Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

PRAKTIKUM OTOMASI INDUSTRI

NAMA : RAHMAWATI
KELAS : 4ED
NPM : 062030321048

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PRODI TEKNIK ELEKTRONIKA
POLIKTEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
DAFTAR ISI

BAB I Programmable Logic Controller................................................................... 1

1.1 Pengertian PLC .......................................................................................... 1

1.2 Sejarah....................................................................................................... 1

1.3 Hardware PLC………………………………………………………………………………………… 5

1.3.1 Desain Mekanik Sistem PLC…………………………………………………………….. 7

1.4 Arsitektur Internal…………………………………………………………………………………. 7

1.4.1 CPU……………………………………………………………………………………………….. 10

1.4.2 BUS………………………………………………………………………………………………… 10

1.4.3 MEMORI…………………………………………………………………………………………. 11

1.4.4 Unit Input/output…………………………………………………………………………… 12

1.4.5 Sourcing dan Sinking………………………………………………………………………..13

1.5 Bahasa Pemrograman PLC……………………………………………………………………..14

1.5.1 Pemrograman Tangga Untuk PLC……………………………………………………20

1.6 Fungsi-Fungsi Logika………………………………………………………………………………22

1.6.1 AND dan NOT AND (NAND)…………………………………………………………….24

1.6.2 OR dan NOT OR………………………………………………………………………………24

1.6.3 AND LOAD (AND LD)……………………………………………………………………….25

1.6.4 OR LOAD (OR LD)…………………………………………………………………………….25

1.7 Sinyal Diskrit dan Analog………………………………………………………………………..25

1.8 Keunggulan yang dimilikki PLC………………………………………………………………..27

BAB II Pemrograman PLC Siemens S7-300...............................................................28

2.1 PLC Siemens S7-300………………………………………………………………………………..28

2.1.1 Spesifikasi SIMATIC S7-300……………………………………………………………..28

2.2 Pengalamatan PLC S7-300…………………………………………………………………….. 29

BAB III Pengoperasian program SIMATIC terhadap PLC SIEMENS..........................34

3.1 Langkah-langkah menjalankan Program TIA PORTAL……………………………..35

BAB IV Kesimpulan dan Saran………………………………………………………………………………37

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................38


BAB I
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

1.1 Pengertian PLC


Programmable Logic Controller (PLC)
Berdasarkan namanya, konsep Programmable Logic Controller adalah sebagai berikut

Programmable
menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan programyang telah dibuat
yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.2.

Logic
menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic(ALU),
yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan,
membagi,mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.3.

Controller
menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehinggamenghasilkan
output yang diinginkan.

PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat diprogram bersifat logik,
yangdigunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem
kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor terkait),kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang
dibutuhkan, sepertimenghidupkan atau mematikan keluarannya.Dengan kata lain, PLC
menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrument keluaran berkaitan dengan
status suatu ukuran atau besaran yang diamati. PLC merupakan suatu alat pengontrol yang
bisa diprogram dengan bahasa program seperti ladder diagram, statment list,dan function
chart.

1.2 Sejarah
Secara historis, PLC pertama kali dirancang oleh perusahaan General Motor (GM)
sekitar tahun 1968 untuk menggantikan control relay pada proses sekuensial yang
dirasakan tidak fleksibel dan berbiaya tinggi. Pada saat itu, hasil rancangan telah benar-
benar berbasis komponen solid state dan memiliki fleksibilitas tinggi, hanya secara
fungsional masih terbatas pada fungsi-fungsi kontrol relay saja.
Seiring perkembangan teknologi solid state, saat ini PLC telah mengalami perkembangan
luar biasa, baik dari ukuran, kepadatan komponen serta dari segi fungsionalnya. Beberapa
peningkatan perangkat keras dan perangkat lunak ini antara lain adalah:

1
• Ukuran semakin kecil dan kompak.
• Jumlah input/output yang semakin banyak dan padat.
• Beberapa jenis dan tipe PLC dilengkapi dengan modul-modul untuk tujuan kontrol
kontinu, misalnya modul ADC/DAC, PID, modul Fuzzy, dan lain-lain.
• Pemrograman relatif semakin mudah. Hal ini terkait dengan perangkat lunak
pemrograman yang semakin bersahabat dengan pengguna (user friendly).
• Memiliki kemampuan komunikasi dan sistem dokumentasi yang semakin baik.
• Jenis instruksi/fungsi semakin banyak dan lengkap.
• Waktu eksekusi program semakin cepat.

Saat kebutuhan produksi berubah maka demikian pula dengan sistem kontrol-nya. Hal
ini menjadi sangat mahal jika perubahannya terlalu sering. Karena relay merupakan alat
mekanik. Maka, tentu saja, memiliki umur hidup atau masa penggunaan yang terbatas,
yang akhirnya membutuhkan jadwal perawatan yang ketat. Pelacakan kerusakan atau
kesalahan menjadi cukup membosankan jika banyak relay yang digunakan. Bayangkan
saja sebuah panel kontrol yang dilengkapi dengan monitor ratusan hingga ribuan relay
yang terkandung pada sistem kontrol tersebut. Lihat gambar dibawah, bagaimana
kompleks-nya melakukan pengkabelan pada relay-relay tersebut, Bayangkan saja hal ini.

Dengan demikian "pengontrol baru" (the new controller) ini harus memudahkan para teknisi
perawatan dan teknisi lapangan melakukan pemrograman. Umur alat harus menjadi lebih
panjang dan program proses dapat dimodifikasi atau dirubah dengan lebih mudah. Serta harus
mampu bertahan dalam lingkungan industri yang keras. Jawabannya ? Penggunaan teknik
pemrograman yang sudah banyak digunakan (masalah kebiasaan dan pada dasarnya bahwa
'people do not like to change') dan mengganti bagian-bagian mekanik dengan teknologi solid-
state (IC atau mikroelektronika atau sejenisnya).

