oleh :
Widhi Arianto Sambodo ( C.431.12.0051 )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu teknologi dan informasi yang semakin pesat pada saat
ini, menyebabkan beberapa industri menerapkan sistem otomasi untuk
meningkatkan dan mengetahui informasi hasil produksi. Dengan penggunaan
sistem otomasi, industri dapat meningkatkan dan memperkirakan hasil produksi
yang akan dicapai. Akan tetapi penerapan sistem kontrol pada industri masih
mempergunakan cara yang konvensional, sehingga banyak membutuhkan tenaga
manusia.
Programmable Logic Controller (PLC) pada dasarnya dirancang untuk
menggantikan sistem logika yang menggunakan relay dan panel control logika
yang menggunakan hard-wired dengan peralatan solid-state. Oleh karena itu
hingga saat ini pengetahuan tentang rangkaian sistem logika dan relay tetap
merupakan dasar yang sangat penting serta diperlukan untuk pemrograman
dengan PLC. Keuntungan PLC dibanding dengan sistem logika konvensional
terutama adalah mudah/ dapat diprogram, fleksibel, dan dapat dihandalkan.
Programmable Logic Controller (PLC) menguji status input dan
meresponnya,
melakukan
pengendalian
proses,
dan
memberikan
hasil
pengendalian ke keluaran. Kombinasi dari data input dan output mengacu kepada
logikanya. Beberapa kombinasi logika akan selalu dibutuhkan sebagai rencana
pengendalian atau program pengendalian. Program pengendalian ini tersimpan
dalam memory. Program tersebut secara periodik tertentu dijalankan oleh
microprocessor
BAB II
ISI
.
Definisi PLC secara umum adalah merupakan alat listrik dan elektronik
yang menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional yang bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan
sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya
(logik, 0 atau 1, hidup atau mati) dimana pengguna telah membuat program (yang
umumnya dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian akan
dijalankan oleh PLC yang bersangkutan.
2.2 Sejarah Perkembangan PLC
Sebelum PLC diciptakan, sistem kontrol yang digunakan untuk membantu
kegiatan produksi di industri-industri pada masa itu masih berbasis relay
konvensional.Sistem berbasis relay konvensional menggunakan relay untuk
melakukan kegiatan pengendalian system. Namun, sayangnya penggunaan relay
ini tidak terlalu memuaskan karena kurang fleksibel terhadap perubahan dalam
sistem.Apabila suatu pabrik ingin meningkatkan kapasitas produksinya, maka
sistem kontrol yang mengendalikan kegiatan produksi di pabrik tersebut juga
harus dirubah.
Gambar 2 .
1
Relay
sistem
kendali
berbasis
relay logic,
perubahan
tersebut
membutuhkan biaya yang besar dan sangat melelahkan. Selain itu sistem berbasis
relay logic juga menyita ruang yang banyak dan biaya pemeliharaannya juga
sangat besar. The Hydramatic Division pada General Motors Corporation lah
yang pertama kali menspesifikasikan kriteria-kriteria untuk Programmable Logic
Controller (PLC) yang pertama pada tahun 1968. Tujuan mereka saat itu adalah
untuk menggantikan sistem kontrol berbasis relay yang mereka gunakan karena
tidak fleksibel dan memakan biaya yang sangat besar.
Untuk itu, mereka mengumumkan untuk menerima proposal yang sanggup
untuk menggantikan sistem kontrol relay mereka dengan suatu perangkat
elektronik yang handal dengan spesifikasi spesifikasi sebagai berikut:
a) Sistem kontrol yang baru tersebut harus mempunyai harga yang bersaing
dengan sistem kontrol berbasis relay yang digunakan saat itu.
b) Sistem tersebut harus tahan terhadap kondisi lingkungan industri yang berat.
c) Antarmuka input dan output harus mudah untuk diganti-diganti.
d) Controller harus didesain dalam bentuk modul-modul sehingga bagian-bagian
tertentu dapat dilepas sewaktu-waktu untuk penggantian atau perbaikan.
e) Sistem kontrol mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan data dan
mengirimkannya ke central system.
f) Sistem kontrol tersebut harus dapat digunakan lagi untuk kondisi yang
berbeda.
g) Metode untuk memprogram controller harus sederhana sehingga mudah
dipahami oleh karyawan pabrik.
