Anda di halaman 1dari 19

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323186154

Perancangan Kontrol Otomatis Mesin Mixer Pengaduk Bahan pada


Perusahaan Makanan dan Minuman

Article · August 2014

CITATIONS READS

0 6,944

1 author:

Sumardi Sadi
Electrical Engineering Study Program Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Tangerang
55 PUBLICATIONS   58 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Fisheries and Marine Sciences View project

LIGHT FISHING View project

All content following this page was uploaded by Sumardi Sadi on 15 February 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


DAFTAR ISI

1. Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan Mobil Berbasis Web Studi Kasus
PT. Rajawali Sentosa – 1
Elfa Fitria, Renold Sirayan

2. Analisa Perancangan Sistem Penjualan Online Pada PT. Indotaichen Textile


Industry – 9
Irfan Nasrullah

3. Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada Sd


Negeri Poris Plawad 7 Tangerang – 19
Muhammad Jonni

4. Analisis Sistem Pembelian Barang Material Pada PT. Karunacon Indotama –


36
Rohmat Taufiq, Predi Dermawan

5. Implementasi Logika Fuzzy Dalam Penentuan Pola Penggunaan Energi Listrik


Pada Suatu Gedung Berdasarkan Hasil Audit Energi – 44
Rahma Farah Ningrum, S.Kom, M.Kom.

6. Minimalisasi Defect Produk Granite Tile Pada Proses Sorting & Polishing
Dengan Pendekatan Root Cause Analysis (RCA) (Studi Kasus di PT. Niro
Ceramic Nasional Indonesia, Bogor–Jawa Barat) – 53
Bambang Suhardi Waluyo, MT & Tri Widodo, MT

7. Analisa Beban Dinamik Pada Gedung Bertingkat Sederhana dan Tinggi


Universitas Muhammadiyah Tangerang – 68
Almufid, Saiful Haq

8. Sistem Proteksi dari Pembangkit Sampai Konsumen – 80


Andrie D. Nurdin, Bayu Purnomo

9. Perancangan Kontrol Otomatis Mesin Mixer Pengaduk Bahan Pada


Perusahaan Makanan dan Minuman – 91
Sumardi, Lis Handoko

10. Analisa Tata Letak Pabrik Untuk Meminimalisasi Material Handling Pada
Pabrik Sheet Metal Dengan Software Promodel – 106
Sri Lestari

11. Evaluasi Kualitas Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Dengan Metode


Servqual – 111
Tri Widodo, MT
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS MESIN MIXER PENGADUK BAHAN


PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN

Sumardi1), Lis Handoko2)


1)
Dosen Teknik Elektro UMT, Email: mardiesadi99@gmail.com
2)
Mahasiswa Teknik Elektro UMT
Universitas Muhammadiyah Tangerang

ABSTRAK

Dalam tugas akhir ini penulis merancang dan membuat sistem kontrol
analog digital pada mesin mixer pengaduk bahan pada perusahaan
makanan dan minuman. Sistem kontrol yang dibuat berfungsi untuk
menggerakan motor listrik tiga phasa dengan menggunakan timer digital,
sistem dari timer tersebut sebagai forward dan reverse motor dengan
perhitungan waktu yang sudah ditentukan sesuai dengan karakteristik
bahan yang diaduk dan dicampur secara otomatis agar mendapatkan hasil
dari pencampuran bahan yang homogen atau merata, adapun putaran dari
mixer yang sudah ditentukan 14 putaran kanan 14 putaran kiri apabila
dikonversi dengan waktu waktu 7,5 menit putar kanan 7,5 menit putar kiri
sesuai dengan standar yang sudah ditentukan karena bahan yang dicampur
dalam satu mesin mixer terdiri dari beberapa formulasi sehingga proses
harus benar dan sesuai dengan waktu putaran dari mesin mixer, apabila
pencampuran tidak merata akan mempengaruhi kualitas rasa dari produk
tersebut.
Selain menggunakan timer sistem kontrol analog digital yang dibuat
juga dilengkapi dengan counter yang berfungsi sebagai penghitung mesin
mixer dalam sekali proses, adapu fungsi dari counter tersebut adalah untuk
menghitung waktu kerja mesin sehingga dengan data yang ditampilkan
pada counter sebagai acuan dalam melakukan maintenance service pada
mesin mixer, dari sistem ini juga ditambahkan dengan menggunakan
proximity sensor yang berfungsi sebagai saklar penggerak sesaat pada saat
mesin mixer selesai proses, agar pada saat operator mesin akan menuang
produk setelah selesai proses akan mudah dan waktu kerja akan lebih
efisien, tidak lupa juga dalam kontrol ini disusun SOPnya.

Kata Kunci: Panel, Sistem Kontrol Analog Digital

1. PENDAHULUAN sudah ditentukan yaitu pencampuran bahan


Pada saat ini perkembangan teknologi baku yang homogen secara merata dengan
pengolahan bahan pangan terutama pada perhitungan waktu dan jumlah putaran dalam
proses pengolahan minuman serbuk menuntut pencampuran bahan baku secara otomatis,
adanya suatu renovasi dan inovasi dalam maka dibutuhkan pengembangan peralatan
proses pembuatan dan pengolahan dengan dan sistem panel kontrol listrik secara oto-
proses yang lebih baik, agar pada saat proses, matis untuk menunjang dari proses tersebut
dihasilkan bahan baku yang yang sesuai yang mulai berkembang pada industri ma-
dengan kebutuhan pasar dengan rasa dari kanan dan minuman di Indonesia yang sema-
proses tersebut yang sesuai standar dari kom- kin pesat, baik itu sistem kontrol di industri
posisi dari bahan-bahan yang diolah menjadi rumahan, maupun industri pabrikan.
satu produk yang sesuai dengan riset, yang

