Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode pengeringan padi secara konvensional saat musim hujan tidaklah

optimal, banyak kendala yang harus dihadapi oleh para petani Indonesia.

Menurut survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi

yang ada di Indonesia pada tahun 2018 sekitar 56,54 juta ton gabah dengan luas

panen sekitar 10,90 juta hektar. Hasil produksi ini bisa ditingkatkan dengan

meminimalisir kesulitan yang ada, salah satu kesulitan yang dialami adalah saat

proses pengeringan.

Untuk membuat gabah siap giling, kadar air dalam gabah harus dikurangi,

hal ini guna menjaga kualitas gabah agar tetap tahan lama saat disimpan

maupun menjaga kualitas dari berasnya sendiri. Gabah yang baru saja dipanen

mempunyai kadar air sekitar 20 – 25%, sehingga perlu diturunkan kadar air

maksimumnya sekitar 14% (Keputusan Bersama Kepala Badan Bimas

Ketahanan Pangan No. 04/SKB/BBKP/II/2002).

Gabah yang masih banyak mengadung kadar air disebabkan karena

pengeringan yang tidak optimal, hal ini bisa ditasi dengan alat ini. Dengan

menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) yang dikombinasikan

dengan Arduino Uno ATmega 328 sebagai pengontrol kecepatan putaran motor

pada kerja sistem, yang mana kecepatan putaran motor didasarkan pada

tingkatan (range) suhu yang berada tangki penampung gabah, maka dengan

1
2

begitu kadar air dalam gabah bisa diturunkan. Kemudian di hubungkan

menggunakan HMI yang berfungsi sebagai tampilan interface atau penghubung

sistem dengan manusia.

PLC (Progammable Logic Control) merupakan perangkat elektronik digital

dengan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi

yang menjalankan fungsi-fungsi spesifik. Seperti: logika, timing, counting, dan

aritmatika untuk mengontrol suatu mesin industri atau proses industri sesuai

dengan yang diinginkan. PLC mampu mengerjakan suatu proses terus menerus

sesuai variabel masukan dan memberikan keputusan sesuai keinginan

pemrograman sehingga nilai keluaran tetap terkontrol. Sedangkan HMI

(Human Machine Interface) sendiri adalah suatu sistem yang menghubungkan

antara manusia dan teknologi mesin.

Dalam rangka mengatasi masalah yang terjadi, yang juga untuk memenuhi

standarisasi Surat Keputusan Bersama. Oleh karena itu saya membuat Tugas

Akhir saya yang berjudul “APLIKASI PROGAMMABLE LOGIC

CONTROLLER (PLC) SEBAGAI KONTROL KECEPATAN MOTOR

BERDASARKAN TINGKATAN SUHU PADA PROSES TEMPERING

GABAH DENGAN HUMAN MACHINE INTERFACE (HMI)”.


3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yang

akan diselesaikan dalam Tugas Akhir adalah :

1. Bagaimana pengaturan kecepatan motor DC berdasarkan pada tingkatan

suhu rancang bangun tersebut.

2. Bagaimana mengatur kecepatan motor DC dengan teknik PWM (Pulse

Width Modulatiom).

3. Bagaimana pengaturan kecepatan motor DC bisa dikombinasikan dengan

PLC (Progammable Logic Controller) dan HMI (Human Machine

Interface)

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah :

1. Mengurangi kadar air padi, seperti pada Keputusan Bersama Kepala Badan

Bimas Ketahanan Pangan No. 04/SKB/BBKP/II/2002.

2. Membuat alat Tugas Akhir yang lebih variatif guna memperdalam ilmu

tentang aplikasi kontrol PLC (Programmable Logic Controller)

TM221CE16R dan HMI (Human Machine Interface).

3. Mempelajari secara lengkap tentang mekanisme pengaturan kecepatan

putaran motor DC berdasarkan tingkatan suhu untuk efektifitas proses

tempering gabah.
4

1.4 Batasan Masalah

Dalam penulisan Tugas Akhir ini pembahasan masalah dibatasi pada hal-

hal berikut :

1. Racang bangun alat ini hanya digunakan pada hasil pertanian berupa padi

dan tidak pada hasil pertanian lainnya. Karena setiap hasil pertanian lainnya

memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

2. Kecepatan motor didasarkan pada suhu dengan range 53°C - 57°C, karena

suhu tersebut relevan dengan kapasitas padi 500 gram dan pada suhu 50°C

- 60°C dapat meningkatakan laju pengeringan.[17]

3. Alat ini akan bekerja dengan pemanas berupa tubular heater yang yang akan

menghasilkan panas dan tidak menggunakan pemanas lainnya. Karena jenis

pemanas tubular heater lebih banyak dipasaran.