Proposal yang menang dan memenuhi spesifikasi yang diinginkan oleh
Hydramatic Division adalah proposal yang dimenangkan oleh Bedford
Associates.Dick Morley salah satu anggota tim dari Bedford Associates yang
memenangkan proposal tersebut dianggap sebagai bapak dari PLC. PLC
pertama yang diciptakan oleh Bedford Associates tersebut memenuhi semua
kriteria yang diinginkan oleh Hydramatic Division. PLC pertama kali mandapat
usulan yang diberi nama MODICON (Modular Digital Controller) dan
MODICON 084 merupakan PLC pertama didunia yang digunakan pada produk
komersil.
seukuran dengan sebuah kontrol relai tunggal (seperti produk ZEN Programmable
Relay dari Omron).
Tahun 1990-an dilakukan reduksi protokol baru dan modernisasi lapisan
fisik dari protokol-protokol populer yang bertahan pada tahun 1980-an. Standar
terakhir (IEC 1131-3), bisa diakses di
http://www.plcopen.org/default.htm
module. Kartu output analog adalah tipe khusus dari modul output yang
menggunakan DAC (Digital to Analog Conversion). Modul output analog
dapat mengambil nilai dalam 12 bit dan mengubahnya ke dalam signal
analog.Biasanya signal ini 0-10 volts DC atau 4-20 mA. Signal Analog
biasanya digunakan pada peralatan seperti motor yang mengoperasikan
katup dan pneumatic position control devices.Bila dibutuhkan, suatu sistem
elektronik dapat ditambahkan untuk menghubungkan modul ini ke tempat
yang jauh. Proses operasi sebenarnya di bawah kendali PLC mungkin saja
jaraknya jauh, dapat saja ribuan meter.
d) Printer
Alat ini memungkinkan program pada CPU dapat di printout atau dicetak.
Informasi yang mungkin dicetak adalah diagram ladder, status register,
status dan daftar dari kondisi-kondisi yang sedang dijalankan, timing
diagram dari kontak, timing diagram dari register, dan lain-lain.
e) The Program Recorder / Player. Alat ini digunakan untuk menyimpan
program dalam CPU. Pada PLC yang lama digunakan tape, sistem floopy
disk. Sekarang ini PLC semakin berkembang dengan adanya hard disk yang
digunakan untuk pemrograman dan perekaman. Program yang telah direkam
ini nantinya akan direkam kembali ke dalam CPU apabila program aslinya
hilang atau mengalami kesalahan.Untuk operasi yang besar, kemungkinan
lain adalah menghubungkan CPU dengan komputer utama (master
computer) yang biasanya digunakan pada pabrik besar atau proses yang
mengkoodinasi banyak Sistem PLC .
Sedangkan prinsip kerja PLC signal dari device input (on/off) akan
mengaktifkan coilo semua (input) yang mencerminkan masing-masing device
input (dalam hal ini disimpan dalam sebuah memory data input) coil semua ini
akan mengontrol kondisi on/off internal kontak yang tersusun dalam sebuah
program PLC/Ladder diagram (programing & prossesing).
Sesuai prinsip logika relay, PLC akan mengolah program secara urut dan
kontinyu (loop) sehingga menghasilkan sebuah hasil program berupa kondisi
on/off internal coil outputan yang disimpan dalam memory data outputan dan
latch memory. Internal coil outputan ini yang sudah tersimpan dalam memory
ini akan mengontrol kontak output semu yang menghubungkan device output
dan sumber tegangan.
Gambar
2.5
Contoh
Kerja
b.
c.
Kontak MY... mendapat suplai tegangan misal 220 Volt yang memikul
beban lampu Y0 dan Y1 melalui kontak bayangan MY.......
d.
e.
f.
