Anda di halaman 1dari 63

Kementerian

Perindustrian
ffiffiPUffiLIK *ru##Nffiffi*&

RENCANA STRATEGIS
BALAI BESAR LOGAM & MESIN
TAHUN 201 5 -2019
nevisi g

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN


20t7
KATA PENGANTAR

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Logam dan Mesin mempunyai
tujuan agat perencanaan dan pengang garan kegiatan/program yang akan dilaksanakan oleh
seluruh pegawai Balai Besar Logam dan Mesin, mempunyai acuan yangjelas dan fokus
terhadap pencapaian Visi dan Misi Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) selama kurun
waktu Tahun Anggaran 2015 sampai dengan Tahun Anggaran 2019. Renstra ini juga
dijadikan sebagai acuan untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) yang akan disusun setiap
tahunnya.

Revisi Renstra hasil review pada tahun 2017 dilakukan untuk mengakomodir
masukan dari hasil audit kinerja oleh Irjen tahun 2017 dan hasil evaluasi SAKIP tahun 2016.
Struktur penyajian Renstra terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematis berdasarkan
kerangka penulisan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Perinddstrian. Bab pert ama
pendahuluan, berisi tentang kondisi umum BBLM dan juga menjelaskan potensi dan
permasalahan yang dihadapi BBLM. Bab kedua, menjelaskan visi, misi, tujuan dan sasaran

strategis BBLM. Bab ketiga, menguraikan tentang arah kebijakan strategis yang telah
ditetapkan. Bab keempat menguraikan target kinerja dan kerangka pendanaan. Terakhir, Bab
kelima merupakan penutup.

Hatapan kami semoga Renstra ini dapat bermanfaat bagi seluruh stakeholder,
pemangku jabatan baik struktural maupun fungsional, seluruh pegawai Balai Besar Logam

dan Mesin, serta pihak-pihak yang terkait dalarn penyusunan program, monitoring dan
evaluasi kinerja BBLM.

Enuh Rd

RENSTRA SALAI *trSAR LQGAM DAN MtrSIN 2015-2A19


LAMPIRAN.........o...................................................o................o...o..............o......................53
Matrik Target Sasaran Strategis
Matrik Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

RENSTRA SALA| *TSAft L*GAM NAN MtrSIN 2A15 2*19


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

Salah satu target strategis Kementerian Perindustrian adalah mencapai tingkat


pertumbuhan industri pengolahan nonmigas antara 6,8% sampai 9,1% pada tahun 2015-2025
(Kemenperin, 2014). Adapun variabel yang dianggap dominan dalam memengaruhi
perkembangan industri nasional antara lain adalah perkembangan litbang teknologi industri.
Namun dukungan litbang teknologi terhadap pengembangan industri di dalam negeri relatif
belum cukup signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan inovasi yang belum optimal.
Merujuk data World Economic Forum (WEF) The Global Competitiveness Index 2014-2015,
daya saing Indonesia (termasuk inovasi) berada pada peringkat ke-34 dari 148 negara. Masih
jauh tertinggal dari Singapura yang menduduki peringkat kedua dan Malaysia yang berada di
peringkat ke-20.

Daya saing merupakan hal yang mutlak dalam menghadapi era persaingan global.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan daya saing nasional dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang berkesinambungan maka diperlukan suatu arah kebijakan pembangunan
industri nasional dengan paradigma baru. Penetapan Undang-Undang No.3 Tahun 2014
Tentang Perindustrian memperkuat kembali akan pentingnya peningkatan daya saing industri
melalui litbang dan teknologi selain isu-isu strategis lainnya seperti standardisasi industri
(mutu), pemberian insentif dan pengembangan industri hijau (Isu Strategis dan Program
Prioritas BPPI, 2014).

Pengembangan industri saat ini dihadapkan pada suatu tantangan yang sekaligus
merupakan peluang, yaitu persaingan yang semakin tajam sebagai dampak globalisasi. Inovasi
teknologi sebagai dampak globalisasi menuntut peran ilmu pengetahuan dan teknologi yang
lebih besar untuk meningkatkan daya saing nasional. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan
daya saing produk dan jasa yang berbasis sumber daya lokal diperlukan peningkatan
penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inovasi menjadi
sangat penting terutama dengan menjadikan IPTEK sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi
dan peningkatan produktivitas dengan mengadopsi teknologi yang sudah ada ataupun
melakukan rekayasa ulang (reverse engineering). Untuk mewujudkan hal tersebut, dunia
industri perlu didukung dengan sarana prasarana penelitian dan pengembangan terpadu yang

1|Renstra BBLM 2015-2019


handal dan mampu mendukung dunia industri. Termasuk memfasilitasi dunia industri dalam
menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan standar internasional, pengembangan
kemampuan SDM yang kompeten, sarana penilaian kesesuaian (pengujian, kalibrasi &
sertifikasi) dan penerapan teknologi yang tepat guna.

Balai Besar Logam dan Mesin merupakan salah satu lembaga penelitian dan
pengembangan (litbang) dan unit pelaksana teknis di bawah Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, mengemban tugas untuk
meningkatkan penguasaan teknologi logam dan mesin. Dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya, BBLM juga berkoordinasi dan bekerjasama dengan direktorat teknis terkait yang
menangani industri logam dan mesin seperti Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi
dan Elektronika (ILMATE) dan Ditjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian
Perindustrian.

a. Pencapaian Kegiatan Litbang Teknologi Logam dan Mesin 2010-2014

Merujuk kepada amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)


tahun 2005-2025, RPJMN tahun 2010-2014, Renstra Kemenperin dan Renstra BPKIMI
maka BBLM telah melaksanakan program pengembangan teknologi dan kebijakan
industri, dimana dalam program tersebut terdapat kegiatan litbang teknologi logam &
mesin yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan Kementerian
Perindustrian secara umum. Sesuai dengan perannya dalam upaya peningkatan daya saing
industri, BBLM telah melaksanakan penelitian dan pengembangan, perekayasaan, layanan
jasa teknis di bidang litbang terapan sesuai kebutuhan dunia industri termasuk supervisi,
konsultasi teknis, pengujian dan kalibrasi, sertifikasi produk, uji kompetensi, layanan HKI
dan pelatihan SDM untuk meningkatkan daya saing industri.

Dalam rentang waktu periode 2010-2014, BBLM mendapatkan tugas untuk


melaksanakan sasaran strategis sebagai berikut:

a) Tingginya Kemampuan Inovasi dan Penguasaan Teknologi Industri.


Inovasi dimaksud adalah hasil penelitian dan pengembangan teknologi terapan, dan
penelitian dari berbagai sektor lainnya. Sasaran strategis ini akan diukur keberhasilannya
melalui Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu: 1). Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan;
dan 2).Jumlah hasil litbang yang telah diimplementasikan. Berikut adalah capaian dari IKU
sasaran strategis tersebut.

2|Renstra BBLM 2015-2019


Sasaran Strategis  IKU  Satuan  2010  2011  2012  2013  2014 

T R  T  R  T  R  T R T R
Tingginya kemampuan  Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan  Hasil litbang  5 5  1  1  1  1  2 2 2 2
inovasi dan penguasaan 
Jumlah hasil litbang yang telah  Hasil litbang  1 1  2  1  1  1  2 1 2 1
teknologi industri 
diimplementasikan 

Tabel 1. Pencapaian Sasaran Strategis I

Pencapaian jumlah hasil litbang yang siap diterapkan periode tahun 2010-2014
cenderung sedikit meningkat. Namun, pada tahun 2010 terdapat anomali jumlah hasil
litbang sebesar 5 hasil litbang karena definisi dari litbang yang siap diterapkan belum
ditetapkan. Sedangkan pada tahun-tahun selanjutnya telah ditetapkan definisi dari litbang
yang siap diterapkan yaitu apabila nilai teknometer telah mencapai nilai 6 dari 9.
Pencapaian nilai teknometer 6 pada dasarnya cukup sulit dilakukan apabila litbang bersifat
single year. Oleh karena itu untuk capaian Renstra tahun 2015-2019 sifat litbang
diusahakan multi years. Masalah lainnya adalah sifat pembiayaan litbang yang tidak
berskala besar yang didukung dana yang besar pula. Hal ini menyebabkan output litbang
tidak akan optimal atau hanya dapat menjawab sedikit dari banyak identifikasi
permasalahan, disamping itu novelty (unsur kebaruan) dari litbang tersebut tentunya tidak
bisa diharapkan terlalu besar.
Beberapa faktor yang mendorong capaian hasil litbang yang diimplementasikan,
adalah:
1) Beberapa hasil litbang kualitasnya sudah meningkat sesuai dengan kebutuhan industri,
sehingga industri/perusahaan tertarik untuk mengaplikasikan litbang tersebut. Untuk
lebih meningkatkan kualitas litbang diperlukan dukungan sarana yang memadai;
2) Hasil litbang yang diciptakan sudah mempunyai nilai ekonomis sehingga dapat
dikomersialisasikan;
3) Beberapa hasil litbang masih memerlukan penelitian pengembangan, analisis tekno
ekonomi, dan kajian teknis bagaimana proses produksi secara massal dilaksanakan di
pabrik/perusahaan pendukung;
4) Beberapa hasil litbang telah membuat MoU dalam proses pengembangan penelitian ke
tahap berikutnya.

Untuk hasil litbang yang telah diterapkan, pada periode tahun 2011, 2013 dan 2014
tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini terjadi karena penelitian tidak
fokus terhadap kebutuhan dunia industri. Padahal, penelitian yang dilakukan seharusnya

3|Renstra BBLM 2015-2019


lebih kepada penelitian terapan. Artinya penelitian ini seharusnya bersumber dari masalah-
masalah industri untuk kemudian dicari solusinya.

b) Berkembangnya Litbang Teknologi Industri


Sasaran strategis ini bermaksud untuk mengukur sejauh mana produktivitas BBLM dalam
menghasilkan litbang. Sasaran strategis ini akan diukur keberhasilannya melalui IKU yaitu
litbang yang dihasilkan balai pada tahun tersebut. Berikut adalah capaian dari IKU sasaran
strategis tersebut.

 Sasaran Strategis  IKU  Satuan  2010  2011  2012  2013  2014 

T  R  T  R  T  R  T  R  T  R
Berkembangnya litbang  Litbang yang dihasilkan balai pada  Hasil litbang  10  10  6  6  7  7  10  10  5  5
teknologi industri  tahun tersebut 

Tabel 2. Pencapaian Sasaran Strategis II

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa BBLM dapat mencapai setiap target
yang ditetapkan. Akan tetapi jumlah target sendiri berubah-ubah dan tidak mempunyai
dasar target untuk setiap tahunnya. Target ditetapkan hanya dengan mengikuti banyaknya
jenis litbang pada tahun bersangkutan. Berubah-ubahnya jumlah target dapat diminimalisir
apabila BBLM telah memiliki road map yang jelas untuk litbangyasa.

Disamping itu untuk litbang seharusnya ada mekanisme penilaian dari BPPI, hal ini
agar penganggaran khusus litbang dapat dijadikan prioritas karena terkait tujuan
pembangunan industri. Apabila kegiatan litbang ini penganggarannya hanya menjadi
tanggung jawab balai, maka dengan pagu yang relatif kecil balai tidak akan bisa
menanggulangi kebutuhan litbang itu sendiri. Apalagi jika dikaitkan dengan karakteristik
penelitian logam dan mesin yang membutuhkan dana relatif besar baik untuk alat/mesin
maupun biaya bahan/material.

c) Meningkatnya Layanan Teknis Industri


Sasaran strategis meningkatnya layanan teknis ke industri mempunyai indikator
nilai Jasa Pelayanan Teknis (JPT). Meningkatnya nilai JPT mengindikasikan
meningkatnya jumlah layanan yang diberikan BBLM, karena tarif PNBP yang bersifat
rigid dan telah diatur dalam peraturan pemerintah.

4|Renstra BBLM 2015-2019


Sasaran Strategis  IKU  Satuan  2010  2011  2012  2013  2014 

T  R  T  R  T  R  T  R  T  R 
Meningkatnya  Nilai  Milyar  3.86  2.795  4.37  2.96  4.10  3.52  3.40  3.498  3.99  3.93 
layanan teknis  JPT  Rupiah 
industri 

Tabel 3. Pencapaian Sasaran Strategis III

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa dalam kurun waktu 5 tahun realisasi
PNBP BBLM mengalami peningkatan. Hal ini terjadi selain karena demand yang
meningkat juga karena bertambahnya kapabilitas BBLM dalam layanan teknis. Pengujian
dan kalibrasi masih menjadi sumber pendapatan utama PNBP, sedangkan sertifikasi
produk logam dan mesin mulai tumbuh menjadi andalan yang berkontribusi terhadap
PNBP. Di sisi lain, mundurnya penerimaan di bidang Rancang Bangun & Perekayasaan
Industri (RBPI) dan juga kerjasama litbang industri menjadi pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan. Faktor alat/mesin yang tertinggal dan SDM yang kurang kompeten masih
menjadi masalah dalam meningkatkan layanan litbang & RBPI.

d) Meningkatnya Standardidasi Industri Daerah


Indikator Kinerja Utama dari sasaran strategis meningkatnya standardisasi industri
daerah adalah jumlah lingkup pengakuan produk Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK)
yang diakui oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada tahun tersebut.

Sasaran Strategis  IKU  Satuan  2010  2011  2012  2013  2014 

T  R  T  R  T  R  T  R  T  R 
Meningkatnya  Jumlah lingkup pengakuan produk  Lingkup  22  22  22  0  20  0  8  15  27  40 
standardisasi industri  LPK yang diakui oleh KAN  
daerah 

Tabel 4. Pencapaian Sasaran Strategis IV

Beberapa layanan yang terkait LPK adalah pengujian dan sertifikasi produk. BBLM
berupa terus untuk meningkatkan jumlah lingkup yang diakui oleh KAN setiap tahunnya.
Pada tahun 2011 dan 2012 target peningkatan lingkup LPK sebanyak 22 dan 20 lingkup
tidak dapat tercapai. Akan tetapi pada tahun 2013 dan 2014, realisasi peningkatan lingkup
melebihi target yang ditetapkan.

