BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin pesatnya
berkembangnya
teknologi
perkembangan teknologi
dalam
pembuatan
saat ini,
peralatan
yang
mendorong
bertujuan
relatif mahal, sehingga kurang cocok bagi masyarkat pengusaha awam yang
memiliki keterbatasan dalam biaya pembelian maupun dalam biaya maintenance.
Karena permasalahan-permasalahan tersebut dirancanglah suatu mesin
pembuat kue nastar yang memiliki kualitas produk seragam, efisien, murah dan
mudah dimaintenance serta menjangkau masyarakat yang ingin mencoba
berwirausaha dengan modal yang sedikit. Mesin ini dirancang menggunakan
sistem yang sederhana agar dalam merealisasikannya memiliki harga yang relatif
murah dan produksi yang banyak sehingga memiliki nilai efisiensi yang baik.
Produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan seragam, karena dalam
prosesnya rasio antara adonan dan selai telah diperhitungkan dan presisi, selain itu
dalam pembentukannya terdapat mekanisme yang memasitikan bahwa hasil kue
benar-benar bulat dengan alat pembentuknya. Perencanaan alat ini terdapat poros
yang digunakan untuk mentransmisikan daya yang sesuai dengan kebutuhan
masing-masing bagian. Motor yang dipilih juga memiliki kapasitas yang sesuai
dan tidak berlebihan sehingga sangat cocok dalam proses pengerjaan alat ini.
Dalam hal maintenance, mesin ini relatif lebih mudah dimonitor karena semua
proses terlihat secara kasat mata, sehingga apabila terjadi kegagalan produksi,
proses dapat langsung dianalisa dimana bagian yang mengalami kerusakan.
Perancangan pembuatan mesin ini diperhitungkan secara detil dalam analisa gayagayanya. Kemudian dalam pembuatan sebuah alat tentu perlu desain awal dari alat
tersebut, bagaimana susunan antara komponen dan elemen yang dibutuhkan.
Kemudian dibutuhkan pilihan material yang tepat agar alat dapat bertahan lama,
karena itu penulis harus mampu mendesain mulai dari gambar susunan, sistem
transmisi, kemampuan setiap elemen dan pemilihan material yang tepat.
1.2. Permasalahan
Dari Mesin pembuat kue nastar dengan sistem injektor yang telah ada
memiliki beberapa permasalahan.
1. Bentuk kue nastar yang tidak seragam. Hal ini disebabkan oleh proses
injektor yang langsung mengeluarkan output berupa adonan dan selai
dengan bentuk yang biasanya tidak bulat karena dalam injektor tidak
terdapat mekanisme untuk membentuk kue yang benar-benar bulat.
2. Mesin sulit dimonitoring dan dimaintenance, karena proses terjadi secara
tertutup dalam injektor dan banyak menggunakan sistem kontrol
elektronik,
sehingga
akan
rumit
jika
dibongkar
dan
dianalisa
kerusakannya.
3. Harga dari alat pembentuk kue nastar yang menggunakan sistem kontrol
injektor relatif mahal, sehingga kurang cocok bagi masyarkat pengusaha
awam yang memiliki keterbatasan dalam biaya pembelian maupun dalam
biaya maintenance.
1.3 Manfaat
Manfaat yang bisa diperoleh dari mesin pembuat kue nastar ini :
1.
2.
3.
dasar
mesin
didalam
suatu
sistem
peran
mahasiswa
dalam
mengabdi
kepada
BAB II
DASAR TEORI
Jumlah gigi
Dan lain-lain.
Sebagai langkah awal yang dilakukan dalam perencanaan suatu transmisi
daya adalah jenis roda gigi yang akan digunakan. Demikian pula dalam memilih
bahan untuk roda gigi maupun poros didasarkan atas kebutuhan yang optimum
dengan harapan kekuatan (strength stress) cukup, tahan aus (low wear), tidak
terlalu besar dan mudah didapat.
Dalam perencanaan ini akan digunakan roda gigi jenis konis (bevel gear).