Jika tombol X2 ditekan, maka coil bayangan MX1 akan bekerja dan
mengubah status kontak NC dalam bahasa pemrograman menjadi
terbuka, dalam hyal ini coil Y0 menjadi tidak aktif.
g.
Karena coil Y0 non aktif, maka kontak bayangan MY0 terbuka dan
lampu L1 mati.
merancang
suatu
sistem kendali
dibutuhkan
pendekatan-
Pada tahap ini semua piranti masukan dan keluaran eksternal yang akan
dihubungkan PLC harus ditentukan. Piranti masukan dapat berupa saklar, sensor,
valve dan lain-lain sedangkan piranti keluaran dapat berupa solenoid katup
elektromagnetik dan lain-lain.
3) Perancangan Program (Program Design)
Setelah ditentukan input dan output maka dilanjutkan dengan proses merancang
program dalam bentuk ladder diagram dengan mengikuti aturan dan urutan
operasi sistem kendali.
4) Pemrograman (Programming)
5) Menjalankan Sistem (Run The System)
Pada tahapan ini perlu dideteksi adanya kesalahan-kesalahan satu persatu (debug),
dan menguji secara cermat sampai kita memastikan bahwa sistem aman untuk
dijalankan.
proses, mengubah cara kerja MPS dari automatic menjadi manual dan sebaliknya,
mengembalikan keadaan peralatan ke keadaan mula-mula (reset peralatan) dan
memberikan keadaan emergency-stop pada MPS jika terjadi kecelakaan atau
kesalahan yang fatal. Selain itu, melalui control console seorang operator dapat
memantau input apa saja yang saat itu diperlukan oleh MPS
vac
start
tank level
relay
not high
seal
not high
seal
output
contact),
blok
blok
fungsi
(function
block),
seperti
2.10
Deskripsi
%R
%AI
%AQ
Discrete References
Type
Description
%I
%Q
%M
Internal References
%T
Temporary References
%S
Status References
%G
3.3 ditunjukkan sebuah penggalan diagram tangga yang mengandung tiga kondisi
yang dihubungkan secara seri pada garis instruksi yang sama dan berkaitan
dengan instruksi LD, AND NOT dan AND. Dan sama seperti sebelumnya,
masing-masing instruksi tersebut membutuhkan satu baris kode mnemonik.
Saat ini banyak merek serta type PLC yang dipakai di industri. Masing masing
PLC memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.Pilihan bedasarkan kebutuhan
industri tersebut serta anggaran untuk alat tersebut.Berikut beberapa merek serta
type PLC yang banyak dipakai di industri :
a) Allen Bradley
Jenis
Logix-5 Family
Logix-500 Family
Type PLC
Gambar
PLC-5
SLC-500
Micrologix
Logix-5000 Family
ControlLogix
CompactLogix
FlexLogix
b) Siemens
Jenis
Type PLC
Gambar
Micro PLC
S7-200
Modular PLC
S7-1200
S5-115U
S7-300
S7-400
c)
Omron
Jenis
Type PLC
Micro PLC
Gambar
CPM1A
CP1E
CP1L
Basic PLC
CJ1M
CQM1H
Modular
CJ1H/CJ1G
CS1H/CS1G
d) Schneider
Jenis
Type PLC
Micro PLC
Modicon M340
Gambar
Programmable
Controller
Smart Relay
Modicon Quantum
Twido
Zelio
e) Mitsubishi
Jenis
Compact PLC
Type PLC
MELSEC FX3UC
Gambar
MELSEC FX3G
MELSEC FX1N
MELSEC FX1S
Modular PLC
Q-Series Q00UJCPU
Process Control
Q12PHCPU
2.12
Flexibility
Pada awalnya, setiap mesin produksi yang dikendalikan secara elektronik
memerlukan masing-masing kendali, misalnya 12 mesin memerlukan 12
kontroler. Sekarang dengan menggunakan satu model dari PLC dapat
mengendalikan salah satu dari 12 mesin tersebut. Tiap mesin dikendalikan
dengan masing-masing program sendiri.
