DISUSUN OLEH :
ZEIN HARIS HASIBUAN
PRODI TEKNIK MESIN
KONSENTRASI PERANCANGAN 5A
NIM :1212010091
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Korek api pemantik merupakan generasi terbaru dari jenis korek api yang
semula sering digunakan yaitu korek api kayu. Dua jenis korek api pemantik yang
banyak dijual dan digunakan oleh masyarakat saat ini diantaranya yaitu yang
menggunakan pemantik batu api, dan pemantik elektrik. Melalui pengamatan,
penulis menemukan bahwa korek api dengan jenis pematik elektrik adalah yang
paling banyak dijual dan digunakan oleh masyarakat, oleh karena itu penulis
tertarik untuk melakukan modifikasi pada salah satu model korek api pemantik
elektrik dengan menerapkan kaidah-kaidah DFMA didalam proses modifikasi
tersebut.
Saat ini, dirancang dan diciptakannya sebuah alat tidaklah lagi hanya
didasari oleh kebutuhan fungsi dari alat tersebut, akan tetapi hal lainnya berkaitan
dengan trend, gaya hidup, dan fashion dari kalangan masyarakat. Hal objektif dan
subjektif yang dicampuradukkan inilah yang kemudian menimbulkan kebingungan
bagi para produsen pembuat alat-alat. Istilah yang biasa digunakan dalam ilmu-ilmu
pengembangan produk yang disebut dengan Trade-Offs, yaitu spesifikasi objektif
dan subjektif dari produk yang saling bertentangan. Sebagai contoh, dalam hal ini
tentunya apabila sebuah alat dituntut untuk dapat memenuhi fungsi dan harganya
murah, sulit sekali dicapai bentuk dan tampilan yang menarik dari alat tersebut.
Oleh karena itu para perancang dan produsen haruslah mampu mengambil sikap
agar dapat memenuhi kebutuhan objektif dan subjektif ini secara proporsional.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, hal ini pun berlaku pada objek
yang penulis amati yaitu korek api pemantik elektrik. Bila ditinjau dari segi fungsi
korek api ini biasanya banyak digunakan oleh para perokok atau para kolektor
sebagai barang koleksi. Tentu karena penggunannya ini maka bentuk dan
tampilannya pun harus menarik. Akan tetapi setelah ditinjau ulang ternyata jika
konsumen yang menjadi sasaran produk ini hanya para perokok, maka proses
modifikasi dengan menerapkan kaidah-kaidah DFMA terhadap salah satu model
korek api pemantik, dapat dilakukan dengan cara merancang ulang mekanisme
kerja alat, mereduksi jumlah komponen, mengganti penggunaan material, serta
menerapkan proses manufakturing yang baru. Namun tanpa mengabaikan aspek
fungsi, estetika dan harga jual produk. Berikut adalah model korek api pemantik
elektrik yang akan dimodifikasi.
I.2
Rumusan Masalah
Sebagai bahan pemicu bagi penulis untuk memunculkan ide dan pemikiran
dalam melakukan kajian yang mendalam saat proses modifikasi maka penulis
membuat beberapa rumusan masalah, diataranya :
1.
Model korek api pemantik elektrik yang akan dimodifikasi saat ini,
dinilai masih memiliki komponen (part) yang dapat direduksi.
2.
3.
Biaya produksi untuk satu korek api pemantik elektrik masih relatif
mahal.
4.
I.3
Batasan Masalah
Proses modifikasi yang dilakukan untuk korek api pemantik elektrik ini
dibatasi pada masalah yang berkaitan dengan hasil reduksi komponen (part), proses
manufakturing dan pemilihan material untuk komponen hasil modifikasi tersebut.
I.4
Tujuan
Tujuan dilakukannya proses modifikasi dengan menerapkan kaidah-kaidah
DFMA pada salah satu model korek api pemantik elektrik diantaranya :
1.
2.
Menghasilkan
mekanisme
kerja
alat
yang
baru
serta
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
II.1
dari suatu produk atau komponen yang dapat memudahkan proses manufaktur, dan
proses perakitan dengan komponen lain untuk menjadi suatu kesatuan produk.
