OLEH :
PEBRIYANTO.S
G1C015036
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian Skripsi ini yaitu:
1. Membuat kontrol gerak konveyor pada alat pengering karet dengan pengendali
PLC.
2. Membandingkan kontrol waktu gerak konveyorpada alat pengering karet dengan
pengendali PLC.
3. Menghitung waktu pengeringan karet pada alat pengering karet dengan kapasitas
maksimal kg.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari Penelitian Skripsi ini yaitu:
1. Dapat mengetahui dan memahami perancangan logika bahasa pemrograman Ladder
Diagram pada PLC.
2. Menambah wawasan tentang pemrograman PLC untuk mengontrol suatu proses.
3. Memberikan gambaran mengenai salah satu aplikasi dari PLC pada sistem
pengontrolan.
4. Dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk memberikan pengetahuan
mengenai sistem kontrol PLC kepada kalangan mahasiswa.
1.5 Batasan Masalah
Pada penelitian ini terdapat batasan masalah mengenai hal yang akan dibahasyaitu:
1. Sistem pengontrolan menggunakan PLC Zelio Smart Relay SR3B261BD.
2. Pembuatan program pengontrolan menggunakan software Zelio Soft 2.
3. Bahasa pemrograman yang digunakan yaitu Ladder Diagram.
4. Sistem yang dibuat dalam bentuk sistem control
5. Perancangan lebih terfokus pada kontrol gerak konveyor alat pengering karet.
6. Proses pengeringan karet didalam box pengeringselama jam dengan indikator kering
yaitu penurunan kadar air pada karet.
7. Mengabaikan perpindahan panas yang terjadi dan efisiensi konsumsi daya yang
digunakan.
2.1 Pengeringan
Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang
memerlukan energi untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan
bahan. Pengeringan juga disebut dengan penghidratan atau penghilangan sebagian atau
keseluruhan uap air dari suatu bahan. Prinsip pengeringan melibatkan dua hal yaitu panas
yang diberikan pada bahan dan air yang harus dikeluarkan dari bahan. [1]
Udara yang terdapat dalam proses pengeringan mempunyai fungsi sebagai pemberi
panas pada bahan, sehingga menyebabakan terjadinya penguapan air. Fungsi lain dari udara
adalah untuk mengangkut uap air yang dikeluarkan oleh bahan yang dikeringkan. Kecepatan
pengeringan akan naik apabila kecepatan udara ditingkatkan. Kadar air akhir apabila mulai
mencapai kesetimbangannya, maka akan membuat waktu pengeringan juga ikut naik atau
dengan kata lain lebih cepat. Faktor yang dapat mempengaruhi pengeringan suatu bahan
pangan adalah:
1. Sifat fisik dan kimia dari bahan pangan
2. Pengaturan susunan bahan pangan
3. Sifat fisik dari lingkungan sekitar alat pengering
4. Proses pemindahan dari medai pemanas ke bahan yang dikeringkan melalui dua
tahapan proses selama pengeringan yaitu:
a. Proses perpindahan panas terjadinya penguapan air dari bahan yang
dikeringkan.
b. Proses perubahan air yang terkandung dalam media yang dikeringkan
menguapkan air menjadi gas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kecepatan pengeringan suatu bahan adalaha:
1. Luas permukaan
Pada umumnya bahan pangan yang dikeringkan mengalami pengecilan ukuran, baik
dengan cara diiris, dipotong, atau digiling. Proses pengecilan ukuran dapat
mempercepat proses pengeringan.
2. Perbedaan suhu sekitar
Pada umumnya semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan
pangan semakin cepat panas ke bahan pangan dan semakin cepat pula penguapan air
dari bahan pangan.
3. Kecepatan aliran udara
Udara yang bergerak atau bersikulasi akan lebih cepat mengambil uap air
dibandingkan udara diam. Semakin cepat sirkulasi udara maka proses pengeringan
akan semakin cepat. Prinsip ini yang menyebabkan beberapa proses pengeringan
mengguanakan sirkulasi udara.
4. Kelembaban udara
Kelembaban udara menentukan kadar air akhir bahan pangan setelah dikeringkan.
Bahan pangan yang telah dikeringkan dapat menyerap air dari udara disekitarnya. Jika
udara disekitar bahan pengering tersebut mengandung uap air tinggi atau lembab,
maka kecepatan penyerapan uap air oleh bahan pangan tersebut akan semakin cepat.