2
Pada pertengahan tahun 1970-an, teknologi PLC yang dominan adalah sekuenser
mesin-kondisi dan CPU berbasis bit-slice. Prosesor AMD 2901 dan 2903 cukup populer
digunakan dalam MODICON dan PLC A-B. Mikroprosesor konvensional kekurangan daya
dalam menyelesaikan secara cepat logika PLC untuk semua PLC, kecuali PLC kecil. Setelah
mikroprosesor konvensional mengalami perbaikan dan pengembangan, PLC yang besar-besar mulai
banyak menggunakan-nya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini ada yang masih berbasis pada AMD
2903. Kemampuan komunikasi pada PLC mulai muncul pada awal-awal tahun 1973. Sistem yang
pertama adalah Modbus-nya MODICON. Dengan demikian PLC bisa berkomunikasi dengan PLC lain
dan bisa ditempatkan lebih jauh dari lokasi mesin sesungguhnya yang dikontrol. Sekarang kemampuan
komunikasi ini dapat digunakan untuk mengirimkan dan menerima berbagai macam tegangan untuk
membolehkan dunia analog ikut terlibat. Sayangnya, kurangnya standarisasi mengakibatkan
komunikasi PLC menjadi mimpi buruk untuk protokol-protokol dan jaringa-jaringan yang tidak
kompatibel. Tetapi bagaimanapun juga, saat itu merupakan tahun yang hebat untuk PLC.

Prosesor AMD 2901

Medicon 084

3
Pada tahun 1980-an dilakukan usaha untuk menstandarisasi komunikasi dengan
protokol otomasi pabrik milik General Motor (General Motor's Manufacturring Automation
Protocol (MAP)). Juga merupakan waktu untuk memperkecil ukuran PLC dan pembuatan
perangkat lunak pemrograman melalui pemprograman simbolik dengan komputer PC daripada
terminal pemprogram atau penggunaan pemrogram genggam ( handled programmer).
Sekarang PLC terkecil seukuran dengan sebuah kontrol relai tunggal (seperti produk ZEN
Programmable Relay dari Omron).

Tahun 1990- dilakukan reduksi protokol baru dan modernisasi lapisan f isik dari protokol-
protokol populer yang bertahan pada tahun 1980-an. Standar terakhir (IEC 1131-3), bisa
diakses) berusaha untuk menggabungkan bahasa pemrograman PLC dibawah satu standar
internasional. Sekarang bisa dijumpai PLC-PLC yang diprogram dalam diagram fungsi blok,
daftar instruksi, C dan teks terstruktur pada saat bersamaan.
Dewasa ini, vendor-vendor PLC umumnya memproduksi PLC dengan berbagai ukuran,
jumlah input/output, instruksi dan kemampuan lainnya yang beragam. Hal ini pada dasarnya
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang sangat luas, yaitu untuk tujuan kontrol yang
relatif sederhana dengan jumlah input/output pul puluhan, sampai kontrol yang kompleks
dengan jumlah input/output mencapai ribuan.

4
1.3 Hardware PLC
Hardware sistem kontrol PLC

Setelah mengetahui definisi dari PLC dengan kelebihan-kelebihannya dalam sistem


kontrol. Sekarang kita perlu mengetahui bagian-bagian/perangkat keras dari PLC
(hardware) beserta fungsi masing-masing perangkat dalam pengoperasian PLC sebagai
pengendali dalam sistem kontrol. Secara umum PLC memiliki bagian-bagian yang sama
dengan komputer maupun mikrokontroler yaitu CPU, Memory dan I/O. Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat gambar PLC berikut:

Device input = push button, circuit breaker, level switch, limit switch, photoelectric switch,
proximity switch, relay contacts, selector switch, dll.
Device output = alarm, control relay, fan, horn, lamp, motor starter, selenoid valve, heater, led
display, dll.
Hardware Sistem Kontrol PLC
a. Sumber daya
Adalah sumber energi listrik dengan tegangan kerja untuk mengaktifkan semua komponen
dalam PLC. Tegangan kerja 100 – 240 VAC.

5
b. Input
Adalah terminal yang terhubung ke peralatan yang menggunakan device switch atau saklar.
Hanya dikenal 2 kondisi pada terminal input yaitu ON dan OFF. Atau dalam logika dikenal
dengan biner 1 dan 0.

c. MPU atau Main Processing Unit


Element PLC dimana program di panggil, disimpan
d. Output :
Adalah terminal PLC yang mencerminkan hasil olah program yang akan mengontrol On
atau Off sebuah device yang terhubung ke terminal ini.

e. Power supply internal :


yaitu sumber energi DC biasanya 24 VDC yang dihasilkan oleh PLC sebagai hasil proses
penyearah tegangan AC. Tegangan 24 VDC ini diperlukan untuk sumber tegangan pada
terminal input.

f. Programming port :
yaitu tempat mentransfer dan memonitor kinerja program PLC baik dari PC ke PLC atau
sebaliknya.

g. Run/stop switch :
yaitu switch untuk memilih mode kerja PLC yang diinginkan, jika ingin mengaktifkan
program digunakan RUN dan jika ingin mentransfer program baru dari PC ke PLC
digunakan STOP.

Apa Yang Diperlukan untuk Memprogram PLC:


a. Sebuah Console atau Programming Tools yang diperlukan untuk membuat program,
mentransfer, mengedit, dan memonitor kinerja dari program PLC.

b. Sebuah Opto-Kabel Interface RS232/RS422 untuk komunikasi antara Console / PC dan


PLC. Interface ini dipakai pada saat mentransfer/memanggil dan memonitor program PLC.

c. Sebuah Personal Computer (PC) : jika Console tidak ada, maka PC lebih flexible dan
mudah dalam membuat, mengedit, mentransfer, dan memonitor program PLC.

d. Software PLC : jika digunakan PC, maka harus ada software pemograman dari PLC yang
bersangkutan.

6
1.3.1 Desain Mekanik Sistem PLC

1.4 Arsitektur internal


Programmable logic controller (PLC) adalah sebuah pengontrol berbasis
mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan
instruksi-instruksi dan untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi, seperti sekunsial,
logika,pewaktuan, pencacahan, dan aritmatika untuk mengontrol mesin-mesin atau suatu
proses.

• PLC dirancang untuk bisa dioperasikan oleh para operator/pengguna dengan sedikit
pengetahuan mengenai komputer dan bahasa pemrograman.
• PLC di dalamnya telah dilengkapi dengan program awal, sehingga memungkinkan
program-program kontrol dimasukan dengan menggunakan suatu bahasa
pemrograman yang sederhana dan intuitif.
• PLC hampir sama dengan komputer, yang membedakannya komputer dioptimalkan
untuk tugas-tugas yang berhubungan dengan perhitungan dan penyajian data,
sedangkan PLC dioptimalkan untuk tugas-tugas yang berhubungan dengan
pengontrolan dan pengoperasian di dalam lingkungan industri.

Sebuah PLC dirancang dengan memiliki karakteristik sebagai berikut :

• Kokoh dan dirancang untuk tahan terhadap getaran, suhu, kelembaban, dan kebisingan;
• Antarmuka untuk masukan dan keluaran built-in di dalamnya;

7
• Mudah diprogram dan menggunakan bahasa pemrograman yang mudah dipahami, yang
sebagian besar berhubungan dengan operasi-operasi logika dan penyambungan.
Perangkat Keras

Pada umumnya, sebuah PLC mempunyai lima komponen dasar yaitu :


1) Unit prosesor atau central processing unit (CPU) yang di dalamnya berisi mikroprosesor
yang mampu menginterpretasikan sinyal-sinyal masukan dan melakukan
tindakantindakan pengontrolan, sesuai dengan program yang tersimpan di dalam memori,
lalu meng komunikasikan keputusan-keputusan yang diambilnya sebagai sinyal-sinyal
kontrol ke antarmuka keluaran;

2) Unit catu daya yang diperlukan untuk mengubah tegangan arus bolak-balik (ac) dari
sumber menjadi tegangan arus searah(dc) yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-
rangkaian di dalam modul-modul antarmuka masukan dan keluaran;

3) Perangkat Pemrograman digunakan untuk memasukan program yang dibutuhkan ke


dalam memori. Program-program tersebut dibuat dengan menggunakan perangkat
pemograman dan selanjutnya dipindahkan ke dalam unit memori PLC;

4) Unit memori merupakan tempat menyimpan program yang akan digunakan untuk
melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan yang disimpan mikroprosesor;

5) Bagian masukan dan keluaran merupakan antarmuka dimana prosesor menerima


informasi dari dan mengkomunikasikan informasi kontrol ke perangkat-perangkat diluar.
Sinyal-sinyal masukan dapat berasal dari saklar-saklar, sensor-sensor, dan sebagainya.

8
Sinyal-sinyal keluaran bisa diberikan pada alat pengasut motor, katup, lampu, dan
sebagainya.

Gambar di atas memperlihatkan arsitektur internal sebuah PLC. Arsitektur ini


terdiri dari sebuah central processing unit (CPU) yang berisi sistem mikroprosesor, memori,
dan rangkaian masukan/keluaran. CPU bertugas mengontrol dan menjalankan semua
operasi di dalam PLC. Perangkat ini dihubungkan ke sebuah piranti pewaktu(clock) dengan
frekuensi antara 1 s.d 8 MHz. Frekuensi ini menentukan kecepatan operasi PLC. Informasi
di dalam PLC disalurkan melalui sinyal-sinyal digital. Jalur-jalur internal yang dilalui
sinyal-sinyal digital tersebut disebut bus. Secara fisik sebuah bus merupakan sejumlah
konduktor yang dapat dilalui sinyal-sinyal listrik. CPU menggunakan bus data untuk
mengirimkan data ke elemen-elemen PLC, bus alamat untuk mengirimkan alamatke lokasi–
lokasi penyimpanan data, sedangkan bus kontrol untuk sinyal-sinyal yang berhubungan
dengan proses kontrol internal. Bus sistem digunakan untuk komunikasi antara port-port
masukan/keluaran dengan unit masukan/keluaran.

9
1.4.1 CPU
Central Processing Unit (CPU). CPU merupakan bagian utama dan merupakan
otak dari PLC. CPU ini berfungsi untuk melakukan komunikasi dengan PC atau
Console, interkoneksi pada setiap bagian PLC, mengeksekusi program-program, serta
mengatur input dan ouput sistem.

1.4.2 BUS

• Digunakan untuk menspesifikasi sumber dan tujuan data pada bus data
• Digunakan untuk meLngirim alamat word pada memori ysng akan diakses CPU

10
• Digunakan untuk saluran alamat perangkat modul computer saat CPU mengakses suatu
modul
• Semua peralatan yang terhubung dengan system computer, agar dapat diakses harus
memilikki alamat
Contoh: mengakses port I/O, maka port I/O harus memilikki alamat
• Lebar jalur menentukan kapasitas memori maksimum dari sistem

1.4.3 Memori
Memori. Memori merupakan tempat penyimpan data sementara dan tempat
menyimpan program yang harus dijalankan, dimana program tersebut merupakan hasil
terjemahan dari ladder diagram yang dibuat oleh user. Sistem memori pada PLC juga
mengarah pada teknologi flash memory. Dengan menggunakan flash memory maka akan
sangat mudah bagi pengguna untuk melakukan programming maupun reprogramming
secara berulang-ulang. Selain itu pada flash memory juga terdapat EPROM yang dapat
dihapus berulang-ulang. Sistem memori dibagi dalam blok-blok dimana masing-masing
blok memiliki fungsi sendiri-sendiri. Beberapa bagian dari memori digunakan untuk
menyimpan status dari input dan output, sementara bagian memori yang lain digunakan
untuk menyimpan variable yang digunakan pada program seperti nilai timer dan counter.
PLC memiliki suatu rutin kompleks yang digunakan untuk memastikan memori PLC
tidak rusak. Hal ini dapat dilihat lewat lampu indikator pada PLC

11
1.4.4 Unit Input/Output
Setiap PLC pasti memiliki jumlah I/O yang terbatas, yang ditentukan berdasarkan
tipe PLC. Namun dalam Aplikasi seringkali I/O yang ada pada PLC tidak mencukupi.
Oleh sebab itu diperlukan perangkat tambahan untuk menambah jumlah I/O yang
tersedia. Penambahan jumlah I/O ini dinamakan dengan expansin Unit. Tahap dasar
untuk penyiapan awal untuk memudahkan dan memasukkan program dalam PLC
dengan mempersiapkan daftar seluruh peralatan input dan output beserta lokasi I/O bit,
penempatan lokasi word dalam penulisan data. Untuk pemrograman sebuah
Programmable Logic Controller terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui
tentang organisasi dan memorinya. 10 Ilustrasi dari organisasi memori adalah sebagai
peta memori (memori map), yang spacenya terdiri dari kategori User Programable dan
Data Table. User Program adalah dimana program Logic Ladder dimasukkan dan
disimpan yang berupa instruksi – instruksi dalam format Logic Ladder.

1.4.5 Sourcing dan Sinking


Pengertian sinking dan sourcing pada PLC yaitu “shinking” dan “sourcing”
merupakan sebuah istilah yang sangat penting pada pembuatan konfigurasi koneksi
yang ada di PLC dengan perangkat luar. Metode ini hanya digunakan untuk modul DC.

Definisi dari Sinking dan Sourcing

Definisi singkat mengenai “Shinking” dan “Sourcing” yaitu:

• Shinking tersambung dengan Common GND line (-)

12
• Sourcing tersambung dengan Common VCC line (+)

Untuk lebih jelasnya mengenai perbedaan dari keduanya bisa dilihat pada gambar dibawah ini:

Konfigurasi Sinking dan Sourcing

Konfigurasi yang paling sering digunakan pada PLC yaitu:

• Shinking input
• Sourcing output modul

Rangkaian Sinking dan Sourcing

• Rangkaian I/O sinking di dalam modul I/O sinking di dalam I/O penerima (sink) mendapatkan
arus dari perangkat sensing, lalu di proses line. Modul sinking output yang digunakan
berinteraksi dengan peralatan elektronik.
• I/O sourcing: (sourcing output) digunakan untuk berinteraksi dengan solenoid.
• Rangkaian PLC I/O mengakomodasi keduanya baik itu pada perangkat sinking maupun
sourcing. Rangkaian solid state DC I/O mengharuskan keduanya digunakan pada rangkaian
sinking atau sourcing tertentu tergantung dengan rangkaian internal.
• Output kontak relay PLC, DC maupun AC mengakomodasi keduanya, baik itu pada sinking
maupun sourcing

1.5. Bahasa Pemrograman PLC


Bahasa pada pemrograman PLC berfungsi untuk memberikan perintah ke PLC
untuk menjalankan perintah sesuai dengan kemauan dari pembuat program.

Sebelum memprogram PLC kalian harus memahami tiga hal, yaitu :

13
1. Alamat

Alamat menunjukan lokasi dalam memori PLC yang digunakan

2. Intruksi

Perintah yang harus dilakukan oleh PLC

3. Operand

Nilai yang ditujukan untuk pengalamatan

Bahasa pemrograman yang biasa digunakan untuk memprogram PLC ada 5


macam, yaitu : Ladder Diagram (LD), Instruction List (IL), Function Block Diagram
(FBD), Structur Text (ST), dan Sequential Function Chart (SFC).

1. Ladder Diagram

Ciri dari ladder diagram adalah adanya “Rung” dan dua garis vertikal yang
harus dihubungkan dengan relay, memori dan coil digital PLC. Relay ada dua tipe
yaitu Normally Open (NO) dan Normally Close (NC). Memori berfungsi untuk
menyimpan logika sementara untuk dapat digunakan kembali jika dibutuhkan ulang.
Sedangkan coil digunakan untuk mengaktifkan relay-relay yang akan difungsikan.

Bahasa Pemrograman PLC

2. Instruction List ( Mneumonic )

14
Kode mneumonic merupakan penjabaran dari ladder diagram. Kode mneumonic
dituliskan seperti berikut :

Perbandingan penulisan menggunakan Ladder diagram dan Kode Mneumonic


Instruksi LOAD dan LOAD NOT

Penjelasan

LD
Menunjukan awalan kode dibuka dengan Load / Normally Open
Instruksi
Menunjukkan perintah yang akan dkendalikan oleh LD
LD NOT
Menunjukan awalan kode dibuka dengan Load Not / Normally Close
Instruksi
menunjukkan perintah yang akan dkendalikan oleh LD NOT

Instruksi AND dan AND NOT


Bahasa Pemrograman PLC

Penjelasan :
LD
Menunjukan awalan kode dibuka dengan Load / Normally Open
AND NOT
15
Menunjukan seri Normally Close
AND
Menunjukkan kode seri Normally Open
Instruksi
menunjukkan perintah yang akan dkendalikan

Instruksi OR dan OR NOT

LD
Menunjukan awalan kode dibuka dengan Load / Normally Open
OR NOT
Menunjukan paralel Normally Close
OR
Menunjukkan paralel Normally Open
Instruksi
menunjukkan perintah yang akan dkendalikan

Instruksi OUT dan OUT NOT


Bahasa Pemrograman PLC

LD
Menunjukan awalan kode dibuka dengan Load / Normally Open

16
OUT
Output yang akan dikendalikan dengan operand 100.00 kondisi Close
LD
Menunjukan awalan kode baris kedua dibuka dengan Load / Normally Open
OUT NOT
Output yang akan dikendalikan dengan operand 100.01 kondisi Open

Kombinasi Instruksi AND dan OR


Bahasa Pemrograman PLC

Instruksi END
Instruksi ini sudah tidak perlu dituliskan pada program, secara otomatis PLC akan
memberikan instruksi END pada akhir program.

Instruksi menggunakan mneumonic menurut penulis, sulit digunakan dan teknisi lebih familiar
menggunakan kode ladder untuk memprogram PLC. Karena hampir semua PLC dapat
dipasangi dengan kode Ladder.

1. Function Block Diagram

Contoh dari rangkaian function block diagram menggunakan software zelio sebagai
berikut:

17
Pada pemrograman menggunakan Function Block Diagram memang tidak
menggunakan bahasa pemrograman yang perlu dihafalkan, namun perlu logika yang
matang untuk bisa merangkai sebuah sistem kendali. Sistem ini memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya yaitu mudah dalam memonitoring jalannya alur listrik.

2.Structure Text

Pemrograman structure text biasanya menggunakan bahasa tingkat tinggi misalnya


bahasa C, C++ atau bahasa pascal. Program menggunakan structure Text rata-rata lebih
singkat daripda menggunakan jenis pemrograman lain, sehingga pengerjaannya pun lebih
singkat.

18
3. Sequential Function Chart

Dengan pemrograman ini kalian dapat mengetahui aliran arus program sehingga dengan
mudah dipahami dan dimonitor.

1.5.1 Pemrograman Tangga Untuk PLC


Jumlah kondisi yang digunakan baik secara alamai seri maupun paralel tidak
terbatas selama tidak melampaui kapasitas memori dari PLC yang digunakan. Dengan
demikian gunakan sebanyak mungkin kondisi sesuai dengan kebutuhan pemrograman
PLC Anda. Selain itu Anda juga bisa membuat diagram tangga serumit mungkin (sesuai
dengan kerumitan proses yang harus dilakukan PLC). Tetapi ada satu hal yang tidak
boleh dilakukan, yaitu menulis kondisi secara vertikal. Sebagaimana ditunjukkan pada
gambar di bawah ini contoh diagram yang salah dalam kasus ini.

Pada diagram tangga A, sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah ini terlihat
ada satu kondisi, yaitu IR000.04 yang dipasang secara vertikal dan hal ini jelas-jelas
dilarang atau tidak diperbolehkan dalam pemrograman diagram tangga karena tidak
dapat diprogram.

19
Maksud dari diagram A adalah kondisi eksekusi untuk instruksi 1 akan ON jika
kondisi dari IR000.01, IR000.04 dan IR000.02 adalah ON atau hanya IR000.00 saja yang
ON dan kondisi IR000.02 harus ON. Demikian juga kondisi eksekusi instruksi 2, akan ON
jika kondisi IR000.00 dan IR000.04 adalah ON dan IR000.03 harus OFF atau hanya
IR000.01 saja yang ON dan kondisi IR000.03 harus OFF. Karena itu diagram A bisa
dimodifikasi dengan mengulang penulisan kondisi IR000.04 di dua tempat sebagaimana
ditunjukkan koreksinya pada diagram B di bawah ini.

Selain permasalahan kondisi yang digambar vertikal tersebut, jumlah suatu bit
digunakan beberapa kali pada suatu kondisi tidak dibatasi. Sehingga gunakan sebijaksana
mungkin kalau memang harus banyak yang digunakan sebanyak-banyaknya, jika memang
bisa direduksi gunakan seminimal mungkin.

Kecuali untuk instruksi-instruksi yang tidak boleh dituliskan bersama dengan


suatu kondisi, seperti instruksi ILC dan JME. Setiap garis instruksi harus memiliki
minimal sebuah kondisi eksekusi untuk instruksi di kanannya. Sebagaimana ditunjukkan
pada gambar di bawah ini, diagram A tidak dapat diprogram hampir untuk semua instruksi
karena tidak ada kondisi eksekusi satupun yang digambar atau dituliskan, yang benar
ditunjukkan pada diagram B.

20
Diagram B juga akan menjadi salah jika instruksi yang mengikutinya merupakan
instruksi-instruksi ILC, JME serta instruksi langkah. Hal ini disebabkan instruksi-instruksi
tersebut yang masing-masing merupakan pasangan dari IL dan JMP memang melarang
penulisan kondisi sebelum instruksi. Dengan kata lain, kondisi tidak boleh ditempatkan
pada garis instruksi dari instruksi-instruksi tersebut.

Pada saat pembuatan diagram tangga, jangan lupa untuk selalu memperhitungkan
atau memperhatikan kesederhaan yang terkait dengan jumlah instruksi yang nantinya akan
disimpan. Misalnya, sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah ini, diagram A
membutuhkan 5 instruksi dalam 5 alamat lokasi memori program PLC. Sedangkan
diagram B hanya membutuhkan 4 instruksi saja. Cara kerja kedua diagram tersebut sama
persis, hanya penempatan IR000.01 dan IR20007 yang diubah dari bawah ke atas dan
dampaknya menjadi penting. Yang bisa digaris-bawahi disini adalah kondisi tunggal
cenderung ditempatkan di bawah.

21
Eksekusi Program

Saat eksekusi program dijalankan, unit CPU di dalam PLC akan menscan
program dari atas ke bawah, memeriksa semua kondisi dan mengerjakan semua instruksi
terkait ke arah bawah. Dengan demikian penting untuk menempatkan instruksi-instruksi
sesuai aturan yang seharusnya, sehingga program bisa bekerja atau berjalan sesuai
dengan yang dikehendaki. Misalnya, data yang akan diolah sebaiknya disimpan terlebih
dahulu ke suatu lokasi memori sebelum digunakan atau diproses lebih lanjut. Ingatlah,
selain mengerjakan dari atas ke bawah, CPU selalu mengerjakan instruksi dari kiri ke
kanan sebelum kembali lagi ke titik cabang kemudian mengerjakan pada garis instruksi
berikutnya demikian seterusnya.

1.6 Fungsi Fungsi Logika


PLC bekerja pada prinsip biner. Terminologi prinsip biner merujuk kepada
ide/gagasan bahwa banyak hal dapat dianggap hanya dalam satu atau dua kondisi. Kondisi
tersebut 1 dan 0. Kondisi 1 dan 0 dapat mewakili ON atau OFF, terbuka atau tertutup,
betul atau salah, tinggi atau rendah, atau kondisi lainnya. Kunci kecepatan dan ketepatan
dari infromasi biner yang dapat diproses yaitu karena hanya ada 2 kondisi, masing-masing
jelas berbeda. Tidak ada kondisi diantara sehingga ketika informasi diproses hasilnya
adalah ya atau tidak.

Gerbang logika adalah sirkuit dengan beberapa input tapi hanya satu output
yang aktif oleh beberapa kombinasi kondisi input. Konsep biner 2 kondisi, menjadi dasar
untuk membuat keputusan. Gambar 4-1 merupakan contoh dari keputusan logika AND.
Pada aplikasi ini, Lampu sorot jauh hanya dapat aktif hanya ketika saklar lampu dan
saklar jarak jauh tertutup.

Pada gambar 4-2 adalah sebuah contoh dari keputusan logika OR. Pada aplikasi ini,
lampu kabin akan aktif ketika saklar pintu penumpang atau saklar pintu supir aktif.

22
Logika adalah kemampuan untuk membuat keputusan ketika satu atau beberapa
faktor yang berbeda harus diperhitungkan sebleum mengambil tindakan. Ini adalah cara
kerja dasar pada PLC, dimana logika dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan ketika
beberapa kondisi terpenuhi.

1.6.1 AND dan NOT AND (NAND)

Gerbang AND dihubungkan ke suatu pembalik (inverter). Masukan A dan B di-


AND-kan untuk membentuk aljabar Boolean A . B. Kemudian A . B dibalik dengan
gerbang NOT. Hal seperti ini dikatakan, bahwa rangkaian pada Gambar 1 tersebut
merupakan suatu not-NAD atau rangkaian NAND.

Perlu diperhatikan bahwa simbol gerbang NAND merupakan simbol AND


dengan gelembung kecil pada keluarannya. Gelembung tersebut kadang-kadang disebut
suatu gelembung pembalik (invert bubble). Tabel 1 menunjukkan tabel kebenaran
perbandingan antara gerbang AND dan gerbang NAND.

23
Tabel kebenaran gerbang AND dan NAND menunjukkan bagaimana setiap keluaran gerbang
AND dibalik untuk memberikan keluaran NAND.

Fungsi gerbang NAND menjadi gerbang universal dalam rangkaian digital. Gerbang
NAND penggunaannya sangat luas dalam sistem digital. Perhatikan tabel kebenaran
gerbang NAND dalam tabel 1. Keluaran dari gerbang NAND adalah rendah (0) apabila
semua masukan tinggi (1).

1.6.2 OR dan NOT OR


Gerbang OR akan memberikan sinyal keluaran tinggi jika salah satu atau semua sinyal
masukan bernilai tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa gerbang OR hanya memilikki sinyal
keluaran rendah jika semua sinyal masukan bernilai rendah.

Gerbang logika OR pada Datasheet nama lainnya IC TTL 7432. Gerbang OR berbeda
dengan gerbang NOT yang hanya memilikki satu input. Gerbang ini memilikki paling sedikit 2
jalur input. Artinya inputnya bisa lebih dari dua. Misalnya empat atau delapan.

1.7 Sinyal Diskrit dan Analog


Sinyal diskrit

Digital Input (DI) pada PLC


Sinyal Input PLC dalam bentuk Digital adalah suatu nilai masukan informasi
(Input) yang hanya memiliki dua kondisi (Sinyal Biner). Nilai dalam bentuk Digital ini
biasanya hanya berupa angka 1 adan 0 atau umummya diartikan sinyal yang diterima
berupa terhubung (On) atau terputus (Off). Sinyal digital ini diterima PLC dari suatu
alat sistem kontrol Digital.

24
Contoh peralatan yang mengirim sinyal digital Input, sebagai berikut :

• Level Switch (Low Level, High Level)


• Limit Switch (Valve Actuator)
• Contactor NO (Normally Open) / NC (Normally Close)
• Emegency Stop, Selector Switch, Push Button, dan lainnya

Digital Output (DO) pada PL

Sama dengan sinyal Digital Input, sinyal Output PLC dalam bentuk Digital adalah nilai
keluaran atau perintah yang dikirimkan PLC ke suatu alat yang juga bekerja secara
Digital. Sinyal Digital ini dapat diartikan sebagai suatu perinntah yang hanya memiliki
dua kondisi (Sinyal Biner) yang dikirimkan ke sistem kontrol. Seperti contohnya ON-
OFF, OPEN-CLOSE, RUN-STOP pada suatu alat digital yang menerima sinyal tersebut.

Contoh equipment yang menerima sinyal Digital Output, sebagai berikut :

Motor Electric

• Flowgate, Pump
• Butterfly Valve, Flap Valve dan lain sebagainya

Sinyal analog
Analog Input (AI) pada PLC
Sinyal Input PLC dalam bentuk Analog adalah suatu masukan informasi yang
memiliki beberapa kondisi (Sinyal nya berkelanjutan) yang diterima oleh PLC dari
suatu alat Instrument Analog. Sinyal Analog dapat berupa rentang nilai anatan 4 mA –
20 mA, 0V – 10 V, 100 Ohm – 250 Ohm dan berbagai rentang nilai lainnya.

Contoh peralatan yang mengirim sinyal Analog Input, seperti berikut ini :
• Pressure Transmitte
• Level Transmitter
• Flow Transmitter
• VSD (Variable Speed Drive)

25
• Temperature Transmitter
• RTD (Resistance Thermal Detector)
• Weighing Hopper

Analog Output (AO) pada PLC


Sama halnya dengan sinyal Analog Input, Analog Output ini memiliki sinyal
berupa angka yang berkelanjutan yang bekerja berdasarkan nilai Analog yang
diterimanya. Sinyal Analog dapat berupa rentang nilai anatan 4 mA – 20 mA, 0V – 10
V, 100 Ohm – 250 Ohm dan berbagai rentang nilai lainnya.

Contoh peralatan yang menerima sinyal Analog Output, antara lain :

• Control Valve
• Control Speed, Inverter, VSD (Variable Speed Drive)
• Flowmeter dan lain sebagainya

1.8 Keunggulan yang dimilikki PLC

• Dapat digunakan dengan fleksibel.


• Mudah dalam mendeteksi dan mengoreksi kesalahan.
• Kecepatan dalam hal pengoperasian sangat cepat.
• Pengamatan bentuk visual sangat detail dan teliti.
• Harganya kompetitif, bahkan cenderung lebih murah.
• Bentuk lebih sederhana dan penggunaannya pun cukup mudah dimengerti.
• Pendokumentasian mudah, dan
• Implementasi proyek lebih singkat.
• Harganya lebih murah
• Jumlah I/O lebih banyak
• Dapat melakukan pemrograman ulang dan koreksi dengan mudah
• Menyederhanakan komponen komponen sistem kendali
• Metode untuk program mudah dan bermacam macam

26
BAB II
PEMROGRAMAN PLC SIEMENS S7-300

2.1 PLC Siemens S7-300


S7-300 adalah mikro-programmable logic controller PLC Micro yang dapat mengontrol
berbagai aplikasi otomasi. Gambar 3.1 menunjukkan Micro PLC S7-200 tersebut. Sebuah desain
yang kompak, dapat diupgrade, biaya murah, dan seperangkat instruksi yang powerful dari Micro
PLC S7-300 menjadikannya solusi sempurna untuk mengendalikan aplikasi kecil. Selain itu,
berbagai macam ukuran CPU dan tegangan menyediakan fleksibilitas yang Anda butuhkan untuk
memecahkan masalah otomatisasi. Gambar 3.1 Micro PLC S7-300 Gambar 3.2 akan
memperlihatkan sistem Micro PLC S7-300, termasuk sebuah CPU S7-300, sebuah komputer,
STEP 7-MicroWIN programming software dan sebuah kabel komunikasi. Supaya dapat terhubung
ke komputer, kamu harus menyediakan salah satu perangkat sebagai berikut : 1. PC PPI Kabel 2.
Communications processor CP card dan kabel MPI multi point interface 3. MPI card. Sebuah kabel
communications yang di lengkapi dengan MPI card.

2.1.1 Spesifikasi SIMATIC S7-300


Siemens S7-300 adalah PLC buatan SIEMENS Jerman. S7-300 ini didesain berbentuk
modular, sehingga penggunanya dapat membangun suatu sistem dengan mengkombinasikan
komponen-komponen atau susunan modul-modul S7-300. Komponen-Komponen sistem S7-300
disusun dari beragam komponen modular. Komponen-komponennya meliputi :

1. Modular Power Supply (PS)


2. Central Processing Unit (CPU)
3. Signal modules (SM)
4. Function modules (FM)
5. Processors Communications(CPs)
Untuk memprogram PLC Siemens S7-300 dapat dilakukan dengan 5 bahasa pemrograman.
Dengan adanya 5 bahasa pemrograman, maka pengguna dapat memilih bahasa pemrograman apa
yang lebih mudah untuk digunakan. Adapun 5 bahasa pemrograman yang disediakan adalah:

1. Statement List (STL)


2. Ladder Diagram (LAD)
3. Function Block Diagram (FBD)
4. Step 7 (S7)
5. Structured Control Language (SCL)

27
2.2 Pengalamatan PLC Siemens S7-300
Alamat Input Input pada PLC dimulai dari alamat I0.0 sampai I65535.7. Akan
tetapi pada PLC Siemens S7-300, alamat yang berhubungan langsung dengan peripheral
(ditampilkan di modul training) dimulai dari I124.0 sampai I124.7 dan I125.0 sampai
dengan I125.1. Alamat-alamat yang tidak berhubungan dengan peripheral tersebut dapat
digunakan sebagai alamat perantara. 2.Alamat Output Sedangkan outputnya dimulai dari alamat
Q0.0 sampai dengan Q65535.7. Dan yang terhubung langsung dengan peripheral (ditampilkan di
di modul training) dimulai dari alamat Q124.0 sampai dengan Q124.5 3.Alamat Memory Selain
alamat input dan output, S7-300 PLC Siemens ini menyediakan lokasi memori yang berbeda
– beda, dengan pengalamatan yang sangat unik. Kita dapat memilih memori mana yang
akan kita pakai dengan terlebih dahulu memilih spesifikasi alamat, yang meliputi Memory area,
address Byte-nya dan Bit numbernya. Memory area pada PLC ada 5 macam yaitu : I, Q V dan M
yang semuanya itu dapat diakses sebagai Byte, Word ataupun Double Word

untuk dalam membuat suatu program, antara lain :

1. Bit Logic Instruksi Bit logic bekerja dengan dua keadaan, yaitu 1atau 0. Logic 1
menandakan aktif dan logic 0 menandakan tidak aktif. Berikut ini macam – macam fungsi
instruksi bit logic :
Normally Open Contact
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang keadaan
normalnya adalah terbuka.

Simbol
<address>
--| |--

28
Penjelasan
Address di atas dimulai dari I0.0 sampai I65535.7 ataupun juga dapat diisialamat
instruksi lainnya, misalnya Counter. Normally Open Contact akan menjadi tertutup (Closed)
ketika nilai bit dari address bernilai “1“

Contoh aplikasi:

Penjelasan
Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I124.0 dan I124.1 bernilai
“1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai “1’

--| / |-- Normally Closed Contact


Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang keadaan normalnya adalah
tertutup. Simbol <address> --| / |-- Penjelasan : Address diatas dimulai dari I0.0 sampai I65535.7
ataupun juga dapat diisi alamat instruksi lainnya, misalnya Counter. Pada normally closed contact,
saat address bernilai “0“ saklar sudah tertutup sehingga nilai pengoperasiannya bernilai
“1“, sedangkan untuk pemberian logic “1“ pada saklar akan membuat saklar menjadi terbuka
sehingga nilai akhir pengoperasiannya bernilai “0"

Penjelasan

Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I124.1 bernilai
“1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai “0“

--| NOT |-- Invert Power Flow

Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membalik suatu keadaan, misalnya dari 0
menjadi 1 atau dari 1 menjadi 0.

Simbol --| NOT|--

29
Penjelasan :Fungsi dari --| NOT |-- adalah sebagai pembalik nilai sinyal dari input.
Contoh aplikasi:

Penjelasan

Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “0“ saat kondisi input I124.0 bernilai “1“ atau input
I124.1 dan I124.2 bernilai “1“, sedangkan Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “1“ saat
kondisi input I124.0 bernilai “0“ atau input I124.1 dan I124.2 bernilai “0“

--( ) Output Coil


Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memberikan sebuah output.
Simbol
<Address>
--( )
Penjelasan

Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi oleh instruksi-
instruksi yang ada di depannya. Address diatas dimulai dari Q0.0 sampai Q65535.7.4

--( # )—Midline Output

Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membuat output yang terletak di tengah.

Simbol

<address>

--( # )—

30
1. Fungsi Set

Set digunaka untuk memberikan operand bid on (1) dan tidak akan berubah operand bitnya
walaupun dilaksanakan pengkondisian off (0) atau sama dengan on holding

2. Fungsi Reset-Set
Reset-Set berfungsi memberikan reset atau set jika input berfungsi satu persatu. Apabila
reset dan set aktif bersamaan maka ‘Set’ akan lebih dominan sehingga outputnya akan on.

3. Fungsi Set-Reset
Set-Reset berfungsi memberikan set atau reset jika input berfungsi satu persatu. Apabila
set dan reset aktif bersamaan maka ‘Reset’ akan lebih dominan sehingga outputnya akan
off
4. Fungsi Reset
Reset berfungsi untuk memberikan operand bit off atau kondisi (0), saat dilaksanakan
pengkondisian on dan tidak akan berubah status operand bitnya

5. Timer
Salah satu fungsi di dalam pemograman PLC. Fungsi timer digunakan untuk memberikan
jeda waktu untuk memproses atau melanjutkan signal yang diterima. Nilai Timer pada PLC
bersifat countdown (menghitung mundur) dari nilai awal yang ditetapkan oleh program.
Setelah hitungan mundur tersebut mencapai angka nol, maka kontak NO Timer akan bekerja.
timer bersifat aktif low, yaitu ON disaat 0 dan OFF disaat 1.Timer mempunyai batas antara
0000 sampai dengan 9999 dalam bentuk BCD (Binary Code Decimal) dan dalam orde
sampai 100 ms.

Timer terbagi 2 yaitu:


• Timer On Delay (TON)

31
Instruksi TON untuk menghidupkan atau mematikan output setelah timer dihidupkan
untuk interval waktu yang telah ditetapkan.

• Timer Off Delay (TOF)


Instruksi TOF untuk menghidupkan atau mematikan output setelah rung
dimatikan untuk interval waktu yang telah ditetapkan. Atau Timer off-delay (TOF)
adalah instruksi pemrograman PLC yang digunakan untuk mematikan output atau
sistem setelah jangka waktu tertentu.

6. Alamat Instruksi Timer PLC Siemens


Di Siemens, Pada program Ladder Diagram dapat ditulis dengan lima jenis timer.

• Pulse timer (S_Pulse)


• Pulse extended timer (S_PExT)
• On delay timer (S_ODT)
• On delay extended timer (S_ODTS)
• Off delay timer (S_OffDT)

32
BAB III
PENGOPERASIAN PROGRAM SIMATIC TERHADAP PLC SIEMENS
S7-300

3.1 Langkah-langkah menjalankan Program TIA PORTAL

1. Pilih Create new project

2. Berikan nama sesuai dengan keperluan

3. Alam atkanProgramsesuai dengan keperluan

4. Klik create

33
1. Pilih Add new device

2. Pilih Type PLC yang akan digunakan (bisa dilihat di PLC)

3. Pilih Kode PLC yang akan digunakan (bisa dilihat di PLC)

1. Gantilah Alamat awalan untuk Alamat Input

2. Gantilah Alamat awalan untuk Alamat Output

34
1. Klik Network View sesuai pada gambar
2. Cari Catalog Pada sebelah kanan bar ( Other field devices -> I/O -> Lucas Nuelle
GmbH -> ISM-Interface -> IMS Interface -> IMS Interface)
3. Drag IMS Interface kearah samping PLC

4. Hubungkan PLC dengan Modul IMS

35
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Melalui praktikum ini sudah mampu dan mengerti dalam membuat rangkaian
PLC. Dan juga dapat mengetahui bagian-bagian input dan output pada Pada rangkaian
PLC. Serta fungsi-fungsi ikon pada aplikasi . Dalam membuat rangakaian kita juga harus
memperhatikan jalur rangkaian yang dibuat agar program pada aplikasi TIA PORTAL
dapat bekerja sesuai dengan perintah yang dibuat. Jika terdapat bagian yang salah (warna
merah) pada rangkaian maka program yang dibuat tidak dapat dijalankan.

4.2 SARAN
Adapun saran dan masukan kami adalah para peserta praktikum dalam
mendengarkan materi yang di Sampaikan Pak Selamat Muslimin,.ST.,Mkom dan assiten
laboratorium cukup terdengar secara jelas. Selebihnya sudah sangat baik. Karena assiten
laboratorium sudah sangat membantu dan menjelaskan pada saat praktikum dengan
sangat jelas.

36
DAFTAR PUSTAKA

https://www.edukasielektronika.com/2022/04/catatan-penting-pemrograman-tangga-
dan.html

https://www.robotics-university.com/2013/01/gerbang-nand-not-and.html

https://www.sekolahotomasi.com/2018/12/gerbang-logika-dasar-and-or-dan-not.html

https://www.webstudi.site/2016/10/gerbang-not-pembalik-dan-penyangga.html

https://www.webstudi.site/2016/10/penjelasan-gerbang-logika-and.html

https://diditnote.blogspot.com/2013/05/pengalamatan-s7-300-plc-siemens.html

https://diditnote.blogspot.com/2013/05/pengalamatan-s7-300-plc-siemens.html

https://text-id.123dok.com/document/yeor0jeq-sekilas-tentang-s7-300-plc-siemens-
1.html

https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/2016/08/mengenal-digital-dan-
analog-inputoutput.html

https://siddix.blogspot.com/2018/10/10-kelebihan-dari-plc-programmable.html

37

Anda mungkin juga menyukai