DFMA apabila diartikan secara mandiri merupakan desain dari suatu produk
atau komponen yang dapat memfasilitasi dan mempermudah proses perakitan
dengan komponen lain. Atau dengan
kata
lain
seorang
desainer
harus
II.2
Proses Manufaktur
Manufacturing atau manufaktur berasal dari bahasa Latin, manus (tangan)
dan factus (membuat) sehingga dapat diartikan membuat dengan tangan atau
manual. Modern manufaktur dapat di artikan sebagai pengerjaan secara automatis
menggunakan mesin yang di kontrol komputer dengan pengawasan manual.
Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan
peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi
barang jadi yang laku dijual. Upaya ini melibatkan semua proses yang dibutuhkan
untuk produksi dan perakitan komponen-komponen suatu produk.
Ditinjau dari sudut pandang lainnya, manufaktur merupakan aplikasi dari
proses fisika dan kimia untuk mengubah geometri, properti dan tampilan material
awal menjadi part atau produk, manufaktur termasuk juga proses perakitan
Tentunya untuk membuat suatu benda kerja baik berupa komponen tunggal
maupun gabungan dari banyak komponen yang membentuk suatu benda kompleks,
akan terdapat banyak sekali metode atau proses manufaktur yang dapat diterapkan.
Hal ini akan bergantung pada beberapa factor diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
II.3
non logam yang terdiri dari molekul-molekul yang menyertakan rangkaian satu atau
lebih dari satu unit monomer. Polimer memiliki sifat yang khas dibandingkan
material lain yaitu polimer jauh lebih ringan, tahan korosi, cukup kuat, murah dan
mudah dibentuk menjadi bentuk yang kompleks. Dengan sifat ini banyak produk
dibuat dengan memakai material polimer sebagai substitusi bahan logam.
II.4
dalam proses fabrikasi material polimer. Dalam siklus prosesnya, produk yang
identik akan dibuat melalui suatu siklus produksi yang diawali oleh pelelehan pellet
atau serbuk resin didalam suatu extruder, kemudian diikuti dengan injeksi lelehan
polimer kedalam bagian kosong didalam cetakan dengan menggunakan tekanan
tinggi. Parameter proses yang terkait pada proses filling ini adalah injection
pressure, injection speed, dan injection time.
Selanjutnya lelehan polimer tersebut akan ditahan didalam cetakan hingga
membeku pada tahap holding. Setelah melewati tahap pembekuan dalam cetakan,
produk dapat dikeluarkan. Biasanya tahap ini bersamaan dengan tahap dosage (
pengisian material pada injection chamber ) yang dikontrol oleh parameter back
pressure untuk siklus injeksi selanjutnya.
2.
Temperatur Leleh
Teori Perancangan Mesin-Teknik Mesin-Politeknik Negeri Jakarta
10
3.
4.
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
Fungsi Komponen
Material
Komponen
Jumlah
Tabung Gas
Sebagai tempat
penampung dan
penyimpan gas
PVC
Regulator Gas
PVC, Tembaga
campuran, Besi
karbon
Penyangga
Sebagai dudukan
komponen
PVC
Casing
Baja karbon
Penyetel Gas
Sebagai pengatur
keluarnya gas dari tabung
PVC
No.
Batu Pemantik
Paduan
piroforik,
cerium 70%,
dan 30% besi
Pembuka Gas
PVC
Pemantik
Besi karbon
Total
8 Pcs
Komponen
Tabel III.1.1 Deskripsi Komponen Korek Api Pemantik Batu Api
13
PPEMANTIK
PEMBUKA GAS
BATU PEMANTIK
PENYETEL GAS
CASING
PENYANGGA
REGULATOR GAS
TABUNG GAS
14
2.
Fungsi Komponen
Material
Komponen
Jumlah
Tabung Gas
Sebagai tempat
penampung dan
penyimpan gas
PVC
Regulator Gas
Pemantik
Elektrik
Penyetel Gas
Sebagai pengatur
keluarnya gas dari tabung
Pedal
Pembuka Gas
Penekan Pedal
Casing
No.
