dalam
menentukan alternatif fungsi bagian digunakan skor untuk menentukan pilihan
seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut ini

Tabel 4.3 Penilaian alternatif fungsi bagian

4 3 2 1

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

A. Fungsi Rangka

Pemilihan alternatif disesuaikan dengan deskripsi subfungsi bagian Tabel


4.1 dengan dilengkapi gambar rancangan beserta kelebihan dan kekurangan.
Adapun alternatif sistem penggerak ditunjukkan pada Tabel 4.4.

Alternatif fungsi sistem kerangka dapat dilihat pada Tabel 4.4 dihalaman
berikutnya :
A.1 A.2 A.3
Baja siku Besi hollow/Pipa kotak Besi UNP

Kelebihan Kelebihan Kelebihan


🠹 Ringan 🠹 Ringan 🠹 Harga murah
🠹 Pada ukuran yang sama 🠹 Pada ukuran yang sama 🠹 Pada ukuran yang sama
dapat menahan beban dapat menahan beban dapat menahan beban
maksimal 226 N. maksimal 250 N maksimal 300 N
Kekurangan Kekurangan Kekurangan
🠹 Harga lebih mahal untuk 🠹 Harga lebih mahal pada 🠹 Lebih berat
ukuran yang sama. ukuran yang sama.

Tabel 4.4 Alternatif Fungsi Sistem Kerangka


Penilaian Fungsi Sistem Kerangka
Penilaian
Bahan Pertimbangan
A.1 A.2 A.3
Ringan 3 3 3
Harga 2 2 3
Mampu menahan beban >
2 2 3
200 N.

B. Fungsi Sistem Pisau Pencacah


Alternatif fungsi sistem pisau pencacah dapat dilihat pada Tabel 4.5
di bawah ini :
B.1 B.2 B.3
Mata pisau lurus dan
Mata Potong Circular saw Mata pisau lurus
sejajar

Kelebihan Kelebihan Kelebihan


🠹 Mudah untuk dibongkar 🠹 Harga lebih murah 🠹 Harga lebih murah
pasang. 🠹 Mudah untuk dibongkar
🠹 Tidak mudah tumpul. pasang.
Kekurangan Kekurangan Kekurangan
🠹 Harga mahal 🠹 Sulit untuk dibongkar 🠹 Mudah tumpul
pasang.
🠹 Mudah tumpul.
Tabel 4.5 Alternatif Fungsi Sistem Pisau Pemotong
Penilaian Fungsi Sistem Pisau Pemotong
Penilaian
Bahan Pertimbangan
B.1 B.2 B.3
Harga murah 2 3 3
Mudah untuk dibongkar pasang
3 2 3

Tidak mudah tumpul 3 2 2

C. Fungsi Sistem Transmisi


Alternatif fungsi sistem transmisi dapat dilihat pada Tabel 4.6 di
dibawah ini :
C.1 C.2
Rantai dan Sprocket Pulley dan Belt

Kelebihan Kelebihan
🠹 Pemakaian rantai tahan lama 🠹 Harga lebih murah
🠹 Tidak menimbulkan bunyi yang
keras
🠹 Tidak memerlukan pelumasan
🠹 Mudah untuk dirakit.
🠹 Jika beban berlebih posisi akan slip
Kekurangan Kekurangan
🠹 Memerlukan pelumasan 🠹 Usia pakai lebih singkat
🠹 Harga lebih mahal
🠹 Menimbulkan kebisingan
🠹 Sulit untuk dirakit.
🠹 Tidak mengalami slip
Tabel 4.6 Alternatif Fungsi Sistem Transmisi
Penilaian Fungsi Sistem Transmisi
Penilaian
Bahan Pertimbangan
C.1 C.2
Usia pakai 3 2
Harga 2 3
Mudah untuk dirakit 2 3
Tidak menimbulkan kebisingan 2 3
Tidak memerlukan pelumasan 2 3
Harus mengalami slip 1 4
D. Fungsi Sistem Energi Penggerak
Alternatif sistem fungsi energi penggerak dapat dilihat pada Tabel
4.7 dibawah ini :

D.1 D.2

Kelebihan Kelebihan
🠹 Torsi 271 N.m 🠹 Harga lebih murah
🠹 Torsi 135 N.m
🠹 Dimensi lebih kecil
Kekurangan Kekurangan
🠹 Dimensi besar
🠹 Harga lebih mahal

Tabel 4.7 Alternatif Fungsi Sistem Energi Penggerak

Penilaian Fungsi Sistem Energi Penggerak


Penilaian
Bahan Pertimbangan
D.1 D.2
Torsi minimal 34 N.m 4 3
Harga murah 1 4
Dimensi kecil 1 3

4.2.5 Pemilihan Alternatif Fungsi Bagian


Untuk memilih alternatif fungsi yang terbaik dari beberapa alternatif
yang telah ditentukan, maka digunakan metode kotak morfologi. Dari setiap
alternatif fungsi yang ada akan diberikan nilai. Alternatif yang dipilih adalah
alternatif yang memiliki estimasi nilai yang tinggi.
Varian Konsep ( VK )
No. Fungsi Bagian
AF1 AF2 AF3

1. Fungsi Sistem Kerangka A.1 A.2 A.3

2. Fungsi Sistem Pisau Pemotong B.1 B.2 B.3

C.1 C.2
3. Fungsi Sistem Transmisi

4. Fungsi Sistem Energi Penggerak D.1 D.2

VK1 VK2 VK3

Tabel 4.8 Kotak Morfologi


4.2.6 Variasi Konsep

Berdasarkan kotak morfologi, didapat tiga varian konsep yang akan


ditampilkan dalam model 3D. Masing-masing varian konsep dijelaskan landasan
pengkombinasian sub fungsi bagian serta keuntungan dan kerugian pada mesin
pencacah sampah. Dari beberapa pilihan varian konsep, dibatasi menjadi 3 pilihan
varian konsep, namun hanya dipilih satu varian konsep yang sesuai dengan
kebutuhan untuk dibuat.