5. Lama pengeringan
Lama pengeringan menentukan lama kontak bahan dengan panas. Karena sebagian
besar bahan pangan sensitif terhadap bahan panas maka waktu pengeringan yang
digunakan harus maksimum, yaitu kadar air bahan akhir yang diinginkan telah
tercapai dengan lama pengeringan yang pendek.
2.1.1 Pengeringan Matahari (Sun Drying)
Pengeringan matahari (Sun Drying) merupakan salah satu metode pengeringan yang
paling murah dan mudah karena menggunakan panas langsung dari matahari dan pergerakan
udara lingkungan. Pengeringan ini mempunyai laju pengeringan yang lambat, memerlukan
perhatian yang lebih dan sangat rentan terhadap resiko terhadap kontaminasi lingkungan. [1]
Pengeringan matahari sangat tergantung pada iklim yang panas dan udara atmosfer yang
kering.
Pemanfaatan radiasi matahari untuk pngeringan hasil pertanian dilakukan dengan tiga
cara yaitu secara langsung, tidak langsung dan kombinasi antara keduanya. Pengeringan
secara langsung dilakukan dengan cara mengeringkan bahan secara langsung pada radiasi
matahari, sedangkan cara tidak langsung dilakukan dengan cara mengeringkan bahan tetapi
melalui permukaan fluida.
(udara atau air). Metode kombinasi antara pengeringan dilakukan dengan menggunakan
bangunan tembus cahaya yang dilengkapi dengan absorder.[1]
2.1.2 Pengeringan Efek Rumah Kaca
Teknologi pengeringan umunya berasal dari matahari. Pengeringan tipe rumah kaca
adalah pengeringan yang menggunakan prinsip efek rumah kaca dalam melakukan
pengeringan. Efek rumah kaca adalah peristiwa alamiah yang terjadi akibat pantulan panas
didalam rumah kaca. Sinar matahari masuk ke dalam rumah kaca untuk membantu proses
asimilasi tersebut. Sisa panas dari matahari yang seharusnya dikeluarkan ke atmosfir,
dipantulkan kembali panas tersebut oleh bilik kaca dan atap kaca sehingga suhu udara di
dalam bilik kaca (ruangan) tersebut naik. Pantulan panas kembali tersebut ke ruangan yang
menjadikan suhu dalam ruangan naik disebut dengan efek rumah kaca.[2]
Pengeringan efek rumah kaca menahan panas yang diterima karena radiasi sinar
matahari didalam ruang pengering. Pengeringan tipe rumah kaca sangat menguntungkan
untuk daerah dengan kadar hujan pertahun yang tinggi serta memiliki kadar kelembaban yang
tinggi pula. Hal ini dikarenakan semakin tinggi nilai kelembaban udara maka akan semakin
sedikit nilai laju penguapan yang terjadi. [2]
Tersedianya energi matahari pada siang hari sangat berkontribusi untuk mendukung
sumber energi pada proses pengeringan. Pengumpanan biomassa juga sangat diperlukan pada
malam hari untuk menjaga kondisi runag pengering agar tetap pada kondisi optimum
pengeringan.
2.1.3 Pemanas Tambahan
Energi surya merupakan bentuk energi yang intermitten sehingga susah untuk
menyimpan maupun memperpanjang penggunaa energi surya telah dilakukan. Secara umum
penyimpanan energi surya tersebut bisa dilakukan dalam bentuk mekanik, kimia dan panas.[3]
Pemanas tambahan dalam sistem pengeringan merupakan bentuk usaha untuk
mempertahankan suhu ruangan pada tingkat tertentu yang diinginkan, disesuaikan dengan
keadaan bahan serta keadaan cuaca di sekitar sistem pengeringan. Bentuk dari pemanasan
tambahan diwujudkan melalui suatu alat atau mesin yang dapat digunakan untuk menambah
atau memindahkan sejumlah panas tertentu pada ruang pengering. Pemanfaatan panas yang
bersifat limbah seperti gas buang dari proses industri, panas dari perkandangan ternak,
minyak tanah dan lain-lain akan berguana jika panas tersebut dimanfaatkan menjadi bentuk
panas tambahan melalui mekanisme pertukarana panas.
