Anda di halaman 1dari 71

MODUL AJAR

PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER


Modul Praktikum PLC

PENDAHULUAN

PLC ( Programmable Logic Controller) merupakan perangkat pengendali


yang umum digunakan di dunia industri, PLC bekerja berdasarkan urutan atau
tahapan proses yang diberikan (sequential programming). Bahasa pemrograman
PLC diantaranya STL (Statement List) sama seperti bahasa C, LAD (Ladder
Diagram) dan FBD (Function Block Diagram). Arsitektur PLC dibedakan menjadi
dua jenis yaitu tipe compact dan tipe modular. tipe compact seringkali
diaplikasikan untuk mesin – mesin skala kecil sedangkan tipe modular umumnya
digunakan untuk industri proses dimana jumlah sensor dan aktuator yang
dikendalikan dalam jumlah yang besar. PLC yang tersedia di laboratorium
otomasi dan robotika adalan PLC tipe modular, dengan struktur sebagai berikut :

PS CPU

Expansion I/O

Gambar 1. Struktur PLC tipe modular

Secara berturut – turut dari kiri adalah PS (Power Supply), CPU (Central
Processing Unit) PLC dan expansion I/O. PS berfungsi untuk mengkonversi
tegangan bolak balik menjadi tegangan searah, didalamnya terdapat rectifier atau
penyearah dan kapasitor. PS berperan penting untuk mendistribusikan supply
internal untuk CPU dan expansion I/O.

CPU (Central Processing Unit) merupakan “otak” dari PLC didalamnya


terdapat mikroprosessor dengan clock speed rata – rata lebih dari 500 MHz
berfungsi untuk mengeksekusi program. CPU untuk masing – masing vendor atau
produsen PLC memiliki berbagai macam tipe dengan kelebihan bawaannya.
Seperti omron ; untuk PLC tipe CJ1M CPU 21 dan 22 mempunyai fasilitas HSC
(High Speed Counter) untuk pembacaan sensor dengan counter speed yang cepat
1
Modul Praktikum PLC

seperti rotary encoder, PWM (Pulse Width Modulation) yang mampu


mengeluarkan sinyal berupa pulsa dimana jumlah pulsa dan kecepatan frekuensi
keluaran pulsa dapat diatur contoh aplikasinya untuk pengaturan posisi motor
servo. Sedangkan untuk CJ1M CPU 11 tidak support untuk fasilitas HSC dan
PWM tetapi CPU ini dilengkapi dengan fasilitas komunikasi ethernet yang
berfungsi mengirimkan dan menerima data dari dan menuju kontroller PLC yang
lain. Untuk mendownload maupun uploading program dari PC disediakan port
komunikasi serial RS-232 dan mini/micro USB (untuk tipe terbaru).

I/O expansion adalah modul tambahan yang dapat disertakan setelah


modul CPU, modul ini dapat berupa modul input digital, output digital, modul
analog dan modul komunikasi. Pada pertemuan 1 – 9 fokus modul pembelajaran
adalah memahami algoritma, pemrograman dan aplikasi pada PLC Omron, untuk
minggu 10 – 16 fokus modul pembelajaran adalah PLC Siemens. Berikut adalah
rincian pertemuan minggu 1 sampai dengan minggu 16 :

1. Algoritma pemrograman.

2. Pengalamatan (addressing) dan memori.

3. Pengenalan software PLC Omron (CX-One) dan Instruksi dasar (NO, NC,
Holding Circuit, Timer dan Counter).

4. Instruksi Menengah (Move, Compare, Aritmatik, Shift Register).

5. Wiring kabel komunikasi serial PC - PLC

6. Kontrol digital dan contoh aplikasi.

7. Pemrograman analog dan contoh aplikasi.

8. Pemrograman HMI dan contoh aplikasi.

9. Evalusi Tengah Semester.

10. Pengenalan software siemens (TIA Portal Step 7 Professional 2011).

11. Simulator PLC Siemens.

2
Modul Praktikum PLC

12. instruksi dasar.

13. instruksi menengah.

14. aplikasi kontrol digital.

15. pemrograman dengan modul digital to analog converter.

16. evaluasi akhir semester

3
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 1
Algoritma Pemrograman

Sebelum memulai pemrograman, programmer harus terlebih dahulu


memahami urutan proses dari sistem yang akan dibangun. Untuk memudahkan
pemahaman aliran proses dari sebuah sistem dapat menggunakan bantuan
flowchart atau diagram alir. Contoh : aliran proses pembuatan teh panas, berikut
adalah flowchart pembuatan teh panas.

Gambar 2. Flowchart proses pembuatan teh panas

Melalui flowchart si programmer, engineer, atau pihak manajemen dapat


mengetahui urutan proses dari sebuah sistem.

4
Modul Praktikum PLC

Untuk contoh kasus pada gambar 2 pembuatan teh panas diawali dengan
memasukkan air pada wadah, karena proses ini memberikan masukan variabel
berupa air ke dalam sistem oleh karena itu blok diagramnya berupa jajar genjang.
Langkah selanjutnya adalah menyalakan api dan memasak air selama 5 menit,
karena proses tersebut berupa kata kerja tanpa ada masukan variabel maka simbol
blok diagramnya berupa persegi. Langkah berikutnya adalah pengambilan
keputusan berupa simbol belah ketupat, simbol ini digunakan apabila terdapat
pengambilan keputusan yang menghasilkan dua atau lebih alternatif, pada contoh
gambar 2 adalah berupa kalimat tanya yang berisi “apakah sudah 5 menit?” maka
muncul 2 alternatif jawaban yaitu “ya” dan “tidak”, jika tidak maka proses
kembali menuju blok memasak air dan menunggu air dimasak selama 5 menit dan
jika iya, dapat diasumsikan bahwa air sudah matang dan siap untuk dituangkan ke
dalam cangkir untuk kemudian ditambahkan gula dan teh dan dihidangkan.

Soal 1 : siapkan selembar kertas, gambarkan sebuah flowchart sistem yang


sederhana dan didalamnya terdapat minimal dua pengambilan keputusan! Jelaskan
flowchart tersebut (tugas kelompok untuk 2 anak)

5
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 2
Pengalamatan (Addressing) dan memori (OMRON)

Setelah mengetahui aliran proses yang akan dibangun maka si programmer


harus mengetahui alokasi atau jumlah sensor dan aktuator yang digunakan.
Karena jumlah tersebut menentukan berapa banyak modul ekspansi (expansion
I/O) dan pengalamatan (addressing). Masing – masing modul memiliki kapasitas
maksimum, untuk modul ID211 (input digital) misalnya, mempunyai kapasitas 16
channel masukan atau dapat diartikan modul tersebut dapat membaca 16 sensor
digital sekaligus seperti proximity, limit switch atau push button. Sama halnya
dengan modul ID, modul OC 211 (output digital) mempunyai 16 channel keluaran
yang dapat mengaktifkan aktuator digital berupa relay, motor DC, selenoid valve
maupun lampu. Sehingga dari kapasitas masing – masing modul tersebut dapat
kita tentukan berapa banyak modul berdasarkan kebutuhan sensor dan aktuator.

Tipe atau jenis memori PLC untuk omron terbagi menjadi beberapa
memori diantaranya :

 CIO (Common Input Output) : alamat memori yang digunakan untuk


special I/O dan expansion I/O

 DM (Data Memory) : alamat memori untuk menyimpan nilai hasil


perhitungan aritmatik, bersifat retentive (menyimpan nilai bilangan
terakhir saat PLC dalam keadaan mati berbeda dengan CIO dimana nilai
bilangan secara otomatis terhapus saat PLC dalam keadaan mati).

 W (Work Area Memory) : alamat memori bantu.

Memori pada PLC menggunakan satuan bit, dimana untuk satu alamat word
memiliki resolusi 16 bit atau setara dengan 65.535 desimal atau FFFF dalam
hexadesimal.

6
Modul Praktikum PLC

PS CPU 21 ID211 OC211

CJ1M

0.00 s/d 0.15 1.00 s/d 1.15

Gambar 3. Pengalamatan Modul digital

Misalkan PLC disusun seperti gambar 3, urutan dari kiri ke kanan PS, CPU,
ID211, dan OC211, karena modul tersebut memiliki kapasitas 16 channel atau
setara dengan 16 bit maka berdasarkan urutan dapat ditentukan alamat word untuk
modul ID dimulai dari 0.xx, karena 16 bit sehingga pengalamatan bit dimulai dari
0.00 sampai dengan 0.15. modul OC dimulai dari alamat word 1.xx dengan alamat
bit dari 1.00 sampai dengan 1.15.

Alamat word untuk modul digital dihitung setelah CPU PLC, modul ke – 1
setelah CPU dimulai dari 0.xx, modul ke – 2 dimulai dari 1.xx, modul ke – 3
dimulai dari 2.xx begitu seterusnya sampai kemampuan maksimum CPU. Untuk
CPU 21/22/11 mampu mengendalikan ± 10 modul digital sekaligus dengan clock
speed optimum.

Soal 2 : apabila sebuah mesin packaging membutuhkan 10 buah proximity, 5


buah push button, 12 lampu, 20 relay, 3 selenoid valve dan 6 motor DC berapa
banyak modul input dan output digital yang dibutuhkan? Gambarkan struktur
modul dan bagaimana pengalamatannya? (tugas individu).

7
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 3
Pengenalan software CX one dan instruksi dasar

Dalam paket pembelian software CX One ada berbagai macam sub software
dengan fungsi dan kegunaan masing – masing, diantaranya :

 CX Programmer : berfungsi untuk merancang, mendownload dan


mengupload program PLC dengan bahasa pemrograman menggunakan
ladder, statement list dan function block diagram.

 CX Designer : berfungsi untuk mendesain Human Machine Interface.

 CX Integrator : berfungsi untuk setting komunikasi antar PLC.

Gambar 4. Software CX Programmer

Modul ini akan membahas terlebih dahulu penggunaan software CX Programmer.

8
Modul Praktikum PLC

Gambar 5. Membuat project baru

Untuk membuat project baru dapat dilakukan dengan memilih menu file
kemudian new project, anda akan diminta untuk memilih tipe PLC dan jenis
komunikasi untuk mengkases PLC tersebut. Misalkan PLC yang akan digunakan
adalah PLC CJ1M CPU 21, untuk setting sistem komunikasi serial menggunakan
RS 232 ada dua pilihan disini yaitu menggunakan jenis komunikasi SYSMAY
WAY dan TOOLBUS. Keduanya merupakan sistem komunikasi serial sinkron,
untuk PLC tipe lama seperti CS1G, CQM, dan CPM menggunakan komunikasi
SYSMAC WAY, sedangkan TOOLBUS untuk PLC tipe terbaru seperti CJ1M
dan CJ2M. Perbedaannya hanya pada setting dip switch pada unit CPU. Apabila
dip switch no.5 pada posisi “ON” default setting pada PLC adalah TOOLBUS,
sedangkan apabila keseluruhan dip switch pada posisi “OFF” setting pada PLC
adalah SYSMAC WAY.

9
Modul Praktikum PLC

Gambar 6. Setting dip switch unit CPU

Setelah menentukan tipe CPU dan setting komunikasi, selanjutnya akan


tampil window utama, pada menu sebelah kiri window merupakan keterangan
project. Program berupa ladder diagram dapat kita letakkan pada section yang ada
didalam project. Jumlah section dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan
programmer. Tidak ada batasan rung atau jumlah baris di setiap section tetapi
umumnya programmer merancang ladder diagram ke dalam beberapa section
untuk memudahkan pada saat troubleshooting program, sehingga ketika terjadi
kesalahan pemrograman atau troubleshooting lapangan dapat dilihat pada masing
– masing section.

Gambar 7. Main window and section


10
Modul Praktikum PLC

Software cx programmer sudah terintegrasi dengan simulator ladder diagram,


untuk menggunakan simulator tersebut pertama rancang terlebih dahulu program
ladder diagram sederhana, misalkan hubungkan penggunaan kontaktor normally
open (NO) secara seri dengan coil seperti pada gambar 8.

Gambar 8. Contoh ladder diagram

Untuk meletakkan kontaktor, coil maupun instruksi tertentu dapat dipilih pada
simbol – simbol yang tersedia pada menu bagian atas (lingkaran warna merah
gambar 8). Saat menggunakan kontaktor maupun coil anda akan diminta untuk
memasukkan alamat bit terlebih dahulu dan keterangan / comment pada kolom
selanjutnya, sesuaikan alamat bit dan keterangan seperti gambar 8. Setelah
program selesai dirancang pada umumnya programmer mencoba atau menguji
ladder diagram yang telah dirancang menggunakan simulator sebelum pada
akhirnya ladder diagram tersebut didownload kedalam PLC. Untuk merubah
mode offline ladder diagram menjadi mode online (work online simulator) dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu shortcut (ctrl+shift+w) atau melalui menu yang
tersedia pada gambar 9.

Gambar 9. Work online simulator


11
Modul Praktikum PLC

Pilih menu simulation kemudian work online simulator. Tunggu sampai jendela
ladder diagram berubah warna dari mode offline menjadi mode online.

Gambar 10. mode online

Alamat bit pada kontaktor dapat dimodifikasi dengan nilai 1 “logika high” atau
nilai 0 “logika low” dengan klik kanan pada kontaktor kemudian pilih set on atau
off. Untuk lebih praktis arahkan kursor ke kontaktor tekan enter, ubah value 1
untuk set bit on dan value 0 untuk set bit off,

Gambar 11. set bit

Berikut adalah hasil simulasi untuk kondisi set on dan off

Gambar 12. Set bit on (atas), set bit off (bawah)

12
Modul Praktikum PLC

3.1 Holding Circuit / Interlock

Contoh kasus 1 : apabila push button 1 ditekan kemudian dilepas lampu 1


aktif, dan lampu 1 mati ketika push button 2 ditekan, bagaimana program
laddernya?

Langkah pertama adalah addressing, menentukan alamat dari sensor dan aktuator.
Jumlah push button = 2 dan lampu =1, modul input diletakkan pada slot ke 1 dan
modul output slot ke 2. Sehingga alamat untuk input dan output pada kasus
tersebut adalah :

Push button 1 : 0.00


Push button 2 : 0.01
Lampu 1 : 1.00

Pertama gunakan kontaktor NO (Normally Open) dengan alamat 0.00


(push button 1), coil dengan alamat 1.00 (lampu 1) dan kontaktor NO dengan
alamat yang sama dengan output yaitu 1.00 sebagai fungsi or yang diletakkan
persis dibawah alamat 0.00. Rangkaian seperti ini disebut holding circuit atau
interlock, sehingga lampu 1 akan aktif ketika pertama kali mendapatkan sinyal
atau pulsa high dari push button 1, dan tidak akan mati walaupun push button 1
dilepas kembali. Hal ini dikarenakan coil mendapatkan arus dari kontaktor NO
yang berada dibawah sebagai fungsi or. Untuk mematikan lampu tersebut dapat
digunakan kontaktor NC (Normally Closed) dengan alamat 0.01 (push button 2)
yang diletakaan setelah 0.00 untuk memutus arus dari kontaktor NO yang berada
di bawah.

13
Modul Praktikum PLC

Gambar 13. Ladder diagram contoh kasus 1

3.2 Instruksi Timer

Timer pada PLC dipakai untuk menggantikan fungsi timer eksternal, timer
pada omron bersifat on delay timer dapat diartikan timer akan bekerja atau mulai
menghitung apabila sinyal yang masuk ke instruksi timer bersifat kontinyu. Untuk
menggunakan instruksi timer pilih simbol instruction block atau ketikkan “ i ”.
kemudian anda akan diminta untuk memasukkan instruksi yang akan dipakai.
Format penulisan instruksi timer adalah :

TIM 0000 #10, dengan keterangan :

TIM : instruksi timer

0000 : initial value (0000 – 9999)

#10 : timer value (#10 = 1000ms = 1s)

Rancanglah ladder diagram seperti pada gambar 14.

14
Modul Praktikum PLC

Gambar 14. Instruksi Timer

T0000 merupakan kontaktor yang akan aktif ketika timer value bernilai = 0 (timer
selesai menghitung). T0000 bisa digunakan untuk mengaktifkan aktuator.

3.3 Instruksi Counter

Instruksi counter ini bersifat dikrit, nilai counter value akan berkurang
apabila menerima masukan berupa sinyal diskrit. Berikut adalah format penulisan
untuk instruksi counter :

CNT 0000 #5, dengan keterangan :

CNT : instruksi counter

0000 : initial value (0000 – 9999)

#5 : counter value

Gambar 15. Instruksi Counter

15
Modul Praktikum PLC

Sama halnya seperti timer, kontaktor C0000 akan aktif hanya ketika counter value
bernilai = 0 (instruksi counter menerima sinyal diskrit sebanyak lima kali).
Counter value dapat dikembalikan atau reset dengan memberikan sinyal high pada
line counter ke 2.

Gambar 16. Shortir botol

Soal 3 : gambar 16 adalah contoh sistem shortir botol, sistem akan berjalan ketika
PB 1 ditekan. Konveyor 1 aktif dan apabila proximity 1 mendeteksi adanya botol
konveyor 1 berhenti kemudian botol akan diisi dengan air mineral selama 5 detik.
setelah 5 detik konveyor 1 kembali berjalan. Jika proximity 2 mendeteksi 5 botol
telah berlalu maka konveyor 1 kembali non aktif dan operator memasukkan botol
– botol tersebut kedalam kardus, konveyor 1 berjalan kembali setelah opertor
menekan tombol PB 1. Rancanglah ladder diagram beserta penjelasan masing –
masing sub program (tugas kelompok).

16
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 4
Instruksi menengah (move, compare, aritmatik dan shift register)

Setelah memahami instruksi dasar selanjutnya adalah instruksi menengah


(intermediate).

4.1 instruksi move

Instruksi move digunakan untuk menggandakan atau copy nilai bilangan


dari satu alamat memori ke alamat memori yang lain. Penggunaannya cukup
mudah berikut format penggunaan instruksi move :

MOV D0 D1

Misalkan D0 telah terisi nilai &100 (100 desimal, simbol “&” adalah penanda
bahwa nilai yang dimasukkan berupa bilangan desimal sedangkan “#” adalah
penanda bilangan heksadesimal), dengan demikian nilai tersebut akan digandakan
atau copy ke alamat D1. Gambar 17 adalah contoh ladder diagram penggunaan
instruksi MOV.

Gambar 17. Instruksi MOV

4.2 Instruksi compare

Sesuai dengan namanya compare, instruksi ini digunakan untuk


membandingkan dua atau lebih variabel. Pemakaian instruksi ini secara umum
digunakan bersamaan dengan coil atau mov. Ada dua tipe instruksi compare disini
yaitu CMP dan dengan memasukkan operator kondisi secara langsung. Untuk
pemakaian masing – masing instruksi, apabila yang akan dibandingkan hanya dua
17
Modul Praktikum PLC

variabel saja maka kita dapat menggunakan instruksi CMP. sedangkan jika
membandingkan lebih dari dua variabel, pemrograman akan lebih efisien dengan
memasukkan operator kondisi secara langsung. Berikut format penggunaan
instruksi CMP :

CMP D0 D1

Format tersebut membandingkan nilai yang ada di dalam memori D0 dengan nilai
di dalam alamat D1. Karena berkaitan dengan perbandingan, tentu ada beberapa
kondisi yang dipakai, untuk itu pemakaian instruksi CMP tidak dapat berdiri
sendiri. Instruksi ini dibantu dengan kontaktor sesuai tujuan perbandingan itu
sendiri. Ada berbagai kontaktor bantu yang dapat digunakan diantaranya :

P_EQ = Equal Flag, merupakan kondisi “sama dengan”

P_NE = Not Equal Flag, merupakan kondisi “tidak sama dengan”

P_LE = Less Equal Flag, merupakan kondisi “kurang dari sama dengan”

P_LT = Less Than Flag, merupakan kondisi “kurang dari”

P_GE = Greater Equal Flag, merupakan kondisi “lebih dari sama dengan”

P_GT = Greater Than Flag, merupakan kondisi “lebih dari”

Contoh penggunaan instruksi CMP terdapat pada gambar 18.

Jika membandingkan lebih dari dua variabel maka dapat kita gunakan operator
kondisi secara langsung berikut adalah beberapa contoh format penggunaan dan
cara pembacaannya :

= D0 D1 (apakah nilai D0 sama dengan nilai D1?)

>< D0 D2 (apakah nilai D0 tidak sama dengan D2?)

<= D1 D2 (apakah nilai D1 kurang dari sama dengan D2?)

< D2 D3 (apakah nilai D2 kurang dari D3?)

>= D3 D1 (apakah nilai D3 lebih dari sama dengan D1?)


18
Modul Praktikum PLC

> D1 D3 ( apakah nilai D1 lebih dari D3?)

Dari ke enam contoh penggunaan operator kondisi tersebut, dapat diamati bahwa
akan lebih efisien membandingkan lebih dari dua variabel dengan berbagai
kondisi menggunakan operator kondisi secara langsung, gambar 19.

Gambar 18. Instruksi CMP

Gambar 19. Operator Kondisi

19
Modul Praktikum PLC

Soal 4 : gambar 20 adalah sistem pengepakan dengan 1 konveyor utama dan tiga
sub konveyor yaitu konveyor A konveyor B dan konveyor C. Konveyor utama
aktif apabila PB 1 ditekan dan nonaktif apabila PB 2 ditekan. Apabila berat kardus
hasil pembacaan sensor load cell berada di kisaran 50 – 100 kg maka kardus
diarahkan ke konveyor A (selector bernilai 100), jika dikisaran 101 – 150 kg maka
kardus diarahkan ke konveyor B (selector bernilai 010), diluar kisaran tersebut
kardus di reject dan diarahkan ke konveyor C (selector bernilai 001). Rancanglah
ladder diagram beserta masing – masing sub programnya (tugas kelompok).

Gambar 20. Sistem pengepakan

4.3 Instruksi aritmatik

Instruksi aritmatik dasar disini terbagi menjadi 4 yaitu perkalian,


pembagian, pengurangan dan penjumlahan. Format penggunaannya cukup dengan
menggunakan operator aritmatik yang dibutuhkan, berikut format penggunaannya
:

+ D0 D1 D2

Untuk simbol operator dapat diganti sesuai kebutuhan (+, -, / dan *), instruksi
aritmatik membutuhkan 3 slot alamat sekaligus. Contoh format tersebut
menunjukkan hasil penjumlahan memori D0 dan D1 ditampung ke alamat D2,
misalkan D0 diisi &100 dan D1 diisi &200 maka seharusnya memori D2 bernilai
&300. Apa yang terjadi apabila hasil penjumlahan melebihi kapasitas memori
atau overflow? Jawabannya maka kelebihan nilainya akan ditampung ke alamat
selanjutnya yaitu n + 1 atau D3. Khusus untuk operator pembagian, apabila

20
Modul Praktikum PLC

hasilnya berupa angka dibelakang koma atau floating point, maka nilai sisa bagi
masuk ke alamat memori selanjutnya, contoh :

/ &10 &3 D0

Dari contoh tersebut seharusnya hasil pembagian dari 10 / 3 = 3,33... khusus


untuk permasalahan ini nilai 3 masuk kedalam memori D0 sedangkan sisa bagi 10
/ 3 = 3 sisa 1, nilai 1 masuk ke memori selanjutnya n + 1 atau D1. Gambar 21
adalah contoh pemrograman operator aritmatik.

Gambar 21. operator aritmatik

4.4 Instruksi shift register

Shift register berfungsi sebagai penggeser bit (bit shifting). Aplikasi


didunia industri adalah untuk mengaktifkan motor atau pompa dalam jumlah yang
banyak secara berurutan dengan interval waktu yang sama. Instruksi SFT atau
shift register memiliki tiga line utama, line yang pertama untuk aktivasi atau
memasukkan logika “1”, line yang kedua berfungsi sebagai shifter atau penggeser
penggunaannya dapat digabungkan dengan kontaktor timer, line yang ketiga
berfungsi sebagai master reset. Perhatikan gambar 22.

21
Modul Praktikum PLC

Gambar 22. Instruksi SFT

Format instruksi SFT adalah sebagai berikut :

SFT 100 100

Instruksi SFT meminta 2 alamat word, alamat word yang pertama adalah alamat
awal dan yang kedua adalah alamat akhir. Karena instruksi ini digunakan untuk
menggeser bit, maka tidak cocok untuk alamat DM atau data memory, lebih tepat
untuk alamat memori bantu W atau CIO dengan catatan selama alamat CIO tidak
digunakan sebagai alamat modul expansion I/O maupun special I/O. Nilai 100
pada format yang dimaksud adalah alamat CIO, 100 100 dapat diartikan
penggeseran bit dilakukan mulai dari alamat 100 sampai dengan 100 (alamat word
CIO 100 saja) karena 1 word = 16 bit sehingga penggeseran bit dilakukan sejauh
16 bit dimulai dari bit 100.00 hingga 100.15 saja. Jika penggeseran dilakukan
sejauh 32 bit (16x2 bit) sehingga membutuhkan 2 alamat word yaitu 100 101, bit
digeser mulai dari 100.00 hingga 100.15 dan diteruskan dari 101.00 hingga
101.15.

22
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 5
Wiring kabel komunikasi serial PC – PLC

Bahan : DB 9 male + socket 1 buah

DB 9 female + socket 1 buah

Kabel isi 3 1 meter

Kabel timah secukupnya

Alat : Tang potong 1 buah

Solder 1 buah

Obeng minus 1 buah

PC 1 unit

Usb to serial (RS232) 1 unit

PLC CJ1M 1 unit

Tujuan : mahasiswa mampu membuat kabel komunikasi serial, memahami


koneksi PC - PLC beserta langkah – langkah download program dan
troubleshooting koneksi serial PC - PLC.

Downloading dan uploading program dari PC ke PLC pada modul ini


menggunakan komunikasi serial RS232, karena pada CPU 21/22/11 hanya
terdapat terminal DB 9 (9 pin) dan peripheral port. Berikut adalah wiring kabel
komunikasi PC - PLC

(a)

23
Modul Praktikum PLC

(b)

Gambar 23 (a). bentuk fisik kabel data, (b). Pin connection PC-PLC

Apabila kebel komunikasi tersebut sudah selesai dibuat langkah selanjutnya


adalah pengujian, pengujian dilakukan dengan mendownload program ke dalam
PLC. Berikut adalah langkah – langkah pengujian komunikasi PC – PLC :

1. Hubungkan kedua ujung kabel pada PC dan PLC, gunakan usb to serial
converter apabila menggunakan laptop (pastikan driver converter sudah terinstall
di laptop)

2. Buat project baru pada software cx programmer, sesuaikan tipe PLC dan
komunikasi berdasarkan setting dip switch pada CPU PLC (toolbus atau sysmac
way).

3. Aktifkan supply PLC, ubah mode pada ladder diagram (work online) dengan
jalan ctrl+w.

4. Apabila mode online berhasil selanjutnya adalah konfigurasi I/O Table, jika
belum cek kembali wiring komunikasi kabel.

5. Konfigurasi I/O table berfungsi untuk update otomatis modul ekspansi apa saja
yang terhubung dengan CPU PLC.

6. Ubah mode monitor menjadi mode program (ctrl + 1) atau pilih menu PLC
pada bagian atas lalu pilih operating mode, dan pilih mode program.

7. Arahkan kursor ke I/O table and unit setup pada bagian kiri window lalu klik 2x

24
Modul Praktikum PLC

8. Pilih menu edit – clear, kemudian menu option – create untuk update otomatis
informasi modul dari PLC. Tunggu sampai proses transfer / uploading selesai.

9. Modul yang terhubung dengan cpu PLC akan muncul pada list table setelah
proses uploading selesai.

10. Tutup jendela I/O table and unit setup, kemudian coba untuk mendownload
program ladder dengan memilih menu PLC – transfer – to PLC (download),
transfer all program tunggu sampai progress bar penuh.

11. Program anda telah berhasil didownload ke dalam CPU PLC.

25
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 6
Kontrol digital dan contoh aplikasi

Bahan : push button 2 buah

Relay 24VDC 3 buah

Kabel secukupnya

Alat : PLC CJ1M 1 unit

Modul ID211 1 unit

Modul OC211 1 unit

Tang kupas 1 buah

Obeng 1 buah

AVO meter 1 buah

Tujuan : mahasiswa mampu memahami konsep kontrol digital, wiring sinking dan
sourcing serta troubleshooting PLC.

Gambar 24. Common terminal

26
Modul Praktikum PLC

Kontrol digital yang dimaksud disini adalah pengendalian sistem apabila


didalamnya hanya terdiri dari sensor dan aktuator yang bersifat digital atau diskrit.
Salah satu contohnya adalah traffic light. Sebelum memulai pemrograman, hal
yang perlu dipahami adalah prinsip kerja dari modul ID dan OC beserta dasar
wiring rangkaian. Modul ID memiliki prinsip kerja yang sama dengan relay 24
VDC. Apabila pada bagian common terminal (terminal paling bawah pada modul
lihat gambar 24) diterminasikan dengan polaritas negatif supply atau GND maka
untuk mengaktifkan relay yang ada dildalamnya dapat dilakukan dengan
memberikan polaritas positif supply +24 VDC pada masing – masing channel, hal
ini berlaku kebalikannya.

Untuk modul OC memiliki prinsip kerja yang sama sepeti kontaktor


normally open (NO), aktif tidaknya kontaktor ini bergantung kepada alamat coil
pada saat pemrograman. Jika common terminal modul OC diterminasikan dengan
polaritas negatif maka masing masing channel akan mengeluarkan polaritas
tersebut. Sehingga pada saat channel tersebut aktif dan tehubung dengan beban
yang sebelumnya sudah terhubung dengan polaritas positif maka beban tersebut
aktif. Beban yang dimaksud disini adalah aktuator digital seperti lampu, relay
maupun motor DC. Maksud wiring sinking yaitu keadaan ketika modul menerima
arus atau dengan kata lain common terminal terhubung dengan polaritas negatif
gambar 25.

27
Modul Praktikum PLC

Gambar 25. Wiring sinking

Dan dikatakan wiring sourcing apabila modul memberikan arus atau common
terminal terhubung dengan polaritas positif supply, lihat gambar 26.

Gambar 26. Wiring sourcing

28
Modul Praktikum PLC

Soal 5 :

1. Pada sebuah traffic light memiliki urutan proses sebagai berikut; lampu merah
aktif selama 5 detik, lampu hijau 10 detik, lampu kuning 3 detik dan kembali lagi
ke lampu merah. Traffic light hanya akan aktif ketika PB 1 ditekan dan mati
ketika PB2 ditekan. (gunakan instruksi timer untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut)

2. urutan proses sama seperti soal nomor satu, tetapi interval waktu ke tiga lampu
adalah sama yaitu 5 detik. (gunakan instruksi shift register dan 1 timer untuk
menyelesaikan permasalah soal no. 2)

29
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 7
Pemrograman analog dan contoh aplikasi

Pemrograman analog adalah dasar pemrograman tingkat lanjut yang


berkaitan dengan metode kontrol seperti PID (Proportional, Integral, Derrivative),
FLC (Fuzzy Logic Controller) dan berbagai metode kontrol lainnya baik cascade,
robust, maupun adaptive controller. Pemrograman analog disini menggunakan
modul ekspansi tambahan, modul MAD 42. MAD 42 atau Modul Analog to
Digital dengan 4 masukan analog dan 2 keluaran analog, sehingga modul ini
mampu membaca 4 sensor analog dan mengendalikan 2 aktuator analog secara
bersamaan.

Sensor analog tergantung kepada variabel apa yang akan dikendalikan,


seperti contoh temperatur dapat menggunakan thermocouple, RTD PT 100
(kondisi 100 ohm saat temperatur 0oC) dan RTD PT1000. Udara bertekanan
menggunakan differential pressure sensor, level zat cair menggunakan level
transmitter.

Aktuator analog dapat berupa control valve, dimana bukaan katupnya


dapat diatur dari 0 % sampai dengan 100 %, VFD (Variable Frequency Drive)
atau VSD (Varible Speed Drive) yang digunakan untuk mengatur frekuensi
sumber motor AC maupun DC, karena perubahan tegangan, arus dan kecepatan
motor yang berbanding lurus atau bersifat linear sehingga kecepatan motor dapat
diatur melalui frekuensi sumbernya.

Programmer wajib mengetahui karekteristik sensor dan aktuator yang


digunakan. Ada dua parameter yang harus diperhatikan yaitu kapasitas pembacaan
sensor dan sinyal keluaran analog yang dihasilkan (untuk sensor) dan sinyal
masukan analog yang dibutuhkan (untuk aktuator). Perlu diketahui range atau
kisaran sinyal analog standar industri untuk kebutuhan kontroller dibagi menjadi
dua yaitu dalam bentuk tegangan dan arus. Tegangan memiliki kisaran antara -10
s/d 10 VDC sedangkan arus antara 4 s/d 20 mA. Apabila terdapat sensor dengan
kisaran lebih rendah maka sebelum diterminasikan ke modul, sinyal keluaran

30
Modul Praktikum PLC

sensor dikuatkan terlebih dahulu dengan bantuan rangkaian Op-Amp (Operational


Amplifier).

Ada dua langkah pada pemrograman analog :

7.1 Langkah pertama (setting hardware)

Berbeda dengan modul digital dimana addressing bergantung pada


penempatan modul setelah CPU, pengalamatan modul analog didasarkan pada
posisi selector switch pada modul MAD. Ada dua selector utama selector yang
mengindikasikan nilai puluhan dan selector untuk nilai satuan. Kedua duanya
dapat diputar dari kisaran 0 hingga 9, contoh :

Selector 101=0 dan 100=1, dapat dibaca modul ini adalah modul MAD ke - 1

Selector 101=1 dan 100=5, dapat dibaca modul ini adalah modul MAD ke - 15

Selector 101=8 dan 100=9, dapat dibaca modul ini adalah modul MAD ke - 89

Di dalam satu sistem PLC tidak boleh ada dua atau lebih MAD dengan
setting selector switch yang sama, karena hal ini akan berpengaruh pada alokasi
memori pengalamatan atau addressing pada PLC. Setting switch menentukan
alamat CIO yang digunakan untuk pembacaan sensor dan pengendalian aktuator.
Contoh :

Setting switch = 00, alokasi memori yang digunakan adalah CIO 2000 s/d 2009

Setting switch = 01, alokasi memori yang digunakan adalah CIO 2010 s/d 2019

Setting switch = 02, alokasi memori yang digunakan adalah CIO 2020 s/d 2029

....

Setting switch = 99, alokasi memori yang digunakan adalah CIO 2990 s/d 2999

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 27.

31
Modul Praktikum PLC

Gambar 27. Alokasi memori

Dari alokasi memori tersebut dapat kita lihat nilai pembacaan sensor,
misalkan setting switch adalah 00 sehingga alokasinya di kisaran CIO 2000 s/d
2009 dengan rincian :

2001 (n+1) = alamat analog output channel 1 (terminal A1 s/d A3)

2002 (n+2) = alamat analog output channel 2 (terminal B1 s/d B3)

2005 (n+5) = alamat analog input channel 1 (terminal A5 dan A6)

2006 (n+6) = alamat analog input channel 2 (terminal A8 dan A9)

2007 (n+7) = alamat analog input channel 3 (termial B5 dan B6)

2008 (n+8) = alamat analog input channel 4 (terminal B8 dan B9)

Sesuai dengan rincian tersebut, apabila sensor analog diterminasikan melalui


channel analog input 1 (terminal A5 dan A6 lihat alokasi terminal gambar 28)
sehingga nilai pembacaan sensor dalam bentuk bilangan desimal dapat dilihat
pada alamat memori CIO 2005. (Perhatikan : pada saat setting selector switch
atau setting hardware pastikan PLC dalam keadaan mati)

32
Modul Praktikum PLC

Gambar 28. Alokasi terminal

7.2 Langkah kedua (setting software)

1. pastikan nilai sinyal keluaran atau sinyal masukan analog yang dibutuhkan
masing – masing sensor dan aktuator.

2. buka software cx programmer, sesuaikan tipe dan setting komunikasi PLC, dan
hubungkan kabel komunikasi serial DB9 dari PC ke PLC.

3. mode online PLC (ctrl + w)

4. mode program (ctrl + 1)

5. pilih I/O table, clear atau hapus tabel. Kemudian option → create (creating
table) tunggu sampai proses transfer atau upload informasi tabel selesai sehingga
dapat diketahui modul apa saja yang ada atau terhubung dengan modul CPU PLC.

6. pilih modul MAD 42 (klik 2x) untuk melanjutkan ke menu properties

7. ada 3 parameter yang harus disetting diantaranya :

7.1 input / output use setting = ubah nilai disable menjadi enable semua untuk
mengaktifkan penggunaan keseluruhan channel analog.

7.2 input / output signal range setting = atur sesuai spesifikasi sinyal analog
sensor maupun aktuator.

33
Modul Praktikum PLC

7.3 resolution setting = 1ms/4000 atau 0.5us/8000, nilai resolusi sinyal. Pilih
8000 untuk mendapatkan ketelitian yang terbaik.

8. transfer setting parameter (transfer to modul) dan tunggu sampai proses transfer
selesai.

9. pilih yes/OK apabila ada pertanyaan “reset module?” dan tunggu indikator led
pada MAD blinking (mati kemudian nyala). apabila indikator berwarna hijau dan
muncul notifikasi reset successful, modul sudah siap untuk diprogram.

7.3 Cara pemrograman

Perhatikan gambar 29, pada baris pertama terdapat instruksi mov #3 ke


alamat 2000. Diasumsikan setting selector switch pada posisi 00. Memasukkan
nilai 3 heksa desimal atau 3 desimal berfungsi untuk mengaktifkan output channel
pertama bit ke 0 atau 20 = 1 atau alamat 2000.00 dan output channel kedua bit ke
1 atau 21 = 2 atau alamat 2000.01. untuk mengaktifkan bit tersebut cukup
memasukkan nilai &3 desimal atau &3 heksadesimal 20 + 21 = 3.

Gambar 29. Program ladder analog

34
Modul Praktikum PLC

Pada baris kedua terdapat instruksi mov 2005 ke alamat D0, sehingga hasil
pembacaan sensor yang masuk ke channel 1 selain dapat dilihat pada alamat 2005
juga dapat dibaca pada alamat D0 (mov ke memori DM bertujuan apabila nilai
pembacaan desimal diproses lebih lanjut menggunakan instruksi yang lain seperti
compare maupun instruksi aritmatik). Nilai yang keluar pada alamat D0 adalah
berupa bilangan desimal 0 s/d 8000 sesuai setting resolusi. Misalkan sensor
tersebut berupa thermocouple dengan kapasitas pembacaan antara 0 s/d 100 oC
sehingga perubahan besaran temperatur sebanding dengan perubahan resolusi,
gambar 30.

Gambar 30. Grafik temperatur vs resolusi

Di baris ketiga terdapat instruksi mov D2 ke alamat 2001, nilai D2 dapat


diisi dengan bilangan desimal dikisaran 0 s/d 8000 sesuai setting resolusi. Jika
output signal range setting dikisaran 0-10 VDC, dengan memasukkan nilai &8000
secara linear keluaran yang dihasilkan seharusnya adalah 10 VDC lihat grafik
hubungan antara resolusi dan sinyal keluaran pada gambar 31.

Gambar 31. Grafik hubungan resolusi dan sinyal keluaran


35
Modul Praktikum PLC

Bahan : potensio meter 1 buah

kabel secukupnya

Alat : PLC CJ1M 1 unit

Modul analog MAD 42 1 unit

Inverter 1 unit

Tang kupas 1 buah

Obeng 1 buah

AVO meter 1 buah

Tujuan : mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan konsep


pemrograman analog dan troubleshooting pada PLC.

Soal 6 :

Sebuah differential pressure memiliki kapasitas pembacaan 0 s/d 50 bar dengan


sinyal keluaran 0 – 5 VDC. Dan sebuah VSD mampu mengatur kecepatan motor
AC 3 phase dengan spesifikasi teknis kecepatan motor dapat diatur antara 0 –
1000 rpm, sinyal masukan analog yang dibutuhkan adalah 0 – 10 VDC. Apabila
sensor mendeteksi tekanan sebuah bejana tertutup dikisaran 0 – 25 bar maka
motor pompa berputar 100% x rpm, dan ketika tekanan dikisaran 25 – 50 bar
maka motor berputar 50% x rpm. (gunakan instruksi mov, compare dan aritmatika
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut).

36
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 8
Pemrograman HMI dan contoh aplikasi

HMI atau Human Machine Interface merupakan media pertukaran data


atau informasi yang direpresentasikan dalam bentuk grafik atau simbol – simbol
tertentu yang berfungsi untuk memudahkan user pada saat proses pengendalian
sebuah plant maupun monitoring kondisi plant secara real time. HMI dapat berupa
monitor LCD, touch screen panel, dan media visual lainnya. Pada pembahasan ini
akan dipelajari bagaimana mendesain sebuah HMI beserta bagaimana
downloading program HMI tersebut ke dalam media visual berupa panel
touchscreen. Ada dua tipe panel touchscreen yang tersedia di laboratorium
otomasi dan robotika, yaitu HMI touch screen dengan lebar layar 5 inch bernomor
seri NS5 SQ0 V2 dan HMI touch screen dengan lebar layar 10 inch bernomor seri
NS10 TV0 V2.

Gambar 32. Membuat project baru

Untuk mendesain sebuah HMI disini digunakan software CX – Designer,


sama seperti CX – Programmer untuk membuat project baru dapat dilakukan
dengan memilih menu file kemudian new project. Masukkan nama project, no seri
HMI yang digunakan dan system version. System version disini adalah firmware
bawaan HMI, pilih system version 6.3. kemudian akan tampil project workspace
pada menu sebelah kiri dan layar warna hitam yang merupakan media untuk
37
Modul Praktikum PLC

meletakkan berbagai simbol, button maupun grafik. Jumlah screenpage dapat kita
tambahkan sesuai kebutuhan (klik kanan pada screen category kemudian pilih
new screen). Sebagai contoh kita akan merancang HMI untuk contoh kasus 1
materi holding circuit. Pilih simbol on/off button dan letakkan dua buah button
pada layar hitam serta simbol bit lamp satu buah. Beri nama masing – masing
button dengan cara klik 2x objek yang akan diberi nama pilih opsi “label” dan beri
nama PB 1 dan PB 2 untuk kedua tombol dan lampu 1 untuk bit lamp. Gambar 33
object properties.

Gambar 33. Object properties

Desain masing – masing object dapat diubah dengan memilih button type
pada opsi “general”. Setelah memberi nama dan memilih bentuk objek kemudian
tetap pada opsi general masukkan alamat bit pada kolom wirte address dan
sesuaikan alamat tersebut dengan alamat yang ada pada ladder diagram gambar 34
sinkronisasi alamat.

Jika alamat bit pada objek telah disesuaikan dengan alamat bit yang
dipakai pada ladder diagram kemudian kita dapat mensimulasikan desain HMI
bersamaan dengan simulator cx – programmer menggunakan menu “test” gambar
35. Save all program kemudian pilih connect to cx simulator dan pilih start button
untuk memulai simulasi.

38
Modul Praktikum PLC

Gambar 34. Sinkronisasi alamat

Gambar 35. Tes program

Simulasi disini bertujuan untuk mengetahui apakah desain yang dirancang


sesuai dengan alur proses pada ladder diagram. Selanjutnya adalah downlading
program, panel touchscreen memiliki 2 jalur komunikasi utama yaitu miniUSB
atau kabel printer dan via RS232 (DB9). Master untuk driver mini USB dapat kita
temukan pada direktori tempat CX-One diinstal pada folder drivers. Apabila
driver sudah diinstal maka proses downloading menggunakan mini usb dapat
diproses. Sebelum mentransfer atur communication setting pada menu “PT” yang

39
Modul Praktikum PLC

dapat ditemukan di window sebelah atas. Ubah protocol NT link pada serial A
menjadi host link dan pilih OK button. Tetap pada menu PT pilih transfer
kemudian transfer program (ctrl + i). Save all program dan tekan communication
method dan pilih media “USB” lalu OK. Pilih connect button tunggu sampai
simbol download dan upload visible dan pilih project yang akan ditransfer (select
all) dan tekan tombol download tunggu progress bar hingga 100%. Reset HMI
dan secara otomatis desain HMI sudah berhasil didownload pada panel
touchscreen, untuk memastikan desain sudah terdownload pilih menu “data
check” pada panel touchscreen properties (tekan dua ujung diagonal panel secara
bersamaan untuk mengeluarkan properties).

Soal 7 : Ulangi langkah – langkah tersebut dengan menambahkan level meter,


analog meter, beserta command button dan jelaskan masing – masing fungsi
simbol tersebut. (tugas kelompok).

40
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 9

Evaluasi Tengah Semester

Evaluasi Tengah Semester


Evaluasi individu materi soal meliput kontrol digital, kontrol analog dan Human
Machine Interface. 1 kloter = 7 anak, waktu pengerjaan 45 menit. Closed book.
Wiring (25 %), ladder (35 %) dan troubleshooting + kompetensi (40%).

41
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 10
Pengenalan software TIA portal (SIEMENS)

Berbeda vendor tentu akan berbeda juga software yang digunakan, untuk PLC
siemens menggunakan software TIA portal. Jika dibandingkan dengan CX-One
memang software ini sedikit lebih kompleks. Akan tetapi pada intinya memiliki
langkah – langkah yang sama. Mulai dari deklarasi tipe CPU, pengalamatan dan
alokasi memori. Perbedaan yang mendasar pertama adalah sistem memori, 1
alamat word pada PLC siemens hanya terdiri dari 8 bit atau setara dengan 255
desimal atau FF dalam heksadesimal. Kedua adalah istilah dalam sistem
komunikasi, seperti contoh komunikasi ethernet yang dinamakan profinet oleh
pihak siemes, kemudian modbus yang dinamakan profibus serta komunikasi serial
RS485 yang dinamakan MPI (Multi Point Interface).

Gambar 36. TIA Portal V11.

Untuk membuat project baru pilih create new project kemudia isi kolom – kolom
yang sudah disediakan seperti nama project, direktori penyimpanan project, dan
nama programmer kemudian pilih create button untuk melanjutkan ke tahap
berikutnya.

42
Modul Praktikum PLC

Gambar 37. create new project.

Tentukan jenis PLC yang akan digunakan, siemens memiliki beberapa jenis PLC
diantaranya S7-300, S7-400 dan S7-1200. Untuk mendeklarasikan jenis PLC
tersebut, pilih menu configure a device.

Gambar 38. configure a device

Karena disini kita akan mendeklarasikan PLC baru, pilih add new device. Beri
nama device semisal “PLC1” kemudian kita tentukan jenis PLC yang akan
digunakan. Karena di laboratorium tersedia tipe S7-300, untuk itu kita pilih tipe
tersebut.

43
Modul Praktikum PLC

Gambar 39. pemilihan tipe PLC

Untuk tipe S7-300 terdiri dari berbagai macam CPU, sama seperti Omron pada
CJ1M yang terdiri dari CPU 21, 22, 11 dan 12. Berbeda tipe CPU berbeda juga
tambahan fasilitas bawaannya, ada yang support untuk komunikasi profinet dan
MPI sekaligus ada juga yang hanya support komunikasi MPI. Semua tipe CPU
PLC siemens S7-300 di laboratorium otomasi dan robotika adalah CPU 315-2 DP
dengan nomor seri 315-2AH14-0AB0 yang mendukung untuk komunikasi MPI.

Gambar 40. CPU 315-2 DP support MPI + DP Interface

Pilih tipe cpu dan nomor seri yang sesuai kemudian tambahkan (add). Pada
window selanjutnya kita tambahkan modul – modul ekspansi dengan cara drag
and drop, library modul ada pada menu sebelah kanan window. Berikut adalah
urutan modul mulai dari slot 1, slot 4 dan seterusnya.
44
Modul Praktikum PLC

1. PS 307 2A no seri 307-1BA01-0AA0

2. CPU 315-2 DP no seri 315-2AH14-0AB0

3. Dikosongkan

4. DI 16 x 24 VDC n seri 321-1BH02-0AA0

5. DI 16 x 24 VDC n seri 321-1BH02-0AA0

6. DO 16 x REL 120/230 VAC no seri 322-1HH01-0AA0

7. DO 16 x REL 120/230 VAC no seri 322-1HH01-0AA0

Gambar 41. susunan modul dan pengalamatan (addressing)

Setelah proses penyusunan modul dapat dilihat pada gambar 34, bagian bawah
window terdapat address atau alamat word. Pada slot ke empat karena modul
digital atau DI tersebut memiliki 16 channel sedangkan 1 alamat word pada sistem
memori PLC siemens hanya terdiri dari 8 bit, maka membutuhkan 2 alamat word
sekaligus dimulai dari 0.00 – 0.07 dilanjutkan dengan 1.00 – 1.07 sehingga total
16 bit. Hal yang sama berlaku untuk slot ke lima, enam dan tujuh karena sama –
sama memiliki 16 channel. Penyusunan modul atau konfigurasi hardware memang
dilakukan secara manual berbeda dengan omron dimana konfigurasi hardware
dapat diupdate secara otomatis melalui I/O table pada saat mode online. Apabila
konfigurasi hardware sudah sesuai selanjutnya adalah transfer konfigurasi tersebut

45
Modul Praktikum PLC

ke dalam hardware CPU PLC atau simulator jika masih dalam tahap pengujian
program. Pertama ubah mode menjadi online gambar 35.

Gambar 42. Go online

Pilih interface yang akan digunakan gambar 36, jika kabel MPI sudah terhubung
dengan hardware PLC maka ubah interface menjadi MPI adapter. Sedangkan jika
belum terhubung maka pilih interface simulator kemudian go online dan lanjutkan

dengan proses downloading ( tekan simbol pada window konfigurasi


hardware sebelah atas dan lanjutkan sampai proses download selesai).

Gambar 43. PG/PC Interface


46
Modul Praktikum PLC

Konfigurasi hardware telah selesai dilakukan langkah selanjutnya adalah


pemrograman dengan ladder diagram. Perhatikan gambar 37, menu sebelah kiri
adalah project properties dimana sebelumnya telah kita lakukan konfigurasi
hardware (device configuration), untuk memulai pemrograman pilih menu
program blocks kemudian arahkan kursor ke main (OB1) klik 2x untuk
menampilkan ladder diagram. Pada window ladder diagram sama halnya dengan
omron untuk meletakkan kontaktor maupun koil tersedia simbol – simbol tersebut
pada bagian atas window ladder atau pada menu sebelah kanan. Istilah rung atau
baris pada TIA Portal disebut network, cara menambah network atau baris dapat
dilakukan dengan memilih menu insert – network.

Gambar 44. ladder diagram

Agar lebih mudah pada saat pemrograman, deklarasikan terlebih dahulu alamat bit
input maupun output, alamat bantu (MB / memory bit) dan alamat word (MW /
memory word) jika dalam pemrograman kita menggunakan instruksi menengah
seperti compare dan aritmatik. Deklarasi simbol untuk masing – masing alamat
terdapat pada menu sebelah kiri (PLC tags – default tag table).

47
Modul Praktikum PLC

Gambar 45. PLC tags

Kembali lagi ke ladder diagram, dengan mendeklarasikan tag name untuk masing
– masing alamat bit akan memudahkan kita pada saat proses pemrograman.
Setelah meletakkan kontaktor NO misalnya, untuk mendeklarasikan alamat bit,
cukup dengan memasukkan tag name maka secara otomatis keluar listbox yang
menunjukkan tag name apa saja yang sudah di deklarasikan.

Gambar 46. tag name yang sudah dideklarasi pada default tag table

Proses online dan download ladder diagram sama seperti proses download pada
saat konfigurasi hardware atau penyusunan modul.

Soal : (Tugas Individu)

1. Menurut pendapat anda apa kelebihan dan kelemahan dari kedua software PLC
(CX-One dan TIA Portal) yang telah dijelaskan di modul ini? Baik dari segi
kemudahan untuk user maupun kelengkapan software?

48
Modul Praktikum PLC

2. Apa perbedaan serial komunikasi pada PLC Omron yang menggunakan RS232
dengan PLC Siemens yang menggunakan komunikasi berbasis RS 485 yang
disebut MPI (Multi Point Interface)?

49
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 11
S7-PLCSIM Simulating Modules

Berbeda dengan omron untuk software TIA portal menyediakan sub software
tersendiri untuk simulasi program ladder diagram yang telah dirancang.

Gambar 47. S7-PLCSIM Simulating Modules

Yaitu S7-PLCSIM, simulator ini dapat digunakan untuk merubah kondisi atau
logika pada alamat bit tertentu maupun memodifikasi nilai pada alamat word yang
dituju. Tampilan S7-PLCSIM dirancang menyerupai hardware PLC gambar 48.

50
Modul Praktikum PLC

Gambar 48. tampilan utama simulator

Kenapa dikatakan mirip karena sama halnya dengan modul siemens pada
umumnya terdapat interface untuk merubah mode PLC diantaranya mode stop,
mode Run Program, mode Run dan master reset yang seringkali digunakan setiap
kali kita mendownload setting PLC via TIA Portal. Misalkan sebuah modul input
16 channel dengan alamat 4.00 s/d 4.07 dan 5.00 s/d 5.07. dan modul output 16
channel dimulai dati 8.00 s/d 8.07 dan 9.0 s/d 9.7. kita buat rangkaian holding
circuit seperti gambar 42.

Gambar 49. holding circuit

Terdapat dua buah push button yaitu push button start dan push button stop serta
lampu masing – masing dialamatkan seperti gambar 42 untuk mensimulasikan
ladder yang telah kita rancang buka S7-PLCSIM biarkan program ladder tetap
terbuka. Kemudian pada simulator tambahkan variabel input dan output gambar
50.

51
Modul Praktikum PLC

Gambar 50. menambahkan variabel input dan output

Sesuai dengan pilihan menu yang ada pada menu insert, ada berbagai pilihan
variabel yang dapat kita monitor maupun modifikasi diantaranya input dan output
variable (alamat modul ekspansi), bit memory jika kita menggunakan alamat bit
bantu dalam ladder diagram, dan timer serta counter apabila kita ingin
memonitoring status value dari instruksi timer dan counter. Karena disini kita
ingin memodifikasi bit variabel input dan memonitoring bit variabel output, kita
masukkan variabel input dan output seperti pada gambar 51.

Gambar 51. tampilan variabel input (IB) dan output (QB)

Untuk memodifikasi bit pada alamat IB, ubah format memori kedalam bentuk bit

52
Modul Praktikum PLC

Gambar 52. pemilihan format memori

Dengan mengatur alamat memori kedalam format bit, pada satu alamat memori
word terdapat total 8 bit secara keseluruhan dari bit ke 0 hingga bit ke 7. Karena
alamat word yang digunakan sesuai gambar 42 adalah alamat word 4.x dan 8.x,
ubah nilai IB menjadi 4 dan QB menjadi 8.

Gambar 53. sinkronisasi alamat word sesuai ladder diagram

Langkah terakhir adalah downloading and testing. Untuk mendownload ladder


kedalam simulator S7PLCSIM. Sebelum mendownload pastikan setting interface
yang digunakan sama dengan simulator, karena CPU 315-2 DP menggunakan
komunikasi via MPI atau RS485 pastikan set PG/PC interface pada menu option
jendela manager menggunakan MPI simulator gambar 54.

53
Modul Praktikum PLC

Gambar 54. parameter assignment

Download setting hardware yang telah dideklarasikan terlebih dahulu setelah


selesai download ladder diagram yang telah dirancang, cara mendownload
program ladder diagram yaitu dengan merubah mode CPU pada jendela simulator
menjadi RUN-P (Running Program) kemudian pada jendela ladder diagram ubah

mode program offline menjadi online melalui simbol sampai indikator online
mode keluar , kemudian download program ladder menggunakan
simbol dan pilih simbol untuk memonitor kondisi ladder. Berikut adalah
hasil simulasi menggunakan bantuan S7-PLCSIM

Gambar 55. PB start ditekan

54
Modul Praktikum PLC

Gambar 56. holding circuit bekerja

Gambar 57. PB stop ditekan

55
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 12
Instruksi dasar

12.1 instruksi timer

Karena contoh holding circuit sudah diberikan pada pembahasan sebelumnya, dua
instruksi selanjutnya adalah timer dan counter. Berbeda dengan omron yang
hanya mempunyai satu jenis timer dan satu jenis counter, pada PLC siemens
untuk instruksi timer terdapat 5 jenis timer berdasarkan teknik penggunaannya.
Jenis instruksi timer yang sama dengan instruksi timer pada omron adalah on
delay timer, gambar 58 adalah contoh penggunaan instruksi timer pada PLC
siemens.

Gambar 58. instruksi timer

Instruksi timer disini mempunyai beberapa terminal yang “wajib” digunakan.


Berikut adalah keterangan untuk masing – masing terminal :

S = aktifasi instruksi timer


TV = timer value (format pengisian timer value : S5T#5s, S5T# adalah format
awal penggunaan instruksi timer sedangkan untuk timer value dapat diisi
sesuai kebutuhan. Contoh apabila kita memasukkan 10 detik maka
formatnya S5T#10s (second), memasukkan 0.5 detik karena 0,5 detik
setara dengan 500ms sehingga formatnya S5T#500ms)
56
Modul Praktikum PLC

R = untuk mengembalikan ti
mer value ke kondisi awal
Q = adalah keluaran instruksi timer, keluaran ini bernilai high ketika timer
value bernilai 0 atau mencapai setting point.

Sesuai dengan jenisnya, karena instruksi ini bersifat on delay sehingga supaya
instruksi timer ini bekerja, sinyal yang masuk ke terminal S harus bersifat
kontinyu.

Soal : bandingkan penggunaan on delay timer (ODT) dengan, PULSE, PEXT,


ODTS dan OFFDT, apa perbedaannya dan jelaskan dengan bantuan simulator!
(tugas insdividu)

Gambar 59. jenis – jenis instruksi timer berdasarkan penggunaannya

12.2 Instruksi counter

Instruksi counter memiliki 3 macam instruksi yang berbeda berdasarkan teknik


penggunaannya, CU (counter up, CD counter down dan CUD counter up down).
Penggunaan yang hampir sama dengan instruksi counter pada omron adalah CD
atau counter down, gambar... menunjukkan penggunaan instruksi CD.

57
Modul Praktikum PLC

Gambar 60. Penggunan instruksi counter down

Instruksi counter harus diaktifkan terlebih dahulu melalui terminal S, oleh karena
itu kenapa pada baris pertama terdapat rangkain holding untuk mengaktifkan
counter. Terminal CD berfungsi sebagai penerima sinyal diskrit, umumnya
terhubung langsung dengan alamat sensor. PV adalah counter value, format
penggunaannya yaitu C# (format awal) kemudian berapa counter value yang
diinginkan misalkan 5, sehingga formatnya C#5. Nilai PV akan berkurang apabila
terminal CD menerima masukan sinyal diskrit. Keluaran instruksi counter down
ini pada terminal Q bernilai high saat terminal S pertama kali diaktifkan dan
bernilai low saat counter value atau PV bernilai nol. Terminal R berfungsi untuk
mengembalikan counter value ke nilai awal.

Jika menginginkan keluaran Q bernilai high saat counter value mencapai setting
point maka keluaran sinyal terminal Q dapat dimodifikasi dengan memanfaatkan
instruksi up down beserta set reset seperti pada gambar 54.

58
Modul Praktikum PLC

Gambar 61. modifikasi keluaran sinyal instruksi counter

(n) atau instruksi down yang dapat ditemukan pada sub instruksi bit logic,
merupakan instruksi yang menerima perubahan sinyal dari rising edge atau batas
atas atau kondisi high = “1” yang berubah ke falling edge atau batas bawah atau
kondisi low = “0”, sinyal keluaran yang dihasilkan oleh instruksi ini tidak bersifat
kontinyu hanya 1x cycle time. Oleh sebab itu kenapa coil yang dipakai bukan coil
biasa akan tetapi instruksi set yang berfungsi sama seperti holding circuit.
Berkebalikan dengan instruksi down, instruksi up (p) merupakan instruksi yang
mampu menerima perubahan dari falling edge ke rising edge, karena keluaran
sinyal yang dihasilkan juga 1 x cycle time maka penggunaannya dapat digabung
menggunakan instruksi set maupun reset.

Soal : bandingkan penggunaan counter down CD dengan CU dan CUD, apa


perbedaannya dan jelaskan dengan bantuan simulator! (tugas individu).

59
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 13
Instruksi menengah

13.1 Instruksi move

Penggunaan instruksi move pada plc siemens sedikit berbeda, gunakan memori
MW apabila dalam pemrograman ladder diagram memakai instruksi menengah
seperti instruksi move, campare dan aritmatik. Pengalamatan memori mw
menggunakan pola bilangan cacah genap dimulai dari 0,2,4,6,8,10,12 dan
seterusnya.karena alamat bilangan ganjil disini digunakan sebagai work area
memory sehingga tidak untuk diakses atau dipakai (hal ini berlaku untuk memori
MW). Contoh penggunaan instruksi move pada gambar 62.

Gambar 62. penggunaan instruksi move

Untuk membuktikan apakah nilai dari alamat awal (IN) sudah digandakan ke
alamat tujuan (OUT) gunakan bantuan simulator, tambahkah variabel bit memory
kemudian ganti alamat MB menjadi MW dan format memori menjadi desimal.
Kemudian ubah alamat MW sesuai dengan ladder diagram (MW2 dan MW4).
Ubah nilai pada MW2 kemudian aktifkan bit I4.0 (start), dan perhatikan apakah
nilai pada MW2 sama dengan MW4, jika sama penggunaan instruksi move
berhasil.
60
Modul Praktikum PLC

soal : apakah perbedaan MW dan MB, apakah alamat MB 4.0 dapat dikatakan
sebagai bagian dari alamat MW 4? ( tugas individu)

13.2 instruksi compare

Sama halnya seperti instruksi move gunakan alamat memori MW dengan pola
bilangan cacah genap untuk menggunakan instruksi compare. Perhatikan gambar
instruksi compare berikut.

Gambar 63. instruksi compare

Instruksi compare disini lebih bersifat fleksibel karena penggunaanya dapat


digunakan untuk membandingkan lebih dari dua variabel dan dapat dipakai sesuai
kebutuhan atau operator kondisi yang dibutuhkan saja.

13.3 Instruksi aritmatik

instruksi dasar aritmatik seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian dan


perkalian juga tersedia pada PLC siemens dengan format berbagai macam mulai
dari integer sampai dengan double integer, double integer digunakan apabila
pemakaian instruksi aritmatik memakai lebih dari 2 alamat word 2x8bit = 16 bit =
61
Modul Praktikum PLC

65535 desimal. Gambar berikut adalah contoh penggunaan instruksi aritmatir


pada ladder diagram.

Gambar 64. instruksi aritmatik single integer

Urut dari atas ke bawah pada gambar... adalah instruksi penjumlahaan


(ADD_Integer), pengurangan (SUB_Integer), perkalian (MUL_Integer) dan
pembagian (DIV_Integer).

Soal : sebuah sistem pengisian zat cair mempunyai dua storage tank masing –
masing berkapasitas 400 liter, storage tank yang pertama berisi zat cair tipe A dan
storage tank yang kedua berisi zat cair tipe B. agitator berkapasitas 400 liter
berfungsi sebagai tempat pencampuran zat cair A dan zat cair B. Kompisisi
pencampuran kedua zat cair diatur berdasarkan pemilihan aktifasi push button
oleh operator, dengan keterangan :
62
Modul Praktikum PLC

 Push button 1 ditekan, komposisi zat cair A adalah 20% dan zat cair B
80% dari total kapasitas agitator.

 Push button 2 ditekan, komposisi zat cair A adalah 40% dan zat cair B
60% dari total kapasitas agitator.

 Push button 3 ditekan, komposisi zat cair A adalah 75% dan zat cair B
25% dari total kapasitas agitator.

jika kondisi agitator berada pada kapasitas maksimum maka valve A dan
valve B tertutup dan motor pengaduk mulai bekerja selama 20 detik. Setelah
20 detik maka valve outlet terbuka hingga volume agitator bernilai 0 dan valve
outlet tertutup.

Gambar 65. soal instruksi menengah

63
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 14
Kontrol digital

Bahan : kabel 50cm + banana plug 25 buah


Relay 24 VDC 2 buah
Push button 2 buah
Alat : obeng 1 buah
AVO meter 1 unit
MPI adapter 1 unit
PLC siemens + exp. Modul 1 unit

Tujuan : mahasiswa memahami konsep wiring digital pada modul PLC siemens,
mampu merancang program ladder kontrol digital dan troubelshooting

Karena modul PLC siemens sudah terhubung dengan terminal utama dan wiring
common terminal pada masing – masing modul ekspansi baik untuk modul digital
input maupun digital output terhubung dengan polaritas negatif sehingga wiring
modul ekspansi secara kesuluruhan adalah sinking. Pada pertemuan ini terdapat 3
modul yang harus diselesaikan permasalahannya oleh masing – masing kelompok
modul tersebut diantaranya modul motor DC, modul pneumatic dan modul traffic
light, berikut penjelasan soal tiap modul :

14.1 modul motor DC

Gambar 66. Modul motor DC


64
Modul Praktikum PLC

soal : gunakan modul dc motor dan position control, jika push button 1 ditekan
maka posisi balok akan bergeser ke sebelah kiri hingga mengenai limit switch,
saat limit switch dikenai oleh balok tersebut mengakibatkan motor dc berputar
berlawanan arah jarum jam (ccw). Sebaliknya saat push button 2 ditekan maka
posisi balok bergeser ke sebelah kanan, dan saat mengenai limit switch sebelah
kanan maka motor DC bergerak searah jarum jam (cm). Tips : gunakan relay
24VDC untuk merubah arah putar / membalik polaritas motor DC.

14.2 modul pneumatik

Gambar 67. Modul pneumatik

soal :

silinder 1 + : posisi piston keluar


silinder 1 - : posisi piston masuk
silinder 2 + : posisi piston keluar
sinder 2 - : posisi piston masuk

push button 1 ditekan silinder 1 + dan silinder 2 - , push button 2 ditekan silinder
1 - dan silinder 2 + , kedua push button ditekan silinder 1 + dan silinder 2 +,
kedua push button dilepas silinder 1 - dan silinder 2 - .

65
Modul Praktikum PLC

14.3 modul traffic light

Gambar 68. Modul traffic light

soal : urutan arah traffic light berturut – turut dari atas, kiri, bawah, kanan
kemudian kembali lagi ke atas (berlawanan arah jarum jam). Urutan lampu yaitu
merah, hijau, kuning dan kembali lagi ke merah. Interval waktu hijau dan kuning
untuk keempat traffic light adalah sama, 4 detik untuk lampu hijau dan 3 detik
(blinking) untuk lampu kuning, sedangkan lampu merah menyesuaikan
berdasarkan urutan arah. Sistem aktif saat push button 1 ditekan dan mati saat
push button 2 ditekan.

66
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 15
Pemrograman dengan konverter digital to analog

Bahan : push button 3 buah

Kabel connector konverter 1 unit

Kabel 50cm + banana plug 2 buah

Alat : AVO meter 1 buah

MPI adapter 1 unit

PLC siemens + exp. Modul 1 unit

Inverter 1 unit

DA converter 1 unit

Tujuan : mahasiswa mampu memahami pemrograman dengan konverter digital to


analog, mampu menguasai pemrograman tingkat menengan dan aplikasinya untuk
kontrol analog.

Gambar 69. DA converter

67
Modul Praktikum PLC

Berikut adalah keterangan modul sesuai penomoran pada gambar 69 :

1. terminal socket to output module

2. self tester, penggunaannya bersamaan dengan terminal socket dengan urutan


warna kabel :

Putih : D0
Abu – abu : D1
Ungu : D2
Hijau : D3
Kuning : D4
Jingga : D5
Merah : D6
Coklat : D7
3. probe socket to AVO meter
4. meter range selector
5. analog output to device (aktuator analog ; inverter, control valve)
6. 220 VAC supply socket
7. reference for operational amplifier
8. power switch
Langkah – langkah percobaan :
1. lakukan self tester sebagai prosedur kalibrasi DA converter
2. hubungkan supply socket dengan sumber tegangan.
3. hubungkan terminal cable dari terminal socket menuju probe socket untuk
selftester
4. atur selector pada kondisi 15V
5. aktifkan semua toggle switch (kondisi high) dan pastikan keluaran analog
output maksimum adalah 10 VDC dengan mengatur tegangan referensi pada
operational amplifier
6. catat tegangan referensi yang dibutuhkan pada saat keluaran analog bernilai 10
VDC
7. kemudian ambil data untuk kondisi berikut :
No. Binary switch Decimal value Analog output

1 00000000 0 .......

68
Modul Praktikum PLC

2 00000001 1 .......

3 00000011 3 .......

4 00000111 7 .......

5 00001111 15 .......

6 00011111 31 .......

7 00111111 63 .......

8 01111111 127 .......

9 11111111 255 .......

8. gambarkan grafik hubungan antara nilai desimal dan keluaran terminal analog,
apakah grafik masih linear atau dapat diartikan konverter masih layak digunakan?
9. laporkan hasil analisa grafik ke pembimbing untuk mendapatkan acc
pengerjaan soal.

Soal :
terdapat 3 mode pemilihan kecepatan motor, mode yang pertama adalah kecepatan
25 %, mode kedua adalah kecepatan 50% dan mode ketiga adalah kecepatan
penuh atau 100 % pemilihan mode tersebut berdasarkan pemilihan push button :
 Push button 1 untuk mode 1
 Push button 2 untuk mode 2
 Push button 3 untuk mode 3
Dan menekan push button 1 dan 2 secara bersamaan untuk mematikan sistem.
(tugas kelompok)

69
Modul Praktikum PLC

PERTEMUAN 16

Evaluasi Akhir Semester

Evaluasi Akhir Semester


Evaluasi individu materi soal meliput kontrol digital, kontrol analog dengan DA
converter. 1 kloter = 4 anak, waktu pengerjaan 30 menit. Closed book. Wiring (25
%), ladder (35 %) dan troubleshooting + kompetensi (40%).

70

Anda mungkin juga menyukai