Perindustrian
ffiffiPUffiLIK *ru##Nffiffi*&
RENCANA STRATEGIS
BALAI BESAR LOGAM & MESIN
TAHUN 201 5 -2019
nevisi g
Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Logam dan Mesin mempunyai
tujuan agat perencanaan dan pengang garan kegiatan/program yang akan dilaksanakan oleh
seluruh pegawai Balai Besar Logam dan Mesin, mempunyai acuan yangjelas dan fokus
terhadap pencapaian Visi dan Misi Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) selama kurun
waktu Tahun Anggaran 2015 sampai dengan Tahun Anggaran 2019. Renstra ini juga
dijadikan sebagai acuan untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) yang akan disusun setiap
tahunnya.
Revisi Renstra hasil review pada tahun 2017 dilakukan untuk mengakomodir
masukan dari hasil audit kinerja oleh Irjen tahun 2017 dan hasil evaluasi SAKIP tahun 2016.
Struktur penyajian Renstra terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematis berdasarkan
kerangka penulisan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Perinddstrian. Bab pert ama
pendahuluan, berisi tentang kondisi umum BBLM dan juga menjelaskan potensi dan
permasalahan yang dihadapi BBLM. Bab kedua, menjelaskan visi, misi, tujuan dan sasaran
strategis BBLM. Bab ketiga, menguraikan tentang arah kebijakan strategis yang telah
ditetapkan. Bab keempat menguraikan target kinerja dan kerangka pendanaan. Terakhir, Bab
kelima merupakan penutup.
Hatapan kami semoga Renstra ini dapat bermanfaat bagi seluruh stakeholder,
pemangku jabatan baik struktural maupun fungsional, seluruh pegawai Balai Besar Logam
dan Mesin, serta pihak-pihak yang terkait dalarn penyusunan program, monitoring dan
evaluasi kinerja BBLM.
Enuh Rd
PENDAHULUAN
Daya saing merupakan hal yang mutlak dalam menghadapi era persaingan global.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan daya saing nasional dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang berkesinambungan maka diperlukan suatu arah kebijakan pembangunan
industri nasional dengan paradigma baru. Penetapan Undang-Undang No.3 Tahun 2014
Tentang Perindustrian memperkuat kembali akan pentingnya peningkatan daya saing industri
melalui litbang dan teknologi selain isu-isu strategis lainnya seperti standardisasi industri
(mutu), pemberian insentif dan pengembangan industri hijau (Isu Strategis dan Program
Prioritas BPPI, 2014).
Pengembangan industri saat ini dihadapkan pada suatu tantangan yang sekaligus
merupakan peluang, yaitu persaingan yang semakin tajam sebagai dampak globalisasi. Inovasi
teknologi sebagai dampak globalisasi menuntut peran ilmu pengetahuan dan teknologi yang
lebih besar untuk meningkatkan daya saing nasional. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan
daya saing produk dan jasa yang berbasis sumber daya lokal diperlukan peningkatan
penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inovasi menjadi
sangat penting terutama dengan menjadikan IPTEK sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi
dan peningkatan produktivitas dengan mengadopsi teknologi yang sudah ada ataupun
melakukan rekayasa ulang (reverse engineering). Untuk mewujudkan hal tersebut, dunia
industri perlu didukung dengan sarana prasarana penelitian dan pengembangan terpadu yang
Balai Besar Logam dan Mesin merupakan salah satu lembaga penelitian dan
pengembangan (litbang) dan unit pelaksana teknis di bawah Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, mengemban tugas untuk
meningkatkan penguasaan teknologi logam dan mesin. Dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya, BBLM juga berkoordinasi dan bekerjasama dengan direktorat teknis terkait yang
menangani industri logam dan mesin seperti Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi
dan Elektronika (ILMATE) dan Ditjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian
Perindustrian.
T R T R T R T R T R
Tingginya kemampuan Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan Hasil litbang 5 5 1 1 1 1 2 2 2 2
inovasi dan penguasaan
Jumlah hasil litbang yang telah Hasil litbang 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1
teknologi industri
diimplementasikan
Pencapaian jumlah hasil litbang yang siap diterapkan periode tahun 2010-2014
cenderung sedikit meningkat. Namun, pada tahun 2010 terdapat anomali jumlah hasil
litbang sebesar 5 hasil litbang karena definisi dari litbang yang siap diterapkan belum
ditetapkan. Sedangkan pada tahun-tahun selanjutnya telah ditetapkan definisi dari litbang
yang siap diterapkan yaitu apabila nilai teknometer telah mencapai nilai 6 dari 9.
Pencapaian nilai teknometer 6 pada dasarnya cukup sulit dilakukan apabila litbang bersifat
single year. Oleh karena itu untuk capaian Renstra tahun 2015-2019 sifat litbang
diusahakan multi years. Masalah lainnya adalah sifat pembiayaan litbang yang tidak
berskala besar yang didukung dana yang besar pula. Hal ini menyebabkan output litbang
tidak akan optimal atau hanya dapat menjawab sedikit dari banyak identifikasi
permasalahan, disamping itu novelty (unsur kebaruan) dari litbang tersebut tentunya tidak
bisa diharapkan terlalu besar.
Beberapa faktor yang mendorong capaian hasil litbang yang diimplementasikan,
adalah:
1) Beberapa hasil litbang kualitasnya sudah meningkat sesuai dengan kebutuhan industri,
sehingga industri/perusahaan tertarik untuk mengaplikasikan litbang tersebut. Untuk
lebih meningkatkan kualitas litbang diperlukan dukungan sarana yang memadai;
2) Hasil litbang yang diciptakan sudah mempunyai nilai ekonomis sehingga dapat
dikomersialisasikan;
3) Beberapa hasil litbang masih memerlukan penelitian pengembangan, analisis tekno
ekonomi, dan kajian teknis bagaimana proses produksi secara massal dilaksanakan di
pabrik/perusahaan pendukung;
4) Beberapa hasil litbang telah membuat MoU dalam proses pengembangan penelitian ke
tahap berikutnya.
Untuk hasil litbang yang telah diterapkan, pada periode tahun 2011, 2013 dan 2014
tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini terjadi karena penelitian tidak
fokus terhadap kebutuhan dunia industri. Padahal, penelitian yang dilakukan seharusnya
T R T R T R T R T R
Berkembangnya litbang Litbang yang dihasilkan balai pada Hasil litbang 10 10 6 6 7 7 10 10 5 5
teknologi industri tahun tersebut
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa BBLM dapat mencapai setiap target
yang ditetapkan. Akan tetapi jumlah target sendiri berubah-ubah dan tidak mempunyai
dasar target untuk setiap tahunnya. Target ditetapkan hanya dengan mengikuti banyaknya
jenis litbang pada tahun bersangkutan. Berubah-ubahnya jumlah target dapat diminimalisir
apabila BBLM telah memiliki road map yang jelas untuk litbangyasa.
Disamping itu untuk litbang seharusnya ada mekanisme penilaian dari BPPI, hal ini
agar penganggaran khusus litbang dapat dijadikan prioritas karena terkait tujuan
pembangunan industri. Apabila kegiatan litbang ini penganggarannya hanya menjadi
tanggung jawab balai, maka dengan pagu yang relatif kecil balai tidak akan bisa
menanggulangi kebutuhan litbang itu sendiri. Apalagi jika dikaitkan dengan karakteristik
penelitian logam dan mesin yang membutuhkan dana relatif besar baik untuk alat/mesin
maupun biaya bahan/material.
T R T R T R T R T R
Meningkatnya Nilai Milyar 3.86 2.795 4.37 2.96 4.10 3.52 3.40 3.498 3.99 3.93
layanan teknis JPT Rupiah
industri
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa dalam kurun waktu 5 tahun realisasi
PNBP BBLM mengalami peningkatan. Hal ini terjadi selain karena demand yang
meningkat juga karena bertambahnya kapabilitas BBLM dalam layanan teknis. Pengujian
dan kalibrasi masih menjadi sumber pendapatan utama PNBP, sedangkan sertifikasi
produk logam dan mesin mulai tumbuh menjadi andalan yang berkontribusi terhadap
PNBP. Di sisi lain, mundurnya penerimaan di bidang Rancang Bangun & Perekayasaan
Industri (RBPI) dan juga kerjasama litbang industri menjadi pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan. Faktor alat/mesin yang tertinggal dan SDM yang kurang kompeten masih
menjadi masalah dalam meningkatkan layanan litbang & RBPI.