Sistem pemanas ruangan dibedakan menjadi sistem pemans langsung (direct system)
atau sistem pemanas tidak langsung (indirect system). Pada sistem pemanas langsung, energi
panas diperoleh dari suatu alat atau mesin yang terletak dalam ruangan yang mampu
memberikan panas pada ruang tersebut. Sedangkan pemanas tidak langsung, jumlah energi
panas yang dibutuhkan untuk pemanasan ruangan diperoleh dari sistem pemanasan ruangan
untuk kemudian dipindahkan kedalam ruangan dalam bentuk yang sama ataupun dalam
bentuk lain melalui mekanisme heat exchanger.[3]
Input Output
Controller Plant
Feedback
R2 (s)
C1(s) = R1(s) - R2(s) G(s)
H
G(s)
C1(s) = R1(s)
1+ H G( s)
Gambar 2.3Aljabar dalam Diagram Blok (a) Open Loop, (b) Closed Loop,R(s) dan C(s)
adalah suatu sinyal, (c) Closed Loop, H adalah fungsi umpan balik
2.3 Programmable Logic Controller (PLC)
2.3.1 Pengertian Programmable Logic Controller(PLC)
Definisi Programmable Logic Controller(PLC) menurut National Electrical
Manufactures Association (NEMA) adalah suatu perangkat elektronika digital dengan
menggunakanmemori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang
menjalankan suatu fungsi-fungsi spesifik tertentu seperti logika (logic), sekuensial
(sequencing), pewaktuan (timing), pencacahan (counting) dan aritmatika untuk
mengendalikan mesin dan proses. PLC secara langsung dapat dihubungkan ke aktuator dan
transduser dalam proses industri, karena berbagai jenis antarmuka standar terdapat pada PLC.
[5]
Konsep dasar PLC dapat dijelaskan sebagai berikut:
Programmable, menunjukkan kemampuannya yang dapat diubah-ubah sesuai
program yang dibuat dan kemampuannya dalam hal memori program yang telah
dibuat.
Logic, menunjukkan kemampuannya dalam memproses input secara aritmatik, yakni
melakukan operasi negasi, mengurangi, membagi, mengalikan, menjumlahkan dan
membandingkan.
Controller,menunjukkan kemampuannya dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkanoutput yang diinginkan.
2.3.2 Prinsip Kerja Programmable Logic Controller(PLC)
Sebuah Programmable Logic Controller(PLC) bekerja dengan cara menerima data-data
dari peralatan input luar (input devices). Peralatan input luar secara umum disebut sensor
yang terbagi menjadi dua jenis yaitu sensor jenis kontak seperti push button, limit switch,
saklar, level switch dan sebagainya, dan sensor jenis non kontak seperti sensor magnit, sensor
proximity induktif, sensor proximity kapasitif, LDR dan sebagainya. Data-data yang masuk
dari peralatan input ini berupa sinyal-sinyal analog (besaran listrik) yang selanjutnya melalui
input modules diubah menjadi sinyal digital untuk diproses oleh CPU berdasarkan instruksi-
instruksi program yang telah dibuat dan ditetapkan suatu keputusan untuk dikirim ke output
modules. Kemudian oleh output modules sinyaldigital tersebut diubah kembali menjadi sinyal
analog, dan sinyal analog inilah yang akan mengaktifkan output devices yang berupa ouput
kontrol seperti relay, kontaktor, selenoid dan sebagainya, dan berupa output beban seperti
lampu, motor dan sebagainya. Secara blok diagram prinsip kerja PLC dapat dilihat pada
Gambar 2.4.[5]
2.6 Konveyor
Konveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan barang
dari satu tempat ke tempat yang lain. Konveyor banyak dipakai di industri untuk transportasi
barang yang jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan. Konveyor terutama berguna dalam
aplikasi yang melibatkan transportasi bahan berat atau besar. Ada dua jenis material yang
dapat dipindahkan, yaitu muatan curah (bulk load ) misalnya batu bara, biji besi, tanah liat
(clay), batu kapur (CaCO3) dan muatan satuan (unit load) misalnya plat baja bentangan, unit
mesin, blok bangunan kapal dan sebagainya [9]
Konveyor dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, yaitu:
1. Jenis material yang dipindahkan: unit load atau bulk loadseperti bucket conveyor,
screw conveyor, escalator.