91
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

Untuk membuat suatu sistem kontrol oto- pengaduk bahan yang dapat digunakan pada
matis pada mixer pengaduk bahan minuman perusahaan makanan dan minuman?”
serbuk diperlukan suplai daya listrik dan Tujuan penulisan dalam pembuatan panel
komponen-komponen otomatis guna mendu- kontrol otomatis pada mixer pengaduk bahan
kung perlengkapan-perlengkapan dalam pem- ini adalah agar pada saat proses pengadukan
buatan kontrol tersebut. Selain itu untuk pem- didapat suatu sistem kontrol yang lebih baik
buatan kontrol otomatis juga diatur sedemi- dan homogen atau merata dalam pencam-
kian rupa agar suatu sistem kelistrikan dapat puran bahan tersebut.
berjalan memenuhi standar dan peraturan Dalam penentuan dan pembuatan kontrol
yang berlaku. otomatis pada mesin mixer pengaduk bahan
Adapun kontrol mixer yang dibuat adalah tentunya diperlukan berbagai perhitungan dan
pada awalnya dioperasikan secara manual analisa mengenai sistem dan cara kerjanya,
untuk menggerakan putaran motor pada mesin selain itu juga harus menggunakan data - data
mixer yaitu menggunakan switch cam, kemud- pendukung untuk menentukan rancangan pa-
ian untuk batasan waktu yang digunakan nel kontrol yang akan dibuat dan di rakit, agar
secara pengamatan menggunakan jam, se- dalam proses kerja dari mesin mixer pengaduk
hingga memungkinkan pada saat kerja ada bahan tersebut sesuai dengan karakteristik
kelebihan dan kekurangan waktu padahal dari dan proses pencampuran bahan sesuai dengan
karakteristik bahan tersebut harus sesuai yaitu standar yang sudah ditentukan.
14 putaran kanan dan 14 putaran kiri atau
kalau dikonversi dengan waktu 7,5 menit putar 2.1 Komponen Dalam Perancangan Panel
kanan dan 7,5 menit putar kiri, maka didapat Kontrol Otomatis
hasil untuk melakukan perbaikan dari sistem Panel kontrol otomatis berfungsi sebagai
kontrol mesin menggunakan kontrol otomatis sistem kontrol pada gerak mixer pengaduk ba-
untuk menggerakan mesin tersebut dan han yang menggerakan motor 3 phasa dengan
dengan parameter waktu yang sama dan dua fungsi gerakan atau putaran yaitu reverse
sesuai. dan forward dengan perhitungan waktu pu-
Selain perencanaan dan instalasi dari taran yang bisa disetting sesuai dengan stan-
panel kontrol otomatis tersebut , perencanaan dar waktu putaran bahan baku yang akan
instalasi dan suplay daya listrik yang dibutuh- diproses, selain itu juga sistem kontrol dari
kan harus diperhatikan dalam prosesnya. Hal panel dilengkapi dengan penyimpanan waktu
ini dibuat sebagai acuan pemasangan di pada timer kontrol sehingga apabila ada
lapangan agar pada waktu pelaksanaanya masalah listrik dari PLN mati waktu putaran
dapat bekerja dengan baik. Setiap perenca- bisa tersimpan dan apabila PLN sudah menyala
naan panel kontrol otomatis sebuah peru- timer akan menghitung sisa waktu putaran
sahaan pada umumnya menyertakan detail- yang terhenti, adapun dari panel tersebut
detail gambar wiring instalasi panel kontrol terdiri dari beberapa komponen elektrikal
tersebut sehingga pada saat terjadi masalah antara lain sebagai berikut:
pada instalasi yang telah dibuat, mudah
penanganan dan perbaikan dari masalah yang 2.1.1 Box Panel/Almari Panel
terjadi. Rumah panel yaitu tempat/almari panel
distribusi listrik yang di dalamnya terpasang
2. Rumusan Masalah peralatan listrik. Berdasarkan lokasi instalasi
Perencanaan dan pembuatan alat kontrol dan kondisi lingkungan sekitar, almari panel ini
otomatis pada perusahaan makanan dan harus di desain agar dapat memberikan suatu
minuman sangat luas, maka batasan penulisan perlindungan terhadap benda asing/debu dan
dalam penyusunan Skripsi, bagaimana meran- air (Data Sheet Panel Maker ICS), dengan
cang dan membuat kontrol otomatis mixer menentukan tingkat perlindungannya IP (DIN
pengaduk bahan baku industri. 40 050, IEC Publ. 144). Kode IP disertai dua
Rumusan masalah dalam Skripsi ini adalah: angka, angka pertama menunjukkan perlin-
“Bagaimanakah proses perancangan dan pem- dungan terhadap sentuhan dan benda padat,
buatan alat kontrol otomatis pada mixer angka kedua menunjukkan perlindungan ter-
hadap benda cair.

92
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

button ada dua macam, yaitu push button on


dengan warna hijau yang bekerja dengan
normally open dan push button off yang ber-
warna merah yang bekerja normally close
sedangkan emergency sebagai lock pada
rangkaian kontrol.

Gambar 2.1: Box Panel


Sumber: Data Sheet Panel Maker ICS Gambar 2.3: Push Button dan Emergency
Sumber: Data Sheet Schenider, Electrical Installation
2.1.2 Circuit Breaker Guide, Edisi 2005
Panel distribusi membutuhkan peralatan
listrik yang berfungsi sebagai pengaman ter- 2.1.4 Kontaktor
hadap terjadinya gangguan yang disebabkan Adalah peralatan listrik yang berfungsi
oleh hubung singkat (short circuit) dan untuk memutus atau menghubungkan rang-
pembebanan yang melebihi kapasitas arus kaian listrik (Data Sheet Merlin Gerin,
yang terjadi secara cepat (over loading), ke- Electrical Installation Guide, Edisi 2005).
andalan dari suatu breaker ditentukan dari Kontaktor terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu:
kecepatan memutus jika terjadi gangguan dan kontak utama, kontak bantu, dan koil magne-
kemampuan untuk menahan arus hubung tik. Prinsip kerja kontaktor berdasarkan induksi
singkat secara cepat (Data Sheet Merlin Gerin, elektromagnetik dimana koil magnetic kontak-
Electrical Installation Guide, Edisi 2005), hal- tor tersebut di supply sumber tegangan listrik
hal yang harus dipertimbangkan dalam me- AC/DC, pada kumparan tembaga tersebut
nentukan Circuit breaker adalah sebagai be- terjadi induksi elektromagnetik sehingga dapat
rikut: menarik bahan ferro magnetic yang ada di
Karakteristik sistem dimana circuit breaker dekatnya (prinsip magnet buatan).
tersebut dipasang. Kebutuhan akan kontinuitas
pelayanan sumber daya listrik. Aturan dan
standar proteksi yang berlaku.

