Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNOLOGI OTOMASI


PROGAMMABLE LOGIC CONTROLLER S7200
SIEMENS CPU 224-01.22

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Achmad Bennarivo (2413031029)

Asisten Praktikum
Jeva Anggi Aditya (2414105002)

D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
ABSTRAK

Dalam bidang industri penggunaan mesin otomatis


dan pemrosesan secara otomatis merupakan hal yang
umum. Sistem prengontrolan dengan elektromekanik
yang menggunakan relay-relay mempunyai banyak
kelemahan, diantaranya kontak-kontak yang dipakai
mudah aus karena panas / terbakar atau karena hubung
singkat, membutuhkan biaya yang besar saat instalasi,
pemeliharaan dan modifikasi dari sistem yang telah
dibuat jika dikemudian hari dipertlukan modifikasi.
Dengan menggunakan PLC hal-hal ini dapat diatasi,
karena sistem PLC mengintegrasikan berbagai macam
komponen yang berdiri sendiri menjadi suatu sistem
kendali terpadu dan dengan mudah merenovasi tanpa
harus mengganti semua instrumen yang ada. PLC
menggunakan bahasa Ladder Diagram. Dan pada kali ini
digunakan PLC bermerek Siemens.

Kata kunci : PLC, Diagram Ladder, Siemens

ii
ABSTRACT

In the field of industrial use of automatic machines


and automatic processing is common. Prengontrolan
system with electromechanical relays that use has many
weaknesses, including contacts used easily worn due to
heat / fire or due to short circuit, entails substantial costs
during installation, maintenance and modification of the
system have been made if future modifications
dipertlukan ,
By using the PLC these things can be overcome,
because the PLC system integrates a wide range of
stand-alone components into an integrated control
system and easily renovate without having to replace all
the existing instruments. PLC using Ladder Diagram for
programming code. And in this time, will use PLC
Siemens.

Keywords: PLC, Ladder Diagram, Siemens

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan pratikum Teknik Otomasi.
Ucapan terima kasih penulis kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa


2. Orang tua praktikan
3. Asisten Larins
4. Teman-teman D3 Metrologi dan Instrumentasi

Tentunya laporan ini masih jauh dari sempurna,


maka dari itu krritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk menyempurnakan laporan
selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surabaya, 28 April 2015

Penulis

iv
DAFTAR ISI|

ABSTRAK.................................................................. i
ABSTRACT................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................ 1
1.3. Tujuan.................................................................. 2
1.4. Sistematika Laporan............................................. 2
BAB II DASAR TEORI
2.1. PLC...................................................................... 3
2.2. Komponen PLC................................................... 3
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Peralatan Percobaan............................................. 7
3.2. Prosedur Percobaan.............................................. 7
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Data........................................................ 9
4.2. Pembahasan.......................................................... 10
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan.......................................................... 13
5.2. Saran.................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. PLC SIEMENS S7-200........................ 3


Gambar 4.1. Rangkaian Mixing tangki...................... 10
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi
industri juga ikut berkembang pesat. Semakin cepatnya
perkembangan teknologi dan tingginya tingkat
persaingan dalam dunia usaha, merupakan sebuah
tantangan yang harus dihadapi oleh semua pihak,
terutama dalam dunia industri yang tidak bisa lepas dari
teknologi otomasi. Perubahan serta perkembangan yang
sudah dicapai seperti otomatisasi dan komputerisasi telah
sedemikian cepatnya dan menuntut kalangan industri
untuk lebih siap menghadapi kemajuan yang ada. Pada
suatu lembaga ataupun perusahaan, diperlukan
pengetahuan/wawasan yang luas dalam hal tersebut guna
dijadikan bekal untuk di dunia kerja nantinya. Oleh
karena itu, perlu diadakan suatu percobaan yang dapat
memperluas wawasan atau pengetahuan di bidang teknik
otomasi untuk menunjang keahlian para mahasiswa.
Sehingga mahasiswa bukan hanya mengetahui secara
teori, namun juga mengerti dan memahami bagaimana
implementasi nyata dari pengetahuan mengenai teknik
otomasi di industri.