T R T R T R T R T R
Meningkatnya Jumlah lingkup pengakuan produk Lingkup 22 22 22 0 20 0 8 15 27 40
standardisasi industri LPK yang diakui oleh KAN
daerah
Beberapa layanan yang terkait LPK adalah pengujian dan sertifikasi produk. BBLM
berupa terus untuk meningkatkan jumlah lingkup yang diakui oleh KAN setiap tahunnya.
Pada tahun 2011 dan 2012 target peningkatan lingkup LPK sebanyak 22 dan 20 lingkup
tidak dapat tercapai. Akan tetapi pada tahun 2013 dan 2014, realisasi peningkatan lingkup
melebihi target yang ditetapkan.
f) Proaktif dalam mencari pendanaan terkait sarana dan prasarana litbang ataupun
layanan teknis.
g) Untuk layanan teknis, BBLM harus senantiasa meningkatkan kapabilitasnya dalam
melayani masyarakat industri seperti peningkatan kualitas layanan, peningkatan
ketepatan waktu layanan, peningkatan fasilitas layanan (alat/mesin dan infrastruktur
layanan), perluasan lingkup yang mendukung SNI wajib, peningkatan kompetensi
SDM, peningkatan lingkup ISO 9001, peningkatan indeks kepuasan pelanggan dan
peningkatan penanggulangan keluhan pelanggan.
b. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi Balai Besar Logam dan Mesin adalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pengelolaan litbang
Dalam rentang waktu 30 tahun, Balai Besar Logam dan Mesin menghasilkan sangat
banyak penelitian. Namun seiring dengan permintaan industri yang semakin maju,
banyak penelitian yang sudah dilaksanakan tidak dapat diimplementasikan. Hal ini
disebabkan oleh hasil penelitian yang tidak aplikatif dan tidak didukung oleh
efektifitas dan efisiensi pada saat penerapannya. Apabila BBLM tidak
menyelesaikan masalah pengelolaan litbang dan rencana strategi ke arah yang lebih
baik maka hal ini akan menjadi hambatan dan kelemahan bagi BBLM dalam
berpartisipasi untuk mengembangkan industri manufaktur di Indonesia.
2.1 Visi
“Sebagai lembaga litbang terkemuka di bidang desain proses dan produk engineering
yang mampu memberikan solusi kepada industri logam dan mesin.”
Visi tersebut mengandung arti bahwa BBLM akan menjadi lembaga yang mampu
memberikan pelayanan yang profesional, didukung oleh penelitian dan pengembangan di
bidang design proses dan produk engineering sehingga mampu memberikan solusi berbagai
permasalahan industri logam dan mesin di Indonesia. Terkemuka berarti BBLM semakin
berkembang maju dan mandiri serta menghasilkan inovasi-inovasi baru di bidang teknologi
industri logam dan mesin melalui pengembangan jejaring (networking). Keunggulan di bidang
design produk dan proses engineering yang dikembangkan dan dikuasai menjadi ciri
keunggulan teknologi yang dimiliki BBLM dan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2025.
Guna mencapai visi tersebut, BBLM harus menjelaskan peranan serta kegiatan pokoknya yang
dapat menunjang visinya dalam bentuk rumusan misi.
2.2 Misi
a. Melakukan litbang desain produk material, proses dan kepastian mutu di bidang logam
dan mesin.
b. Pengembangan norma, standar lingkup industri logam dan mesin serta mendukung
kebijakan Kementerian Perindustrian.
c. Memberikan pelayanan teknis di bidang desain produk, pengembangan proses, konsultasi
& supervisi, penilaian kesesuaian, sertifikasi produk & personil, sistem manajemen mutu,
pengembangan kompetensi SDM di bidang industri logam dan mesin.
Misi di atas disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi BBLM. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 44/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 juni 2006, Balai
Besar Logam dan Mesin mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan
pengembangan industri logam dan pemesinan, penelitian terapan serta layanan pengujian, jasa
keteknikan dan peningkatan SDM, sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.
10 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
2.3 Tujuan
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi di atas, BBLM menetapkan tujuan
yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun ke depan sesuai dengan Peta Strategis Kementerian
Perindustrian dan BPPI yaitu Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing. Ukuran
keberhasilan pencapaian tujuan tersebut akan dijelaskan kemudian dalam bagian Sasaran
Strategis BBLM.
Tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu tahun 2015-2019 sesuai dengan
Kebijakan Industri Nasional (KIN) sesuai PP No.28 Tahun 2008, RPJMN 2015-2019, Undang-
Undang No.3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian dan Rencana Induk Pengembangan Industri
Nasional (RIPIN) adalah:
a) Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi maju (advanced technology) logam dan
mesin dalam rangka meningkatkan produktivitas dan daya saing industri;
b) Meningkatkan layanan teknis teknologis dan fokus pada pemecahan masalah yang
dihadapi sektor industri;
c) Mengembangkan dan menumbuhkan industri logam dan mesin
2.4 Sasaran
A. Perspektif Pemangku Kepentingan
Dari sasaran strategis Kementerian Perindustrian tersebut, BPPI memiliki sasaran strategis
sebagai berikut:
2. Sasaran Strategis 2: Kuatnya Struktur Industri, dengan indikator kinerja sasaran strategis
yaitu:
12 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
4. Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Kualitas Layanan Publik Kepada Pelaku Usaha
Industri dan Masyarakat
Sejalan dengan sasaran strategis Kemenperin dan BPPI, BBLM menetapkan sasaran
strategis sebagai berikut:
1. Sasaran Strategis 1: Meningkatnya kualitas layanan publik kepada industri
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Meningkatnya/terjaganya kualitas layanan publik kepada industri
2. Sasaran Strategis 2: Terlaksananya pengembangan industri melalui kerjasama
litbang dengan instansi pendidikan, industri atau lembaga riset baik dalam maupun
luar negeri
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Jumlah kerjasama litbang yang terealisasi
3. Sasaran Strategis 3: Tepatnya waktu implementasi litbang
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Jumlah roadmap yang telah diselesaikan untuk setiap jenis fokus litbang
13 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
2) Tingkat keberhasilan penerapan budaya kerja 5K
3. Sasaran Strategis 3: Sistem informasi yang handal
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Implementasi pelaksanaan sistem informasi
4. Sasaran Strategis 4: Sistem perencanaan dan penganggaran yang berkualitas
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Tidak terdapat anggaran dengan status bintang/blokir
5. Sasaran Strategis 5: Sistem tata kelola keuangan dan BMN yang transparan dan
akuntabel
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Tingkat penyerapan anggaran
6. Sasaran Strategis 6: Sistem pelaporan yang handal
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan.
14 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
BAB III
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
15 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Sesuai dengan perannya dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing rakyat, maka
peningkatan daya saing industri nasional membutuhkan dukungan penguasaan iptek dan
inovasi teknologi yang dapat terjadi melalui riset. Riset yang dapat meningkatkan daya saing
industri adalah riset yang menghasilkan solusi teknologi bagi industri. Untuk itu lembaga-
lembaga riset industri tidak harus melakukan eksplorasi teknologi untuk mendapatan temuan
(invensi), tetapi dapat menggunakan invensi yang sudah ada, diuji dan diterapkan ke industri.
Lembaga-lembaga riset industri perlu diposisikan sebagai simpul yang menghubungkan pihak
yang mengembangkan teknologi di perguruan tinggi dan di berbagai laboratorium pemerintah
dengan pihak industri. Di dalam literatur disebut sebagi fungsi intermediasi atau fungsi broker
teknologi.
