Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

PLC (Programmable Logic Controllers)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Industri

oleh :
Widhi Arianto Sambodo ( C.431.12.0051 )

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS SEMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu teknologi dan informasi yang semakin pesat pada saat
ini, menyebabkan beberapa industri menerapkan sistem otomasi untuk
meningkatkan dan mengetahui informasi hasil produksi. Dengan penggunaan
sistem otomasi, industri dapat meningkatkan dan memperkirakan hasil produksi
yang akan dicapai. Akan tetapi penerapan sistem kontrol pada industri masih
mempergunakan cara yang konvensional, sehingga banyak membutuhkan tenaga
manusia.
Programmable Logic Controller (PLC) pada dasarnya dirancang untuk
menggantikan sistem logika yang menggunakan relay dan panel control logika
yang menggunakan hard-wired dengan peralatan solid-state. Oleh karena itu
hingga saat ini pengetahuan tentang rangkaian sistem logika dan relay tetap
merupakan dasar yang sangat penting serta diperlukan untuk pemrograman
dengan PLC. Keuntungan PLC dibanding dengan sistem logika konvensional
terutama adalah mudah/ dapat diprogram, fleksibel, dan dapat dihandalkan.
Programmable Logic Controller (PLC) menguji status input dan
meresponnya,

melakukan

pengendalian

proses,

dan

memberikan

hasil

pengendalian ke keluaran. Kombinasi dari data input dan output mengacu kepada
logikanya. Beberapa kombinasi logika akan selalu dibutuhkan sebagai rencana
pengendalian atau program pengendalian. Program pengendalian ini tersimpan
dalam memory. Program tersebut secara periodik tertentu dijalankan oleh
microprocessor

Gambar 1.1 Contoh PLC dengan merk Siemens Logo

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa yang dimaksud dengan PLC ?
b) Bagaimana sejarah perkembangan PLC ?
c) Apa fungsi dari PLC ?
d) Apa saja bagian bagian pada PLC ?
e) Bagaimana prinsip kerja PLC ?
f) Apa saja operasi yang dapat dilakukan PLC ?
g) Bagaimana konsep perancangan suatu sistem kendali dengan PLC ?
h) Apa itu peran console pada PLC ?
i) Apa saja bahasa standar yang digunakan dalam pemograman PLC ?
j) Apa saja instruksi dasar PLC ?
k) Apa saja merk dan type PLC yang beredar di pasaran ?
l) Apa saja keuntungan menggunakan PLC ?
m) Apa saja kerugian menggunakan PLC ?
1.3 Tujuan Penulisan
n) Mengetahui apa yang dimaksud dengan PLC
o) Mengetahui sejarah perkambangan PLC
p) Mengetahui fungsi PLC
q) Mengetahui bagian bagian PLC
r) Mengetahui prinsip kerja PLC
s) Mengetahui operasi operasi yang dapat dilakukan PLC

t) Mengetahui konsep perancangan suatu sistem kendali pada PLC


u) Mengetahui peran console pada PLC
v) Mengetahui jenis jenis bahasa pemrograman pada PLC yang sesuai standar
w) Mengetahui beberapa instruksi dasarPLC
x) Mengetahui beberapa merk dan type PLC yang ada di pasaran
y) Mengetahui keuntungan penggunaan PLC
z) Mengetahui kerugian menggunakan PLC

BAB II
ISI

2.1 Pengertian PLC


Definisi PLC menurut Capiel (1982) adalah sistem elektronik yang
beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri,
dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk
penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan
fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi
aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O dijital
maupun analog.
Definisi PLC menurut NEMA (National Electrical Manufacturer's
Association) adalah peralatan elektronik yang bekerja secara digital yang
menggunakan memory yangbisa diprogram untuk menyimpan instruksi internal
guna menerapkan fungsi-fungsikhusus, seperti logic, sequencing, pengukuran
waktu, penghitungan, dan aritmatik, untuk mengontrol modul-modul input/ output
secara analog atau digital, berbagai jenis mesinatau proses. Komputer digital yang
digunakan untuk mengerjakan fungsi-fungsicontroller yang dapat diprogram
dianggap termasuk di dalam bagian ini.
Definisi PLC berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
a) Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah
fungsi atau kegunaannya.
b) Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik
dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
c) Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan

.
Definisi PLC secara umum adalah merupakan alat listrik dan elektronik
yang menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol
proses konvensional yang bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan
sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya
(logik, 0 atau 1, hidup atau mati) dimana pengguna telah membuat program (yang
umumnya dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian akan
dijalankan oleh PLC yang bersangkutan.
2.2 Sejarah Perkembangan PLC
Sebelum PLC diciptakan, sistem kontrol yang digunakan untuk membantu
kegiatan produksi di industri-industri pada masa itu masih berbasis relay
konvensional.Sistem berbasis relay konvensional menggunakan relay untuk
melakukan kegiatan pengendalian system. Namun, sayangnya penggunaan relay
ini tidak terlalu memuaskan karena kurang fleksibel terhadap perubahan dalam
sistem.Apabila suatu pabrik ingin meningkatkan kapasitas produksinya, maka
sistem kontrol yang mengendalikan kegiatan produksi di pabrik tersebut juga
harus dirubah.

