Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNIK OTOMASI - P1

PROGAMMABLE LOGIC CONTROLLER S7200


SIEMENS CPU 224-01.22
Disusun oleh :
Risydah Rosyidah Fajriyah

(2413 031 035)

Asisten :
Hiskia Junanta Ginting

(2411 100 045)

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
i

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM


TEKNIK OTOMASI - P1

PROGAMMABLE LOGIC CONTROLLER S7200


SIEMENS CPU 224-01.22
Disusun oleh :
Risydah Rosyidah Fajriyah

(2413 031 035)

Asisten :
Hiskia Junanta Ginting

(2411 100 045)

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
ii

ABSTRAK
Seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi yang
diaplikasikan pada suatu industri semakin berkembang yang salah
satunya adalah Programmable Logic Controller (PLC).
Programmable Logic Controller (PLC). Programmable Logic
Controller (PLC) adalah sebuah alat kontrol yang bekerja
berdasarkan pada pemrograman dan eksekusi instruksi logika.
PLC dalam sistem kerjanya didukung oleh memori ( RAM, ROM,
EPROM ), saluran-saluran ( Bus ), data, alamat dan control.
Terdapat beberapa macam bahasa pemrograman yang digunakan
untuk PLC seperti Ladder Diagram, Function Block Diagram,
Structure Text, dan Statement List. Akan tetapi yang digunakan
pada percobaan PLC ini yaitu ladder diagram karena dianggap
lebih mudah. Untuk ladder diagram yang dibuat sebanyak tiga
Rung. Rung pertama menggunakan rangkaian interlock untuk
mengendalikan pompa 1 dan indikator lampu merah yang
dimaksudkan agar ketika air menyentuh sensor bawah dua pompa
tidak menyala secara bersama. Rung kedua berupa rangkaian self
holding untuk mengendalikan pompa 2 yang dimaksudkan agar
ketika air menyentuh sensor atas maka pompa 2 akan menyala
untuk memindahkan air. Rung ketiga mengendalikan indikator
lampu kuning yakni ketika air menyentuh sensor tengah.
Pemrograman dasar PLC Siemens S7-200 pada software
menggunakan ladder diagram. Untuk software yang digunakan
adalah Step 7-micro/Win 32 V3.1.1.6.
Kata Kunci: PLC, Ladder Diagram, dan Rung

iv

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

ABSTRACT
Along with the development of the times, the technology
applied in a growing industry, one of which is a Programmable
Logic Controller (PLC). Programmable Logic Controller (PLC).
Programmable Logic Controller (PLC) is a control tool that
works based on the programming and instruction execution logic.
PLC in the system works supported by the memory (RAM, ROM,
EPROM), channels (bus), data, address and control. There are
several kinds of programming languages used for the PLC such
as Ladder Diagram, Function Block Diagram, Structured Text,
and Statement List. However, used in experiments PLC ladder
diagram because this is considered easier. For ladder diagram
made three Rung. First rung use interlock circuit for controlling
the pump 1 and the red light indicator which meant that when
water touches the sensor under two pump does not turn together.
The second rung in the form of self-holding circuit for controlling
pump 2 which meant that when water touches the sensor on the
pump 2 will light to move water. The third rung control indicator
lights yellow when water touches the sensor the middle. Siemens
S7-200 PLC basic programming in software using a ladder
diagram. For software that is used is Step 7-Micro / Win 32
V3.1.1.6.
Keywords: PLC, Ladder Diagram, and Rung

vi

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

vii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena
atas rahmat dan karunia-Nya, praktikan mampu menyelesaikan
Laporan Resmi Teknik Otomasi mengenai Programmable Logic
Controller (PLC) yang diselenggarakan oleh Laboratorium
Rekayasa Instrumentasi Jurusan Teknik Fisika ITS.
Dalam laporan ini, praktikan melaporkan hasil praktikum
Teknik Otomasi P1 mengenai Programmable Logic Controller
(PLC) serta kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini.
Tak lupa, praktikan mengucapkan terima kasih kepada
asisten laboratorium yang telah mengajarkan, membimbing, dan
mendampingi praktikan selama praktikum berlangsung sampai
laporan ini disusun. Praktikan juga mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi sempurnanya laporan resmi ini.

