Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mesin dan peralatan merupakan sebagian dari sejarah peradaban manusia dalam
usaha peningkatan produktifitas buruh dan memperbanyak produk baik variasi/ragamnya
maupun jumlah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Menjadi adanya mesin-mesin
sangat membantu manusia dalam melakukan proses pengerjaan / produksi suatu barang,
sehingga barang-barang dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih pendek, jumlah yang
lebih banyak dan kualitas yang lebih baik. Pada zaman dahulu pengolahan bahan-bahan
baku dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dan sering dengan bantuan
peralatan peralatan seperti martil, pisau, dan gergaji. Akan tetapi dengan semakin
majunya teknologi, pengolahan sudah dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis
mesin meskipun tetap dengan memanfaatkan tenaga manusia. Mesin-mesin tersebut
digunakan sebagai alat yang membantu dan tidak pernah menggantikan manusia.
Meskipun pengolahan sudah dilakukan dengan mesin-mesin berteknologi tinggi yang
dapat bekerja sendiri (automatic), tenaga kerja manusia tetap dibutuhkan sekurang-
kurangnya sebagai perencana kegiatan pengolahan. Dalam hal ini setiap
kegiatan pengolahan merupakan penggunaan gabungan dari manusia dan mesin di mana
salah satu keputusan yang harus dibuat oleh pemimpin operasi dan produksi adalah
keputusan tentang bauran atau perbandingan tingkat penggunaan antara manusia dan
mesin tersebut.

B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang dicari
pemecahannya melalui penyusunan ini adalah :
 Apa pengertian dari mesin ?
 Apa jenis-jenis mesin yang ada ?
 Bagaimana penentuan jenis mesin pada suatu perusahaan pabrik ?
 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin atau peralatan ?
 Apa itu automation ?
 Apa pengaruh automation terhadap manajemen ?
 Apa alasan penggantian mesin ?
 Apa kesulitan yang dihadapi dalam penggantian mesin ?
 Bagaimana metode pemilihan dan penggantian mesin yang tepat ?

C. Tujuan dan Kegunaan


Bedasarkan rumusan masalah di atas tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam
penyusunan ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Produksi.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai Mesin, Peralatan, Pembelian dan
Penggantian Mesin.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini ialah Metode Pustaka, bersumber
dari buku dan internet yang dijadikan sebagai referensi.

E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman dan pembahasan hasil penyusunan, maka penyusunan
ini disusun atas 3 bab. Adapun penyusunannya adalah sebagai berikut :
1. Bagian Awal : Sistematika Penulisan
Berisi halaman sampul (cover), kata pengantar, dan daftar isi.
2. Bagian Isi : Penjelasan Per-bab
a) Bab I Pendahuluan
Berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penulisan, Metode
Penulisan dan Sistematika Penulisan.
b) Bab II Pembahasan
Berisi Definisi Mesin, Jenis-jenis mesin, Penentuan jenis mesin pada suatu
perusahaan pabrik, Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin atau
peralatan, Automation, Pengaruh automation terhadap manajemen, Alasan
penggantian mesin, Kesulitan yang dihadapi dalam penggantian mesin serta
Metode pemilihan dan penggantian mesin yang tepat.
c) Bab III Penutup
Berisi Kesimpulan dan Saran.
3. Bagian Akhir
Berisi Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mesin
Mesin merupakan suatu fasilitas yang mutlak diperlukan perusahaan manufaktur
dalam berproduksi. Dengan mengggunakan mesin perusahaan dapat menekan tingkat
kegagalan produk dan dapat meningkatkan standar kualitas serta dapat mencapai
ketepatan waktu dalam menyelesaikan produknya sesuai dengan permintaan pelanggan
dan penggunaan sumber bahan baku akan lebih efisien karena dapat lebih terkontrol
penggunaannya.
Pengertian mesin menurut Sofyan Assauri dalam bukunya “manajemen produksi dan
operasi” (2004:78) mengatakan bahwa :
“mesin adalah suatu peralatan yang digerakan oleh suatu kekuatan atau tenaga yang
dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian bagian
tertentu.”