Jenis roda gigi ini memiliki fungsi untuk mentransmisikan daya dengan posisi
yang tidak paralel dan saling berpotongan. Dalam perencanaan ini yang akan
digunakan adalah roda gigi konis dengan gigi lurus (straight bevel gear) dengan
sudut poros bersilangan 90o ,spur gear, dan worm gear.
Nt
d
d
Nt
Sehingga :
Pp
Dimana :
p : circular pitch
P : diametral pitch
Nt : jumlah gigi pada roda gigi
Center of distance
Jarak titik pusat sepasang roda gigi sama dengan setengah dari jumlah
diameter-diameter pitchnya.
c
dp dg
2
Dimana :
c : jarak pusat 2 poros sepasang roda gigi
dp : diameter pinion
dg : diameter gear
Velocity Ratio
Persamaan dari velocity ratio adalah :
i
1 n1 Nt 2 d 2
2 n2 Nt1 d1
Dimana :
i
: velocity ratio
: kecepatan sudut
: kecepatan keliling
Nt
: jumlah gigi
HP 63000
n
Dimana :
HP
: torsi (lb.in)
10
Gambar diatas menunjukkan sepasang roda gigi yang bersentuhan pada pitch
point P.
Fn
: gaya yang ditimbulkan oleh gigi pada roda gigi yang digerakkan terhadap
gigi roda gigi penggerak
Fn dapat diproyeksikan pada arah tangensial (Ft) dan arah radial (Fr)
Ft Fn cos
Fr Fn sin Ft tan
d1
d1
cos Ft
2
2
Dimana :
d1 : diameter pitch line (in)
Kecepatan pitch line
Vp
.d .n
12
(ft/menit)
Kekuatan gigi
1. Beban bending ijin material dihitung menggunakan persamaan :
Fb
S .b.Y
Kf .P
dimana :
11
Fb
: Diametral pitch
Kf
2. Beban dinamis
Efek dinamis pada roda gigi yang terjadi sebagai akibat factor tidak
akuratnya pembuatan gigi, kurang baiknya jarak gigi, pemasangan roda gigi,
defleksi akibat sifat elastis gigi dan poros serta pembebanan yang tidak konstan
adalah factor-faktor yang harus diperhitungkan dalam perencanaan suatu transmisi
roda gigi.
Persamaan untuk menghitung beban dinamis :
Fd
Fd
Fd
600 Vp
Ft
600
1200 Vp
Ft
1200
78 Vp
Ft
78
untuk Vp 4000ft/min
Syarat keamanan roda gigi terhadap kemungkinan patah berdasarkan teori LEWIS
apabila nilai Fb
Fd
12
dimana :
Fw : beban keausan ijin
dp : diameter pinion (roda gigi yang diameternya lebih kecil)
b : tebal gigi
K : faktor beban keausan (tabel 10-11)
2.dg
2.Ntg
dp dg Ntp Ntg
Fd
Tebal gigi
Syarat tebal gigi adalah:
9
13
b
P
P
Pembatasan ini dengan pertimbangan apabila tebal gigi terlalu tipis maka sulit
untuk membuat senter (terhadap sumbu poros), tapi apabila terlalu tebal maka
kemungkinan terjadi ketidakmerataan pembagian beban pada roda gigi semakin
besar.
2.2 Bevel Gear
13
Tipe roda gigi untuk memindahkan daya dengan kedudukan poros yang tidak
parallel dan saling berpotongan adalah tipe bevel gear (roda gigi konis) roda gigi
konis yang digunakan dalam perencanaan ini adalah jenis straight bevel gear (roda
gigi konis dengan gigi lurus) karena kecepatan pitch linenya kecil (Vp < 1000
ft/menit).sudut pitch yang dipakai adalah 900.