5|Renstra BBLM 2015-2019


b. Rekomendasi Langkah-Langkah Perbaikan di Masa Mendatang
Beberapa rekomendasi terkait litbang dan layanan jasa teknis di masa mendatang:
a) Sifat litbang untuk dapat sampai diterapkan di industri seharusnya multi years,
sehingga output litbang tersebut dapat mencapai tujuannya.
b) Litbang diarahkan kepada penelitian & perekayasaan yang berskala besar dan
mempunyai novelty yang tinggi.
c) Arah litbang harus fokus terhadap industri prioritas dan merujuk kepada arah
kebijakan pengembangan industri nasional.
d) Menjalin kerjasama dengan pihak lain seperti Pusdiklat untuk pembiayaan
pengembangan kompetensi pegawai.
e) Litbang harus senantiasa melibatkan akademisi dan peneliti dari instansi litbang
lainnya agar hasil yang dicapai dapat optimal.

f) Proaktif dalam mencari pendanaan terkait sarana dan prasarana litbang ataupun
layanan teknis.
g) Untuk layanan teknis, BBLM harus senantiasa meningkatkan kapabilitasnya dalam
melayani masyarakat industri seperti peningkatan kualitas layanan, peningkatan
ketepatan waktu layanan, peningkatan fasilitas layanan (alat/mesin dan infrastruktur
layanan), perluasan lingkup yang mendukung SNI wajib, peningkatan kompetensi
SDM, peningkatan lingkup ISO 9001, peningkatan indeks kepuasan pelanggan dan
peningkatan penanggulangan keluhan pelanggan.

c. Aspirasi Masyarakat Terkait Litbang & Layanan Jasa Teknis


Terkait aspirasi masyarakat mengenai litbang dan layanan jasa teknis yang menjadi
tugas pokok dan fungsi BBLM, berikut merupakan rangkuman saran dan aspirasi dari
seminar dan Focus Group Discussion yang diselenggarakan BBLM dalam rangka
penyusunan Renstra tahun 2015-2019:
a) BBLM meningkatkan kerjasama dengan industri baik kecil, menengah maupun besar
di bidang litbang terapan, supervisi, konsultasi maupun peningkatan kapasitas SDM.
Dengan demikian, untuk dapat membina industri, BBLM harus lebih proaktif dalam
meningkatkan kompetensi SDM.
b) Melengkapi alat-alat uji/laboratorium dan sarana litbang logam dan mesin sehingga
BBLM dapat mendukung kebutuhan industri logam dan mesin.
c) BBLM bisa menjadi rujukan industri logam dan mesin.
d) Penajaman arah fokus litbang yang lebih spesifik sesuai industri prioritas.

6|Renstra BBLM 2015-2019


1.2 Potensi dan Permasalahan
a. Potensi :
Potensi yang dimiliki BBLM adalah sebagai berikut:
a) Pengakuan (recognition) masyarakat industri terhadap BBLM
Masyarakat industri sampai saat ini masih mengakui eksistensi BBLM sebagai
salah satu institusi litbang terpercaya di bawah Kementerian Perindustrian yang
melakukan penelitian dan pengembangan bidang logam dan mesin. Pengakuan
tersebut merupakan kekuatan bagi BBLM untuk tetap berkiprah dalam
pengembangan industri logam dan mesin di dalam negeri.

b) Memiliki tenaga ahli di bidangnya


Dalam melakukan tugas dan fungsinya, BBLM didukung oleh personil yang
memiliki keahlian tertentu pada bidangnya seperti engineering design,
engineering process, welding inspection, welding engineer dan lain sebagainya
yang merupakan kekuatan dalam rangka melakukan penelitian dan pengembangan
di bidang logam dan mesin.

c) Memiliki mesin dan peralatan yang cukup lengkap


Balai Besar Logam dan Mesin memiliki workshop dan laboratorium dengan
mesin dan peralatan yang cukup lengkap, baik untuk melakukan proses
pengolahan produk maupun kegiatan kalibrasi alat dan pengujian produk yaitu:
a) Workshop pengecoran dan heat treatment, workshop permesinan dan metal
coating serta workshop pengelasan.
b) Dua buah laboratorium adalah laboratorium kalibrasi dan pengujian.

d) Telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu


Pengoperasian laboratorium uji dan laboratorium kalibrasi telah menerapkan
sistem manajemen mutu laboratorium berdasarkan ISO 17025–2008 dan telah
mendapat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) sejak tahun 1996.
Selain itu, jasa pelatihan, jasa pengecoran dan perancangan BBLM telah
mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008. Penerapan sistim manajemen mutu
tersebut merupakan usaha untuk meningkatkan pelayanan jasa BBLM dalam
rangka menjamin kualitas dan kepuasan customer.

7|Renstra BBLM 2015-2019


e) Memiliki hubungan kerjasama dengan institusi dan lembaga pendidikan
Balai Besar Logam dan Mesin telah menjalin hubungan dengan institusi/lembaga
pendidikan terkemuka seperti ITB, POLMAN, PT. PINDAD serta institusi lainnya
melalui perjanjian kerjasama dalam bentuk Memorandum Of Understanding
(MoU) untuk bantuan praktek kerja mahasiswa dan kerjasama dalam penelitian.
Selain itu BBLM juga bekerjasama dengan beberapa institusi/lembaga penelitian
di luar negeri seperti JICA (Jepang) dan KIMS (Korea) untuk kerjasama bantuan
teknis dan penelitian.

b. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi Balai Besar Logam dan Mesin adalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pengelolaan litbang
Dalam rentang waktu 30 tahun, Balai Besar Logam dan Mesin menghasilkan sangat
banyak penelitian. Namun seiring dengan permintaan industri yang semakin maju,
banyak penelitian yang sudah dilaksanakan tidak dapat diimplementasikan. Hal ini
disebabkan oleh hasil penelitian yang tidak aplikatif dan tidak didukung oleh
efektifitas dan efisiensi pada saat penerapannya. Apabila BBLM tidak
menyelesaikan masalah pengelolaan litbang dan rencana strategi ke arah yang lebih
baik maka hal ini akan menjadi hambatan dan kelemahan bagi BBLM dalam
berpartisipasi untuk mengembangkan industri manufaktur di Indonesia.

2. Kekurangan tenaga ahli yang kompeten dalam bidang-bidang tertentu


Seiring dengan banyaknya tenaga ahli yang memasuki masa pensiun, maka sangat
dirasakan berkurangnya penguasaan teknologi baik dari sisi tenaga teknis (person
in charge/PIC) pengoperasian peralatan maupun pengalaman untuk melakukan
pengoperasian peralatan dalam tahap best practice di gedung workshop BBLM.
Masih kurangnya pengalaman operasional yang dimiliki oleh tenaga teknis yang
ada saat ini menjadi salah satu penyebab belum optimalnya kualitas dan kuantitas
pekerjaan yang dihasilkan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan litbang di
BBLM.

8|Renstra BBLM 2015-2019


3. Arah kebijakan yang kurang fokus
Sebagai lembaga litbang pemerintah, diharapkan BBLM mempunyai program-
program kegiatan yang lebih fokus dan terarah, sehingga visi dan misi yang sudah
direncanakan bisa tercapai dengan baik.

4. Sarana dan prasarana kurang terawat


Fasilitas yang tersedia sebagai penunjang litbang seperti sarana dan prasarana
gedung workshop, mesin dan peralatan kantor, kurang mendapatkan perawatan
secara rutin sehingga dapat menghambat kelancaran pelayanan jasa teknis.

5. Fasilitas perpustakaan dan sarana teknologi informasi kurang mendukung


Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan litbang, ketersediaan data dan informasi
sangat diperlukan untuk menghasilkan litbang yang berkualitas. Fasilitas
perpustakaan tanpa dukungan kelengkapan literatur, international journal,
database industri dan akses data online lainnya, merupakan kelemahan dalam akses
informasi untuk mendukung pengembangan litbang yang sesuai dengan kebutuhan
sektor industri.

9|Renstra BBLM 2015-2019


BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN

2.1 Visi

“Sebagai lembaga litbang terkemuka di bidang desain proses dan produk engineering
yang mampu memberikan solusi kepada industri logam dan mesin.”

Visi tersebut mengandung arti bahwa BBLM akan menjadi lembaga yang mampu
memberikan pelayanan yang profesional, didukung oleh penelitian dan pengembangan di
bidang design proses dan produk engineering sehingga mampu memberikan solusi berbagai
permasalahan industri logam dan mesin di Indonesia. Terkemuka berarti BBLM semakin
berkembang maju dan mandiri serta menghasilkan inovasi-inovasi baru di bidang teknologi
industri logam dan mesin melalui pengembangan jejaring (networking). Keunggulan di bidang
design produk dan proses engineering yang dikembangkan dan dikuasai menjadi ciri
keunggulan teknologi yang dimiliki BBLM dan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2025.
Guna mencapai visi tersebut, BBLM harus menjelaskan peranan serta kegiatan pokoknya yang
dapat menunjang visinya dalam bentuk rumusan misi.

2.2 Misi

a. Melakukan litbang desain produk material, proses dan kepastian mutu di bidang logam
dan mesin.
b. Pengembangan norma, standar lingkup industri logam dan mesin serta mendukung
kebijakan Kementerian Perindustrian.
c. Memberikan pelayanan teknis di bidang desain produk, pengembangan proses, konsultasi
& supervisi, penilaian kesesuaian, sertifikasi produk & personil, sistem manajemen mutu,
pengembangan kompetensi SDM di bidang industri logam dan mesin.

Misi di atas disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi BBLM. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 44/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 juni 2006, Balai
Besar Logam dan Mesin mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan
pengembangan industri logam dan pemesinan, penelitian terapan serta layanan pengujian, jasa
keteknikan dan peningkatan SDM, sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

10 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
2.3 Tujuan

Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi di atas, BBLM menetapkan tujuan
yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun ke depan sesuai dengan Peta Strategis Kementerian
Perindustrian dan BPPI yaitu Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing. Ukuran
keberhasilan pencapaian tujuan tersebut akan dijelaskan kemudian dalam bagian Sasaran
Strategis BBLM.
Tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu tahun 2015-2019 sesuai dengan
Kebijakan Industri Nasional (KIN) sesuai PP No.28 Tahun 2008, RPJMN 2015-2019, Undang-
Undang No.3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian dan Rencana Induk Pengembangan Industri
Nasional (RIPIN) adalah:
a) Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi maju (advanced technology) logam dan
mesin dalam rangka meningkatkan produktivitas dan daya saing industri;
b) Meningkatkan layanan teknis teknologis dan fokus pada pemecahan masalah yang
dihadapi sektor industri;
c) Mengembangkan dan menumbuhkan industri logam dan mesin

2.3.1 Indikator Tujuan


Adapun indikator tujuan adalah sebagai berikut:
a) Dikuasainya teknologi pembuatan permanen magnet untuk skala industri.
b) Jumlah industri yang dilayani untuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri
serta problem solving.
c) Jumlah kontrak kerjasama industri yang memanfaatkan mesin dan peralatan mold & dies
center

2.4 Sasaran
A. Perspektif Pemangku Kepentingan

Kementerian Perindustrian memiliki sasaran strategis sebagai berikut:

1. Sasaran Strategis 1: meningkatnya pertumbuhan industri;

2. Sasaran Strategis 2: meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri;

3. Sasaran Strategis 3: meningkatnya investasi di sektor industri;

4. Sasaran Strategis 4: meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri;

5. Sasaran Strategis 5: meningkatnya penyebaran dan pemerataan industri;


11 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
6. Sasaran Strategis 6: kuatnya struktur industri;

Dari sasaran strategis Kementerian Perindustrian tersebut, BPPI memiliki sasaran strategis
sebagai berikut:

1. Sasaran Strategis 1: Meningkatnya investasi di sektor industri

2. Sasaran Strategis 2: Kuatnya Struktur Industri, dengan indikator kinerja sasaran strategis
yaitu:

1) Peningkatan penguasaan teknologi industri;


2) Laju pertumbuhan industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau;
3) Penurunan impor produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara
wajib.
Sejalan dengan sasaran strategis Kemenperin dan BPPI, BBLM menetapkan sasaran
strategis sebagai berikut:

1. Sasaran Strategis 1: Meningkatnya kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi


Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan
2) Jumlah hasil litbang yang telah diimplementasikan
3) Jumlah teknologi yang dapat menyelesaikan masalah industri (problem solving)
4) Jumlah karya tulis ilmiah yang dipublikasikan

2. Sasaran Strategis 2: Tumbuhnya jasa layanan kepada industri


Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Persentase peningkatan PNBP untuk layanan jasa yang diberikan
3. Sasaran Strategis 3: Tumbuhnya industri logam dan mesin
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Jumlah kontrak kerjasama industri yang memanfaatkan mesin dan peralatan mold &
dies center
B. Perspektif Proses Internal
Berdasarkan perspektif proses internal, BPPI memiliki sasaran strategis sebagai berikut:
1. Sasaran Strategis 1: Tersusunnya Insentif dan Disinsentif bagi Industri
2. Sasaran Strategis 2: Tersusunnya rancangan Standar nasional Indonesia (SNI), Spesifikasi
teknis (ST) dan Pedoman Tata Cara (PTC) bidang industri
3. Sasaran Strategis 3: Tersusunnya Arah Pembangunan Industri

12 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
4. Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Kualitas Layanan Publik Kepada Pelaku Usaha
Industri dan Masyarakat
Sejalan dengan sasaran strategis Kemenperin dan BPPI, BBLM menetapkan sasaran
strategis sebagai berikut:
1. Sasaran Strategis 1: Meningkatnya kualitas layanan publik kepada industri
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Meningkatnya/terjaganya kualitas layanan publik kepada industri
2. Sasaran Strategis 2: Terlaksananya pengembangan industri melalui kerjasama
litbang dengan instansi pendidikan, industri atau lembaga riset baik dalam maupun
luar negeri
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Jumlah kerjasama litbang yang terealisasi
3. Sasaran Strategis 3: Tepatnya waktu implementasi litbang
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Jumlah roadmap yang telah diselesaikan untuk setiap jenis fokus litbang

C. Perspektif Pembelajaran Organisasi

Berdasarkan perspektif pembelajaran organisasi, BPPI memiliki sasaran strategis sebagai


berikut:
1. Sasaran Strategis 1: Sistem Informasi yang Handal
2. Sasaran Strategis 2: Sistem Perencanaan dan Penganggaran yang Berkualitas
3. Sasaran Strategis 3: Sistem Tata Kelola Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) yang
Transparan dan Akuntabel
4. Sasaran Strategis 4: Sistem Pengendalian Internal yang Efektif
5. Sasaran Strategis 5: Sistem Pelaporan yang Handal 
Sejalan dengan sasaran strategis Kemenperin dan BPPI, BBLM menetapkan sasaran
strategis sebagai berikut:
1. Sasaran Strategis 1: SDM aparatur yang kompeten
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Jumlah pegawai yang memiliki sertifikat diklat/magang
2) Jumlah pegawai yang memiliki sertifikat kompetensi
2. Sasaran Strategis 2: Tatalaksana yang efektif dan efisien
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Jumlah maksimal ketidaksesuaian dalam pelaksanaan SOP

13 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
2) Tingkat keberhasilan penerapan budaya kerja 5K
3. Sasaran Strategis 3: Sistem informasi yang handal
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Implementasi pelaksanaan sistem informasi
4. Sasaran Strategis 4: Sistem perencanaan dan penganggaran yang berkualitas
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Tidak terdapat anggaran dengan status bintang/blokir
5. Sasaran Strategis 5: Sistem tata kelola keuangan dan BMN yang transparan dan
akuntabel
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Tingkat penyerapan anggaran
6. Sasaran Strategis 6: Sistem pelaporan yang handal
Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:
1) Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan.