Gambar 2.4: Kontaktor


Sumber: Merlin Gerin,
Electrical Installation Guide, Edisi 2005
Gambar 2.2: Circuit Breaker
Sumber: Merlin Gerin, Electrical Installation Guide, Edisi 2.1.5 Kabel Daya/Kontrol Kabel
2005
Adalah peralatan listrik yang berfungsi
untuk penghantar /konduktor listrik yang ber-
2.1.3 Push Button dan Emergency
fungsi untuk mendistribusikan listrik dari suatu
Adalah peralatan listrik yang berfungsi
sumber ke suatu beban (Data Sheet Kabel
sebagai saklar impuls yang berfungsi dalam
Metal Indonesia , Indonesia: 2006). Kabel
rangkaian listrik (Data Sheet Schenider,
mempunyai luas penampang yang berbeda-
Electrical Installation Guide, Edisi 2005), Push

93
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

beda tergantung dari kemampuan hantaran secara otomatis, sehingga rotor bekerja
arus (KHA) yang digunakan. seperti rotor sangkar.
Perencanaan dan pemasangan sehingga
power kabel/kontrol kabel harus mempertim- Kerugian Penggunaan Motor Induksi
bangkan terhadap suhu ruang dan pema- - Kecepatan tidak mudah dikontrol
sangan di udara atau di dalam tanah (Under- - Power faktor rendah pada beban ringan
ground). Jenis penghantar yang dipakai untuk - Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari
kabel tegangan rendah/kabel di bawah te- arus nominal
gangan kerja 1 KV dengan isolasi PVC.Jenis
kabel yang digunakan adalah NYY, jenis ini 2.1.7 Digital Counter Relay
dapat digunakan sebagai kabel tenaga untuk
instalasi industri dan dalam lemari hubung bagi.
Apabila diperkirakan tidak akan ada gangguan
mekanis, kabel ini dapat juga ditanam dalam
tanah asal diberi perlindungan secukupnya
Sumber dari (Instalasi Listrik II-Muhaimin)

2.1.6 Motor Listrik 3 Phasa

Gambar 2.6: Digital Counter Relay


Sumber: Data Sheet Autonics, Electrical Installation
Guide, Edisi 2010.

Digital Counter Relay atau juga Electronic


Counter Relay adalah salah satu peralatan
kontrol semi digital yang banyak digunakan
Gambar 2.5: Motor Listrik 3 Phasa
Sumber: Instalasi Listrik II-Muhaimin.
pada mesin mesin produksi ringan, umumnya
mesin yang membutuhkan akurasi jumlah
Motor induksi adalah suatu mesin listrik produk dan khususnya mesin mesin yang men-
yang merubah energi listrik menjadi energi ge- gandalkan gerak putar dalam mengemas pro-
rak dengan menggunakan gandengan medan duk produknya. Counter Relay ini kompatible
listrik dan mempunyai slip antara medan stator dengan berbagai macam jenis sensor, asalkan
dan medan rotor (Instalasi Listrik II-Muhaimin). sesuai dengan nilai input sensor yang telah
Motor induksi merupakan motor yang paling ditetapkan pabrikan pembuatnya. Dan me-
banyak kita jumpai dalam industri. mang penggunaan Counter Relay ini harus
- Stator adalah bagian dari mesin yang selalu menggunakan sensor sebagai input
tidak berputar dan terletak pada bagian untuk menghasilkan output NO dan NC yang
luar, dibuat dari besi bundar berlaminasi diinginkan, sehingga pemanfaatannya bisa
dan mempunyai alur-alur sebagai tempat untuk bermacam macam wiring rangkaian
meletakkan kumparan. automatis. (Data Sheet autonics, Electrical
- Rotor sangkar adalah bagian dari mesin Installation Guide, Edisi 2010)
yang berputar bebas dan letaknya bagian
dalam, terbuat dari besi laminasi yang 2.1.8 Relay
mempunayi slot dengan batang alumu-
nium/tembaga yang dihubungkan singkat
pada ujungnya.
- Rotor kumparan (wound rotor), Kum-
paran dihubungkan bintang dibagian
dalam dan ujung yang lain dihubungkan
dengan slipring ke tahanan luar. Kum-
paran dapat dikembangkan menjadi peng-
Gambar 2.7: Relay
aturan kecepatan putaran motor. Pada Sumber: Data Sheet Omron, Electrical Installation Guide,
kerja normal slipring hubung singkat Edisi 2005

94
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

banyaknya pulsa detak yang sudah diterima.


Relay adalah kontak yang bekerja terha- Untai kedua pencacah tersebut merupakan
dap arus lebih, ia akan bekerja bila arus yang pencacah biner naik (count up binary coun-
mengalir melebihi nilai settingnya (I set). Pada ter).Ini adalah timer analog buatan omron,
dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat timer ini berfungsi sebagai alat penghitung
yang mendeteksi besaran arus yang melalui waktu, manakala waktu yang telah ditetapkan
suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. tercapai maka output kontaknya akan bekerja.
Harga atau besaran yang boleh melewatinya Ada dua macam jenis timer, pertama timer on
disebut dengan setting (Data Sheet Omron, delay kedua timer off delay. Timer on delay
Electrical Installation Guide, Edisi 2005) bekerja ketika tegangan supply masuk, se-
dangkan timer off delay bekerja pada saat
2.1.9 Timer tegangan supply terputus atau off

2.1.10 Pilot Lamp

Gambar 2.9: Pilot Lamp


Gambar 2.8: Timer Sumber: Data Sheet Schenider, Electrical Installation
Sumber: Data Sheet autonics, Electrical Installation Guide, Edisi 2005.
Guide, Edisi 2010.
Coba perhatikan, dalam setiap komponen
Pada dasarnya, Timer/Counter merupakan elektronika hampir semua pada bagian depan-
seperangkat pencacah (counter) biner yang nya dilengkapi dengan komponen yang disebut
terhubung langsung ke saluran data mikro- pilot lamp atau indicator lamp. Apapun
kontroler, sehingga mikrokontroler bisa mem- peralatannya seperti power supply, UPS,
baca kondisi pencacah dan bila diperlukan Inverters, Radio, Tape recorder, Televisi, dll
mikrokontroler dapat pula merubah kondisi rata rata dan hampir dipastikan memiliki yang
pencacah tersebut. Seperti layaknya pencacah sering disebut lampu indikator. Maksud dan
biner, saat sinyal detak (clock) yang diberikan tujuan dipasangnya pilot lamp atau indicator
sudah melebihi kapasitas pencacah, maka lamp ini adalah untuk memberikan tanda yang
pencacah akan memberikan sinyal overflow menyatakan bahwa aliran listrik jala jala dari
atau limpahan. Sinyal overflow ini merupakan PLN telah masuk dalam rangkaian elektronik
suatu hal yang penting dalam pemakaian tersebut. Selain itu kegunaan pilot lamp
Timer/Counter. Terjadinya overflow ini akan atau indicator lamp juga memberikan
dicatat dalam suatu register tertentu. Konsep penampilan yang sedikit lebih baik dan nilai
dasar Timer/Counter. seni dari peralatan tersebut. Pilot
Sinyal detak yang diberikan ke pencacah lamp atau indicator lamp ini dapat kita jumpai
dibedakan menjadi dua macam, yaitu sinyal dengan berbagai jenis macam lampu.
detak dengan frekuensi tetap yang sudah di- bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan
ketahui besarnya dan sinyal detak dengan fre- beberapa jenis pilot lamp atau indicator
kuensi yang bisa bervariasi. Jika sebuah lamp itu diantaranya adalah: Lampu neon,
pencacah bekerja dengan frekuensi tetap, Lampu LED/LED lamp, Lampu pijar, namun
maka dikatakan pencacah tersebut bekerja yang sering kita jumpai adalah lampu LED atau
sebagai Timer atau pewaktu, karena kondisi LED lamp (Data Sheet Schenider, Electrical
pencacah tersebut setara dengan waktu yang Installation Guide, Edisi 2005).
bisa ditentukan secara pasti. Sedangkan jika
sebuah pencacah bekerja dengan frekuensi 2.1.11 Proximity Sensor
yang bervariasi, dikatakan pencacah tersebut Proximity Sensor adalah alat pendeteksi
bekerja sebagai Counter atau pencacah, kare- yang bekerja berdasarkan jarak obyek ter-
na kondisi pencacah tersebut menyatakan hadap sensor. Karakteristik dari sensor ini

95
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

adalah menditeksi obyek benda dengan jarak


yang cukup dekat, berkisar antara 1 mm sam-
pai beberapa centi meter saja sesuai type
sensor yang digunakan (Data Sheet autonics,
Electrical Installation Guide, Edisi 2010).
Proximity Switch ini mempunyai tegangan
kerja antara 10-30 Vdc dan ada juga yang
menggunakan tegangan 100-200VAC.

Gambar 2.11: Pengaturan Jarak Setting


Sumber: Data Sheet Autonics, Electrical Installation
Guide, Edisi 2010.

Mengatur jarak dari permukaan sensor


memungkinkan penggunaan sensor lebih stabil
dalam operasi kerjanya, termasuk pengaruh
suhu dan tegangan. Posisi objek (standar)
sensing transit ini adalah sekitar 70% sampai
Gambar 2.10: Proximity Sensor 80% dari jarak (nilai) normal sensing.
Sumber: Data Sheet Autonics, Electrical Installation
Guide, Edisi 2010.

Hampir di setiap mesin mesin produksi se-


karang ini menggunakan sensor jenis ini,
sebab selain praktis sensor ini termasuk sensor
yang tahan terhadap benturan ataupun gon-
cangan, selain itu mudah pada saat melakukan
maintenance (perawatan) ataupun perbaikan
dan penggantian.

Proximity Sensor terbagi dua macam, yaitu: Gambar 2.12: Sensing Jarak
 Proximity Inductive Sumber: Data Sheet Autonics, Electrical Installation
 Proximity Capacitive Guide, Edisi 2010.

Proximity Inductive berfungsi untuk mende- Nilai output dari Proximity Sensor terdiri
teksi obyek besi/metal. Meskipun terhalang dari tiga macam, dan bisa diklasifikasikan juga
oleh benda non-metal, sensor akan tetap sebagai nilai NO (Normally Open) dan NC
dapat mendeteksi selama dalam jarak (nilai) (Normally Close). Persis seperti fungsi pada
normal sensing atau jangkauannya. Jika sensor tombol, atau secara spesifik menyerupai fungsi
mendeteksi adanya besi di area sensingnya, limit switch dalam suatu sistem kerja rangkai-
maka kondisi output sensor tersebut memas- an yang membutuhkan suatu perangkat pem-
tikan dan mendeteksi akan perubahahan baca dalam sistem kerja kontinue mesin.
nilainya. Tiga macam Ouput Proximity Sensor ini bisa
dilihat pada gambar dibawah.
Proximity Capacitive akan mendeteksi se-
mua obyek yang ada dalam jarak sensingnya
baik metal maupun non-metal.

Jarak Diteksi
Jarak diteksi adalah jarak dari posisi yang
terbaca dan tidak terbaca sensor untuk operasi
kerjanya, ketika obyek benda digerakkan oleh Gambar 4.13: Output 2 Kabel VDC
metode tertentu. Sumber: Data Sheet Autonics , Electrical Installation
Guide, Edisi 2010.

96
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

tem alat kontrol yang sesuai dengan fung-


si dan kegunaan.