14
NG
DG
DP
: tebal gigi
Ntg
Ntp
Ntp
Ntg
tan
tan
Jumlah gigi ekuivalen
Jumlah gigi ekuivalen dapat dihitung dengan persamaan :
Ntg '
Ntp'
Ntg
cos
Ntp
cos
S .Y .dx
Px
16
rx.dFx
S .Y .rx.dx
Px
P
x
r
L
Karena bentuk / ukuran bevel gear, dimana ukuran bagian muka tidak
sama dengan bagian belakang maka dengan menggunakan integrasi dari variasi
yang meliputi tebal gigi, circular pitch, diameter pitch dan gaya bending yang
diterima maka digunakan hasil integrasi sebagai berikut :
T
S .Y .r.b
b
b2
1
P
L 3.L2
S .Y .b
b
1
P
L
Lebar gigi
17
Lebar gigi pada bevel gear dibatasi adalah sepertiga dari jarak cone:
(b
L
3
b2
3.L2
diabaikan. Dengan pengertian T = F.r maka dari persamaan kekuatan gigi diatas
diperoleh persamaan beban bending ijin yaitu
S .Y .b
b
1
P
L
Fb
Dimana :
Y : angka lewis yang diperoleh dari tabel dengan menggunakan jumlah gigi
ekuivalen terkecil.
Beban dinamis
Beban dinamis pada bevel gear dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan yang ada pada spur gear dengan persyaratan keamanan yang sama
yaitu Fb Fd
Beban keausan ijin
Persamaan yang digunakan adalah :
Fw
dp.K .Q
cos
2.Ntg '
Ntg ' Ntp'
18
2.3 Poros
Poros merupakan elemen mesin yang berfungsi meneruskan tenaga.
Momen bending dan momen torsi yang bekerja pada poros
Pada perhitungan poros, yang dihitung atau ditentukan adalah diameter
poros. Untuk dapat menentukan diameter poros maka harus diketahui terlebih
dahulu tegangan yang diterima oleh poros seperti tegangan bending, tegangan
torsi ataupun tegangan kombinasi antara bending dan torsi
Kita menganalisa setiap gaya yang ada pada poros. Untuk memudahkan
perhitungan gaya-gaya yang ada pada poros dibagi menjadi dua bagian, yaitu gaya
arah horizontal dan gaya arah vertikal. Sedangkan untuk momen yang putarannya
CW (berlawanan arah jarum jam) bernilai positif (+), dan untuk momen yang
putarannya CCW (searah jarum arah jarum jam) bernilai negatif (-).
Untuk menganalisa diameter poros yang akan dipakai, kita dapat menggunakan
persamaan Distortion Energy, yaitu :
Syp
32
Di
Do 1
Do
Syp
Mm
Mr
Se
3 Tm Ssyp Tr
4
Se
1/ 2
Dengan asumsi-asumsi :
1. Di = 0 karena poros pejal
2. Diameter luar (Do) homogen
3. Dari sistem pembebanan dapat disimpulkan :
4. Faktor keamanan N = 3
19
Ksb.
.Mr
3
N
Do
Se
3
2
.Kst. Tm
4
1/ 2
Dimana :
Mm : momen bending rata-rata
Mr : momen bending range
Tm : momen torsi rata-rata
Tr : momen torsi range
Se : Cr.Cs.Cf.Cw.
1
Kf
Ses : Cr.Cs.Cf.Cw.
Kf
.Sn
1
Kfs
.Ss
: reliability factor
Cs
Cf
Cw
Sn
: endurance limit
2.4 Bantalan
Pada elemen mesin yang berputar diperlukan media yang menghubungkan
antara elemen tersebut dengan bodi yang diam.dengan media ini tentunya
diharapkan daya yang ditransferkan dari input akan dapat dipindahkan atau
disambungkan ke elemen mesin yang lain dengan loses energi akibat gesekan
20
P X .V .Fr Y .Fa
dimana :
P : beban ekuivalen (lb)
Fr : gaya radial (lb)
Fa : gaya aksial (lb)
V : faktor rotasi
1,0 untuk ring dalam yang berotasi
1,2 untuk ring luar yang berotasi
21
Umur bearing :
Untuk mencari umur bearing digunakan persamaan :
b
C
6
.10
P
L10
6
C 10
L10 .
