Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL SKRIPSI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM KONTROL GERAK KONVEYOR


MESIN PENGERING KARET
BERBASIS PLC ZELIO SMART RELAY SR3B261BD

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan


Pendidikan Tingkat Sarjana (S-1) pada Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Bengkulu

OLEH :

PEBRIYANTO.S
G1C015036

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era industri modern untuk proses pengeringan karet masih dilakukan
secara alami dengan panas sinar matahari. Sistem pemindahan karet yang akan
dikeringkan dilakukan secara manual oleh banyak pekerja/manusia, seperti untuk
memindahkan karet ke tempat pengeringan dan menyusun karet untuk proses
pengeringan. Hal ini tentunya membuat suatu pekerjaan menjadi tidak efisien dan
membutuhkan waktu serta tenaga yang banyak. Selain itu, juga akan membuat biaya
produksi menjadi lebih tinggi. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut maka
dibuatlah alat pengering karet dengan pengendaliHal ini telah banyak tergeser dan
digantikan oleh sistem kontrol otomatis. Sebabnya jelas mengacu pada faktor-faktor
yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas industri itu sendiri, misalnya faktor
human error dan tingkat keunggulan yang ditawarkan sistem kontrol tersebut.
Pada beberapa pabrik pengolahan, sistem kontrol proses industri yang merujuk
pada sistem otomatisasi sistem kontrol telah banyak sekali digunakan salah satunya
adalah PLC. Pemakaian sistem kontrol otomatis di industri saat ini merupakan
kebutuhan yang sangat utama untuk menjaga proses produksi agar berjalan seperti yang
telah direncanakan. Pada sistem kontrol industri dimana peranan manusia masih amat
dominan, misalnya dalam merespon besaran-besaran proses yang diukur oleh sistem
kontrol tersebut dengan serangkaian langkah berupa pengaturan panel dan saklar-
saklar. PLC digunakan untuk mengontrol conveyor pembawa karet dan proses
pengering karet berdasarkan program yang sudah dibuat. Pergerakkan conveyor dan
proses pengering karet diatur sesuai dengan instruksi yang sudah ditentukan melalui
input yang digunakan pada PLC berupa sensor atau switch.
Programmable Logic Controller (PLC) merupakan salah satu sistem kontrol
yang amat luas pemakaiannya. Penerapannya meliputi berbagai jenis industri mulai dari
industri otomotif, petrokimia, kertas, bahkan sampai pada industri tambang. PLC
memliki beberapa keuntungan diantaranya tidak membutuhkan jumlah kabel yang
banyak, PLC tidak memerlukan daya yang besar, mampu mendeteksi kesalahan dengan
mudah dan cepat, proses dapat dilakukan dengan mudah hanya dengan melakukan
perubahan atau pergantian program, tidak membutuhkan sparepart yang banyak, serta
ketahanan PLC jauh lebih baik. Faktor-faktor inilah yang membuat PLC semakin
populer dalam sistem kontrol otomatis.
Pada sistem mesin pengering karet ini menggunakan ruang pengering yang
terdapat heater untuk pemanas ruangnya dan cooling fan untung penyeimbang suhu
ruang nya apabila suhu dalam ruang pengering sudah melewati batas yang diinginkan.
Saat karet sudah digantungkan pada counter karet maka secara otomatis sensor akan
membaca dan mengirim signal ke motor DC untuk hidup selama waktu yang belum
ditentukan dan bagitu seterusnya sampai karet memenuhi ruang pengering. jika suhu
diruang pengering tidak mencapai temperatur yang sesuai maka secara otomatis
pemanas hidup sampai dengan karet kering.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas maka dapat diambil sebuah rumusan
masalah yaitu, bagaimana cara merancang sebuah sistem control mesin pengering karet
dengan menggunakan pengendali PLC.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian Skripsi ini yaitu:
1. Membuat kontrol gerak konveyor pada alat pengering karet dengan pengendali
PLC.
2. Membandingkan kontrol waktu gerak konveyorpada alat pengering karet dengan
pengendali PLC.
3. Menghitung waktu pengeringan karet pada alat pengering karet dengan kapasitas
maksimal kg.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari Penelitian Skripsi ini yaitu:
1. Dapat mengetahui dan memahami perancangan logika bahasa pemrograman Ladder
Diagram pada PLC.
2. Menambah wawasan tentang pemrograman PLC untuk mengontrol suatu proses.
3. Memberikan gambaran mengenai salah satu aplikasi dari PLC pada sistem
pengontrolan.
4. Dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk memberikan pengetahuan
mengenai sistem kontrol PLC kepada kalangan mahasiswa.
1.5 Batasan Masalah
Pada penelitian ini terdapat batasan masalah mengenai hal yang akan dibahasyaitu:
1. Sistem pengontrolan menggunakan PLC Zelio Smart Relay SR3B261BD.
2. Pembuatan program pengontrolan menggunakan software Zelio Soft 2.
3. Bahasa pemrograman yang digunakan yaitu Ladder Diagram.
4. Sistem yang dibuat dalam bentuk sistem control
5. Perancangan lebih terfokus pada kontrol gerak konveyor alat pengering karet.
6. Proses pengeringan karet didalam box pengeringselama jam dengan indikator kering
yaitu penurunan kadar air pada karet.
7. Mengabaikan perpindahan panas yang terjadi dan efisiensi konsumsi daya yang
digunakan.