A. Varian Konsep 1 ( VK1 )


Varian konsep 1 dapat dilihat pada Gambar 4.4 di halaman
selanjutnya :

Gambar 4.4 Varian Konsep


Deskripsi

Pada Varian Konsep 1 ( VK1 ) sistem pencacah menggunakan mata


potong circular mata potong lebih awet,mudah di bongkar pasang, sistem
kerangka besi UNP, sistem transmisi V-Belt, sistem power motor bakar (diesel),
sistem penampung 1 posisi hopper di atas dengan kemiringan, sistem penampung
2 posisi hopper di bawah dengan kemiringan sehingga sekam tidak menumpuk di
cover bawah.
Cara kerja sistem pencacah : pelepah sawit dimasukkan melalui hopper
masuk, pelepah sawit akan dibawa ke dalam putaran mata potong dan terjadilah
proses pencacahan, hasil cacahannya halus.

B. Varian Konsep 2 ( VK2 )


Varian konsep 2 dapat dilihat pada Gambar 4.5

Gambar 4.5 Varian Konsep 2

Deskripsi

Pada Varian Konsep 2 ( VK2 ) sistem pencacah menggunakan mata


potong lurus, tidak mempunyai sisi cutter, dan tidak memiliki landasan potong,
sistem kerangka baja siku, sistem transmisi V-belt, sistem power motor bakar,
sistem penampung 1 posisi hopper di atas dengan kemiringan, sistem penampung
2 posisi hopper di bawah. Kekurangan mesin ini adalah pada saat dimasukkan
pelepah motor langsung berhenti, dan tidak safety karena hasil sekam juga keluar
dari hopper atas atau input.
Cara kerja sistem pencacah ; pelepah sawit dimasukkan melalui hopper
atas, pelepah sawit akan tertarik ke dalam putaran mata potong dan tidak terjadi
proses pencacahan, sehingga sekam yang dihasilkan masih berbentuk bongkahan
yang besar dan motor bakar langsung berhenti.

C. Varian Konsep 3 ( VK3 )


Varian konsep 3 dapat dilihat pada Gambar 4.5

Gambar 4.6 Varian Konsep 3

Deskripsi

Pada Varian konsep 2 (VK2) sistem pencacah menggunakan mata potong


dengan kemiringan 120°, tidak mempunyai sisi cutter, dan tidak memiliki
landasan potong, sistem kerangka baja UNP, sistem transmisi V-belt, sistem
power motor bakar, sistem penampung 1 posisi hopper di samping dengan
kemiringan, sistem penampung 2 posisi hopper di bawah. Kekurangannya adalah
hasil sekam menumpuk karena tidak memiliki pembawa dan mata potong mudah
tumpul sehingga harus diasah berkali-kali .
Cara kerja sistem pencacah ; pelepah sawit dimasukkan melalui hopper masuk,
pelepah sawit akan tertarik ke dalam putaran mata potong dan terjadi proses
pencacahan. Dan hasilnya sekam masih kasar dan menumpuk dibagian cover
bawah.
4.3. Bentuk Fisik Pr

4.3.1. Fungsi Bentuk Fisik Produk


a. Terdiri dari beberapa komponen: Mesin Pencacah Pelepah Kelapa Sawit terdiri
dari beberapa komponen, seperti mesin penghancur, penggerak mesin, dan
tempat pemrosesan.
b. Berukuran besar: Mesin ini memiliki ukuran yang besar, karena pelepah kelapa
sawit yang diolah juga berukuran besar.
c. Kokoh dan stabil: Mesin ini terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama,
seperti besi atau baja, sehingga memiliki stabilitas yang baik saat digunakan.
d. Mudah dipindahkan: Mesin ini biasanya dilengkapi dengan roda atau kaki
untuk memudahkan perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya.
e. Dirancang khusus untuk mengolah pelepah kelapa sawit: Mesin ini dirancang
khusus untuk mengolah pelepah kelapa sawit menjadi pakan ternak yang
lebih baik, sehingga memiliki fitur dan spesifikasi teknis yang berbeda
dengan mesin penghancur lainnya.
4.3.2 Hasil Perancangan Produk

1. Prototipe mesin pencacah pelepah kelapa sawit yang dirancang dan diuji coba
untuk memastikan bahwa mesin tersebut dapat berfungsi sesuai dengan
kebutuhan dan spesifikasi yang diinginkan.
2. Rancangan desain dan teknologi mesin pencacah pelepah kelapa sawit yang
baru dan inovatif, yang dapat memudahkan proses pencacahan pelepah
kelapa sawit menjadi bahan pakan ternak yang berkualitas.
3. Rancangan mesin pencacah pelepah kelapa sawit yang aman, tahan lama, dan
mudah dioperasikan, sehingga dapat meminimalkan risiko cedera operator
dan kerusakan mesin.
4. Rancangan mesin pencacah pelepah kelapa sawit yang efektif dan efisien
dalam proses pemrosesan material, sehingga dapat meningkatkan efisiensi
dan efektivitas produksi pakan ternak.
5. Rancangan mesin pencacah pelepah kelapa sawit yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan dalam proses produksinya, sehingga dapat membantu
mengurangi dampak lingkungan.
6. Rancangan mesin pencacah pelepah kelapa sawit yang dapat diproduksi
dengan biaya yang terjangkau dan memiliki umur pemakaian yang panjang,
sehingga dapat menjadi solusi ekonomis untuk pengolahan bahan pakan
ternak.

Anda mungkin juga menyukai