Dalam rangka peningkatan dukungan Iptek bagi daya saing sektor produksi pembangunan
Iptek diarahkan pada a).Penyelenggaraan Litbang dengan output teknologi/produk baru
terdifusi ke sektor produksi; b).Layanan Perekayasaan dan Teknologi dalam bentuk
penyediaan sarana perekayasaan, disain dan pengujian; c).Layanan Infrastruktur Mutu yang
mencakup standardisasi, metrologi, kalibrasi dan pengujian mutu.
16 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka;
4. Industri Alat Transportasi;
5. Industri Elektronika dan Telematika (ICT);
6. Industri Pembangkit Energi;
7. Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong;
8. Industri Hulu Agro;
9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam; dan
10. Industri Kimia Dasar (Hulu dan Antara).
Dalam mewujudkan industri prioritas di atas tentunya dibutuhkan sumber daya industri.
Sumber daya industri adalah sumber daya yang digunakan untuk melakukan pembangunan
industri yang meliputi: (a) pembangunan sumber daya manusia; (b) pemanfaatan sumber daya
alam; (c) pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Industri; (d) pengembangan dan
pemanfaatan kreativitas dan inovasi; dan (e) penyediaan sumber pembiayaan. Sasaran
Pembangunan Industri Nasional yang akan didukung oleh BPPI adalah Pengembangan dan
Pemanfaatan Teknologi Industri serta pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan inovasi.
Pengembangan, penguasaan dan pemanfaatan teknologi industri bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri
nasional. Penguasaan teknologi dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan kebutuhan industri dalam negeri agar dapat bersaing di pasar dalam negeri
dan pasar global.
Pengembangan, penguasaan, dan pemanfaatan teknologi industri dilakukan melalui:
a. Peningkatan sinergi program kerjasama litbang antara balai-balai industri dengan lembaga
riset pemerintah, lembaga riset swasta, perguruan tinggi, dunia usaha dan lembaga riset
untuk menghasilkan produk litbang yang aplikatif dan terintegrasi;
b. Implementasi pengembangan teknologi baru melalui pilot plant atau yang sejenis;
c. Pemberian jaminan resiko terhadap pemanfaatan teknologi yang dikembangkan
berdasarkan hasil litbang dalam negeri;
d. Pemberian insentif bagi industri yang melaksanakan kegiatan litbang dalam pengembangan
industri dalam negeri;
e. Pemberian insentif dalam bentuk royalti kepada unit litbang dan peneliti yang hasil
temuannya dimanfaatkan secara komersial di industri;
f. Peningkatan transfer teknologi melalui proyek putar kunci (turn key project) apabila belum
tersedia teknologi yang diperlukan di dalam negeri;
17 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
g. Mendorong relokasi unit litbang milik perusahaan industri PMA melalui skema insentif
pajak (double tax deductable) terutama bagi industri yang berorientasi ekspor dan sifat
siklus umur teknologinya singkat atau berubah cepat;
h. Meningkatkan kontribusi hasil kekayaan intelektual berupa desain, paten dan merk dalam
produk industri untuk meningkatkan nilai tambah;
i. Melakukan audit teknologi terhadap teknologi yang dinilai tidak layak untuk industri antara
lain boros energi, beresiko pada keselamatan dan keamanan, serta berdampak negatif pada
lingkungan;
j. Mendorong tumbuhnya pusat-pusat inovasi (center of excellence) pada wilayah pusat
pertumbuhan industri;
k. Mendorong terjadinya transfer teknologi dari perusahaan atau tenaga kerja asing yang
beroperasi di dalam negeri;
l. Pemberian penghargaan bagi rintisan, pengembangan, dan penerapan teknologi industri.
Arah kebijakan dan strategi BPPI dalam mendukung visi dan misi pembangunan industri
adalah :
a. Peningkatan kemampuan penguasaan teknologi maju;
b. Peningkatan fasilitasi penerapan teknologi dan perlindungan HKI;
c. Peningkatan kualitas hasil litbang industri;
d. Pengembangan kebijakan regulasi teknis dan kemampuan pelayanan teknis SNI lingkup
industri;
e. Pengembangan kebijakan menuju iklim usaha kondusif dan Kebijakan Industri Nasional
(KIN) yang efektif;
f. Peningkatan fasilitasi pengembangan industri hijau;
g. Peningkatan pemanfaatan SDA lokal di industri.
Kebijakan BPPI dalam mendukung visi dan misi pembangunan industri adalah :
a. Peningkatan kemampuan penguasaan teknologi maju;
b. Peningkatan fasilitas penerapan teknologi dan perlindungan HKI;
c. Peningkatan kualitas hasil litbang industri;
d. Peningkatan pengembangan kebijakan regulasi teknis dan kemampuan pelayanan teknis
SNI lingkup industri;
e. Peningkatan pengembangan kebijakan menuju usaha yang kondusif dan KIN yang efektif;
f. Peningkatan fasilitas pengembangan industri hijau;
g. Peningkatan pemanfaatan SDA lokal di industri;
18 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Strategi BPPI dalam mendukung visi dan misi pembangunan industri adalah :
a. Mengembangkan jejaring dengan instituisi kebijakan litbang dan teknologi terkemuka
melalui organiasi internasional, kerangka kerjasama perdagangan bebas dan kemitraan
dengan akademisi;
b. Mendorong pengembangan kerjasama dengan dunia usaha untuk mengembangkan
teknologi dan memanfaatkan potensi bahan baku lokal;
c. Mengembangkan bank data yang lengkap dan mutakhir;
d. Meningkatkan kompentensi SDM BPKIMI sesuai perkembangan IPTEK Industri;
e. Mengembangkan kapasitas kelembagaan litbang dan LPK.
Disamping itu, sejalan dengan program penumbuhan industri nasional, pemerintah juga
menetapkan “Program Penumbuhan Science Park dan Techno Park” yang ditetapkan
penugasannya kepada Kementerian Riset dan Teknologi bekerjasama dengan Kementerian
Perindustrian dan kementerian terkait. Adapun arah kebijakan dari pembangunan science park
adalah agar science park berfungsi sebagai penyedia pengetahuan terkini oleh dosen universitas
setempat, peneliti dari lembaga litbang pemerintah dan pakar teknologi yang siap diterapkan
untuk kegiatan ekonomi. Selain itu diharapkan science park dapat berfungsi sebagai penyedia
solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di techno park dan pusat pengembangan
aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal. Dalam hal ini, BBLM diharapkan dapat
berpartisipasi dalam penumbuhan industri melalui inkubasi dan juga menyediakan
teknologi/penguasaan teknologi logam mesin yang mendukung keberhasilan program tersebut.
19 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
b. Layanan Perekayasaan dan Teknologi dalam bentuk penyediaan sarana perekayasaan
dan disain. Layanan ini termasuk penyediaan teknologi tepat guna, pengembangan material,
produk, proses yang juga mengakomodasi penerapan industri hijau;
c. Layanan Infrastruktur Mutu yang mencakup standardisasi, metrologi, kalibrasi dan
pengujian mutu.
Dalam melakukan analisis SWOT, dilakukan pemisahan antara tugas pokok dan fungsi
BBLM sebagai lembaga yang melaksanakan litbang dengan lembaga yang menyediakan jasa
pelayanan teknis. Pemisahan analisis SWOT ini dimaksudkan agar strategi yang terpilih
menjadi lebih fokus dan terarah.
a. Kekuatan
a) Aspek Finansial
Kegiatan litbang di Balai Besar Logam dan Mesin didukung oleh Rupiah Murni
(RM) sebagai sumber pendanaan. Menurut jenis belanja, anggaran APBN berupa RM
dialokasikan untuk pos Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal. Belanja
Modal digunakan untuk pembiayaan pembangunan fisik seperti gedung workshop,
mesin dan peralatan yang sangat membantu dalam pelaksanaan litbang. Sedangkan
20 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
menurut jenis kegiatan, pendanaan RM digunakan untuk membiayai anggaran rutin
termasuk kegiatan penelitian dan pengembangan yang menjadi tugas pokok dan
fungsi BBLM sebagai lembaga litbang.