1.6 Sistematika Penulisan


Pada penulisan Skripsi ini terdapat sistematika penulisan yang terdiri dari BAB I
Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan Skripsi, manfaat Skripsi,
batasan masalah dan sistematika penulisan sebagai gambaran dalam proses penulisan Skripsi.
BAB II Tinjauan Pustaka, berisi penjelasan mengenai teori-teori dasar yang diperlukan dalam
Skripsi ini. Diantaranya dijelaskan mengenai sistem kontrol, pengertian PLC, komponen
penyusun PLC, proses pengeringan, jenis-jenis karet dan tentang konveyor. BAB III
Metodologi Penelitian, berisi tentang diagram alir penelitian, alat dan bahan yang digunakan,
proses pembuatan program, perancangan alat serta pengujian alat. BAB IV Hasil Dan
Pembahasan, berisi tentang hasil dan pembahasan dari penelitian yang sudah dilakukan. BAB
V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran mengenai Skripsi yang sudah dilakukan.
Daftar Pustaka, berisi tentang sumber-sumber dari literatur untuk penulisan Skripsi ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengeringan
Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang
memerlukan energi untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan
bahan. Pengeringan juga disebut dengan penghidratan atau penghilangan sebagian atau
keseluruhan uap air dari suatu bahan. Prinsip pengeringan melibatkan dua hal yaitu panas
yang diberikan pada bahan dan air yang harus dikeluarkan dari bahan. [1]
Udara yang terdapat dalam proses pengeringan mempunyai fungsi sebagai pemberi
panas pada bahan, sehingga menyebabakan terjadinya penguapan air. Fungsi lain dari udara
adalah untuk mengangkut uap air yang dikeluarkan oleh bahan yang dikeringkan. Kecepatan
pengeringan akan naik apabila kecepatan udara ditingkatkan. Kadar air akhir apabila mulai
mencapai kesetimbangannya, maka akan membuat waktu pengeringan juga ikut naik atau
dengan kata lain lebih cepat. Faktor yang dapat mempengaruhi pengeringan suatu bahan
pangan adalah:
1. Sifat fisik dan kimia dari bahan pangan
2. Pengaturan susunan bahan pangan
3. Sifat fisik dari lingkungan sekitar alat pengering
4. Proses pemindahan dari medai pemanas ke bahan yang dikeringkan melalui dua
tahapan proses selama pengeringan yaitu:
a. Proses perpindahan panas terjadinya penguapan air dari bahan yang
dikeringkan.
b. Proses perubahan air yang terkandung dalam media yang dikeringkan
menguapkan air menjadi gas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kecepatan pengeringan suatu bahan adalaha:
1. Luas permukaan
Pada umumnya bahan pangan yang dikeringkan mengalami pengecilan ukuran, baik
dengan cara diiris, dipotong, atau digiling. Proses pengecilan ukuran dapat
mempercepat proses pengeringan.
2. Perbedaan suhu sekitar
Pada umumnya semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan
pangan semakin cepat panas ke bahan pangan dan semakin cepat pula penguapan air
dari bahan pangan.
3. Kecepatan aliran udara
Udara yang bergerak atau bersikulasi akan lebih cepat mengambil uap air
dibandingkan udara diam. Semakin cepat sirkulasi udara maka proses pengeringan
akan semakin cepat. Prinsip ini yang menyebabkan beberapa proses pengeringan
mengguanakan sirkulasi udara.
4. Kelembaban udara
Kelembaban udara menentukan kadar air akhir bahan pangan setelah dikeringkan.
Bahan pangan yang telah dikeringkan dapat menyerap air dari udara disekitarnya. Jika
udara disekitar bahan pengering tersebut mengandung uap air tinggi atau lembab,
maka kecepatan penyerapan uap air oleh bahan pangan tersebut akan semakin cepat.
5. Lama pengeringan
Lama pengeringan menentukan lama kontak bahan dengan panas. Karena sebagian
besar bahan pangan sensitif terhadap bahan panas maka waktu pengeringan yang
digunakan harus maksimum, yaitu kadar air bahan akhir yang diinginkan telah
tercapai dengan lama pengeringan yang pendek.
2.1.1 Pengeringan Matahari (Sun Drying)
Pengeringan matahari (Sun Drying) merupakan salah satu metode pengeringan yang
paling murah dan mudah karena menggunakan panas langsung dari matahari dan pergerakan
udara lingkungan. Pengeringan ini mempunyai laju pengeringan yang lambat, memerlukan
perhatian yang lebih dan sangat rentan terhadap resiko terhadap kontaminasi lingkungan. [1]
Pengeringan matahari sangat tergantung pada iklim yang panas dan udara atmosfer yang
kering.
Pemanfaatan radiasi matahari untuk pngeringan hasil pertanian dilakukan dengan tiga
cara yaitu secara langsung, tidak langsung dan kombinasi antara keduanya. Pengeringan
secara langsung dilakukan dengan cara mengeringkan bahan secara langsung pada radiasi
matahari, sedangkan cara tidak langsung dilakukan dengan cara mengeringkan bahan tetapi
melalui permukaan fluida.

