Anda di halaman 1dari 8

STUDI KELAYAKAN

PERANCANGAN VACUUM CLEANER

Rekayasa Kebutuhan

KELAS: C

05111940000022 Afifah Nur Sabrina S.


05111940000059 Dido Fabian Fayed
05111940000072 Hana Machmudah
05111940000109 Vyra Fania Adelina
05111940000126 Fitrah Mutiara

Dosen:
Ratih Nur Esti Anggraini, S.Kom., M.Sc., Ph.D.

Departemen Teknik Informatika


Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2022
STUDI KELAYAKAN PERANCANGAN VACUUM CLEANER
Afifah Nur Sabrina Syamsudin¹, Dido Fabian Fayed², Hana Machmudah³, Vyra Fania Adelina⁴, Fitrah Mutiara ⁵

¹²³⁴⁵Departemen Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

ABSTRAK

Robot merupakan salah satu bidang teknologi yang dapat meringankan pekerjaan manusia.
Sebagian orang menggunakan sapu untuk membersihkan rumah ataupun sikat untuk
membersihkan karpet, namun penggunaan sapu atau untuk membersihkan rumah atau karpet
akan menguras waktu dan tenaga manusia. Jika ruangan kecil, maka tidak terlalu menguras
waktu dan tenaga. Namun apabila ruangan besar, maka akan menguras banyak waktu maupun
tenaga. Sehingga dibutuhkan suatu alat baru atau mesin yang dapat mengatasi masalah tersebut.
Maka pada artikel ini dibuatlah sebuah robot vacuum cleaner yang dapat otomatisasi sendiri dan
dapat dikontrol oleh pengguna.

Dalam menuliskan artikel ini, dijelaskan proses analisa kelayakan pada aspek Teknologi,
Ekonomi, Hukum, Operasional dan Jadwal atau yang dikenal dengan TELOS Framework. Studi
kasus yang digunakan adalah proyek pengembangan pengembangan sistem atau mesin Vacuum
Cleaner. Hasil penelitian ini adalah berupa kelayakan untuk pengembangan sistem atau mesin
Vacuum Cleaner tersebut dengan harapan produk yang dihasilkan dapat bermanfaat, memenuhi
kebutuhan user atau pengguna, dan mudah digunakan, namun dengan risiko pengembangan
sistem yang cukup rendah.

Kata kunci: vacuum cleaner, teknologi, pengguna

1. PENDAHULUAN

Pada saat ini, bidang teknologi adalah bidang yang berkembang paling pesat
dibandingkan dengan bidang lainnya. Perkembangan bidang teknologi saat ini sangat membantu
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Robot adalah salah satu bidang teknologi yang dapat
membantu atau meringankan pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Contoh robot yang
dapat membantu atau meringankan pekerjaan manusia adalah robot vacuum cleaner. Vacuum
Cleaner merupakan alat pembersih karpet atau Carpet Sweeper, memiliki arti yaitu penghisap
debu. Vacuum Cleaner atau penghisap debu merupakan suatu peralatan yang bersifat modern
dan dipergunakan dalam berbagai keperluan, contohnya membantu para pekerja atau pekerjaan
ibu rumah tangga, khususnya penghisap debu ini dinilai lebih efektif dan efisien waktu.
Prinsip kerja vacuum cleaner adalah proses hisap dan buang dengan menerapkan
sejumlah konsep fisika untuk membersihkan kotoran secara efektif. Bagian kipas atau fan akan
menghasilkan udara vakum untuk menghisap debu melalui saluran masuk, kemudian disaring
dan debu yang tersaring terkumpul di dalam wadah penyimpanan.

Dewasa ini, sebagian besar rumah dengan lantai berkarpet di negara Indonesia memiliki
penghisap debu sebagai pembersih. Setiap orang selalu mengidamkan alat penghisap debu yang
sehat tanpa ada gangguan dan kerusakan, diakibatkan gangguan dan kerusakan yang terjadi pada
penghisap debu bisa menyebabkan masalah penghisap debu menjadi tidak bermanfaat atau
bahkan tidak berfungsi. Oleh karena itu, untuk meminimalisir kerusakan yang akan terjadi di
kemudian hari, diperlukan persiapan perancangan sistem yang memadai namun tetap mudah
digunakan. Diharapkan dengan rancangan sistem yang memadai dapat meningkatkan
produktivitas kerja, menghemat waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks dan
berulang-ulang.

2. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Kelayakan Teknologi

Kelayakan teknologi menyoroti kebutuhan sistem yang telah disusun dari


teknologi yang akan digunakan, untuk penerapan mesin vacuum cleaner
memerlukan infrastruktur yang baik dari segi teknologinya.