Gambar 2 .
1

Relay

konvensional merk omron


Dalam

sistem

kendali

berbasis

relay logic,

perubahan

tersebut

membutuhkan biaya yang besar dan sangat melelahkan. Selain itu sistem berbasis

relay logic juga menyita ruang yang banyak dan biaya pemeliharaannya juga
sangat besar. The Hydramatic Division pada General Motors Corporation lah
yang pertama kali menspesifikasikan kriteria-kriteria untuk Programmable Logic
Controller (PLC) yang pertama pada tahun 1968. Tujuan mereka saat itu adalah
untuk menggantikan sistem kontrol berbasis relay yang mereka gunakan karena
tidak fleksibel dan memakan biaya yang sangat besar.
Untuk itu, mereka mengumumkan untuk menerima proposal yang sanggup
untuk menggantikan sistem kontrol relay mereka dengan suatu perangkat
elektronik yang handal dengan spesifikasi spesifikasi sebagai berikut:
a) Sistem kontrol yang baru tersebut harus mempunyai harga yang bersaing
dengan sistem kontrol berbasis relay yang digunakan saat itu.
b) Sistem tersebut harus tahan terhadap kondisi lingkungan industri yang berat.
c) Antarmuka input dan output harus mudah untuk diganti-diganti.
d) Controller harus didesain dalam bentuk modul-modul sehingga bagian-bagian
tertentu dapat dilepas sewaktu-waktu untuk penggantian atau perbaikan.
e) Sistem kontrol mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan data dan
mengirimkannya ke central system.
f) Sistem kontrol tersebut harus dapat digunakan lagi untuk kondisi yang
berbeda.
g) Metode untuk memprogram controller harus sederhana sehingga mudah
dipahami oleh karyawan pabrik.
Proposal yang menang dan memenuhi spesifikasi yang diinginkan oleh
Hydramatic Division adalah proposal yang dimenangkan oleh Bedford
Associates.Dick Morley salah satu anggota tim dari Bedford Associates yang
memenangkan proposal tersebut dianggap sebagai bapak dari PLC. PLC
pertama yang diciptakan oleh Bedford Associates tersebut memenuhi semua
kriteria yang diinginkan oleh Hydramatic Division. PLC pertama kali mandapat
usulan yang diberi nama MODICON (Modular Digital Controller) dan
MODICON 084 merupakan PLC pertama didunia yang digunakan pada produk
komersil.

Gambar 2.2 PLC pertama kali yaitu MODICON 084


Pada pertengahan tahun 1970-an, teknologi PLC yang dominan adalah
sekuenser mesin-kondisi dan CPU berbasis bit-slice. Prosesor AMD 2901 dan
2903 cukup populer digunakan dalam MODICON dan PLC A-B. Mikroprosesor
konvensional kekurangan daya dalam menyelesaikan secara cepat logika PLC
untuk semua PLC, kecuali PLC kecil.Setelah mikroprosesor konvensional
mengalami perbaikan dan pengembangan, PLC yang besar-besar mulai banyak
menggunakan-nya.Bagaimanapun juga, hingga saat ini ada yang masih berbasis
pada AMD 2903.Kemampuan komunikasi pada PLC mulai muncul pada awalawal tahun 1973.Sistem yang pertama adalah Modbus-nya MODICON.Dengan
demikian PLC bisa berkomunikasi dengan PLC lain dan bisa ditempatkan lebih
jauh dari lokasi mesin sesungguhnya yang dikontrol.Sekarang kemampuan
komunikasi ini dapat digunakan untuk mengirimkan dan menerima berbagai
macam tegangan untuk membolehkan dunia analog ikut terlibat.Sayangnya,
kurangnya standarisasi mengakibatkan komunikasi PLC menjadi mimpi buruk
untuk protokol-protokol dan jaringa-jaringan yang tidak kompatibel.Tetapi
bagaimanapun juga, saat itu merupakan tahun yang hebat untuk PLC.
Pada tahun 1980-an dilakukan usaha untuk menstandarisasi komunikasi
dengan protokol otomasi pabrik milik General Motor (General Motor's
Manufacturring Automation Protocol (MAP)). Juga merupakan waktu untuk
memperkecil ukuran PLC dan pembuatan perangkat lunak pemrograman melalui
pemprograman simbolik dengan komputer PC daripada terminal pemprogram atau
penggunaan pemrogram genggam (handled programmer). Sekarang PLC terkecil