B. Jenis-Jenis Mesin
Mesin dapat dikelompokan menjadi dua :
1. Mesin yang bersifat serbaguna (generan purpose machines)
Mesin yang serbaguna merupakan mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan
pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis produk.
Contoh : pabrik kayu yang memiliki mesin potong yang dapat menggergaji berbagai
kayu.
Ciri-ciri generan purpose machines adalah :
 Mesin ini diproduksi dalam bentuk standard dan atas pasar (ready stock)
 Mesin ini memproduksi dalam volume yang besar,maka harganya relative murah
sehingga investasi dalam mesin lebih murah
 Penggunaan mesin sangat fleksibel dan variasinya banyak
 Dipergunakan kegiatan pengawasan atau inspeksi atas apa yang dikerjakan mesin
tersebut
 Biaya operasi lebih mahal
 Biaya pemeliharaan lebih murah,karena bentuknya standar
 Mesin ini tidak mudah ketinggalan jaman

2. Mesin yang bersifat khusus (special purpose machines)


Mesin yang bersifat khusus adalah mesin mesin yang dibuat untuk mengerjakan satu
atau beberapa jenis kegiatan yang sama.
Contoh : mesin pembuat semen.
Ciri-ciri special purpose machines :
 Mesin ini dibuat atas dasar pesanan dan dalam jumlah kecil. Oleh karena itu
harganya lebih mahal sehingga investasi menjadi lebih mahal
 Mesin ini biasanya semi otomatis sehingga pekerjaan lebih cepat
 Biaya pemeliharaan dari mesin lebih mahal karena dibutuhkan tenaga ahli khusus
 Biaya produksi per unit lebih rendah
 Mesin ini mudah ketinggalan jaman

C. Penentuan Jenis Mesin pada suatu perusahaan pabrik


Untuk dapat menentukan jenis pada suatu perusahaan pabrik, maka perlu dilihat atau
diketahui sifat-sifat dari mesin-mesin yang dipergunakan di perusahaan pabrik tersebut.
Setelah itu kita perlu mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri dari mesin-mesin yang berujuan /
bersifat khusus.
Pemilihan antara mesin bermanfaat ganda dengan mesin bermanfaat khusus dilakukan
dengan mempertimbangkan :
1. Biaya pengadaan (initial cost) yang harus disusutkan selama masa manfaat yang
diperkirakan atas mesin.
2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost).
3. Biaya pemasangan dan persiapan.
4. Putusan lainnya yang menyangkut pembelian mesin yang harus dibuat oleh perusahaan
adalah apakah membeli mesin yang dapat bekerja sendiri (autometic) atukah membeli
mesin yang mengandalkan tenaga kerja manusia. Mesin yang dapat bekerja sendiri
(autometic machine) adalah mesin yang benar-benar tidak membutuhkan tenaga kerja
manusia pada saat sedang mengerjakan suatu pekerjaan. Manusia dibutuhkan hanya
pada saat persiapan mesin itu sendiri. Kemudian mesin yang tidak dapat bekerja
sendiri adalah mesin yang sepanjang waktu selama mengerjakan pekerjaan harus
didampingi oleh manusia, atau berperan hanya untuk mendampingi manusia.
Berbagai keuntungan dari penggunaan mesin-mesin yang dapat bekerja sendiri adalah :
1. Daya hasil mesin yang lebih tinggi.
2. Mutu barang yang lebih seragam.
3. Pekerjaan yang lebih aman.
4. Jadwal pengolahan yang lebih tepat.
5. Persediaan barang-barang pengerjaan (work in process) yang lebih kecil.

Sementara berbagai kerugian penggunaan mesin-mesin yang dapat bekerja sendiri ini adalah :
1. Harga atau biaya yang lebih tinggi.
2. Kekakuan (inflexibility) kegiataan pengolahan.
3. Waktu berhenti yang lebih lama bila terjadi kerusakan.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Mesin atau Peralatan


Fasilitas produksi yang dominan di dalam pabrik adalah mesin dan peralatan yang harus
dipertimbangkan secara ekonomis dan disesuaikan dengan jumlah produksi barang atau
jasa yang di hasilkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin dan peralatan adalah :
1. Kapasitas mesin
2. Kecocokan (compatibility)
3. Tersedianya peralatan perlengkapan yang di perlukan
4. Keterandalan dan purna jual
5. Kemudahan persiapan dan instalasi penggunaan dan pemelihaaan
6. Keamanan
7. Penyerahan
8. Keadaan pengembangan
9. Pengaruh terhadap organisasi yang ada

