Anda di halaman 1dari 42

MODUL TRAINER PLC OMRON CP1E

KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan ridho-Nya penyusunan Buku PanduanTrainer PLC
Omron CP1E dapat diselesaikan. Buku panduan ini disusun dalam bentuk
MODUL yang berisi materi – materi dan lembar praktikum untuk mendukung
penguasaan kompetensi tertentu yang ditulis secara sistimatis dan sesuai dengan
prinsip pembelajaran dengan pendekatan kompetensi. MODUL ini ditujukan
untuk siswa tingkat XII yang sangat sesuai dan mudah dipahami oleh siswa
secara mandiri.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seuruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan modul ini baik moril maupun materil. Penulis
menyadari, bahwa modul pembelajaran ini masih banyak kekurangan baik dari
segi isi, bahasa maupun sistimatikanya. Hal ini dikarenakan masih kurangnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendidik dari
pembaca sekalian agar penulisan modul pembelajaran yang selanjutnya menjadi
lebih baik. Akhirnya, semoga modul pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca semua, Amin.

Bekasi, Agutus 2020


ttd

Penulis

1|Page
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul
Kata Pengantar …………………………………………………………………………… 1
Dafrat Isi ……………………………………………………………………………………. 2

BAB 1 DASAR - DASAR PLC ………………………………………………………….. 3

BAB 2 CARA MEMPROGRAM PLC MENGGUNAKAN CX-PROGRAMMER .. 15


2.1 Membuat ladder diagram ……………………………………………………. 15
2.2 Simulasi program ………………………………………………………………. 17
2.3 Membuat designer menggunakan CX-Designer …………………….. 17
2.4 Menjalankan simulasi CX-Designer ………………………………………. 20

BAB 3 BAGIAN – BAGIAN TRAINER PLC …………………….…………………… 22

BAB 4 MERAKIT PLC ………………………………………………….…………………. 25


4.1 Langkah – langkah merakit pada trainer PLC ………………………… 26
4.2 Langkah – langkah mentransfer program PLC ………………………. 27
4.3 Langkah – langkah menjalankan program PLC ……………………… 27
4.4 Langkah – langkah mematikan PLC ……………………………………… 27

BAB 5 UJI COBA PROGRAM PLC ……………………………………………………. 28


5.1 Program On – Off ………………………………………………………………. 29
5.2 Program on off lampu flip – flop menggunakan timer ……………. 30
5.3 Program menggunakan counter ………………………………………….. 31
5.4 Program star stop kendali motor listrik dari 2 tempat ……………. 33
5.5 Program forward reverse kendali motor listrik ………………………. 35
5.6 Program sequensial kendali 2 buah motor listrik …………………… 38
5.7 Program traffic light perempatan jalan ………………………………… 40
BAB 1
DASAR – DASAR PLC

Pengertian PLC

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang


mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai
tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam [2]. Definisi Programmable Logic
Controller menurut Capiel (1982) adalah :sistem elektronik yang beroperasi
secara digital dan didesain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana
sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan
secara internal instruksi- instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi
spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik
untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun
analog.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :


Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input
secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan,
menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain
sebagainya. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan
mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam
suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan,
dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang
pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman
yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat
dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan
sudah dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan
tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-
ON atau meng- OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang
diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak
terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki
output banyak. Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC
dapat dibagi secara umum dan secara khusus.

Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:

1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output


yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan
(sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam
proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu
sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol
(misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut
pada operator.

Bagian – Bagian PLC


Hingga akhir tahun 1970, sistem otomasi mesin dikendalikan oleh relay
elektromagnet. Dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi, tugas-
tugas pengendalian dibuat dalam bentuk pengendalian terprogram yang dapat
dilakukan antara lain menggunakan PLC. Dengan PLC, sinyal dari berbagai
peralatan luar di-interface sehingga fleksibel dalam mewujudkan sistem kendali.
Disamping itu, kemampuannya dalam komunikasi jaringan memungkinkan
penerapan yang luas dalam berbagai operasi pengendalian sistem. Dalam sistem
otomasi, PLC merupakan Jantung sistem kendali. Dengan program yang
disimpan dalam memori PLC, dalam eksekusinya, PLC dapat memonitor keadaan
sistem melalui sinyal dari peralatan input, kemudian didasarkan atas logika
program menentukan rangkaian aksi pengendalian peralatan output luar.PLC
dapat digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana yang berulang-
ulang, atau diinterkoneksi dengan yang lain menggunakan komputer melalui
sejenis jaringan komunikasi untuk mengintegrasikan pengendalian proses yang
kompleks. Cara kerja sistem kendali PLC dapat dipahami dengan diagram blok
seperti ditunjukkan pada Gambar dibawah:

Dari gambar terlihat bahwa komponen sistem kendali PLC terdiri atas CPU,
peralatan input, peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya.
Penjelasan masing-masing komponen sebagai berikut:

1) CPU
PLC terdiri atas CPU (Central Processing Unit), memori, modul interface input
dan output program kendali disimpan dalam memori program. Program
mengendalikan PLC sehingga saat sinyal input dari peralatan input ON, timbul
respon yang sesuai. Respon ini umumnya meng-ON-kan sinyal output pada
peralatan output. CPU adalah mikroprosesor yang mengkordinasikan kerja sistem
PLC. Ia mengeksekusi program, memproses sinyal input/ output, dan
mengkomunikasi-kan dengan peralatan luar. Memori adalah daerah yang
menyimpan sistem operasi dan data pemakai. Sistem operasi sesungguhnya
software sistem yang mengkordinasikan PLC. Program kendali disimpan dalam
memori pemakai. Ada dua jenis memori yaitu: ROM (Read Only Memory) dan
RAM (Random Access Memory). ROM adalah memori yang hanya dapat
diprogram sekali. Penyimpanan program dalam ROM bersifat permanen, maka ia
digunakan untuk menyimpan sistem operasi. Ada memori sejenis ROM, yaitu
EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory ) yang isinya dapat dihapus
dengan cara menyinari menggunakan sinar ultraviolet dan kemudian diisi
program ulang menggunakan PROM Writer. Interface adalah modul rangkaian
yang digunakan untuk menyesuaikan sinyal pada peralatan luar. Interface input
menyesuaikan sinyal dari peralatan input dengan sinyal yang dibutuhkan untuk
operasi sistem. Interface output menyesuaikan sinyal dari PLC dengan sinyal
untuk mengendalikan peralatan output.

