Segala Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
sekaligus sebagai sumbangsi bahan bacaan Praktikum pada Politeknik Negeri Kupang .
Penyusunan Modul Praktikum ini sebagai kebutuhan Mahasiswa dalam menyelesaikan Tugas
Penulisan Modul Praktikum ini walaupun sudah dengan metode-metode yang ada namun tetap
tidak terlepas dari kekurangan yang ada pada materi yang saya buat ini oleh karena itu saran dan kritik
yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari para pembaca dan pemakai buku ini demi untuk
kesempurnaan isi dari Modul Praktikum ini.
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih karena sudah mennyelesaikan tugas Praktek
Programmable Logic Controller (PLC ).
PENULIS,
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………………………………………….
BAB II……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………………………………………………….
BAB III
………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PENUTUP ………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang cepat, menyebabkan makin banyaknya
sistem otomasi yang digunakan dalam industri.Salah satu bentuk otomasi tersebut adalah penggunaan
PLC (Programmable Logic Controller) dalam mengontrol suatu proses kerja dari suatu sistem. Dalam
sistem otomasi pencampuran cairan berwarna ini dikontrol dengan menggunakan PLC. Dewasa ini PLC
tidak hanya menggantikan pengendali relay yang ada sebelumnya, tetapi banyak mengambil alih fungsi
kontrol tambahan seperti pencacahan, penghitungan, perbandingan dan pemrosesan dari sinyal analog.
Perangkat keras PLC dapat ditemui dalam berbagai ukuran dari skala kecil yang disebut mikro sampai
skala besar yang dibuat modular. Seperti halnya komputer, PLC hanyalah perangkat keras yang tidak
bisa berfungsi apa-apa dan tidak bisa mengerjakan suatu tugas otomasi yang kompleks dan rumit untuk
suatu proses produksi tanpa adanya program. Program ini yang memberikan instruksi-instruksi dan
urutannya kepada mikrokomputer untuk melakukan pembacaan informasi dari sensor dan menggerakan
aktuator. Bagian I/O dari PLC terdiri dari modul input dan modul output. Sistem I/O membentuk
interface dengan peranti medan yang dihubungkan pada pengontrol. Prinsip dari sistem pencampuran
cairan berwarna ini banyak dipakai dalam industri-industri besar terutama dalam industri yang
menghaslkan produk cat. Ketepatan pencampuran warna, mulai dari komposisi dan volume warna yang
di inginkan serta ketepatan dari warna yang dihasilkan harus benar-benar diperhatikan.
BAB II
PEMBAHASAN
plc sendiri merupakan singkatan dari programmable logic controller artinya adalah
suatu mikroprosesor yang digunakan untuk otomasi proses industri seperti pengawasan dan
pengontrolan mesin di jalur perakitan suatu pabrik atau dapat diartikan sebagai kontrol logika
terprogram. PLC memiliki "otak" berupa mikroprosesor, digunakan pada otomasi proses industri seperti
pengawasan dan pengontrolan mesin-mesin produksi.PLC memiliki perangkat masukan dan keluaran
yang digunakan untuk berhubungan dengan perangkat luar seperti tombol operasi, sensor, relai,
contactor dll. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk mengoperasikan PLC berbeda dengan
bahasa pemrograman biasa. Bahasa yang digunakan adalah Ladder, yang hanya berisi inputproses-
output. Disebut Ladder, karena bentuk tampilan bahasa pemrogramannya memang seperti tampilan
tangga. Disamping menggunakan pemrograman ladder, PLC juga dapat diprogram dengan
pemrograman SFC dan pemrograman FBD.
Gambar berikut menunjukkan bentuk-bentuk PLC dari beberapa merk terkemuka. Pembahasan
modul ini fokus pada pemrograman PLC Omron menggunakan software CX Programmer 9.1.
2.Memory
Power Supply
4.Input
5.Output
6.Programming Devices
Penempatan terminal Input dan terminal Output pada PLC merk apapun selalu terpisah jauh
(berseberangan). Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah merangkai dan memperkecil terjadinya
kesalahan merangkai. Contoh jika terminal input diletakkan di bagian atas PLC, maka terminal output
diletakkan di bagian bawah PLC tersebut. Ada juga merk PLC yang input outputnya terpisah, yakni
ditempatkan pada modul tambahan khusus input dan modul tambahan yang lain untuk output.