2.5 Indikator Kinerja Utama (IKU)


Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran, sedangkan indikator kinerja utama (key performance indicator)
adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah.
Penetapan indikator kinerja yang baik harus memenuhi kriteria “SMART (Specific,
Measurable, Achievable, Realistic and Time-bound.)”, kriteria tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut: (1) Specific: Maksudnya harus jelas; (2) Measurable: Dapat diukur secara
obyektif; (3) Achievable: Dapat dicapai; (4) Realistic: Realistis; dan (5) Time-bound: Memiliki
masa waktu tertentu.
Indikator kinerja utama pada unit kerja setingkat Eselon II maupun unit pelaksana teknis
dan unit pendidikan (unit mandiri) adalah indikator kinerja keluaran yang berkualitas (quality
output) yang merupakan pencapaian kinerja dari pelaksanaan kegiatan di unit terkait. Oleh
karena itu IKU BBLM ditetapkan sebagai berikut:
a) Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan
b) Jumlah hasil litbang yang telah diimplemetasikan
c) Jumlah kerjasama litbang
d) Indeks kepuasan pelanggan

14 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENPERIN


A. Arah Pembangunan Nasional dan Kebijakan Kemenperin
Visi pembangunan sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah terwujudnya indonesia yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong. Upaya untuk mewujudkan visi ini
adalah melalui tujuh Misi Pembangunan yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara
hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat
secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,
dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda
prioritas itu disebut NAWA CITA.

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

15 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Sesuai dengan perannya dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing rakyat, maka
peningkatan daya saing industri nasional membutuhkan dukungan penguasaan iptek dan
inovasi teknologi yang dapat terjadi melalui riset. Riset yang dapat meningkatkan daya saing
industri adalah riset yang menghasilkan solusi teknologi bagi industri. Untuk itu lembaga-
lembaga riset industri tidak harus melakukan eksplorasi teknologi untuk mendapatan temuan
(invensi), tetapi dapat menggunakan invensi yang sudah ada, diuji dan diterapkan ke industri.
Lembaga-lembaga riset industri perlu diposisikan sebagai simpul yang menghubungkan pihak
yang mengembangkan teknologi di perguruan tinggi dan di berbagai laboratorium pemerintah
dengan pihak industri. Di dalam literatur disebut sebagi fungsi intermediasi atau fungsi broker
teknologi.
Dalam rangka peningkatan dukungan Iptek bagi daya saing sektor produksi pembangunan
Iptek diarahkan pada a).Penyelenggaraan Litbang dengan output teknologi/produk baru
terdifusi ke sektor produksi; b).Layanan Perekayasaan dan Teknologi dalam bentuk
penyediaan sarana perekayasaan, disain dan pengujian; c).Layanan Infrastruktur Mutu yang
mencakup standardisasi, metrologi, kalibrasi dan pengujian mutu.

Dalam penyelenggaraannya, riset difokuskan pada bidang-bidang yang diamanatkan


RPJPN 2005-2025 yaitu:(1) pangan dan pertanian; (2) energi, energi baru dan terbarukan; (3)
kesehatan dan obat; (4) transportasi; (5) telekomunikasi, informasi dan komunikasi (TIK);
(6)teknologi pertahanan dan keamanan; dan (7) material maju. Selain itu, pembangunan industri
prioritas periode tahun 2015-2019 dilaksanakan dengan mengacu pada rencana aksi yang telah
diamanatkan oleh Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) dengan menetapkan
10 (sepuluh) industri prioritas yang akan dikembangkan. Kesepuluh industri prioritas tersebut
dikelompokkan kedalam 6 (enam) industri andalan (Nomor 1-6), 1 (satu) industri pendukung
(Nomor 7), dan 3 (tiga) industri hulu (Nomor 8-10) dengan rincian sebagai berikut:
1. Industri Pangan;
2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan;

16 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka;
4. Industri Alat Transportasi;
5. Industri Elektronika dan Telematika (ICT);
6. Industri Pembangkit Energi;
7. Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong;
8. Industri Hulu Agro;
9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam; dan
10. Industri Kimia Dasar (Hulu dan Antara).
 
Dalam mewujudkan industri prioritas di atas tentunya dibutuhkan sumber daya industri.
Sumber daya industri adalah sumber daya yang digunakan untuk melakukan pembangunan
industri yang meliputi: (a) pembangunan sumber daya manusia; (b) pemanfaatan sumber daya
alam; (c) pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Industri; (d) pengembangan dan
pemanfaatan kreativitas dan inovasi; dan (e) penyediaan sumber pembiayaan. Sasaran
Pembangunan Industri Nasional yang akan didukung oleh BPPI adalah Pengembangan dan
Pemanfaatan Teknologi Industri serta pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan inovasi.
Pengembangan, penguasaan dan pemanfaatan teknologi industri bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri
nasional. Penguasaan teknologi dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan kebutuhan industri dalam negeri agar dapat bersaing di pasar dalam negeri
dan pasar global.
Pengembangan, penguasaan, dan pemanfaatan teknologi industri dilakukan melalui:
a. Peningkatan sinergi program kerjasama litbang antara balai-balai industri dengan lembaga
riset pemerintah, lembaga riset swasta, perguruan tinggi, dunia usaha dan lembaga riset
untuk menghasilkan produk litbang yang aplikatif dan terintegrasi;
b. Implementasi pengembangan teknologi baru melalui pilot plant atau yang sejenis;
c. Pemberian jaminan resiko terhadap pemanfaatan teknologi yang dikembangkan
berdasarkan hasil litbang dalam negeri;
d. Pemberian insentif bagi industri yang melaksanakan kegiatan litbang dalam pengembangan
industri dalam negeri;
e. Pemberian insentif dalam bentuk royalti kepada unit litbang dan peneliti yang hasil
temuannya dimanfaatkan secara komersial di industri;
f. Peningkatan transfer teknologi melalui proyek putar kunci (turn key project) apabila belum
tersedia teknologi yang diperlukan di dalam negeri;

17 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
g. Mendorong relokasi unit litbang milik perusahaan industri PMA melalui skema insentif
pajak (double tax deductable) terutama bagi industri yang berorientasi ekspor dan sifat
siklus umur teknologinya singkat atau berubah cepat;
h. Meningkatkan kontribusi hasil kekayaan intelektual berupa desain, paten dan merk dalam
produk industri untuk meningkatkan nilai tambah;
i. Melakukan audit teknologi terhadap teknologi yang dinilai tidak layak untuk industri antara
lain boros energi, beresiko pada keselamatan dan keamanan, serta berdampak negatif pada
lingkungan;
j. Mendorong tumbuhnya pusat-pusat inovasi (center of excellence) pada wilayah pusat
pertumbuhan industri;
k. Mendorong terjadinya transfer teknologi dari perusahaan atau tenaga kerja asing yang
beroperasi di dalam negeri;
l. Pemberian penghargaan bagi rintisan, pengembangan, dan penerapan teknologi industri.

Arah kebijakan dan strategi BPPI dalam mendukung visi dan misi pembangunan industri
adalah :
a. Peningkatan kemampuan penguasaan teknologi maju;
b. Peningkatan fasilitasi penerapan teknologi dan perlindungan HKI;
c. Peningkatan kualitas hasil litbang industri;
d. Pengembangan kebijakan regulasi teknis dan kemampuan pelayanan teknis SNI lingkup
industri;
e. Pengembangan kebijakan menuju iklim usaha kondusif dan Kebijakan Industri Nasional
(KIN) yang efektif;
f. Peningkatan fasilitasi pengembangan industri hijau;
g. Peningkatan pemanfaatan SDA lokal di industri.
Kebijakan BPPI dalam mendukung visi dan misi pembangunan industri adalah :
a. Peningkatan kemampuan penguasaan teknologi maju;
b. Peningkatan fasilitas penerapan teknologi dan perlindungan HKI;
c. Peningkatan kualitas hasil litbang industri;
d. Peningkatan pengembangan kebijakan regulasi teknis dan kemampuan pelayanan teknis
SNI lingkup industri;
e. Peningkatan pengembangan kebijakan menuju usaha yang kondusif dan KIN yang efektif;
f. Peningkatan fasilitas pengembangan industri hijau;
g. Peningkatan pemanfaatan SDA lokal di industri;

18 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Strategi BPPI dalam mendukung visi dan misi pembangunan industri adalah :
a. Mengembangkan jejaring dengan instituisi kebijakan litbang dan teknologi terkemuka
melalui organiasi internasional, kerangka kerjasama perdagangan bebas dan kemitraan
dengan akademisi;
b. Mendorong pengembangan kerjasama dengan dunia usaha untuk mengembangkan
teknologi dan memanfaatkan potensi bahan baku lokal;
c. Mengembangkan bank data yang lengkap dan mutakhir;
d. Meningkatkan kompentensi SDM BPKIMI sesuai perkembangan IPTEK Industri;
e. Mengembangkan kapasitas kelembagaan litbang dan LPK.

Disamping itu, sejalan dengan program penumbuhan industri nasional, pemerintah juga
menetapkan “Program Penumbuhan Science Park dan Techno Park” yang ditetapkan
penugasannya kepada Kementerian Riset dan Teknologi bekerjasama dengan Kementerian
Perindustrian dan kementerian terkait. Adapun arah kebijakan dari pembangunan science park
adalah agar science park berfungsi sebagai penyedia pengetahuan terkini oleh dosen universitas
setempat, peneliti dari lembaga litbang pemerintah dan pakar teknologi yang siap diterapkan
untuk kegiatan ekonomi. Selain itu diharapkan science park dapat berfungsi sebagai penyedia
solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di techno park dan pusat pengembangan
aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal. Dalam hal ini, BBLM diharapkan dapat
berpartisipasi dalam penumbuhan industri melalui inkubasi dan juga menyediakan
teknologi/penguasaan teknologi logam mesin yang mendukung keberhasilan program tersebut.

3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BBLM


Dalam merumuskan strategi, BBLM menggunakan analisis kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan (SWOT) yang dilihat dari faktor permasalahan internal dan eksternal.
Sedangkan untuk menentukan arah kebijakan, BBLM merujuk pada arah kebijakan
Kementerian Perindustrian, BPPI, RIPIN dan isu-isu strategis lainnya.
Sejalan dengan arah kebijakan dan strategi BPPI di atas, Balai Besar Logam dan Mesin
sebagai lembaga litbang terapan dan pusat teknologi dalam lingkup Kementerian Perindustrian
harus menjalankan peran di bidang:
a. Penyelenggaraan Litbang dengan output teknologi/produk baru terdifusi ke sektor
produksi. Hal ini dilakukan untuk pengembangan teknologi industri logam dan mesin untuk
mendukung daya saing industri;

19 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
b. Layanan Perekayasaan dan Teknologi dalam bentuk penyediaan sarana perekayasaan
dan disain. Layanan ini termasuk penyediaan teknologi tepat guna, pengembangan material,
produk, proses yang juga mengakomodasi penerapan industri hijau;
c. Layanan Infrastruktur Mutu yang mencakup standardisasi, metrologi, kalibrasi dan
pengujian mutu.

Dalam usaha merancang strategi untuk mempertahankan dan mengembangkan


keberadaan suatu organisasi diperlukan informasi mengenai kondisi lingkungan strategisnya.
Salah satu cara untuk menganalisis lingkungan strategis terkait suatu organisasi adalah dengan
menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Analisis SWOT digunakan
untuk membandingkan faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari peluang
dan ancarnan, sedangkan faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan.

Dalam melakukan analisis SWOT, dilakukan pemisahan antara tugas pokok dan fungsi
BBLM sebagai lembaga yang melaksanakan litbang dengan lembaga yang menyediakan jasa
pelayanan teknis. Pemisahan analisis SWOT ini dimaksudkan agar strategi yang terpilih
menjadi lebih fokus dan terarah.