(udara atau air). Metode kombinasi antara pengeringan dilakukan dengan menggunakan
bangunan tembus cahaya yang dilengkapi dengan absorder.[1]
2.1.2 Pengeringan Efek Rumah Kaca
Teknologi pengeringan umunya berasal dari matahari. Pengeringan tipe rumah kaca
adalah pengeringan yang menggunakan prinsip efek rumah kaca dalam melakukan
pengeringan. Efek rumah kaca adalah peristiwa alamiah yang terjadi akibat pantulan panas
didalam rumah kaca. Sinar matahari masuk ke dalam rumah kaca untuk membantu proses
asimilasi tersebut. Sisa panas dari matahari yang seharusnya dikeluarkan ke atmosfir,
dipantulkan kembali panas tersebut oleh bilik kaca dan atap kaca sehingga suhu udara di
dalam bilik kaca (ruangan) tersebut naik. Pantulan panas kembali tersebut ke ruangan yang
menjadikan suhu dalam ruangan naik disebut dengan efek rumah kaca.[2]
Pengeringan efek rumah kaca menahan panas yang diterima karena radiasi sinar
matahari didalam ruang pengering. Pengeringan tipe rumah kaca sangat menguntungkan
untuk daerah dengan kadar hujan pertahun yang tinggi serta memiliki kadar kelembaban yang
tinggi pula. Hal ini dikarenakan semakin tinggi nilai kelembaban udara maka akan semakin
sedikit nilai laju penguapan yang terjadi. [2]
Tersedianya energi matahari pada siang hari sangat berkontribusi untuk mendukung
sumber energi pada proses pengeringan. Pengumpanan biomassa juga sangat diperlukan pada
malam hari untuk menjaga kondisi runag pengering agar tetap pada kondisi optimum
pengeringan.
2.1.3 Pemanas Tambahan
Energi surya merupakan bentuk energi yang intermitten sehingga susah untuk
menyimpan maupun memperpanjang penggunaa energi surya telah dilakukan. Secara umum
penyimpanan energi surya tersebut bisa dilakukan dalam bentuk mekanik, kimia dan panas.[3]
Pemanas tambahan dalam sistem pengeringan merupakan bentuk usaha untuk
mempertahankan suhu ruangan pada tingkat tertentu yang diinginkan, disesuaikan dengan
keadaan bahan serta keadaan cuaca di sekitar sistem pengeringan. Bentuk dari pemanasan
tambahan diwujudkan melalui suatu alat atau mesin yang dapat digunakan untuk menambah
atau memindahkan sejumlah panas tertentu pada ruang pengering. Pemanfaatan panas yang
bersifat limbah seperti gas buang dari proses industri, panas dari perkandangan ternak,
minyak tanah dan lain-lain akan berguana jika panas tersebut dimanfaatkan menjadi bentuk
panas tambahan melalui mekanisme pertukarana panas.
Sistem pemanas ruangan dibedakan menjadi sistem pemans langsung (direct system)
atau sistem pemanas tidak langsung (indirect system). Pada sistem pemanas langsung, energi
panas diperoleh dari suatu alat atau mesin yang terletak dalam ruangan yang mampu
memberikan panas pada ruang tersebut. Sedangkan pemanas tidak langsung, jumlah energi
panas yang dibutuhkan untuk pemanasan ruangan diperoleh dari sistem pemanasan ruangan
untuk kemudian dipindahkan kedalam ruangan dalam bentuk yang sama ataupun dalam
bentuk lain melalui mekanisme heat exchanger.[3]

2.2 Sistem Kontrol


Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen terkait yang bekerja bersama-sama
untuk mencapai tujuan/target tertentu. Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun
pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada
suatu harga atau dalam suatu rangkuman harga (range) tertentu.Dalam istilah lain disebut
juga teknik pengaturan, sistem pengendalian atau sistem pengontrolan.[4]
Dalam mempelajari teknik pengendalian, kita perlu mendefinisikan persyaratan
tambahan yang diperlukan untuk menggambarkan sistem kontrol, yaitu:
 Masukkan (Input) adalah aliran energi atau material yang menyebabkan proses bereaksi
atau berespon. Masukkan ini dapat berupa manipulated input yaitu masukan yang
berasal dari dalam atau dari luar lingkungan yang tidak diharapkan dan pengaruhnya
tidak dapat dihindari.
 Keluaran (Output) adalah variabel respon yang diharapkan berperilaku sebagaimana
yang diharapkan.
 Plant merupakan peralatan atau seperangkat komponen mesin yang berfungsi bersama
yang tujuannya adalah melakukan operasi tertentu.
 Proses (Process) adalah suatu kegiatan operasi yang bekerja terus menerus untuk
mendapatkan sesuatu hasil yang telah ditentukan.
 Gangguan (Disturbance) adalah sinyal yang cenderung mempengaruhi nilai dari output
suatu sistem. Jika gangguan didalam sistem disebut ganguan internal sedangkan
gangguan eksternal dihasilkan dari luar sistem dan sebuah masukan.
 Kontrol umpan balik (Feedback Control) mengacu pada suatu operasi yang jika ada
gangguan cenderung mengurangi perbedaan antara keluaran sistem denganmasukan
referensi.
Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi untuk mengendalikan
proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis). Ada dua sistem kontrol pada sistem
kendali/kontrol otomatis yaitu:
1. Open Loop (Loop Terbuka)
Suatu sistem kontrol yang keluarnya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan.
Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak diumpan balikkan ke
parameter pengendalian. Diagram Blok Open Loopdapat dilihat pada Gambar 2.1.
2. Open Loop (Loop Terbuka)
Suatu sistem kontrol yang keluarnya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan.
Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak diumpan balikkan ke
parameter pengendalian. Diagram Blok Open Loopdapat dilihat pada Gambar 2.1.

Input Output
Controller Plant

Gambar 2.1Diagram Blok Open Loop


3. Closed Loop (Loop Tertutup)
Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung
terhadap aksi pengendalian yang dilakukan. Sinyal error yang merupakan selisih dari
sinyal masukan dan sinyal umpan balik (feedback), lalu diumpankan pada komponen
pengendalian (controller) untuk memperkecil kesalahan sehingga nilai keluaran sistem
semakin mendekati harga yang diinginkan.Keuntungan sistem loop tertutup adalah
adanya pemanfaatan nilai umpan balik yang dapat membuat respon sistem kurang peka
terhadap gangguan eksternal dan perubahan internal pada parameter sistem.
Kerugiannya adalah tidak dapat mengambil aksi perbaikan terhadap suatu gangguan
sebelum gangguan tersebut mempengaruhi nilai prosesnya.Diagram Blok Closed Loop
dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Input Output
Controller Actuator Plant

Feedback

Gambar 2.2Diagram Blok Closed Loop


Diagram blok dari sebuah sistem adalah representasi bergambar darifungsi yang
dilakukan oleh masing-masing komponen dan aliran sinyal. Diagram seperti itu
melukiskanketerkaitan yang ada diantara berbagai komponen. Berbeda dengan representasi
matematis murni abstrak, diagram blok memiliki keuntunganmenunjukkan secara lebih
realistis aliran sinyal dari sistem yang sebenarnya.
Dalam diagram blok semua variabel sistem dihubungkan satu sama lain melalui
fungsionalblok. Blok fungsional atau hanya blok adalah simbol untuk operasi
matematikapada sinyal input ke blok yang menghasilkan output. Fungsi transfer
darikomponen biasanya dimasukkan dalam blok yang sesuai, yang dihubungkan oleh anak
panahuntuk menunjukkan arah aliran sinyal.
Beberapa aturan aljabar dalam diagram blok dapat dilihat pada Gambar 2.3.