Gambar 1.3 Peletakan Terminal Input dan Output pada PLC Omron CPM2A
Pada semua jenis PLC terminal input berada di atas, sedangkan terminal output berada di bagian
bawah (Gambar 1.3 dan 1.4). Pemisahan letak terminal ini bertujuan untuk memudahkan pengguna
dalam merangkai dan menganalisis rangkaian jika terjadi trouble hardware pada sistem.
Gambar 1.4 Peletakan Terminal Input dan Output pada PLC Omron CP1L-L
Dilansir dari buku Computer Numerical Control (1992) oleh Hans B. Kief dan T. Frederick Waters, fungsi
PLC memiliki kemiripan dengan peralatan (controller) lainnya, yakni:
Melakukan proses perhitungan dari sinyal sensor sesuai dengan program yang tertulis
1.Unit CPU menjalankan program langkah demi langkah dari daftar pertama program hingga perintah
END (AKHIRI). Berdasarkan hasilnya, CPU menyimpan data 1 atau 0 di memori I/O yang sesuai.
2.Setelah menjalankan perintah END (AKHIRI), Unit CPU akan melakukan I/O refreshing bila terjadi
pertukaran data between the input/output units and the I/O memory of CPU unit.
3.Perangkat output akan diaktifkan atau dinonaktifkan tergantung pada data tersebut dan CPU akan
menerima data input.
4.Unit CPU akan menjalankan program dari daftar pertama dalam program sesuai dengan status input
yang diperbarui. Unit CPU akan mengulangi tindakan ini berulang kali dengan laju yang sangat cepat.
Gambar 1.5 Prinsip kerja PLC
Program di memori pengguna disusun dan dijalankan dengan urutan kode mnemonic. Kode mnemonic
merupakan serangkaian instruksi diagram ladder. Program ladder diubah ke mode mnemonic secara
otomatis. Diagram ladder bisa dibuat tanpa memikirkan mnemonic.
penggunaan plc
PLC mampu mengubah algoritma kendali sekuensial di industri dari kasus yang kecil (kontrol pada
mesin sederhana untuk mesin sederhana) sampai dengan kontrol modern kasus di manufaktur yang
relatif besar, sehingga membutuhkan algoritma kontrol yang rumit.
Sebagai salah satu alat kontrol yang bisa diprogram PLC mempunyai kelebihan dan kekurangan
dibandingkan dengan alat kontrol konvesional, yaitu sebagai berikut :
1. Fleksibelitas.
Sebelum ditemukan PLC, setiap mesin mempunyai alat control atau pengendali tersendiri, misalkan
terdapat 10 buah mesin maka alat pengendali yang diperlukan juga terdapat 10 buah. Dengan PLC
maka untuk mengendalikan beberapa mesin hanya memerlukan 1 buah PLC saja. Sehingga sistem
ringkas dan kabel yang digunakan semakin sedikit, tidak perlu banyak ruang untuk menempatkannya.
Karena pada sistem kotrol konvesional penggunaan relai membutuhkan counter, timer atau komponen
lain untuk peralatan tambahan sedangkan PLC didalamnya terdapat timer, counter, relai dan
komponen lainnya. Sehingga sistem kontrol lebih sederhana.
Banyak metode yang ditawarkan untuk mebuat suatu program pada PLC, diantaranya Ladder Logic
Diagram, Mneumonic dan Function Block Diagram, sehingga programmer PLC dapat memilih metode
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
4.Perubahan atau Pemrograman Ulang Dan Deteksi Koreksi Kesalahan Lebih Mudah.
Setelah desain program kontrol selesai dibuat, kemudian dimasukan dalam PLC dengan cara
memprogramnya, maka program tersebut dapat dengan mudah diubah atau diulang dengan
menggunakan keyboard hanya dalam beberapa menit saja. Setelah itu program kembali dijalankan, jika
masih terdapat kesalahan dapat dikoreksi dengan menggunakan diagram tangga {ladder diagram} pada
program yang terdapat pada computer, sehingga koreksinya dapat dengan segera dilakukan. Jika tidak
menggunakan PLC maka perubahannya dilakukan dengan mengubah pengkabelannya yang
membutuhkan waktu yang lama.
5. Banyak Kontak.
Pada relai menyediakan kontak 4-8 kontak, sedangkan PLC menyediakan lebih banyak minimal 16
kontak. Dengan banyaknya kontak PLC memberikan kemudahan dari segi instalasi dan anggaran.