2) Perangkat Input
Peralatan input adalah yang memberikan sinyal kepada PLC dan selanjutnya
PLC memproses sinyal tersebut untuk mengendalikan peralatan output. Peralatan
input itu antara lain:
a) Berbagai jenis saklar, misalnya tombol, saklar togel, saklar batas, saklar
level, saklar tekan, saklar proximity.
b) Berbagai jenis sensor, misalnya sensor cahaya, sensor suhu, sensor level.
c) Rotary encoder

3) Peralatan output
Sistem otomasi tidak lengkap tanpa ada peralatan output yang dikendalikan.
Peralatan output itu misalnya:
a) Kontaktor
b) Motor listrik
c) Lampu
d) Buzer

4) Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam sistem kendali PLC,
tetapi bukan merupakan bagian dari sistem secara nyata. Maksudnya, peralatan
ini digunakan untuk keperluan tertentu yang tidak berkait dengan aktifitas
pegendalian. Peralatan penunjang itu, antara lain :
a) Berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, softwarer ladder, konsol
pemprogram, programmable terminal, dan sebagainya.
b) Berbagai software ladder, yaitu: SSS, LSS, Syswin, dan CX Programmer.
c) Berbagai jenis memori luar, yaitu: disket, CD , flash disk.
d) Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer, plotter.
5) Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan digital dan setiap peralatan digital membutuhkan
catu daya DC. Catu daya ini dapat dicatu dari luar, atau dari dalam PLC itu
sendiri. PLC tipe modular membutuhkan catu daya dari luar, sedangkan pada PLC
tipe compact catu daya tersedia pada unit.

Komponen Unit PLC


Unit PLC dibuat dalam banyak model/tipe. Pemilihan suatu tipe harus
mempertimbangkan: yang dibedakan menurut:
1) Jenis catu daya
PLC adalah sebuah peralatan elektronik. Dan setiap peralatan elektronik
untuk dapat beroperasi membutuhkan catu daya. Ada dua jenis catu daya
untuk disambungkan ke PLC yaitu AC dan DC.
2) Jumlah terminal input/output
Pertimbangan lain untuk memilih unit PLC adalah jumlah terminal I/O
nya. Jumlah terminal I/O yang tersedia bergantung kepada merk PLC.
Misalnya PLC merk OMRON pada satu unit tersedia terminal I/O sebanyak 10,
20, 30, 40 atau
60. Jumlah terminal I/O ini dapat dikembangkan dengan memasang Unit I/O
Ekspansi sehingga dimungkinkan memiliki 100 I/O. Pada umumnya, jumlah
terminal input dan output megikuti perbandingan tertentu, yaitu 3 : 2. Jadi,
PLC dengan terminal I/O sebanyak 10 memiliki terminal input 6 dan terminal
output 4.
3) Tipe rangkaian output
PLC dibuat untuk digunakan dalam berbagai rangkaian kendali.
Bergantung kepada peralatan output yang dikendalikan, tersedia tiga tipe
rangkaian output yaitu: output relay, output transistor singking dan output
transistor soucing. Di bawah ini diberikan tabel yang menunjukkan jenis catu
daya, jumlah I/O, dan tipe rangkaian output.
Perbandingan Sistem Kendali Elektromagnet dan PLC
Pada sistem kendali relay elektromagnetik (kontaktor), semua pengawatan
ditempatkan dalam sebuah panel kendali. Dalam beberapa kasus panel kendali
terlalu besar sehingga memakan banyak ruang (tempat). Tiap sambungan dalam
logika relay harus disambung. Jika pengawatan tidak sempurna, maka akan
terjadi kesalahan sistem kendali. Untuk melacak kesalahan ini, perlu waktu cukup
lama. Pada umumnya, kontaktor memiliki jumlah kontak terbatas. Dan jika
diperlukan modifikasi, mesin harus diistirahatkan, dan lagi boleh jadi ruangan
tidak tersedia serta pengawatan harus dilacak untuk mengakomodasi perubahan.
Jadi, panel kendali hanya cocok untuk proses yang sangat khusus. Ia tidak dapat
dimodifikasi menjadi sistem yang baru dengan segera. Dengan kata lain, panel
kendali elektromagnetik tidak fleksibel.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan adanya kelemahan sistem kendali relay
elektromagnetik sebagai berikut:
1) Terlalu banyak pengawatan panel
2) Modifikasi sistem kendali sulit dilakukan
3) Pelacakan gangguan sistem kendali sulit dilakukan
4) Jika terjadi gangguan mesin harus diistirahatkan untuk melacak
kesalahan sistem.
Kesulitan-kesulitan di atas dapat diatasi dengan menggunakan sistem kendali PLC.
Keunggulan Sistem Kendali PLC
Sistem kendali PLC memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan sistem
kendali elektromagnetik sebagai berikut:
1) Pengawatan sistem kendali PLC lebih sedikit.
2) Modifikasi sistem kendali dapat dengan mudah dilakukan dengan cara
mengganti program kendali tanpa merubah pengawatan sejauh tidak ada
tambahan peralatan input/output.
3) Tidak diperlukan komponen kendali seperti timer dan hanya diperlukan
sedikit kontaktor sebagai penghubung peralatan output ke sumber tenaga
listrik.
4) Kecepatan operasi sistem kendali PLC sangat cepat sehingga
produktivitas meningkat.
5) Biaya pembangunan sistem kendali PLC lebih murah dalam kasus fungsi
kendalinya sangat rumit dan jumlah peralataninput/outputnya sangat
banyak.
6) Sistem kendali PLC lebih andal
7) Program kendali PLC dapat dicetak dengan cepat

Penerapan Sistem Kendali PLC


Sistem kendali PLC digunakan secara luas dalam berbagai bidang antara lain
untuk mengendalikan:
1) Traffic light
2) Lift
3) Konveyor
4) Sistem pengemasan barang
5) Sistem perakitan peralatan elektronik
6) Sistem pengamanan gedung
7) Robot

Langkah-Langkah Desain Sistem Kendali PLC


Pengendalian sistem kendali PLC harus dilakukan melalui langkah-langkah
sistematik sebagai berikut:
1) Memilih PLC dengan spesifikasi yang sesuai dengan sistem kendali yang
akan dibuat
2) Membuat daftar input dan output
3) Membuat program PLC
4) Menguji coba program
5) Menyambung pengawatan I/O
6) Pengecekan hasil pengawatan I/O
7) Mengubungkan PLC dengan PC menggunakan kabel komunikasi
8) Mentransfer program ke dalam PLC
9) Menjalankan program
Membuat wiring input dan output pada PLC
Perhatikan gambar rangkaian berikut :
+24V 1
Dari gambar disamping, dapat dibuat daftar
input dan outputnya sebagai berikut :

OFF

INPUT OUTPUT KETERANGAN


ON R

0.00 - OFF

0.01 - ON
R

0V
- 10.00 R

Dari daftar I/O diatas maka dapat digambarkan wiring input dan outputnya
sebagai berikut :
L1L2COM 0.00 0.01