seukuran dengan sebuah kontrol relai tunggal (seperti produk ZEN Programmable
Relay dari Omron).
Tahun 1990-an dilakukan reduksi protokol baru dan modernisasi lapisan
fisik dari protokol-protokol populer yang bertahan pada tahun 1980-an. Standar
terakhir (IEC 1131-3), bisa diakses di

http://www.plcopen.org/default.htm

berusaha untuk menggabungkan bahasa pemrograman PLC dibawah satu standar


internasional. Sekarang bisa dijumpai PLC-PLC yang diprogram dalam diagram
fungsi blok, daftar instruksi, C dan teks terstruktur pada saat bersamaan.
2.3 Fungsi PLC
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat
dibagi secara umum dan secara khusus.
Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuensial Control
PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk
keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga
agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan
yang tepat.
2. Monitoring Plant
PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya
temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas)
atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC
(Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke
CNC untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan
PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya. CNC
biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan
sebagainya.

2.4 Bagian Bagian pada PLC


Sistem PLC terdiri dari lima bagian pokok, yaitu:
a) Central processing unit (CPU)
Bagian ini merupakan otak atau jantung PLC, karena bagian ini merupakan
bagian yang melakukan operasi / pemrosesan program yang tersimpan
dalam PLC. Disamping itu CPU juga melakukan pengawasan atas semua
operasional kerja PLC, transfer informasi melalui internal bus antara PLC,
memory dan unit I/O.Bagian CPU ini antara lain adalah :
1) Power Supply, power supply mengubah suplai masukan listrik
menjadi suplai listrik yang sesuai dengan CPU dan seluruh komputer.
2) Alterable Memory, terdiri dari banyak bagian, intinya bagian ini
berupa chip yang isinya di letakkan pada chip RAM (Random Access
Memory), tetapi isinya dapat diubah dan dihapus oleh pengguna /
pemrogram. Bila tidak ada supplai listrik ke CPU maka isinya akan
hilang, oleh sebab itu bagian ini disebut bersifat volatile, tetapi ada
juga bagian yang tidak bersifat volatile.
3) Fixed Memory, berisi program yang sudah diset oleh pembuat PLC,
dibuat dalam bentuk chip khusus yang dinamakan ROM (Read Only
Memory), dan tidak dapat diubah atau dihapus selama operasi CPU,
karena itu bagian ini sering dinamakan memori non-volatile yang
tidak akan terhapus isinya walaupun tidak ada listrik yang masuk ke
dalam CPU. Selain itu dapat juga ditambahkan modul EEPROM atau
Electrically Erasable Programmable Read Only Memory yang
ditujukan untuk back up program utama RAM prosesor sehingga
prosesor dapat diprogram untuk meload program EEPROM ke RAM
jika program di RAM hilang atau rusak .
4) Processor, adalah bagian yang mengontrol supaya informasi tetap
jalan dari bagian yang satu ke bagian yang lain, bagian ini berisi

rangkaian clock, sehingga masing-masing transfer informasi ke


tempat lain tepat sampai pada waktunya
5) Battery Backup, umumnya CPU memiliki bagian ini. Bagian ini
berfungsi menjaga agar tidak ada kehilangan program yang telah
dimasukkan ke dalam RAM PLC jika catu daya ke PLC tiba-tiba
terputus.
b) Programmer / monitor (PM)
Pemrograman dilakukan melalui keyboard sehingga alat ini dinamakan
Programmer. Dengan adanya Monitor maka dapat dilihat apa yang diketik
atau proses yang sedang dijalankan oleh PLC. Bentuk PM ini ada yang
besar seperti PC, ada juga yang berukuran kecil yaitu hand-eld programmer
dengan jendela tampilan yang kecil, dan ada juga yang berbentuk laptop.
PM dihubungkan dengan CPU melalui kabel. Setelah CPU selesai
diprogram maka PM tidak dipergunakan lagi untuk operasi proses PLC,
sehingga bagian ini hanya dibutuhkan satu buah untuk banyak CPU.
c) Modul input / output (I/O)
Input merupakan bagian yang menerima sinyal elektrik dari sensor atau
komponen lain dan sinyal itu dialirkan ke PLC untuk diproses. Ada banyak
jenis modul input yang dapat dipilih dan jenisnya tergantung dari input yang
akan digunakan. Jika input adalah limit switches dan pushbutton dapat
dipilih kartu input DC. Modul input analog adalah kartu input khusus yang
menggunakan ADC (Analog to Digital Conversion) dimana kartu ini
digunakan untuk input yang berupa variable seperti temperatur, kecepatan,
tekanan dan posisi. Pada umumnya ada 8-32 input point setiap modul
inputnya. Setiap point akan ditandai sebagai alamat yang unik oleh
prosesor.Output adalah bagian PLC yang menyalurkan sinyal elektrik hasil
pemrosesan PLC ke peralatan output. Besaran informasi / sinyal elektrik itu
dinyatakan dengan tegangan listrik antara 5 15 volt DC dengan informasi
diluar sistem tegangan yang bervariasi antara 24 240 volt DC mapun AC.
Kartu output biasanya mempunyai 6-32 output point dalam sebuah single