Faktor-faktor tersebut menjadi bahan pertimbangan manajer operasi sehingga tidak


terjadi pembelian mesin yang kelebihan atau kekurangan beban dan terlalu mahal
disbanding dengan tingkat produksi yang dihasilkan.
Selain faktor pemilihan mesin juga dipertimbangkan penentuan jumlah mesin karena
terkait dengan jumlah sumber daya manusia yang dimiliki khususnya operasi mesin
pertimbangan lain didasarkan pada ternis dan ekonomis.
Dalam pembelian jumlah mesin perlu di pertimbangkan :
1. Jumlah produksi yang direncanakan
2. Perkiraan jumlah produk cacat pada setiap proses produksi
3. Waktu kerja standard setiap unit produk dan jam operasi mesin.

E. Automation
Walaupun automation merupakan perkataan/istilah yang baru, tetapi prinsip-prinsip
automation ini telah lama dipraktekkan seperti pada pabrik tenun atau pabrik
terigu/gandum. Dengan memakai kekuatan tenaga air, pabrik Evans bekerja secara terus
menerus dengan mengalirnya gandum ke seluruh pabrik melalui ban-ban berjalan dan
akhirnya keluarlah terigu yang sudah siap untuk dipakai atau dimasak. Bila kita berbicara
tentang automation, maka banyak orang akan berfikir tentang pemindahan secara mekanis
bahan-bahan atau barang-barang dari suatu mesin ke mesin yang lain. Walaupun ini
merupakan sebagian dari automation, tetapi prinsip ini belumlah lengkap, karena ini baru
merupakan mekanisme dalam pemindahan yang lebih otomatis dari bahan-bahan atau
parts yang sedang dikerjakan dari suatu tingkat proses (operasi) ke tingkat proses
(operasi) yang lain atau dari mesin yang satu ke mesin lain.

Automation adalah perkataan yang beasal dari Delmary S. Harder dari Ford Motor
Company untuk mengatakan suatu perpindahan yang otomatis dan terarah sifatnya dari
kegiatan yang satu ke kegiatan yang lain berikutnya. Adapun inti dari konsep automation
adalah adanya prinsip umpan balik (feed-back). Yaitu kemampuan dari suatu mesin untuk
merasa, mangetahui dan membutuhkan kekeliruan-kekeliruan dan kesalahan-kesalahan
pada waktu hal ini terjadi. Prinsip inilah yang membedakan antara mechanization dengan
automation. Jadi dari keterangan di atas dapatlah diketahui bahwa automation sebenernya
menggambarkan pemindahan bahan dalam proses atau parts dari suatu mesin ke mesin
lain berikutnya secara otomatis yang bersifat selektif di mana ada system feedback.

Misalnya:
Mesin B yang sebenernya dapat meneruskan bahan dalam proses atau parts ke mesin C
yang berikutnya, akan tetapi apabila terdapat kesalahan maka secara otomatis bahan
dalam proses atau parts tersebut disisikan atau dipikir dan tidak diterus kemesin C.
Prinsip/system feedback dalam automation seperti telah dikatakan membuat mesin
tersebut dapat merasakan, menemukan dan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang timbul
pada waktu barang-barang diproses atau dibuat pada mesin itu. Alat feed back ini
dipasangkan pada mesin-mesin yang mekanis sehingga mesin tersebut mengetahui
adanya kesalahan dan apa kesalahan yang ada tersebut.

Contoh automation banyak terdapat pada perusahaan-perusahaan / industri-industri besar


seperti terdapat pada perusahaan yang paling terkenal yaitu Ford Motor Company‟s
Clevoland Engine‟s Plant. Disini mesin-mesin mobil dipasang, diputar, dibor, dan
diderek, dipindahpindahkan, diperiksa dan sebagainya, semuanya dilakukan secara
otomatis.