1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam
praktikum ini yaitu :
1. Bagaimana pemprograman dasar PLC Siemens S7-
200 ?
2. Apa saja hardware dan software dari PLC Siemens
S7-200 ?
1
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dibahas dalam praktikum
kali ini yaitu :
1. Praktikan dapat mengetahui pemprograman dasar
PLC Siemens S7-200.
2. Praktikan dapat mengetahui hardware dan software
PLC Siemens S7-200.

1.4 Sistematika Laporan


Laporan resmi praktikum ini terdiri atas 5 bab, di
mana masing-masing bab tersusun dari beberapa sub-bab.
Bab 1 yaitu pendahuluan, yang menjelaskan mengenai
latar belakang, rumusan masalah, tujuan dari percobaan
yang dilakukan serta sistematika penulisan laporan. Bab
2 adalah dasar teori, yang berisi materi atau teori-teori
terkait praktikum yang digunakan untuk menunjang
percobaan yang dilakukan. Bab 3 berisi metodologi
percobaan, yang mana menjelaskan peralatan yang
digunakan dalam percobaan serta prosedur atau langkah-
langkah percobaan yang dilakukan. Bab 4 menjelaskan
analisis data serta pembahasan praktikan. Bab 5 yaitu
penutup, yang terdiri atas kesimpulan dari percobaan
yang dilakukan dan saran untuk praktikan, asisten serta
praktikum ke depannya.

1
2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 PLC
PLC (Programmable Logic Controller Siemens CPU
(224) yang berfungsi sebagai pengontrol, dan rangkaian
elektronik pendukung yang berfungsi sebagai pemberi
sinyal masukan untuk digital input PLC dan elemen
visualisasi untuk digital output PLC. Instruksi atau
alamat dasar yang terdapat pada Siemens s7- 200.
Penjelasan tentang instruksi yang terdapat dalam PLC
Siemens. PLC dapat diprogram dengan beberapa
bahasa pemprograman, terdapat 3 bahasa
pemprograman yang digunakan : ladder diagram.
Function block, dan Statemean List, tetapi dari tiga jenis
pemprograman diatas yang paling mudah adalah ladder
diagram.

Gambar 2.1. PLC SIEMENS S7-200

2.2 Komponen PLC


Adapun beberapa komponen PLC yang berada di
dalamnya, diantara lain:

3
1. CPU (Cenral Processing Unit)
CPU merupakan bagian utama dan merupakan otak
dari PLC. CPU ini berfungsi untuk melakukan
komunikasi denngan PC atau Consule, interkoneksi pada
setiap bagian PLC, mengeksekusi program-program,
serta mengatur input dan ouput sistem.

2. Memory
Memori merupakan tempat penyimpan data
sementara dan tempat menyimpan program yang harus
dijalankan, dimana program tersebut merupakan hasil
terjemahan dari ladder diagram yang dibuat oleh user.
Sistem memori pada PLC juga mengarah pada teknologi
flash memory. Dengan menggunakan flash memory maka
akan sangat mudah bagi pengguna untuk melakukan
programming maupun reprogramming secara berulang-
ulang. Selain itu pada flash memory juga terdapat
EPROM yang dapat dihapus berulang-ulang. Sistem
memori dibagi dalam blok-blok dimana masing-masing
blok memiliki fungsi sendiri-sendiri. Beberapa bagian
dari memori digunakan untuk menyimpan status dari
input dan output, sementara bagian memori yang lain
digunakan untuk menyimpan variable yang digunakan
pada program seperti nilai timer dan counter. PLC
memiliki suatu rutin kompleks yang digunakan untuk
memstikan memori PLC tidak rusak. Hal ini dapat dilihat
lewat lampu indikator pada PLC.