Memonitor hasil
Rangkaian program PLC dapat dicoba dahulu, ditest, diteliti dan
dimodifikasi pada kantor atau laboratorium, sehingga efisiensi waktu
dapat dicapai. Untuk menguji program PLC tidak harus diinstalasikan
dahulu ke alat yang hendak dijalankan, tetapi dapat dilihat langsung pada
CPU PLC atau dilihat pada software pendukungnya.
Observasi visual
Operasi dari rangkaian PLC dapat dilihat selama dioperasikan secara
langsung melalui layar CRT. Jika ada kesalahan operasi maupun kesalahan
yang lain dapat langsung diketahui. Jalur logika akan menyala pada layar
sehingga perbaikan dapat lebih cepat dilakukan melalui observasi visual.
Bahkan beberapa PLC dapat memberikan pesan jika terjadi kesalahan.
Kecepatan operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi daripada relay
pada saat bekerja yaitu dalam beberapa mikro detik. Sehingga dapat
menentukan kecepatan output dari alat yang digunakan.
Reliability
Peralatan solid state umumnya lebih tahan dibandingkan dengan relay atau
timer mekanik. PLC mampu bekerja pada kondisi lingkungan yang berat,
misalnya goncangan, debu, suhu yang tinggi, dan sebagainya.
Dokumentasi
Mencetak rangkaian PLC dapat dilakukan segera secara nyata sebagian
atau keseluruhan rangkaian tanpa perlu melihat pada blueprint yang belum
tentu up to date, dan juga tidak perlu memeriksa jalur kabel dengan
rangkaian.
Keamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang dan dapat
dibuatkan password. Sedangkan panel relay biasa memungkinkan
terjadinya perubahan yang sulit untuk dideteksi.
PLC dapat dengan cepat diprogram ulang, hal ini memungkinkan untuk
mencampur proses produksi, sementara produksi lainnya sedang berjalan.
2.13
Disamping beberapa kehandalan di atas, tidak bisa dipungkiri bahwa PLC juga
mempunyai beberapa kelemahan antara lain :
Teknologi baru
Sulit untuk mengubah pola pikir beberapa personil yang telah lama menggunakan
konsep relay untuk berubah kekonsep PLC komputer.
Beberapa aplikasi dari proses produksi merupakan aplikasi yang tidak akan
berubah selamanya sehingga keunggulan dari pada PLC untuk mengubah program
menjadi tidak berguna.
Kondisi lingkungan
Lingkungan proses tertentu seperti panas yang tinggi dan getaran ,interferensi
dengan peralatan listrik lain membuat keterbatasan pemakaian PLC.
Pada penggunaan sistem relay, jika sumber daya padam akan langsung mematikan
seluruh rangkaian dan tidak secara otomatis bekerja kembali PLC akan langsung
menjalankan proses yang di program, namun hal ini tergantung dari program yang
dibuat.
Jika suatu rangkaian operasi tidak pernah diubah, seperti misalnya drum mekanik,
lebih murah jika tetap menggunakan konsep relay dari pada menggunakan PLC.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kehandalan
Relatif murah.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com/Sejarah PLC
https://id.scribd.com
www.google.com/intruksi program dan ladder diagram pada PLC
http://www.slideshare.net/hudamessy/pengertian-plc
http://margionoabdil.blogspot.com/2013/01/standar-bahasa-pemrogramanplc.html
http://dasar-dasarplc.blogspot.com/2008/09/memahami-sistem-kerja-plc.html
http://www.musbikhin.com/sejarah-plc-seri-belajar-plc
http://ndoware.com/sekilassejarahplc.html
http://www.kelas-mikrokontrol.com/e-learning/plc/sejarah-plc.html
http://juare97.wordpress.com/2007/10/20/plc-programmable-logic-controller/
http://www.automationindo.com/article/7/mengenal-lebih-dalam-apa-itu-plc-danfungsinya