Kesalahpahaman yang timbul mengenai penggunaan automation :


Terdapat banyak pengertian yang salah mengenai automation ini dalam masyarakat,
antara lain adalah :
1. Adanya keluhan para usahawan (businessmen) bahwa automation membutuhkan
investasi yang cukup besar sehingga biaya produksi menjadi sangat mahal. Dilihat
dari harga mesin-mesin yang otomatis tersebut dapat dihasilkan produk dalam jumlah
yang cukup besar lebih rendah, maka ini berarti menempatkan perusahaan pada suatu
tingkat persaingan yang lebih baik. Mekanisme dan automation harus tetap digunakan
oleh perusahaan-perusahaan/industri-industri tersebut dapat mempertahankan tingkat
persaingan / kompetisi dan tingkat efisiensinya.
2. Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa dengan adanya automation maka akan
menimbulkan pengangguran yang hebat karena setiap perbaikan/kemajuan teknologi
akan mengurangi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan dimana para
pekerja sendiri. Tidak mampu mengerjakannya. Jadi dalam hal ini automation
digunakan sebagai pengganti manusia dimana manusia tidak sanggup. Disamping itu
dengan adanya automation terdapat banyak lapangan pekerjaan baru yang timbul,
sehingga ada pertambahan tenaga kerja yang cukup besar, akibatnya adanya
automation.
3. Adanya keluhan bahwa biaya perawatan (maintenance) dari mesin-mesin yang
otomatis sangat mahal, karena untuk kegiatan maintenance disamping di butuhkan
tenaga-tenaga yang ahli dan peralatan yang lengkap, juga harus dilakukan secara
teratur yang bersifat preventif. Walaupun secara keseluruhan /total memang benar,
tetapi dari pengalaman ternyata dengan jumlah produk yang cukup besar, maka biaya
maintenance per unit produksi menjadi lebih murah/ rendah.
4. Pendapat yang menyatakan bahwa automation akan menimbulkan excess capacity
yang dapat mengakibatkan keadaan depresi. Pendapat ini sebenernya tidak benar,
karena para pengusaha akan memprodusir suatu barang apabila barang tersebut dapat
terjual atau akan dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu ia tidak akan memprodusir
suatu barang dalam jumlah besar apabila tidak dapat terjual. Untuk mengatasi keadaan
ini, maka biasanya para pengusaha memprodusir barang-barang hasilnya dengan
menggunakan perencanaan yang di dasarkan atas ramalan penjualan (sales
forcasting).
5. Terdapatnya keluhan yang menyatakan bahwa automation dapat menyebabkan
turunnya semangat kerja para pekerjanya, karena pekerjaan yang dilakukan
menjenuhkan (monotonous). Keluhan ini sebenernya tidak benar, karena mesin-mesin
yang otomatis memberikan lapangan pekerjaan yang baru dan pekerjaan –pekerjaan
yang routine sudah di gantikan dan di lakukan oleh mesin. Dalam hal ini pekerjaan-
pekerjaan yang dihadapi para pekerja/karyawan sebagian besar hanya merupakan
pekerjjaan-pekerjaan melayani instrument/ msin-mesin. Sehingga automation
memberikan kemungkinan bagi karyawan untuk mendapatkan banyak waktu luang
(istirahat) unutk menikmati hasil-hasil pekerjaanya.

Kebaikan atau dampak automation bagi masyarakat atau konsumen pada


umumnya adalah :
1. Dengan adanya automation, maka kualitas produk menjadi lebih baik, karena unsure-
unsur kesalahan dan kekeliruan yang di lakukan oleh manusia pada waktu
memprodusir dan pemeriksaan/ inspeksi, sudah tidak tedapat lagi dalam proses
produksi.
2. Automation akan mengurangi pemborosan dan menekan biaya-biaya pengulangan
atau pekerjaan-pekerjaan yang salah, karena teah dikuranginya pengaruh para pekerja
tehadap produk yang dihasilkan.
3. Automation memungkinkan dihasilkannya produk yang hampir uniform dan dalam
jumlah yang sangat besar.
4. Automation mempertinggi fisiensi produk dan memperbesar kapasitas produksi,
sehingga tingkat kehidupan masyarakat tersebut dapat dengan senang/ mudah
menikmati banyaknya barang-barang yang di hasilkan.
5. Automation memberikan waktu luang (istirahat) dan rekreasi para pekerja lebih
banyak untuk menikmati hasil-hasil pekerjaanya, sehingga memberikan kepuasan
bekerja dan meningkan moral serta menambah kebahagiaan para pekerja/karyawan.

Automation , juga dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi manajemen, yaitu :


1. Tingkat kepastian terhadap pasar yang besar, karena produk yang dihasilkan secara
besar-besaran.
2. Mesin tidak bersifat fleksibel, sehingga manajemen operasi tidak dapat merubah
begitu saja mesin-mesin tanpa adanya penambahan biaya.
3. Diperlukan tenaga ahli yang benar-benar berpengalaman, sehingga mesin-mesin
mampu dioperasikan dengan optimal.