Wiring
ONinput
OFF : Wiring Otput :
COM 100.00
F N

+ 24VDC
+ 24VDC
R

- 24VDC
- 24VDC

Pemrograman PLC

a. Unsur-Unsur Program
Program kendali PLC terdiri atas tiga unsur yaitu: alamat, instruksi, dan
operand. Alamat adalah nomor yang menunjukkan lokasi, instruksi, atau data
dalam daerah memori. Instruksi harus disusun secara berurutan dan
menempatkannya dalam alamat yang tepat sehingga seluruh instruksi
dilaksanakan mulai dari alamat terendah hingga alamat tertinggi dalam program.
Instruksi adalah perintah yang harus dilaksanakan PLC. PLC hanya dapat
melaksanakan instruksi yang ditulis menggunakan ejaan yang sesuai. Oleh
karena itu, pembuat program harus memperhatikan tata cara penulisan instruksi.
Operand adalah nilai berupa angka yang ditetapkan sebagai data yang digunakan
untuk suatu instruksi. Operand dapat dimasukkan sebagai konstanta yang
menyatakan nilai angka nyata atau merupakan alamat data dalam memori.
b. Bahasa Pemrograman
Program PLC dapat dibuat dengan menggunakan beberapa cara yang
disebut bahasa pemrograman. Bentuk program berbeda-beda sesuai dengan
bahasa pemrograman yang digunakan. Bahasa pemrograman tersebut antara
lain: diagram ladder, kode mneumonik, diagram blok fungsi, dan teks terstruktur.
Beberapa merk PLC hanya mengembangkan program diagram ladder dan kode
mneumonik.
1) Diagram Ladder
Diagram ladder terdiri atas sebuah garis vertikal di sebelah kiri yang
disebut bus bar, dengan garis bercabang ke kanan yang disebut rung.
Sepanjang garis instruksi, ditempatkan kontak-kontak yang mengendalikan
mengkon-disikan instruksi lain di sebelah kanan. Kombinasi logika kontak-
kontak ini menentukan kapan dan bagaimana instruksi di sebelah kanan
dieksekusi. Contoh diagram ladder ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Terlihat dari gambar di atas bahwa garis instruksi dapat bercabang


kemudian menyatu kembali. Sepasang garis vertikal disebut kontak
(kondisi). Ada dua kontak, yaitu kontak NO (Normally Open) yang digambar
tanpa garis diagonal dan kontak NC (Normally Closed) yang digambar
dengan garis diagonal. Angka di atas kontak menunjukkan bit operand.

2) Kode Mnemonik
Kode mneumonik memberikan informasi yang sama persis seperti halnya
diagram ladder. Sesungguhnya, program yang disimpah di dalam memori
PLC dalam bentuk mneumonik, bahkan meskipun program dibuat dalam
bentuk diagram ladder. Oleh karena itu, memahami kode mneumonik itu
sangat penting.

c. Intruksi Pemrograman
Pada dasarnya, tingkat pemahaman pemakai PLC ditentukan oleh seberapa
banyak instruksi yang telah dipahaminya. Oleh karena itu, untuk pemula berikut
ini hanya dijelaskan beberapa instruksi saja. Untuk pendalaman lebih lanjut
dapat mempelajari manual pemrograman yang diterbitkan oleh pemilik merk
PLC.
1. LD ( LOAD )
Perintah ini digunakan untuk mengawali setiap 0.00
MNUMONIC :
LD 0.00
baris baris program, perhatikan ladder diagram
start
disamping.

2. OR 0.00
MNUMONIC :
Perintah ini digunakan untuk rangkaian yang LD 0.00
sta 10.0 OR 10.00
bersifat pararel, perhatikan ladder diagram rt 0
dismping. K1

3. AND
Perintah ini digunakan untuk rangkaian yang 0.00 0.01
MNUMONIC :
LD 0.00
bersifat seri, perghatikan ladder diagram AND 0.01
disamping. start stop

4. NOT
Perintah ini berfungsi untuk membalikkan
0.00
keadaan atau sebagai kontak NC. Perintah NOT MNUMONIC :
tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus LDNOT 0.00

digabung dengan perintah lain seperti LD NOT, start


AND NOT dan lain sebagaiya. Perhatikan ladder
diagram disamping

5. OUT 10.00 MNUMONIC


0.00 0.01 :
Perintah ini digunakan untuk mengakhiri baris LD 0.00
AND 0.01
program sekaligus sebagai pengalamatan output, start stop OUT 10.00
perhatikan ladder diagram disamping.
MNUMONIC :
6. AND LD
0.00
LD 0.00
0.01
OR 10.00
Perintah ini digunakan untuk mengserikan dua sta LD 0.01
OR 10.01
sto
perintah yang diparalelkan, perhatikan ladder 10.0 rt 0 p1 ANDLD
10.0
diagram dismping. K1
K2
MNUMONIC :
0.00
7. OR LD 0.01
LD 0.00
AND 0.01
Perintah ini digunakan untuk memparalelkan dua start LD 10.00
AND 10.01
sto
perintah yang diserikan, perhatikan ladder 10.00 p1 ORLD
10.0
diagram dismping. K1
K2

8. SET & RSET 0.00 MNUMONIC :


Perintah SET digunakan untuk mempertahankan SET LD 0.00
SET 200
agar kondisi selalu ON, sedangkan perintah RSET 200
LD 0.01
RSET 200
digunakan untuk mereset perintah SET, perhatikan 0.01
RSET
ladder diagram disamping. K1 200

9. TIMER internal. Timer berfungsi


Perintah ini digunakan untuk memanggil timer untuk menunda waktu
pengontakkan jumlah timer yang ada tergantung
dari tipe PLC itu sendiri. Settingan waktu timer
pada PLC adalah 100 ms atau 0,1 detik. Yang 0.0 MNUMONIC :
CNT LD 0.00
perlu diperhatikan adalah bahwa penggunaan LD 0.01
alamat 0002 CNT 0002 #50
0.01
#5
timer dan counter dalam satu program tidak boleh sama, perhatikan ladder
diagram disamping.

10. COUNTER
Perintah ini digunakan untuk memanggil
counter internal. Couter berfungsi untuk 0.00 0.01 2.00MNUMONI
0.00C: 0.01 H0.00MNUMONIC:
mencacah inputan yang masuk. Ketika LD0.00 LD0.00
settingan pencacahan terlampaui, maka kontak AND0.01 AND0.01
pada counter akan bekerja. Jumlah counter OUT2.00 OUTH0.00
yang ada tergantung dari tipe PLC itu sendiri.
start stop start stop
Pada
counter terdapat dua inputan, inputan yang pertama adalah untuk
memasukkan sinyal cacahan, dan input yang kedua adalah untuk mereset
counter. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa penggunaan alamat counter
dan timer dalam satu program tidak boleh sama, perhatikan ladder diagram
diatas.

11. Relay Internal


Pada PLC terdapat fasilitas relay internal yang dapat kita gunakan untuk
keperluan tertentu. Relay internal pada PLC terdidri relay dengan alamat 200
s/d 215, H0.00 – H0.15, perhatikan ladder diagram berikut :
0.00 MNUMONIC :
TIM LD 0.00
TIM 0001 #50
start 0001

#50

Mode Operasi PLC


Operasi PLC dikategorikan dalam tiga mode yaitu: PROGRAM, MONITOR,
dan RUN. Pilihan mode operasi harus dipilih dengan tepat sesuai dengan aktifitas
dalam sistem kendali PLC. Mode PROGRAM digunakan untuk membuat dan
mengedit program, menghapus memori, atau mengecek kesalahan program.
Pada mode ini, program tidak dapat dieksekusi/dijalankan. Mode MONITOR
digunakan menguji operasi sistem, seperti memonitor status operasi,
melaksanakan instruksi force set dan force reset bit I/O, merubah SV (Set Value)
dan PV (Present Value) timer dan counter, merubah data kata, dan mengedit
program online. Mode RUN digunakan untuk menjalankan program. Status
operasi PLC dapat dimonitor dari
peralatan pemrogram, tetapi bit tidak dapat di paksa set/reset dan SV/PV timer
dan counter tidak dapat diubah.