P 60.n
2.5 Pasak
Pasak merupakan sepotong baja lunak (mild steel), berfungsi sebagai
pengunci yang disisipkan diantara poros dan hub (bos) sebuah roda pulli atau roda
gigi agar keduanya tersambung dengan pasti sehingga mampu meneruskan
momen putar/torsi. Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan dengan
membenamkan pasak pada alur yang terdapat antara poros dan hub sebagai tempat
dudukan pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu poros. Prinsip Kerjanya,
Pengunci yang disisipkan di antara poros dan hub (bos) sebuah roda pulli atau
roda gigi agar keduanya tersambung dengan pasti sehingga mampu meneruskan
momen putar/torsi. Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan dengan
membenamkan pasak pada alur yang terdapat antara poros dan hub sebagai tempat
dudukan pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu poros. Aplikasinya,
Penggunaan Pasak yaitu sebagai pengaman posisi, pengaturan kekuatan putar atau
22
kekuatan luncur dari naf terhadap poros, perletakan kuat dari gandar, untuk
sambungan flexible atau bantalan, penghenti pegas, pembatas gaya, pengaman
sekrup dan lain-lain.
Pasak merupakan bagian elemen mesin yang disamping digunakan untuk
menyambung juga untuk menjaga hubungan putaran relatif antara poros dengan
peralatan mesin yang lain (dalam hal ini berupa roda gigi dan synchronizer). Bila
poros berputar dengan torsi sebesar T maka torsi ini akan menghasilkan gaya
tangensial (Ft) yang bekerja pada diameter luar dari poros dan gaya tangensial (Ft)
inilah yang akan bekerja pada pasak.
H
L
W
Ft
2T
d POROS
dimana: Ft
dimana:
Ft
AS
Ft
sehingga:
Ft
W L
dimana: Ssy
SF
Ssy
SF
= 0,58 Sy
= 2,5 (untuk beban yang tidak mengalami
beban kejut)
sehingga:
Ft
Ssy
W L SF
Ssy 0,58 Sy
Ft
A
dimana:
Ft
A =
H
L
2
sehingga:
24
Ft
H L
2
Syc
SF
dimana: Syc = Sy
SF
= 2,5
(untuk beban yang tidak mengalami beban
kejut )
sehingga:
Ft
H L
2
Sy
SF
Syc Sy
25
BAB III
SKEMA PROSES DAN PERHITUNGAN
3.1 Skema proses Pembuatan kue nastar menjadi bundar
3.1.1
Pemisahan adonan
Tampak samping
Tampak atas
Hasil
pemotongan
Pembentukan Adonan
3.2
3.2.1
27
3.2.2
Volume Total
= 46.1 10-5 m3
deutchman
M
= 3.634 kg
Daya
= m.g.v
= 3.634 kg x 9.8 m/s2 x 0,376 m/s
=14.432 Watt
3.3.1 Menghitung tinggi alat pembentuk (h) didapat dari diameter adonan jadi
Volume Adonan
2x(25x20x10)=12500mm3
Volume Selai
10x25x10=2500mm3
Volume total
10000+2500=12500mm3
29
3.3.2
3.3.3
Daya Total
3.3.4
30
: Bevel Gear
Sudut Tekan ()
: 20 full depth
Velocity Ratio
: 1/2
Diametral pitch
:8
Ntp
: 24
Ntg
: 12
Bahan Pinion : Alloy Steel SAE 311, (dari tabel 10-3 didapat So = 37000
psi, BHN = 212)
Bahan Gear : Alloy Steel SAE 1050 by OQT, (dari tabel 10-3 didapat
So = 35000 psi, BHN = 223)
Perhitungan: Pengecekan kekuatan untuk jumlah gigi kedua roda gigi
Ntp = 24
Ntg = 12
Dari tabel 10.2 hal 548 Machine design, Deutschman, didapatkan :
Yp = 0,337
Yg = 0,245
SoYp = 37000 psi x 0,337 = 12469 psi
SoYg = 35000 psi x 0,245 = 8575 psi
Karena SoYp > SoYg maka perancangan pasangan roda gigi dapat
dinyatakan aman.