Surabaya, 4 Mei 2015

Penulis

viii

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

ix

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................... 1
1.4 Sistematika Laporan .............................................. 2
BAB II DASAR TEORI
2.1 Programmable Logic Controller (PLC) ................ 3
2.2 Sistem Kerja PLC .................................................. 5
2.3 Bahasa Pemrograman ............................................ 6
2.4 Program Interlock .................................................. 7
2.5 Timer dan Counter................................................. 9
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan .............................................................. 11
3.2 Prosedur Percobaan ............................................. 11
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data ........................................................ 13
4.2 Pembahasan ......................................................... 13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................... 15
5.2 Saran .................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

xi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 PLC Siemens S-7 200 ........................................ 4
Gambar 2.2 Arus Informasi PLC ........................................... 5
Gambar 2.3 Simbol pada Ladder Diagram ............................ 6
Gambar 2.4 Simbol Interlock ................................................. 8
Gambar 2.5 Simbol Interlock Clear ....................................... 8
Gambar 2.6 Diagram Waktu Instruksi Timer......................... 9
Gambar 3.1 Sistem Pengendalian Level dan Mixing ........... 11
Gambar 4.1 Ladder Diagram PLC ...................................... 13

xii

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

xiii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Alamat Mixing Tank ............................................. 11

xiv

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

xv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi dituntut
untuk berkembang semakin canggih. Dimana teknologi-teknologi
tersebut sebagian besar diaplikasikan pada suatu industri. Dengan
berkembangnya teknologi tersebut maka dalam dunia industri
menuntut agar dapat meningkatkan hasil produksi secara efektif
dan efisien. Dengan adanya tuntutan tersebut maka sistem kendali
yang digunakan pada suatu industri sebagian besar menggunakan
kendali otomatis yaitu Programmable Logic Controller (PLC).
Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah alat kontrol
yang bekerja berdasarkan pada pemrograman dan eksekusi
instruksi logika. Dengan menggunakan PLC maka dalam
mengendalikan atau mengoperasikan suatu sistem akan lebih
mudah karena dapat dikontrol melalui komputer secara otomatis,
dan apabila terdapat kesalahan pada suatu sistem kontrol akan
lebih mudah diatasi.
Oleh karena itu dilakukan praktikum teknik otomasi
mengenai Programmable Logic Controller (PLC) agar dapat
memahami dan mengetahui mengenai pemrograman, serta
hardware dan software yang digunakan pada PLC.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan Programmable
Logic Controller (PLC) ini yaitu:
1. Bagaimana pemrograman dasar PLC Siemens S7-200?
2. Bagaimana hardware dan software PLC Siemens S7200?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilakukan percobaan Programmable Logic
Controller (PLC) ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pemrograman dasar PLC Siemens S7200
1

2
2. Untuk mengetahui hardware dan software PLC Siemens
S7-200?
1.4 Sistematika Laporan
Adapun sistematika penulisan laporan Programmable Logic
Controller (PLC) ini yakni disusun atas beberapa bab, dimana
setiap bab terdiri atas beberapa subbab. Bab I adalah
pendahuluan. Bab II adalah dasar teori mengenai Programmable
Logic Controller (PLC). Bab III adalah metodologi percobaan.
Bab IV adalah analisa data dan pembahasan dari hasil percobaan
yang dilakukan. Serta bab V yaitu penutup.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Programmable Logic Controller (PLC)
Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer
elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki
fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang
beraneka ragam. Definisi Programmable Logic Controller
menurut Capiel (1982) adalah sistem elektronik yang beroperasi
secara digital dan didesain untuk pemakaian di lingkungan
industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat
diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi
yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika,
urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk
mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital
maupun analog.
Adapun konsep dari PLC yaitu:
1. Programmable
Menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan
mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
2. Logic
Menunjukkan kemampuan dalam memproses input
secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan
operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan,
membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain
sebagainya.
3. Controller
Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan
mengatur proses sehingga menghasilkan output yang
diinginkan.
PLC dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay
sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram,
alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang
yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian
komputer secara khusus. PLC memiliki bahasa pemrograman
3

4
yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program
yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai
dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan.

Gambar 2.1 PLC Siemens S7-200


Input yang diberikan ke PLC disimpan dalam memori,
kemudian diproses oleh PLC berdasarkan instruksi logika yang
telah diprogram sebelumnya. Hasil proses adalah berupa output,
output inilah yang dipakai untuk mengontrol peralatan. Kerja dari
PLC ini sepenuhnya tergantung dari program yang terdapat di
memori ini.
Tugas dari bagian pemroses adalah memproses data yang
berasal dari input dan kemudian sebagai hasilnya adalah berupa
respon (output). Sinyal yang berasal dari bagaian proses ini,
berupa sinyal listrik yang kemudian dipakai untuk mengaktifkan
peralatan output seperti : motor, solenoid, lampu, katup dan lain
sebagainya. Dengan menggunakan peralatan output ini kita dapat
merubah besaran / kuantitas listrik menjadi kuantitas fisik.
Sinyal output PLC dikondisikan dan disesuaikan dengan
peralatan dari luar PLC. Sebab kadang-kadang PLC dihubungkan
secara langsung dengan actuator atau transducer yang terdapat di
sistem kontrol. Di pasaran kita temui ada dua macam PLC yaitu
PLC jenis Compact dan Modular. Pada PLC jenis Compact
antarmuka (interface) I/O sudah menyatu dengan CPU-nya,
sedangkan jenis modular antarmuka (interface) berupa modul I/O
yang terpisah dengan modul CPU.

5
2.2 Sistem Kerja PLC
PLC dalam sistem kerjanya didukung oleh memori ( RAM,
ROM, EPROM ), saluran-saluran ( Bus ), data, alamat dan
control. Dalam pemrogramannya, PLC selain dapat menyimpan
data, menghapus tetapi juga dapat diprogram secara berulang.
Pemrograman ini dapat dilakukan dengan menggunakan
komputer, Hand Held Programmer atau Light Pen Programmer.
Hubungan antara PLC dan Pemrograman dilakukan secara serial.
Kapasitas yang dapat disimpan dalam memori tergantung pada
jenis dan tipe PLC.
Dalam melaksankan instalasi PLC, penting sekali mengikuti
petunjuk instalasi pengkabelan dan koneksi di terminal masukan
dan terminal keluaran, hal ini untuk menghindari kesalahan dan
kerusakan akibat kesalahan instalasi.
Struktur PLC dapat dibagi ke dalam empat komponen utama:
1. Antarmuka ( interface ) input
2. Antarmuka ( interface ) output
3. Prosessing Unit ( CPU- Central Prosessing Unit )
4. Unit memori
Arus informasinya dalam PLC akan mengikuti jalur yang
sederhana seperti dibawah ini :

Gambar 2.1 Arus Informasi PLC


1. CPU akan membaca unit memori
2. Memeriksa status Antarmuka input

6
3.
4.

Memperbaharui status CPU


Memperbaharui status Antarmuka output

2.3 Bahasa Pemrograman


Terdapat banyak pilihan bahasa untuk membuat program
dalam PLC. Masing-masing bahasa mempunyai keuntungan dan
kerugian tergantung dari sudut pandang kita sebagai user /
pemogram.
a. Ladder Diagram
Ladder diagram atau sering disebut juga ladder logic
adalah bahasa pemrograman PLC yang menggambarkan
program dalam bentuk grafis. Adapun simbol-simbol
untuk ladder diagram sebagai berikut:

Gambar 2.3 Simbol pada Ladder Diagram


Diagram ini dikembangkan dari kontak-kontak relay yang
terstruktur yang menggambarkan aliran arus listrik.
Dalam diagram ini terdapat 2 buah garis vertikal, yang
mana garis vertikal sebelah kiri dihubungkan dengan
sumber tegangan positip catu daya, sedangkan garis

7
vertikal sebelah kanan dihubungkan dengan sumber
tegangan negatif catu daya.
Diantara 2 garis tersebut dipasang kontak-kontak yang
menggambarkan kontrol dari saklar, sensor dan output.
Satu baris dari diagram tersebut biasanya disebut dengan
istilah satu RUNG.
b. Function Block Diagram
Diagram fungsi atau FBD adalah bahasa pemrograman
PLC yang menggambarkan bentuk aliran daya atau aliran
sinyal dalam rung dengan menggunakan blok-blok
diagram fungsi logik (gerbang logik). Pada dasarnya
terdapat 3 macam blok fungsi logik dasar yaitu AND, OR
dan NOT (Inverse). Sedangkan fungsi logik lainnya dapat
dibangun dengan mengkombinasikan ketiga fungsi logik
dasar tersebut.
c. Structure Text
Struktur Teks (ST) adalah penulisan program PLC yang
dilakukan dengan menggunakan daftar teks atau notasi.
Tabel 5 berikut ini adalah contoh program PLC yang
ditulis sesuai dengan Standar DIN EN 61131-3 dan
Standar Program STEP 5 atau STEP 7, untuk operasi
dasar logik.
d. Statement List
Instruksi List (IL) atau sering juga disebut Statemen List
(SL) adalah bahasa pemrograman PLC tingkat tinggi.
Semua hubungan logika dan kontrol sekuens dapat
diprogram dengan menggunakan perintah atau instruksi
dalam bahasa pemrograman ini. Perintah-perintah atau
instruksi-instruksi yang digunakan mirip dengan bahasa
tingkat tinggi BASIC atau PASCAL.
2.4 Program Interlock
Program kendali PLC terdiri atas tiga unsur yaitu
alamat, instruksi, dan operand. Alamat adalah nomor yang
menunjukkan lokasi, instruksi, atau data dalam daerah
memori.Instruksi harus disusun secara berurutan dan

8
menempatkannya dalam alamat yang tepat sehingga seluruh
instruksi dilaksanakan mulai dari alamat terendah hingga alamat
tertinggi dalam program. Instruksi adalah perintah yang harus
dilaksanakan PLC. PLC hanya dapat melaksanakan instruksi yang
ditulis menggunakan ejaan yang sesuai. Oleh karena itu, pembuat
program harus memperhatikan tata cara penulisan instruksi.
Operand adalah nilai berupa angka yang ditetapkan sebagai data
yang digunakan untuk suatu instruksi. Operand dapat dimasukkan
sebagai konstanta yang menyatakan nilai angka nyata atau
merupakan alamat data dalam memori.
Pada PLC terdapat banyak jenis intruksi, salah satunya
adalah intruksi interlock. Pada intruksi ini ada dua jenis yaitu
interlock (IL) dan interlock clear (ILC).

Gambar 2.4 Simbol Interlock


Jika interlock dalam kondisi OFF, semua output dan timer
PVs diantara
arusIL(02)
dan
ILC(03)
akan masingmasing berhenti atau reset. Instruksi lain diperlakukan
sebagai NOP. Counter PVs dalam keadaan siaga. Jika kondisi ON
kembali, maka semua berjalan normal seperti biasa.

Gambar 2.5 Simbol Interlock Clear


Jika interlock dalam kondisi OFF, semua output dan timer
PVs diantara arus IL(02) dan ILC(03) akan masingmasing berhenti atau
reset. Instruksi lain diperlakukan
sebagai NOP. Counter PVs dalam keadaan siaga. Jika kondisi ON
kembali, maka semua berjalan normal seperti biasa.

9
2.5 Timer dan Counter
Instruksi timer digunakan untuk operasi tunda waktu.
Intruksi ini memerlukan dua operand yang terletak pada dua
baris instruksi, yaitu baris pertama untuk nomor timer dan yang
kedua untuk setting waktu (SV = Set Value). Meskipun demikian,
instruksi timer terletak dalam satu alamat. Nomor timer dipakai
bersama untuk nomor counter. Nomor timer/ counter hanya boleh
digunakan sekali. Maksudnya, sekali nomor timer/ counter telah
digunakan, sehingga tidak boleh digunakan untuk instruksi timer/
counter yang lain. Tetapi, nomor timer sebagai operand suatu
kontak dapat digunakan sebanyak yang diperlukan.

Gambar 2.6 Diagram Waktu Instruksi Timer

10

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan
Adapun peralatan yang dibutuhkan pada percobaan
Programmable Logic Controller (PLC) sebagai berikut:
1. Software step 7-micro/Win 32 V3.1.1.6
2. Plant mixing tangki
3.1 Prosedur Percobaan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada percobaan
Programmable Logic Controller (PLC) sebagai berikut:
1. Plant pengendalian level dan mixing tank disusun
sebagaimana gambar berikut.

Gambar 3.1 Sistem Pengendalian Level dan Mixing


2. Kondisi pada Plant mixing tangki dibuat.
Tabel 3.1 Alamat untuk Mixing Tank
ALAMAT
KETERANGAN
I0.0
Indikator Lampu Merah
I0.1
Sensor Atas
I0.2
Sensor Tengah
I0.3
Sensor Bawah
Q0.1
Mixer
Q0.2
Indikator Solenoid Valve
Q0.3
Pompa 2
Q0.4
Pompa 1
11

12

3. Software step 7-micro/Win 32 V3.1.1.6 dibuka untuk


penyusunan ladder diagram.
4. Ladder diagram dibuat sesuai dengan kondisi berikut :
a. Saklar dihidupksn sehingga menghidupkan pompa 1
(pompa atas).
b. Pompa atas mengisi tangka sehingga menghidupkan
sensor bawah.
c. Pompa atas terus menyala sehingga mengenai sensor
tengah yang membuat mixer hidup.
d. Mixer terus hidup sampai pada titik ketinggian sensor
atas.
e. Sensor atas hidup sehingga mematikan pompa 1
(pompa atas) dan mixer, serta menghidupkan pompa 2
(pompa bawah) untuk membuang air pada tangki.
f. Pompa 2 (pompa bawah) menyala sampai pada
ketinggian sensor tengah.
g. Ketika air terus-menerus dibuang dan mencapai
ketinggian pada sensor bawah maka pompa 2 (pompa
bawah) berhenti.
5. Instruksi dipilih dengan klik kanan, [bit logic] yang ada
pada pop down menu.
6. Instruksi diberi alamat sesuai dengan kondisi pada plant
PLC.
7. Setelah penyusunan ladder diagram selesai, program
dimasukkan atau dikoneksikan pada PLC dengan mengklik DOWNLOAD.
8. Program dijalankan dengan meng-klik RUN.
9. Hasil percobaan berupa ladder diagram yang telah

dibuat, dituliskan pada lembar kerja.

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
Berdasarkan percobaan Programmable Logic Control (PLC)
yang dilakukan, didapatkan hasil penyusunan ladder diagram
sebagai berikut:

Gambar 4.1 Ladder Diagram PLC


4.2 Pembahasan
Pada praktikum teknik otomasi mengenai Programmable
Logic Control (PLC), dilakukan percobaan pada plan mixing tank
yang telah terhubung dengan PLC Siemens S7-200. Percobaan
yang dilakukan dibuat logika program berdasarkan kondisi yang
telah dijelaskan pada analisa data. Berdasarkan kondisi tersebut,
13

14
dibuat ladder diagram pada Software Step 7-micro/Win 32
V3.1.1.6 yang terdiri atas tiga rung.
Rung pertama (Network 1) adalah ladder diagram yang
mengendalikan pompa 1 dengan alamat (Q0.4) dan indikator
lampu merah dengan alamat (I0.0). Pada ladder diagram tersebut
menggunakan sistem interlock dimana salah satu kondisi awal
yaitu Normally close (NC) dan menggunakan logika OR. Kondisi
NC tersebut yaitu pada pompa 2 dengan alamat Q0.3. Pada
kondisi tersebut dimaksudkan agar ketika sensor bawah mati
maka pompa 2 akan mati, sehingga salah satu pompa saja yang
menyala yaitu pompa 1.
Rung kedua (Network 2) adalah ladder diagram yang dibuat
dengan rangkaian Self Holding yang mengendalikan pompa 2
dengan alamat Q0.3 dengan input I0.3 yaitu sensor bawah dan
I0.1 untuk sensor atas. Ketika air menyentuh sensor atas maka
secara otomatis akan menyalakan pompa 2 untuk memindahkan
air ke tangki yang lain.
Rung ketiga (Network 3) adalah ladder diagram yang
mengendalikan mixer (Q0.1) dengan input sensor tengah dengan
alamat I0.2. Pada kondisi tersebut ketika sensor tengah tersentuh
air, maka secara otomatis akan menyalakan indikator lampu
kuning.
Adapun kendala yang dihadapi pada percobaan tersebut yaitu
tidak pernah menggunakan Software Step 7-micro/Win 32
V3.1.1.6, sehingga dalam proses pembuatan ladder diagram
membutuhkan waktu yang agak lama.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan Programmable Logic Controller
(PLC) yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemrograman dasar PLC Siemens S7-200 pada software
menggunakan ladder diagram dengan logika-logika
tertentu seperti OR, AND, dan lain sebagainya.
2. Adapun hardware yang digunakan pada percobaan
Programmable Logic Controller (PLC) adalah PLC
Siemens S7-200 yang komoponennya terdiri atas
antarmuka (interface) input, antarmuka (interface)
output, Prosessing Unit (CPU- Central Prosessing Unit),
dan unit memori. Sedangkan untuk software yang
digunakan adalah Software Step 7-micro/Win 32
V3.1.1.6.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya yaitu praktikan
lebih mempersiapkan dan mempelajari materi secara mendalam,
sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar.