Tingkat Pendidikan Pegawai
Doktor
Master
3%
10%
SMK/SMA
37%
Sarjana
44%
Diploma
6%
21 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Formasi Pejabat Fungsional
Perekayasa
Tek. Litkayasa
Pustakawan
Pranata Komputer
Pranata Humas
Arsiparis
Analis Kepegawaian
Perencana
Peneliti
Penyuluh Perindag
0 2 4 6 8 10 12 14
Jumlah
Mesin dan peralatan yang dimiliki workshop Balai Besar Logam dan Mesin
tergolong cukup lengkap. Mulai proses pengecoran logam, proses pengelasan,
proses pelapisan logam dan proses permesinan memiliki mesin-mesin yang cukup
lengkap, sehingga untuk melakukan kegiatan litbang sebagian besar dapat
dilakukan sendiri di dalam balai. Berikut adalah teknologi dan fasilitas alat yang
dimiliki BBLM.
Engineering Design Technology Fasilitas Lab/Workshop
o CAD for design and engineering
o CAD for design and engineering
CAD Software for design and
o CAD for reverse design technology
engineering(Pro/ENGINEER (basic design)and
Solidwork Premium)
CAD Hardware for design and engineering
(Midle Workstation)
CAD Brainware for design and
engineering(basic level)
o CAD for reverse design technology
CAD Software for reverse design
technology(Rapidform, Paraform, Polygon
Editing Tools)
CAD Hardware for reverse design
technology(Midle Workstation& 3D Scanner)
22 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
CAD Brainware for reverse design technology
(basic level)
Teknologi Pengecoran dan Perlakuan Fasilitas Lab/Workshop
Panas o Induction furnace kapasitas 70 kg, 200kg dan
500 kg
o Penguasaan teknologi pembuatan o Crucible burner furnace kapasitas 50, 100 kg
produk cor besi tuang, baja paduan o Holding electric furnace kapasitas 200 kg
rendah, alumunium dan tembaga o Green sand recycle machine
o Alpha resin sand recycle machine
o Double squeeze molding machine
o Wax injection machine
o Laboratory scale heat treatment furnace
Teknologi Metal Forming Fasilitas Lab/Workshop
Manual Swaging
Metal forming untuk pengerjaan tanki /
Machine maks 3 mm
pressure vessel
Manual Planging maks 10 mm
Press Machine 100 dan 200 tons
Rolling Machine 10 dan 30 mm
Bending Machine 10 mm
Teknologi Pengelasan Fasilitas Lab/Workshop
o Arc Welding :
o Pengelasan baja dan paduannya,
SMAW
Aluminium, SUS, Cast Iron, Titanium,
GTAW
Zr, Tembaga
GMAW
SAW
o Welding metallurgy: metallurgical ERW
analysis and weld quality inspection for o Cutting machine :
high strength steel, stainless steel, Plasma cutting
aluminum alloy, titanium alloy. Oxyacetylene cutting
Metal arc spray equipment (wire type)
23 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
b. Kelemahan
a) Aspek SDM dan Organisasi
1) Arah litbang belum fokus
Belum fokusnya arah litbang menyebabkan jenis kegiatan litbang yang
dilaksanakan oleh BBLM bersifat spontan dan belum menghasilkan litbang
unggulan berskala nasional.
2) Penerapan SOP litbang yang belum optimal
Penerapan Standar Operasional dan Prosedur (SOP) yang belum optimal
menyebabkan sistem kerja litbang belum teratur. Masih terdapat tumpang
tindih kewenangan dan kewajiban dalam penyelesaian pekerjaan.
3) Kurangnya kerjasama riset
Kerjasama riset baik dengan institusi penelitian dan industri sangat
diperlukan untuk mendukung peningkatan kapasitas penguasaan teknologi
dan pemecahan masalah yang dihadapi industri. Minimnya kerjasama riset
antara BBLM dengan lembaga riset dan industri lainnya menyebabkan
tingkat penguasaan teknologi BBLM relatif tertinggal.
Jumlah Pegawai Pensiun
2020
2019
2018
2017
2016
0 2 4 6 8 10
Jumlah Pegawai
a. Peluang
a) Aspek Industri
b) Aspek Finansial
26 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
d) Aspek Sarana dan Prasarana
1) Adanya program bantuan alat/ mesin litbang dari luar negeri
b. Ancaman
a) Aspek Industri
b) Aspek keuangan
Material untuk peralatan, suku cadang, bahan baku dan bahan standar yang
digunakan untuk litbang sebagian besar adalah impor. Melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dollar ataupun euro menyebabkan membengkaknya jumlah rupiah
yang dibutuhkan sehingga berakibat pada meningkatnya anggaran. Hal ini dapat
mengharnbat proses pengadaan material yang akan digunakan untuk kegiatan
litbang.
Mulai tahun 2015 AFTA akan mulai berlaku. Berbagai lembaga litbang yang
bonafid sangat mungkin untuk mempekerjakan pegawai asing yang tentunya
mempunyai kompetensi yang baik. Hal ini akan mempengaruhi daya saing dengan
lembaga sejenis apabila manajemen tidak mempersiapkan langkah-langkah
strategis untuk mengatasi knowledge gap.
a. Kekuatan
a) Aspek Layanan
27 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
1) Peningkatan jumlah layanan
Peningkatan kompetensi SDM yang didapat melalui jenjang pendidikan
forrnal/informal dan peningkatan jumlah sarana/prasarana merupakan aspek
yang mendorong Balai Besar Logam dan Mesin untuk meningkatkan jumlah
ruang lingkup pelayanan jasa teknik.
Sampai tahun 2010 BBLM baru menyediakan 5 jenis layanan teknis yaitu
kalibrasi, pengujian, kerjasama litbang, pelatihan dan konsultasi/supervisi. Pada
tahun 2011 jenis layanan teknis bertambah dengan terakreditasi Lembaga
Sertifikasi Produk BBLM, yaitu pelayanan sertifikasi produk untuk mendukung
SNI wajib dengan lingkup produk baja profil, baja tulangan, tabung baja LPG,
katup baja LPG dan kompor gas berbahan bakar LPG satu tungku. Pada tahun
2012, jenis layanan teknis kembali bertambah yaitu jasa uji kompetensi di
bidang pengecoran. Pada tahun 2013, pertambahan jenis jasa layanan teknis
adalah di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) meliputi jasa pengajuan paten,
royalti dan jasa lain terkait HKI. Sedangkan pada tahun 2014 terdapat
penambahan jenis layanan teknis di bidang inspeksi.
10
8
Jumlah
Pelayanan 6
0
2010 2011 2012 2013 2014
28 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Realisasi Penerimaan PNBP
Penerimaan PNBP (Milyar)
4.43
3.23 3.53
2.79
2.18
b) Aspek Keuangan
1) Tarif jasa yang kompetitif
Balai Besar Logam dan Mesin menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2011 tentang Jenis dan Tarif atas PNBP yang Berlaku pada
Kementerian Perindustrian sebagai pedoman dalam menentukan tarif jasa
layanan. Tarif jasa layanan tersebut lebih murah atau kompetitif untuk jasa
layanan yang diberikan dengan standar kualitas pelayanan yang sama atau lebih
baik dari beberapa pemberi jasa sejenis.
29 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
c) Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Laboratorium kalibrasi dan pengujian saat ini telah terakreditasi dari KAN (ISO
17025:2008), sedangkan untuk Lembaga Sertifikasi Produk juga telah mendapatkan
akreditasi dari KAN. Adanya akreditasi tersebut menjamin bahwa pekerjaan yang
dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Selain itu, jasa pelatihan, jasa
pengecoran dan perancangan BBLM telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008.
Penerapan sistim manajemen mutu tersebut merupakan usaha untuk meningkatkan
pelayanan jasa BBLM dalam rangka menjamin kualitas dan kepuasan customer.
Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan jasa teknis, Balai Besar Logam dan
Mesin didukung oleh sarana gedung perkantoran, laboratorium, tempat ibadah dan
asrama. Laboratorium yang dimiliki meliputi laboratorium kalibrasi dan pengujian.
Mesin dan peralatan yang dimiliki laboratorium Balai Besar Logam dan Mesin
tergolong cukup lengkap. Berikut adalah lingkup kalibrasi, pengujian dan sertifikasi.
Kalibrasi Scope
- Length scale: gauge block, thread gauge, ring gauge, dial
indicator, CMM, precision/square level, etc.
- Mass scale: weights
- Force scale: UTM (tension compression), charpy impact testing
machine, tensiometer, loadcell&hydraulic jack, proving ring
- Pressure scale: Pressure test gauge, pressure recorder
- Electricity scale: multimeter AC/DC, oscillocscope, tang
ampere AC/DC, resistance box, power meter AC/DC, etc.
- Temperature scale: thermometer, thermocouple, temperature
indicator, bimetal thermometer, pyrometer, thermohygrometer
- Volumetric scale: volumetric glassware, volumetric measure
- Torsion: torque wrench, torque tester
- Hardness: durometer hardness tester, rockwell, vickers, micro
vickers, brinell
- Analytic instrument: pH meter, emission spectrometer
Pengujian Scope
- Mechanical Testing
- Tensile strength test, bending test, hardness test, impact test,
fatigue test
- Physical Testing
- Mass, weight, volume, surface defect, dimension,
microstructure, sound/vibration, temperature, grain size
- Chemical Testing
30 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
- Chemical composition testing with spectrometer and PMI,
volumetric chemical testing, hydrocarbons testing
- Product Testing (based on SNI)
- Gas steel tube, valve, hose, stove, LPG regulator, reciprocating
internal combustion engine, steel for reinforced concrete, ball
joint dan cross joint)
Sertifikasi Scope
Steel angled profile at the foot of the hot rolled process, steel for
reinforced concrete, LPG steel tube, steel for reinforced concrete
of re-hot rolled process, joint for pressurized drinking water pipes
from gray cast iron, steel LPG valve tube, single LPG fireplace
stove using mechanical lighter system.
Tabel 6. Lingkup Kalibrasi, Pengujian dan Sertifikasi
b. Kelemahan
a) Aspek Layanan
1) Penerapan sistem informasi yang belum optimal
Penerapan sistem informasi belum optimal untuk melayani pelanggan.
Saat ini sudah terdapat sistem informasi pelayanan jasa teknis secara online
yang bersifat interaktif, sehingga customer dapat mengetahui proses jasa
pelayanan terkait waktu penyelesaian. Akan tetapi belum semua layanan jasa
terintegrasi serta belum optimalnya manfaat informasi yang dapat diperoleh
dari sistem tersebut.
31 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
b) Aspek Keuangan
1) Rigiditas sistem penganggaran
Terbatasnya waktu untuk melakukan revisi anggaran apabila pagu
pengeluaran PNBP telah mencapai target yang telah ditetapkan sebelum
tahun anggaran selesai menyebabkan layanan jasa menjadi terhambat.
Peralatan dan mesin yang ada saat ini beberapa diantaranya telah rusak dan dari
segi teknologi telah tertinggal. Disamping itu untuk mencapai penambahan ruang
lingkup pengujian untuk mendukung SNI wajib, BBLM memerlukan penambahan
alat dan mesin baru.
a. Peluang
a) Aspek Layanan
1) Potensi pasar untuk penanganan dan pengelolaan industri relatif besar
32 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Potensi pasar yang ada relatif masih besar sehubungan dengan kebutuhan
industri untuk menggunakan layanan jasa teknik yang disediakan oleh Balai
Besar Logam dan Mesin. Hal tersebut bisa dilihat dari kebutuhan yang bersifat
rutin dan terjadwal untuk melakukan kalibrasi alat dan ketentuan standardisasi
untuk mendapatkan informasi pengujian produk. Saat ini pasar yang sudah
terlayani masih terkonsentrasi di wilayah tertentu, sehingga masih terbuka
peluang di tingkat nasional.
b) Aspek Keuangan
33 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
merencanakan dan menggunakan pagu anggaran PNBP sehingga Balai Besar
Logam dan Mesin dapat memberikan layanan maksimal dengan jumlah pelanggan
yang lebih banyak.
Terbukanya lembaga/institusi baik dalam negeri maupun luar negeri yang bisa
memberikan bantuan peralatan dan pelatihan terkait kalibrasi, sertifikasi dan
pengujian.
b. Ancaman
a) Aspek Layanan
b) Aspek keuangan
Mulai tahun 2015 AFTA akan mulai berlaku. Berbagai lembaga pelayanan
teknis sangat mungkin untuk mempekerjakan pegawai asing yang tentunya
mempunyai kompetensi yang baik. Hal ini akan mempengaruhi daya saing dengan
34 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
lembaga sejenis apabila manajemen tidak mempersiapkan langkah-langkah
strategis untuk mengatasi knowledge gap.
Faktor Internal
Litbang Litbang
1. Dukungan anggaran dari APBN (RM) 1. Belum fokusnya arah litbang
Support
35 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
5. Akreditasi laboratorium dan sertifikasi 4. Rigiditas sistem penganggaran
Sistem Manajemen Mutu (ISO) untuk 5. Perubahan tarif jasa layanan
pengecoran, pelatihan dan perancangan memerlukan waktu lama
6. Tersedianya fasilitas laboratorium 6. Kurang pegawai pada lab pengujian
7. Terdapat beberapa kerusakan alat dan
butuh penambahan alat baru untuk
SNI wajib
Litbang Litbang
1. Kebutuhan litbang di industri relatif tinggi 1. Menurunnya kepercayaan industri
2. Bantuan dana (hibah/pinjaman) melalui terhadap litbang balai
kerjasama riset 2. Beberapa bahan untuk litbang masih
3. Bantuan untuk meningkatkan kompetensi harus impor
pegawai melalui diklat
4. Pemberlakuan kebijakan pemerintah
(TKDN, UU minerba dan energi)
5. Adanya program bantuan alat/mesin dari
dalam dan luar negeri
Faktor Eksternal
Tabel 7. Ringkasan SWOT Litbang dan Pelayanan Jasa Teknis
36 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Langkah selanjutnya dari analisis SWOT adalah analisis portofolio yang dilakukan
dengan menggunakan matrik Internal External Matrix (IE). Matrik ini merupakan hasil dua
dimensi dimana sumbu X merupakan Internal Factor Environment (IFE) dan sumbu Y
merupakan External Factor Environment (EFE). Matrik ini dibagi menjadi sembilan sel
berdasarkan nilai IFE dan EFE. Matrik IFE dan EFE diolah berdasarkan kuesioner pembobotan
dan rating, yaitu kuesioner yang didesain untuk menentukan seberapa penting bobot/nilai suatu
pernyataan terkait SWOT dan seberapa besar pencapaian (rating) dari pernyataan tersebut.