3.1 Pembuatan Gambar Insatalasi Panel


Kontrol
Sebelum memulai proses perakitan dan
instalasi sistem kontrol otomatis terlebih da-
hulu dibuat gambar wiring instalasi untuk
memudahkan dalam proses perakitan, adapun
gambar design istalasi tersebut sudah
Gambar 2.14: Output 3 dan 4 Kabel VDC ditentukan berdasarkan prinsip kerja dari
Sumber: Data Sheet Autonics, Electrical Installation
Guide, Edisi 2010.
mixer pengaduk bahan yang telah sesuikan
dengan karakteristik bahan baku yang akan
Dengan melihat gambar diatas kita dapat diaduk berdasarkan standar yang sudah diten-
mengenali type sensor Proximity Switch ini, tukan oleh pihak yang telah membuat keten-
yaitu type NPN dan type PNP. Type inilah yang tuan mengenai bahan baku tersebut.
nanti bisa dikoneksikan dengan berbagai Untuk menyamakan persepsi dalam proses
macam peralatan kontrol semi digital yang instalasi dan pemasangan dilakuakan beberapa
membutuhkan nilai nilai logika sebagai input kali koordinasi dengan pihak yang berhubung-
untuk proses kerjanya. an dengan proses kerja dari mixer pengaduk
Beberapa jenis Proximity Sensor ini hanya bahan tersebut, setelah disepakati dan men-
bisa dikoneksikan dengan perangkat PLC dapatkan data-data yang lengkap baru mulai
tergantung type dan jenisnya. Sensor ini juga perencanaan instalasi dan perakitan panel
bisa dikoneksikan langsung dengan berbagai kontrol dimulai, lokasi pemasangan dan pe-
macam peralatan kontrol semi digital, dan nempatanya panel harus sesuai dengan kon-
counter relay digital adalah merupakan kom- sep yang dibuat selain itu juga perlu diper-
ponen salah satunya.Pada prinsipnya fungsi hatikan hal-hal lain yang berhubungan dengan
Proximity Sensor ini dalam suatu rangkaian instalasi panel kontrol. Setelah melewati be-
pengendali adalah sebagai kontrol untuk berapa tahap koordinasi dengan semua pihak
memati hidupkan suatu sistem interlock yang terlibat baru kita menyelesaikan peren-
dengan bantuan peralatan semi digital untuk canaan dan gambar instalasi panel kontrol
sistem kerja berurutan dalam rangkaian tersebut .Adapun rancangan gambar sistem
control. kontrol otomatis yang dibuat tersebut adalah
sebagai berikut:
3. METODE PENELITIAN
F N
Emergency Inching

Dalam penyusunan laporan analisa dan 1 2 3 4

Start

perakitan alat kontrol tentunya menggunakan


A R
T1
3 4 2 3 9 5 21 22 A2 F A1

suatu metode, adapun metode yang digunakan 12


A
8 13 A 14

oleh penulis dalam penyusunan laporan ada- 4 T1 5

lah sebagai berikut: B Pilot Lamp

1. Studi literatur dengan berdasarkan pada


12 4 1 2

hal tersebut penulis menentukan spesifi-


F
13 14 1 H 2

kasi teknis secara terperinci dalam pem- 13


R
14

buatan kontrol. T1

2. Studi observasi untuk menentukan secara


2 1 2 Tx 7

Tx
T2 F

rinci mengenai alat kontrol yang akan di- 1 3 2

C
3 21 22 A1 R A2

buat sehingga sistem alat kontrol yang


10 2

4 T2 5

dibuat sesuai dengan aplikasi dilapangan. T2

3. Perancangan adalah: dimana dengan


2 1 13 B 14

12

Reset + vdc

220 V

0v
B

spesifikasi yang sudah ditentukan tersebut


Ckl
- Br / Pt
13 c 14
Htm

3 4 9 5

9 5

akan dievaluasi, dan akan di tentukan


9 RESET 1 10

(Metode Penelitian-Moh. Nazir), sis-


9 RESET 2 10

Gambar 3.1. Wiring Diagram Kontrol

97
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

3.2 Alur Proses Perakitan Komponen  Data sheet Timer Counter FX4S Autonics
Kontrol Otomatis (Terlampir dilampiran 1).
 Data sheet Timer H3Y Omron
(Terlampir dilampiran 2).
 Data sheet Relay MY Omron
(Terlampir dilampiran 3).
 Data sheet Counter LAN Series
(Terlampir dilampiran 4).
 Data sheet Proximity Sensor Autonics
(Terlampir dilampiran 5).

3.4 Ruang Lingkup Pekerjaan dan


Penyuusunan SOP
Ruang lingkup pekerjaan dan proses
instalasi antara lain adalah sebagai berikut:
a. Proses pembuatan box panel untuk media
instalasi. Pembuatan gambar instalasi pa-
nel kontrol.
b. Proses pembuatan diagram pengawatan
instalasi panel kontrol. Proses pembuatan
single line diagram panel kontrol.
c. Sistem instalasi dan wiring panel kontrol.
d. Sistem instalasi sinkronisasi panel ke sum-
ber tegangan PLN.
e. Sistem pengaman dalam panel.
f. Menentukan spesifikasi dan konsep pema-
sangan.
g. Pemasangan panel kontrol pada mesin
mixer pengaduk bahan.
Gambar 3.2. Alur Proses Perakitan Kontrol Otomatis
h. Menyusun SOP dari kontrol dan proses
yang dilakukan pada mesin
Penjelasan dari alur proses:
- Persiapan komponen dan material yang
3.5 Dasar dan Standar Perencanaan
akan digunakan dalam pembuatan sistem
Dasar Standar Nasional Indonesia, pe-
kontrol analaog digital mixer pengaduk
doman teknik dan ketentuan dari instalasi
bahan.
yang berwenang mengenai jenis instalasi yang
- Proses pemotongan plat untuk panel box,
dirancang.
pengeboran plat box panel, penekukan
a. SNI No. 04-0255-2000 tentang Persya-
plat, pengecatan box panel.
ratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
- Proses wiring panel.
b. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
- Penempatan komponen sesuai dengan
berlaku dan yang berkaitan dengan
wiring panel.
tenaga listrik.
- Pengetesan wiring panel dan setting timer
- Pengujian sistem kontrol.
4. PENGUJIAN PANEL KONTROL
- Proses selesai.
OTOMATIS DAN SOP PADA MIXER
PENGADUK BAHAN
3.3. Data-data Pendukung dari Komponen
4.1 Spesifikasi dan fungsi komponen
Data-data spesifikasi pendukung dari kom-
mesin mixer pengaduk bahan
ponen kontrol otomatis adalah data yang
Berikut adalah gambar design mesin mixer
digunakan sebagai acuan pada saat setting
pengaduk bahan dan penjelasan fungsi dari
untuk melengkapi konsep dari pembuatan
komponen yang terpasang pada mesin.
sistem kontrol.
Adapun data sheet dari komponen-komponen
pendukung tersebut adalah sebagai berikut:

98
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

16. Timer: berfungsi untuk mensetting


waktU operasional dari mesin mixer
sesuai dengan jenis produknya.
17. Tombol start berfungsi sebagai tombol
untuk menyalakan motor mixer.
18. Tombol stop/inching: berfungsi untuk
mengerakan mixer dengan satu ge-
rakan (tidak continyu).
19. Pully reducer berfungsi sebagai duduk-
an v-belt.
20. Proximity sensor:berfungsi sebagai
stop posisi tabung mixer, dengan posi-
Gambar 4.1. Desain Mesin Mixer si output tabung berada di bawah.

Nama dan fungsi dari komponen mesin 4.2 Data-data Spesifikasi Mesin
mixer: Spesifikasi dari mesin silinder antara lain:
1. Tabung mixer: untuk tempat menam- 1. Kecepatan tabung mixer 13 s/d 15
pung material yang akan dicampur/ putaran/menit
mixing. 2. Name plate motor : Tegangan 3 phasa
2. Tutup mixer bawah: untuk menutup 220-380 V, HP: 5,5 Hp, Rpm 1440
lubang bawah yang berfungsi sebagai 3. Pully motor 3,5 Inchi
tempat keluar bahan/material hasil dari 4. Pully gear box 5,5 Inchi
mixing. 5. Ratio gear box 1:20
3. Kran/valve: alat untuk membuka penu- 6. Sprocket gear box 14 teeth(gigi)
tup mixer bawah. 7. Sprocket gear di tabung 50 teeth (gigi)
4. Support: dudukan untuk tabung mixer. 8. Rantai CL 80
5. Tutup mixer atas: alat penutup lubang
atas yang berfungsi sebagai tempat 4.3 Operasi Kontrol Otomatis
memasukan material pada awal mixing. Dalam sistem kerja dari kontrol otomatis
6. Bearing sebagai bantalan dari poros ini dibuatkan juga manual operation dari
mesin mixer. kontrol agar pada saat mengoperasikan lebih
7. Gear besar sebagai dudukan dari rantai mudah, adapun langkah-langkah kerja dari
penggerak mixer. alat dalah sebagai berikut:
8. Rantai berfungsi sebagai penerus
penggerak dari motor ke poros mixer.
9. Reducer berfungsi untuk mengurangi
kecepatan dari motor, dimana reducer
yang digunakan 1:20.
10. V-belt: berfungsi sebagai penerus
putaran dari motor ke reducer.
11. Pully motor berfungsi sebagai dudukan
dari V-belt.
12. Motor berfungsi sebagai tenaga peng-
gerak dari mesin mixer.
13. Tombol emergency: berfungsi untuk
mematikan mesin dalam keadaan
darurat.
14. Pilot lamp: berfungsi sebagai lampu
indicator bahwa timer bekerja.
15. Counter berfungsi untuk mengetahui
jumlah putaran setiap sekali proses .

Gambar 4.2. Alur Proses Pengoperasian Mesin

99
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

manual ini diperlukan pada saat mainte-


Penjelasan alur proses: nance service, proses kerjanya adalah
1. Posisikan tombol emergency pada po-sisi tegangan masuk dari tombol emergency
Normaly Close (NC), tombol ini berfungsi yang sudah pada posisi NC kemudian
sebagai lock tegangan yang masuk ke tekan tombol inching secara berkala maka
rangkaian kontrol sehingga pada saat kontaktor F akan bekerja kemudian motor
tombol pada posisi Normaly Open (NO) akan bergerak sesuai dengan tekanan kita
tegangan yang masuk kerangkaian kon- pada tombol inching tersebut.
trol terputus fungsi yang lain tombol - Counter berfungsi sebagai pengitungan
emergency adalah sebagai pengaman waktu dalam sekali proses, ini diperlukan
rangkaian kontrol otomatis. sebagai parameter running dari mesin
2. Tekan tombol strart relay A bekerja agar dapat dimonitor sehingga berdasar-
kemudian akan memberi input tegangan kan waktu kerja mesin yang di report oleh
pada timer 1, sehingga timer 1 akan counter akan digunakan sebagai parame-
bekerja dan selanjutnya akan memberi ter maintenance service, adapun sistem
input pada kontraktor R untuk mengge- kerjanya adalah counter mendapat input
rakan adapun setting timer sesuai dengan tegangan dari kontaktor F kemudian
parameter waktu yang sudah ditentukan, counter menghitung angka satu (dalam
posisi gerak motor listrik tiga phasa pada setiap) proses kemudian akan menghi-
posisi forward. tung seterusnya.
3. Setelah perhitungan waktu pada timer 1 - Sistem kontrol ini dilengkapi dengan
selesai maka timer 1 akan memberi saving dari perhitungan waktu pada timer,
inputan pada timer TX untuk memberi apabila terjadi tegangan listrik mati perhi-
jeda waktu putaran pada motor kemudian tungan pada saat proses dari timer
selanjutnya timer TX memberi inputan tersimpan sehingga proses perhitungan
pada pada relay B untuk menjalankan tidak mengulang, proses ini diperlukan
timer 2, dari timer 2 akan memberi input karena karakter bahan yang diaduk harus
pada kontaktor F, timer 2 bekerja sesuai sesuai dengan waktu yang ditentukan
dengan parameter waktu yang disetting tidak boleh lebih atau kurang, untuk se-
sama dengan timer 1, posisi gerak motor lanjut apabila tegangan listrik sudah ada
listrik 3 phasa pada posisi reverse. tekan tombol start timer kontrol akan
4. Proximity sensor bekerja setelah men- bekerja melanjutkan perhitungan yang
dapatkan input tegangan 220 Volt AC dari belum selesai tersebut.
dari timer 2 kemudian tegangan 220 Volt - Tekan tombol start/reset untuk mengem-
AC tersebut akan dirubah menjadi balikan posisi timer pada awal perhitung-
tegangan 12 Volt DC dengan mengguna- an untuk memulai proses berikutnya.
kan trafo kenapa dirubah menjadi te-
gangan 12 Volt DC karena proximity
sensor yang dipakai meng-gunakan input
tegangan 12 Volt DC, fungsi dari photo
sensor ini adalah untuk menggerakan
motor pada posisi awal kembali agar pada
saat operator akan melakukan proses
penuangan produk mudah.
5. Setelah proses penuangan bahan sele-sai
tekan tombol start untuk mereset timer 1
dan 2 pada posisi awal.
6. Proses kerja mixer selesai.