(a) R1(s) C(s)


G1(s) G2 (s)

C(s) = G1(s) G2(s) R1(s)

(b) R1(s) + C1 (s)


G(s)

R2 (s)
C1(s) = R1(s) - R2(s) G(s)

(c) R1(s) + C1 (s)


G(s)

H
G(s)
C1(s) = R1(s)
1+ H G( s)

Gambar 2.3Aljabar dalam Diagram Blok (a) Open Loop, (b) Closed Loop,R(s) dan C(s)
adalah suatu sinyal, (c) Closed Loop, H adalah fungsi umpan balik
2.3 Programmable Logic Controller (PLC)
2.3.1 Pengertian Programmable Logic Controller(PLC)
Definisi Programmable Logic Controller(PLC) menurut National Electrical
Manufactures Association (NEMA) adalah suatu perangkat elektronika digital dengan
menggunakanmemori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang
menjalankan suatu fungsi-fungsi spesifik tertentu seperti logika (logic), sekuensial
(sequencing), pewaktuan (timing), pencacahan (counting) dan aritmatika untuk
mengendalikan mesin dan proses. PLC secara langsung dapat dihubungkan ke aktuator dan
transduser dalam proses industri, karena berbagai jenis antarmuka standar terdapat pada PLC.
[5]
Konsep dasar PLC dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Programmable, menunjukkan kemampuannya yang dapat diubah-ubah sesuai
program yang dibuat dan kemampuannya dalam hal memori program yang telah
dibuat.
 Logic, menunjukkan kemampuannya dalam memproses input secara aritmatik, yakni
melakukan operasi negasi, mengurangi, membagi, mengalikan, menjumlahkan dan
membandingkan.
 Controller,menunjukkan kemampuannya dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkanoutput yang diinginkan.
2.3.2 Prinsip Kerja Programmable Logic Controller(PLC)
Sebuah Programmable Logic Controller(PLC) bekerja dengan cara menerima data-data
dari peralatan input luar (input devices). Peralatan input luar secara umum disebut sensor
yang terbagi menjadi dua jenis yaitu sensor jenis kontak seperti push button, limit switch,
saklar, level switch dan sebagainya, dan sensor jenis non kontak seperti sensor magnit, sensor
proximity induktif, sensor proximity kapasitif, LDR dan sebagainya. Data-data yang masuk
dari peralatan input ini berupa sinyal-sinyal analog (besaran listrik) yang selanjutnya melalui
input modules diubah menjadi sinyal digital untuk diproses oleh CPU berdasarkan instruksi-
instruksi program yang telah dibuat dan ditetapkan suatu keputusan untuk dikirim ke output
modules. Kemudian oleh output modules sinyaldigital tersebut diubah kembali menjadi sinyal
analog, dan sinyal analog inilah yang akan mengaktifkan output devices yang berupa ouput
kontrol seperti relay, kontaktor, selenoid dan sebagainya, dan berupa output beban seperti
lampu, motor dan sebagainya. Secara blok diagram prinsip kerja PLC dapat dilihat pada
Gambar 2.4.[5]

Gambar 2.4Blok diagram prinsip kerja PLC[2]


2.3.3 Ladder Diagram
Ladder diagram atau sering disebut juga ladder logic adalah bahasa pemrograman PLC
yang menggambarkan program dalam bentuk grafis. Diagram ini dikembangkan dari kontak-
kontak relay yang terstruktur yang menggambarkan aliran arus listrik. Dalam diagram ini
terdapat 2 buah garis vertical (power rail), yang mana garis vertikal sebelah kiri dihubungkan
dengan sumber tegangan positif catu daya, sedangkan garis vertikal sebelah kanan
dihubungkan dengan sumber tegangan negatif catu daya. Diantara 2 garis tersebut dipasang
kontak-kontak yang menggambarkan kontrol dari saklar, sensor dan output.[5] Satu baris dari
diagram tersebut biasanya disebut dengan istilah satu rungseperti terlihat pada Gambar 2.5.
Adapun aturan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu program diagram
ladder adalah sebagai berikut:[4]
1. Aliran arus listrik dimulai dari rel kiri menuju ke rel kanan.
2. Suatu coil output tidak dihubungkan langsung ke rel sebelah kiri.
3. Tidak ada kontak yang ditempatkan di sebelah kanan dari suatu coil output.
4. Hanya satu dari coil output dalam suatu ladder line. Tiap coil output umumnya
hanya satu kali dalam suatu program.

Gambar 2.5Scanning Ladder Diagram[11]


2.4 Zelio Smart Relay
Smart relay adalah suatu alat yang dapat diprogram oleh suatu bahasa tertentu yang
biasa digunakan pada proses automasi.[6] Zelio smart relay didesain untuk automated systems
yang biasa digunakan pada aplikasi industri dan komersial. Smart relay ini dirancang sebaik
mungkin agar mudah dioperasikan dan dapat diprogram oleh non-programmer khusus. Oleh
karena itu perancang smart relay telah menempatkan sebuah program awal (interpreter) di
dalam piranti ini yang memungkinkan pengguna meg-input program-program kontrol sesuai
dengan kebutuhan mereka dalam suatu bentuk bahasa pemrograman yang relatif sederhana
dan mudah untuk dimengerti dan dapat diubah atau diganti dengan mudah sesuai dengan
kebutuhan.
Terdapat 2 tipe smart relay yaitu tipe compact dan tipe modular. Perbedaannya adalah
pada tipe modular dapat ditambahkan extension module sehingga dapat ditambahkan input
dan output. Meskipun demikian penambahan modul tersebut tetap terbatas hanya bisa
ditambahkan sampai dengan 40 I/O. Selain itu untuk tipe modular juga dapat dimonitor
dengan jarak jauh dengan penambahan modul.
Keuntungan menggunakan Smart Relay adalah:
1. Pemrograman yang sederhana. Dengan adanya layar LCD yang besar dengan
backlight memungkinkan dilakukannya pemrograman melalui front panel atau
menggunakan Software Zelio Soft 2.
2. Instalasi yang mudah.
3. Harga lebih murah dibandingkan dengan menggunakan PLC.
4. Fleksibel, kompak dan dapat ditambahkan modul tambahan bila diperlukan, dual
programming language, dan multiple power capabilities (12VDC, 24VDC,
24VAC dan 120 VAC).
5. Open connectivity. Sistem Zelio dapat dimonitor secara jarak jauh dengan
caramenambahkan extension modul berupa modem. Juga tersedia modul modbus
sehingga Zelio dapat menjadi slave OLC dalam suatu jaringan PLC.