3. Catu Daya
Catu daya (power supply) digunakan untuk
memberikan tegangan pada PLC. Tegangan masukan
pada PLC biasanya sekitar 24 VDC atau 220 VAC. Pada
PLC yang besar, catu daya biasanya diletakkan terpisah.
Catu daya tidak digunakan untuk memberikan daya

4
secara langsung ke input maupun output, yang berarti
input dan output murni merupakan saklar. Jadi pengguna
harus menyediakan sendiri catu daya untuk input dan
output pada PLC. Dengan cara ini maka PLC itu tidak
akan mudah rusak.

4. Rangkaian Input
Kemampuan suatu sistem otomatis tergantung pada
kemampuan PLC dalam membaca sinyal dari berbagai
piranti input, contoh senseor. Untuk mendeteksi suatu
proses dibutuhkan sensor yang tepat untuk tiap-tiap
kondisi. Sinyal input dapat berupa logika 0 dan 1 (ON
dan OFF) ataupun analog. Pada Jalur Input terdapat
rangkaian antarmuka yang terhubung dengan CPU.
Rangkaian ini digunakan untuk menjaga agar sinyal-
sinyal yang tidak diinginkan tidak langsung masuk ke
dalam CPU. Selain itu juga rangkaian ini berfungsi
sebagai tegangan dari sinyal-sinyal input yang memiliki
tegangan kerja yang tidak sama dengan CPU agar
menjadi sama. Contoh Jika CPU menerima input dari
sensor yang memiliki tegangan kerja sebesar 24VDC
maka tegangan tersebut harus dikonversi terlebih dahulu
mendai 5VDC agar sesuai dengan tegangan kerja CPU.

5. Rangkaian Output
Suatu sistem otomatis tidak akan lengkap jika sistem
tersebut tidak memiliki jalu output. Output sistem ini

5
dapat berupa analog maupun digital. output analog
digunakan untuk menghasilkan sinyal analog sedangkan
output digital digunakan untuk menghubungkan dan
memutuskan jalur, misalnya piranti output yang sering
dipakai dalam PLC adalah motor, relai, selenoid, lampu,
dan speaker.Seperti pada rangkaian input PLC, pada
bagian output PLC juga dibutuhkan suatu antarmuka
yang digunakan untuk melindungi CPU dari peralatan
eksternal. Antarmuka output PLC sama dengan
antarmuka input PLC.

6
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan Percobaan


Adapun peralatan percobaan yang digunakan dalam
praktikum kali ini:
1. PLC (Programming Logic Controller).
2. Step 7-Micro/Win32 V3.1.1.6.

3.2 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan yang akan dilakukan
dalam praktikum kali ini:
1. Dibuka software Step 7-Micro/Win32 V3.1.1.6.
2. Diklik kanan, [bit logic] pada pop down menu.
3. Didrag & drop tipe instruksi yang Anda pilih ke
worksheet.
4. Diberi alamat instruksi Anda seperti yang
ditabulasikan pada tabel alamat.
5. Dilakukan debugging klik [Program Status] pada menu
[Debug].

7
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

8
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Data


Pada Praktikum P-1 PLC ini praktikan akan membuat
suatu kondisi pada sebuah Mixing Tangki. Berikut adalah
kondisi yang harus dibuat oleh praktikan adalah sebagai
berikut:
 Saklar dihidupkan sehingga menghidupkan pompa
atas
 Pompa atas mengisi tangki sehingga menghidupkan
sensor bawah
 Pompa atas terus menyala sehingga mengenai sensor
tengah yang membuat mixer hidup.
 Mixer terus hidup sampai pada titik ketinggian sensor
atas.
 SensOR atas hidup sehingga mematikan pompa atas
dan mixer dan menghidupkan pompa bawah untuk
membuang air pada tangki
 Pompa bawah menyala sampai pada ketinggian
sensor tengah
 Ketika air terus menerus dibuang dan mencapai
ketinggna pada sensor bawah maka pompa bawah
berhenti
Berikut ini adalah gambar dari Ladder diagram yang
dibuat sesuai dengan kondisi diatas.