Catatan fungsi operation dari kontrol yang


lain:
- Sistem kerja dari tombol inching ada
untuk memutar gerakan motor secara

100
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

4.4 SOP Manual Pengoperasian Mesin bermasalah, lihat penjelasan pada ba-
gian troubleshooting mesin
5. Lakukan proses mixing
6. Selesai proses mixing, matikan mesin
dengan menekan tombol off.
7. Bersihkan mesin sesuai prosedur yang
benar

4.5 SOP Manual Perawatan Mesin

Gambar 4.3. Alur Proses Manual Pengoperasian Mesin

Penjelasan alur proses:


1. Periksa kebersihan tabung mixer, tutup
mixer atas dan tutup mixer bawah Gambar 4.4. Alur Proses Manual Perawatan Mesin
sebelum memulai pengisian bahan. Ji-
ka belum bersih, bersihkan mesin dan Penjelasan alur proses:
gunakan cairan pembersih mikrobiologi - Persiapkan peralatan yang diperlukan.
untuk higienitas mesin. - Bersihkan tabung mixer menggunakan
2. Setelah itu lakukan proses pengisian cairan pembersih mikrobiologi untuk
bahan, pastikan pada saat pengisian menjaga higienitas.
material/bahan kondisi kran/valve tu- - Beri pelumas pada rantai dan sprocket
tup mixer bawah dalam kondisi tertu- untuk mengurangi gesekan yang akan
tup rapat. Setelah proses pengisian mengakibatkan keausan, beri juga
selesai pastikan tutup mixer atas ter- pelumas pada bearingnya.
tutup rapat dan kaitkan pengunci tutup - Cek level oli reducer mixer, jika level
mixer atas kemudian kencangkan berada di posisi bawah, tambahkan oli
adjustment (ulir) nya. secukupnya. Lakukan pengecekkan
3. Sebelum memulai proses mixing, laku- pada vanbelt dan puly, jika terlalu ken-
kan setting timer. Hal ini bertujuan dor lakukan pengencangan.
untuk menentukan waktu dari proses - Pasang kembali apabila ada part-part
mixing tersebut. yang dibongkar.
4. Tarik tombol emergency pada posisi on - Selalu lakukan test run terlebih dahulu,
(terbuka), kemudian tekan tombol start jika ada kerusakan atasi sesuai pro-
(warna hijau). Pastikan putaran awal sedur
mixer ke arah depan mixer. Jika mesin - Mesin siap digunakan.

101
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

4.6 SOP Trouble Shooting Mesin

Gambar 4.6. Valve Mesin Mixer


2. Setelah proses pengisian selesai
pastikan tutup mixer atas tertutup
rapat dan kaitkan pengunci tutup mixer
atas kemudian kencangkan adjustment
(ulir) nya.
3. Cek kembali kondisi tutup mixer untuk
memastikan tutup mixer sudah
tertutup rapat.
4. Tarik tombol emergency pada posisi on
(terbuka).

Gambar 4.5. Alur Proses Trouble Shooting Mesin

Penjelasan alur proses:


1. Jika terjadi masalah pada mesin, ana-
lisa penyebab masalah tersebut.
2. Tentukan, perbaikan ringan dapat
dilakukan oleh operator, jika kerusakan Gambar 4.7. Tombol Emergency
membutuhkan tingkat penanganan 5. Kemudian tekan tombol start (warna
yang lebih, buat SPK agar dapat diker- hijau).
jakan oleh teknik maintenance.
3. Test run mesin setelah perbaikan. Jika
mesin masih bermasalah, lakukan ana-
lisa ulang penyebab masalah dan
lakukan perbaikan kembali.
4. Lakukan test run mesin kembali untuk
memastikan bahwa mesin sudah dapat
digunakan.
5. Mesin siap digunakan.
Gambar 4.8. Tombol Start
4.7 SOP Proses Kerja Mesin 6. Pada saat tombol start ditekan,maka
Langkah-langkah yang harus dilakukan lampu indikator (pilot lamp) akan
saat pengoperasian mesin mixer silinder menyala dan waktu perhitungan timer
antara lain: mixer mulai bekerja.
1. Pastikan pada saat pengisian material/
bahan kondisi kran/valve tutup mixer
bawah dalam kondisi tertutup rapat.

102
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

Gambar 4.9. Lampu Indikator


Pada gambar disamping menunjukan
7. Pastikan putaran awal mixer ke arah de-
timer disetting pada waktu 10 menit,
pan mixer.
terlihat pada angka yang dimasukan pada
8. Putaran mixer akan berhenti sendiri apa-
setting value, dan timer telah bekerja
bila, waktu yang disetting pada timer
selama 1 menit yang ditunjukan pada
mixer sudah tercapai dan lampu Indica-
display.
tor/pilot lamp akan mati.
4. Pada mesin mixer terdapat 2 timer
9. Sebelum menurunkan bahan dari tabung
dengan fungsi dan cara kerja yang sama,
mixer, pastikan bahwa lampu indikator
dimana jika timer 1 disetting pada angka
(pilot lamp) tidak menyala/mati.
10 menit dan timer 2 diseting 10 menit
10. Kemudian tekan tombol emergency pada
maka mesin mixer bekerja selama 20
posisi off.
menit.
11. Langkah yang terakhir bahan sudah siap
5. Setelah waktu yang diinginkan tercapai
diturunkan dari tabung mixer dan siap
mesin mixer akan berhenti, dan pada
difilling.
kedua display timer menunjukan 1 0 0 0
atau waktu 10 menit.
4.8 Setting Timer Mixer
6. Dan jika mesin mixer akan beroperasi
Cara setting timer mixer silinder adalah
kembali maka timer akan mereset
sebagai berikut:
kembali pada angka 0 0 0 0 pada
1. Masukan angka atau waktu yang dibu-
tampilan display.
tuhkan untuk mixing pada display timer
dengan menekan tombol Setting Value
4.9 SOP Perawatan Mesin
(SV).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pe-
rawatan mesin silinder mixer antara lain:
1. Lakukan pembersihan pada tabung mixer,
motor, dan bagian pendukung dari mesin
mixer.