2.5 Karet (Rubber)


Karet merupakan polimer hidrokarbon yang bersifat elastis dan terbentuk dari emulsi
kesusuan yang dikenal sebagai lateks. Berdasarkan cara memperolehnya karet dapat
digolongkan menjadi dua yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam diperoleh dengan
cara penyadapan pohon karet (Hevea brasiliensis). Sedangkan karet sintesis dibuat secara
polimerisasi fraksi-fraksi minyak bumi. Keungulan karet alam jika dibandingkan dengan
karet sintesis antara lain: [7]
1. Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna.
2. Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah
3. Memilik daya aus yang tinggi
4. Tidak mudah panas (Low heat build up)
5. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan (groove cracking resistance)
2.5.1 Karet Alam
Ada beberapa jenis karet alam yang dikenal secara luas dan diperdagangkan, antara lain
yaitu: [8]
1. Bahan olah karet
Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yangdiperoleh
dari pohon karet (Hevea brasiliensis). Menurut pengolahannya bahanolah karet
dibagi menjadi empat macam yaitu lateks kebun, sheetangin, slabtipis, dan lump
segar.
2. Karet alam konvensional
Menurut buku Green Book yang dikeluarkan oleh International Rubber Quality and
Packing Conference (IRQPC), karet alam konvensional dimasukkan ke dalam
beberapa golongan mutu. Karet alam konvensional menururt standar mutu pada
Green Book terbagi menjadi ribbed smoked sheet (RSS), white crepes and pale
crepe, estate brown crepe, compo crepe, thin brown crepe remills, thick blanket
crepes ambers, flat bark crepe, pure smoke blanket crepe dan off crepe.
3. Lateks pekat
Latek pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk
lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat yang dijual dipasaran ada yang dibuat
melalui proses pendadihan atau creamed lateks dan melalui proses pemusingan atau
centrifuged lateks. Biasanya lateks pekat digunakan untuk pembuatan bahan-bahan
karet yang tipis dengan bermutu tinggi.
4. Karet bongkah atau block rubber
Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi
bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang
berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri. Standar
mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam SIR (Standar Indonesian Rubber).
5. Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber
Crumb Rubber adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu
teknisnya. Penetapan mutu pada karet crumb rubber juga didasarkan pada sifat-sifat
teknis. Warna atau penilaian visual yang menjadi dasar penentuan golongan mutu
pada jenis karet sheet, crepe, maupun lateks pekat tidak berlaku untuk jenis yang
satu ini. Persaingan antara karet alam dengan karet sintesis merupakan penyebab
timbulnya karet crumb rubber.
6. Karet siap olah atau tyre rubber
Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai
barangsetengah jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik
untukpembuatan ban atau barang yang menggunakan bahan baku karet alam
lainnya. Pembuatan tyre rubber dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing
karetalam terhadap karet sintesis. Tyre rubber memiliki daya campur yang
baiksehinnga mudah digabungkan dengan karet sintesis.
7. Karet reklim atau reclaimed rubber
Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang karet
bekas,terutama ban-ban mobil. Karenanya, karet reklim dapat dikatakan
sebagaisuatu hasil pengolahan scrap yang sudah divulkanisir. Kelemahan karet
reklimadalah kurang kenyal dan kurang tahan terhadap gesekan sesuai
dengansifatnya sebagai karet bekas pakai.

2.5.2 Karet Sintesis


Karet sintesis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan bakuminyak bumi.
Karet sintesismemiliki sifat yang khas seperti tahan terhadap panas atau suhu tinggi,
minyak,pengaruh udara, dan bahkan ada yang kedap terhadap gas. [8]
Berdasarkan tujuan pemanfaatannya, karet sintesis digolongkan menjadidua jenis yaitu
karet sintesis yang digunakan secara umum serta karet sintesis yang digunakan untuk
keperluan khusus. Jenis karet sintesis yang dapat digunakan secara umum antara lain: SBR
(styrene butadiene rubber) dan BR (butadiene rubber) atau polybutadiene rubber dan IR
(isoprene rubber) atau polyisoprene rubber. Sedangkan yang termasuk dalam karet sintesis
untuk kegunaan khususadalah IIR (isobutene isoprene rubber), NBR (nytrile butadiene
rubber) atauacrilonytrile butadiene rubber, CR (clhroroprene rubber), dan EPR (ethylene
propylene rubber).
2.5.3 Crumb Rubber
Industri Crumb Rubber merupakan suatu usaha industri pengolahan karetyang
melakukan kegiatan mengubah bahan baku karet (lump, slab dan scrap)menjadi karet remah
dalam Standar Karet Indonesia. Industri karetremah merupakan industri hulu karet alam yang
produknya merupakan bahanbaku yang banyak digunakan oleh industri hilir karet alam,
seperti industri ban,conveyor, barang-barang karet, dan lain-lain.[8]

Gambar 2.6Crumb Rubber


Crumb rubber adalah bahan olahan karet (bokar) yangdiproses melalui tahap
peremahanseperti terlihat pada Gambar 2.6. Bahan olahan karet sendiri adalah lateks
kebunserta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karet (Hevea
brasiliensis).Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon
karet.Cairan ini belum mengalami penggumpalan entah itu dengan tambahan atau tanpabahan
pemantap. Bahan baku yang digunakan dalam pengolahan karet remahdibedakan menjadi
bahan baku lateks dan bahan baku karet rakyat yang bermuturendah. Bahan baku yang
berasal dari lateks diolah menjadi koagulum dan lump.Pabrik karet remah (crumb rubber) ada
yang mengolah karet remah dengan bahankoagulum lateks atau lateks yang telah mengalami
proses koagulasi. Biasanyakoagulum lateks yang diolah tersebut memiliki mutu rendah
seperti slabs karetrakyat, lump kebun, lump mangkok, scraps, unsmoked sheet, dan lain-lain.
Bahanbaku yang paling dominan adalah lump karena pengolahan karet remah (crumb
rubber) bertujuan untuk mengangkat derajat bahan baku mutu rendah menjadiproduk yang
bermutu tinggi.