module. Kartu output analog adalah tipe khusus dari modul output yang
menggunakan DAC (Digital to Analog Conversion). Modul output analog
dapat mengambil nilai dalam 12 bit dan mengubahnya ke dalam signal
analog.Biasanya signal ini 0-10 volts DC atau 4-20 mA. Signal Analog
biasanya digunakan pada peralatan seperti motor yang mengoperasikan
katup dan pneumatic position control devices.Bila dibutuhkan, suatu sistem
elektronik dapat ditambahkan untuk menghubungkan modul ini ke tempat
yang jauh. Proses operasi sebenarnya di bawah kendali PLC mungkin saja
jaraknya jauh, dapat saja ribuan meter.
d) Printer
Alat ini memungkinkan program pada CPU dapat di printout atau dicetak.
Informasi yang mungkin dicetak adalah diagram ladder, status register,
status dan daftar dari kondisi-kondisi yang sedang dijalankan, timing
diagram dari kontak, timing diagram dari register, dan lain-lain.
e) The Program Recorder / Player. Alat ini digunakan untuk menyimpan
program dalam CPU. Pada PLC yang lama digunakan tape, sistem floopy
disk. Sekarang ini PLC semakin berkembang dengan adanya hard disk yang
digunakan untuk pemrograman dan perekaman. Program yang telah direkam
ini nantinya akan direkam kembali ke dalam CPU apabila program aslinya
hilang atau mengalami kesalahan.Untuk operasi yang besar, kemungkinan
lain adalah menghubungkan CPU dengan komputer utama (master
computer) yang biasanya digunakan pada pabrik besar atau proses yang
mengkoodinasi banyak Sistem PLC .

Gambar 2.3 Diagram keseluruhan sistem PLC


2.5 Prinsip Kerja pada PLC
Prinsip kerja pada PLC sama seperti prinsip kerja Relay konvensional,
dimana relay memiliki coil yang disuplai oleh sumber tegangan dan kontak
yang menghubungkan dua terminal.Prinsip kerja pada relay jika diberi sumber
tegangan kerja maka semua kontak-kontaknya akan berubah status. Kontak NO
menjadi close dan kontak NC menjadi open.

Sedangkan prinsip kerja PLC signal dari device input (on/off) akan
mengaktifkan coilo semua (input) yang mencerminkan masing-masing device
input (dalam hal ini disimpan dalam sebuah memory data input) coil semua ini
akan mengontrol kondisi on/off internal kontak yang tersusun dalam sebuah
program PLC/Ladder diagram (programing & prossesing).
Sesuai prinsip logika relay, PLC akan mengolah program secara urut dan
kontinyu (loop) sehingga menghasilkan sebuah hasil program berupa kondisi
on/off internal coil outputan yang disimpan dalam memory data outputan dan
latch memory. Internal coil outputan ini yang sudah tersimpan dalam memory
ini akan mengontrol kontak output semu yang menghubungkan device output
dan sumber tegangan.

Gambar 2.4 Diagram Blok Prinsip Kerja PLC

Contoh prinsip kerja pada PLC :

Gambar
2.5

Contoh

Kerja

Suatu Rangkaian PLC

Sebagai contoh lihat gambar diatas :


a.

di dalam PLC diassosiasikan memiliki coil bayangan/semu MX...dan


kontak semu MY...(masing-masing adalah memori data input dan
output)

b.

Coil MX...mendapat suplai tegangan 24Vdc melalui input PLC yaitu


tombol X0 dan tombol X1

c.

Kontak MY... mendapat suplai tegangan misal 220 Volt yang memikul
beban lampu Y0 dan Y1 melalui kontak bayangan MY.......

d.

Jika tombol X0 ditekan (walaupun sebentar), maka coil bayangan


MX0 akan bekerja sehingga kontak-kontaknya akan berubah status.
Coil bayangan MX0 ini akan merubah status kontak yang berada
dalam bahasa pemrograman PLC. Dalam hal ini kontak X0 akan
menjadi close (tertutup) walaupun tombol X0 dilepas, kontak Y0 akan
mengunci sampai tombol X1 dilepas.

e.

Karena kontak X) tertutup, maka coil Y0 akan bekerja dan merubah


status kontak MY0 menjadi tertutup, dalam hal ini lampu L1 akan
mendapat suplai tegangan dan menyala.

f.

Jika tombol X2 ditekan, maka coil bayangan MX1 akan bekerja dan
mengubah status kontak NC dalam bahasa pemrograman menjadi
terbuka, dalam hyal ini coil Y0 menjadi tidak aktif.

g.

Karena coil Y0 non aktif, maka kontak bayangan MY0 terbuka dan
lampu L1 mati.