Sebagai bagian dari usaha mempertahankan dan mengembangkan keberadaannya


sebagai lembaga litbang dan pemberi layanan jasa yang handal, Balai Besar Logam dan Mesin
memerlukan analisis lingkungan strategis sekitarnya. Analisis lingkungan strategis yang
dilakukan adalah sebagai berikut:

Analisis SWOT Penelitian dan Pengembangan

1. Analisis Lingkungan Internal


Berdasarkan analisis maka faktor-faktor internal yang mempengaruhi pencapaian visi,
misi dan tujuan Balai Besar Logam dan Mesin untuk bidang litbang adalah sebagai berikut:

a. Kekuatan
a) Aspek Finansial
Kegiatan litbang di Balai Besar Logam dan Mesin didukung oleh Rupiah Murni
(RM) sebagai sumber pendanaan. Menurut jenis belanja, anggaran APBN berupa RM
dialokasikan untuk pos Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal. Belanja
Modal digunakan untuk pembiayaan pembangunan fisik seperti gedung workshop,
mesin dan peralatan yang sangat membantu dalam pelaksanaan litbang. Sedangkan

20 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
menurut jenis kegiatan, pendanaan RM digunakan untuk membiayai anggaran rutin
termasuk kegiatan penelitian dan pengembangan yang menjadi tugas pokok dan
fungsi BBLM sebagai lembaga litbang.

b) Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia


1) Eksistensi organisasi
BBLM mempunyai tugas pokok di bidang litbang terapan. Oleh karena itu
nama BBLM sebagai satuan kerja dan organisasi yang bertugas untuk
mengembangkan litbang terapan di bidang logam dan mesin masih eksis dan
dikenal sebagai lembaga litbang logam dan mesin, dan masih menjadi rujukan
industri untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Selain itu BBLM juga
didukung oleh pegawai yang mempunyai kompetensi di bidangnya. Berikut
merupakan grafik tingkat pendidikan pegawai di BBLM.

Tingkat Pendidikan Pegawai
Doktor
Master
3%
10%

SMK/SMA
37%

Sarjana
44%

Diploma
6%

Grafik 1. Tingkat Pendidikan Pegawai

2) Terdapat formasi jabatan fungsional bagi pegawai


Jabatan fungsional memungkinkan pegawai untuk lebih mandiri dan mampu
melakukan terobosan baru dan atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif
serta menemukan hal-hal baru baik terobosan bidang teknologi maupun aspek
manajerial sehingga akan meningkatkan profesionalitas yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kinerja organisasi. Sebagai lembaga litbang, jabatan fungsional
yang menjadi motor penggerak litbang adalah peneliti dan teknisi litkayasa.
Berikut formasi pejabat fungsional pada tahun 2014.

21 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Formasi Pejabat Fungsional
Perekayasa
Tek. Litkayasa
Pustakawan
Pranata Komputer
Pranata Humas
Arsiparis
Analis Kepegawaian
Perencana
Peneliti
Penyuluh Perindag
0 2 4 6 8 10 12 14

Jumlah

Grafik 2. Formasi Pejabat Fungsional

c) Aspek Sarana dan Prasarana


1) Tersedianya fasilitas untuk kegiatan litbang.
Dalam melaksanakan kegiatan litbang, Balai Besar Logam dan Mesin
didukung oleh sarana gedung perkantoran dan workshop. Workshop yang dimiliki
meliputi workshop pemesinan, pengelasan, pengecoran dan pelapisan logam.

Mesin dan peralatan yang dimiliki workshop Balai Besar Logam dan Mesin
tergolong cukup lengkap. Mulai proses pengecoran logam, proses pengelasan,
proses pelapisan logam dan proses permesinan memiliki mesin-mesin yang cukup
lengkap, sehingga untuk melakukan kegiatan litbang sebagian besar dapat
dilakukan sendiri di dalam balai. Berikut adalah teknologi dan fasilitas alat yang
dimiliki BBLM.
Engineering Design Technology Fasilitas Lab/Workshop
o CAD for design and engineering
o CAD for design and engineering
CAD Software for design and
o CAD for reverse design technology
engineering(Pro/ENGINEER (basic design)and
Solidwork Premium)
CAD Hardware for design and engineering
(Midle Workstation)
CAD Brainware for design and
engineering(basic level)
o CAD for reverse design technology
CAD Software for reverse design
technology(Rapidform, Paraform, Polygon
Editing Tools)
CAD Hardware for reverse design
technology(Midle Workstation& 3D Scanner)

22 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
CAD Brainware for reverse design technology
(basic level)
Teknologi Pengecoran dan Perlakuan Fasilitas Lab/Workshop
Panas o Induction furnace kapasitas 70 kg, 200kg dan
500 kg
o Penguasaan teknologi pembuatan o Crucible burner furnace kapasitas 50, 100 kg
produk cor besi tuang, baja paduan o Holding electric furnace kapasitas 200 kg
rendah, alumunium dan tembaga o Green sand recycle machine
o Alpha resin sand recycle machine
o Double squeeze molding machine
o Wax injection machine
o Laboratory scale heat treatment furnace
Teknologi Metal Forming Fasilitas Lab/Workshop
Manual Swaging
Metal forming untuk pengerjaan tanki /
Machine maks 3 mm
pressure vessel
Manual Planging maks 10 mm
Press Machine 100 dan 200 tons
  Rolling Machine 10 dan 30 mm
Bending Machine 10 mm
Teknologi Pengelasan Fasilitas Lab/Workshop
o Arc Welding :
o Pengelasan baja dan paduannya,
SMAW
Aluminium, SUS, Cast Iron, Titanium,
GTAW
Zr, Tembaga
GMAW
SAW
o Welding metallurgy: metallurgical ERW
analysis and weld quality inspection for o Cutting machine :
high strength steel, stainless steel, Plasma cutting
aluminum alloy, titanium alloy. Oxyacetylene cutting
Metal arc spray equipment (wire type)

Teknologi Mold & Precision Machining Fasilitas Lab/Workshop


o CNC 5 axis 1 unit & 2 units machine CNC 3 axis
o Conduct technical cooperation,
o 2 units turning CNC Machine
exchange and technical matching with
o Wire/die EDM
domestic industries
o Sample robot, computer dan system otomasi yang
o Pembuatan aplikasi pemrograman
sudah ada untuk bahan reverse engineering
operasional mesin CNC
o Pembuatan system otomasi dan robotika
untuk mesin manufaktur dan produksi
Tabel 5. Kemampuan teknologi dan alat yang dimiliki BBLM

2) Lokasi yang strategis


Dari aspek lokasi, Balai Besar Logam dan Mesin berada di pusat kota
Bandung yang sangat strategis dan mudah dijangkau dari berbagai arah, sehingga
pelanggan akan dengan mudah menjangkau Balai Besar Logam dan Mesin. Lokasi
Balai Besar Logam dan Mesin juga berdekatan dengan perguruan tinggi terbaik di
Indonesia yang merupakan research partner bagi Balai Besar Logam dan Mesin.

23 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
b. Kelemahan
a) Aspek SDM dan Organisasi
1) Arah litbang belum fokus
Belum fokusnya arah litbang menyebabkan jenis kegiatan litbang yang
dilaksanakan oleh BBLM bersifat spontan dan belum menghasilkan litbang
unggulan berskala nasional.
2) Penerapan SOP litbang yang belum optimal
Penerapan Standar Operasional dan Prosedur (SOP) yang belum optimal
menyebabkan sistem kerja litbang belum teratur. Masih terdapat tumpang
tindih kewenangan dan kewajiban dalam penyelesaian pekerjaan.
3) Kurangnya kerjasama riset
Kerjasama riset baik dengan institusi penelitian dan industri sangat
diperlukan untuk mendukung peningkatan kapasitas penguasaan teknologi
dan pemecahan masalah yang dihadapi industri. Minimnya kerjasama riset
antara BBLM dengan lembaga riset dan industri lainnya menyebabkan
tingkat penguasaan teknologi BBLM relatif tertinggal.

4) Kurangnya penguasaan teknologi logam dan mesin terbaru


Terdapat beberapa litbang yang dilakukan belum berorientasi pada
penyelesaian masalah yang dihadapi oleh pihak industri ataupun berorientasi
pada kebutuhan industri di masa depan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
penguasaan teknologi dan arah kebijakan litbang yang belum fokus serta
kebijakan litbang yang berganti-ganti seiring dengan bergantinya pimpinan
satker.

5) Belum adanya identifikasi kemampuan personil


Pemetaan, asesmen dan identifikasi kemampuan personil sangat penting
bagi suatu organisasi. Akibat belum adanya identifikasi maka terjadi
keterlambatan regenerasi antara pegawai lama dan baru, yang akhirnya Balai
Besar Logam dan Mesin sangat tergantung pada eksistensi pegawai senior.
Hal tersebut tentunya sangat memengaruhi produktivitas dan kemampuan
balai ketika pegawai senior tersebut memasuki masa pensiun. Dampak lain
dari belum adanya identifikasi kemampuan personil adalah adanya pegawai
dengan latar belakang pendidikan tertentu, ditempatkan sebagai staf pada
24 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
bagian yang bukan menjadi keahliannya. Berikut adalah perkiraan jumla
pegawai yang akan pensiun sampai tahun 2020.

Jumlah Pegawai Pensiun
2020

2019

2018

2017

2016

0 2 4 6 8 10

Jumlah Pegawai

Grafik 3. Pegawai Pensiun

6) Belum adanya sistem jenjang pendidikan dan pelatihan


Sistem jenjang pendidikan dan pelatihan ini merupakan satu kesatuan
dengan identifikasi kemampuan personil. Belum adanya sistem ini
menyebabkan pendidikan dan pelatihan menjadi tidak tepat sasaran dengan
rencana pengembangan kompetensi personil.

b) Aspek Sarana dan Prasarana


1) Peralatan/mesin belum teridentifikasi keakuratannya
Seluruh alat dan mesin seharusnya telah teridentifikasi baik dari segi
kapabilitas, keterukuran, ketepatan dan keakuratannya. Akan tetapi masih
terdapat peralatan dan mesin yang belum terkalibrasi dan tidak teridentifikasi
tingkat keakuratannya.

2) Kurangnya kelengkapan peralatan, mesin dan sarana pendukung untuk


pengembangan teknologi logam dan mesin
Peralatan dan mesin yang ada saat ini beberapa diantaranya telah
tertinggal dari segi teknologi. Disamping itu untuk mencapai penguasaan
teknologi terkini di bidang logam dan mesin, BBLM memerlukan
25 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
penambahan alat dan mesin baru serta sarana pendukung seperti perpustakaan
yang lengkap, database industri dan akses jurnal internasional.

2. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan mempertimbangkan empat aspek


yaitu aspek industri, aspek keuangan, aspek SDM dan organisasi serta aspek sarana dan
prasarana. Berdasarkan analisis, faktor-faktor eksternal yang berpengaruh dan perlu
dicermati dengan seksama adalah sebagai berikut:

a. Peluang
a) Aspek Industri

Potensi kebutuhan litbang industri relatif masih besar sehubungan dengan


masalah industri yang semakin kompleks dan membutuhkan solusi. Peran BBLM
dalam ikut mengatasi permasalahan industri dapat ikut meningkatkan pertumbuhan
industri manufaktur dan meningkatkan daya saing industri logam mesin. Selain itu
peraturan dan perundang-undangan yang ditetapkan pemerintah mengenai substitusi
impor dan tingka komponen dalam negeri merupakan peluang BBLM untuk
melakukan riset yang mendukung kebijakan tersebut.

b) Aspek Finansial

Kemungkinan mendapatkan dana bantuan dan kerjasama seperti Pinjaman dan


Hibah Luar Nageri (PHLN), kerjasama riset dan pelatihan dan lain-lain.

c) Aspek SDM dan Organisasi


1) Terbukanya kesempatan meningkatkan kompetensi

Kesempatan untuk meningkatkan kompetensi sangat terbuka baik melalui


diklat, beasiswa kerjasama riset, short course maupun program beasiswa
program master dan doktoral yang didanai oleh Kementerian Perindustrian atau
pihak lain.

2) Peluang pengembangan riset untuk mendukung kebijakan pemerintah

Dengan berlakunya peraturan dan perundang-undangan seperti Tingkat


Komponen Dalam Negeri (TKDN), minerba dan energi, sangat memungkinkan
BBLM untuk berperan aktif dalam pengembangan riset terkait hal-hal yang
telah digariskan oleh pemerintah.

26 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
d) Aspek Sarana dan Prasarana
1) Adanya program bantuan alat/ mesin litbang dari luar negeri

Terbukanya lembaga/institusi luar negeri yang bisa memberikan bantuan


peralatan dan mesin untuk litbang. Hingga saat ini Balai Besar Logam dan
Mesin telah mendapatkan bantuan dari pemerintah Belgia, Jepang, Jerman dan
Korea.

b. Ancaman
a) Aspek Industri

Rendahnya kepercayaan industri terhadap litbang balai. Hal ini disebabkan


oleh hasil-hasil litbang balai yang tidak bisa secara efektif diterapkan di industri
untuk mengatasi solusi.

b) Aspek keuangan

Material untuk peralatan, suku cadang, bahan baku dan bahan standar yang
digunakan untuk litbang sebagian besar adalah impor. Melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dollar ataupun euro menyebabkan membengkaknya jumlah rupiah
yang dibutuhkan sehingga berakibat pada meningkatnya anggaran. Hal ini dapat
mengharnbat proses pengadaan material yang akan digunakan untuk kegiatan
litbang.

c) Aspek SDM dan Organisasi

Mulai tahun 2015 AFTA akan mulai berlaku. Berbagai lembaga litbang yang
bonafid sangat mungkin untuk mempekerjakan pegawai asing yang tentunya
mempunyai kompetensi yang baik. Hal ini akan mempengaruhi daya saing dengan
lembaga sejenis apabila manajemen tidak mempersiapkan langkah-langkah
strategis untuk mengatasi knowledge gap.

Analisis SWOT Layanan Jasa Teknis

1. Analisis Lingkungan Internal

a. Kekuatan
a) Aspek Layanan

27 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
1) Peningkatan jumlah layanan
Peningkatan kompetensi SDM yang didapat melalui jenjang pendidikan
forrnal/informal dan peningkatan jumlah sarana/prasarana merupakan aspek
yang mendorong Balai Besar Logam dan Mesin untuk meningkatkan jumlah
ruang lingkup pelayanan jasa teknik.