2.6 Konveyor
Konveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan barang
dari satu tempat ke tempat yang lain. Konveyor banyak dipakai di industri untuk transportasi
barang yang jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan. Konveyor terutama berguna dalam
aplikasi yang melibatkan transportasi bahan berat atau besar. Ada dua jenis material yang
dapat dipindahkan, yaitu muatan curah (bulk load ) misalnya batu bara, biji besi, tanah liat
(clay), batu kapur (CaCO3) dan muatan satuan (unit load) misalnya plat baja bentangan, unit
mesin, blok bangunan kapal dan sebagainya [9]
Konveyor dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, yaitu:
1. Jenis material yang dipindahkan: unit load atau bulk loadseperti bucket conveyor,
screw conveyor, escalator.
2. Lokasi konveyor: on-floor, in-floor atau overheadseperti roller conveyor, chain
conveyor, trolley conveyor.
3. Apakah beban dapat terakumulasi pada konveyor atau tidak mungkin terakumulasi,
seperti wheel conveyor, chain conveyor, belt konveyor.
4. Berdasarkan transmisi daya, seperti konveyor mekanis, konveyor pneumatik,
konveyor hidrolik dan konveyor gravitasi.
2.6.1 Overhead Conveyor
Overhead atau Trolley Conveyor digunakan untuk pemindahan bahan secara horizontal
dan vertikal. Pemindahan bahan dengan menggunakan overhead conveyor diterapkan pada
pemindahan bahan secara kontinyu dalam satu unit kerja (intrashop) maupun antar unit kerja
(intershop). Muatan yang dipindah dengan menggunakan overhead conveyor adalah muatan
satuan (unit load) atau muatan curah (bulk load).Overhead Trolley Conveyor adalah
Conveyor Chains yang diaplikasikan untuk menggantung suatu material sambil berjalan. [10]
Contoh model overhead conveyordapat dilihat pada Gambar 2.7.
Contoh aplikasi yang banyak dijumpai adalah pada pabrik furniture, sepeda, velg
mobil, dimana produk dengan berat tertentu di gantung kemudian mengalami suatu
pengecatan, coating , repair dan lain-lain.
Keuntungan menggunakan overhead conveyor adalah:
1. Dapat mengikuti bentuk lintasan (countour path)
2. Mudah disesuaikan dengan perubahan arah
3. Lintasan jauh (sampai 400 atau 500 m dengan penggerak tunggal dan sampai 2 km
dengan penggerak ganda)
4. Menghemat ruang
5. Konsumsi daya listrik kecil

Gambar 2.7Overhead conveyor[13]


Berdasarkan bagaimana pembawa (carrier) di konveyor dipindahkan, overhead
conveyor dibedakan menjadi 3 sistem, yaitu:[7]
1. Free System
Pada overhead conveyor free system produk dipindahkan secara manual atau
dengan gravitasi. Free System cocok untuk situasi produksi rendah atau instalasi
kecil dan pekerjaan kasar atau area penyimpanan.
2. Power System
Dalam Power System, pembawa(carrier) dihubungkan oleh rantai. Rantai yang
digerakkan membuat pembawa (carrier) berpindah.
3. Power and Free System
Sistem P & F secara sistemik menggunakan dua trek, satu trek mendukung troli
dan yang lainnya mendukung rantai. Rantai tidak menempel secara permanen pada
troli. Beberapa sistem dirancang kedua jalur berdampingan dan yang lainnya
didesain sedemikian rupa sehingga jalur rantai berada di atas jalur troli.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian


Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini seperti pada Gambar 3.1.

Pengamatan

Studi Literatur

Membuat system otomasi Program Ladder Diagram dengan


Zelio Soft

Pengujian system otomasi ladder diagram


Zelio Soft ke mesin Pengering Karet

Analisa Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1Diagram Alir Penelitian


Pada penelitian ini terdapat beberapa langkah yang akan dilakukan seperti terlihat pada
Gambar 3.1. Pertama yaitu melakukan pengamatan ke lapangan yang berhubungan dengan
objek yang diteliti. Selanjutnya mengidentifikasi permasalahan yang ditemui yaitu bagaimana
merancang sebuah system control mesin pengering karet yang bekerja secara semi-otomatis.
Kemudian mencari literatur-literatur dari berbagai sumber yang berkaitan dengan proses
pengeringan karet dan sistem kontrol otomatis. Setelah itu dilakukan perancangan sebuah
system control mesin pengering karet dengan sistem kerjanya menggunakan kontrol
otomatis. Untuk menjalankan mesin pengering secara otomatis dibutuhkan alat pengendali
yaitu PLC Zelio Smart Relay dan program Ladder Diagram. Pembuatan program Ladder
Diagram ini menggunakan software Zelio Soft 2. Pada tahap selanjutnya yaitu membuat
system otomasi (input) dan mentransfer program ke PLC Zelio Smart Relay. Setelah semua
sistem terpasang dengan benar maka dilakukan pengujian alat pengering. Dalam pengujian
Alat pengering bertujuan untuk mengetahui hasil dari perancangan yang sudah dibuat apakah
sudah sesuai dengan yang diinginkan. Kemudian dilakukan analisa dan pembahasan
berkaitan dengan hasil pengujian dari alat pengering karet tersebut sehingga didapatkan
sebuah kesimpulan.

3.2 Alat
Alat yang digunakan untuk mendukung dalam penelitian iniyaitu:
1. Multimeter
Multimeter digunakan untuk mengukur nilai tegangan maupun arus yang bekerja
pada input dan output yang digunakan. Bentuk dan spesifikasi pengukuran
Multimeter Digital Sanwa RD700 dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan Tabel 3.1.