Jenis-Jenis Alat Pemrogram


Ada beberapa jenis alat untuk memasukkan program ke dalam PLC yaitu
komputer yang dilengkapi dengan software ladder misalnya SYSWIN
Programmer, CX-Programmer, atau meneggunakan Konsol Pemrogram, dan
Programmable Terminal. Dengan software CX-Programmer, program yang
dimasukkan ke dalam PLC dapat berbentuk diagram ladder atau kode
mneumonik, tetapi Konsol Pemrogram hanya dapat memasukkan program dalam
bentuk kode mneumonik.

Sambungan Alat Pemrogram


PLC dapat disambung ke Konsol Pemrogram atau komputer dengan
software ladder seperti CX-Programmer, SSS (Sysmac Support Software), atau
Syswin, dan Programmable Terminal.
1) Sambungan Konsol Pemrogram
Hubungkan Konsol Pemrogram ke
port peripheral PLC. Konsol Pemrogram
tidak dapat disambung ke port RS-232C.
PLC akan otomatis berkomunikasi dengan
Konsol Pemrogram tanpa memandang
metode komunikasi yang dipilih pada
saklar komunikasi PLC.

2) Sambungan Komunikasi Host Link

Komunikasi Host Link adalah komunikasi antara PLC dan komputer


yang didalamnya diinstal software ladder. Komputer dapat disambung ke
port peripheral atau port RS-232C PLC. Port peripheral dapat beroperasi
dalam mode Host Link atau mode peripheral bus. Port RS-232C beroperasi
hanya dalam mode Host Link. Komputer dapat disambung ke port peripheral
PLC dengan adapter RS- 232C: CQM1-CIF02 atau CPM1-CIF01.
3) Sambungan Komunikasi NT Link

Komunikasi NT Link adalah komunikasi antara PLC dan Programmable


Terminal. Pada Link NT 1:1, PLC dapat disambung langsung ke
Programmable Terminal yang disambung ke port RS-232C. Ia tidak dapat
disambung ke port peripheral.
BAB 2
CARA MEMPROGRAM PLC MENGGUNAKAN CX-
PROGRAMMER
2.1 Membuat Ladder Diagram

1. Buka aplikasi CX-Programmer dengan doube klik icon CX-Programmer,


atau melalui menu start, pilih omron, pilih CX-One, pilih CX-
Programmer. Maka akan tampil lembar kerja CX-Programmer.

2. Buat file baru dengan memilih menu file, kemudian pilih new. Maka akan
tampil kotak dialog sebagai berikut :

Sesuaikan type PLC yang akan diprorgam Settig jenis CPU yang digunakan
3. Setelah settingan selesai, klik OK. Maka akan tampil lembar kerja CX-
Programmer sebagai berikut :

4. Letakkan symbol – symbol ladder pada baris program sambil mengisi addres /
alamat progranya dan labelnya / comment, seperti terlihat pada gambar
berikut
:

5. Setelah alamat dan labelnya di isi, maka akan tampil ladder seperti gambar
dibawah ini :

6. Lakukan hal serupa untuk masing – masing symbol laddernya sesuai dengan
gambar rancangan.
2.2 Simulasi program
1. Untuk melakukan simulasi program pilih icon Work Online Simulator
seperti tampak pada gambar disamping. Perlu diketahui bahwa tidak semua
type PLC dapat disimulasikan. Ketika icon work on line simulator tidak aktif,
berarti type PLC yang dipilih tidak dapat disimulasikan. Salah satu type PLC
yang bisa disimulasikan adalah type CP1E.

2. Ladder yang telah dibuat akan secara otomatis ditransfer ke PLC yang ada
pada memory software CX-Programmer.
3. Lakukan tes program dengan mengaktifkan / menekan input start dengan
cara arahkan kursor ke tombol start, kemudian tekan enter,
masukkan logic 1 untuk menekan dan logic 0 untuk melepas
kembali tombol.
4. Untuk mematikan output 1000, tekan input stop dengan arahkan kursor
ke tombol stop, kemudian tekan enter, masukkan logic 1 untuk
menekan dan logic 0 untuk melepas kembali tombol.
5. Perlu diperhatikan, jika akan mengedit / merubah ladder, non aktifkan lagi
icon work online simulatornya dengan cara mengklik satu kali icon tersebut.

2.3 Membuat designer pada CX-Designer


Selain dapat disimulasikan di CX-Programmer, kita juga dapat membuat simulasi
kerja pada CX- Designer.

1. Buka aplikasi CX-Designer dengan cara double klik icon CX-Designer


atau buka menu file, pilih All program, pilih OMRON, pilih CX-One,
pilih CX- Designer seperti tampak pada gambar. Maka akan tampil lembar
kerja CX- Designer seperti terlihat pada gambar.
2. Buat file baru dengan cara klik menu file, pilih New seperti tampak pada
gambar disamping. Maka akan tampil kotak dialog seperti gambar disamping.
Isi kolom File Name dengan nama file, misalkan COBA1, kemudian
klik OK, maka akan tampil lembar kerja CX-Designer ( layar berwarna hitam ).

3. Mulailah dengan membuat gambar input dan output sesuai dengan ladder
diagram yang telah kita buat sebelumnya. Untuk membuat tombol, klik icon
ON/OFF Button pada menu part seperti tampak pada gambar dibawah.
Kemudian arahkan kursor ke lembar kerja, klik kiri dan ditahan, geser ke
sembarang arah dan lepaskan kursor. Maka akan terbentuk gambar push
button seperti tampak pada gambar dibawah.

4. Kemudian sesuaikan alamat push button yang telah kita buat dengan alamat
pada ladder diagram yang telah kita buat dengan cara klik icon setting,
maka akan tampil kotak dialog seperti gambar disamping.
5. Isikan alamat pada kolom Number sesuai dengan alamat pada ladder yang
telah kita buat sebelumnya ( tombol start alamat 00), kolom word diisi 0 dan
kolom bit disi 0 kemudian klik OK.
6. Beri nama label pada push button yaitu start dengan cara klik kolom text
dan ketik nama labelnya (start) pada kolom label seperti tampak pada gambar
disamping. Maka pada push button yang telah kita buat akan tertulis START.
Lakukan hal yang sama untuk membuat tombol stop.

7. Langkah selanjutnya adalah membuat kompnen output sesuai dengan ladder


yang telah dibuat. Klik icon Bit Lamp, arahkan kursor ke lembar kerja. Klik
kiri mouse sambil ditahan dan gerakkan ke sembarang, kemudian lepaskan,
maka akan terbentuk gambar outputnya seperti tampak pada gambar berikut.