Sampai tahun 2010 BBLM baru menyediakan 5 jenis layanan teknis yaitu
kalibrasi, pengujian, kerjasama litbang, pelatihan dan konsultasi/supervisi. Pada
tahun 2011 jenis layanan teknis bertambah dengan terakreditasi Lembaga
Sertifikasi Produk BBLM, yaitu pelayanan sertifikasi produk untuk mendukung
SNI wajib dengan lingkup produk baja profil, baja tulangan, tabung baja LPG,
katup baja LPG dan kompor gas berbahan bakar LPG satu tungku. Pada tahun
2012, jenis layanan teknis kembali bertambah yaitu jasa uji kompetensi di
bidang pengecoran. Pada tahun 2013, pertambahan jenis jasa layanan teknis
adalah di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) meliputi jasa pengajuan paten,
royalti dan jasa lain terkait HKI. Sedangkan pada tahun 2014 terdapat
penambahan jenis layanan teknis di bidang inspeksi.

10

8
Jumlah
Pelayanan 6

0
2010 2011 2012 2013 2014

Grafik 4. Peningkatan Jumlah Layanan Teknis

Realisasi PNBP setiap tahun selalu mengalami peningkatan yakni pada


tahun 2009 sebesar Rp. 2.186.925.076,-, pada tahun 2010 Rp. 2.795.058.936,-,
lalu pada tahun 2011 dan 2012 masing-masing menjadi Rp. 3.232.756.510,- dan
Rp 3.532.717.538,-. Terakhir pada tahun 2013 PNBP meningkat menjadi
sebesar Rp. 4.433.737.528,-.

28 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Realisasi Penerimaan PNBP
Penerimaan PNBP (Milyar)

4.43
3.23 3.53
2.79
2.18

2009 2010 2011 2012 2013

Grafik 5. Realisasi Penerimaan PNBP

2) Memberikan layanan “Integrated Sevices”


Dengan adanya sistem "Integrated Services" memungkinkan pelanggan
mendapatkan berbagai jenis layanan yang terintegrasi satu sama lain, seperti
antara jasa sertifikasi oleh LSPro yang terintegrasi dengan layanan jasa uji oleh
laboratorium ataupun antara jasa inspeksi yang terintegrasi dengan jasa uji oleh
laboratorium.

3) Waktu pengerjaan lebih kompetitif


Untuk pelayanan jasa teknik di bidang kalibrasi pada unit Balai Besar
Logam dan Mesin lebih cepat proses waktu pengerjaannya jika dibandingkan
dengan penyedia jasa layanan sejenisnya seperti LIPI dan lainnya. Selain itu,
waktu pengerjaan untuk layanan kalibrasi juga sudah memiliki standar
pelayanan minimal.

b) Aspek Keuangan
1) Tarif jasa yang kompetitif
Balai Besar Logam dan Mesin menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2011 tentang Jenis dan Tarif atas PNBP yang Berlaku pada
Kementerian Perindustrian sebagai pedoman dalam menentukan tarif jasa
layanan. Tarif jasa layanan tersebut lebih murah atau kompetitif untuk jasa
layanan yang diberikan dengan standar kualitas pelayanan yang sama atau lebih
baik dari beberapa pemberi jasa sejenis.

29 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
c) Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Laboratorium kalibrasi dan pengujian saat ini telah terakreditasi dari KAN (ISO
17025:2008), sedangkan untuk Lembaga Sertifikasi Produk juga telah mendapatkan
akreditasi dari KAN. Adanya akreditasi tersebut menjamin bahwa pekerjaan yang
dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Selain itu, jasa pelatihan, jasa
pengecoran dan perancangan BBLM telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008.
Penerapan sistim manajemen mutu tersebut merupakan usaha untuk meningkatkan
pelayanan jasa BBLM dalam rangka menjamin kualitas dan kepuasan customer.

d) Aspek Sarana dan Prasarana

Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan jasa teknis, Balai Besar Logam dan
Mesin didukung oleh sarana gedung perkantoran, laboratorium, tempat ibadah dan
asrama. Laboratorium yang dimiliki meliputi laboratorium kalibrasi dan pengujian.
Mesin dan peralatan yang dimiliki laboratorium Balai Besar Logam dan Mesin
tergolong cukup lengkap. Berikut adalah lingkup kalibrasi, pengujian dan sertifikasi.

Kalibrasi Scope
- Length scale: gauge block, thread gauge, ring gauge, dial
indicator, CMM, precision/square level, etc.
- Mass scale: weights
- Force scale: UTM (tension compression), charpy impact testing
machine, tensiometer, loadcell&hydraulic jack, proving ring
- Pressure scale: Pressure test gauge, pressure recorder
- Electricity scale: multimeter AC/DC, oscillocscope, tang
ampere AC/DC, resistance box, power meter AC/DC, etc.
- Temperature scale: thermometer, thermocouple, temperature
indicator, bimetal thermometer, pyrometer, thermohygrometer
- Volumetric scale: volumetric glassware, volumetric measure
- Torsion: torque wrench, torque tester
- Hardness: durometer hardness tester, rockwell, vickers, micro
vickers, brinell
- Analytic instrument: pH meter, emission spectrometer
Pengujian Scope
- Mechanical Testing
- Tensile strength test, bending test, hardness test, impact test,
fatigue test
- Physical Testing
- Mass, weight, volume, surface defect, dimension,
microstructure, sound/vibration, temperature, grain size
- Chemical Testing

30 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
- Chemical composition testing with spectrometer and PMI,
volumetric chemical testing, hydrocarbons testing
- Product Testing (based on SNI)
- Gas steel tube, valve, hose, stove, LPG regulator, reciprocating
internal combustion engine, steel for reinforced concrete, ball
joint dan cross joint)
Sertifikasi Scope
Steel angled profile at the foot of the hot rolled process, steel for
reinforced concrete, LPG steel tube, steel for reinforced concrete
of re-hot rolled process, joint for pressurized drinking water pipes
from gray cast iron, steel LPG valve tube, single LPG fireplace
stove using mechanical lighter system.
Tabel 6. Lingkup Kalibrasi, Pengujian dan Sertifikasi

b. Kelemahan
a) Aspek Layanan
1) Penerapan sistem informasi yang belum optimal
Penerapan sistem informasi belum optimal untuk melayani pelanggan.
Saat ini sudah terdapat sistem informasi pelayanan jasa teknis secara online
yang bersifat interaktif, sehingga customer dapat mengetahui proses jasa
pelayanan terkait waktu penyelesaian. Akan tetapi belum semua layanan jasa
terintegrasi serta belum optimalnya manfaat informasi yang dapat diperoleh
dari sistem tersebut.

2) Sistem pemasaran dan database industri yang belum optimal


Belum optimalnya sistem pemasaran menyebabkan para pelaku industri
dan masyarakat belum seluruhnya mendapatkan informasi mengenai jasa
layanan Balai Besar Logam dan Mesin. Hal lainnya adalah belum terdapatnya
analisis kebutuhan pelanggan, hal ini disebabkan Balai Besar Logam dan
Mesin belum proaktif dalam mencari pelanggan baru (mayoritas merupakan
pelanggan tetap). Dari segi database industri, BBLM juga belum memiliki
data-data penting setiap industry yang diperlukan untuk pemetaan litbang dan
pelayanan jasa teknis BBLM.

3) Kurangnya kerjasama dalam pelayanan jasa teknis


Peningkatan kerjasama pelayanan jasa teknis baik berupa kontrak
maupun MoU sangat diperlukan agar masyarakat industri dapat merasakan
manfaat pelayanan jasa BBLM.

31 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
b) Aspek Keuangan
1) Rigiditas sistem penganggaran
Terbatasnya waktu untuk melakukan revisi anggaran apabila pagu
pengeluaran PNBP telah mencapai target yang telah ditetapkan sebelum
tahun anggaran selesai menyebabkan layanan jasa menjadi terhambat.

2) Perubahan tarif jasa layanan memerlukan waktu lama


Tarif yang diberlakukan mengikuti Peraturan Pemerintah No 47 tahun
2011 tentang jenis dan tarif atas jenis PNBP yang berlaku pada Kementrian
Perindustrian. Ketika terjadi berbagai perubahan lingkungan eksternal seperti
perubahan harga material pengujian karena perubahan eksternal seperti nilai
tukar yang dapat mempengaruhi tarif pengujian, Balai Besar Logam dan
Mesin tidak bisa secara cepat langsung merespon perubahan tersebut. Hal ini
terkadang menyebabkan tarif yang berlaku tidak sesuai dengan kondisi
penawaran (supply) dan permintaan (demand) yang sesungguhnya.

c) Aspek SDM dan Organisasi

Dengan pensiunnya beberapa pegawai, menyebabkan teknisi pada lab pengujian


mengalami kekurangan. Disamping itu peningkatan kemampuan pegawai untuk
pengujian juga sangat diperlukan.

d) Aspek Sarana dan Prasarana

Peralatan dan mesin yang ada saat ini beberapa diantaranya telah rusak dan dari
segi teknologi telah tertinggal. Disamping itu untuk mencapai penambahan ruang
lingkup pengujian untuk mendukung SNI wajib, BBLM memerlukan penambahan
alat dan mesin baru.

2. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan mempertimbangkan empat aspek


yaitu aspek layanan, aspek keuangan, aspek SDM dan organisasi serta aspek sarana dan
prasarana. Berdasarkan analisis, faktor-faktor eksternal yang berpengaruh dan perlu
dicermati dengan seksama adalah sebagai berikut:

a. Peluang
a) Aspek Layanan
1) Potensi pasar untuk penanganan dan pengelolaan industri relatif besar

32 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Potensi pasar yang ada relatif masih besar sehubungan dengan kebutuhan
industri untuk menggunakan layanan jasa teknik yang disediakan oleh Balai
Besar Logam dan Mesin. Hal tersebut bisa dilihat dari kebutuhan yang bersifat
rutin dan terjadwal untuk melakukan kalibrasi alat dan ketentuan standardisasi
untuk mendapatkan informasi pengujian produk. Saat ini pasar yang sudah
terlayani masih terkonsentrasi di wilayah tertentu, sehingga masih terbuka
peluang di tingkat nasional.

2) Permintaan kerjasama penggunaan sarana workshop yang relatif tinggi

Balai Besar Logam dan Mesin dapat melakukan kerjasama dengan


industri dan kalangan akademis dalam menggunakan peralatan workshop atau
laboratorium yang tersedia untuk kegiatan uji coba produk, pengembangan
produk/bahan baku, perbaikan mutu, formulasi produk, efisiensi proses,
standardisasi proses/produk dan lain sebagainya.

3) Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib semakin meningkat


Peningkatan standar mutu produk dan pelayanan konsumen telah
mendorong munculnya kewajiban industri untuk menghasilkan produk yang
telah memenuhi Standar Nasional Indonesia. Hal ini akan mendorong
munculnya kebutuhan akan jasa layanan teknis seperti sertifikasi, pengujian
dan konsultasi terkait mutu.
Pemberlakuan SNI wajib beberapa produk seperti kompor gas satu
tungku, regulator gas, tabung gas dan produk lainnya akan meningkatkan jasa
layanan yang dapat diberikan Balai Besar Logam dan Mesin terkait kegiatan
pengujian dan sertifikasi.

4) Program pemerintah dalam penumbuhan populasi industri


Pemerintah ,dalam hal ini Kemenperin, mempunyai tanggung jawab
dalam hal penumbuhan populasi industri. Oleh karena itu strategi penumbuhan
populasi melalui inkubasi/techno park/science park akan menjadi andalan
dalam menumbuhkan wirausaha baru.

b) Aspek Keuangan

Adanya kebijakan dari Pemerintah mengenai Pengelolaan Keuangan Badan


Layanan Umum (PK-BLU) yang lebih memberikan keleluasaan dalam

33 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
merencanakan dan menggunakan pagu anggaran PNBP sehingga Balai Besar
Logam dan Mesin dapat memberikan layanan maksimal dengan jumlah pelanggan
yang lebih banyak.

c) Aspek SDM dan Organisasi

Upaya Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan kinerja SDM


dilakukan dengan menerapkan reformasi birokrasi untuk meningkatkan tata kelola
pemerintahan yang baik dan peningkatan pelayanan prima. Selain itu, untuk
mendukung reformasi birokrasi telah diterapkan sistem remunerasi pegawai yang
berbasis kinerja.

d) Aspek Sarana dan Prasarana

Terbukanya lembaga/institusi baik dalam negeri maupun luar negeri yang bisa
memberikan bantuan peralatan dan pelatihan terkait kalibrasi, sertifikasi dan
pengujian.

b. Ancaman
a) Aspek Layanan

Keberadaan lembaga layanan yang sejenis baik swasta ataupun instansi


pemerintah pusat dan daerah setempat yang memberikan layanan sejenis dengan
jasa layanan Balai Besar Logam dan Mesin, akan berpotensi sebagai pesaing.

b) Aspek keuangan

Salah satu penyebab deindustrialisasi adalah instabilitas ekonomi makro.


Perlambatan pertumbuhan sektor manufaktur dan subsektor industri dapat
disebabkan oleh kenaikan bahan baku impor yang berdampak pada tingginya biaya
produksi. Hal ini akan menurunkan jumlah produksi bahkan dapat mengakibatkan
menurunnya pertumbuhan industri. Sehingga hal ini akan berdampak pada
menurunnya jumlah jasa layanan yang diberikan oleh BBLM terhadap
industri/perusahaan.

c) Aspek SDM dan Organisasi

Mulai tahun 2015 AFTA akan mulai berlaku. Berbagai lembaga pelayanan
teknis sangat mungkin untuk mempekerjakan pegawai asing yang tentunya
mempunyai kompetensi yang baik. Hal ini akan mempengaruhi daya saing dengan

34 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
lembaga sejenis apabila manajemen tidak mempersiapkan langkah-langkah
strategis untuk mengatasi knowledge gap.

d) Aspek Sarana dan Prasarana

Pembenahan dan penambahan sarana dan prasarana lembaga pesaing dapat


menarik pelanggan (customer) baik pelanggan tetap, pelanggan baru dan calon
pelanggan yang akan menggunakan jasa teknis BBLM. Disamping itu terdapat
permasalahan lain yaitu terbatasnya perusahaan yang dapat memperbaiki fasilitas
workshop dan laboratorium yang mengalami kerusakan, dimana hal ini akan
mempengaruhi jumlah pelayanan yang bisa diberikan kepada pelanggan.