Gambar 3.2Multimeter Digital Sanwa RD700


Tabel 3.1Spesifikasi PengukuranMultimeter Digital Sanwa RD700
Fungsi Range Akurasi
400 mV ± (0,3% rdg + 4dgt)
DCV 400 V ± (0,5% rdg + 3dgt)
1000 V ± (1,0% rdg + 4dgt)
400 mV ± (4,0% rdg + 5dgt)
ACV 400 V ± (1,5% rdg + 4dgt)
1000 V ± (4,0% rdg + 5dgt)
ACA 400 µA ± (2,0% rdg + 6dgt)
4000 µA ± (1,5% rdg + 4dgt)
40 mA ± (2,0% rdg + 6dgt)
400 mA ± (1,7% rdg + 4dgt)
4A ± (2,0% rdg + 6dgt)
10 A ± (1,8% rdg + 4dgt)

2. Moisture Meter Digital


Moisture Meter/Alat Ukur Kadar Air adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kadar air pada karet. Alat ini memiliki 2 buah pin logam sebagai sensor probe
dalam melakukan pengukuran kelembaban. Hasil pengukuran akan ditampilkan di
layar yang terdapat pada alat tersebut dengan skala persentase.Bentuk dan
spesifikasi Moisture Meter DigitalMD-818 dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan
Tabel 3.2.

Gambar 3.3Moisture Meter Digital MD-818


Tabel 3.2Spesifikasi Moisture Meter Digital MD-818
Item Nilai
Range pengukuran kadar air 0% ~ 60%
Resolusi pengukuran 0,5% RH
Suhu operasional -15oC ~ 35 oC
Kelembaban operasional 20% ~ 90% RH

3. Neraca
Neraca digunakan untuk mengukur berat karet yang akan dikeringkan. Neraca yang
digunakan adalah timbangan digital dengan kapasitasmaksimum 20 kg, seperti
ditunjukan pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4Timbangan digital
4. Programmable Logic Controller (PLC)
Programmable Logic Controller (PLC) digunakan sebagai pengendali pada
prototipe yang dibuat. PLC juga mengontrol modul input dan output yang
digunakan pada prototipe sehingga alat pengering karet dapat berfungsi sesuai
dengan algoritma program. PLC yang digunakan pada penelitian ini yaitu PLC
keluaran Schneider dengan merek Zelio Smart RelaySR3B261BD.Bentuk dan
spesifikasiPLC Zelio Smart Relay SR3B261BD dapat dilihat pada Gambar 3.5 dan
Tabel 3.3.

Gambar 3.5 PLC Zelio Smart Relay SR3B261BD


Tabel 3.3Spesifikasi PLC Zelio Smart Relay SR3B261BD[11]
No Item Keterangan
1 Product or component Modular Smart Relay
type
2 Local display With
3 Clock With
5 Use rate supply voltage 24 V
7 Discrete input number 16
8 Discrete input voltage 24 V DC
9 Discrete input current 4 mA
10 Analog input number 6
11 Analog input range 0 – 24/ 0 – 10 V
12 Number of outputs 10 Relay output
13 Output voltage limits 5 - 30 V DC (Relay output)
24 - 250 V AC (Relay output)

5. Software Zelio Soft 2


Software Zelio Soft 2 digunakan untuk membuat program Ladder Diagram
dan melakukan simulasi apakah program yang dibuat sudah sesuai dengan
rancangan yang diinginkan. Dengan menggunakan Software Zelio Soft 2 ini maka
proses pembuatan program Ladder Diagram menjadi lebih mudah, efektif dan
efisien. Tampilan Software Zelio Soft 2 dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6Tampilan Software Zelio Soft 2


6.Motor DC
Motor DC digunakan sebagai penggerak konveyor yang membawa karet basah
menuju ke mesin pengering. Motor DC dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3.7 Motor DC

Tabel 3.4 Spesifikasi motor DC

v Hz min⁻1 KW Hp A
220-240 50 1400 1.50 2 9.61
264-288 60 1680 1.80 2.4 9.61
200 µF 250 v 40 µF 450 v
7.Blower ( cooling fan )
Blower digunakan sebagai pendingin suhu ruangan apabila temperatur nya
sudah melebihi batas temperatur ruangan yang di inginkan. Blower dapat dilihat pada
Gambar 3.8

Gambar 3.8 colling Fan

8. Heater

Heater digunakan sebagai pemanas ruangan apabila panas dari matahari tidak
mencapai temperatur pengeringan yang di inginkan. Heater dapat dilihat pada
Gambar 3.9

Gambar 3.9 Heater

9.Sensor Proximity

Sensor proximity adalah sensor untuk membaca atau mendeteksi benda


disekitar nya dengan jarak yang tersedia pada sensor nya. Sensor proximity dapat dilihat pada
Gambar 3.10

Gambar 3.11 Sensor Proximity


Tabel 3.5 Spesifikasi sensor Proximity

model Cylinder type


Diameter 18 mm
Jarak deteksi 1-10 mm
DC voltage 6-36 V
Output current 300 mA
Deteksi Metal,not metal
Temperature -25⁰c - 45⁰ c
deteksi

10.sensor temperature

sensor yang digunakan adalah STC 3028 yang digunakan untuk mendeteksi
kelembapan suhu didalam ruangan ,sensor temperature dapat dilihat pada Gambar 3.11

Gambar 3.11 Sensor STC 3028

Tabel 3.6 spesifikasi sensor STC 3028

theory Temperature sensor


Maximum deteksi temperature 0⁰ c - 90⁰ c
Input voltage AC110~220V± 10%
Accuracy  ±1°,0.1%RH
Relay output contact capacity  10A/240VAC

3.3.1 Persiapan Bahan


Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat alat pengering karet dengan program
pengendali PLC dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.4Bahan-bahan yang dibutuhkan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Lampu LED @0,2 Watt 2 unit
2. Relay @5 VDC, 100 mA 1 unit
3. Power Supply HT-35-24/1,5A @110/220V 1 unit
4. Regulator StepDown 12 VDC/5 VDC 1 unit
5. Saklar MCB, 6A @230/400V 1 unit
6. Kabel - Secukupnya