2. Lokasi konveyor: on-floor, in-floor atau overheadseperti roller conveyor, chain
conveyor, trolley conveyor.
3. Apakah beban dapat terakumulasi pada konveyor atau tidak mungkin terakumulasi,
seperti wheel conveyor, chain conveyor, belt konveyor.
4. Berdasarkan transmisi daya, seperti konveyor mekanis, konveyor pneumatik,
konveyor hidrolik dan konveyor gravitasi.
2.6.1 Overhead Conveyor
Overhead atau Trolley Conveyor digunakan untuk pemindahan bahan secara horizontal
dan vertikal. Pemindahan bahan dengan menggunakan overhead conveyor diterapkan pada
pemindahan bahan secara kontinyu dalam satu unit kerja (intrashop) maupun antar unit kerja
(intershop). Muatan yang dipindah dengan menggunakan overhead conveyor adalah muatan
satuan (unit load) atau muatan curah (bulk load).Overhead Trolley Conveyor adalah
Conveyor Chains yang diaplikasikan untuk menggantung suatu material sambil berjalan. [10]
Contoh model overhead conveyordapat dilihat pada Gambar 2.7.
Contoh aplikasi yang banyak dijumpai adalah pada pabrik furniture, sepeda, velg
mobil, dimana produk dengan berat tertentu di gantung kemudian mengalami suatu
pengecatan, coating , repair dan lain-lain.
Keuntungan menggunakan overhead conveyor adalah:
1. Dapat mengikuti bentuk lintasan (countour path)
2. Mudah disesuaikan dengan perubahan arah
3. Lintasan jauh (sampai 400 atau 500 m dengan penggerak tunggal dan sampai 2 km
dengan penggerak ganda)
4. Menghemat ruang
5. Konsumsi daya listrik kecil
Pengamatan
Studi Literatur
Kesimpulan
3.2 Alat
Alat yang digunakan untuk mendukung dalam penelitian iniyaitu:
1. Multimeter
Multimeter digunakan untuk mengukur nilai tegangan maupun arus yang bekerja
pada input dan output yang digunakan. Bentuk dan spesifikasi pengukuran
Multimeter Digital Sanwa RD700 dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan Tabel 3.1.
3. Neraca
Neraca digunakan untuk mengukur berat karet yang akan dikeringkan. Neraca yang
digunakan adalah timbangan digital dengan kapasitasmaksimum 20 kg, seperti
ditunjukan pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4Timbangan digital
4. Programmable Logic Controller (PLC)
Programmable Logic Controller (PLC) digunakan sebagai pengendali pada
prototipe yang dibuat. PLC juga mengontrol modul input dan output yang
digunakan pada prototipe sehingga alat pengering karet dapat berfungsi sesuai
dengan algoritma program. PLC yang digunakan pada penelitian ini yaitu PLC
keluaran Schneider dengan merek Zelio Smart RelaySR3B261BD.Bentuk dan
spesifikasiPLC Zelio Smart Relay SR3B261BD dapat dilihat pada Gambar 3.5 dan
Tabel 3.3.
v Hz min⁻1 KW Hp A
220-240 50 1400 1.50 2 9.61
264-288 60 1680 1.80 2.4 9.61
200 µF 250 v 40 µF 450 v
7.Blower ( cooling fan )
Blower digunakan sebagai pendingin suhu ruangan apabila temperatur nya
sudah melebihi batas temperatur ruangan yang di inginkan. Blower dapat dilihat pada
Gambar 3.8
8. Heater
Heater digunakan sebagai pemanas ruangan apabila panas dari matahari tidak
mencapai temperatur pengeringan yang di inginkan. Heater dapat dilihat pada
Gambar 3.9
9.Sensor Proximity
10.sensor temperature
sensor yang digunakan adalah STC 3028 yang digunakan untuk mendeteksi
kelembapan suhu didalam ruangan ,sensor temperature dapat dilihat pada Gambar 3.11
Gambar 3.15.
A B
Mulai
= menit ?
Tekan tombol START Tidak
Lamp indicator on Ya
Timer Delay
Pasang karet basah
ke hanger
Motor DC ON
Motor DC OFF
Timer
Tidak (sensor )
Ya
Timer
Motor DCON
Tidak
Ya
= ? Tidak
Alarm&Lampu Indikator
ON
Ya
Selesai
DAFTAR PUSTAKA