Penggunaan automation memerlukan ketelitian, ketepatan, dan kecermatan dalam


pengoperasin perencanaan dan analisa kemampuan manajemen yang lebih tinggi, karena
permasalahan yang mungkin timbul lebih rumit serta resikonya lebih besar.
Oleh karena itu pemilihan penggunaan automation perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :
1. Produk yang dihasilkan cukup besar
2. Aliran bahan cukup besar
3. Persediaan bahan dalam proses cukup rendah melebihi jenis produksi secara terus
menerus

F. Pengaruh Automation terhadap Manajemen


Bagaimana pun juga automation akan menimbulkan masalah-masalah atau
kekurangan-kekurangan tertentu bagi manajemen antara lain yaitu :
1. Jika manajemen hendak menggunakan mesin-mesin yang otomatis, maka manajemen
harus yakin dan dapat memastikan adanya suatu pasar yang cukup luas bagi produk
yang dihasilkannya, untuk dapat menampung dan menutupi kembali biaya-biaya yang
telah dikeluarkan, untuk perencanaan, pembuatan dan pemasangan dari mesin-mesin.
Hal ini perlu diperhatikan karena harga atau investasi dari mesin-mesin ini sangat
mahal.
2. Automation bersifat tidak fleksibel, sehingga tindakan yang diambil tidak dapat diubah
tanpa menderita kerugian yang besar dan adanya kesalahan-kesalahan yang kecil akan
menimbulkan kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu setiap usaha yang diambil
oleh manajemen untuk membuat suatu pabrik yang otomatis sebaiknya harus didahului
dengan mengadakan penyelidikan, perencanaan dan analisi yang teliti, hati-hati dan
cermat agat tidak terdapat kegagalan
3. Automation membutuhkan tenaga-tenaga mempunyai technical skill maupun
mangerial skill, karena tanpa adanya kemampuan untuk menjalankannya dapat
mengakibatkan kerugian yang besar

Dari uraian di atas dapatlah kita ketahui bahwa penggunaan automation memerlukan
ketelitian, ketepatan dan kecermatan dalam penyelidikan, perencanaan dan analisis, serta
tingkag kemampuan manajemen yang jauh lebih tinggi di samping tingkat kemampuan
teknis, karena keadaan peralatan dan persoalan-persoalan yang dihadapi lebih rumit serta
resiko yang dapat ditimbulkan lebih besar. Oleh karena hal-hal tersebut, maka dalam
penggunaan automation ini perlu diperhatikan oleh perusahaan yaitu:
1. Manajer harus dapat yakin bahwa perusahaan pabriknya akan dapat menghasilkan
produk dalam jumlah besar.
2. Aliran bahan (flow of material) dapat dijamin lancar, dengan dapat tersedianya bahan-
bahan yang sesuai dengan apa yang ditimbulkan baik dalam jumlah maupun
kualitasnya.
3. Adanya tersediaan bahan-bahan dalam proses yang jauh lebih rendah dari continous
manufacturing.
4. Dapat dilakukannya kegiatan preventive maintenance, karena mesin-mesin yang
otomatis dan mekanisasinya tinggi memerlukan perawatan yang preventif. Apabila
perusahaan tidak dapat melakukan preventif maintenance, maka jika terjadi kerusakan
pada mesin-mesin tersebut akan mengakibatkan kerugian yang besar sekali, yang
disebabkan :
a. Besarnya kapasitas produksi daru mesin-mesin ini yang hilang
b. Besarnya biaya tenaga kerja yang harus ditanggung akibat banyaknya tenaga kerja
yang menganggur, sehingga besarnya kapasitas tenaga kerja yang hilang
c. Biaya perbaikan yang sangat mahal apabila mesin-mesin seperti ini mengalami
kerusakan yang terlalu berat.