3.3 Proses Pembuatan Program Ladder Diagram


Dalam pembuatan program Ladder Diagram, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu:
1. Menentukan sistem yang akan dikontrol pada Zelio Smart Relay.
2. Menentukan jenis input/output yang akan digunakan.
Pada penelitian ini, sistem yang akan dikontrol yaitu pergerakan hanger conveyor
pembawa karet dan proses pengeringan karet. Input yang digunakan yaitu sensor Proximity
sedangkan outputnya yaitu Motor DC, Blower, Heater, sensor kadar air pada karet (STC
3028) alarm serta lampu indikator.
Adapun langkah-langkah pembuatan prorgam Ladder Diagram menggunakan software
Zelio Soft 2yaitu:
1. Membuka software Zelio Soft 2 melalui shortcut yang ada pada desktop.
2. Memilih create new program untuk membuat file program baru.
3. Pada tampilan module selection pilih jenis Zelio Smart Relay yang akan digunakan.
Pilih gambar Zelio Smart Relay dengan kategori 26 I/O with extensions dengan tipe
SR3B261BD.
4. Memilih Ladder Diagram (LD) sebagai bahasa pemograman yang akan
digunakan.Selanjutnya akan tampil contoh lembar kerja atau Edit Mode Ladder
Diagram (LD) seperti ditunjukan Gambar 3.8.

Gambar 3.7 Lembar kerja Zelio Soft 2


3.4 Mekanisme Kerja Mesin Pengering Karet
Pada Mesin pengering karet ini PLC digunakan untuk mengontrol Motor DC sebagai
penggerak hanger conveyor pembawa karet. InputPLC yang digunakan adalah sensor
Proximity dan push button, sedangkan output-nyaadalah Motor DC, Heater, Blower, Alarm
dan Lampu Indikator. Diagram blok dari mekanisme kerja Mesin ini yaitu loop terbuka
(open loop), dapat dilihat pada Gambar 3.14.

Karet basah Motor DC Blower & Heater Karet Kering

Gambar 3.9 Diagram Blok Mekanisme Kerja Mesin Pengering Karet


Mekanisme kerja yang diharapkan dari alat pengering karet ini yaitu ketika karet basah
digantungkan ke hanger maka sensor masuk akan mendeteksinya sehingga motor DC akan
hidup dan hanger bergerak selama setup waktu yang sudah diatur. Ketika hanger karet sudah
penuh tergantung karet dan masuk ke box pengering maka alarm dan lampu indikator akan
hidup sebagai tanda bahwa karet sudah penuh, kemudian Heater dan Blower akan hidup
selama proses pengeringan karet berlangsung. Heater berfungsi sebagai pemanas ruangan
agar karet dapat kering sedangkan blower berfungsi untuk mengsirkulasikan udara didalam
dan keluar box pengering. Setelah timer pengeringan karet aktif dan sensor kadar air sudah
mendetek bahwa karet kering terpenuhi yaitu jam maka Motor DC akan hidup. Motor DC
yang hidup akan membuat conveyor hanger bergerak keluar ruangan, sehingga membuat
alarm berbunyi dan lampu indikator hidup sebagai tanda bahwa karet sudah kering dan keluar
dari box pengering. Hanger pembawa karet akan berhenti ketika sensor keluar mendeteksi
adanya karet didepan sensor. Pada posisi ini karet yang kering bisa diambil dari gantungan
hanger dan hanger kosong akan bergerak untuk digantikan hanger baru yang membawa karet.
Proses ini akan berlangsung sampai karet pada hanger sudah keluar semua dari dalam box
pengering. Diagram alir dari mekanisme kerja alat pengering karet ini dapat dilihat pada

Gambar 3.15.
A B
Mulai

= menit ?
Tekan tombol START Tidak

Lamp indicator on Ya

Timer Delay
Pasang karet basah
ke hanger
Motor DC ON

Sensor proximity membaca karet


masuk Sensor keluar mendeteksi karet

Motor DC OFF
Timer
Tidak (sensor )

Karet diambil dari hanger

Ya
Timer
Motor DCON
Tidak

Counter jumlah karet


Ya

Tidak = ? Counter jumlah karet

Ya
= ? Tidak
Alarm&Lampu Indikator
ON
Ya

Heater &Blower ON Motor DC OFF


Proses pengeringan karet

Tekan tombol STOP


Timer Pengeringan aktif 3

Lampu Indikator OFF


A B

Selesai
DAFTAR PUSTAKA

[1] R, Revlisia, 2012, Metode Pengeringan, Institut Pertanian Bogor.


[2] Sasmita, Nur R, 2016, Pengeringan Lembaran Karet (Sheet) Dengan Cara
Penjemuran, Pengeringan Rumah Kaca dan Pengasapan, Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
[3] Adawiyah, Dewi Rubaeatul, 2007, Uji Performasi Alat Pengering Efek Rumah Kaca
Tipe Rak Dengan Pemanas Tambahan Pada Pengeringan Kerupuk Uyel, Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
[4] Ogata, Katsuhito, 1997, Modern Control Engineering, London: Prentice-Hall
International.
[5] Abdillah, Margiono, 2015, Pengendalian Motor Listrik dengan PLC (Zelio Smart
Relay), Pontianak: Yayasan Kemajuan Teknik.
[6] Redi, 2012, Perancangan Sistem Pengontrolan Suhu Ruangan Berbasis PLC Zelio
Logic Smart Relay SR3B261BD Menggunakan Modul Sensor Suhu LM35, Bengkulu:
Universitas Bengkulu.
[7] Oktaviani, FN, 2011,Gambaran Umum Industri Karet Remah (Crumb Rubber)
Indonesia, Institut Pertanian Bogor.
[8] Tim penulis PS, 2008,Panduan Lengkap Karet, Jakarta: Penebar Swadaya.
[9] Zainuri, Ach. Muhib, 2008, Mesin Pemindah Bahan - Material handling Equipment,
Yokyakarta: CV. Andi Offset.
[10] Spivakovsky, A; Dyachkov, V, 1978,Conveyor and Related Equipment, Moscow.

Anda mungkin juga menyukai