8. Sesuaikan alamat output tersebut dengan ladder yang telah dibuat ( alamat 100
) dan buat labelnya ( K ). Caranya sama seperti pada pengisian alamat dan
label pada push button yang telah dibahas sebelumnya. Maka hasilnya akan
tampak seperti gambar berikut.
9. Setelah semua komponen input dan output selesai digambar pada CX-
Designer, lakukan penyimpanan file dengan cara klik file, pilih save all dan
program siap untuk disimulasikan.

2.4 Menjalankan simulasi CX-Designer


Setelah semua komponen digambar pada CX-Designer, maka untuk
menjalankan simulasinya dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Buka kembali ladder yang sebelumnya telah dibuat pada CX-Designer. Klik
icon Start PLC-PT Integrated Simulation seperti tampak pada gambar
berikut.

2. Akan tampil kota dialog yang menanyakan persetujuan untuk menhubungkan


ladder yang telah kita buat dengan gambar pada CX-Designernya seperti
tampak pada gambar disamping, kemudian klik OK.

3. Maka secara otomatis, ladder akan dikoneksikan ke gambar yang telah dibuat
pada CX-Designer.
4. Untuk menampilkan simulasi-
nya, klik icon tes mode
seperti tampak pada gambar
disamping.
5. Tekan tombol strat untuk menyalakan kontaktor dengan cara mengkliknya
dengan mouse. Tekan tombol stop untuk mematikan kontaktor.
BAB 3
BAGIAN – BAGIAN TRAINER PLC

Trainer PLC ini dapat digunakan untuk praktikum pemrograman PLC dengan
input push button dan detent switch, sedangkan untuk outputnya berupa pilot
lamp, relay, buzzer dan simulsi traffic light. Selain itu, karena modelnya adalah
terminasi, maka untuk input dan outputnya bisa diexpan menggunakan input dan
outup luar seperti sensor, solenoid valve dll. Secara rinci, bagian – bagian trainer
dapat dijelaskan sebagai berikut :
TERMINAL INPUT PUSH BUTTON TERMINAL INPUT PLC

MCB PLC
OUTPUT RELAY

PUSH BUTTON
TERMINAL USB

DETENT SWITCH

SWITCH POWER
TRAFFICT LIGHT

PILOT LAMP

BUZZER

TERMINAL OTPUT PILOT LAMP TERMINAL OUTPUT PLC

TERMINAL RS 232
TERMINAL OTPUT
TRAFFICT LIGHT

Fuse Socket Power

1. Terminal input push button


Terminal yang sudah terhubung dengan push button dan detent switch yang
terpasang di trainer PLC.
2. MCB
Kepanjangan dari Mini Circuit Breaker yang berfungsi sebagai pengaman
rangkaian dari beban berlebih sekaligus sebagai pembatas arus.

3. PLC
Programmable Logic Control, merupakan peralatan kontrol yang dapat
diprogram.

4. Terminal input PLC


Terminal yang sudah terhubung ke bagian input dari PLC dan digunakan untuk
pemasangan input.

5. Output Relay
Terpasang 2 buah output relay dengan tegangan kerja 24 VDC yang dapat
digunakan untuk pengontrolan system.

6. Terminal USB
Terminal yang berfungsi untuk saluran transfer program dari PC ke PLC.

7. Traffic Light
Digunakan sebagai simulasi untuk traffic light pada perempatan jalan.

8. Terminal output traffic light


Terminal yang sudah terhubung dengan traffic light yang terpasang di trainer
PLC.

9. Terminal ouput PLC


Terminal yang sudah terhubung ke bagian output dari PLC dan digunakan
untuk pemasangan output.

10. Terminal RS 232


Terminal yang berfungsi untuk menghubungkan PLC ke HMI.

11. Terminal output pilot lamp


Terminal yang sudah terhubung dengan pilot lamp dan buzzer yang
terpasang di trainer PLC.

12. Buzzer
Peralatan output yang menghasilkan bunyi.

13. Pilot lamp


Peralatan output yang biasa digunakan sebagai lampu indicator
14. Switch power
Saklar yang digunakan untuk menyalakan power ke trainer PLC.

15. Deten switch


Sebuah push button jenis self locking yang akan mengunci ketika ditekan,
dan akan terlepas kembali ketika ditekan sekali lagi.

16. Push button


Biasa disebut juga dengan tombol tekan, yaitu sebuah tombol yang akan aktif
jika ditekan dan tidak mengunci.

17. Soket power


Sebagai penghubung untuk supply tegangan PLN 220 VAC ke dalam trainer
PLC.

18. Fuse
Digunakan sebagai pengaman rangkaian jika terjadi hubung singkat pada
saat perakitan elektrikalnya.
BAB 4
MERAKIT PLC

Dalam merakit sebuah PLC, harus dilakukan dengan hati – hati dan teliti. Karena
kesalahan sekecil apapun dapat menyebabkan rusaknya PLC. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam merakit sebuah PLC, yaitu :
1. Pastikan PLC terhubung dengan sumber tegangan yang benar sesuai
dengan typenya ( lihat kode terakhir PLC, jika “A” berarti sumber
tegangannya AC 220 V, jika “D” berarti sumber tegangannya DC 24V ).
2. Untuk wiring input harus terpasang ke sumber tegangan 24 VDC.
3. Untuk wiring output dapat dipasang ke sumber tegangan AC ataupun DC
tergantung dari jenis outputnya. Namun perlu diperhatikan bahwa dalam
1 com output tidak boleh menggunakan 2 buah sumber tegangan.
4. Jangan lupa untuk selalu mengecek hubungan pada wiring PLC untuk
memastikan rangkaian PLC nya sudah benar dan aman untuk dinyalakan.

Dalam merakit sebuah PLC, ada berapa istilah yang harus dipahami, yaitu :
1. Com input internal, dalah com yang terdapat pada input PLC itu sendiri.
Terminal com input internal pada sebuah PLC hanya ada satu.
2. Com input eksternal, adalah com yang ada pada komponen input dan
jumlahnya tergantung dari jumlah input yang terpasang.
3. Com output internal, adalah com yang terdapat pada output PLC itu
sendiri. Terminal com output eksternal pada sebuah PLC lebih dari satu
tergantung dari jenis PLC itu sendiri.
4. Com output ekstternal, adalah com yang ada pada komponen output dan
jumlahnya tergantung dari jumlah output yang terpasang.
Perhatikan gambar wiring PLC berikut :
COM INPUT INTERNAL