G. Alasan-alasan Mengadakan Penggantian Mesin


Seperti kita ketahui bahwa walaupun mesin dan peralatan sudah dirawat atau
dipelihara sedemikian rupa secara baik dan teratur, tetapi mesin atau peralatan tersebut,
suatu waktu tertentu akan rusak juga dan harus diganti. Dalam persoalan penggantian dan
pembelian mesin ini, seorang ahli dan industriawan yang terkenal yaitu Henry Ford
mengatakan bahwa kalau kita membutuhkan suatu mesin baru dan tidak membelinya,
tetapi menyewanya, maka kita harus membayar mesin itu tanpa memilikinya. Oleh karena
itu sebaiknya mesin yang dibutuhkan tersebut dibeli saja, sebab selain pembelian mesin
ini merupakan saving yang akan kembali dalam penyusutan/penghapusan, juga akan
memudahkan kita dalam mengambil kebijaksanaan tentang penggunaan mesin tersebut,
yaitu misalnya apakah perlu diganti dengan mesin yang baru (yang modern) atau tidak.
Jadi dari keterangan di atas dapatlah kita ketahui bahwa sampai pada suatu saat, mesin
yang kita miliki perlu diganti. Alasan-alasan suatu mesin perlu diganti antara lain adalah :
1. Adanya keuntungan potensial dari penggunaan mesin baru. Misalnya penggunaan
mesin baru akan lebih menguntungkan karena penggunaan bahan dan tenaga kerja
yang lebih sedikit, sehingga harga pokok produk menjadi lebih rendah atau
memberikan penghematan yang terbesar.
2. Oleh karena mesin yang dipergunakan sudah rusak sehingga tidak dapat bekerja
sebagaimana mestinya. Mesin rusak ini perlu diganti, karena apabila mesin ini tidak
diganti dan terus dipergunkan maka akan menimbulkan kerugian-kerugian seperti:
a. Waktu pengerjaan (operation time) dari produk di mesin tersebut bertambah;
b. Produksi perusahaan menurun, karena waktu produksi persatuan bertambah;
c. Kualitas produk menurun;
d. Biaya tenaga kerja akan bertambah besar;
e. Biaya maintenance juga akan bertambah besar.

Jika mesin yang dipakai telah rusak, maka persoalannya bukan menentukan mesin ini
apakah diganti atau tidak, tetapi mesin mana yang akan dibeli untuk menggantikan mesin
yang rusak tersebut.

3. Oleh karena mesin yang dipergunakan telah kuno/tua atau ketinggalan zaman.
Walaupun mesin yang kuno ini masih dapat berfungsi, tetapi tidak dapat memenuhi
tuntutan kemajuan teknologi yang modern (dalam arti ekonomis), sehingga produk
yang dihasilkan tidak dapat bersaing dengan produk lain di pasar, yang diproduksi
dengan mesin baru yang lebih efisien.
4. Keinginan dari konsumen atau perubahan pasar. Perubahan keinginan dari konsumen
mengharuskan atau memaksa perusaan mengadakan perubahan desain dari produk,
perubahan mana dapat merupakan perubahan kecil ataupun perubahaan besar, dan
perubahan ini menyebabkan mesin yang dimiliki tidak cocok atau tidak dapat
dipergunakan lagi.
5. Apabila semangat kerja dari para pekerja telah menurun dalam hal ini mesin-mesin
yang menimbulkan keadaan-keadaan tersebut seperti suara mesin yang ribut/ keras,
asapnya banyak, dan sering menimbulkan kecelakaan, haruslah diganti dengan mesin
baru agar semangat kerja dapat bertambah baik dan kondisi kerja dapat ditingkatkan
atau lebih menyenangkan. Jika keadaan ini dibiarkan, maka akan menimbulkan
jumlah produksi menurun, atau kualitas hasil yang menurun.