31
Gear :
d p=
24
=3
8
dg=
Ntg
P
dg=
Ntg
12
=
=13.41
cos cos 26.57
12
= 1.5 in
8
dg
1.5
=
=1.676
2 sin 2 sin 26.57
b 0,707in
Perhitungan diameter rata-rata
dp = dp b sin = 3 0,707 sin 63.43 = 2.367 in
dg = dg b sin = 1.5 0,707 sin 26.57 = 1.183 in
Torsi pada poros 1
32
Hp x 63000
np
T1=
dimana: HP = 0.325 hp
(efisiensi transfer daya diasumsikan 100%) , maka
T1=
0.325 x 63000
=341.25lb
60
Gaya Tangensial ( Ft )
2 xT1
Ft=
dp
Ft=
2 x 341.25
=227.5 lb
3
3,14.3 . 60
=47.1 min 3.90 ft /min
12
Gaya Normal Fn
Ft = Fn cos , maka
Ft
227.5
Fn = cos = cos 20 =242.10 lb
Beban Dinamis
Karena Vp berada pada kisaran 0 < Vp < 2000, maka
600+Vp
Fd=
Ft
600
Fd=
600+3.9
227.5=228.97 lb
600
33
Terhadap patahan:
syarat: T < Sad
T =
AMAN
F t . K o.P. K s. K m
Kv b J
Dari tabel 10.4 hal 555 Machine Design, Deutschman dengan asumsi
power source light shock dan beban uniform, maka didapat Ko = 1,25
Dari fig 11.33 hal 647 Machine Design Deutschman maka didapat Ks =
0,59
Dari tabel 11.3 hal 648 Machine Design, Deutschman dengan asumsi roda
gigi industri dan both member straddle mounted, maka didapat Km=1
Dari fig 11.35 hal 648 Machine Design, Deutschman, maka didapatkan J =
0,26
T =
Sad =
S at . K l
KT K R
Dari tabel 10.7 hal 559 Machine Design, Deutschman didapat Sat = 25.000
psi
Dari tabel 10.8 hal 561 Machine Design, Deutschman dengan asumsi
number of cycle <10 juta, maka didapatkan KL = 1
Dari hal 561 Machine Design, Deutschma dengan asumsi suhu pelumas
tidak melebihi 250F, maka didapatkan KT = 1
Dari tabel 10.9 hal 562 Machine Design, Deutschman dengan asumsi
kegagalan kurang dari 1 dari 100 spesimen, maka didapatkan K R =1
34
Sad =
25000 .1
=25.000 psi
1.1
psi. Dengan
3.5
: P = 0,5 HP
Putaran poros 1
: n1 = 45 RPM
Perbandingan kecepatan
: rv = 3/4
: dp = 3 in ; dg = 4 in.
Diametral Pitch
:8
Sudut Tekan ()
: 200
3 4
3,5 in
2
Vp
d p dg
. np . d p
12
45 3
35.325 ft min
12
63.000 hp
63.000 0,5
n
45
= 700 lb-in.
Ft
33000C
33000 3,5
326.963 lb
Vp
35.325
Vp
Fd
600 V p
600
Ft
600 35.325
326.963 346.21 lb.
600
Fw d p b Q K
Rumus:
Keterangan:
Q
K =
2d g
d p dg
24
1.142
3 4
b
Sehingga tebal gigi:
Fd
346.21
1.265 in.
d p. Q . K
3 1.14 80
36
9
13
b
P
P
Syarat:
atau
9
13
P
b
b
(P = diametral pitch)
Nt d p P
Jumlah gigi pada pinion dan gear
= 3 8 = 24 Gigi
Persamaan Lewis:
Y
P
Keterangan:
Fb
= 20.000 psi
Dari tabel 10-2: untuk Nt,g = 32 buah gigi maka Y
= 0.364
Fb 20.000 1.265
maka:
0.364
8
1151.15 lb.