Berikut adalah matrik IFE dan EFE sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Internal Factor Environment
No. Uraian Bobot Rating Nilai
A. Litbang
Kekuatan (S)
1 Anggaran RM APBN litbang 0.08 2.22 0.18
2 Eksistensi organisasi dan SDM 0.08 2.65 0.21
3 Terdapat formasi jabatan fungsional 0.07 2.08 0.16
4 Tersedianya fasilitas untuk litbang 0.08 2.14 0.17
5 Lokasi yang strategis 0.07 2.97 0.20
Kelemahan (W)
6 Belum fokusnya arah litbang 0.08 2.11 0.17
7 Penerapan SOP belum optimal 0.08 2.14 0.16
8 Kurangnya kerjasama riset 0.08 2.03 0.15
9 Kurangnya penguasaan teknologi 0.08 2.24 0.18
10 Belum adanya identifikasi kemampuan personil 0.08 2.14 0.16
11 Belum adanya sistem jenjang diklat 0.08 1.97 0.15
12 Alat/mesin belum teridentifikasi keakuratannya 0.08 2.22 0.17
13 Kurangnya kelengkapan peralatan dan mesin 0.08 2.14 0.16
Total 1.00 2.23
B. Layanan
Kekuatan (S)
1 Peningkatan jumlah jenis layanan 0.07 2.19 0.15
2 Memberikan layanan integrated services 0.07 2.38 0.17
3 Waktu pelayanan kompetitif 0.08 2.30 0.18
4 Tarif jasa yang kompetitif 0.08 2.68 0.20
5 Akreditasi laboratorium dan sertifikasi ISO 0.08 2.46 0.19
6 Tersedianya fasilitas laboratorium 0.08 2.32 0.18
Kelemahan (W)
7 Penerapan sistem informasi belum optimal 0.08 2.35 0.18
8 Sistem pemasaran dan database industri belum optimal 0.08 2.14 0.17
9 Kurangnya kerjasama JPT 0.08 2.27 0.18
10 Rigiditas sistem penganggaran 0.08 2.38 0.19
11 Perubahan tarif jasa layanan memerlukan waktu lama 0.07 2.35 0.17
12 Kurang pegawai pada lab pengujian 0.08 2.22 0.18
37 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
13 Terdapat beberapa kerusakan alat 0.08 2.16 0.17
Total 1.00 2.32
External Factor Environment
No. Uraian Bobot Rating Nilai
A. Litbang
Peluang (O)
1 Kebutuhan litbang di industri relatif tinggi 0.15 3.35 0.49
2 Bantuan dana (hibah/pinjaman) melalui kerjasama riset 0.14 2.92 0.41
3 Bantuan untuk meningkatkan kompetensi pegawai 0.15 2.81 0.41
4 Pemberlakuan kebijakan pemerintah 0.14 2.78 0.38
5 Adanya program bantuan alat/mesin 0.14 2.68 0.36
Ancaman (T)
6 Menurunnya kepercayaan industri terhadap balai 0.15 2.43 0.37
7 Beberapa bahan untuk litbang masih harus impor 0.14 2.22 0.32
Total 1.00 2.74
B. Layanan
Peluang (O)
1 Potensi pasar untuk pelayanan jasa teknis relatif besar 0.18 3.19 0.56
2 Permintaan kerjasama penggunaan workshop tinggi 0.16 2.95 0.47
3 Pemberlakuan SNI wajib semakin meningkat 0.18 3.03 0.54
4 Kesempatan pengelolaan menjadi Badan Layanan Umum 0.15 2.73 0.42
Ancaman (T)
5 Harga bahan baku yang fluktuatif 0.17 2.92 0.49
6 Keberadaan lembaga layanan sejenis 0.16 2.62 0.43
Total 1.00 2.91
Tabel 9. Matrik EFE
Berdasarkan matrik IFE dan EFE, nilai untuk Litbang adalah IFE = 2.23 dan EFE =
2.74. Sedangkan untuk layanan IFE = 2.32 dan EFE = 2.91. Sehingga dapat ditentukan matrik
Internal External (IE) sebagai berikut.
38 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Tabel 10. Matrik IE
Dengan melihat matrik IE di atas dapat disimpulkan bahwa posisi BBLM berada pada
kuadran V baik untuk litbang maupun pelayanan. Sehingga strategi yang sesuai dengan kuadran
V adalah hold and maintain. Alternatif strategi yang dapat digunakan untuk organisasi yang
berada di kuadran V biasanya adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk/jasa.
Strategi penetrasi pasar adalah suatu strategi mencari pangsa pasar yang lebih besar lewat
produk/jasa yang dihasilkan saat ini, melalui pemasaran yang lebih baik. Sedangkan strategi
pengembangan produk adalah suatu strategi mengupayakan peningkatan penerimaan melalui
perbaikan produk saat ini atau pengembangan produk yang baru.
39 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Meningkatnya tatalaksana yang efektif dan efisien (Kepatuhan atas penerapan
SOP). (W2 + O1, O4)
Meningkatnya SDM aparatur yang kompeten (W4, W5, W6 + O3)
Meningkatnya fasilitas (alat/mesin) litbang dan identifikasi kemampuan alat/mesin
(W7, W8 + O5)
Tingginya kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi industri (Terfokusnya
kegiatan litbang terhadap sektor strategis dan mendukung kebijakan pemerintah) (W1
+ O1, O4)
40 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
(S) Kekuatan + (T) Ancaman
Tata laksana yang efektif dan efisien (Bertambahnya lingkup sistem manajemen
mutu ISO dan penerapan SPIP). (S5 + T1)
Terencananya ekspansi pelayanan jasa untuk pengujian, kalibrasi dan sertifikasi. (S5
+ T2)
GABUNGAN STRATEGI
Litbang:
1. Terlaksananya pengembangan industri melalui kerjasama litbang dengan instansi
pendidikan, industri atau lembaga riset baik dalam maupun luar negeri
2. Meningkatnya tata laksana yang efektif dan efisien (Kepatuhan atas penerapan SOP).
3. Meningkatnya SDM aparatur yang kompeten.
4. Meningkatnya fasilitas (alat/mesin) litbang dan identifikasi kemampuan alat/mesin.
5. Meningkatnya kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi (Terfokusnya kegiatan
litbang terhadap sektor strategis, mendukung kebijakan pemerintah dan berorientasi pada
solusi permasalahan industri).
Pelayanan Jasa:
1. Berkembangnya networking dengan industri untuk peningkatan pasar JPT.
2. Tumbuhnya populasi industri logam dan mesin.
3. Meningkatnya jumlah layanan teknis.
4. Meningkatnya status balai menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
5. Sistem informasi yang handal.
6. Meningkatnya fasilitas (alat/mesin) JPT untuk mendukung penerapan SNI wajib.
7. Tata laksana yang efektif dan efisien (Bertambahnya lingkup sistem manajemen mutu
ISO dan SPIP).
8. Terencananya ekspansi pelayanan jasa untuk pengujian, kalibrasi dan sertifikasi.
9. Meningkatnya kualitas layanan publik kepada pelaku usaha industri dan masyarakat.
41 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD
Dari rumusan strategi yang dipilih berdasarkan analisis SWOT maka dirumuskan
beberapa sasaran strategis dalam beberapa perspektif balance scorecard yang digambarkan
dalam suatu peta strategis. Peta strategis merupakan merupakan visualisasi keterkaitan antara
sejumlah sasaran strategis dalam bentuk hubungan sebab akibat yang menjelas perjalanan
strategis organisasi. Berikut merupakan gabungan strategi dalam perspektif balance scorecard.
A. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
a) Meningkatnya kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi (Terfokusnya
kegiatan litbang terhadap sektor strategis dan mendukung kebijakan pemerintah).
b) Meningkatnya jumlah layanan teknis.
c) Tumbuhnya populasi industri logam dan mesin.
SASARAN STRATEGIS
Dalam menentukan strategi, BBLM memperhatikan Indikator Kinerja Utama dari
sasaran strategis yang telah digariskan oleh BPPI sebagai institusi induk unit eselon I dari
BBLM, dan menggabungkannya dengan strategi yang dihasilkan melalui analisis SWOT.
42 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Gabungan strategi ini merupakan amanat Peraturan Menteri Perindustrian yang mengatur
tentang kedudukan, tugas pokok dan fungsi BBLM yang berada di bawah BPPI, sehingga
segala bentuk kebijakan dan strategi pengembangan balai harus berpedoman kepada apa yang
telah digariskan oleh BPPI.
Selain litbang tersebut di atas, BBLM harus berperan sebagai problem solver
industri sektor lainnya walaupun keterlibatan BBLM tidak terkait secara langsung.