H. Kesulitan-kesulitan Yang Dihadapi Dalam Penggantian Mesin


Di dalam penggantian mesin, dimana mesin yang diganti adalah mesin yang telah lama
dipergunakan, dan mesin yang baru membutuhkan sesuatu yang baru sama sekali seperti
suasana kerja, modal dan keahlian, maka selalu terdapat kesulitan-kesulitan. Kesulitan-
kesulitan yang dihadapi dalam penggantian mesin ini adalah:
1. Adanya sifat atau behavior bahwa orang tidak mau mengganti mesin yang dimilikinya
sebelum mesin tersebut rusak sama sekali atau secara teknis tidak dapat dipergunakan
lagi. Jadi walaupun mesinnya telah tua dan tidak efisien lagi tetapi masih tetap
dipergunakan.
2. Terdapatnya keadaan dimana mesin yang walaupun secara teknis belum tua atau aus,
tetapi secara ekonomis telah tua atau aus atau ketinggalan zaman (obsolescent).
Timbulnya obsolescent ini karena terdapatnya mesin baru di pasar yang menggunakan
tenaga kerja yang lebih sedikit, dan lebih menjamin keselamatan kerja, serta dengan
menggunakan peralatan (tools) yang serba otomatis.
3. Adanya kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan untuk mengadakan pembelian
mesin baru, oleh karena mesin baru ini membutuhkan sejumlah uang yang cukup
besar. Jika uang sejumlah itu tidak ada, maka harus diadakan peminjaman, sedangkan
untk mengadakan pinjaman ini diperlukan syarat-syarat yang kadang-kadang sukar
dipenuhi. Misalnya bila mesin baru yang akan dibeli tersebut merupakan mesin yang
sangat mekanis (highly mechanized) atau yang otomatis, maka harus ada jaminan
bahwa perusahaan ini memiliki volume penjualan yang besar, volume produksinya
besar, sehingga biayanya yang mahal dapat disebar kepada produk-produk yang
jumlahnya besar dan modal yang ditanamkan dalam mesin baru tersebut dapat kembali
dalam jangka waktu yang relatif pendek/singkat.
4. Dibutuhkan tenaga kerja yang cakap dan dalam jumlah yang cukup besar, terutama
apabila dibeli mesin-mesin yang mekanisasinya tinggi. Dalam hal ini manajer harus
memperhatikan perwatan mesin-mesin tersebut dimana dibutuhkan tenaga-tenaga yang
mampu dan tepat. Kalau tenaga ini tidak ada maka harus diusahakan untuk mendidik
dan melatihnya terlebih dahulu.

I. METODE-METODE PEMILIHAN DAN PENGGANTIAN MESIN


Dengan adanya kesulitan-kesulitan seperti yang telah disebutkan di atas maka
hendaknya penggantian-penggantian mesin yang diadakan didasarkan atas pertimbangan
-pertimbangan yang tepat. Untuk mendapatkan pertimbangan-pertimbangan yang tepat,
seorang manajer membutuhkan adanya metode atau pendekatan guna menilai apakah
perlu pembelian mesin baru atau tidak, dan kalau perlu maka mesin manakah sebaiknya
dibeli. Metode atau pendekatan yang dipergunakan dalam hal ini didasarkan atas
kemungkinan keuntungan potensial yang akan diperoleh. Sudh tentu mesin baru yang
dipilih dan dibeli adalah mesin yang memberikan keuntungan potensial yang terbesar.
Secara teoritis ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai pedoman atau
petunjuk dalam penggantian mesin lama dan pemilihan atau pembelian mesin baru.
Metode-metode pemilihan dan penggantian mesin yang digunakan adalah:
1. Annual Cost Saving Approach
2. Total Life Average Approach
3. Present Worth Method
Sebelum kita membahas metode-metose ini perlu kita ketahui bahwa biaya-biaya
dikeluarkan untuk pembelian mesin baru dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:
 Recurring costs yaitu biaya-biaya yang terus-menerus timbul atau terjadi dari tahun ke
tahun selama mesin tersebut digunakan. Biaya-biaya ini terdiri dari biaya upah
langsung (direct labor costs), biaya upah tidak langsung (indirect labor costs), tenaga
listrik (power), biaya pemeliharaan (maintenance), pajak dan asuransi.
 Non recurring costs yaitu biaya-biaya yang hanya dikeluarkan satu kali saja selama
mesin atau peralatan tersebut dimiliki. Biaya-biaya ini terdiri dari biaya/harga
pembelian, biaya pengangkutan (transportation cost) dan biaya pemasangan mesin
tersebut.
Disamping kedua biaya ini perlu pula diperhatikan adanya penyusutan atau depresiasi
dalam nilai mesin atau peralatan. Penyusutan adalah penurunan dari nilai mesin atau
peralatan sebagai akibat penggunaan atau pengorbanan mesin atau peralatan tersebut
untuk menghasilkan barang atau jasa. Metode penyusutan yang dapat dipergunakan ada
beberapa, di antaranya adalah seperti yang akan dipergunakan dalam pembahasan
selanjutnya, yaitu penyusutan yang tetap jumlahnya setiap tahun yang disebut metode
garis lurus (straight line method).