COM INPUT EKSTERNAL

COM OUTPUT INTERNAL

COM OUTPUT EKSTERNAL


4.1 LANGKAH - LANGKAH MERAKIT PADA TRAINER PLC
Dalam merakit trainer PLC, ikuti langkah – langkah berikut :
1. Hubungkan com input internal ke terminal positif (+) 24 VDC .
2. Hubungkan masing – masing input ke terminal input PLC sesuai dengan
daftar I/O yang telah dibuat.
3. Hubungkan com input eksternal ke terminal negative (-) 24 VDC .
4. Dikarenakan output yang terpasang adalah menggunakan tegangan 24
VDC, maka hubungkan com output internal ke terminal positif (+)
24 VDC.
5. Hubungkan masing – masing output ke terminal output PLC sesuai
dengan daftar I/O yang telah dibuat.
6. Dikarenakan outup yang terpasang adalah menggunakan tegangan 24
VDC, maka hubungkan com output eksternal terminal - 24 VDC .
7. Lakukan pengecekan hubungan dengan cara menggunakan AVO
meter, posisikan AVO meter pada posisi OHM. Hubungan yang dicek
adalah sebagai berikut :
a. L1 dan L2 tidak boleh terhubung ( jarum pada AVO meter diam )
b. L1 dengan terminal positif ( + ) tidak boleh terhubung ( jarum pada
AVO meter diam )
c. L1 dengan terminal positif ( - ) tidak boleh terhubung ( jarum pada
AVO meter diam )
d. Semua line netral ( L2 dengan com output eksternal ) harus
terhubung ( jarum pada AVO meter bergerak )
8. Hubungkan kabel power sumber tegangan dari PLN kemudian,
nyalakan MCB kemudian tekan tombol ON system maka PLC siap untuk
diprogram.

4.2 LANGKAH - LANGKAH MENTRANSFER PROGRAM PLC


1. Pastikan PLC sudah dalam kondisi ON, hubugkan kabel USB dari PLC ke PC
2. Seting saluran comnya sesuai dengan yang terpasang dengan melihatnya
pada device manager, jika belum terinstal portnya, maka lakukan
penginstalan port.
3. Hubungkan PLC ke PC secara system dengan cara klik menu PLC, pilih
Work Online atau dapat juga dengan menekan kombinasi tombol Ctrl
W.
4. Lakukan transfer program dengan cara klik menu PLC, pilih Transfer,
pilih to PLC atau dapat juga dengan menekan kombinasi tombol Ctrl T.

4.3 LANGKAH - LANGKAH MENJALANKAN PROGRAM PLC


1. Setelah program di transfer, jalankan PLC dengan cara klik menu PLC,
pilih Operating Mode, pilih Run atau dapat juga dengan menekan
kombinasi tombol Ctrl 4 ( RUN PLC )
2. PLC siap dijalankan
4.4 LANGKAH - LANGKAH MEMATIKAN PLC
1. Ubah mode PLC ke mode program dengan cara klik menu PLC, pilih
Operating Mode, pilih Program atau dapat juga dengan menekan
kombinasi tombol Ctrl 1.
2. Lepas hubungan PLC dengan PC secara system dengan klik menu PLC,
pilih Work Online atau dapat juga dengan menekan kombinasi tombol.
3. PLC aman untuk dimatikan.
BAB 5
UJI COBA PROGRAM PLC

Dalam mendesain sebuah program PLC, langkah yang harus dilakukan adalah :

1. Buat daftar input dan output


2. Buat wiring input dan output
3. Buat ladder diagram

Perhatikan gambar ragkaian berikut :


+24V 1

Dari gambar disamping, dapat dibuat daftar input


dan outputnya sebagai berikut :
OFF

INPUT OUTPUT KETERANGAN


ON R
0.00 - OFF

0.01 - ON
R
- 10.00 R
0V

Dari gambr diatas, putar kearah horizontal seperti tampak pada gambar berikut :
R

2
1

R
OFF

ON

0V
+24V

Ubah symbol – simbolnya menjadi symbol ladder diagram, maka ladder diagram
dari rangkaian diatas akan menjadi seperti ini :
Dengan menggunakan aplikasi CX-Programmer, silahkan anda buat ladder
diagram diatas dan lakukan simulasi programnya dengan langkah – langkah
sebagai berikut :

1. Dalam pemilihan type PLC, pilih type PLC CP1E agar kita dapat melakukan
simulasi.
2. Setelah selesai membuat ladder diagram, klik icon Work Online Simulator,
maka ladder diagram akan seolah olah ditransfer ke PLC.
3. Arahkan kursor ke tombol ON, kemudian tekan enter. Masukkan digit 1
untuk logika menekan tombol, apa yang terjadi pada outputnya?
4. Arahkan kembali kursor ke tombol ON, kemudian tekan enter. Masukkan
digit 0 untuk logika melepas tombol, apa yang terjadi pada outputnya?
5. Arahkan kursor ke tombol stop, kemudian tekan enter. Masukkan digit 1
untuk logika menekan tombol, apa yang terjadi pada outputnya?
6. Arahkan kursor ke tombol stop, kemudian tekan enter. Masukkan digit 0
untuk logika melepas tombol.

3.1 Program on – off


Program yang paling sederhana adalah program untuk menyalakan dan
mematikan atau yang biasa disebut dengan on-off. Program seperti dicontohkan
diatas adalah program untuk on-off. Perhatikan ladder diagram sebagai berikut :

Penjelasan program :
1. Ketika input 0.01 (on) ditekan maka output 100.00 akan menyala dan
kontak 100.00 akan tertutup.
2. Ketika input 0.01 (on) dilepas kembali, maka output 100.00 akan tetap
menyala karena arus terkunci oleh kontak 100.00 yang tertutup tertutup.
3. Ketika input 0.02 (off) ditekan maka output 100.00 akan mati karena
arusnya terputus.

Uji coba ditrainer :


1. Lakukan perakitan rangkaian pada trainer sesuai dengan langkah –
langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Buat program PLC nya menggunakan CX-Programmer sesuai dengan
langkah – langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Lakukan transfering program sesuai dengan langkah – langkah yang
sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Lakukan jalankan program PLC sesuai dengan langkah – langkah yang
sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.

3.2 Program on off lampu flip - flop menggunakan timer


Deskripsi kerja :
“ Ketika tombol on ditekan, maka dua buah lampu akan menyala bergantian (
flip- flop terus menerus ). Ketika tombol off ditekan maka lampu akan mati”.

Dari deskripsi kerja diatas, terdapat 2 buah tombol ( on dan off ) sebagai input
dan 2 buah lampu sebagai outputnya. Maka table daftar I/O dapat dibuat
sebagai berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - On
0.01 - Off
- 100.00 Lampu 1
- 100.01 Lampu 2

Perhatikan program PLC berikut :


Cara kerja program diatas adalah sebagai berikut :
1. Ketika input 0.00 (on) ditekan, maka output relay 200 akan menyala dan
kontaknya akan tertutup, sehingga jika input on dilepas kembali, maka output
200 akan tetap menyala.
2. Karena kontak 200 tertutup, maka output 100.00 (lampu 1) akan menyala.
3. Karena kontak 200 tertutup, maka TIM 000 akan menyala dan mulai
menghiug waktu (1 detik).
4. Satu detik kemudian setelah TIM 000 menyala, maka kontak TIM 000 yang
sebelumnya tertutup akan terbuka sehingga lampu 1 akan mati. Kontak akan
TIM 000 yang sebelumnya terbuka akan tertutup sehingga output 100.01
(lampu 2) akan menyala dan TIM 001 juga akan menyala dan mulai
menghitung waktu (1 detik).
5. Satu detik kemudian setelah TIM 001 menyala, maka kontak NC dari TIM 001
akan terbuka yang menyebabkan TIM 000 akan mati.
6. Dengan matinya TIM 000, maka kontak pada TIM 000 akan kembali seperti
semula yang menyebabkan lampu 1 kembali menyala, lampu 2 kembali mati
dan TIM 001 pun akan mati.
7. Hal ini akan berlangsung secara terus menerus sehingga lampu akan menyala
bergantian ( flip – flop ).
8. Untuk mematikan lampu kita tekan tombol off.

Uji coba ditrainer :


1. Lakukan perakitan rangkaian pada trainer sesuai dengan langkah –
langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Buat program PLC nya menggunakan CX-Programmer sesuai dengan
langkah – langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Lakukan transfering program sesuai dengan langkah – langkah yang
sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Lakukan jalankan program PLC sesuai dengan langkah – langkah yang
sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.

3.3 Program menggunakan counter


Counter adalah fasilitas pada PLC yg digunakan untuk menghitung. Aplikasi
counter banyak sekali, misalnya dalam kontrol pengepakan barang. Perhatikan
deskripsi kerja berikut:
“ Ketika tombol on ditekan 5 kali, maka dua buah lampu akan menyala
bergantian ( flip-flop terus menerus ). Ketika tombol off ditekan maka lampu
akan mati”.
Dari deskripsi kerja diatas, terdapat 2 buah tombol ( on dan off ) sebagai input
dan 2 buah lampu sebagai outputnya. Maka table daftar I/O dapat dibuat
sebagai berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - On
0.01 - Off
- 100.00 Lampu 1
- 100.01 Lampu 2

Perhatikan program PLC berikut :

Cara kerja program diatas adalah sebagai berikut :


1. Ketika input 0.00 (on) ditekan sekali, maka CNT 000 belum bekerja.
2. Jika input 0.00 (on) sudah ditekan 5 kali, maka counter 000 akan bekerja dan
kontak counter yang sebelumnya terbuka akan tertutup.
3. Karena kontak C000 tertutup, maka output 100.00 (lampu 1) akan menyala.
4. Karena kontak C000 tertutup, maka TIM 001 akan menyala dan mulai
menghiug waktu (1 detik).
5. Satu detik kemudian setelah TIM 001 menyala, maka kontak TIM 002 yang
sebelumnya tertutup akan terbuka sehingga lampu 1 akan mati. Kontak akan
TIM 001 yang sebelumnya terbuka akan tertutup sehingga output 100.01
(lampu 2) akan menyala dan TIM 002 juga akan menyala dan mulai
menghitung waktu (1 detik).
6. Satu detik kemudian setelah TIM 002 menyala, maka kontak NC dari TIM 002
akan terbuka yang menyebabkan TIM 001 akan mati.
7. Dengan matinya TIM 001, maka kontak pada TIM 001 akan kembali seperti
semula yang menyebabkan lampu 1 kembali menyala, lampu 2 kembali mati
dan TIM 002 pun akan mati.
8. Hal ini akan berlangsung secara terus menerus sehingga lampu akan menyala
bergantian ( flip – flop ).
9. Untuk mematikan lampu kita tekan tombol off, maka CNT 000 akan mati dan
kontaknya akan kembali terbuka sehingga lampu mati.

Uji coba ditrainer :


1. Lakukan perakitan rangkaian pada trainer sesuai dengan langkah – langkah
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Buat program PLC nya menggunakan CX-Programmer sesuai dengan langkah
– langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Lakukan transfering program sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Lakukan jalankan program PLC sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.

3.4 Program star stop kendali motor listik dari 2 tempat


Perhatikan rangkaian kendali berikut :
R
S
T
N

F0

95 97
F1
96 98
F2

Es

1 3 5
S0
K

2 4 6
S1
1 3 5

F1

S2 S3 K K K
2 4 6

U V W A1
BUZZER
K H1 H2 H3
( Merah ) ( Hijau )( Kuning )
A2
X Y Z

RANGKAIAN KONTROL
RANGKAIAN TENAGA
Dari rangkaian kendali diatas dapat dibuat tabel Daftar I/O sebagai berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - F1 (TOR)
0.01 - Es Catatan:
0.02 - S0  Untuk input F1 dan TOR gunakan
0.03 - S1 input Deten switch (DT) pada
0.04 - S2 rainer.
0.05 S3
 Untuk input S0 – S3 gunakan input
- 100.00 K
Push Button (PB) pada trainer.
- 100.01 H1
- 100.02 H2  Untuk output K, gunakan relay.
- 100.03 H3
- 100.04 Buzzer

Perhatikan program PLC berikut :

Cara kerja program diatas adalah sebagai berikut :


1. Ketika program dijalankan, maka output 100.01 (H1 / lampu standby ) akan
langsung menyala.
2. Jika input 0.04 (S2) atau 0.05 (S3) ditekan sesaat, maka output 100.00 (K)
akan menyala dan kontak dari K akan berubah kedudukannya.
3. Karena kontak K yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup, maka arus akan
terkunci dan output 100.02 (H2/ lampu run) akan menyala.
4. Karena kontak K yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka, maka arus akan
terputusi dan output 100.01 (H1/ lampu standby) akan mati.
5. Untuk mematikan K, maka kita dapat menekan input 0.02 (S0) atau input
0.03 (S1). Kondisi akan menjadi seperti semula.
6. Saat terjadi gangguan, maka input 0.00 (F1) atau input 0.01 (ES) dapat
digunakan untuk mematikan rangkain, output 100.03 (H3) dan 100.04
(Buzzer) akan menyala.
Uji coba ditrainer :
1. Lakukan perakitan rangkaian pada trainer sesuai dengan langkah – langkah
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Buat program PLC nya menggunakan CX-Programmer sesuai dengan langkah
– langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Lakukan transfering program sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Lakukan jalankan program PLC sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.

