Anda di halaman 1dari 3

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bioetanol mulai dikembangkan pada tahun 1950 dan merupakan salah satu
sumber energi yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan (Thomas 2005).
Berdasarkan peraturan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral No 32 tahun
2008, pada tahun 2008 sampai 2010 etanol harus mensubstitusi premium sebanyak
3% untuk transportasi dan akan meningkat menjadi 5% di tahun 2015, 10% pada
tahun 2020 dan 15% pada tahun 2025 (Sutarto 2009). Industri bioetanol terdiri dari
tiga skala industri yaitu skala besar, skala menengah dan skala kecil. Produsen skala
besar adalah produsen yang memproduksi etanol lebih dari 60 kilo liter (kL) perhari,
sedangkan produsen skala kecil adalah produsen dengan skala etanol kurang dari 1
kL/hari (Rama et al. 2007).
Bioetanol dapat berasal dari berbagai macam bahan baku. Ada tiga kategori
bahan baku bioetanol yaitu bahan bergula, bahan berpati dan bahan berserat. Bahan
baku berpati dan berserat dapat diolah dengan hirolisis asam encer, hidrolisis
enzimatis atau menggabungkan keduanya. Hidrolisis asam encer biasanya
menggunakan asam seperti H2SO4 dan HCl untuk menghasilkan gula, sedangkan
hidrolisis enzim dapat menggunakan enzim α-amilase dan amiloglukosidase.
Hidrolisis enzim memiliki kelebihan yaitu lebih ramah lingkungan dan tidak
menghasilkan senyawa penghambat untuk proses fermentasi, namun enzim juga
memiliki kelemahan yaitu tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama, harganya
mahal, merupakan produk impor dan memerlukan waktu lebih lama dalam
menghidrolisis. Kerugian tersebut membuat metode hidrolisis enzim kurang cocok
digunakan dalam pembuatan bioetanol skala kecil.
Hidrolisis asam encer memiliki beberapa kelebihan, yaitu harganya lebih
murah, lebih cepat dalam menghidrolisis, mudah didapat dan rendemen gula lebih
tinggi jika dibandingkan dengan hidrolisis enzim. Dari keuntungan tersebut maka
para produsen bioetanol skala kecil sangat cocok untuk menerapkan hidrolisis asam
encer dalam sistem produksi bioetanol, namun cara ini memiliki kekurangan
2

yaitu cenderung korosif terhadap alat, toksik terhadap lingkungan dan dapat
menghasilkan senyawa-senyawa penghambat. Senyawa tersebut bersifat toksik
bagi mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi (Taherzadeh dan
Karimi 2007).
Efek inhibitor dalam hidrolisat dapat dikurangi dengan empat cara yaitu :
menggunakan asam konsentrasi rendah 0,4 M sampai 1 M untuk menghidrolisis
ubi kayu, detoksifikasi hidrolisat sebelum fermentasi, mengubah komponen yang
toksik menjadi produk yang tidak mengganggu metabolisme dan mengembangkan
mikroorganisme fermentasi yang tahan terhadap inhibitor (Solanges 2004;
Taherzadeh et al. 2000; Schneider 1996; Gong et al. 1993).
Pada penelitian ini dilakukan strategi pengembangan mikroorganisme
yang tahan terhadap inhibitor. Mikroorganisme yang paling umum digunakan
dalam proses fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae (Jeffries dan Shi 1999).
Selain umum digunakan, pemilihan khamir tersebut didasarkan pada Generally
Recognized as Safe (GRAS). GRAS adalah bagian dari undang-undang yang
dibuat oleh Food, Drug, and Cosmetic Act (FDA) Amerika pada tahun 1958.
Undang-undang ini dibuat untuk melindungi konsumen terhadap zat berbahaya
yang ditambahkan ke dalam bahan makanan. (FDA 2011). Pemilihan berdasarkan
GRAS akan membuat khamir ini lebih mudah diaplikasikan pada masyarakat
sebagai produsen etanol.
Adanya inhibitor seperti furfural dan 5-hidroksimetilfurfural (HMF) yang
terbentuk dalam hidrolisis asam menghambat metabolisme S. cerevisiae sehingga
mengakibatkan penurunan biomassa dan produksi etanol. S. cerevisiae yang tahan
terhadap inhibitor bisa didapatkan dengan proses penapisan dan adaptasi.
Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa dengan proses adaptasi S. cerevisiae
pada media hidrolisat asam akan meningkatkan kemampuan S. cerevisiae dalam
memfermentasi substrat yang mengandung inhibitor (Felipe et al. 1996; Parajό et
al. 1998; Sene et al. 2001). Di Indonesia terdapat beberapa galur S. cerevisiae
yang tersedia di pasaran atau yang menjadi koleksi di laboratorium. Galur-galur
ini belum diketahui kemampuannya dalam menggunakan hidrolisat asam ubi kayu
menjadi bioetanol.
3

1.2 Rumusan Masalah


Hidrolisis menggunakan asam encer dapat menghasilkan gula total cukup
tinggi setara dengan hidrolisis enzim. Saat fermentasi menggunakan hidrolisat
asam, kandungan gula dalam sisa fermentasi masih tinggi dan kadar etanol lebih
rendah dibandingkan menggunakan hidrolisat enzim. Hal tersebut mungkin
disebabkan adanya hambatan oleh inhibitor terhadap agen fermentasi. Untuk itu,
sebelum fermentasi, S. cerevisiae perlu diadaptasikan pada lingkungan yang
mengandung komponen inhibitor berupa HMF dan furfural. Pengaruh adaptasi S.
cerevisiae terhadap hidrolisat asam ubi kayu belum diketahui, sehingga perlu
dipelajari lebih lanjut mengenai hal tersebut.

1.3 Tujuan
1. Mendapatkan galur S. cerevisiae yang paling adaptif terhadap hidrolisat
asam ubi kayu yang mengandung inhibitor.
2. Mendapatkan teknologi adaptasi S. cerevisiae pada hidrolisat asam ubi
kayu yang mengandung inhibitor.
3. Mendapatkan teknologi bioproses produksi etanol ubi kayu
menggunakan S. cerevisiae yang adaptif terhadap hidrolisat asam
sehingga mampu meningkatkan konversi gula menjadi etanol.

1.4 Hipotesa
1. S. cerevisiae dari galur yang berbeda memiliki kemampuan yang
berbeda pula dalam mentoleransi hidrolisat asam ubi kayu.
2. Proses adaptasi bertahap dapat meningkatkan kemampuan S. cerevisiae
mentoleransi senyawa toksik hasil hidrolisis asam (HMF dan furfural).
3. S. cerevisiae yang telah diadaptasi terhadap hidrolisat asam akan
menghasilkan etanol lebih tinggi dari yang tidak teradaptasi.

1.5 Ruang Lingkup


1. Penapisan galur-galur S. cerevisiae dari berbagai sumber berdasarkan
kemampuan memproduksi etanol tertinggi menggunakan hidrolisat asam
ubi kayu.
2. Menentukan konsentrasi gula total awal dan dosis starter.
3. Mengadaptasinya galur S. cerevisiae terpilih di dalam hidrolisat asam
ubi kayu dalam fermentasi sistem batch bertahap.
4. Produksi bioetanol dari S. cerevisiae yang teradaptasi dan non adaptasi.

Anda mungkin juga menyukai