1. Annual Cost Saving Approach


Pendekatan atau metode ini menekankan pada adanya penghematan (saving) yang
diperoleh dari mesin-mesin yang dipilih. Dalam hal ini perlu diperbandingkan antara
recurring costs dan non recurring costs serta depresiasi dari mesin-mesin yang akan
dipilih. Non recurring costs yang diperhitungkan dalam hal ini adalah sebesar bungan
setiap tahun dari biaya-biaya pembelian, pengangkutan dan pemasaran mesin tersebut.
Bunga dimasukkan dalam perhitungan ini karena jika jumlah uang untuk investasi dalam
mesin itu kita pinjam dari bank atau orang tertentu, maka kit harus membayar bunganya.
Sedangkan jika jumlah uang tersebut tidak kita pinjam tetapi dibelanjai dari modal
sendiri, maka bungan juga harus diperhitungkan sebagai “opportunity cost” yang
besarnya sama dengan tingkat bunga yang berlaku di pasaran. Sebenarnya yang
dimaksudkan dengan dengan annual cost saving adalah perbedaan dari total recurring
costs, non recurring costs dan depresiasi dari mesin lama yang kita miliki dengan mesin
yang lain yang akan kita beli. Jadi dengan annual cost saving kita dapat membanding-
bandingkan antara mesin yang satu dengan mesin yang lain.
Disamping itu perlu pula kita perhatikan bahwa apabila perusahaan membeli atau
memiliki suatu mesin, maka ini berarti perusahaan akan menanamkan uang atau
modalnya dalam mesin tersebut (capitan investment) dalam beberapa tahun. Oleh karena
itu perlu pula diketahui berapa lama modal yang ditanamkan tersebut akan diperoleh
kembali yang sering disebut dengan Capital Recovery Period (C.R.P.). Rumus dari
Capital Recovery Period (C.R.P.) adalah :

Investasi Baru (Net Investment) adalah selisih atau perbedaan antara harga mesin baru
dan harga pasar dari mesin lama (Price of new equipment – Market value of old
equipment).

2. Total Life Average Approach


Dalam pendekatan atau metode ini, semua biaya per tahun diperbandingkan termasuk
semua biaya-biaya untuk memiliki mesin tersebut dan taksiran semua biaya-biaya operasi
(operating cost) dari mesin itu selama hidupnya (operating life). Semua biaya-biaya ini
dijumlahkan dan dibagi dengan umur (operating life) dari mesin tersebut, maka
diperolehlah biaya total rata-rata setiap tahun apabila kita memiliki dan mengoperasikan
mesin tersebut. Untuk menentukan mesin mana yang dipilih, maka biaya total rata-rata
setiap tahun dari mesin-mesin tersebut diperbandingkan. Sudah tentu mesin yang
mempunyai biaya total rata-rata setiap tahun (total life average) yang terendah yang akan
dipilih, disamping pertimbangan-pertimbangan lain yang perlu diperhatikan seperti apa
yang telah disebutkan dalam metode pertama yaitu Annual Cost Saving Approach.

3. Present Worth Method


Dalam metode ini semua biaya-biaya baik biaya pemilikan (investasi) maupun biaya
operasi (exploitas) dari masing-masing diperkirakan dengan nilai sekarang dan kemudian
diperbandingkan. Jadi metode ini mencoba mengadakan penilaian atas biaya-biaya yang
terjadi sekarang dan yang terjadi pada masa yang akan datang, dengan nilai pada saat
sekarang ini. Penilaian ini dilakukan baik untuk mesin lama maupun mesin baru, sehingga
dengan demikian dapat diperbandingkan. Sudah tentu mesin yang akan dipilih adalah
mesin yang mempunyai nilai biaya pada saat sekarang yang paling rendah, disamping
pertimbangan-pertimbangan lain yang perlu diperhatikan seperti apa yang telah
disebutkan dalam metode pertama yaitu Annual Cost Saving Approach.
Yang dimaksud dengan present worth adalah nilali pada saat sekarang ini dari
sejumlah dana (uang) yang diinvestasikan untuk suatu jangka waktu tertentu (sekian
tahun) dari masa sekarang dengan suatu tingkat bunga (interest rate) tertentu.

Rumus atau formulanya : S  P(1  i) n dan

S
P
(1  i) n

dimana:
S = jumlah dana/uang pada suatu waktu di masa yang akan datang
P = jumlah dana/uang pada masa atau saat sekarang ini
i = tingkat bunga (interest rate)
n = jumlah tahun (lamanya) investasi

Anda mungkin juga menyukai