Faktor Internal

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Litbang Litbang
1. Dukungan anggaran dari APBN (RM) 1. Belum fokusnya arah litbang
Support

2. Eksistensi organisasi dan SDM 2. Penerapan SOP belum optimal


3. Terdapat formasi jabatan fungsional bagi 3. Kurangnya kerjasama riset
pegawai 4. Kurangnya penguasaan teknologi
4. Tersedianya fasilitas untuk litbang logam dan mesin
5. Lokasi yang strategis 5. Belum adanya identifikasi kemampuan
personil
6. Belum adanya sistem jenjang
pendidikan dan pelatihan
7. Alat/mesin belum teridentifikasi
keakuratannya
8. Kurangnya kelengkapan peralatan dan
mesin untuk mendukung teknologi logam
mesin terbaru

Pelayanan Jasa Teknis Pelayanan Jasa Teknis


1. Peningkatan jumlah jenis layanan 1. Penerapan sistem informasi belum
2. Memberikan layanan integrated services optimal
3. Waktu pelayanan untuk beberapa jasa 2. Sistem pemasaran dan database
lebih kompetitif industri belum optimal
4. Tarif jasa yang kompetitif 3. Kurangnya kerjasama JPT

35 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
5. Akreditasi laboratorium dan sertifikasi 4. Rigiditas sistem penganggaran
Sistem Manajemen Mutu (ISO) untuk 5. Perubahan tarif jasa layanan
pengecoran, pelatihan dan perancangan memerlukan waktu lama
6. Tersedianya fasilitas laboratorium 6. Kurang pegawai pada lab pengujian
7. Terdapat beberapa kerusakan alat dan
butuh penambahan alat baru untuk
SNI wajib

Peluang (O) Ancaman (T)

Litbang Litbang
1. Kebutuhan litbang di industri relatif tinggi 1. Menurunnya kepercayaan industri
2. Bantuan dana (hibah/pinjaman) melalui terhadap litbang balai
kerjasama riset 2. Beberapa bahan untuk litbang masih
3. Bantuan untuk meningkatkan kompetensi harus impor
pegawai melalui diklat
4. Pemberlakuan kebijakan pemerintah
(TKDN, UU minerba dan energi)
5. Adanya program bantuan alat/mesin dari
dalam dan luar negeri

Pelayanan Jasa Teknis


1. Potensi pasar untuk pelayanan jasa teknis Pelayanan Jasa Teknis
relatif masih besar 1. Harga bahan baku yang fluktuatif
2. Permintaan kerjasama penggunaan sarana 2. Keberadaan lembaga layanan sejenis
workshop yang relatif tinggi
3. Pemberlakuan SNI wajib semakin
meningkat
4. Kesempatan pengelolaan menjadi Badan
Layanan Umum
5. Program penumbuhan populasi industri

Faktor Eksternal
Tabel 7. Ringkasan SWOT Litbang dan Pelayanan Jasa Teknis

36 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Langkah selanjutnya dari analisis SWOT adalah analisis portofolio yang dilakukan
dengan menggunakan matrik Internal External Matrix (IE). Matrik ini merupakan hasil dua
dimensi dimana sumbu X merupakan Internal Factor Environment (IFE) dan sumbu Y
merupakan External Factor Environment (EFE). Matrik ini dibagi menjadi sembilan sel
berdasarkan nilai IFE dan EFE. Matrik IFE dan EFE diolah berdasarkan kuesioner pembobotan
dan rating, yaitu kuesioner yang didesain untuk menentukan seberapa penting bobot/nilai suatu
pernyataan terkait SWOT dan seberapa besar pencapaian (rating) dari pernyataan tersebut.
Berikut adalah matrik IFE dan EFE sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Internal Factor Environment 
No.  Uraian  Bobot  Rating  Nilai
A.  Litbang          
   Kekuatan (S)          
1  Anggaran RM APBN litbang  0.08  2.22  0.18
2  Eksistensi organisasi dan SDM  0.08  2.65  0.21
3  Terdapat formasi jabatan fungsional  0.07  2.08  0.16
4  Tersedianya fasilitas untuk litbang  0.08  2.14  0.17
5  Lokasi yang strategis  0.07  2.97  0.20
   Kelemahan (W)          
6  Belum fokusnya arah litbang  0.08  2.11  0.17
7  Penerapan SOP belum optimal  0.08  2.14  0.16
8  Kurangnya kerjasama riset   0.08  2.03  0.15
9  Kurangnya penguasaan teknologi   0.08  2.24  0.18
10  Belum adanya identifikasi kemampuan personil  0.08  2.14  0.16
11  Belum adanya sistem jenjang diklat  0.08  1.97  0.15
12  Alat/mesin belum teridentifikasi keakuratannya  0.08  2.22  0.17
13  Kurangnya kelengkapan peralatan dan mesin   0.08  2.14  0.16
   Total 1.00     2.23
 B.  Layanan          
   Kekuatan (S)          
1  Peningkatan jumlah jenis layanan  0.07  2.19  0.15
2  Memberikan layanan integrated services  0.07  2.38  0.17
3  Waktu pelayanan kompetitif  0.08  2.30  0.18
4  Tarif jasa yang kompetitif  0.08  2.68  0.20
5  Akreditasi laboratorium dan sertifikasi ISO  0.08  2.46  0.19
6  Tersedianya fasilitas laboratorium  0.08  2.32  0.18
   Kelemahan (W)          
7  Penerapan sistem informasi belum optimal  0.08  2.35  0.18
8  Sistem pemasaran dan database industri belum optimal  0.08  2.14  0.17
9  Kurangnya kerjasama JPT  0.08  2.27  0.18
10  Rigiditas sistem penganggaran  0.08  2.38  0.19
11  Perubahan tarif jasa layanan memerlukan waktu lama  0.07  2.35  0.17
12  Kurang pegawai pada lab pengujian  0.08  2.22  0.18

37 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
13  Terdapat beberapa kerusakan alat   0.08  2.16  0.17
   Total 1.00     2.32

Tabel 8. Matrik IFE

External Factor Environment 
No.  Uraian  Bobot  Rating  Nilai
A.  Litbang          
   Peluang (O)          
1  Kebutuhan litbang di industri relatif tinggi  0.15  3.35  0.49
2  Bantuan dana (hibah/pinjaman) melalui kerjasama riset  0.14  2.92  0.41
3  Bantuan untuk meningkatkan kompetensi pegawai  0.15  2.81  0.41
4  Pemberlakuan kebijakan pemerintah  0.14  2.78  0.38
5  Adanya program bantuan alat/mesin  0.14  2.68  0.36
   Ancaman (T)          
6  Menurunnya kepercayaan industri terhadap balai  0.15  2.43  0.37
7  Beberapa bahan untuk litbang masih harus impor  0.14  2.22  0.32
   Total 1.00     2.74
B.  Layanan          
   Peluang (O)          
1  Potensi pasar untuk pelayanan jasa teknis relatif besar  0.18  3.19  0.56
2  Permintaan kerjasama penggunaan workshop  tinggi  0.16  2.95  0.47
3  Pemberlakuan SNI wajib semakin meningkat  0.18  3.03  0.54
4  Kesempatan pengelolaan menjadi Badan Layanan Umum  0.15  2.73  0.42
   Ancaman (T)          
5  Harga bahan baku yang fluktuatif  0.17  2.92  0.49
6  Keberadaan lembaga layanan sejenis  0.16  2.62  0.43
   Total 1.00     2.91
Tabel 9. Matrik EFE

Berdasarkan matrik IFE dan EFE, nilai untuk Litbang adalah IFE = 2.23 dan EFE =
2.74. Sedangkan untuk layanan IFE = 2.32 dan EFE = 2.91. Sehingga dapat ditentukan matrik
Internal External (IE) sebagai berikut.

38 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Tabel 10. Matrik IE
Dengan melihat matrik IE di atas dapat disimpulkan bahwa posisi BBLM berada pada
kuadran V baik untuk litbang maupun pelayanan. Sehingga strategi yang sesuai dengan kuadran
V adalah hold and maintain. Alternatif strategi yang dapat digunakan untuk organisasi yang
berada di kuadran V biasanya adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk/jasa.
Strategi penetrasi pasar adalah suatu strategi mencari pangsa pasar yang lebih besar lewat
produk/jasa yang dihasilkan saat ini, melalui pemasaran yang lebih baik. Sedangkan strategi
pengembangan produk adalah suatu strategi mengupayakan peningkatan penerimaan melalui
perbaikan produk saat ini atau pengembangan produk yang baru.

Perumusan Strategi Litbang


(S) Kekuatan + (O) Peluang
 Terlaksananya pengembangan industri melalui kerjasama litbang dengan instansi
pendidikan, industri atau lembaga riset baik dalam maupun luar negeri. (S1, S2,
S3, S4, S5 + O1, O2, O3, O5)

(W) Kelemahan + (O) Peluang

39 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
 Meningkatnya tatalaksana yang efektif dan efisien (Kepatuhan atas penerapan
SOP). (W2 + O1, O4)
 Meningkatnya SDM aparatur yang kompeten (W4, W5, W6 + O3)
 Meningkatnya fasilitas (alat/mesin) litbang dan identifikasi kemampuan alat/mesin
(W7, W8 + O5)
 Tingginya kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi industri (Terfokusnya
kegiatan litbang terhadap sektor strategis dan mendukung kebijakan pemerintah) (W1
+ O1, O4)

(S) Kekuatan + (T) Ancaman

 Berkembangnya litbang terapan, layanan perekayasaan dan teknologi yang


berorientasi pada solusi permasalahan industri. (S1, S2, S3, S4, S5 + T1)

(W) Kelemahan + (T) Ancaman

 Terwujudnya kerjasama jangka panjang dengan supplier/pemasok. (W3, W8 + T2)

Perumusan Strategi Pelayanan Jasa


(S) Kekuatan + (O) Peluang
 Berkembangnya networking dengan industri untuk peningkatan pasar JPT. (S1, S2,
S3, S4, S5, S6 + O1)
 Meningkatnya jumlah layanan teknis. (S5, S6 + O4)
 Tumbuhnya populasi industri logam dan mesin . (S5, S6 + O5)
 Meningkatnya status balai menjadi Badan Layanan Umum (BLU). (S1-6 + O3, O4)
(W) Kelemahan + (O) Peluang

 Sistem informasi yang handal. (W1, W2 + O1)


 Meningkatnya fasilitas (alat/mesin) JPT untuk mendukung penerapan SNI wajib dan
penumbuhan populasi industri. (W7 + O3)

40 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
(S) Kekuatan + (T) Ancaman

 Tata laksana yang efektif dan efisien (Bertambahnya lingkup sistem manajemen
mutu ISO dan penerapan SPIP). (S5 + T1)
 Terencananya ekspansi pelayanan jasa untuk pengujian, kalibrasi dan sertifikasi. (S5
+ T2)

(W) Kelemahan + (T) Ancaman

 Meningkatnya kualitas layanan publik kepada pelaku usaha industri dan


masyarakat. (W1, W2, W3 + T2)

Tabel 11. Perumusan Strategi

GABUNGAN STRATEGI
Litbang:
1. Terlaksananya pengembangan industri melalui kerjasama litbang dengan instansi
pendidikan, industri atau lembaga riset baik dalam maupun luar negeri
2. Meningkatnya tata laksana yang efektif dan efisien (Kepatuhan atas penerapan SOP).
3. Meningkatnya SDM aparatur yang kompeten.
4. Meningkatnya fasilitas (alat/mesin) litbang dan identifikasi kemampuan alat/mesin.
5. Meningkatnya kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi (Terfokusnya kegiatan
litbang terhadap sektor strategis, mendukung kebijakan pemerintah dan berorientasi pada
solusi permasalahan industri).
Pelayanan Jasa:
1. Berkembangnya networking dengan industri untuk peningkatan pasar JPT.
2. Tumbuhnya populasi industri logam dan mesin.
3. Meningkatnya jumlah layanan teknis.
4. Meningkatnya status balai menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
5. Sistem informasi yang handal.
6. Meningkatnya fasilitas (alat/mesin) JPT untuk mendukung penerapan SNI wajib.
7. Tata laksana yang efektif dan efisien (Bertambahnya lingkup sistem manajemen mutu
ISO dan SPIP).
8. Terencananya ekspansi pelayanan jasa untuk pengujian, kalibrasi dan sertifikasi.
9. Meningkatnya kualitas layanan publik kepada pelaku usaha industri dan masyarakat.

41 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD
Dari rumusan strategi yang dipilih berdasarkan analisis SWOT maka dirumuskan
beberapa sasaran strategis dalam beberapa perspektif balance scorecard yang digambarkan
dalam suatu peta strategis. Peta strategis merupakan merupakan visualisasi keterkaitan antara
sejumlah sasaran strategis dalam bentuk hubungan sebab akibat yang menjelas perjalanan
strategis organisasi. Berikut merupakan gabungan strategi dalam perspektif balance scorecard.
A. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
a) Meningkatnya kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi (Terfokusnya
kegiatan litbang terhadap sektor strategis dan mendukung kebijakan pemerintah).
b) Meningkatnya jumlah layanan teknis.
c) Tumbuhnya populasi industri logam dan mesin.

B. Perspektif Proses Internal (Internal Process)


a) Terlaksananya pengembangan industri melalui kerjasama litbang dengan instansi
pendidikan, industri atau lembaga riset baik dalam maupun luar negeri
b) Berkembangnya networking dengan industri untuk peningkatan pasar JPT.
c) Meningkatnya status balai menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
d) Terencananya ekspansi layanan jasa untuk pengujian, kalibrasi dan sertifikasi.
e) Meningkatnya kualitas layanan publik kepada pelaku usaha industri dan
masyarakat.
C. Perspektif Pembelajaran Organisasi (Learning & Growth)
a) Meningkatnya tata laksana yang efektif dan efisien (Kepatuhan atas penerapan
SOP).
b) Meningkatnya SDM aparatur yang kompeten.
c) Meningkatnya fasilitas (alat/mesin) litbang dan identifikasi kemampuan alat/mesin.
d) Sistem informasi yang handal.
e) Meningkatnya fasilitas (alat/mesin) JPT untuk mendukung penerapan SNI wajib.
f) Tata laksana yang efektif dan efisien (Bertambahnya lingkup sistem manajemen mutu
ISO dan penerapan SPIP).