Perangkat fisik(hardware) yang dibutuhkan antara lain:

● Penyaring partikel udara


● Mesin kipas yang berputar dan menyedot udara sekaligus kotoran
● Pipa penghisap udara
● Kabel listrik
● Steker listrik
● Wadah penampung debu dan kotoran
● Kepala penyedot

Selain itu, perangkat lunak (software) yang dibutuhkan antara lain:

● Program yang dapat mengatur kecepatan mesin ketika tombol ditekan


● Program yang dapat mengatur nyala/matinya mesin

Menilai Kelayakan Teknologi

Karena perancangan sistem yang dikembangkan membutuhkan perangkat fisik


dengan teknologi baru yang standar dalam industri dan dapat berjalan, maka nilai
yang dapat diperkirakan adalah sekitar 8,5.
2.2. Analisis Ekonomi

Dalam membangun sistem yang baru dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk
mendapatkan manfaat yang diinginkan, sumber daya dan sumber dana diperlukan
untuk pembangunan sistem baru sebagai bentuk investasi.

Untuk menganalisis kelayakan ekonomi digunakan kalkulasi analisis biaya dan


manfaat(cost benefit analysis) yang bertujuan untuk memberikan gambaran
kepada pengguna apakah manfaat yang diperoleh sistem “lebih besar”
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Pada analisis biaya dan manfaat,
ada beberapa metode kuantitatif yang digunakan untuk menemukan standar
kelayakan proyek.

a. Analisis Biaya dan Manfaat

i. Komponen Biaya

Biaya yang berhubungan dengan pembuatan sistem mesin vacuum cleaner


dapat diklasifikasikan kedalam 2 kategori utama, yaitu:

1. Biaya Pengadaan(procurement cost), yaitu biaya pembelian bahan


baku atau perangkat keras, biaya ini digunakan pada awal
pembuatan sistem sebelum sistem dirancang.
2. Biaya Pengembangan, yaitu biaya pembuatan program untuk
sistem yang meliputi biaya tahap analisa sistem, biaya tahap desain
sistem, dan biaya tahap penerapan sistem.

ii. Komponen Manfaat

Manfaat yang didapat dari sistem mesin Vacuum Cleaner yang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Keuntungan berwujud (tangible benefit) adalah keuntungan yang


berupa penghematan atau peningkatan perancangan sistem yang
dapat diukur dalam bentuk nilai uang. Keuntungan berwujud dapat
diperoleh dengan beberapa cara antara lain:
a. Pengurangan jumlah sumber daya manusia yang dilibatkan
dalam administrasi
2. Keuntungan tak berwujud (intangible benefit) adalah keuntungan
yang sulit atau tidak mungkin diukur dalam bentuk satuan uang.
Keuntungan tak berwujud dapat diperoleh dengan beberapa cara
antara lain:
a. Peningkatan kepuasan pengguna
b. Peningkatan efektifitas pegawai
c. Keandalan sistem

2.3. Kelayakan Hukum

Kelayakan hukum adalah kelayakan yang berkaitan dengan legalitas atau


kekuatan hukum. Yang berarti bahwa suatu sistem yang diusulkan tidak boleh
melanggar hukum yang berlaku. Proyek sistem yang akan dikembangkan secara
hukum dinilai secara layak karena perangkat yang digunakan resmi sesuai dengan
perizinan yang ada dan legal.

Menilai Kelayakan Hukum

Karena sistem yang dirancang tidak meliputi data sensitive, perancang sistem
yang bekerja pada proyek sistem sangat sadar akan kontrol. Sistem dirancang
sedemikian mungkin supaya terhindar dari malfunction dan lain hal. Sehingga
nilai yang dapat diperkirakan adalah 9.

2.4. Kelayakan Operasional

Kelayakan operasional dinilai dengan menggunakan kerangka kerja


PIECES. Kerangka PIECES meliputi:

Performance(kinerja) untuk mengetahui apakah sistem menyediakan


throughput dan response time yang cukup

Tanpa sistem Dengan sistem

Waktu yang dibutuhkan untuk Waktu yang dibutuhkan untuk


membersihkan karpet lebih lama membersihkan karpet lebih cepat
dikarenakan proses dilakukan secara dikarenakan proses dilakukan
manual tanpa bantuan alat menggunakan mesin yang canggih.

Information(informasi) untuk mengetahui apakah sistem menyediakan


informasi yang berkualitas bagi pengguna.

Tanpa sistem Dengan sistem

Tidak ada informasi yang disajikan Menyajikan informasi seputar


penggunaan mesin yang berguna bagi
user atau pengguna.
Economy(ekonomi) untuk mengetahui apakah sistem menawarkan tingkat
dan kapasitas pelayanan yang memadai untuk mengurangi biaya dan
meningkatkan keuntungan.