4. Panjang tangki penampung sekitar 100 cm. Karena menyesuikan pada

pemanas yang hanya dapat memanaskan pada kapasitas tersebut.

5. Hanya mengurai kadar air dalam gabah basah sesuai suhu yang diinginkan,

dan setelah selesai tidak diukur atau harus memenuhi standar sebesar 14%.

Dikarenakn untuk mencapai kadar air padi 14% perlu perhitungan lebih

lanjut.

1.5 Manfaat Tugas Akhir

Manfaat dari tugas akhir pembuatan Aplikasi Progammable Logic

Controller (PLC) sebagai Kontrol Kadar Air Pada Proses Tempering Gabah

Dengan Human Mechine Interface (HMI) adalah sebagai berikut :


5

1.5.1 Bagi Penyusun dan Pembaca :

1. Dapat mengetahui sistem kerja tempering gabah yang dihubungkan dengan

PLC dan HMI

2. Menambah referensi dan informasi terkait dengan ilmu Teknik Elektro

khususnya dalam bidang teknologi otomatis.

1.5.2 Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat bermanfaat untuk memecahkan permsalahan dalam

proses tempering padi yang mana bisa lebih meningkatkan hasil panen para

petani.

1.5.3 Bagi Institusi

1. Menerapkam ilmu yang telah diperoleh dan dipelajari selama menempuh

Pendidikan pada Progam Studi diploma III Teknik Elektro Departemen

Teknologi Industri Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro

2. Menciptakan alat praktikum yang variative sebagai bahan belajar untuk

mahasiswa Progam Studi Diploma III Teknik Elektro tentang sistem

tempering padi

1.6 Metode Penulisan

Dalam perencanaan dan pembuatan alat ini, penyususnan menggunakan

metode sebaga berikut :


6

1.6.1 Studi Pustaka

Dalam metode ini, penususnan mencari literatur maupun artikel dan sumber

lainnya untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan perancangan dan

pembuatan alat.

1.6.2 Laboratorium

1. Pembuatan Alat

Dalam pembuatan alat ini terdiri dari :

a. Rancang Bangun

Metode ini merupakan tahap perencanaa alat, dimana perencanaan

mekanik, perencanaan hadeware (elektronika), serta perencanaan

software (progam)

b. Pengujian

Perencanaan alat yang telah dibangun tersebut, kemmudian

dilakukan pengujian sesuai dengan keperluan yang ada pada

perencenaan yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Penyusunan Laporan

Setelah dilakukan pengujian alat, data – data pengukuran dan analisa

yang diperoleh akan disusun dalam sebuah laporan.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman hasil rancangan tersebut. Maka, penulis

menyusun Tugas Akhir ini dalam beberapa bab, yang mana setiap bab
7

mempunyai hubungan yang saling terkait dengan bab yang lain, yaitu seperti

dibawah ini.

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas membahas mengenai hal-hal yang

melatar belakangi pembuatan Tugas Akhir, Tujuan, Batasan

Masalah, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan secara mengenai teori dasar dari masing-

masing bagian yang menjadi panduan untuk menunjang

perancangan dan pembuatan Tugas Akhir ini.

BAB III JUDUL TUGAS AKHIR

Pada bab ini menjelaskan bagaimana langkah-langkah kerja blok

diagram keseluruhan, rangkaian per blok, rangkaian keseluruhan

dan flowchart pada alat simulasi tersebut.


8

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Pada bab ini membahas mengenai proses perancangan, perakitan

panel, dan pembuatan benda kerja serta bahan dan alat yang

dipergunakan.

BAB V PENGUKURAN DAN PENGUJIAN RANGKAIAN

Dalam bab ini akan membahas tentang uji coba apakah rangkaian

telah berjalan sesuai dengan yang diminta, hasil pengujian dan

analisa.

BAB VI PENUTUP

Dalam bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dalam

perancangan dan pembuatan alat Tugas Akhir ini serta saran-saran

yang ingin disampaikan oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai