Anda di halaman 1dari 17

Sekilas Sejarah PLC

OLEH IEBHE · DIPUBLIKASIKAN 1 OKTOBER 2009 · DI UPDATE 3 AGUSTUS 2017


Sebelum PLC diciptakan, sistem kontrol yang digunakan untuk membantu kegiatan produksi
di industri-industri pada masa itu masih berbasis relay logic.
Sistem berbasis relay logic menggunakan relay untuk melakukan kegiatan pengendalian
system. Namun, sayangnya penggunaan relay ini tidak terlalu memuaskan karena kurang
fleksibel terhadap perubahan dalam sistem. Apabila suatu pabrik ingin meningkatkan
kapasitas produksinya, maka sistem kontrol yang mengendalikan kegiatan produksi di pabrik
tersebut juga harus dirubah.
Dalam sistem kendali berbasis relay logic, perubahan tersebut membutuhkan biaya yang
besar dan sangat melelahkan. Selain itu sistem berbasis relay logic juga menyita ruang yang
banyak dan biaya pemeliharaannya juga sangat besar.

Gambar 1. Latching Relay.

The Hydramatic Division pada General Motors Corporation lah yang pertama kali
menspesifikasikan kriteria-kriteria untuk Programmable Logic Controller (PLC) yang
pertama pada tahun 1968. Tujuan mereka saat itu adalah untuk menggantikan sistem kontrol
berbasis relay yang mereka gunakan karena tidak fleksibel dan memakan biaya yang sangat
besar.
Untuk itu, mereka mengumumkan untuk menerima proposal yang sanggup untuk
menggantikan sistem kontrol relay mereka dengan suatu perangkat elektronik yang handal
dengan spesifikasi – spesifikasi sebagai berikut:

1. Sistem kontrol yang baru tersebut harus mempunyai harga yang bersaing dengan sistem
kontrol berbasis relay yang digunakan saat itu.
2. Sistem tersebut harus tahan terhadap kondisi lingkungan industri yang berat.
3. Antarmuka input dan output harus mudah untuk diganti-diganti.
4. Controller harus didesain dalam bentuk modul-modul sehingga bagian-bagian tertentu
dapat dilepas sewaktu-waktu untuk penggantian atau perbaikan.
5. Sistem kontrol mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan data dan mengirimkannya
kecentral system.
6. Sistem kontrol tersebut harus dapat digunakan lagi untuk kondisi yang berbeda.
7. Metode untuk memprogram controller harus sederhana sehingga mudah dipahami oleh
karyawan pabrik.
Proposal yang menang dan memenuhi spesifikasi yang diinginkan oleh Hydramatic Division
adalah proposal yang dimenangkan oleh Bedford Associates. Dick Morley salah satu
anggota tim dari Bedford Associates yang memenangkan proposal tersebut dianggap sebagai
“bapak” dari PLC. PLC pertama yang diciptakan oleh Bedford Associates tersebut memenuhi
semua kriteria yang diinginkan oleh Hydramatic Division.
Dalam waktu singkat penggunaan PLC mulai menyebar ke industri-industri lain. Pada tahun
1971, PLC mulai digunakan untuk menggantikan relay pada industri-industri seperti: industri
makanan dan minuman, industri pengolahan metal, industri manufaktur, dan industri pulp dan
kertas.

Gambar 2. Keluarga PLC Allen-Bradley

Kesuksesan PLC ini dikarenakan kemampuannya yang merupakan sebuah peningkatan


signifikan dari sistem kontrol berbasis relay karena lebih mudah digunakan, membutuhkan
ruang dan energi yang lebih sedikit, mempunyai indikator-indikator untuk mendiagnosis
sehingga lebih memudahkan troubleshooting apabila terjadi masalah, dan dapat digunakan
lagi untuk proyek yang lain apabila proyek yang sedang berjalan dihentikan.
Kemampuan PLC terus dikembangkan hingga sekarang. PLC saat ini mempunyai scan
times yang lebih cepat karena menggunakan teknologi mikroprosesor yang lebih maju.
Kemampuan input-output nya juga meningkat menjadi lebih hemat ruang dan berbiaya lebih
rendah. Walaupun kemampuan PLC terus meningkat sehingga mempunyai scan times yang
lebih cepat, tipe-tipe antarmuka yang lebih bervariasi, kemampuan memproses data yang
lebih canggih, namun spesifikasi PLC tetap mempertahankan tujuan awal penciptanya, yaitu
mudah untuk digunakan dan dipelihara.

Apa itu PLC dan Apa Fungsinya


OLEH IEBHE · DIPUBLIKASIKAN 3 OKTOBER 2009 · DI UPDATE 4 AGUSTUS 2017
Kata Programmable Logic Controller atau yang sering disingkat dengan PLC seringkali
kita temui beberapa tahun terakhir. Pada mulanya alat ini digunakan untuk menggantikan
sistem kontrol berbasis relay yang tidak fleksibel dan mahal (baca : sejarah PLC).
Namun, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan PLC, atau sekedar perangkat pengendali
saja?

Lalu apa fungsi sebenarnya dari suatu Programmable Logic Controller itu?
Nah, di dalam topik ini akan kita ulas mengenai definisi dan fungsi dari PLC tersebut dari
berbagai sumber yang dapat dipercaya.

Apa itu PLC?


Berdasarkan namanya, konsep Programmable Logic Controller adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan untuk menyimpan program yang telah dibuat ke
dalam memory, yang dengan mudah dapat diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU),
yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi,
negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga
menghasilkan output yang diinginkan.
Gambar PLC Allen Bradley dan modul-modulnya
Sedangkan menurut National Electrical Manufacturing Assosiation (NEMA), PLC
didefinisikan sebagai suatu perangkat elektronik digital dengan memori yang dapat
diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang menjalankan fungsi-fungsi spesifik
seperti: logika, sekuen, timing, counting, dan aritmatika untuk mengontrol suatu mesin
industri atau proses industri sesuai dengan yang diinginkan.
PLC mampu mengerjakan suatu proses terus menerus sesuai variabel masukan dan
memberikan keputusan sesuai keinginan pemrograman sehingga nilai keluaran tetap
terkontrol.

Gambar PLC Ge Fanuc CIM-003


Definisi lain menurut forumsains.com, PLC merupakan “komputer khusus” untuk aplikasi
dalam industri, untuk memonitor proses, dan untuk menggantikan hard wiring control dan
memiliki bahasa pemrograman sendiri.
Akan tetapi PLC berbeda dengan perangkat komputer karena dirancang untuk instalasi dan
perawatan oleh teknisi dan ahli listrik di industri yang tidak harus mempunyai kemampuan
elektronika tinggi dan memberikan kendali yang fleksibel berdasarkan eksekusi instruksi
logika.

Sedangkan menurut Capiel (1982), PLC adalah sistem elektronik yang beroperasi secara
digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan
memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang
mengimplementasikanfungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan
dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital
maupun analog.

Kegunaan dan Fungsi PLC


Fungsi dan kegunaan dari PLC dapat dikatakan hampir tidak terbatas. Tapi dalam prakteknya
dapat dibagi secara umum dan khusus.

Fungsi Umum
Secara umum fungsi dari PLC adalah sebagai berikut :
1. Kontrol Sekuensial
Memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan
teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step / langkah dalam proses
sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant
Memonitor suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah
melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator.

Fungsi Khusus
Sedangkan secara khusus, PLC mempunyai fungsi sebagai pemberi masukan (input) ke CNC
(Computerized Numerical Control) untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut.
CNC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya jika dibandingkan
dengan PLC.
Perangkat ini, biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding
dan sebagainya.

Kelebihan PLC

Penggunaan PLC di dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri


sudah menjadi suatu kebutuhan, terutama untuk menggantikan sistem pengkabelan (wiring)
yang masih dipergunakan pada sistem sebelumnya.
Para pengguna mulai mengalihkan perhatian kepada PLC karena
banyakkelebihan maupun keuntungan yang ditawarkan oleh sistem yang dapat diprogram
kembali ini. Adapun kelebihan maupun keuntungan tersebut antara lain:
1. Fleksibel
Dahulu, penggunaan perangkat sistem kendali membutuhkan banyak sistem pengolahan
untuk masing-masing perangkat saja.

Misalnya jika terdapat lima mesin maka dibutuhkan lima pengendali. Hal tersebut kini
teratasi dengan menggunakan PLC. Cukup menggunakan sebuah PLC saja, banyak perangkat
yang dapat dijalankan dengan programnya masing-masing.

Sistem pengkabelan mulai dibenahi dan direduksi, semakin sedikit kabel yang digunakan dan
ringkat/ sederhana. Tak perlu banyak ruang untuk menempatkannya.

2. Harganya Lebih Murah


Jika kita melihat kembali kepada sisi fleksibilitasnya tentunya sudah menjadi jawaban,
dimana harga yang dikeluarkan jauh lebih sedikit (murah) jika dibandingkan dengan
menggunakan sistem sebelumnya.

Ketika sistem lama (relay) masih banyak menggunakan pengkabelan yang memakan banyak
biaya, PLC menawarkan pengkabelan yang sederhana. Pengkabelan dapat dilakukan dengan
jumlah yang banyak hanya dengan sebuah PLC, karena PLC
mencakup relay, timer, counter,sequencer, dan beberapa fungsi yang dapat disesuaikan
sesuai dengan kebutuhan.
3. Jumlah Kontak yang Banyak
Banyaknya kontak yang dimiliki sebuah PLC memberikan banyak kemudahan kepada
pengguna. Tidak hanya dari segi finansial, tetapi juga sisi instalasi. Akan jauh lebih
sederhana dan mudah jika dibandingkan dengan relay.

Misalnya saja pada PLC-5, sebuah PLC keluaran Allen Bradley dengan jumlah kontak
minimal 16-32 kontak, sementara itu relay menyediakan kontak sejumlah 4-8 kontak.

4. Dapat Melakukan Pemrograman, Pemrograman Ulang dan Koreksi dengan Mudah


PLC memiliki kelebihan dimana sistemnya dapat diprogram ulang secara cepat, proses
produksi yang bercampurpun dapat diselesaikan dengan cepat. Bahkan ketika sistem sedang
dijalankan.

Bila salah satu sistem akan diubah atau dikoreksi, pengubahannya hanya dilakukan pada
program yang terdapat di komputer, dengan waktu yang relatif singkat, setelah itu baru
didownload ke PLC. Jika dengan relay, diperlukan pengubahan pada pengkabelannya,
waktunya akan sangat lama dan beresiko tinggi sehingga harus mematikan sistem yang
sedang berjalan.

5. Metode Pemrograman Mudah dan Bermacam-macam


Banyak metode untuk membuat suatu program pada PLC. Seperti pada
penjelasanpemrograman pada PLC, disebutkan bahwa terdapat banyak metode yang
ditawarkan untuk membuat suatu program pada PLC, di antaranya Ladder Logic Diagram,
Mneumonic dan Function Block Diagram. Setiap programmer dapat memiih metode sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan.
6. Menyederhanakan Komponen-Komponen Sistem Kendali
Dalam PLC juga terdapat timer, counter, relay dan komponen lainnya, sehingga tak lagi
membutuhkan komponen-komponen tersebut sebagai tambahan.
Penggunaan relaymembutuhkan counter, timer atau komponen lain untuk perangkat
tambahan.
7. Keamanan Terjamin
Jika dilihat dari sisi keamanan, PLC tergolong perangkat yang luar biasa aman, dari segi
dokumentasi, perangkat dan hal-hal mengenai program. PLC mempunyai sistem penguncian
(lock), sehingga mengurangi dan dapat menghindarkan dari adanya pecurian dalam bentuk
apapun.
8. Adanya Record Data dan Interface yang Memudahkan Pengguna
PLC dirancang untuk mampu menyimpan data-data yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan dan program. Dimudahkan dengan adanya interface yang dapat menampilkan
proses, data maupun perbandingan ke dalam suatu perangkat komputer (PC) yang terhubung
dengan PLC.
9. Sistem Terbaru dengan Wireless
Sistem terbaru dari PLC yaitu dengan menawarkan sistem yang wireless dan dapat diakses
oleh penggunanya dengan mudah dan jarak jauh. Tak harus masuk ke dalam kantor atau
ruangan khusus.

10. Upgrade Sistem dan Komponen Lebih Cepat


Pengguna dapat Menambahkan komponen-komponen kendali setiap saat dan tanpa
memerlukan tenaga juga biaya yang besar seperti pada pengendali konvensional (relay).
Dimudahkan juga dengan komponen yang tersedia dalam bentuk paket modul, pemasangan
dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

Kekurangan PLC
Menyambung pada artikel sebelumnya, PLC tak hanya memiliki kelebihan. Sebagai hasil
ciptaan manusia, tentunya PLC masih mempunyai kekurangan dan kelemahan yang pada
setiap generasinya dilakukan koreksi dan penyempurnaan.
PLC pada perannya sebagai sistem kendali memiliki kelemahan yang cukup mendasar dan
masih terus ditekan agar dapat diperoleh hasil yang mendekati kesempurnaan dan harapan
yang ada, baik oleh vendor maupun oleh pengguna tentunya.

Adapun kekurangan-kekurangan PLC dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Teknologi Masih Baru
Pengubahan sistem lama yang mempergunakan relay ke dalam konsep komputer PLC masih
dianggap baru bagi sebagian orang. Tentunya hal ini menjadikan suatu tantangan besar bagi
vendor PLC untuk meningkatkan pengenalan PLC ke dalam masyarakat umum maupun
masyarakat teknologi (khususnya).
Sementara ini, PLC banyak digunakan pada level industri saja, belum banyak merambah
dunia yang lebih luas yaitu masyarakat. Meskipun tak terlalu mempengaruhi pasar industri,
dengan mengenal sistem PLC orang akan dapat memiliki ketertarikan tersendiri untuk
mengasah ilmu khususnya dalam bidang kendali dengan PLC dan membuat implementasinya
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Aplikasi Program PLC Kurang Cocok untuk Aplikasi Statis (Tetap)

Gambar Panel Kendali (Control Panel) PLC

Aplikasi-aplikasi PLC dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Di lain sisi, beberapa
aplikasi merupakan aplikasi dengan satu fungsi. Jarang sekali dilakukan perubahan bahkan
tidak sama sekali atau statis.

Hal tersebut membuat penggunaan PLC pada aplikasi dengan satu fungsi dinilai tidak efektif
bahkan dapat menghabiskan biaya yang besar alias boros.

Oleh sebab itu, penggunaan PLC pada aplikasi kecil tidak direkomendasikan oleh para ahli
sistem kendali.

3. Operasi dengan Rangkaian yang Statis (Tetap)


Kinerja PLC menjadi tidak optimal dan efektif bahkan memboroskan biaya jika rangkaian
pada sebuah operasi tidak dilakukan perubahan secara menyeluruh. Proses justru akan
menjadi lambat dan membuat sistem terganggu, mempengaruhi pada hasil produksi dan
keluaran.

4. PLC Rentan terhadap Perubahan Suhu dan Keadaan Lingkungan


Menjadikan sebuah pertimbangan ketika suatu perangkat yang akan dipergunakan memiliki
kelemahan yang cukup mengkhawatirkan. Dalam suatu kalang proses industri, lingkungan
akan memiliki perubahan suhu dan keadaan yang tidak dapat diduga, seringkali pemanasan
yang sangat luar biasa terjadi, vibrasi yang berhubungan langsung dengan alat-alat elektronik
di dalam PLC dan keadaan lingkungan maupun lapangan yang tidak dapat dipungkiri dapat
menyebabkan debu yang mengotori perangkat PLC.
Apabila hal-hal tersebut terjadi secara terus menerus, kinerja pada sistem PLC akan
terganggu dan tidak dapat berjalan secara maksimal.

Hal-hal tersebut banyak terjadi khususnya pada PLC generasi lama. Kekurangan PLC ini
untuk PLC generasi baru mulai dapat dikendalikan dan dikurangi secara perlahan oleh
vendor.

Komponen PLC
Mengenal Komponen Penyusun PLC – bagian 1
Artikel berseri kali ini akan membahas lebih dalam mengenai komponen-komponen
penyusun PLC. Komponen apa saja yang ada di dalam PLC, dan apa fungsi masing-masing
komponen tersebut.

Pada umumnya, terdapat 5 (lima) komponen utama yang menyusun suatu PLC. Semua
komponen tersebut harus ada untuk dapat menjalankan suatu PLC secara normal.

Komponen-komponen utama dari suatu PLC adalah sebagai berikut:

Gambar konfigurasi komponen-komponen PLC

1. Unit CPU (Central Processing Unit)


Merupakan bagian yang berfungsi sebagai otak bagi sistem.

CPU berisi mikroprosesor yang menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan melaksanakan


tindakan-tindakan pengontrolan sesuai dengan program yang telah tersimpan, lalu
mengkomunikasikan keputusan-keputusan yang diambilnya sebagai sinyal kontrol ke output
interface.
Scan dari program umumnya memakan waktu 70 ms , tetapi hal tersebut tergantung dari
panjang pendeknya program serta tingkat kerumitannya.

2. Unit Memori
Memori didalam PLC digunakan untuk menyimpan data dan program. Secara fisik, memori
ini berupa chip dan untuk pengaman dipasang baterai back-up pada PLC. Unit memori ini
sendiri dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu:

 Volatile Memory, adalah suatu memori yang apabila sumber tegangannya dilepas maka data
yang tersimpan akan hilang . Karena itu memori jenis ini bukanlah media penyimpanan
permanen. Untuk penyimpanan data dan program dalam jangka waktu yang lebih lama maka
memori ini harus mendapat daya terus-menerus.hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan
baterai. Ada beberapa jenis memori volatil yaitu RAM (Random Access Memory), SRAM (Static
RAM)dan DRAM (Dynamics RAM).
 Non-Volatile Memory, merupakan kebalikan Volatile Memory yaitu suatu memori yang meski
sumber tegangan dilepas data yang tersimpan tidak akan hilang.Salah satu jenis memori ini
adalah ROM (Read Only Memory). Memori jenis ini hanya dapat dibaca saja dan tidak dapat di
tambah ataupun dirubah. Isi dari ROM berasal dari pabrik pembuatnya yang berupa sistem
operasi dan terdiri dari program-program pokok yang diperlukan oleh sistem PLC. Untuk
mengubah isi dari Rom maka diperlukan memori jenis : EPROM (Erasable Programmable
ROM) yang dapat dihapus dengan mengekspos chip pada cahaya ultra violet pekat.

3. Unit Power Supply


Unit power supply atau unit catu daya diperlukan untuk mengkonversi tegangan masukan AC
(220Volt ~ 50Hz) atau DC (24Volt) sumber menjadi tegangan rendah DC 5 Volt yang
dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-rangkaian dala input/outpur interface.

Kegagalan dalam pemenuhan tegangan oleh power suply dapat menyebabkan kegagalan
operasi PLC. Untuk itu diperlukan adanya baterai cadangan dengan tujuan agar pada saat
voltage=dropping, data yang ada pada memori tidak hilang.

4. Unit Programmer
Komponen programmer merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan PLC.
Programmer mempunyai beberapa fungsi yaitu :

 RUN, untuk mengendalikan suatu proses saat program dalam keadaan aktif.
 OFF, untuk mematikan PLC sehingga program dibuat tidak dapat dijalankan.
 MONITOR, untuk mengetahui keadaan suatu proses yang terjadi dalam PLC.
 PROGRAM, menyatakan suatu keadaan dimana programmer/ monitor digunakan untuk
membuat suatu program.

5. Unit Input/Output
Unit Input/output menyediakan antarmuka yang menghubungkan sistem dengan dunia luar,
memungkinkan dibuatnya sambungan-sambungan/koneksi antara perangkat-perangkat input,
semisal sensor, dengan perangkat output, semisal motor dan selenoida, melalui kanal-kanal
input/output.

Demikian pula, melalui unit input/output, program-program dimasukkan dari panel program.
Setiap titik input/output memiliki sebuah alamat unik yang dapat digunakan oleh CPU.

Komponen input dan output akan dijelaskan lebih lanjut dalam artikel (bagian 2)

Mengenal Komponen PLC – bagian 2 – Unit I/O


Unit input/output atau sering disingkat dengan Unit I/O adalah komponen PLC yang paling
penting. Komponen ini berfungsi untuk menyediakan antarmuka yang menghubungkan
sistem dengan dunia luar.
Keadaan tersebut memungkinkan untuk dibuat sambungan-sambungan antara perangkat-
perangkat input, seperti sensor, dengan perangkat output, seperti motor dan selenoida,
melalui panel-panel yang tersedia.

Demikian pula, melalui unit input/output, program-program dimasukkan dari panel program.
Masing-masing point input/output memiliki sebuah alamat spesifik yang dapat digunakan
oleh CPU untuk mengaksesnya.

Berikut contoh PLC dengan lokasi Input dan Outputnya


Gambar I/O pada PLC type single box

1. Perangkat Input
Pada PLC, perangkat input biasanya digunakan untuk perangkat-perangkat digital dan analog,
seperti saklar mekanis, potensiometer, termistor, strain gauge, dan thermocoupler.

Beberapa perangkat tambahan tadi bertindak sebagai sensor, yang nantinya akan
menghasilkan output digital(discrete), yaitu kondisi ‘ON(1)’/’OFF(2)’, dan dapat
dihubungkan dengan mudah ke port-port input PLC.
Sensor-sensor yang menghasilkan sinyal-sinyal analog harus terlebih dahulu
diubah(diconvert) menjadi sinyal-sinyal digital sebelum dihubungkan ke port-port PLC.
Contoh beberapa sensor yang umum digunakan yaitu:

 Saklar-saklar mekanik
 Saklar-saklar jarak(proximity switch)
 Sensor-sensor suhu
 Straingauge

Gambar konfigurasi I/O pada PLC secara umum


2. Perangkat output
Port-port pada output sebuah PLC dapat berupa tipe relay atau tipe isolator-optik dengan
transistor atau tipe triac, bergantung pada perangkat yang dihubungkan kepadanya, yang akan
dikendalikan.

Umumnya, sinyal digital dari salah satu kanal output sebuah PLC digunakan untuk
mengendalikan sebuah aktuator yang pada saatnya mengendalikan suatu proses.

Istilah aktuator sendiri digunakan untuk perangkat yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi gerakan-gerakan mekanis untuk mengendalikan proses.

Berikut ini beberapa contohnya:

 Kontaktor
 Motor
 Motor Stepper
 Katup-katup kontrol direksional

Gambar konfigurasi komponen PLC-5 Allen Bradley


Demikian penjelasan mengenai komponen Input dan Output yang merupakan salah
satu komponen PLC yang paling penting. Tanpa unit I/O ini PLC tidak akan dapat bekerja.
Komponen Tambahan PLC
Selain komponen dasar yang telah dibahas pada topik sebelumnya, PLC juga
memiliki komponen tambahan yang dapat membuat fungsi maupun kinerjanya
menjadi semakin optimal.

Hal tersebut karena sebuah PLC tersusun dari ratusan bahkan ribuan relay, counter,
timer dan juga memori.

Gambar komponen relay secara umum

Berikut komponen-komponen tambahan pada PLC:

1. Input relay atau kontaktor


Komponen ini dihubungkan ke dunia luar (antarmuka) PLC, dan secara fisik
komponen ini ada serta menerima sinyal dari source, sensor dan lain sebagainya.

2. Internal, utility relay


Internal Relay tidak dapat diakses secara langsung untuk digunakan sebagai input
maupun output.
Komponen ini merupakan relay semu yang merupakan bit digital (0/1) yang disimpan
pada internal image register.
Dilihat dari sudut pandang pemrograman, semua internal relay mempunyai satu coil
dan mempunyai sebanyak contact sesuai yang diinginkan oleh programer.

Semua Internal relay dimiliki oleh semua jenis maupun merk PLC, namun cara
penomeran dan jumlah maksimum yang diperbolehkan masing-masing berbeda.
Bagi kebanyakan programer, Internal Relay memberikan kebebasan untuk
melaksanakan operasi internal yang lebih rumit tanpa memerlukan penggunaan
biaya mahal untuk beberapa output relay.
Dalam contoh pemrograman Internal Relay dapat disimbolkan dengan IR.

3. Counters
Counter sama dengan input relay yang secara fisik tidak ada.

Komponen ini merupakan simulasi counter dan dapat diprogram untuk menghitung
banyak pulsa, dapat menghitung naik atau turun atau keduanya naik dan turun.

Selama waktu simulasi dapat dibatasi kecepatan hitungnya.

Beberapa perusahaan membuat counter berkecepatan tinggi dengan bantuan


tambahan hardware.

4. Timers
Timer juga merupakan komponen maya yang secara fisik tidak dapat ditemui.

Komponen ini dibuat dengan banyak ragam dan yang paling umum adalah tipe
tunda saat ON (on delay) dan tunda saat OFF (off delay) dan dua tipe yang dapat
menyimpan data atau tidak dapat menyimpan data (retentive dan nen-retentive
type), variasi kenaikan 1 ms sampai dengan 1s.

5. Output Relays (Kumparan)


Output relay merupakan komponen tambahan yang dihubungkan dengan dunia luar,
memiliki bentuk fisik dan melaksanakan tugas mengirimkan sinyal ON/OFF ke
solenoid, lampu dan komponen keluaran lain.

Wujud dari output relay ini dapat berupa transistor, relay atau triac tergantung pada
model yang dipilih pengguna.
6. Data storage

Gambar data storage memory PLC

Data storage merupakan suatu register untuk menyederhanakan penyimpanan.


Biasanya difungsikan sebagai alat penyimpanan data.

Anda mungkin juga menyukai