2.6 Operasi Operasi yang dapat Dijalankan PLC


1. Relay Logic
2. Penguncian ( Locking )
3. Pencacahan ( Counting )
4. Penambahan
5. Pengurangan
6. Pewaktuan ( Timing )
7. Kendali PID
8. Operasi BCD
9. Manipulasi Data
10. Pembandingan
11. Pergeseran
2.7 Konsep Perancangan Suatu Sistem Kendali pada PLC
Dalam

merancang

suatu

sistem kendali

dibutuhkan

pendekatan-

pendekatan sistematis dengan prosedure sebagai berikut :


1) Rancangan Sistem Kendali
Dalam tahapan ini si perancang harus menentukan terlebih dahulu sistem apa
yang akan dikendalikan dan proses bagaimana yang akan ditempuh. Sistem yang
dikendalikan dapat berupa peralatan mesin ataupun proses yang terintegrasi yang
sering secara umum disebut dengan controlled system.
2) Penentuan I/O

Pada tahap ini semua piranti masukan dan keluaran eksternal yang akan
dihubungkan PLC harus ditentukan. Piranti masukan dapat berupa saklar, sensor,
valve dan lain-lain sedangkan piranti keluaran dapat berupa solenoid katup
elektromagnetik dan lain-lain.
3) Perancangan Program (Program Design)
Setelah ditentukan input dan output maka dilanjutkan dengan proses merancang
program dalam bentuk ladder diagram dengan mengikuti aturan dan urutan
operasi sistem kendali.
4) Pemrograman (Programming)
5) Menjalankan Sistem (Run The System)
Pada tahapan ini perlu dideteksi adanya kesalahan-kesalahan satu persatu (debug),
dan menguji secara cermat sampai kita memastikan bahwa sistem aman untuk
dijalankan.

Gambar 2.6 Diagram Perancangan Sistem PLC

2.8 Peran Console pada PLC


Console adalah alat input yang dijalankan secara manual oleh operator.
Melalui control console seorang operator dapat melakukan proses, menghentikan

proses, mengubah cara kerja MPS dari automatic menjadi manual dan sebaliknya,
mengembalikan keadaan peralatan ke keadaan mula-mula (reset peralatan) dan
memberikan keadaan emergency-stop pada MPS jika terjadi kecelakaan atau
kesalahan yang fatal. Selain itu, melalui control console seorang operator dapat
memantau input apa saja yang saat itu diperlukan oleh MPS

Gambar 2.7 Console PLC merk Omron


2.9 Jenis Jenis Bahasa Pemrograman pada PLC
Beberapa jenis bahasa pemrograman PLC berdasarkan standar IEC-61131-3
terdapat lima bahasa pemrograman yang diakui oleh standar ini yaitu :
a) Bahasa Pemrograman Ladder Diagram (LD)
Bahasa pemrograman PLC yang menggambarkan program dalam bentuk
grafis. Diagram ini dikembangkan dari kontak-kontak relay yang terstruktur yang
menggambarkan aliran arus listrik. Dalam diagram ini terdapat 2 buah garis
vertikal, yang mana garis vertikal sebelah kiri dihubungkan dengan sumber
tegangan positip catu daya, sedangkan garis vertikal sebelah kanan dihubungkan
dengan sumber tegangan negatip catu daya. Diantara 2 garis tersebut dipasang
kontak-kontak yang menggambarkan kontrol dari saklar, sensor dan output. Satu
baris dari diagram tersebut biasanya disebut dengan istilah satu RUNG.
control
netral

vac

start

tank level

relay

not high
seal

Gambar 2.8. Ladder Diagram Rangkaian Elektrik


Tank level
coil
start

not high

seal

Gambar 2.9. Program Ladder Diagram


b) Bahasa Pemrograman Function Block Diagram (FBD)

output

Bahasa pemrograman PLC yang menggambarkan bentuk aliran daya atau


aliran sinyal dalam rung dengan menggunakan blok-blok diagram fungsi logik
(gerbang logik). Pada dasarnya terdapat 3 macam blok fungsi logik dasar yaitu
AND, OR dan NOT (Inverse). Sedangkan fungsi logik lainnya dapat dibangun
dengan mengkombinasikan ketiga fungsi logik dasar tersebut.
c) Bahasa Pemrograman Instruction List (IL)
Bahasa pemrograman PLC tingkat tinggi. Semua hubungan logika dan kontrol
sekuens dapat diprogram dengan menggunakan perintah atau instruksi dalam
bahasa pemrograman ini. Perintah-perintah atau instruksi-instruksi yang
digunakan mirip dengan bahasa tingkat tinggi BASIC atau PASCAL.
d) Bahasa Pemrograman Structure Text (ST)
Penulisan program PLC yang dilakukan dengan menggunakan daftar teks atau
notasi.
e) Bahasa Pemrograman Sequential Function Chart (SFC)
Diantara kelima bahasa tersebut bahasa pemrograman PLC yang paling
populer digunakan dan paling mudah dipahami, yaitu Ladder Diagram.Ladder
Diagram mudah dipahami karena menggunakan pendekatan grafis, yaitu
menggunakan simbol - simbol komponen elektromagnetik - mekanik relay(coil
dan

contact),

blok

blok

fungsi

(function

block),

seperti

timer,counter,trigger,kondisional,serta blok fungsi yang didefinisikan sendiri oleh


progammer.Selain itu, karena Ladder Diagram menggunakan pendekatan grafis,
maka progammer menjadi lebih mudah untuk melakukan troubleshooting pada
program yang akan dijalankan pada PLC.