SASARAN STRATEGIS
Dalam menentukan strategi, BBLM memperhatikan Indikator Kinerja Utama dari
sasaran strategis yang telah digariskan oleh BPPI sebagai institusi induk unit eselon I dari
BBLM, dan menggabungkannya dengan strategi yang dihasilkan melalui analisis SWOT.
42 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Gabungan strategi ini merupakan amanat Peraturan Menteri Perindustrian yang mengatur
tentang kedudukan, tugas pokok dan fungsi BBLM yang berada di bawah BPPI, sehingga
segala bentuk kebijakan dan strategi pengembangan balai harus berpedoman kepada apa yang
telah digariskan oleh BPPI.

A. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder)


Berdasarkan analisis SWOT, litbang BBLM harus fokus pada industri prioritas yang
telah ditetapkan dalam RIPIN. Sehingga sasaran strategis yang sesuai dengan Renstra
Kemenperin dan BPPI adalah (a). Meningkatnya kemampuan inovasi dan penguasaan
teknologi; (b).Meningkatnya jumlah layanan teknis; (c). Tumbuhnya populasi industri
logam dan mesin. Tiap-tiap sasaran strategis ini akan diukur melalui beberapa Indikator
Kinerja Sasaran Strategis (IKSS).

Fokus arah litbang BBLM untuk mendukung kebijakan pemerintah (industri


prioritas) yang dituangkan dalam RIPIN dan sektor yang mempunyai nilai tambah tinggi
meliputi namun tidak terbatas pada:

a) Litbang Industri Pangan


Litbang prapanen, pemanen dan pascapanen untuk alat & mesin pertanian.

b) Litbang Industri Transportasi


Litbang industri transportasi darat (transportasi masal, otomotif, tank, dll)

c) Litbang Industri Logam Dasar


Litbang logam tanah jarang & permanen magnet, dll.

d) Litbang Industri Barang Modal, Komponen dan Bahan Penolong


Litbang pembuatan mesin, pola CNC, otomasi mesin, dll.

Selain litbang tersebut di atas, BBLM harus berperan sebagai problem solver
industri sektor lainnya walaupun keterlibatan BBLM tidak terkait secara langsung.
Sebagai problem solver, skema yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah-
masalah industri adalah skema kerjasama litbang, rekayasa & rancang bangun
perekayasaan industri (RBPI) melalui pendanaan PNBP ataupun hibah. Adapun industri
yang akan dikembangkan BBLM meliputi namun tidak terbatas pada:

a) Industri alat kesehatan


b) Industri elektronika dan telematika (ICT)
c) Industri pembangkit energi

43 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
B. Perspektif Proses Internal (Internal Process)
Balai Besar Logam dan Mesin harus meningkatkan kerjasama dan networking di
bidang litbang dan pelayanan, meningkatkan sistem pemasaran, kualitas dan lingkup
pelayanan jasa. Sehingga sasaran strategis yang ditetapkan adalah: (a). Meningkatnya
kualitas layanan publik kepada pelaku usaha industri dan masyarakat; (b). Terlaksananya
pengembangan industri melalui kerjasama litbang/layanan dengan instansi pendidikan,
industri atau lembaga riset baik dalam maupun luar negeri. (c). Tumbuhnya jasa layanan
terhadap industri; (d). Tepatnya waktu implementasi hasil litbang.

C. Perspektif Pembelajaran Organisasi (Learning&Growth)


Berdasarkan analisis SWOT, BBLM harus meningkatkan kompetensi personil,
fasilitas alat/mesin, sistem informasi, sistem prosedur kerja dan evaluasi kegiatan
pelayanan. Sehingga sasaran strategis yang sesuai dengan yang ditetapkan oleh BPPI
adalah: (a). SDM aparatur yang kompeten; (b). Tatalaksana yang efektif dan efisien;
(c).Sistem informasi yang handal; (d).Sistem perencanaan dan penganggaran yang
berkualitas; (e). Sistem tata kelola keuangan dan BMN yang transparan dan akuntabel;
(f).Sistem pelaporan yang handal.

Berikut adalah bagan strategi terpilih yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk Sasaran
Strategis & Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) setiap tahun, dapat dilihat pada lampiran
dokumen Renstra.

44 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
 
Meningkatnya Daya
Saing & Produktivitas
Industri Logam dan
M i
Stakeholder 

Meningkatnya Meningkatnya Tumbuhnya industri


jumlah layanan kemampuan inovasi logam & mesin
teknis dan penguasaan
teknologi

 
Internal Process 

Meningkatnya Terlaksananya
kualitas layanan pengembangan Tepatnya waktu
publik kepada industri melalui implementasi litbang
pelaku usaha kerjasama litbang
industri dan

 
SDM aparatur yang Tatalaksana yang Sistem informasi
Learning & Growth 

kompeten efektif dan efisien yang handal

Sistem perencanaan Sistem tatakelola Sistem pelaporan


dan penganggaran keuangan dan BMN yang yang handal
transparan dan akuntabel
yang berkualitas

Tabel 12. Pemetaan Strategi Terpilih

3.3 Kerangka Regulasi


Kerangka regulasi merupakan instrumen yang penting dalam memberikan kepastian dan
perlindungan hukum dalam pembangunan industri nasional. Adapun beberapa regulasi yang
menjadi tanggung jawab BPPI yang disusun dan ditetapkan selama periode 2015 – 2019 dimana
BBLM ikut berperan secara langsung adalah sebagai berikut:
 

45 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Urgensi
Pembentukan
Kebutuhan Berdasarkan
Unit
Regulasi/Arah Evaluasi Unit Target
No. Penanggung
Kerangka Regulasi Terkait/Instansi Penyelesaian
Jawab
Regulasi Eksisting,
Kajian dan
Penelitian
1 Konsep Permen Amanat UU no. 3 BPPI Kemenkeu, Tahun 2016-
Tata laksana Tahun 2014 Kemenkum dan 2017
pembelian paten tentang HAM , Ditjen
dari inventor Perindustrian ayat Teknis
3 serta dalam Kemenperin, Balai
rangka Besar, Baristand,
meningkatkan LIPI dan
daya saing Kemenristek
khususnya
industri kecil dan
menengah, maka
perlu diterbitkan
Permen ini
2 Rancangan Pelaksanaan BPPI Lembaga Tahun 2015-
Peraturan Menteri Rancangan Penilaian 2019
Perindustrian Peraturan Menteri Kesesuaian.
tentang Perindustrian
Penunjukan tentang
Lembaga Penilaian Pemberlakuan
Kesesuaian (LPK) SNI, ST dan PTC
Dalam Rangka terhadap barang
Pemberlakuan dan dan/atau jasa
Pengawasan SNI, industri secara
ST dan/atau PTC wajib untuk
(Barang dan/atau barang dan/atau
Jasa Industri jasa industri
tertentu) secara tertentu.
wajib
Tabel 13. Kerangka Regulasi
 

3.4 Kerangka Kelembagaan


Struktur organisasi BBLM saat ini merujuk pada Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 58/M-IND/PER/6/2015 Tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Balai Besar dan Balai
Riset & Standardisasi Industri di Lingkungan Kementerian Perindustrian. Berikut adalah
struktur organisasi BBLM:

46 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
Gambar 1. Struktur Organisasi BBLM

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 58/M-IND/PER/6/2015 yang


mengembalikan dasar hukum organisasi BBLM pada Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
44/M-IND/PER/6/2006 Tanggal 29 Juni 2006, Balai Besar Logam dan Mesin mempunyai tugas
pokok dan fungsi untuk melaksanakan pengembangan industri logam dan pemesinan, penelitian
terapan serta layanan pengujian, jasa keteknikan dan peningkatan SDM, sesuai dengan
kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Balai Besar Logam dan Mesin menyelenggarakan
fungsi untuk :
- Melaksanakan kerjasama dan pengembangan usaha, monitoring dan evaluasi serta konsultasi
dan supervisi;
- Melaksanakan penelitian dan pengembangan, perancangan keteknikan, standarisasi proses
dan produk serta teknologi informasi;
- Melaksanakan alih teknologi, pengecoran logam, permesinan dan perlakuan panas serta
pengelasan dan pelapisan;
47 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
- Melaksanakan penilaian dan kesesuaian, kalibrasi, pengujian dan inspeksi serta sertifikasi
produk dan profesi;
- Melaksanakan pelayanan teknis dan administrasi bagi semua unsur di lingkungan BBLM.

Pada tahun 2015-2016, Kementerian Perindustrian melaksanakan penataan struktur


organisasi. Penataan struktur organisasi ini dilaksanakan untuk mengatasi beberapa
permasalahan seperti:
1) Pemberlakuan Undang – Undang Nomor 3 tahun 2014 Tentang Perindustrian membawa
konsekuensi terhadap struktur organisasi Kementerian Perindustrian karena dalam
Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2014 diamanatkan peranan Pemerintah yang lebih
besar dan langsung dalam mendukung pembinaan dan pengembangan industri. Hal ini
berakibat perlu dilakukan perubahan organisasi dan tugas dan fungsi dari Kementerian
Perindustrian agar sejalan dengan Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Perindustrian.
2) Adanya dinamika perkembangan ekonomi global, perubahan lingkungan strategis, serta
perubahan kebijakan dalam otonomi daerah
3) Organisasi Kementerian Perindustrian belum sepadan dengan volume dan beban tugas,
sehingga beberapa fungsi pada unit-unit tertentu tidak terselenggara secara optimal;
4) Masih adanya tumpang tindih antara unit yang satu dengan yang lainnya, sehingga terjadi
inefisiensi dan kondisi ini dapat menimbulkan persoalan manakala dikaitkan dengan
sistem penganggaran yang berbasis kinerja/tugas organisasi;
5) Nomenklatur atau penamaan jabatan yang tidak sesuai dengan isi/tugas pokok jabatan,
sehingga perlu penyesuaian berdasarkan ruang lingkupnya.

Perubahan nomenklatur ataupun struktur Kementerian Perindustrian dan BPPI tentu akan
berpengaruh terhadap BBLM. Terlebih, BBLM telah mengajukan penambahan 1 (satu) bidang
sesuai dinamika perkembangan dan tuntutan peran BBLM. Penambahan bidang ini
dimaksudkan agar tujuan organisasi serta visi dan misi BBLM dapat tercapai.

48 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja

Untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan pada tahun 2015-2019,
BBLM akan melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan arah kebijakan dan
strategi Kementerian Perindustrian maupun BPPI yang dijabarkan dalam Program
Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan kapabilitas dan produktivitas BBLM serta meningkatkan nilai tambah,
daya saing dan kemandirian industri logam & mesin. Kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mendukung program ini adalah penelitian dan pengembangan teknologi logam
& mesin. Adapun sasaran-sasaran program dan indikator yang ingin dicapai dari
pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut:

Sasaran Program/  Target
No.  Satuan 
Indikator  2015 2016 2017 2018  2019
1  Meningkatnya     
penguasaan 
teknologi industri 
logam & mesin 
  - Jumlah hasil litbang  Hasil  1 1 1 1  1
yang telah  litbang 
diimplementasi kan 
2  Meningkatnya     
layanan jasa teknis 
kepada industri 
  ‐  Peningkatan  Indeks 3,5 3,5 3,5 3,5  3,5
kepuasan 
pelanggan 
  ‐  Persentase  Persen 0 5 5 5  5
pertumbuhan PNBP 

Tabel 14. Target Kinerja

49 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
4.2 Kerangka Pendanaan

Dalam rangka mencapaian sasaran strategis BBLM tahun 2015- 2019, dibutuhkan
pendanaan bagi program dan kegiatan sebagaimana yang dijabarkan pada target kinerja.
Kebutuhan pendanaan BBLM untuk tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:

Target Pendanaan (Jutaan Rupiah) 


No.  Program/ Kegiatan  Satuan 
2015 2016 2017 2018  2019
1  Program     
         
Pengembangan   
         
Teknologi dan             
Kebijakan Industri  Juta           
‐  Litbang teknologi  Rupiah  29.413,136  22.540,358  22.805,674  24.106,3  27.400,0 
logam & mesin 

Tabel 15. Kerangka Pendanaan

Adapun rincian target kinerja dan kebutuhan pendanaan untuk masing-masing


output disajikan pada matriks kinerja dan pendanaan sebagaimana terdapat pada
lampiran renstra ini.

50 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
BAB V

PENUTUP

Rencana strategis (Renstra) BBLM tahun 2015-2019 ini merupakan acuan umum
mengenai langkah-langkah program strategi lima tahun yang diarahkan untuk
mengembangkan kompetensi inti BBLM di bidang litbang logam dan mesin dengan
misi sebagai berikut :
a. Melakukan litbang desain produk material, proses dan kepastian mutu di bidang
logam dan mesin.
b. Pengembangan norma, standar lingkup industri logam dan mesin serta mendukung
kebijakan Kementerian Perindustrian.
c. Memberikan pelayanan teknis di bidang desain produk, pengembangan proses,
konsultasi & supervisi, penilaian kesesuaian, sertifikasi produk & personil, sistem
manajemen mutu, pengembangan kompetensi SDM di bidang industri logam dan
mesin.

Tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu tahun 2015-2019 adalah
meningkatkan kompetensi inti BBLM untuk bisa berperan secara maksimal dalam
rangka mendukung RIPIN, Kebijakan Industri Nasional (KIN) sesuai PP No.28 Tahun
2008, RPJMN 2015-2019, program quickwins pemerintah, UU No.3 Tahun 2014
Tentang Perindustrian yang telah dijabarkan dalam Renstra Kementerian Perindustrian
dan Renstra BPPI, serta pengembangan jasa layanan teknis dan peningkatan peran
BBLM untuk mendukung tercapainya tujuan pengembangan industri nasional. Sasaran
strategis BBLM tahun 2015-2019 terdiri dari:

Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder)


(a). Meningkatnya kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi;

(b). Meningkatnya jumlah layanan jasa teknis;

(c). Tumbuhnya industri logam dan mesin.