Gambar 4.10. Setting Timer


2. Angka yang dimasukan harus sesuai
dengan waktu yang di tetapkan pada tiap
produk.
3. Angka yang dimasukan adalah angka Gambar 4.12. Tabung Mixer dan Motor Listrik 3
dalam bentuk satuan waktu, dimana Phasa
dalam satu menit mixer berputar seba-
nyak 14 putaran. 2. Cek level oli pada reducer mixer, jika level
dibawah tambahkan oli secukupnya. Oli
yang digunakan adalah oli SAE 90.

103
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

4.10 SOP Trouble Shooting Mesin


Beberapa trouble shooting pada mesin
mixer silinder antara lain
1. Rantai kendor atau putus
- Apabila rantai putus maka lakukan
penggantian dengan rantai yang baru.
- Jika rantai kendor, lakukan penambah-
an plat dibawah rumah bearing atau
pada bagian bawah reducer.
2. Poros tengah mixer mengalami perge-
Gambar 4.13. Level Oil seran.
3. Penggantian oli reducer setiap 18000 jam 3. Analisa penyebab pergeseran.
operasi. 4. Apabila disebabkan bearing yang aus, ma-
4. Pemberian pelumas pada rantai dan ka lakukan penggantian bearing.
sprocket untuk mengurangi gesekan yang 5. Jika dikarenakan poros yang mengalami
akan mengakibatkan keausan. keausan, lakukan penambahan ketebalan
poros atau lakukan penggantian poros.
6. Reducer bocor
7. Lakukan penggantian oil seal pada bagian
yang bocor.
8. Timer jalan tapi mixer diam
- Cek wiring/instalasi kabel.
- Periksa output tegangan dari timer.
- Cek kontaktor motor.

5. KESIMPULAN
Gambar 4.14. Rantai dan Sprocket Mixer Kesimpulan dari Laporan skripsi
5. Pengecekan dan pengencangan V-belt pembuatan kontrol otomatis mixer pada
dan pully. perusahaan makanan dan minuman adalah
sebagai berikut:
1. Panel kontrol otomatis yang dirancang
adalah untuk memperbaiki sistem kontrol
yang sebelumnya secara manual menjadi
otomatis yaitu, putaran reverse dab for-
ward motor menggunakan switch cam dan
perhitungan waktu berdasarkan peng-
amatan menggunakan jam dirubah meng-
gunakan timer yang secara otomatis akan
Gambar 4.15. V-belt dan Pully Motor menggerakan reverse dan forward motor,
6. Pemberian grease atau pelumas pada selain itu juga kontrol dilengkapi dengan
bearing. saving waktu putaran, counter perhitung-
an setiap kali proses, dan proximity sensor
untuk mengembalikan mixer pada posisi
awal.
2. Untuk membuat kontrol otomatis akan
melalui beberapa tahapan-tahapan antara
lain:
- Menganalisa fungsi panel kontrol
otomatis yang akan dibuat.
- Menentukan komponen yang akan
dibuat sebagai kontrol.
Gambar 4.16. Bearing Mixer - Perencanaan gambar wiring dan gam-
bar diagram box panel.

104
Jurnal Teknik, Vol. 3 No. 1, Agustus 2014

- Proses assembly box panel dan wiring. Lestari (ICS)


- Pengujian dan membuat manual ope-
Muhaimin. “Instalasi Listrik II ”. Pusat
ration.
Pengembangan Pendidikan Politeknik.
- Menentukan SOP.
Bandung: 1996.
- Menyusun dan menentukan trouble
shooting dari panel kontrol. Nazir, Moh. “Metode Penelitian”. Ghalia Indo-
3. Mengetahui secara detail instalasi dan nesia: 2011.
cara kerja panel kontrol otomatis mixer Wijanarka, Wijaya. “Teknik Otomatisasi”.
pengaduk bahan. Erlangga: 2006.
4. Bisa mengurangi kesalahan waktu proses
yang sudah ditentukan dan distandarkan
sesuai dengan karakteristik bahan.
5. Akurasi perhitungan waktu dari timer
sudah sesuai dengan real putaran mixer
dan hasil pengadukan sudah sesuai de-
ngan parameter yang sudah ditentukan.
6. Pada perencanaan sebuah instalasi panel
listrik harus mengutamakan kehandalan
peralatan yang dipakai dan harus meng-
edepankan kemudahan saat penanganan
pada saat terjadi kerusakan atau trouble
shooting.
7. Pembuatan kontrol otomatis ini dapat
membuat proses dari mesin mixer bisa
efektif dan menghasilkan proses pencam-
puran bahan yang homogen atau merata
yaitu kapaitas maksimal bahan yang akan
diaduk 1200 kg dengan putaran mixer 14
kali putar kanan dan 14 kali putar kiri
apabila di konversi dengan waktu 7,5
menit putar kanan dan 7,5 menit putar kiri
secara tepat, masih sama antara yang
manual dan otomatis.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional, “Persyaratan


Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)”.
Jakarta: 2000.
Data Sheet Gerin, Merlin, Electrical Installation
Guide, Edisi 2005.
Data Sheet Kabel Metal Indonesia , Indonesia:
2006.
Data Sheet autonics, Electrical Installation
Guide, Edisi 2010.
Data Sheet Omron, Electrical Installation Guide,
Edisi 2005.
Data Sheet Schenaider, Electrical Installation
Guide, Edisi 2010.
Data Sheet Panel, PT. Indra Cipta Sentosa

105

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai