The Hydramatic Division pada General Motors Corporation lah yang pertama kali
menspesifikasikan kriteria-kriteria untuk Programmable Logic Controller (PLC) yang
pertama pada tahun 1968. Tujuan mereka saat itu adalah untuk menggantikan sistem kontrol
berbasis relay yang mereka gunakan karena tidak fleksibel dan memakan biaya yang sangat
besar.
Untuk itu, mereka mengumumkan untuk menerima proposal yang sanggup untuk
menggantikan sistem kontrol relay mereka dengan suatu perangkat elektronik yang handal
dengan spesifikasi – spesifikasi sebagai berikut:
1. Sistem kontrol yang baru tersebut harus mempunyai harga yang bersaing dengan sistem
kontrol berbasis relay yang digunakan saat itu.
2. Sistem tersebut harus tahan terhadap kondisi lingkungan industri yang berat.
3. Antarmuka input dan output harus mudah untuk diganti-diganti.
4. Controller harus didesain dalam bentuk modul-modul sehingga bagian-bagian tertentu
dapat dilepas sewaktu-waktu untuk penggantian atau perbaikan.
5. Sistem kontrol mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan data dan mengirimkannya
kecentral system.
6. Sistem kontrol tersebut harus dapat digunakan lagi untuk kondisi yang berbeda.
7. Metode untuk memprogram controller harus sederhana sehingga mudah dipahami oleh
karyawan pabrik.
Proposal yang menang dan memenuhi spesifikasi yang diinginkan oleh Hydramatic Division
adalah proposal yang dimenangkan oleh Bedford Associates. Dick Morley salah satu
anggota tim dari Bedford Associates yang memenangkan proposal tersebut dianggap sebagai
“bapak” dari PLC. PLC pertama yang diciptakan oleh Bedford Associates tersebut memenuhi
semua kriteria yang diinginkan oleh Hydramatic Division.
Dalam waktu singkat penggunaan PLC mulai menyebar ke industri-industri lain. Pada tahun
1971, PLC mulai digunakan untuk menggantikan relay pada industri-industri seperti: industri
makanan dan minuman, industri pengolahan metal, industri manufaktur, dan industri pulp dan
kertas.
Lalu apa fungsi sebenarnya dari suatu Programmable Logic Controller itu?
Nah, di dalam topik ini akan kita ulas mengenai definisi dan fungsi dari PLC tersebut dari
berbagai sumber yang dapat dipercaya.
Sedangkan menurut Capiel (1982), PLC adalah sistem elektronik yang beroperasi secara
digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan
memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang
mengimplementasikanfungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan
dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital
maupun analog.
Fungsi Umum
Secara umum fungsi dari PLC adalah sebagai berikut :
1. Kontrol Sekuensial
Memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan
teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step / langkah dalam proses
sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant
Memonitor suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah
melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator.
Fungsi Khusus
Sedangkan secara khusus, PLC mempunyai fungsi sebagai pemberi masukan (input) ke CNC
(Computerized Numerical Control) untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut.
CNC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya jika dibandingkan
dengan PLC.
Perangkat ini, biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding
dan sebagainya.
Kelebihan PLC
Misalnya jika terdapat lima mesin maka dibutuhkan lima pengendali. Hal tersebut kini
teratasi dengan menggunakan PLC. Cukup menggunakan sebuah PLC saja, banyak perangkat
yang dapat dijalankan dengan programnya masing-masing.
Sistem pengkabelan mulai dibenahi dan direduksi, semakin sedikit kabel yang digunakan dan
ringkat/ sederhana. Tak perlu banyak ruang untuk menempatkannya.
Ketika sistem lama (relay) masih banyak menggunakan pengkabelan yang memakan banyak
biaya, PLC menawarkan pengkabelan yang sederhana. Pengkabelan dapat dilakukan dengan
jumlah yang banyak hanya dengan sebuah PLC, karena PLC
mencakup relay, timer, counter,sequencer, dan beberapa fungsi yang dapat disesuaikan
sesuai dengan kebutuhan.
3. Jumlah Kontak yang Banyak
Banyaknya kontak yang dimiliki sebuah PLC memberikan banyak kemudahan kepada
pengguna. Tidak hanya dari segi finansial, tetapi juga sisi instalasi. Akan jauh lebih
sederhana dan mudah jika dibandingkan dengan relay.
Misalnya saja pada PLC-5, sebuah PLC keluaran Allen Bradley dengan jumlah kontak
minimal 16-32 kontak, sementara itu relay menyediakan kontak sejumlah 4-8 kontak.
Bila salah satu sistem akan diubah atau dikoreksi, pengubahannya hanya dilakukan pada
program yang terdapat di komputer, dengan waktu yang relatif singkat, setelah itu baru
didownload ke PLC. Jika dengan relay, diperlukan pengubahan pada pengkabelannya,
waktunya akan sangat lama dan beresiko tinggi sehingga harus mematikan sistem yang
sedang berjalan.
Kekurangan PLC
Menyambung pada artikel sebelumnya, PLC tak hanya memiliki kelebihan. Sebagai hasil
ciptaan manusia, tentunya PLC masih mempunyai kekurangan dan kelemahan yang pada
setiap generasinya dilakukan koreksi dan penyempurnaan.
PLC pada perannya sebagai sistem kendali memiliki kelemahan yang cukup mendasar dan
masih terus ditekan agar dapat diperoleh hasil yang mendekati kesempurnaan dan harapan
yang ada, baik oleh vendor maupun oleh pengguna tentunya.
Aplikasi-aplikasi PLC dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Di lain sisi, beberapa
aplikasi merupakan aplikasi dengan satu fungsi. Jarang sekali dilakukan perubahan bahkan
tidak sama sekali atau statis.
Hal tersebut membuat penggunaan PLC pada aplikasi dengan satu fungsi dinilai tidak efektif
bahkan dapat menghabiskan biaya yang besar alias boros.
Oleh sebab itu, penggunaan PLC pada aplikasi kecil tidak direkomendasikan oleh para ahli
sistem kendali.
Hal-hal tersebut banyak terjadi khususnya pada PLC generasi lama. Kekurangan PLC ini
untuk PLC generasi baru mulai dapat dikendalikan dan dikurangi secara perlahan oleh
vendor.
Komponen PLC
Mengenal Komponen Penyusun PLC – bagian 1
Artikel berseri kali ini akan membahas lebih dalam mengenai komponen-komponen
penyusun PLC. Komponen apa saja yang ada di dalam PLC, dan apa fungsi masing-masing
komponen tersebut.
Pada umumnya, terdapat 5 (lima) komponen utama yang menyusun suatu PLC. Semua
komponen tersebut harus ada untuk dapat menjalankan suatu PLC secara normal.
2. Unit Memori
Memori didalam PLC digunakan untuk menyimpan data dan program. Secara fisik, memori
ini berupa chip dan untuk pengaman dipasang baterai back-up pada PLC. Unit memori ini
sendiri dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu:
Volatile Memory, adalah suatu memori yang apabila sumber tegangannya dilepas maka data
yang tersimpan akan hilang . Karena itu memori jenis ini bukanlah media penyimpanan
permanen. Untuk penyimpanan data dan program dalam jangka waktu yang lebih lama maka
memori ini harus mendapat daya terus-menerus.hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan
baterai. Ada beberapa jenis memori volatil yaitu RAM (Random Access Memory), SRAM (Static
RAM)dan DRAM (Dynamics RAM).
Non-Volatile Memory, merupakan kebalikan Volatile Memory yaitu suatu memori yang meski
sumber tegangan dilepas data yang tersimpan tidak akan hilang.Salah satu jenis memori ini
adalah ROM (Read Only Memory). Memori jenis ini hanya dapat dibaca saja dan tidak dapat di
tambah ataupun dirubah. Isi dari ROM berasal dari pabrik pembuatnya yang berupa sistem
operasi dan terdiri dari program-program pokok yang diperlukan oleh sistem PLC. Untuk
mengubah isi dari Rom maka diperlukan memori jenis : EPROM (Erasable Programmable
ROM) yang dapat dihapus dengan mengekspos chip pada cahaya ultra violet pekat.
Kegagalan dalam pemenuhan tegangan oleh power suply dapat menyebabkan kegagalan
operasi PLC. Untuk itu diperlukan adanya baterai cadangan dengan tujuan agar pada saat
voltage=dropping, data yang ada pada memori tidak hilang.
4. Unit Programmer
Komponen programmer merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan PLC.
Programmer mempunyai beberapa fungsi yaitu :
RUN, untuk mengendalikan suatu proses saat program dalam keadaan aktif.
OFF, untuk mematikan PLC sehingga program dibuat tidak dapat dijalankan.
MONITOR, untuk mengetahui keadaan suatu proses yang terjadi dalam PLC.
PROGRAM, menyatakan suatu keadaan dimana programmer/ monitor digunakan untuk
membuat suatu program.
5. Unit Input/Output
Unit Input/output menyediakan antarmuka yang menghubungkan sistem dengan dunia luar,
memungkinkan dibuatnya sambungan-sambungan/koneksi antara perangkat-perangkat input,
semisal sensor, dengan perangkat output, semisal motor dan selenoida, melalui kanal-kanal
input/output.
Demikian pula, melalui unit input/output, program-program dimasukkan dari panel program.
Setiap titik input/output memiliki sebuah alamat unik yang dapat digunakan oleh CPU.
Komponen input dan output akan dijelaskan lebih lanjut dalam artikel (bagian 2)
Demikian pula, melalui unit input/output, program-program dimasukkan dari panel program.
Masing-masing point input/output memiliki sebuah alamat spesifik yang dapat digunakan
oleh CPU untuk mengaksesnya.
1. Perangkat Input
Pada PLC, perangkat input biasanya digunakan untuk perangkat-perangkat digital dan analog,
seperti saklar mekanis, potensiometer, termistor, strain gauge, dan thermocoupler.
Beberapa perangkat tambahan tadi bertindak sebagai sensor, yang nantinya akan
menghasilkan output digital(discrete), yaitu kondisi ‘ON(1)’/’OFF(2)’, dan dapat
dihubungkan dengan mudah ke port-port input PLC.
Sensor-sensor yang menghasilkan sinyal-sinyal analog harus terlebih dahulu
diubah(diconvert) menjadi sinyal-sinyal digital sebelum dihubungkan ke port-port PLC.
Contoh beberapa sensor yang umum digunakan yaitu:
Saklar-saklar mekanik
Saklar-saklar jarak(proximity switch)
Sensor-sensor suhu
Straingauge
Umumnya, sinyal digital dari salah satu kanal output sebuah PLC digunakan untuk
mengendalikan sebuah aktuator yang pada saatnya mengendalikan suatu proses.
Istilah aktuator sendiri digunakan untuk perangkat yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi gerakan-gerakan mekanis untuk mengendalikan proses.
Kontaktor
Motor
Motor Stepper
Katup-katup kontrol direksional
Hal tersebut karena sebuah PLC tersusun dari ratusan bahkan ribuan relay, counter,
timer dan juga memori.
Semua Internal relay dimiliki oleh semua jenis maupun merk PLC, namun cara
penomeran dan jumlah maksimum yang diperbolehkan masing-masing berbeda.
Bagi kebanyakan programer, Internal Relay memberikan kebebasan untuk
melaksanakan operasi internal yang lebih rumit tanpa memerlukan penggunaan
biaya mahal untuk beberapa output relay.
Dalam contoh pemrograman Internal Relay dapat disimbolkan dengan IR.
3. Counters
Counter sama dengan input relay yang secara fisik tidak ada.
Komponen ini merupakan simulasi counter dan dapat diprogram untuk menghitung
banyak pulsa, dapat menghitung naik atau turun atau keduanya naik dan turun.
4. Timers
Timer juga merupakan komponen maya yang secara fisik tidak dapat ditemui.
Komponen ini dibuat dengan banyak ragam dan yang paling umum adalah tipe
tunda saat ON (on delay) dan tunda saat OFF (off delay) dan dua tipe yang dapat
menyimpan data atau tidak dapat menyimpan data (retentive dan nen-retentive
type), variasi kenaikan 1 ms sampai dengan 1s.
Wujud dari output relay ini dapat berupa transistor, relay atau triac tergantung pada
model yang dipilih pengguna.
6. Data storage