S ad
Rumus:
S at K L
KT K r
Keterangan:
Sat
faktor umur = 1
37
Dari tabel 10-8 dengan harapan rodagigi dapat dipakai lebih dari
105
putaran
KT
faktor temperatur
dibawah 250F
KR
S ad
maka:
b
55.400 1
41.654,14 psi
1 1,33
t
Rumus:
Ft K 0 P K S K m
Kv b J
Keterangan:
132,1201lb
Ft
gaya tangensial =
Ko
Km
Dari tabel 10-5 dengan kondisi face width (b) kurang dari 2
in
Kv
78
Kv
78
Vp
78
78
35.325
= 8.513
gigi
38
t
maka:
326.963 1 8 1 1,6
0,908 1 0,35
= 13169.057 psi
c Cp
Ft C o C s C m C f
Cv d b I
Rumus:
Keterangan:
Cp
stress number)
elastis bahan.
Dari tabel 10-12, untuk bahan dari steel, Cp
= 2300.
Co
Cv
Dari gambar 10-27. Dipilih kurva 1 dengan harapan beban dinamis yang
timbul adalah relatif kecil.
Cs
faktor ukuran = 1
Diperoeh dari gambar 10-32b yang merupakan fungsi dari sudut kontak( =
20 FD) dan gear ratio, rv = 0,25
Cf
39
maka:
c 2300
CT C R
Keterangan:
Sac
= faktor umur = 1
Gambar 10-33, dengan harapan rodagigi dapat dipakai lebih dari 105 cycle.
CH
250F
CR
maka:
1 1
c 105.000 psi
Dengan kondisi tersebut maka perencanaan roda gigi AMAN dari keausan.
Volume pinion : V =
x d x b x 3 x 1.265
=
4
4
= 8.937 in3
40
wp . Vp . g
Berat Pinion
0,283
lb.
m
8.937 in 3 9,81 2 (1 kg)/2,2046 )
3
in
s
= 11.25 N
Volume Gear: V =
Berat Gear :
= 15.88 in3
wg . Vg . g
0,283
x d 2 x b x 4 2 x 1.265
=
4
4
lb.
m
15.88 in 3 9,81 2 (1 kg)/2,2046 )
3
in
s
= 19.99 N
15
F2v
30
RA
15
RB
Gambar 3.7 Analisa gaya poros tampak samping
F V =0 R A + R B =F 1 v + F2v
R A + R B=56.14191 .(1)
41
M A =0 ( F1 v 15 ) + ( F 2 v 45 )( R B 60 ) =0
RB 60 = 1442.12865
RB
Masukkan ke persamaan 1 dan
RB
= 24.035 N
= 24.035 N
R A + R B=56.14191
R A =56.14191 24.035
RA
= 32.1064 N
Diagram Geser
3.6.2
42
F3h
60
15
RA
RB
RB
= 483.36 N
= 483.36 N
R A + R B=386.687
R A =386.687 483.36
RA
Diagram Geser
43
M C = M Bv 2+ M Bh2=
Torsi Tersbesar
T=234.585 Nmm = 20.76252122 lbin
3.6.3
1
S ' n C R C S C F CW
Kf
Dimana :
Kf bending = 1,3
44
CR = 1 - 0,08(DMF)
Dimana : CR (faktor reduksi kekuatan tehadap kelelahan)
DMF (deviation multiplication factor) = 1,64
dengan asumsi poros dioperasikan pada lingkungan non
corrosive dengan survival rate 95 %
Maka : CR = 1- 0,08(1,64) = 0,8688
CF = 0,79
CS = 0,85.
(pers. 3.24, Machine Design hal 110)
CW = 1
Faktor pengelasan, dengan asumsi tidak ada pengelasan.