Perspektif Proses Internal (Internal Process)


(a). Meningkatnya kualitas layanan publik kepada pelaku usaha industri dan
masyarakat;

51 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
(b). Terlaksananya pengembangan industri melalui kerjasama litbang dengan
instansi pendidikan, industri atau lembaga riset baik dalam maupun luar negeri;

(c). Tepatnya waktu implementasi litbang.

Perspektif Pembelajaran Organisasi (Learning&Growth)


(a). SDM aparatur yang kompeten;

(b). Tatalaksana yang efektif dan efisien;

(c). Sistem informasi yang handal;

(d). Sistem perencanaan dan penganggaran yang berkualitas;

(e). Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan dan akuntabel;

(f). Sistem pelaporan yang handal.

Renstra BBLM bersifat dinamis dan adaptif terhadap perubahan lingkungan


strategis, keberhasilan pelaksanaan Renstra memerlukan prasyarat: (1) Konsistensi
aktivitas program/kegiatan dengan Renstra; (2) Koordinasi yang lebih intensif antara
birokrat, akademisi dan industri; (3) Kolaborasi yang lebih sinergis antara BPPI dan
balai; (4) Membangun jejaring kerja antara peneliti di lembaga litbang lainnya dan di
Perguruan Tinggi; (5) Ketersediaan sarana dan prasarana litbang; (6) Dukungan SDM
litbang yang kompeten dan berintegritas. Untuk itu, seluruh bidang/bagian di BBLM
diharapkan dapat secara konsisten melaksanakan kegiatan yang mengacu pada Renstra
BBLM Tahun 2015 – 2019.

52 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
LAMPIRAN

53 | R e n s t r a BBLM 2015-2019
MATRIKS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) dan TARGET SASARAN STRATEGIS 
 
Instansi  : Balai Besar Logam dan Mesin 
Tahun  : 2015‐2019 
Visi  : Sebagai lembaga litbang terkemuka di bidang desain proses dan produk engineering yang mampu memberikan solusi kepada industri  
    logam dan mesin 
Misi  : a. Melakukan litbang  desain  produk  material, proses dan kepastian mutu di bidang logam dan mesin 
  b. Pengembangan norma, standar lingkup industri logam dan mesin serta mendukung kebijakan Kementerian Perindustrian 
  c. Memberikan pelayanan teknis di bidang desain produk, pengembangan proses, konsultasi  & supervisi,  penilaian kesesuaian, sertifikasi produk &  
      personil, sistem manajemen mutu, pengembangan kompetensi SDM di bidang industri logam dan mesin 
 
Indikator  Target 
Kode  Sasaran Strategis  Kode  Penjelasan 
Penjelasan SS  Kinerja SS  Satuan 
SS  (SS)  IKSS  IKSS  2015  2016  2017  2018  2019 
(IKSS) 
(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12) 
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN 
S1  Meningkatnya  Meningkatkan  S1.1  Jumlah hasil  Hasil litbang  Hasil  1  1  1  1  1 
kemampuan inovasi  kompetensi inti  litbang  yang  litbang 
dan penguasaan  BBLM melalui  prioritas yang  mencapai 
teknologi  pengembangan  dikembangkan  teknometer 
litbang terapan  level 6 
dan inovasi 
teknologi
    S1.2  Jumlah hasil  Realisasi  Hasil  1  1  1  1  1 
litbang yang  hasil litbang  litbang 
telah  (dalam kurun 
diimplementasi  waktu 5 
kan  tahun 
terakhir) 
yang telah 
diterapkan di 
industri  
      S1.3  Hasil teknologi  Teknologi  Paket  1  1  1  1  1 
yang dapat  (produk/  teknologi 
menyelesaikan  proses) yang 
permasalahan  dapat 
industri  menyelesai 
(problem  kan masalah 
solving)  industri 
    S1.4  Jumlah karya  KTI yang  KTI  5  5  5  5  5 
tulis ilmiah yang  dipublikasi 
dipublikasikan  kan di jurnal 
ilmiah  
S2  Tumbuhnya jasa  Meningkatnya  S2.1  Persentase  Peningkatan  %  0  5  5  5  5 
layanan kepada  jenis ataupun  peningkatan  PNBP 
industri  jumlah layanan  PNBP  dibandingkan 
teknis kepada  tahun 
industri  sebelumnya 
      S2.2  Jumlah paket  Bertambah‐ Paket  1  1  1  1  1 
pengadaan  nya jumlah 
alat/mesin  alat/mesin 
penunjang 
layanan 
S3  Tumbuhnya  Meningkatnya  S3.1  Jumlah  Jumlah  MoU  ‐  ‐  ‐  2  2 
industri logam dan  jumlah industri  kerjasama  kontrak 
mesin  yang  industri yang  kerjasama 
memanfaatkan  memanfaatkan  industri yang 
mesin dan  mold & dies  memanfaatk
peralatan mold  center  an mesin dan 
& dies center   peralatan 
mold & dies 
center 
PERSPEKTIF PROSES INTERNAL 
T1  Meningkatnya/terja Kualitas layanan  T1.1  Indeks  (skala 1‐4) Indeks  3,5  3,5  3,5  3,5  3,5 
ganya kualitas  yang  kepuasan 
layanan publik  terjaga/mening  pelanggan 
kepada industri  kat dari tahun 
ke tahun 
T2  Terlaksananya  Kerjasama  T2.1  Jumlah  Realisasi  MoU  2  2  2  2  2 
pengembangan  litbang baik  kerjasama  jumlah 
industri melalui  dengan instansi  litbang  kerjasama 
kerjasama litbang  pendidikan,  litbang 
lembaga dalam 
dan luar negeri 
T3  Tepatnya waktu  Implementasi  T3.1  Terselesaikan  Jumlah  Dokumen  1  ‐  ‐  ‐  ‐ 
implementasi hasil  litbang  nya roadmap  dokumen 
litbang  menunjukkan  litbang  roadmap  
tercapainya 
target litbang 
secara 
keseluruhan 
sesuai jadwal 
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI 
L1  SDM aparatur yang  Meningkatnya  L1.1  Jumlah  Jumlah  Sertifikat  46  48  48  50  50 
kompeten  kompetensi  sertifikat diklat  sertifikat 
pegawai BBLM  diklat 
sesuai 
kompetensi inti 
BBLM 
L2  Tata laksana yang  Kesesuaian  L2.1  Jumlah  Jumlah  Ketidak  5  5  5  5  5 
efektif dan efisien  pelaksanaan  ketidaksesuaian  maksimal  sesuaian 
tugas dengan  ketidaksesuai
SOP yang telah  an audit 
ditetapkan dan  eksternal ISO 
implementasi  9001 
budaya kerja 5K 
      L2.2  Tingkat  Peringkat  Minimal  ‐  ‐  ‐  10  10 
keberhasilan  yang  Peringkat 
penerapan  diperoleh 
budaya kerja 5K  saat 
konvensi 5K  
L3  Sistem informasi  Terimplementa  L3.1  Implementasi  Jumlah  Jumlah fitur  ‐  ‐  ‐  5  5 
yang handal  sikannya sistem  pelaksanaan  penambahan 
informasi publik  sistem  fitur 
informasi publik 
L4  Sistem  Terencananya  L4.1  Anggaran  Tidak  Jumlah  0  0  0  0  0 
perencanaan dan  dan tersedianya  bintang/blokir  terdapat  kegiatan 
penganggaran yang  anggaran untuk  kegiatan  yang diblokir 
berkualitas  setiap kegiatan  dengan 
status 
bintang/ 
blokir 
L5  Sistem tata kelola  Pengelolaan  L5.1  Penyerapan  Persentase  % 90  90  95  95  95 
keuangan dan BMN  keuangan dan  anggaran  penyerapan 
yang transparan &  BMN sesuai  anggaran 
akuntabel  dengan prinsip  pada tahun 
good  berjalan 
governance dan 
tepat waktu 
L6  Sistem pelaporan  Laporan sesuai  L6.1  Ketepatan  Jumlah hari  Hari  0  0  0  0  0 
yang handal  dengan aturan  waktu  keterlambat 
& disampaikan  penyampaian  an  
tepat waktu  laporan 
 
Catatan : 
Indikator Kinerja Utama (IKU) : S1.1 , S1.2, T1.1 dan T2.1 
 
 
 
 
 
 
Uraian Indikator Kinerja Sasaran Strategis (S2.1) 
 
Indikator  Target
Kode  Sasaran Strategis  Kode  Penjelasan 
Penjelasan SS  Kinerja SS  Satuan 
SS  (SS)  IKSS  IKSS  2015  2016  2017  2018  2019 
(IKSS) 
(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12) 
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN 
S2  Tumbuhnya jasa  Meningkatnya  S2.1  Meningkatnya  Layanan Jumlah SPK  87  80  95  100  105 
layanan kepada  jenis ataupun  layanan RBPI  Rancang 
industri  jumlah layanan  dan HKI  Bangun 
teknis kepada  Perekayasa 
industri  an Industri 
        Meningkatnya  Layanan  Jumlah  900  1000  1100  1200  1300 
layanan  pengujian  sample 
pengujian 
        Meningkatnya  Layanan  Jumlah alat  2100  2200  2300  2400  2500 
layanan  kalibrasi 
kalibrasi 
      Meningkatnya  Layanan  Perusahaan  1  1  1  1  1 
layanan  inspeksi  
inspeksi 
        Meningkatnya  Layanan  Jumlah  17  19  21  23  25 
layanan  sertifikasi  produk 
sertifikasi  produk 
produk 
      Meningkatnya  Layanan  Orang  265  270  275  280  285 
layanan  pelatihan/             
pelatihan/  supervisi/  Perusahaan  16  17  18  19  20 
supervisi/  konsultasi ke 
konsultasi  industri 
 
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN  
TAHUN 2015‐2019 
 
Unit 
Sasaran Kegiatan  Target  Alokasi Pendanaan (RP. 000.000)  Organisasi 
Kegiatan 
(Output)/ Indikator  Pelaksana 
2015  2016 2017 2018 2019 2015 2016  2017 2018 2019  
(1)  (2) (3)  (4) (5) (6) (7) (8) (9)  (10) (11) (12) (13) 
Peneliti an        29.413,1 22.540,3 22.805,6 24.106,3 27.400,0 BBLM 
dan Pengem 
bangan 
Teknologi 
Logam dan 
Mesin 
  Hasil Penelitian dan      4.033,2 833,8 365,2 1.200,0 1.600,0  
Pengembangan 
Teknologi Industri 
Logam dan Mesin  
  Jumlah litbang  1  1 1 1 1  
prioritas yang 
dikembangkan (hasil 
litbang) 
  Jumlah litbang yang  1  1 1 1 1  
telah diimplementasi 
kan (hasil litbang) 
  Hasil teknologi yang  1  1 1 1 1  
dapat menyelesaikan 
permasalahan 
industri/problem 
solving (paket 
teknologi) 
  Fasilitasi Science dan  3  ‐ ‐ ‐ ‐  
Techno Park (paket 
teknologi) 
  Jasa Teknis Industri      2.197,5 1.938,8 1.693,7 1.800,0 2.100,0  
  Persentase  0  5 5 5 5  
peningkatan PNBP 
(persen) 
  Indeks kepuasan  3,5  3,5 3,5 3,5 3,5  
pelanggan (indeks) 
  Lingkup pengujian  5  5 5 5 5  
produk Lembaga 
Penilaian Kesesuaian 
(LPK) yang diakui 
oleh KAN (jumlah 
lingkup) 
  Jumlah kerjasama  2  2 2 2 2  
litbang (MoU) 
  Penguatan      2.979,8 448,3 ‐ ‐ ‐  
Infrastruktur Litbang 
dan JPT 
 
  Jumlah alat  1  1 ‐ ‐ ‐  
penelitian & 
pengujian (paket) 
 
  Tersedianya gedung  ‐  ‐ ‐ ‐ ‐  
laboratorium litbang 
dan pengujian yang 
layak (m2) 
  Pengembangan      2.077,1 1.110,3 757,0 858,8 1.600,0  
Kelembagaan 
  Peningkatan  46  48 48 60 60  
kompetensi SDM 
(orang) 
  Komersialisasi jasa  1  1 1 1 1  
teknis (kegiatan) 
  Jumlah karya tulis  5  5 5 5 5  
ilmiah yang 
dipublikasikan 
(artikel) 
  Implementasi  1  1 1 1 1  
layanan informasi 
publik (kegiatan) 
  Tersusunnya  8  8 ‐ ‐ ‐  
dokumen program, 
pelaporan dan 
penganggaran 
(dokumen) 
  Layanan Perkantoran      18.090,6 17.973,0 19.312,3 19.372,0 20.000,0  
  Terbayarnya gaji dan  12  12 12 12 12  
tunjangan pegawai 
sesuai dengan 
peraturan berlaku 
(bulan) 
  Terlaksananya  12  12 12 12 12  
pelayanan 
operasional rutin dan 
perkantoran yang 
optimal (bulan) 

  Sarana dan      34,9 236,1 ‐ ‐ ‐  


Prasarana 
Perkantoran 
(paket/unit) 
  Tersedianya  ‐  ‐ ‐ ‐ 1  
kebutuhan 
kendaraan 
operasional yang 
dapat diandalkan 
dan menunjang 
tupoksi (unit) 
  Tersedianya  1  1 ‐ ‐ ‐  
kebutuhan alat 
pengolah data 
(paket) 
  Layanan Internal      ‐ ‐ 677,4 721,6 2.100,0  
(Overhead) 
  Jumlah alat  ‐  ‐ 1 1 1  
penelitian & 
pengujian (paket) 
  Tersedianya  ‐  ‐ 1 1 1  
kebutuhan alat 
pengolah data 
(paket) 
  Tersusunnya  ‐  ‐ 8 8 8  
dokumen program, 
pelaporan dan 
penganggaran 
(dokumen) 
 

Anda mungkin juga menyukai