PVC, Tembaga
campuran, Besi
karbon
PVC, Tembaga
campuran, Besi
karbon
PVC
PVC
PVC
Baja karbon
Total
7 Pcs
Komponen
Tabel III.1.2 Deskripsi Komponen Korek Api Pemantik Elektrik
15
CASING
PENEKAN PEDAL
PEDAL PEMBUKA GAS
PENYETEL GAS
PEMANTIK
ELEKTRIK
REGULATOR GAS
TABUNG GAS
16
Nama
Komponen
Fungsi Komponen
Material
Komponen
Jumlah
Penekan
Pemantik
Sebagai penekan
pemantik sekaligus
pendorong nozzle pada
regulator
PVC
Penarik
Regulator
PVC
Pemantik
Elektrik
PVC, Besi
karbon
Regulator
PVC, Tembaga
paduan, Besi
karbon
17
Casing
Komponen
Polipropilena
Total
Komponen
Tabel III.2.1 Deskripsi Komponen IR@ Lighter
1
5 Pcs
Berikut adalah keunggulan dari korek api IR@ Lighter jika dibandingkan
dengan model korek api sebelumnya :
1.
2.
3.
4.
18
CASING
KOMPONEN
REGULATOR
PEMANTIK
PENARIK REGULATOR
PENEKAN PEMANTIK
19
1.
Penekan Pemantik
Ringan.
b.
c.
d.
Polietilena
Polietilena merupakan polimer plastik yang sifatnya ulet
(liat), massa jenis rendah, lentur, sukar rusak apabila lama
dalam keadaan terbuka di udara maupun apabila terkena
tanah lumpur, tetapi tidak tahan panas. Polietena adalah
plastik yang banyak diproduksi, dicetak lembaran untuk
kantong plastik, pembungkus halaman, ember dan
sebagainya.
b.
Polipropilena
Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan
polietena. Oleh karena plastik ini juga banyak diproduksi,
hanya kekuatannya lebih besar dari polietena dan lebih
tahan panas serta tahan terhadap reaksi asam dan basa.
Plastik ini juga digunakan untuk membuat botol plastik,
karung, bak air, tali, dan kanel listrik (insulator).
c.
20
2.
Penarik Regulator
Ringan.
b.
c.
d.
Polipropilena
Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan
polietena. Oleh karena plastik ini juga banyak diproduksi,
hanya kekuatannya lebih besar dari polietena dan lebih
tahan panas serta tahan terhadap reaksi asam dan basa.
21
c.
3.
Casing Komponen
Ringan.
b.
22
c.
d.
e.
Polipropilena
Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan
polietena. Oleh karena plastik ini juga banyak diproduksi,
hanya kekuatannya lebih besar dari polietena dan lebih
tahan panas serta tahan terhadap reaksi asam dan basa.
Plastik ini juga digunakan untuk membuat botol plastik,
karung, bak air, tali, dan kanel listrik (insulator).
b.
c.
23
1.
Pasangkan Penarik
Regulator ke lubang
yang terdapat pada
Penekan Pemantik.
24
2.
Pasangkan
Regulator
dan
Pemantik
Elektrik secara
berturut
kedalam Casing
Komponen. Saat
pemasangan
Regulator putar
komponen
searah jarum jam.
3. Gabungkan
hasil rakitan
pada langkah
1 dan langkah
2.
4. Korek
api
siap
digunakan.
25
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai proses modifikasi dengan menerapkan
kaidah DFMA pada salah satu model korek api pemantik elektrik, didapat
kesimpulan, sebagai berikut :
1.
2.
3.
IV.2 Saran
Setelah melakukan penelitian pada model korek api pemantik elektrik
menggunakan kaidah DFMA, akan lebih baik hasil rancangan bila bisa mempelajari
ilmu material dan proses manufaktur secara kesuluruhan, karena biaya produksi
akan sangat bergantung pada bahan baku produk dan proses pembuatan produk.
26