PLC menawarkan pengkabelan sederhana, dengan sebuah PLC pengkabelan dapat dilakukan dengan
jumlah sedikit, karena PLC mencakup relay, timer, counter, sequencer dan beberapa fungsi yang
disesuaikan dengan kebiutuhan. Perkembangan teknologi memungkinkan untuk meningkatkan
beberapa fungsi dengan bentuk ukuran yang semakin kecil, sehingga menurunkan harga pembuatan
PLC. Salah satu fungsi yang terus ditingkatkan adalah modul I/O {masukan/keluaran} yang harganya
bisa didapatkan lebih murah.
7. Pengamatan Visual {Visual Observation}.
Operasi PLC saat menjalankan program yang telah dibuat dapat dilihat dengan teliti pada layar
monitor, sehingga sangat memudahkan dalam proses pencarian, pengamatan atau pembenahan
program. Sehingga proses pembenahan hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat.
8. Dokumentasi Mudah.
PLC dirancang untuk mampu menyimpan data data yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan
program. Dengan adanya interface yang dapat menampilkan proses data maupun perbandingan
kedalam suatu perangkat computer {PC} yeng terhubung dengan PLC yang selanjut untuk dicetak. Hasil
pemrograman PLC dapat dicetak dengan mudah hanya dalam beberapa menit saja jika dibutuhkan,
sehingga dapat dengan mudah dalam pencarian arsip gambar kontrol.
9. Kecepatan Operasi.
Kecepatan operasi PLC sangatlah cepat, untuk mengaktifkan fungsi-fungsi logika hanya dalam waktu
beberapa milidetik.
PLC termasuk peralatan yang luar biasa aman, dari segi dokumentasi, peralatan dan hal-hal tentang
program. PLC mempunyai sistem penguncian {lock} untuk mengurangi dan dapat menghindarkan
terjadinya pencurian atau pengubahan program dari orang-orang yang tidak berkepentingan.
Dengan PLC sewaktu-waktu dapat dimodifikasi atau menambah rangkaian kontrol dengan cepat, tanpa
biaya dan biaya yang besar seperti pada sistem kontorl konvesional.
Pemakaian PLC membuat rangcangan proyek dapat diimplementasikan lebih singkat dibandingkan
dengan sistem kontrol konvesional
B. KEKURANGAN PLC.
Beberapa kekurangan yang dimiliki oleh PLC disbanding dengan alat kontrol konvesional lainnya yaitu :
1. Keadaan Lingkungan
Untuk proses seperti pada lingkungan panas dan vibrasi {getaran} yang tinggi dan terjadi terus-menerus
penggunaannya kurang cocok karena dapat mengganggu kinerja bahkan merusak PLC.
2. Teknologi Baru
Karena teknologi baru, untuk mengubah sistem konvensional dibutuhkan waktu, sehingga perlu
pertimbangan untuk memakainya baik secara keseluruhan maupun secara ekonomi.
Kinerja PLC menjadi tidak efektif dan optimal bahkan cenderung memboroskan biaya jika rangkaian
pada sebuah operasi sistem kontrol tidak dilakukan secara menyeluruh. Prosesnya akan menjadi lebih
lambat dan menbuat sistem terganggu, mempengaruhi hasil produksi dan keluaran.
Aplikasi-aplikasi PLC dapat mencangkup beberapa fungsi sekaligus, tetapi disisi lain beberapa
aplikasi merupakan aplikasi dengan satu fungsi yang jarang sekali dilakukan perubahan bahkan tidak
sama sekali atau statis. Sehingga penggunaan aplikasi dengan satu fungsi tidak efektif karena
menghabiskan biaya yang besar alias boros.
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
PLC berperan dalam pengoperasian mesin produksi dan menjalankan mesin produksi sesuai
dengan keinginan pengguna karena sifat PLC yang dapat diprogram (programmable). Contoh
penggunaan PLC adalah dapat mengontrol putaran motor dari mesin pengaduk semen.
2.2 Saran
Berikut adalah saran-saran yang diharapkan yang dapat memperbaiki sistem alat ini,
1. Memperbanyak jumlah input pada modul input dan jumah output pada modul ouptut.
3. Membuat agar sistem dapat berhubungan dengan alat PLC yang lain.
di suatu industri.