15

16

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2015. Modul Praktikum Teknik Otomasi. Surabaya:
Laboratorium Rekayasa Instrumentasi
http://plckontrol.blogspot.com/ , diakses pada 03 Mei 2015 pada
pukul 13.00

LAMPIRAN
1. AND
Gerbang logika AND terdiri dari dua input atau lebih. Jika
salah satu input = 0, maka output akan = 0.
Tabel 1 Tabel Kebenaran AND
A
B
Y
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1

Persamaa
n
Boolean

Tabel 2 Gerbang Logika AND


Simbol
Ladder Diagram

Y = A.B

Tabel 3 K-map AND Berdasarkan Tabel Kebenaran AND


A/B
0
1
0

Berdasarkan Kmap tersebut diperoleh persamaan Y = AB.


Sehingga tabel kebenaran dan ladder diagram yang dihasilkan
dari Kmap sama dengan logika awal.
2. OR
Gerbang OR terdiri dari dua input atau lebih. Jika salah satu
input = 1, maka output = 1.

Tabel 4 Tabel Kebenaran OR


A
B
Y
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1

Persamaan
Boolean

Tabel 5 Gerbang Logika OR


Simbol
Ladder Diagram

Y=A+B

Tabel 6 K-map OR Berdasarkan Tabel Kebenaran OR


A/B
0
1
0

Berdasarkan Kmap tersebut diperoleh persamaan:


Y = (A + AB) + ( B + AB) = A + B
Sehingga ladder diagramnya menjadi:

Gambar 1 Ladder Diagram dari Persamaan Hasil Kmap


Dari ladder diagram tersebut maka diperoleh tabel kebenaran
sebagai berikut:

Tabel 7 Tabel Kebenaran Berdasarkan Kmap


A
B
Y
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
3. NAND
Gerbang NAND terdiri dari dua input atau lebih. Jika salah
satu input = 0, maka output akan =1.
Tabel 8 Tabel Kebenaran NAND
A
B
Y
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0

Persamaa
n
Boolean

Tabel 9 Gerbang Logika NAND


Simbol
Ladder Diagram

Y=

Tabel 10 K-map NAND Berdasarkan Tabel Kebenaran NAND


A/B
0
1
0

Berdasarkan Kmap tersebut, diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y=(
+A )+(
+ B) = A + B
Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat dibuat ladder
diagram sebagai berikut:

Gambar 2 Ladder Diagram NAND dari Persamaan


Dari ladder diagram diperoleh tabel kebenaran sebagai berikut:
Tabel 11 Tabel Kebenaran Berdasarkan Kmap
A
B
Y
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
4. NOR
Gerbang logika AND terdiri dari dua input atau lebih. Jika
salah satu input = 0, maka output akan = 0.
Tabel 12 Tabel Kebenaran NOR
A
B
Y
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0

Persamaan
Boolean

Tabel 13 Gerbang Logika NOR


Simbol
Ladder Diagram

Y=

Tabel 14 K-map NOR Berdasarkan Tabel Kebenaran NOR


A/B
0
1
0

Berdasarkan Kmap tersebut diperoleh persamaan Y =


.
Sehingga tabel kebenaran dan ladder diagram berdasarkan Kmap
sama dengan logika awal.

Anda mungkin juga menyukai