2.10

Instruksi Instruksi pada PLC

Instruksi-instruksi yang akan diuraikan adalah instruksi-instruksi yang


cukup sering dipakai dilapangan, jadi hanya sebagian dari instruksi-instruksi yang
ada. Dan sebagai referensi, instruksi-instruksi yang akan dipakai adalah instruksiinstruksi untuk PLC GE Fanuc. Dan secara umum instruksi-instruksi tersebut
banyak kesamaan dengan PLC produk lain.
Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, bahwa pada semua PLC terdapat Peta
memory. Pada Peta memory terdapat tabel data yang digunakan untuk menyimpan
data-data yang diperlukan pada pengendalian dengan PLC ini. Yaitu berupa data
input, data output dan data-data lain yang dibutuhkan oleh PLC. Dan tiap-tiap data
akan mempunyai tipe dan nomer yang spesifik dari tiap datanya. Demikian juga
pada PLC GE Fanuc ini, dan data tersebut disebut user references. Pada PLC GE
Fanuc, user references dibagi menjadi Register References dan Discrete
References. Dan untuk pembagiannya secara rinci adalah sbb:
Register References
Type

Deskripsi

%R

System Register References

%AI

Analog Input Register

%AQ

Analog Output Register

Discrete References
Type

Description

%I

Discrete Input References

%Q

Discrete Output References

%M

Internal References

%T

Temporary References

%S

Status References

%G

Global Data References

Intruksi intruksi Dasar pada PLC


1) Instruksi LOAD (LD) dan LOAD NOT (LD NOT).

Kondisi pertama yang mengawali sembarang blok logika di dalam diagram


tangga berkaitan dengan instruksi LOAD (LD) atau LD NOT. (LD NOT).
Masing-masing instruksi ini membutuhkan satu baris kode mnemonik. Contoh
untuk instruksi ini ditunjukkan pada gambar 3.2.

Gambar 2.10. Contoh instruksi LD dan LD NOT

Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.2, karena hanya instruksi LOAD


atau LD NOT saja yang ada di garis instruksi (instruction line), maka kondisi
eksekusi untuk instruksi yang di sebelah kanan-nya adalah ON jika kondisi-nya
ON. Untuk contoh diagram tangga tersebut, instruksi LD (yaitu untuk normal
terbuka), kondisi eksekusi akan ON jika IR000.00 juga ON; sebaliknya, untuk
instruksi LD NOT (yaitu untuk normal tertutup), kondisi eksekusi akan ON jika
IR000.00 dalam kondisi OFF.
2) Instruksi AND dan AND NOT.
Jika terdapat dua atau lebih kondisi yang dihubungkan secara seri pada garis
instruksi yang sama, maka kondisi yang pertama menggunakan instruksi LD atau
LD NOT dan sisanya menggunakan instruksi AND atau AND NOT. Pada gambar

3.3 ditunjukkan sebuah penggalan diagram tangga yang mengandung tiga kondisi
yang dihubungkan secara seri pada garis instruksi yang sama dan berkaitan
dengan instruksi LD, AND NOT dan AND. Dan sama seperti sebelumnya,
masing-masing instruksi tersebut membutuhkan satu baris kode mnemonik.

Gambar 2.11 Contoh penggunaan AND dan AND NOT


Instruksi yang digambarkan paling kanan sendiri (gambar 3.3) akan memiliki
kondisi eksekusi ON jika ketiga kondisi di kiri-nya semuanya ON, dalam hal ini
IR000.00 dalam kondisi ON, IR010.00 dalam kondisi OFF dan LR00.00 dalam
kondisi ON.

Instruksi AND dapat dibayangkan akan menghasilkan ON jika kedua kondisi


yang terhubungkan dengan instruksi ini dalam kondisi ON semua, jika salah satu
saja dalam kondisi OFF, apalagi dua-duanya OFF, maka instruksi AND akan
selalu menghasilkan OFF juga.

3) Instruksi OR dan OR NOT.


Jika dua atau lebih kondisi dihubungkan secara paralel, artinya dalam garis
instruksi yang berbeda kemudian bergabung lagi dalam satu garis instruksi yang
sama, maka kondisi pertama terkait dengan instruksi LD atau LD NOT dan
sisanya berkaitan dengan instruksi OR atau OR NOT. Pada gambar 3.4
ditunjukkan tiga buah kondisi yang berkaitan dengan instruksi LD NOT, OR NOT
dan OR. Sekali lagi, masing-masing instruksi ini membutuhkan satu baris kode
mnemonik.

Gambar 2.12 Contoh penggunaan OR dan OR NOT


2.11

Beberapa Merk dan Type PLC yang ada Di Pasaran

Saat ini banyak merek serta type PLC yang dipakai di industri. Masing masing
PLC memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.Pilihan bedasarkan kebutuhan
industri tersebut serta anggaran untuk alat tersebut.Berikut beberapa merek serta
type PLC yang banyak dipakai di industri :
a) Allen Bradley
Jenis
Logix-5 Family

Logix-500 Family

Type PLC

Gambar
PLC-5

SLC-500

Micrologix

Logix-5000 Family

ControlLogix

CompactLogix

FlexLogix

b) Siemens
Jenis

Type PLC

Gambar

Micro PLC

S7-200

Modular PLC

S7-1200
S5-115U

S7-300

S7-400

c)

Omron

Jenis

Type PLC

Micro PLC

Gambar

CPM1A

CP1E

CP1L

Basic PLC

CJ1M

CQM1H

Modular

CJ1H/CJ1G

CS1H/CS1G

d) Schneider
Jenis

Type PLC

Micro PLC

Modicon M340

Gambar

Machine Control PLC Modicon Premium


Process Control PLC

Programmable
Controller

Smart Relay

Modicon Quantum

Twido

Zelio

e) Mitsubishi
Jenis
Compact PLC

Type PLC
MELSEC FX3UC

Gambar

MELSEC FX3G

MELSEC FX1N

MELSEC FX1S

Modular PLC

Q-Series Q00UJCPU

Process Control

Q12PHCPU

2.12

Keuntungan yang Diperoleh dalam Penggunaan PLC

Flexibility
Pada awalnya, setiap mesin produksi yang dikendalikan secara elektronik
memerlukan masing-masing kendali, misalnya 12 mesin memerlukan 12
kontroler. Sekarang dengan menggunakan satu model dari PLC dapat
mengendalikan salah satu dari 12 mesin tersebut. Tiap mesin dikendalikan
dengan masing-masing program sendiri.

Perubahan implementasi dan koreksi error


Dengan menggunakan tipe relay yang terhubung pada panel, perubahan
program akan memerlukan waktu untuk menghubungkan kembali panel
dan peralatan. Sedangkan dengan menggunakan PLC untuk melakukan
perubahan program, tidak memerlukan waktu yang lama yaitu dengan cara
merubahnya pada sebuah software. Dan jika kesalahan program terjadi,

maka kesalahan dapat langsung dideteksi keberadaannya dengan


memonitor secara langsung. Perubahannya sangat mudah, hanya
mengubah diagram laddernya.

Harga yang rendah


PLC lebih sederhana dalam bentuk, ukuran dan peralatan lain yang
mendukungnya, sehingga harga dapat dijangkau. Saat ini dapat dibeli PLC
berikut timer, counter, dan input analog dalam satu kemasan CPU. PLC
mudah di dapat dan kini sudah banyak beredar di pasaran dengan
bermacam-macam merk dan tipe.

Jumlah kontak yang banyak


PLC memiliki jumlah kontak yang banyak untuk tiap koil yang tersedia.
Misal panel yang menghubungkan relay mempunyai 5 kontak dan semua
digunakan sementara pada perubahan desain diperlukan 4 kontak lagi yang
berarti diperlukan penambahan satu buah relay lagi. Ini berarti diperlukan
waktu untuk melakukan instalasinya. Dengan menggunakan PLC, hanya
diperlukan pengetikan untuk membuat 4 buah kontak lagi. Ratusan kontak
dapat digunakan dari satu buah relay, jika memori pada komputer masih
memungkinkan.

Memonitor hasil
Rangkaian program PLC dapat dicoba dahulu, ditest, diteliti dan
dimodifikasi pada kantor atau laboratorium, sehingga efisiensi waktu
dapat dicapai. Untuk menguji program PLC tidak harus diinstalasikan
dahulu ke alat yang hendak dijalankan, tetapi dapat dilihat langsung pada
CPU PLC atau dilihat pada software pendukungnya.

Observasi visual
Operasi dari rangkaian PLC dapat dilihat selama dioperasikan secara
langsung melalui layar CRT. Jika ada kesalahan operasi maupun kesalahan
yang lain dapat langsung diketahui. Jalur logika akan menyala pada layar
sehingga perbaikan dapat lebih cepat dilakukan melalui observasi visual.
Bahkan beberapa PLC dapat memberikan pesan jika terjadi kesalahan.

Kecepatan operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi daripada relay
pada saat bekerja yaitu dalam beberapa mikro detik. Sehingga dapat
menentukan kecepatan output dari alat yang digunakan.