(tabel 3-3, Machine Design hal 113)
1
71000 0,8688 0,79 0,85 1
1,3
= 31862.57 psi
3.6.4
[(
S yp 32 2
N D31
2
S yp
3 2
Mr + T
Se
4
]
45
[(
83000 32 2
2
D31
2
83000
3
43.89 +( 20.7622 )
31862.57
4
D 1 3 0.2082
D1 0.605
Dari perhitungan diatas didapatkan, diameter minimal poros I sebesar
0.605
3.7
Perencanaan Bantalan
Data yang perlu diketahui dalam perhitungan bantalan yaitu: putaran poros
FH2 FV2
6
C 10
L10
P 60 n
46
Pada gear box ini mengunakan bantalan jenis Deep-Groove Ball Bearing
adapun dimensi bantalan standar SKF sebagai berikut:
B
dimana: D
47
Karena
Sehingga
3.7.1
Fa = 0 ,
Fa
0
VFr
, sehingga X = 1 dan Y = 0
P FsVXFr 2 Fr
dporos
48
Perhitungan bantalan A :
P = 2Fr = 2 x101.863 = 203.726 N = 45.799 lb
Pemilihan bantalan :
Tipe bearing W6002 dengan C = 4,88 kN = 1097,06 lbf
L10
106
60n
3
106
1097
L10
45.799 60 1092
C 209738.42hr
Perhitungan bantalan B :
P 2 Fr 2 483.957 967.914 N
=217.595 lb
Pemilihan bantalan :
Tipe bearing W6302 dengan C = 9,95 kN = 2,236 lbf
C
L10
P
106
60n
3
2236
106
217.595 60 1092
L10 16561.313hr
L10
3.8
Perencanaan Pasak
Pada sistem ini mengunakan pasak jenis Square Type adapun dimensi pasak
sebagai berikut:
DP
DP = diameter poros
49
w = lebar pasak
L = panjang pasak
wxDxL
N
Dimana
Syp
= Faktor keamanan : 2
L=
2 xTxN
wxDx 0.58 xSyp
L =0.015 in
4 xT
Syp
wxDxL
N
Dimana :
T
= Torsi (lb.in)
Syp
= Faktor keamanan
4 xTxN
wxD Syp
4 x 20.762 x 2
0.1875 x 0.605 x 83000
L = 0.0077 in
Pemilihan PanjangPasak
L akibat Geser = 0.015 in L akibat kompresi = 0.0077in.
Dari hasil ini disimpulkan bahwa gaya yang diterima pasak terlalu kecil membuat
dimensi hasil perhitungannya kecil pula. Sehingga dipilih panjang pasak sebesar 1
in, sebagai pasak yang sudah lebih dari cukup menahan gaya-gaya yang ada
Material Pasak
= AISI 1040 N
Syp
= 50.000 psi
Panjang
= 1 in.
51
BAB IV
KESIMPULAN
4.1
4.2
4.3
Spesifikasi Alat
4.3.1
: dp = 3 in ; dg = 4 in.
Diametral Pitch
:8
Sudut Tekan ()
: 200
: SAE 2320
= 20 full depth
= 63.43
= 26.57
Diametral pitch
=8
Tebal
= 17.9578 mm
Panjang kerucut
= 42.5958 mm
Diameter Pinion
= 76.2 mm
Diameter rata-rata
= 60.1218 mm
Ntp
= 24
Bahan Pinion
4.3.3
4.3.4
4.3.5
Diameter Gear
= 38.1 mm
Diameter rata-rata
= 30.0482 mm
Ntg
= 12
Bahan Gear
= 120 mm
= 60 mm
Tebal
= 20 mm
Panjang batang
= 260 mm
Tebal batang
= 20 mm
=100 mm
Panjang Pisau
= 60 mm
Material Alat
= 500 mm
Lebar Balok
= 250 mm
Tebal Balok
= 40 mm
Material Alat
Dimensi Poros
Panjang Poros
= 750 mm
Diameter poros
= 15.367 mm
Material Alat
= Cast iron
53
4.3.6
4.4
Dimensi Pasak
Panjang
= 25.4 mm
Lebar
= 4.7625 mm
Material Pasak
= AISI 1040 N
Spesifikasi Motor
Daya
= 0,5 hp
Fasa
= 3 fasa, 60Hz
Kebutuhan Putaran
= 45 rpm
54
DAFTAR PUSTAKA
1. Deutschman, Aaron. 1975. Machine Design Theory and Practice. New
York : Macmillan Publisher
2. Evan Mitsoulis, Savvas G. Hatzikiriakos. 2009. Food and bioproducts
processing
3. Sato, G Takeshi. N Sugiarto. 1981. Menggambar Mesin Menurut Standart
ISO. Jakarta. Pradya Paramita.
55