Sebagai problem solver, skema yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah-
masalah industri adalah skema kerjasama litbang, rekayasa & rancang bangun
perekayasaan industri (RBPI) melalui pendanaan PNBP ataupun hibah. Adapun industri
yang akan dikembangkan BBLM meliputi namun tidak terbatas pada:
43 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
B. Perspektif Proses Internal (Internal Process)
Balai Besar Logam dan Mesin harus meningkatkan kerjasama dan networking di
bidang litbang dan pelayanan, meningkatkan sistem pemasaran, kualitas dan lingkup
pelayanan jasa. Sehingga sasaran strategis yang ditetapkan adalah: (a). Meningkatnya
kualitas layanan publik kepada pelaku usaha industri dan masyarakat; (b). Terlaksananya
pengembangan industri melalui kerjasama litbang/layanan dengan instansi pendidikan,
industri atau lembaga riset baik dalam maupun luar negeri. (c). Tumbuhnya jasa layanan
terhadap industri; (d). Tepatnya waktu implementasi hasil litbang.
Berikut adalah bagan strategi terpilih yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk Sasaran
Strategis & Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) setiap tahun, dapat dilihat pada lampiran
dokumen Renstra.
44 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Meningkatnya Daya
Saing & Produktivitas
Industri Logam dan
M i
Stakeholder
Internal Process
Meningkatnya Terlaksananya
kualitas layanan pengembangan Tepatnya waktu
publik kepada industri melalui implementasi litbang
pelaku usaha kerjasama litbang
industri dan
SDM aparatur yang Tatalaksana yang Sistem informasi
Learning & Growth
45 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Urgensi
Pembentukan
Kebutuhan Berdasarkan
Unit
Regulasi/Arah Evaluasi Unit Target
No. Penanggung
Kerangka Regulasi Terkait/Instansi Penyelesaian
Jawab
Regulasi Eksisting,
Kajian dan
Penelitian
1 Konsep Permen Amanat UU no. 3 BPPI Kemenkeu, Tahun 2016-
Tata laksana Tahun 2014 Kemenkum dan 2017
pembelian paten tentang HAM , Ditjen
dari inventor Perindustrian ayat Teknis
3 serta dalam Kemenperin, Balai
rangka Besar, Baristand,
meningkatkan LIPI dan
daya saing Kemenristek
khususnya
industri kecil dan
menengah, maka
perlu diterbitkan
Permen ini
2 Rancangan Pelaksanaan BPPI Lembaga Tahun 2015-
Peraturan Menteri Rancangan Penilaian 2019
Perindustrian Peraturan Menteri Kesesuaian.
tentang Perindustrian
Penunjukan tentang
Lembaga Penilaian Pemberlakuan
Kesesuaian (LPK) SNI, ST dan PTC
Dalam Rangka terhadap barang
Pemberlakuan dan dan/atau jasa
Pengawasan SNI, industri secara
ST dan/atau PTC wajib untuk
(Barang dan/atau barang dan/atau
Jasa Industri jasa industri
tertentu) secara tertentu.
wajib
Tabel 13. Kerangka Regulasi
46 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Gambar 1. Struktur Organisasi BBLM
Perubahan nomenklatur ataupun struktur Kementerian Perindustrian dan BPPI tentu akan
berpengaruh terhadap BBLM. Terlebih, BBLM telah mengajukan penambahan 1 (satu) bidang
sesuai dinamika perkembangan dan tuntutan peran BBLM. Penambahan bidang ini
dimaksudkan agar tujuan organisasi serta visi dan misi BBLM dapat tercapai.
48 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
BAB IV
Untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan pada tahun 2015-2019,
BBLM akan melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan arah kebijakan dan
strategi Kementerian Perindustrian maupun BPPI yang dijabarkan dalam Program
Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan kapabilitas dan produktivitas BBLM serta meningkatkan nilai tambah,
daya saing dan kemandirian industri logam & mesin. Kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mendukung program ini adalah penelitian dan pengembangan teknologi logam
& mesin. Adapun sasaran-sasaran program dan indikator yang ingin dicapai dari
pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut:
Sasaran Program/ Target
No. Satuan
Indikator 2015 2016 2017 2018 2019
1 Meningkatnya
penguasaan
teknologi industri
logam & mesin
- Jumlah hasil litbang Hasil 1 1 1 1 1
yang telah litbang
diimplementasi kan
2 Meningkatnya
layanan jasa teknis
kepada industri
‐ Peningkatan Indeks 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
kepuasan
pelanggan
‐ Persentase Persen 0 5 5 5 5
pertumbuhan PNBP
49 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
4.2 Kerangka Pendanaan
Dalam rangka mencapaian sasaran strategis BBLM tahun 2015- 2019, dibutuhkan
pendanaan bagi program dan kegiatan sebagaimana yang dijabarkan pada target kinerja.
Kebutuhan pendanaan BBLM untuk tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
50 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
BAB V
PENUTUP
Rencana strategis (Renstra) BBLM tahun 2015-2019 ini merupakan acuan umum
mengenai langkah-langkah program strategi lima tahun yang diarahkan untuk
mengembangkan kompetensi inti BBLM di bidang litbang logam dan mesin dengan
misi sebagai berikut :
a. Melakukan litbang desain produk material, proses dan kepastian mutu di bidang
logam dan mesin.
b. Pengembangan norma, standar lingkup industri logam dan mesin serta mendukung
kebijakan Kementerian Perindustrian.
c. Memberikan pelayanan teknis di bidang desain produk, pengembangan proses,
konsultasi & supervisi, penilaian kesesuaian, sertifikasi produk & personil, sistem
manajemen mutu, pengembangan kompetensi SDM di bidang industri logam dan
mesin.
Tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu tahun 2015-2019 adalah
meningkatkan kompetensi inti BBLM untuk bisa berperan secara maksimal dalam
rangka mendukung RIPIN, Kebijakan Industri Nasional (KIN) sesuai PP No.28 Tahun
2008, RPJMN 2015-2019, program quickwins pemerintah, UU No.3 Tahun 2014
Tentang Perindustrian yang telah dijabarkan dalam Renstra Kementerian Perindustrian
dan Renstra BPPI, serta pengembangan jasa layanan teknis dan peningkatan peran
BBLM untuk mendukung tercapainya tujuan pengembangan industri nasional. Sasaran
strategis BBLM tahun 2015-2019 terdiri dari:
51 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
(b). Terlaksananya pengembangan industri melalui kerjasama litbang dengan
instansi pendidikan, industri atau lembaga riset baik dalam maupun luar negeri;
(e). Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan dan akuntabel;
52 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
LAMPIRAN
53 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
MATRIKS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) dan TARGET SASARAN STRATEGIS
Instansi : Balai Besar Logam dan Mesin
Tahun : 2015‐2019
Visi : Sebagai lembaga litbang terkemuka di bidang desain proses dan produk engineering yang mampu memberikan solusi kepada industri
logam dan mesin
Misi : a. Melakukan litbang desain produk material, proses dan kepastian mutu di bidang logam dan mesin
b. Pengembangan norma, standar lingkup industri logam dan mesin serta mendukung kebijakan Kementerian Perindustrian