Metode bolean atau ladder


Program PLC dapat dilakukan dengan diagram ladder oleh para teknisi
atau juga menggunakan sistem bolean atau digital bagi para pemrogram
PLC yang lebih mudah dan dapat disimulasikan pada software
pendukungnya.

Reliability
Peralatan solid state umumnya lebih tahan dibandingkan dengan relay atau
timer mekanik. PLC mampu bekerja pada kondisi lingkungan yang berat,
misalnya goncangan, debu, suhu yang tinggi, dan sebagainya.

Penyederhanaan pemesanan komponen


PLC adalah satu peralatan dengan satu waktu pengiriman. Jika satu PLC
tiba, maka semua relay, counter, dan komponen lainnya juga tiba. Jika
mendesain panel relay sebanyak 10 relay, maka diperlukan 10 penyalur
yang berbeda pula waktu pengirimannya, sehingga jika lupa memesan satu
relay akan berakibat tertundanya pengerjaan suatu panel.

Dokumentasi
Mencetak rangkaian PLC dapat dilakukan segera secara nyata sebagian
atau keseluruhan rangkaian tanpa perlu melihat pada blueprint yang belum
tentu up to date, dan juga tidak perlu memeriksa jalur kabel dengan
rangkaian.

Keamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang dan dapat
dibuatkan password. Sedangkan panel relay biasa memungkinkan
terjadinya perubahan yang sulit untuk dideteksi.

Memudahkan perubahan dengan pemrograman ulang.

PLC dapat dengan cepat diprogram ulang, hal ini memungkinkan untuk
mencampur proses produksi, sementara produksi lainnya sedang berjalan.
2.13

Kerugian yang Diperoleh dalam Penggunaan PLC

Disamping beberapa kehandalan di atas, tidak bisa dipungkiri bahwa PLC juga
mempunyai beberapa kelemahan antara lain :

Teknologi baru

Sulit untuk mengubah pola pikir beberapa personil yang telah lama menggunakan
konsep relay untuk berubah kekonsep PLC komputer.

Aplikasi program yang tetap

Beberapa aplikasi dari proses produksi merupakan aplikasi yang tidak akan
berubah selamanya sehingga keunggulan dari pada PLC untuk mengubah program
menjadi tidak berguna.

Kondisi lingkungan

Lingkungan proses tertentu seperti panas yang tinggi dan getaran ,interferensi
dengan peralatan listrik lain membuat keterbatasan pemakaian PLC.

Pengoperasian yang aman

Pada penggunaan sistem relay, jika sumber daya padam akan langsung mematikan
seluruh rangkaian dan tidak secara otomatis bekerja kembali PLC akan langsung
menjalankan proses yang di program, namun hal ini tergantung dari program yang
dibuat.

Operasi pada rangkaian yang tetap

Jika suatu rangkaian operasi tidak pernah diubah, seperti misalnya drum mekanik,
lebih murah jika tetap menggunakan konsep relay dari pada menggunakan PLC.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

Dari penjelasan PLC di atas dapat disimpulkan kesimpulan sebagai berikut :


a. Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu unit yang secara
khusus pengontrol berbasis mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang
dapat diprogram untuk menyimpan

instruksi instruksi dan untuk

mengimplementasikan fungsi fungsi semisal logika, sequencing, pewaktu


(Timing), pencacahan (counting) dan aritmatika guna untuk mengontrol
mesin-mesin dalam industri dan peralatan yang lain
b. Beberapa keuntungan penggunaan PLC adalah :

Kehandalan

Kebutuhan ruang yang lebih kecil

Dapat diprogram untuk aplikasi baru

Dapat melakukan lebih banyak fungsi

Lebih mudah diperbaiki

Relatif murah.

dapat mengendalikan sistem kontrol pada mesin-mesin industri secara


otomatis.

c. Didalam PLC Baterai backup sangatlah diperlukan dalam menjalankan


rangkaian PLC. Semua rangkaian untuk system dapat manggunakan PLC
tergantung logic yang kita inginkan. Serta Penempatan alamat pada ladder
diagram sangatlah penting.

DAFTAR PUSTAKA
www.google.com/Sejarah PLC
https://id.scribd.com
www.google.com/intruksi program dan ladder diagram pada PLC
http://www.slideshare.net/hudamessy/pengertian-plc
http://margionoabdil.blogspot.com/2013/01/standar-bahasa-pemrogramanplc.html
http://dasar-dasarplc.blogspot.com/2008/09/memahami-sistem-kerja-plc.html
http://www.musbikhin.com/sejarah-plc-seri-belajar-plc
http://ndoware.com/sekilassejarahplc.html
http://www.kelas-mikrokontrol.com/e-learning/plc/sejarah-plc.html
http://juare97.wordpress.com/2007/10/20/plc-programmable-logic-controller/
http://www.automationindo.com/article/7/mengenal-lebih-dalam-apa-itu-plc-danfungsinya

Anda mungkin juga menyukai