3.5 Program forward reverse kendali motor listrik


Perhatikan rangkaian kendali berikut :
RST
N

F0
F2

95 97
F1
96 98

135 135

K1K2Es 246246

S0

135

F1 K1 S2 K2
S1 K1 K1

246

K2 K1
UVW

A1 A1
XYZ
K1 K2 BUZZER
H1 H2H3
( Merah) ( Hijau)( Kuning)
RANGKAIAN TENAGA A2 A2

RANGKAIAN KONTROL
Dari rangkaian kendali diatas dapat dibuat tabel Daftar I/O sebagai berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - F1 (TOR)
0.01 - Es Catatan:
0.02 - S0  Untuk input F1 dan TOR gunakan
0.03 - S1 input Deten switch (DT) pada
0.04 - S2 rainer.
- 100.00 K1  Untuk input S0 – S2 gunakan input
- 100.01 K2
Push Button (PB) pada trainer.
- 100.02 H1
- 100.03 H2  Untuk K1 dan K2 gunakan relay.
- 100.04 H3
- 100.05 Buzzer

Perhatikan program PLC berikut :

Cara kerja program diatas adalah sebagai berikut :


1. Ketika program dijalankan, maka output 100.02 (H1 / lampu standby ) akan
langsung menyala.
2. Jika input 0.03 (S1) ditekan sesaat, maka output 100.00 (K1) akan menyala
dan kontak dari K1 akan berubah kedudukannya.
3. Karena kontak K1 yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup, maka arus
akan terkunci dan output 100.03 (H2/ lampu run) akan menyala.
4. Karena kontak K1 yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka, maka arus
akan terputusi dan output 100.01 (H1/ lampu standby) akan mati.
5. Saat K1 sedang bekerja, maka K2 tidak dapat bekerja krena kontak dari K1
dalam kondisi terbuka.
6. Untuk mematikan K1, maka kita dapat menekan input 0.02 (S0). Kondisi akan
menjadi seperti semula.
7. Jika input 0.04 (S2) ditekan sesaat, maka output 100.01 (K2) akan menyala
dan kontak dari K2 akan berubah kedudukannya.
8. Karena kontak K2 yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup, maka arus
akan terkunci dan output 100.03 (H2/ lampu run) akan menyala.
9. Karena kontak K2 yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka, maka arus
akan terputusi dan output 100.01 (H1/ lampu standby) akan mati.
10. Saat K2 sedang bekerja, maka K1 tidak dapat bekerja krena kontak dari K2
dalam kondisi terbuka.
11. Untuk mematikan K2, maka kita dapat menekan input 0.02 (S0). Kondisi
akan menjadi seperti semula.
12. Saat terjadi gangguan, maka input 0.00 (F1) atau input 0.01 (ES) dapat
digunakan untuk mematikan rangkain, output 100.03 (H3) dan 100.04
(Buzzer) akan menyala.

Uji coba ditrainer :


1. Lakukan perakitan rangkaian pada trainer sesuai dengan langkah – langkah
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Buat program PLC nya menggunakan CX-Programmer sesuai dengan langkah
– langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Lakukan transfering program sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Lakukan jalankan program PLC sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.
3.6 Program sequensial kendali 2 buah motor listrik
Perhatikan rangkaian kendali berikut :
RSTN

F0

95 97
F1

9698
F3 F4
95 97
F2

9698
1 3 5 1 3 5

K1 K2 Es

2 4 6 2 4 6

1 3 5 1 3 5

F1 F2 S0 K2

2 4 6 2 4 6
S2

U V W U V W S1 K1 K1
K1
S3 K2

X Y Z X Y Z
A1 A1

RANGKAIAN TENAGA K1 K2 BUZZER


H1 H2H3
( Merah ) ( Hijau )( Kuning )
A2 A2

RANGKAIAN KONTROL

Dari rangkaian kendali diatas dapat dibuat tabel Daftar I/O sebagai berikut :
Input Output Ketrangan
0.00 - F1 (TOR)
0.01 - Es Catatan:
0.02 - S0  Untuk input F1 dan TOR gunakan
0.03 - S1 input Deten switch (DT) pada
0.04 - S2 rainer.
0.05 - S3  Untuk input S0 – S3 gunakan input
- 100.00 K1
Push Button (PB) pada trainer.
- 100.01 K2
- 100.02 H1  Untuk K1 dan K2 gunakan relay.
- 100.03 H2
- 100.04 H3
- 100.05 Buzzer
Perhatikan program PLC berikut :

Cara kerja program diatas adalah sebagai berikut :


1. Ketika program dijalankan, maka output 100.02 (H1 / lampu standby ) akan
langsung menyala.
2. Jika input 0.05 (S3) langsung ditekan sesaat, maka output 100.00 (K2) tidak
akan menyala karena kontak dari K1 masih dalam keadaan terbuka.
3. Jika input 0.03 (S1) ditekan sesaat, maka output 100.00 (K1) akan menyala
dan kontak dari K1 akan berubah kedudukannya.
4. Karena kontak K1 yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup, maka arus
akan terkunci dan output 100.03 (H2/ lampu run) akan menyala.
5. Karena kontak K1 yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka, maka arus
akan terputus dan output 100.01 (H1/ lampu standby) akan mati.
6. Jika input 0.05 (S3) ditekan sesaat, maka output 100.00 (K2) akan menyala
karena kontak dari K1 sudah dalam keadaan tertutup.
7. Karena kontak K2 yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup, maka arus
akan terkunci dan output 100.03 (H2/ lampu run) akan menyala.
8. Karena kontak K2 yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka, maka arus
akan terputusi dan output 100.01 (H1/ lampu standby) akan mati.
9. Saat K2 sedang bekerja, K1 tidak dapat dimatikan karena kontak dari K2
yang mengunci S0 dalam kondisi tertutup.
10. Untuk mematikan K2, maka kita dapat menekan input 0.04 (S2).
11. Saat K2 sudah mati, maka kita dapat mematikan K1 dengan menekan input
0.02 (S0). K1 akan mati dan rangkaian kembali seperti semula.
12. Saat terjadi gangguan, maka input 0.00 (F1) atau input 0.01 (ES) dapat
digunakan untuk mematikan rangkain, output 100.03 (H3) dan 100.04
(Buzzer) akan menyala.
Uji coba ditrainer :
1. Lakukan perakitan rangkaian pada trainer sesuai dengan langkah – langkah
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Buat program PLC nya menggunakan CX-Programmer sesuai dengan langkah
– langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Lakukan transfering program sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Lakukan jalankan program PLC sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.

3.7 Program traffic light perempatan jalan


Untuk membuat program traffic light perempatan jalan, kita membutuhkan 2
buah input sebagai tombol on dan off serta 12 lampu untuk traffic lightnya.
Dari keterangan diatas dapat dibuat tabel Daftar I/O sebagai berikut :

Input Output Ketrangan


0.00 - On
0.01 - Off
- 100.00 H1
- 100.01 H2
- 100.02 H3
- 100.03 H4
- 100.04 K1
- 100.05 K2
- 100.06 K3
- 100.07 K4
- 101.00 M1
- 101.01 M2
- 101.02 M3
- 101.03 M4

Keterangan :
 On dan Off menggunakan push button
 H1 – M4 menggunakan output traffic light
 Untuk setting waktu lampu hijau dan merah adalah 5 detik
 Untuk setting waktu lampu kuning adalah 2 detik
Perhatikan program PLC berikut :
Uji coba ditrainer :
1. Lakukan perakitan rangkaian pada trainer sesuai dengan langkah – langkah
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
2. Buat program PLC nya menggunakan CX-Programmer sesuai dengan langkah
– langkah yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Lakukan transfering program sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
4. Lakukan jalankan program PLC sesuai dengan langkah – langkah yang sudah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
5. Matikan PLC sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
6. Rapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.

Anda mungkin juga menyukai