c. Memberikan pelayanan teknis di bidang desain produk, pengembangan proses, konsultasi & supervisi, penilaian kesesuaian, sertifikasi produk &
personil, sistem manajemen mutu, pengembangan kompetensi SDM di bidang industri logam dan mesin
Indikator Target
Kode Sasaran Strategis Kode Penjelasan
Penjelasan SS Kinerja SS Satuan
SS (SS) IKSS IKSS 2015 2016 2017 2018 2019
(IKSS)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
S1 Meningkatnya Meningkatkan S1.1 Jumlah hasil Hasil litbang Hasil 1 1 1 1 1
kemampuan inovasi kompetensi inti litbang yang litbang
dan penguasaan BBLM melalui prioritas yang mencapai
teknologi pengembangan dikembangkan teknometer
litbang terapan level 6
dan inovasi
teknologi
S1.2 Jumlah hasil Realisasi Hasil 1 1 1 1 1
litbang yang hasil litbang litbang
telah (dalam kurun
diimplementasi waktu 5
kan tahun
terakhir)
yang telah
diterapkan di
industri
S1.3 Hasil teknologi Teknologi Paket 1 1 1 1 1
yang dapat (produk/ teknologi
menyelesaikan proses) yang
permasalahan dapat
industri menyelesai
(problem kan masalah
solving) industri
S1.4 Jumlah karya KTI yang KTI 5 5 5 5 5
tulis ilmiah yang dipublikasi
dipublikasikan kan di jurnal
ilmiah
S2 Tumbuhnya jasa Meningkatnya S2.1 Persentase Peningkatan % 0 5 5 5 5
layanan kepada jenis ataupun peningkatan PNBP
industri jumlah layanan PNBP dibandingkan
teknis kepada tahun
industri sebelumnya
S2.2 Jumlah paket Bertambah‐ Paket 1 1 1 1 1
pengadaan nya jumlah
alat/mesin alat/mesin
penunjang
layanan
S3 Tumbuhnya Meningkatnya S3.1 Jumlah Jumlah MoU ‐ ‐ ‐ 2 2
industri logam dan jumlah industri kerjasama kontrak
mesin yang industri yang kerjasama
memanfaatkan memanfaatkan industri yang
mesin dan mold & dies memanfaatk
peralatan mold center an mesin dan
& dies center peralatan
mold & dies
center
PERSPEKTIF PROSES INTERNAL
T1 Meningkatnya/terja Kualitas layanan T1.1 Indeks (skala 1‐4) Indeks 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
ganya kualitas yang kepuasan
layanan publik terjaga/mening pelanggan
kepada industri kat dari tahun
ke tahun
T2 Terlaksananya Kerjasama T2.1 Jumlah Realisasi MoU 2 2 2 2 2
pengembangan litbang baik kerjasama jumlah
industri melalui dengan instansi litbang kerjasama
kerjasama litbang pendidikan, litbang
lembaga dalam
dan luar negeri
T3 Tepatnya waktu Implementasi T3.1 Terselesaikan Jumlah Dokumen 1 ‐ ‐ ‐ ‐
implementasi hasil litbang nya roadmap dokumen
litbang menunjukkan litbang roadmap
tercapainya
target litbang
secara
keseluruhan
sesuai jadwal
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI
L1 SDM aparatur yang Meningkatnya L1.1 Jumlah Jumlah Sertifikat 46 48 48 50 50
kompeten kompetensi sertifikat diklat sertifikat
pegawai BBLM diklat
sesuai
kompetensi inti
BBLM
L2 Tata laksana yang Kesesuaian L2.1 Jumlah Jumlah Ketidak 5 5 5 5 5
efektif dan efisien pelaksanaan ketidaksesuaian maksimal sesuaian
tugas dengan ketidaksesuai
SOP yang telah an audit
ditetapkan dan eksternal ISO
implementasi 9001
budaya kerja 5K
L2.2 Tingkat Peringkat Minimal ‐ ‐ ‐ 10 10
keberhasilan yang Peringkat
penerapan diperoleh
budaya kerja 5K saat
konvensi 5K
L3 Sistem informasi Terimplementa L3.1 Implementasi Jumlah Jumlah fitur ‐ ‐ ‐ 5 5
yang handal sikannya sistem pelaksanaan penambahan
informasi publik sistem fitur
informasi publik
L4 Sistem Terencananya L4.1 Anggaran Tidak Jumlah 0 0 0 0 0
perencanaan dan dan tersedianya bintang/blokir terdapat kegiatan
penganggaran yang anggaran untuk kegiatan yang diblokir
berkualitas setiap kegiatan dengan
status
bintang/
blokir
L5 Sistem tata kelola Pengelolaan L5.1 Penyerapan Persentase % 90 90 95 95 95
keuangan dan BMN keuangan dan anggaran penyerapan
yang transparan & BMN sesuai anggaran
akuntabel dengan prinsip pada tahun
good berjalan
governance dan
tepat waktu
L6 Sistem pelaporan Laporan sesuai L6.1 Ketepatan Jumlah hari Hari 0 0 0 0 0
yang handal dengan aturan waktu keterlambat
& disampaikan penyampaian an
tepat waktu laporan
Catatan :
Indikator Kinerja Utama (IKU) : S1.1 , S1.2, T1.1 dan T2.1
Uraian Indikator Kinerja Sasaran Strategis (S2.1)
Indikator Target
Kode Sasaran Strategis Kode Penjelasan
Penjelasan SS Kinerja SS Satuan
SS (SS) IKSS IKSS 2015 2016 2017 2018 2019
(IKSS)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
S2 Tumbuhnya jasa Meningkatnya S2.1 Meningkatnya Layanan Jumlah SPK 87 80 95 100 105
layanan kepada jenis ataupun layanan RBPI Rancang
industri jumlah layanan dan HKI Bangun
teknis kepada Perekayasa
industri an Industri
Meningkatnya Layanan Jumlah 900 1000 1100 1200 1300
layanan pengujian sample
pengujian
Meningkatnya Layanan Jumlah alat 2100 2200 2300 2400 2500
layanan kalibrasi
kalibrasi
Meningkatnya Layanan Perusahaan 1 1 1 1 1
layanan inspeksi
inspeksi
Meningkatnya Layanan Jumlah 17 19 21 23 25
layanan sertifikasi produk
sertifikasi produk
produk
Meningkatnya Layanan Orang 265 270 275 280 285
layanan pelatihan/
pelatihan/ supervisi/ Perusahaan 16 17 18 19 20
supervisi/ konsultasi ke
konsultasi industri
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
TAHUN 2015‐2019
Unit
Sasaran Kegiatan Target Alokasi Pendanaan (RP. 000.000) Organisasi
Kegiatan
(Output)/ Indikator Pelaksana
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Peneliti an 29.413,1 22.540,3 22.805,6 24.106,3 27.400,0 BBLM
dan Pengem
bangan
Teknologi
Logam dan
Mesin
Hasil Penelitian dan 4.033,2 833,8 365,2 1.200,0 1.600,0
Pengembangan
Teknologi Industri
Logam dan Mesin
Jumlah litbang 1 1 1 1 1
prioritas yang
dikembangkan (hasil
litbang)
Jumlah litbang yang 1 1 1 1 1
telah diimplementasi
kan (hasil litbang)
Hasil teknologi yang 1 1 1 1 1
dapat menyelesaikan
permasalahan
industri/problem
solving (paket
teknologi)
Fasilitasi Science dan 3 ‐ ‐ ‐ ‐
Techno Park (paket
teknologi)
Jasa Teknis Industri 2.197,5 1.938,8 1.693,7 1.800,0 2.100,0
Persentase 0 5 5 5 5
peningkatan PNBP
(persen)
Indeks kepuasan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
pelanggan (indeks)
Lingkup pengujian 5 5 5 5 5
produk Lembaga
Penilaian Kesesuaian
(LPK) yang diakui
oleh KAN (jumlah
lingkup)
Jumlah kerjasama 2 2 2 2 2
litbang (MoU)
Penguatan 2.979,8 448,3 ‐ ‐ ‐
Infrastruktur Litbang
dan JPT
Jumlah alat 1 1 ‐ ‐ ‐
penelitian &
pengujian (paket)
Tersedianya gedung ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
laboratorium litbang
dan pengujian yang
layak (m2)
Pengembangan 2.077,1 1.110,3 757,0 858,8 1.600,0
Kelembagaan
Peningkatan 46 48 48 60 60
kompetensi SDM
(orang)
Komersialisasi jasa 1 1 1 1 1
teknis (kegiatan)
Jumlah karya tulis 5 5 5 5 5
ilmiah yang
dipublikasikan
(artikel)
Implementasi 1 1 1 1 1
layanan informasi
publik (kegiatan)
Tersusunnya 8 8 ‐ ‐ ‐
dokumen program,
pelaporan dan
penganggaran
(dokumen)
Layanan Perkantoran 18.090,6 17.973,0 19.312,3 19.372,0 20.000,0
Terbayarnya gaji dan 12 12 12 12 12
tunjangan pegawai
sesuai dengan
peraturan berlaku
(bulan)
Terlaksananya 12 12 12 12 12
pelayanan
operasional rutin dan
perkantoran yang
optimal (bulan)