Tanpa sistem Dengan sistem

Biaya yang dikeluarkan oleh user lebih Biaya yang dikeluarkan oleh user
kecil tetapi kurang efisien bertambah tetapi lebih efisien

Control(pengendalian) untuk mengetahui apakah sistem menawarkan


kontrol yang mudah bagi pengguna.

Tanpa sistem Dengan sistem

Tidak ada fasilitas kontrol yang Pengguna dapat mengendalikan mesin


diberikan kepada pengguna sendiri, misalnya mengatur kecepatan
mesin

Efficiency(efisiensi) untuk mengetahui apakah sistem meminimalkan


penundaan proses.

Tanpa sistem Dengan sistem

Membutuhkan banyak barang untuk Lebih efisien karena hanya dengan


membersihkan debu dan menggunakan 1 alat dan menyedot
membersihkan karpet debu dan membersihkan karpet

Services(pelayanan) untuk mengetahui apakah sistem menyediakan


layanan yang diinginkan dan handal pada siapa saja yang menggunakannya.

Tanpa sistem Dengan sistem

Tidak ada layanan yang diberikan Sistem menawarkan layanan penyedot


karena proses pembersihan dilakukan debu yang lebih mudah dan efisien,
secara manual tanpa adanya sehingga proses pembersihan tidak
alat/mesin. harus dilaksanakan secara manual

Menilai Kelayakan Operasional


Karena vacuum cleaner merupakan mesin yang sudah dikenal banyak orang dan
cara pengoperasiannya pun cukup mudah, maka nilainya diperkirakan sekitar 9.

2.5. Kelayakan Jadwal

Kelayakan jadwal digunakan untuk menentukan bahwa perancangan sistem dapat


dilakukan dalam batas waktu yang telah ditetapkan. Pengembangan sistem
direncanakan selesai dalam waktu kurang lebih 3 bulan. Adapun perkiraan tahap-
tahap pengembangan sistem dijadwalkan sebagai berikut:

● Tahap analisa kebutuhan sistem


● Tahap desain proses sistem
● Tahap perancangan sistem
● Tahap uji program dan sistem
● Tahap analisi hasil pengujian dan pengambilan keputusan

Menilai Kelayakan Jadwal

Karena pengembangan diukur dalam hari, minggu, dan bulan. Maka kesalahan
perkiraan(estimation error) yang dibutuhkan untuk perancangan dan implementasi
menjadi kecil sehingga nilainya diperkirakan sekitar 8,5.

2.6. Kelayakan Finansial

Asumsi perhitungan biaya atau dana yang dibutuhkan untuk proses produksi
adalah sebagai berikut:

No Jenis Biaya Detail Biaya Nilai (satuan)

1 Biaya bahan baku Penyaring partikel udara Rp 260.000

Mesin kipas yang berputar


dan menyedot udara Rp 340.000
sekaligus kotoran

Pipa penghisap udara Rp 180.000

Kabel listrik Rp 140.000

Steker listrik Rp 130.000


Wadah penampung debu dan
Rp 250.000
kotoran

Analisis Kebutuhan Rp 4.000.000

Biaya Tenaga Pembuatan Desain Produk Rp 3.700.000


2
Kerja Pengembang Produk Rp 7.000.000

Testing Produk Rp 4.000.000

Total Biaya Rp 20.000.000

Menilai Kelayakan Finansial

Karena dari hasil dan analisa biaya maupun manfaat didapatkan bahwa dana yang
dibutuhkan untuk pengembangan produk melebihi dana sponsor yang disediakan.
Tetapi asumsi bahwa pihak manajemen tertinggi dapat meyakinkan tim akan
ketersediaan dana sehingga nilai dapat diberikan 7.5

2.7. Nilai akhir Faktor Kelayakan TELOS

Jumlah dari semua faktor kelayakan = 8.5 + 9 + 9 + 8.5 + 7.5 = 42.5/5 = 8.5,
berarti perancangan pengembangan sistem informasi yang dievaluasi adalah
LAYAK, dengan risiko pengembangan sistem yang cukup rendah.

3. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis Studi Kelayakan Perancangan Vacuum Cleaner, maka dapat diambil
kesimpulan:

1. Hasil dari analisis studi kelayakan Perancangan Vacuum Cleaner berdasarkan metode
TELOS didapatkan nilai akhir 8,5 sehingga pengembangan sistem layak untuk dilakukan
atau dikembangkan.
2. Sistem vacuum cleaner sebaiknya dilanjutkan ke tahap implementasi dengan kondisi
rencana penganggaran biaya sudah dimaksimalkan sehingga tidak mengalami kekurangan
dana dalam proses produksi dan didapatkan keuntungan yang lebih maksimal.

Anda mungkin juga menyukai