11
Gambar 4.1 Rangkaian Mixing tangki

4.2 Pembahasan
Praktikum teknik otomasi dilakukan di Larins.
Praktikum berjalan singkat karena praktikan hanya
mendapat tugas khusus berupa studi kasus yang
kemudian pada asistensi akan dikerjakan langsung pda
PLC. Praktikan mendapat kesulitan karena PLC yang ada
hanya satu dan harus bergabung dengan 2 kelompok lain.
Setelah berdiskusi dengan kelompok lain, akhirnya
didapat bentuk dari pemrograman PLC. Seperti pada
gambar 4.1 kondisi di mana ketika level air menyentuh
sensor bawah, lampu 1 dan pompa 1 akan menyala untuk
mengisi tangki. Ketika level air menyentuh sensor atas
maka lampu yang satunya akan menyala dan pompa 2
akan menyala juga. Pengalamatan logika pada ladder
diagram percobaan ini yaitu I0.0

10
adalah sakelar, I0.1 adalah sensor atas, I0.3 adalah sensor
bawah, Q0.3 adalah pompa 1, Q0.4 adalah pompa 2,
Q0.1 adalah lampu 1, dan Q0.2 adalah lampu 2. Dari
pengalamatan tersebut beserta gambar 4.1 dapat dilihat
bahwa ketika level air menyentuh sensor bawah (I0.3),
maka logika NO pada I0.3 network 1 akan menutup dan
menyalakan output pompa 1 (Q0.3) dan lampu 1 (Q0.1)
sehingga tangki akan diisi air dan level air akan
meningkat. Lalu, ketika level air menyentuh sensor atas
(I0.1), maka logika NO pada I0.1 network 3 akan
menutup dan menyalakan output pompa 2 (Q0.4) dan
lampu 2 (Q0.2) sehingga air pada tangi akan dibuang dan
level air akan menurun. Pada saat lampu 2 (Q0.2)
menyala, maka logika NC pada Q0.2 network 1 akan
terbuka sehingga output pompa 1 dan lampu 1 tidak
menyala. Kendala yang dialami yaitu simulasi pada logix
pro tidak berjalan sesuai keinginan dalam STEP 7
microwind.

11
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari
percobaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Pemrograman PLC menggunakan Ladder Diagram.
2. Hardware dari PLC terdiri dari : CPU, Memory, Catu
daya, Rangkaian input dan output.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan
praktikum mata kuliah teknik otomasi ini yaitu:
1. Praktikan diharap mempelajari modul sebelum
praktikum.
2. Praktikan diharapkan dapat berdiskusi dengan
mudah dengan praktikan lain.

13
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
DAFTAR PUSTAKA

2015. Laboratorium Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol.


Surabaya.

Komponen Pada PLC. Diakses pada 27 April 2015.


Tersedia:https://duniaengineering.wordpress.com/2
008/10/17/komponen-pada-plc/

11
13

12
LAMPIRAN

Studi kasus :
Sebuah waduk atau bendungan ketika air mencapai 80%
gerbang waduk akan membuka dan disaat 20% maka
gerbang waduk akan menutup.

Pada gambar tersebut terdapat satu saklar yang berfungsi


untuk menyambungkan rangkaian ke sumber listrik.
Ketika saklar dinyalakan timer menyala. Timer menyala
hingga 80, dengan perumpamaan 80%. Kemudian setelah
mencapai 80, gerbang akan membuka, pada simulasi
ditandai dengan menyalanya output. Pada saat yang
sama, timer tersebut menyalakan timer yang lainnya.
Timer yang lain diberi 60, karena keadaan gerbang
menutup atau output mati adalah 20%. Jika timer diset
20, padahal timer awal adalah 80, maka hitungan akan
menjadi 60% gerbang menutup. Jika diset 60, maka

11
13

hitungan 80-20 adalah 60, maka pada hitungan akhir 20


gerbang akan menutup. Kemudian setelah saklar awal
diberi normally close timer terakhir. Tujuannya agar
rangkaian terus berjalan secara otomatis.

12

Anda mungkin juga menyukai